Selasa, 14 Juli 2009

Moral kebajikan dari air


Konfusius sedang bersantai sambil mengamati air sungai yang mengalir ke arah Timur. Zi Gong bertanya kepadanya, “Ketika seorang pria sedang mengamati air seperti ini, dia akan sangat menikmatinya. Mengapa seperti itu?

Konfusius berkata:


Karena air besar dapat terus mengalir tanpa henti. Air sangat baik, mengaliri setiap tanah dimana dia pergi, akan tetapi air tidak mengingat diri sendiri telah melakukan sesuatu yang sangat bagus. Ini seperti moral kebajikan.

Kemanapun dia pergi, meski kadang kadang berada di tempat rendah dan kadang-kadang di tempat tinggi, hanya mengikuti satu prinsip. Seperti halnya keadilan.
Air yang hebat mengalir setiap waktu tanpa henti. Seperti halnya Tao.

Ketika air harus mengalir ke ngarai sedalam puluhan ribu zhang (standard pengukuran China kuno setara dengan 10 chi, atau 11 kaki 9 inchi – 3.58 meter), air akan mengalir tanpa rasa takut. Seperti halnya keberanian.

Air juga selalu tau menempatkan diri. Seperti halnya Fa (Hukum). Ketika air memenuhi suatu wadah, air secara alami akan mengalir memenuhi wadah tersebut tanpa perlu dibentuk. Hal ini sama seperti kebenaran.”

Air juga sangat penuh pertimbangan, secara alami akan mengalir ke manapun. Seperti halnya mencari detail terkecil dalam segala sesuatu.”

Air mengalir dari sumbernya dan secara cepat mengalir ke arah timur. Seperti halnya memiliki tujuan yang lurus dan Mulia.

Air dapat mengalir masuk dan keluar dimanapun dia mengalir, dan juga dapat memurnikan segala sesuatu di dalamnya. Seperti halnya orang bijak yang pandai mengajar.

Air memiliki kebijakan yang berlimpah, sehingga ketika orang dengan kebijakan tinggi melihatnya, mereka akan mengamatinya secara penuh perhatian dan merasa sangat bahagia.

Demikianlah pandangan dari Konfusius mengenai moral kebijakan dari air.
Saya telah melihat banyak sungai tetapi tidak pernah mengamati bahwa air memiliki moral kebajikan yang besar, yang mungkin terlewatkan begitu saja ketika kita melihatnya, memiliki mata tapi tidak melihat, dan karenanya, saya sangat malu.

Seorang artis luar negeri pernah mengatakan, “Hidup ini begitu indah, tetapi hanya kurang mata untuk melihat sesuatu yang indah di dalamnya.”

Seorang ahli filosofi di China mengatakan, “Di dunia ini ada begitu banyak keabadian, tetapi hanya kurang mata yang bijak untuk menemukan keabadian.”

Tao mengatakan, “Manusia mengikuti bumi, bumi mengikuti langit, dan langit mengikuti Tao, dan Tao mengikuti apa yang terjadi secara alami.” Hari ini, setelah membaca “Konfusius mengenai moral kebajikan dari air” saya telah mengerti kata-kata ini dengan lebih baik. (zhengjian/jo)

Lu Zhen
Erabaru News, Selasa, 30 Desember 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar