Rabu, 11 Agustus 2010

Harapan di bulan Ramadhan

Secercah harapan di bulan Ramadhan adalah Cahaya kehidupan menuju insan yang lebih baik di kemudian hari

“… Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (Q.S. Ar-Ra’du 13: 11)

Harapan atau dalam bahasa Arab ar’raja, jangan pernah kita remehkan. Meski ia tidak tampak tapi sebetulnya ia adalah kekuatan yang amat besar. Dengan harapan kita bisa melakukan apa yang kita mau. Kita juga mau menunggu sepanjang apapun itu jika masih ada harapan di hati. Banyak pekerjaan besar bisa diselesaikan oleh sedikit orang karena adanya harapan.

Apa harapanmu di bulan Ramadhan ini?

“… Berusahalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang beriman akan melihat usahamu …” (Q.S. At-Taubah 9:105)

Orang-orang yang bahagia, sukses adalah mereka yang selalu memiliki harapan. Orang-orang yang memiliki harapan nggak akan pernah berhenti bercita-cita dan meraih kebahagiaan atau kesuksesan. Mereka juga akan selalu berdoa agar semua keinginan mereka dikabulkan.

Nah, apalagi di bulan yang penuh rahmat ini, munculkan dalam hati kita harapan yang ingin dicapai di bulan Ramadhan ini dan harapan setelah Ramadhan. Kenapa?karena orang-orang yang berharap percaya bahwa peluang untuk maju selalu ada. Karena itulah harapan adalah bagian dari sikap positif yang harus dipunyai oleh setiap orang yang ingin maju atau lebih baik.

Ada nggak sih “Harapan yang dilarang”????

Yupz.. ada harapan terlarang, yaitu menurut bahasa Arab disebut “tamanna” (harapan kosong). Imam Ghazali seorang ulama terkemuka menyebutnya sebagai “tulul amal” (panjang angan-angan) kita menyebutnya sebagai khayalan.

“Dik, kalau nanti kaka punya uang satu miliar, kaka akan bagi semunya untuk ayah, ibu dan kamu,” kata sang kaka pada adiknya.
“semuanya, ka?lalu kaka nggak kebagian donk?” sang adik terperangah.
“gampang, kaka tinggal berkhayal dapat uang satu miliar lagi,” jawab sang kaka kalem.

Nah, itu contoh harapan yang terlarang atau tercela. Eit.. jangan marah, di mata Rasulullah saw., para pengkhayal itu adalah orang-orang yang lemah dan bodoh. Sedangkan mereka yang berharap dan penuh ikhtiar adalah orang-orang yang pandai.

Dari Ibnu ‘Umar RA ia berkata : Saya datang kepada Nabi SAW, kami serombongan sebanyak sepuluh orang. Kemudian ada seorang laki-laki Anshar bertanya, “Wahai Nabiyallah, siapa orang yang paling cerdik dan paling teguh diantara manusia ?”. Nabi SAW bersabda, “Orang yang paling banyak mengingat mati diantara mereka dan orang yang paling banyak mempersiapkan bekal untuk mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdik, mereka pergi dengan membawa kemulyaan dunia dan kemulyaan akhirat”. [HR. Ibnu Abid-Dunya di dalam kitabul-Maut. Thabrani di dalam Ash-Shaghir dengan sanad hasan. Dan Baihaqi juga meriwayatkan di dalam kitabuz-Zuhud, dengan lafadh] : Sesungguhnya ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW, “Siapa diantara orang-orang mukmin itu yang lebih utama ?”. Nabi SAW menjawab, “Orang yang paling baik akhlaqnya diantara mereka”. Orang tersebut bertanya lagi, “Siapakah diantara orang-orang mukmin yang paling cerdik ?”. Nabi SAW menjawab, “Orang yang paling banyak ingat mati diantara mereka, dan orang yang paling baik persiapannya untuk kehidupan selanjutnya. Mereka itulah orang-orang yang cerdik”.

Menurut para pakar psikologi atau terapis mental, factor yang bisa membuat kita sedemikian kuat adalah karena punya harapan yang tinggi.
Harapan aja nih….???

Yupz, untuk sukses, bahagia dan menjadi “the best person” perlu modal, bukan Cuma sekedar harapan. Oke dalam hidup kita ada tiga kekuatan yang bisa membuat diri kita jadi begitu kuat:

Kekuatan materi

Kekuatan materi biasanya jadi andalan utama dan pertama seseorang dalam berjuang. Dalam peperangan, para prajurit akan bertempur dengan semangat tinggi kalau merasa persenjataannya komplit, jumlah tentaranya banyak, dan dipimpin oleh komandan yang jago strategi. Namun, kekuatan materi / fisik bukanlah jaminan kalau seseorang bisa meraih segala-galanya.

Kekuatan Moral


Untuk menjadi kuat, kita nggak Cuma membutuhkan kekuatan fisik, tapi juga dorongan, motivasi termasuk pujian. Kata Bobby DePOtter, pengarang buku Quantum Learning, anak-anak dan remaja yang sering dipuji oleh orang tuanya rata-rata punya prestasi belajar yang lebih oke dibandingkan mereka yang sering dicela.

Kekuatan Ruhiyyah

Kekuatan ruhiyyah ini diatas 2 kekuatan diatas. Kenapa?karena kekuatan ruhiyyah akarnya adalah keimanan. Ia jauh lebih dalam menembus batin seseorang. Ia bisa membuat orang demikian bersemangat dalam berjuang/berusaha. Keimanan nggak akan goyah meski fisik seseorang lemah. Perjuangan seseorang juga nggak akan berhenti meski tidak ada orang yang mendukung usahanya.

Kalau kamu menaruh harapan yang kuat pada Allah meminta keselamatan, pertolongan, kemenangan, dan syurgaNya, maka akan jauh lebih kuat daripada orang lain yang menaruh harapan pada selain-Nya, maka kamu akan jauh lebih kuat daripada orang lain yang menaruh harapan pada selain-Nya. Karena, kita percaya kalau setiap langkah yang dikayuh, setiap tetes peluh yang jatuh, akan menuai kesuksesan. Andaipun tidak di dunia, ada kesuksesan lain yang diraih: CINTA-NYA
Secercah harapan di bulan Ramadhan adalah Cahaya kehidupan menuju insan yang lebih baik di kemudian hari.

Kalau sudah berangan-angan, berikhtiar dan berdoa ternyata tidak membuahkan hasil seperti yang kita harapkan, yakinlah bahwa di balik semua kegagalan pasti ada hikmah yang lebih baik. Boleh jadi kita membenci sesuatu, namun di balik itu ada hikmah kebaikan. Sebaliknya, boleh jadi kita menyukai sesuatu, namun di balik itu ada keburukan. Karenanya, kita harus selalu berprasangka baik pada Allah, bahwa Allah hanya akan memberikan yang terbaik untuk kita.

“… Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
(Q.S. Al Baqarah 2: 216)
Semoga bermanfaat.

Author : PercikanIman.ORG
http://www.percikaniman.org/detail_artikel.php?cPub=Hits&cID=657

Selasa, 10 Agustus 2010

Doa Rasulullah SAW

Salah satu ayat yang menjelaskan tentang keberadaan Allah dan pentingnya berdoa dijelaskan dalam ayat-ayat yang berkaitan dengan perintah ibadah puasa.

Firman tersebut adalah, ”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS 2: 186).

Ini menunjukkan bahwa Allah dekat dengan setiap hamba-hamba-Nya dan Allah akan mengabulkan doa dari setiap hamba-hamba-Nya, terlebih-lebih pada bulan Ramadhan. Hal ini sejalan dengan keterangan Rasulullah bahwa salah satu doa yang dikabulkan Allah adalah doa orang-orang yang berpuasa.

Dalam riwayat lain Rasulullah SAW menegaskan, ”Inilah (Ramadhan) bulan yang ketika engkau diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Pada bulan ini napasmu menjadi tasbih, tidurmu menjadi ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doa dikabulkan. Bermohonlah kepada Allah, Rabb-mu dengan hati yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan puasa dan membaca kitab-Nya. Sungguh celakalah orang yang tidak mendapatkan ampunan Allah pada bulan yang agung ini.” Karenanya, pada sisa Ramadhan ini, mari kita senantiasa terus bermohon dan berdoa kepada Allah. Salah satu doa yang Rasulullah ajarkan adalah, ”Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari hati yang tidak khusyuk, dari doa yang tidak didengar, dari jiwa yang tidak puas, dan dari ilmu yang tidak bermanfaat. Dan, aku berlindung kepada-Mu dari golongan mereka yang empat macam itu.” (HR Tirmidzi dari Ibnu Umar).

Doa di atas merupakan doa yang merepresentasikan sifat atau keadaan yang mungkin dialami oleh setiap manusia. Hati yang tidak khusyuk dapat menyebabkan setiap ibadah yang dijalani tidak memberikan dampak pada kondisi keimanan kita. Ruh atau makna dari ibadah yang dilaksanakan tidak dapat diraih atau dipahami. Akibatnya, ibadah yang dilaksanakan hanya bernilai sekadar ritual dan di sisi Allah pun dapat menyebabkan tidak memiliki nilai ibadah.

Allah mencontohkan dalam firman-Nya bahwa shalat yang tidak khusyuk akan mengantarkan seseorang kepada siksa. Allah SWT berfirman, ”Maka, kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (QS 107: 4 – 7). Sebaliknya, khusyuk dalam beribadah merupakan salah satu tanda orang-orang beriman (perhatikan QS 23: 1-2).

Doa yang tidak didengar Allah merupakan kerugian bagi manusia. Doa yang tidak didengar, sebagaimana firman Allah dalam Alquran (QS 2: 186) di atas, salah satunya disebabkan oleh kemaksiatan yang dilakukan kepada Allah. Selain itu, doa yang tidak didengar bisa juga disebabkan oleh ketidakkhusyukan dalam berdoa.

Jiwa yang tidak puas menyebabkan kesengsaraan di dunia yang berkepanjangan. Sedangkan ilmu yang tidak bermanfaat menyebabkan ilmu yang diperoleh tidak berguna bagi dirinya dan tidak membawa kebaikan baginya. Uraian di atas menunjukkan betapa banyak keburukan yang diakibatkan oleh keempat golongan sifat di atas. Karenanya, mari kita berdoa agar kita terhindar dari keempat golongan orang tersebut. Wallahu a’lam bis-shawab.

Sumber: http://swaramuslim.net/ISLAM/more.php?id=2482_0_4_0_M

Thalhah bin Ubaidillah: Tetangga Rasulullah di Surga

Ia adalah seorang sahabat Nabi yang berasal dari suku Quraisy. Nama lengkapnya adalah Thalhah bin Abdullah bin Usman bin Kaab bin Said.

Dalam buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah disebutkan bahwa Thalhah termasuk orang bijak, ulama kaum Quraisy dan termasuk salah satu di antara delapan orang yang mula-mula masuk Islam. Ia masuk Islam di tangan Abu Bakar ash-Shiddiq. Karenanya ia dan Abu Bakar dijuluki Al-Qarinain (dua sahabat akrab).

Bersama dengan Rasulullah SAW, ia ikut dalam Perang Uhud, Perang Hunain, dan Perang Tabuk. Dalam Perang Uhud, Rasulullah menggelarinya Thalhah Al-Khair (orang baik). Sementara dalam Perang Hunain, Beliau menggelarinya Thalhah Al-Jud (orang yang dermawan). Sedangkan dalam Perang Tabuk digelari dengan Thalhah Al-Fayyadh dan Ash-Shubaih Al-Mulaih Al-Fushaih.

Dalam Perang Uhud, ia menderita luka parah yang luar biasa. Dia menggunakan dirinya menjadi perisai bagi Nabi Muhammad dan mengalihkan panah yang akan menancap diri Rasulullah SAW dengan tangannya sehingga semua jari-jarinya terputus. Kemudian ia menggendong Beliau dan membawanya naik ke puncak bukit. Ia tergolong sahabat yang kaya raya dan gemar berderma.

Tentang Thalhah, Rasulullah SAW mengatakan,''Thalhah dan Zubair, keduanya adalah tetanggaku di surga'' (Hadits Riwayat At-Tirmidzi). Beliau juga mengatakan,''Siapa yang ingin melihat seorang syahid berjalan di muka bumi, hendaklah ia melihat Thalhah ibn Ubaidillah'' (HR At-Tirmidzi).

http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/08/10/129460-thalhah-bin-ubaidillah-tetangga-rasulullah-di-dalam-surga

TAUHID YANG BENAR MENGHILANGKAN PERSELISIHAN

Jika kita kembali kepada Sejarah sejak zaman Rosulullah Saw membawa Islam ketengah-tengah Manusia, maka Islam itu adalah suatu Agama yang Satu untuk seluruh Umat Manusia. Walaupun banyak manusia itu yang tidak mau menerima kehadiran Islam ditengah-tengah mereka.

Akan tetapi dari sini kita bisa menarik kesimpulan bahwa Islam itu adalah Agama yang membawa manusia kepada yang Satu yaitu Allah Swt. Islam adalah Agama yang memusnahkan perbedaan, perselisihan, pertengkaran yang mengakibatkan perpecahan. Sungguh-sungguh sangat Ironis sekali jika mereka yang mengaku beragama Islam tetapi dalam praktek keagamaan selalu saja mengundang perselisihan dan pertikaian.

Kenapa bisa demikian? Karena mereka bukan lagi melihat Islam adalah Agama pembawa Rahmat melainkan mereka menjadikan Islam itu sebagai suatu golongan dan aliran. Sehingga masing-masing golongan dan aliran itu mempertahankan daripada keyakinannya masing-masing, menganggap keyakinannya itulah yang benar, begitupun golongan yang lain juga menganggap demikian.

Jika demikian halnya apakah ini bukan suatu jalan yang membawa perselisihan dan perpecahan?

Dan prinsip inilah yang sudah terjadi dan sedang terjadi setelah Rosulullah Saw Wafat. Bahkan sampai saat ini perbedaan di dalam tubuh Islam itu sendiri semakin banyak dan semakin membuat runcing perselisihan yang berakibat perpecahan Umat Islam. Padahal Allah Swt. Mengingatkan di dalam Firmannya : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (QS, Ali ‘Imran :103)

Sudah jelas dinyatakan Allah di dalam Ayat tsb bahwa untuk menghilangkan perselisihan itu haruslah berpegang teguh kepada tali (agama) Allah. Apa tali agama Allah itu? Yaitu “LAA ILAA HA ILLALLAH”.

LAA ILAA HA ILLALLAH adalah suatu Kalimah Tauhid, Kalimah yang menegaskan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, tidak ada yang Maha Benar selain Allah, tidak ada yang Maha Mengetahui selain Allah, tidak ada yang Maha Sempurna selain Allah, tidak ada yang Maha Bijaksana selain Allah, tidak ada yang Maha segala Maha selain Allah.

Jika manusia itu mengerti dan mau menyadari didalam Kalimah Tauhid itu tentu tidak akan ada perselisihan di dalam Islam sendiri. Sebab Kalimah tsb adalah Kalimah yang menghacurkan dan meruntuhkan ke Egoan dan kesombongan. Jika ada manusia merasa paling benar, paling mengetahui (‘Aliim), paling Sempurna (Kamil), paling Bijaksana maka berarti mereka itu telah sombong kepada Allah dan sudah tentu mereka itu tidak termasuk kedalam Ketauhidan. Dengan demikian wajarlah terjadi perselisihan itu, pertikaian itu, perpecahan itu dikarenakan mereka telah sombong dan bangga dengan Atribut yang ada pada dirinya.

Jika sudah demikian pantaskah mereka itu mengaku Umat Muhammad Rosulullah Saw?

Tentu jika kita mau memikirkan dan merenungkannya bahwa Rosulullah Muhammad Saw adalah Nabi pembawa Rahmat (Kasih Sayang), jika ada yang mengaku Umat dari pada Rosulullah Saw maka ia pun harus menjadi Rahmat.

Manusia itu berlaku di Alam Dunia ini hanya terbagi menjadi dua bagian saja, yaitu : jika tidak menjadi Rahmat berarti menjadi Laknat.

Jika ia termasuk orang yang menjadi Rahmat maka ia pantas di sebut Umat Rosulullah Muhammad Saw.

Tetapi jika ia termasuk orang yang menjadi Laknat maka ia pantas menjadi Umat dari pada Iblis dan Syaitan.

Seandainya Rosulullah Muhammad Saw masih Hidup ditengah-tengah kita, hadir ditengah-tengah kita apakah kita tidak malu kepada Beliau? Mengaku Islam, ber Iman dan mengaku Umat Muhammad tetapi tidak menebarkan Rahmat malah menebarkan Perselisihan dan permusuhan. Sungguh, suatu hal yang sangat disayangkan sekali.

Karena itulah siapapun ia dimanapun posisinya dalam Islam, jika masih terdapat ke Egoan dan kesombongan maka Islamnya belumlah sesuai dengan kenyataan. Walaupun ia termasuk orang ber Ilmu sekalipun, besurban dan bejubah tapi masih merasa ia yang paling benar diantara yang lain, merasa paling tahu diantara yang lain merasa paling sempurna diantara yang lain maka berarti ia bukanlah Umat Muhammad Rosululah Saw yang sebenarnya.

Itulah yang menyebabkan Rosulullah Saw pernah menangis begitu mengetahui bahwa Umat Beliau itu hanya 1 dibanding 999.

Yang Satu itu adalah mereka yang benar-benar mengerti tentang ketauhidan yang sebenarnya, ketauhidan yang membawa Rahmat mengikat kepada Kalimah LAA ILAA HA ILLALLAH dan meniadakan perselisihan. Mengembalikan segala sesuatu perkara kepada Allah karena segala sesuatu urusan itu Allah lah yang berhak menilai benar atau tidaknya dan menjadikan Muhammad Rosulullah Saw sebagai Saksi yang menyaksikan atas dirinya.

“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat”.(QS, Ali ‘Imran : 105)

“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik- baik Penolong”. (QS, Al Hajj : 78)

http://pengembarajiwa.wordpress.com/2008/09/08/tauhid-yang-benar-menghilangkan-perselisihan/

Belajar untuk Saling Memaafkan


Ibnu Sammak, seorang tokoh zahid yang juga penasihat Khalifah Harun ar-Rasyid pernah ditantang oleh temannya sendiri, "Esok, saya dan kamu akan saling mencela." Namun, tantangan itu justru dibalas oleh sang zahid dengan, "Tidak, justru esok hari saya dan kamu akan saling memaafkan."

Sebuah jawaban yang sungguh menyejukkan hati di tengah kehidupan yang sarat dengan pertikaian dan perpecahan. Jawaban seperti di atas muncul dari hati yang paling dalam hati yang sudah dilapangkan dadanya oleh Allah, hati yang perih ketika menyaksikan perseteruan umat terjadi di mana-mana.

Jawaban semacam itu adalah bak oase di tengah padang sahara. Mengapa begitu, karena ketika menghadapi sebuah tantangan, apalagi tantangan itu diekspos sedemikian rupa di hadapan publik, biasanya yang sering kita saksikan adalah kembali menantang, malah lebih sengit lagi. Bahkan, tidak jarang tantangan dan kebencian itu diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya, dari satu periode ke periode berikutnya, dari satu kepemimpinan ke kepemimpinan berikutnya, dengan biaya yang tidak kecil pula.

Mengapa kita harus saling menantang, mencaci, menuding, serta gemar menaburkan kebencian, yang akan merusak hubungan sesama kita? Mengapa kita acapkali menuntut orang lain agar jadi orang ma'sum (bersih dari kesalahan), sedangkan kita sendiri berlumuran sifat-sifat buruk?

Bukankah sikap saling memaafkan itu lebih baik dan lebih suci, serta lebih menenteramkan hati? Indah rasanya manakala setiap kali bertemu dan bersalaman dengan saudara Muslim, hati ini menggemakan doa: "Ya Allah, ampunilah aku dan saudaraku ini," seraya menanamkan tekad di hati untuk memaafkan kekhilafannya.

Ingat, surga itu disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, yang salah satu sifatnya adalah mudah memaafkan. "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabb-mu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS Ali 'Imran [3]: 133-134).

Kita yang bermental pendendam, pembenci, dan yang kerap menampilkan muka masam, mari kita ganti dengan sikap gampang memaafkan dan menebarkan senyuman, karena karakter manusia itu tertarik kepada orang yang mudah memberi senyuman pada orang lain dengan ikhlas, dan dia akan lari dari orang yang bermuka masam lagi cemberut. Sebuah pepatah mengatakan: "Bagaimana mungkin aku membenci seseorang, padahal dia tersenyum padaku?" Wallahu A'lam.


Oleh Makmun Nawawi
http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/08/07/128817-belajar-untuk-saling-memaafkan

Memahami Kembali Gramatika Ramadhan

Ada yang sangat menarik dari setiap akhir ayat-ayat yang berkaitan dengan puasa Ramadhan. Ayat 183-187 surah Albaqarah diakhiri dengan fi'il Mudhari' (present dan future tense). Misalnya, ayat 183 yang diakhiri dengan la'allakum tattaqun, lalu in kuntum ta'lamun (184), la'allakum tasykurun (185), la'allahum yarsyudun (186), dan la'allahum yattaqun (187).

Menurut gramatika bahasa Arab, akhir ayat-ayat tersebut mengandung arti bahwa puasa itu harus berwawasan masa kini dan mendatang. Ketakwaan itu mengawali, menyertai, mengakhiri, sekaligus menindaklanjuti Ramadhan.

Kecuali ayat 184, ayat-ayat lainnya dirangkai dengan kata la'alla yang menunjukkan arti harapan (tarajji). Artinya, Ramadhan harus menjadi bulan penuh harapan menuju perubahan dan peningkatan ke arah yang lebih baik dan bermakna.

Pertama, harapan menjadi orang bertakwa (la'allakum tattaqun). Dalam menafsirkan ayat ini, sebagian ahli tafsir menyatakan bahwa 'mudah-mudahan kalian semua dapat menjaga diri dari segala bentuk kemaksiatan.' Karena orang yang berpuasa itu mestinya antimaksiat. Makan dan minum saja tidak mau (di siang hari), apalagi maksiat?

Kedua, harapan menjadi orang yang berilmu (in kuntum ta'lamun). Ilmu harus menjadi dasar bagi kita dalam menggali makna dan rahasia puasa. Sebaliknya, puasa hendaknya mengantarkan kita untuk selalu menggali dan mengembangkan ilmu. Ilmu dan takwa menjadi 'identitas' Muslim.

Ketiga, harapan menjadi orang yang pandai bersyukur (la'allakum tasykurun). Bersyukur merupakan nilai positif dan konstruktif bagi orang yang berpuasa, karena ketika merasa letih, lapar, haus, dan dahaga, lalu pada saat berbuka dapat menikmati apa yang menjadi hak mulut dan perutnya, rasa gembira itu terekspresikan luar biasa indah. "Bagi orang yang berpuasa itu ada dua kegembiraan, yaitu kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan saat bertemu Tuhannya di akhirat kelak." (HR Thabrani).

Keempat, harapan menjadi orang yang berada dalam kebenaran (la'allahum yarsyudun). Berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah merupakan prasyarat yang mengantarkan seseorang itu memperoleh jalan kebenaran dalam menjalani kehidupan ini.

Harapan itu harus dipenuhi dengan ketaatan dan kesungguhan dalam berdoa, dengan sungguh-sungguh meminta kepada Allah dan bukan pada yang lain.

Kelima, harapan menjadi orang yang bertakwa (la'allahum yattaqun). Menjadi orang yang bertakwa harus tahu diri, tahu batas, dan tahu yang pantas. Tahu diri artinya bisa mengendalikan hawa nafsu, tahu batas berarti mengetahui larangan-larangan Allah, dan tahu yang pantas artinya berusaha untuk menampilkan performa diri yang terbaik sesuai dengan batas kemampuannya.

Dengan memahami gramatika Ramadhan ini, kita perlu memaksimalkan harapan-harapan baik kita dengan membuat perencanaan dan target yang jelas sehingga Ramadhan kali ini, membuahkan transformasi dan spiritualisasi diri ke arah peningkatan iman dan takwa yang bermakna. Semoga.

Oleh Muhbib Abdul Wahab

http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/08/09/129198-memahami-kembali-gramatika-ramadhan

Renungan tentang Bulan Ramadhan

Kini kita berada di akhir bulan Sya'ban. Ramadhan adalah bulan perasaan dan ruhani, serta saat untuk menghadapkan diri kepada Allah.

Ramadhan adalah bulan Al-Qur'an. Rasulullah SAW pernah bersabda mengenainya,

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ.
وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

Puasa dan Al-Qur'an itu akan memberikan syafaat kepada hamba di hari kiamat. Puasa akan berkata, "Ya Rabbi, aku telah menghalanginya dari makan dan syahwat, maka perkenankanlah aku memberikan syafa'at untuknya." Sedangkan Al-Qur'an akan berkata, "Ya Rabbi, aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka perkenankan aku memberikan syafaat untuknya." Maka Allah memperkenankan keduanya memberikan syafaat.
(HR. Ahmad dan Daruquthni)

Hendaklah Kita semua berusaha agar hati kita menyatu dengan Allah SWT pada malam-malam bulan mulia ini. Sesungguhnya puasa adalah ibadah yang dikhususkan oleh Allah SWT bagi diri-Nya sendiri.

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ ، فَإِنَّهُ لِى ، وَأَنَا أَجْزِى بِهِ

Semua amalan anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa, la adalah untuk-Ku dan Aku akan memberikan balasannya. (HR. Bukhari-Muslim)
Ramadhan adalah bulan keutamaan. Ia mempunyai kedudukan yang agung di sisi Allah SWT. Hal ini telah dinyatakan dalam kitab-Nya,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil).
(QS. Al-Baqarah: 185)

Puasa adalah kemanfaatan yang tidak mengandung bahaya. Dengan penyempurnaan puasa ini, Allah SWT akan memberikan hidayah kepada hamba-Nya. Jika Allah memberikan taufiq kepada Kita untuk menyempurnakan ibadah puasa ini dalam rangka menaati Allah, maka ia adalah hidayah dan hadiah yang patut disyukuri dan selayaknya Allah dimahabesarkan atas karunia hidayah tersebut.

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dan hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, supaya kalian bersyukur.
(QS. Al-Baqarah: 185)

Allah SWT telah mengistimewakan bulan Ramadhan. Mengenai hal itu terdapat beberapa ayat dan hadits. Nabi SAW bersabda,

إِذَا جَاءَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ، وَنَادَى مُنَادٍ يَا طَالِبَ الْخَيْرِ هَلُمَّ، وَيَا طَالِبَ الشَّرِّ اقْتَصِرْ

Jika bulan Ramadhan datang, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu, kemudian seorang penyeru berseru, "Wahai pencari kebaikan, kemarilah! Wahai pencari kejahatan, berhentilah!" (HR. Thabrani)

Pintu-pintu surga dibuka, karena manusia berbondong-bondong melaksanakan ketaatan, ibadah, dan taubat, sehingga jumlah pelakunya banyak. Setan-setan dibelenggu, karena manusia akan beralih kepada kebaikan, sehingga setan tidak mampu berbuat apa-apa. Hari-hari dan malam-malam Ramadhan, merupakan masa-masa kemuliaan yang diberikan oleh Al-Haq SWT., agar orang-orang yang berbuat baik menambah kebaikannya dan orang-orang yang berbuat jahat mencari karunia Allah SWT sehingga Allah mengampuni mereka dan menjadikan mereka hamba-hamba yang dicintai dan didekatkan kepada Allah. Keutamaan dan keistimewaan paling besar bulan ini adalah bahwa Allah SWT telah memilihnya menjadi waktu turunnya Al-Qur'an. Inilah keistimewaan yang dimiliki oleh bulan Ramadhan. Karena itu, Allah SWT mengistimewakan dengan menyebutkannya dalam kitab-Nya.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an. (QS. Al-Baqarah: 185)

Ada ikatan hakikat dan fisik antara turunnya Al-Qur'an dengan bulan Ramadhan. Ikatan ini adalah selain bahwa Allah telah menurunkan Al-Qur'an di bulan Ramadhan, maka di bulan ini pula Dia mewajibkan puasa. Karena puasa artinya menahan diri dari hawa nafsu dan syahwat. Ini merupakan kemenangan hakikat spiritual atas hakikat materi dalam diri manusia. Ini berarti, wahai Akhi, bahwa jiwa, ruh, dan pemikiran manusia pada bulan Ramadhan akan menghindari tuntutan-tuntutan jasmani. Dalam kondisi seperti ini, ruh manusia berada di puncak kejernihannya, karena ia tidak disibukkan oleh syahwat dan hawa nafsu. Ketika itu ia dalam keadaan paling siap untuk memahami dan menerima ilmu dari Allah SWT. Karena itu, bagi Allah, membaca Al-Qur'an merupakan ibadah paling utama pada bulan Ramadhan yang mulia. Pada kesempatan ini, Ikhwan sekalian, saya akan meringkaskan untuk Anda semua pandangan-pandangan saya tentang kitab Allah SWT, dalam kalimat-kalimat ringkas. Wahai Ikhwan yang mulia, tujuan-tujuan asasi dalam kitab Allah SWT. dan prinsip-prinsip utama yang menjadi landasan bagi petunjuk Al-Qur'an ada tiga

1. Perbaikan Aqidah

Kita mendapad bahwa Al-Qur'anul Karim banyak menjelaskan masalah aqidah dan menarik perhatian kepada apa yang seharusnya tertanam sungguh-sungguh di dalam jiwa seorang mukmin, agar ia bisa mengambil manfaatnya di dunia dan di akhirat. Keyakinan bahwa Allah SWT adalah Yang Maha Esa, Yang Mahakuasa, Yang menyandang seluruh sifat kesempurnaan dan bersih dari seluruh kekurangan. Kemudian keyakinan kepada hari akhir, agar setiap jiwa dihisab tentang apa saja yang telah dikerjakan dan ditinggalkannya. Jika Kita mengumpulkan ayat-ayat mengenai aqidah dalam Al-Qur'an, niscaya Kita mendapati bahwa keseluruhannya mencapai lebih dari sepertiga Al-Qur'an. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ * الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Hai manusia, beribadahlah kepada Rabb kalian Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian; karena itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian mengetahui.
(QS. Al-Baqarah: 21-22)

Setiap kali membaca surat ini, Kita mendapati kandungannya ini melintang di hadapan Kita. Allah SWT juga berfirman dalam surat Al-Mukminun,

قُلْ لِمَنِ الْأَرْضُ وَمَنْ فِيهَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ * سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ * قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ * سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ * قُلْ مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ * سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ فَأَنَّى تُسْحَرُونَ * بَلْ أَتَيْنَاهُمْ بِالْحَقِّ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ

Katakanlah, 'Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kalian mengetahui?' Mereka akan menjawab, 'Kepunyaan Allah.' Katakanlah, 'Maka apakah kalian tidak ingat?' Katakanlah, 'Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya 'Arsy yang besar?' Mereka akan menjawab, 'Ke- punyaan Allah.' Katakanlah, 'Maka apakah kalian tidak bertaqwa?' Katakanlah, 'Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (adzab)-Nya, jika kalian mengetahui?' Mereka akan menjawab, 'Kepunyaan Allah.' Katakanlah, '(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kalian ditipu?' Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta. (QS. Al-Mukminun: 84-90)

Allah SWT juga berfirman di surat yang sama,

فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلَا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَاءَلُونَ * فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ * وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ

Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu dan tidak pula mereka saling bertanya. Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikannya) maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangan (kebaikannya), maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam. (QS. Al-Mukminun: 101-103)

Allah SWT juga berfirman,

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5) يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ (6) فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat. Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya. Dan manusia bertanya, 'Mengapa bumi (jadi begini)?' Pada hari itu bumi menceritakan beritanya. Karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula. (QS. Ay-Zalzalah: 1-8)

Allah SWT berfirman,

الْقَارِعَةُ * مَا الْقَارِعَةُ

Hari Kiamat. Apakah hari Kiamat itu? Tahukah kalian apakah hari Kiamat itu? (QS. Al-Qari'ah: 1-3)

Dalam surat lain Allah berfirman,

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ * حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ * كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ * ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ

Bermegah-megahan telah melalaikan kalian. Sampai kalian masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui (akibat perbuatan kalian itu). Dan janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui. (QS. At-Takatsur: 1-4)

Ayat-ayat ini menjelaskan hari akhirat dengan penjelasan gamblang yang bisa melunakkan hati yang keras.

2. Pengaturan Ibadah

Kita juga membaca firman Allah SWT mengenai ibadah.

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ

Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat (QS. Al-Baqarah: 43)

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ

...diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian. (QS. Al-Baqarah: 183)

وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا

...mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. (QS. Ali Imran: 97)

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا

Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.' (QS. Nuh: 10)

Dan banyak lagi ayat-ayat lain mengenai ibadah.

3. Pengaturan Akhlak
Mengenai pengaturan akhlak, Kita bisa membaca firman Allah SWT.

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا * فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا

Dan demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. (QS. Asy-Syams: 7-8)

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada dalam diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra'd:11)

أَفَمَنْ يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَى إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ * الَّذِينَ يُوفُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَلَا يَنْقُضُونَ الْمِيثَاقَ * وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ * وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ * جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آَبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ * سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ

Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran. (Yaitu) orang-orang yang meme- nuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian. Dan orang-orang yang sabar karena mencari ridha Tuhannya, mendirikan shalat, dan menaf- kahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan ke- baikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik). (Yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang shalih dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu. (Sambil mengucapkan), 'Salamun 'alaikum bima shabartum (keselamatan atasmu berkat kesabaranmu),' maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (QS. Ar-Ra'd: 19-24)

Kita mendapati bahwa akhlak-akhlak mulia bertebaran dalam kitab Allah SWT dan bahwa ancaman bagi akhlak-akhlak tercela sangadah keras.

وَالَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ أُولَئِكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ

Dan orang-orang yang memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahanam). (QS. Ar-Rad: 25)

Inilah peraturan-peraturan tersebut, sebenarnya, peraturan-peraturan itu lebih tinggi daripada yang dikenal oleh manusia, karena di dalamnya terkandung semua yang dikehendaki manusia untuk mengatur urusan masyarakat. Ketika mengupas sekelompok ayat, maka kita mendapati makna-makna ini jelas dan gamblang. "Seperempat Juz Khamr" yang diawali dengan

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ

Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi (QS. Al-Baqarah: 219),

mengandung lebih dari dua puluh lima hukum praktis: tentang khamr, judi, anak-anak yatim, pernikahan laki-laki dan wanita-wanita musyrik, haid, sumpah, ila', talak, rujuk, khuluk, nafkah, dan hukum-hukum lainnya yang banyak sekali Kita dapatkan dalam seperempat juz saja.

Hal ini karena surat Al-Baqarah datang untuk mengatur masyarakat Islam di Madinah. Kita semua menjalin hubungan dengan kitab Allah. Bermunajadlah kepada Tuhan dengan kitab Allah. Hendaklah masing-masing dari kita memperhatikan prinsip-prinsip dasar yang telah disebutkan ini, karena itu akan memberikan manfaat yang banyak kepada Kita. Insya Allah Kita akan mendapatkan manfaat darinya.

Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Sayidina Muhammad dan kepada segenap keluarga dan sahabatnya.

[Sumber: Ceramah-ceramah Hasan Al-Banna]
http://muchlisin.blogspot.com/2010/08/renungan-tentang-bulan-ramadhan.html

Senin, 09 Agustus 2010

TEHNIK PENGOLAHAN NAPAS DZIKRULLAH

Oleh Fadhil ZA

Bernapas adalah kebutuhan utama setiap mahluk hidup. Manusia bisa bertahan tidak makan dan minum sampai beberapa hari, namun tidak demikian halnya dengan bernapas. Umumnya manusia hanya mampu menahan napas paling lama selama satu menit. Orang - orang tertentu seperti penyelam, penyanyi atau Qori’ mampu bertahan lebih lama lagi hingga 2 s/d 5 menit. Tentu saja mereka bisa menahan napas sedemikian lama setelah melalui pelatihan dalam waktu yang cukup lama. Otak dan otot jantung manusia akan mengalami kerusakan jika tidak mendapat oxigen lebih dari 5 menit.

Tehnik pengendalian napas diperlukan untuk meningkatkan konsentrasi dan stamina. Perenang, pelari cepat, pelari marathon, petinju, pesilat, penyanyi semuanya mempunyai tehnik pengendalian napas sendiri dibidangnya. Tehnik pernapasan perenang tentu tidak sama dengan penyanyi demikian pula tehnik pernapasan pelari cepat tentu tidak sama dengan tehnik pernapasan pelari marathon. Tehnik pengolahan napas untuk membangkitkan tenaga dalam tentu tidak sama dengan tehnik pengolahan napas seorang penyanyi. Meditasi, yoga, thaici, pelatihan tenaga dalam, penyanyi semua mempunyai tehnik pernapasan sendiri dibidangnya.

Bagaimana tehnik pengolahan napas dapat meningkatkan konsentrasi dan stamina dapat kita lihat dalam contoh kehidupan sehari hari. Seorang ibu yang harus memasukan benang kelubang jarum akan lebih mudah memasukan benang tersebut jika dilakukan sambil menahan napas. Demikian pula seorang penembak atau pemanah, ia akan lebih berkonsentrasi jika saat membidik dilakukan sambil menahan napas. Kalau anda naik ayunan atau kora-kora di Ancol , pada saat ayunan turun anda disarankan untuk berteriak atau menahan napas, jika anda tidak menahan napas atau berteriak niscaya dalam waktu singkat anda akan muntah dan mabuk. Olah ragawan angkat berat juga dianjurkan untuk menahan napas ketika sedang mengangkat beban, jika ia tidak melakukan hal tersebut bisa berakibat serius bagi tubuhnya.

Pengolahan napas dzikrullah

Dzikir mengingat Allah dan berdo’a pada-Nya adalah kegiatan yang sangat dianjurkan bagi umat Islam. Allah sangat mencintai orang yang banyak berdo’a dan selalu berdzikir mengingat-Nya. Kendala utama dalam melakukan kegiatan dzikir dan do’a adalah rasa mengantuk, tidak bisa konsentrasi, perasaan bosan dan kaki semutan atau kram, sehingga jarang orang yang sanggup melakukan kegiatan dzikir secara rutin dalam waktu yang lama. Dengan tehnik pengaturan napas yang tepat dan benar semua kendala tersebut bisa diatasi sehingga anda bisa melakukan kegiatan dzikir dan do’a dalam waktu yang cukup lama tanpa merasa mengatuk, bosan atau kaki semutan. Kegiatan dzikir dan do’a terasa mengasyikan dan menyenangkan , sehingga anda sanggup melakukan kegiatan tersebut secara rutin setiap hari.

Dzikir bisa dilakukan dengan menyebut Asmaulhusna, kalimat hasballah , syahadat atau sholawat Nabi diiringi dengan do’a yang diambil dari ayat Qur’an , hadist atau do’a dalam bahasa ibu masing masing. Selama melakukan dzikir dan do’a napas diatur sedemikian rupa sehingga ketika menarik napas paru paru terisi penuh sempurna dan ketika menghembuskan napas paru paru kosong sempurna pula. Ketika menghirup udara kita menghirup oxigen dari udara memenuhi paru-paru selanjutnya oxigen tersebut diangkut oleh darah keseluruh tubuh memenuhi kebutuhan seluruh sel ditubuh kita. Disamping oxigen kita juga menghirup energi kehidupan atau energi hayati yang biasa juga disebut energi Prana, Ki, atau Chi. Energi hayati diserap oleh otak besar kemudian dialirkan melalui saluran saraf ditulang belakang keseluruh tubuh.

Tarik napas perlahan lahan sambil membaca kalimat asmaulhusna misalnya “ya Rahman” , setelah paru paru penuh dengan udara tahan napas dengan mengeraskan otot perut sambil tetap membaca kalimat asmaulhusna tersebut, tahan selama yang bisa dilakukan, kemudian hembuskan napas sambil berdo’a misalnya :
”birohmatika ya arhamarrohimin irhamna” .

Selama menarik, menahan dan menghembuskan napas fikiran dan hati dikonsentrsasikan serta fokus pada kalimat dzikir dan do’a yang dibaca. Rasakan juga energi hayati yang diserap otak besar dan dialirkan pada saluran syaraf di tulang punggung keseluruh tubuh. Ini hanya salah satu contoh dari dzikir pernapasan asmaulhusna. Dalam pelatihan yang kami adakan anda akan dilatih melakukan tehnik pernapasan dengan beberapa kalimat asmaulhusna dan manfaat yang didapat dari dzikir tersebut.

Tehnik yang sama bisa dilakukan untuk dzikir tadabbur Qur’an. Dimana ketika menarik napas bacalah kalimah syahadat ,salawat Nabi , atau kalimat hasballah. Selanjutnya ketika menahan napas baca ayat Qur’an tertentu yang akan ditadabburi. Ketika menghembuskan napas baca do’a yang sesuai dengan ayat yang anda baca ketika menahan napas tadi. Semua metode ini akan lebih jelas lagi jika anda mengikuti pelatihan yang kami adakan. Anda bisa menterapi diri anda dengan ayat Qur’an yang anda baca, sehingga ahlak dan pribadi anda akan terbentuk oleh Al-Qur’an. Terapi dzikir tadabur Qur’an bermanfaat untuk menghilangkan berbagai sifat buruk dan negatif dari diri anda, menambah kedekatan anda dengan Allah pencipta alam semesta, meningkatkan iman dan taqwa, menyiapkan perbekalan untuk kehidupan akhirat membangkitkan semangat kerja dan optimisme menghadapi berbagai masalah kehidupan, dan banyak lagi manfaat lainnya.

Pengolahan napas dalam sholat

Dewasa ini banyak kita temui orang yang mengerjakan sholat hanya sekedar memenuhi kewajiban saja, mereka mengerjakan sholat hanya sebagai ritual rutin yang kadangkala dilakukan dengan setengah hati. Berdiri , rukuk dan sujud kadangkala mereka lakukan dengan tergesa gesa tanpa ,memperhatikan tu’maninah yang diajarkan Rasululullah.
Dengan pengaturan napas yang tepat dan benar dan memahami detiap ayat dan kalimat yang dibaca dalam sholat diharapkan anda bisa melakukan sholat dengan tenang, tidak tergesa gesa dan sesuai dengan tu’maninah yang diajarkan Rasulullah. Pada prinsipnya selama sholat lakukanlah pernapasan dengan perlahan dan sempurna. Ketika menarik napas paru paru diisi penuh sempurna, dan ketika menghembuskan napas paru paru kosong sempurna. Dengan pernapasan yang dilakukan secara perlahan dan tenang anda akan terhindar dari sifat tergesa gesa dalam sholat.

Pernapasan sempurna akan meningkatkan konsentrasi anda fokus pada ayat yang dibaca, disamping itu juga meningkatkan kadar oxigen yang diserap darah dari paru paru. Peningkatan kadar oxigen dan gerakan yang tenang akan memberikan relaksasi dan meningkatkan kesegaran tubuh. Selama dan selesai sholat anda akan merasakan kesegaran yang mengalir disekujur tubuh. Insya Allah sholat akan dirasakan sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan dan mengasyikan sehingga sholat tidak lagi dirasakan sebagai beban tapi sholat sudah dirasakan sebagai suatu kebutuhan.

Dalam pelatihan sholat khusuk yang kami adakan disamping tehnik pengolahan napas anda juga akan dilatih untuk menyamakan lisan , fikiran dan hati didalam sholat sehingga anda bisa mengerjakan sholat dengan khusuk. Kebanyakan orang tidak bisa khusuk dalam sholat mulutnya mengatakan A, fikirannya membayangkan B dan hatinya merasakan C. Padahal diluar sholat mereka sudah biasa mengalami kondisi khusuk, misalnya ketika mereka sedang berbicara dengan seseorang melalui handphone pasti yang diucapkan, dibayangkan oleh fikiran dan dirasakan hatinya sama.


Dzikir Pernapasan

Untuk membuka pintu rezeki , kemuliaan dan kelapangan hidup lakukanlah dzikir pernapasan tadabbur Qur’an sebagai berikut dibawah ini. Waktunya bisa dipilih sesudah sholat, pagi hari , sore hari atau menjelang tidur. Usahakan memakai pakaian yang longgar , sehingga tidak mengganggu ketika melakukan kegiatan olah napas.

Ketika menarik napas baca kalimat hasbalah :
Hasbiayallahu wani’mal wakiil, ni’mal maula wa ni’man nashir. Wakafa billahi waliyya , wakafa billahi syahida, wakafa billahi wakiila, wakafa billahi nashiroo
Cukup Allah bagiku Dia sebaik baik pelindung, sebaik baik pemimpin dan sebaiki baik penolong. Cukup Allah sebagai pemimpin, cukup Allah sebagai saksi, cukup Allah sebagai pelindung, cukup Allah sebagai penolong.

Bisa juga dibaca dua kalimah sahadat dan sholawat seperti pada saat duduk tahiyat akhir.

1. Ketika menahan napas baca salah satu dari ayat Qur’an sebagai berikut didalam hati :

AL – ISRAAK AYAT 30

Inna robbaka yabsuthu rizqo limayyasyaa’u wa yaqdir Innahuu kaana bi ibadihi khobiirom bashiiro
Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
(Al Israak 30)

AL ANKABUT 62

Allahu yabsuthu rizqo limayyasyaa’u wa yaqdir Innallaha bikulli syai’in aliim
Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(Al Ankabut 62)

AS SYURA 12

Lahuu maqooliidus samaawaati wal ardhi . Yabsuthur rizqo limayyasyaa’u wayaqdir. Innahuu bikulli syai’in alimm

Kepunyaan-Nya-lah perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (nya). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.(As-Syuraa 12)

Ketika menghembuskan napas baca Do’a tadabbur :
Ya Allah kepunyaan Engkaulah perbendaharaan kekayaan dilangit dan bumi , Engkaulah yang melapangkan dan menyempitkan rezeki bagi siapa yang Engkau kehendaki hamba mohon padaMu, lapangkan rezeki hamba (kami) selapang lapangnya, jangan Kau sempitkan rezeki hamba (kami), jangan Kau sempitkan hidup hamba (kami), Engkau maha mengetahui dan maha melihat keadaan kami, perkenankanlah permohonan kami ini ya Allah.

Manfaat nya:
• Membuka jalan dan pintu rezeki bagi orang yang dalam kesempitan hidup
• Melindungi diri dari kefakiran dan kemiskinan
• Hidup berkecukupan dan selalu terpenuhi hajat dan kebutuhannya


2. Ketika menahan napas baca surat Fathir ayat 2, sebagai berikut didalam hati :


Maa yaftahillahu linnaasi mirrohmatin falaa mumsika laha, wamaa yumsik falaa mursilalahu mimbad’dihi wahuwal azizul hakim

Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorang pun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Fathir 2)

Ketika menghembuskan napas baca Do’a tadabbur :
Ya Allah apa –apa Rahmat yang Kau bukakan bagi kami tidak ada seorangpun yang dapat mencegahnya, dan apa saja yang Kau tahan dari kami tidak seorangpun yang sanggup membukakannya. Ya Allah bukakan bagi kami pintu rahmat dari sisiMu dengan seluas luasnya, jangan Kau tahan Rahmat dan karuniaMu bagi kami ya Allah, Engkau maha Perkasa lagi maha Bijaksana, perkenankan permohonan kami ini ya Allah.
Manfaatnya antara lain :
• Mendapat rahmat dan karunia dari Allah
• Mendapat kelapangan hidup, dan terpenuhi semua hanjat dan kebutuhannya
• Terpelihara dari fitnah dan kejahatan orang yang dengki
• Terpelihara dari kefakiran, kemiskinan dan kesempitan hidup


3 . Ketika menahan napas baca surat Ibrahim ayat 32 :

Allahulladzii kholaqossamawaati wal ardho wa anzala minassamaa’i maa anfa akhroja bihii minaatsamarooti rizqollakum . wa sakhorolakumul fulka litajriya fil bahri bi amrihi . wa sakhorolakumul anhaar
Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu, dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. (Ibrahim 32)

Ketika menghembuskan napas baca do’a tadabbur:

Segala puji bagiMu ya Allah yang telah menjadikan langit dan bumi dan menurunkan hujan bagi kami dari langit , segala puji bagiMu ya Allah yang telah mengeluarkan bagi kami bermacam macam buah buahan sebagai rezeki , dan telah menundukan bahtera yang berlayar dilaut , dan sungai sungai untuk keperluan kami. Ya Allah bukakan bagi kami pintu rezeki dari segala penjuru yang Kau berkahi , bukakan bagi kami pintu rezeki dari langit dan bumi , lapangkan hidup kami selapang lapangnya perkenankan permohonan kami ini ya Allah

Manfaatnya antara lain :

Menamankan kesadaran tentang kebesaran dan kekuasaan Allah

Menamankan kesadaran bahwa Allah yang memberi kehidupan bagi segala mahluk yang ada dilangit dan bumi

Memberi kesadaran bahwa Allahlah yang memberi rezeki pada sekalian mahluk yang ada dilangit dan bumi

Mendapat kecukupan dan kelapangan hidup serta rezeki berlimpah dari sisi Allah
Terpelihara dari kefakiran , kemiskinan dan kemelaratan hidup


4 Ketika menahan napas baca surat Al Israak ayat 70 :

Walaqod karamna bani aadama wahamalnaahum fil barri wal bahri warozaqnaahum minathoyyibaati wa fadholnaahum alaa katsirom mimman kholaqnaa tafdhiilaa
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
(Al Israak 70)

Ketika menghembuskan napas baca do’a tadabbur sebagai berikut didalam hati :
Ya Allah Engkau telah memuliakan bani adam dan mengangkut mereka didarat dan dilautan, dan Kau beri mereka rezeki dari yang baik baik, dan Kau lebihkan mereka dari kebanyakan mahluk yang kau ciptakan. Ya Allah kami mohon padaMu beri kami kemuliaan dan rezeki yang berkah dari sisiMu, beri kami kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahluk yang kau ciptakan, Karuniai kami pemberian sebagaimana yang telah kau janjikan dalam Qur’anMu yang agung ini ya Allah, perkenankanlah permohonan kami ya Allah.

Manfaatnya antara lain:

Menanamkan kesadaran betapa Allah telah memuliakan manusia lebih dari mahluk ciptaannya yang lain

Menamankan kesadaran bahwa Allah yang memberi rezeki dan kemuliaan kepada manusia dan mahluk lainnya

Mendapat kemuliaan dan rezeki yang berkah dari sisi Allah


Mendapat kemudahan dan kelapangan hidup

Terpelihara dari kefakiran, kemiskinan dan kemelaratan hidup
Agar anda dapat melaksanakan dzikir pernapasan tadabbur Qur’an ini dengan tepat dan benar , kami sarankan agar anda mengikuti pelatihan yang kami adakan sesuai jadwal di blog ini.

Insya Allah anda bisa menterapi diri anda untuk memperbaiki mutu kehidupan, meraih sukses dan kemenangan serta mendekatkan diri pada Allah.
http://www.fadhilza.com/2010/05/tadabbur/dzikir-pernapasan-tadabbur-qur%E2%80%99an-untuk-membuka-pintu-rezeki-kelapangan-dan-kemuliaan-hidup.html#more-1190

http://www.fadhilza.com/2010/04/tadabbur/tehnik-pengolahan-napas-dzikrullah.html#more-1156

RAHASIA KEKUATAN SEL DAN ENERGI NUR ILAHI



Allah menciptakan manusia bermula dari sebutir sel, kemudian sel itu membelah diri menjadi dua, empat, delapan, enam belas, tigapuluh dua…… dan terus hingga jumlahnya menjadi milyaran. Allah memciptakan tubuh manusia dari kumpulan milyaran sel yang hidup. Setiap saat ada sel yang rusak dan mati kemudian digantikan dengan sel baru yang sehat dan segar. Sepanjang kehidupan kita akan terus menerus terjadi proses penggatian sel yang rusak dengan sel baru yang segar. Jika proses pergantian sel yang rusak dan mati ini terganggu maka tubuh kita akan menjadi sakit, tubuh akan dipenuhi dengan sel yang rusak dan mati. Apabila proses ini terus berlanjut dan proses penggantian sel yang rusak dengan sel baru terhalang atau berhenti sama sekali, maka tubuh akan menjadi rusak dan berlanjut dengan datangnya kematian.

Sel tubuh yang sehat dan kuat akan membentuk tubuh yang sehat dan kuat demikian pula sel tubuh yang sakit, lemah dan rusak akan membentuk tubuh yang lemah dan berpenyakitan. Untuk menjamin tubuh tetap sehat dan bugar kita harus menjamin bahwa proses penggantian sel yang lemah dan rusak atau mati didalam tubuh kita dengan sel baru yang sehat dan segar tetap berjalan dengan baik sepanjang masa. Sel yang sehat dan kuat mampu mengalahkan berbagai penyakit yang datang menyerang tubuh, dan menjaga agar organ tubuh tetap berfungsi dengan baik.

Tubuh yang memiliki sel lemah sangat rentan terhadap serangan berbagai penyakit degeneratif seperti darah tinggi, kolesterol, diabetes, gagal jantung, gagal ginjal, gangguan lambung, rematik, asam urat dan lain sebagainya. Tubuh juga sangat rentan terhadap serangan penyakit tumor, kanker, HIV dan penyakit harian seperti migrain, flu, batuk, letih, lesuh, tidak bergairah, dan cepat capek. Sel tubuh yang sehat dan kuat mampu mengatasi serangan berbagai penyakit seperti tersebut diatas.

Setiap sel hidup yang ada didalam tubuh kita memiliki energi yang disebut energi sel. Kuat tidaknya energi sel yang tersimpan didalam setiap sel menjadi tolok ukur bagi sehat atau tidaknya sel tubuh kita. Energi sel bisa dibangkitkan dan dipelihara dengan latihan tertentu. Guru Mufid seorang pakar Energi sel yang membuka sekolah informal pelatihan energi sel di Jogyakarta menjelaskan bahwa ada tiga cara untuk membangkitkan dan merawat energi sel didalam tubuh kita yaitu dengan latihan olah nafas (Daya Prana), menyerap energi alam (Reiki) dan melakukan amalan ilmu hikmah seperti puasa, wirid dan lain sebagainya. Dengan menggabungkan ketiga metode tersebut kita bisa membangkitkan dan merawat energi sel yang tersimpan dalam setiap sel tubuh kita dan mempercepat proses penggatian sel yang rusak atau mati dengan sel baru yang kuat, sehat dan segar.

Berbagai penyakit yang diderita manusia umumnya terjadi karena kekagagalan tubuh dalam mengatisipasi berbagai penyakit dan virus yang datang menyerang. Penyakit juga bisa muncul akibat kekacauan metabolisme tubuh, kegagalan fungsi organ tubuh seperti jantung, liver, ginjal, lambung, pankreas dan munculnya sel liar seperti kanker dan tumor. Jika tubuh terlanjur mendapat serangan berbagai penyakit diatas efek penyakit tersebut bisa dikurangi bahkan disembuhkan dengan menggunakan energi sel yang dibangkitkan didalam tubuh setiap orang.

Ada beberapa faktor yang amat berpengaruh terhadap energi sel didalam tubuh manusia antara lain fikiran dan perasaan, pola isirahat, pola makan, dan olah raga yang teratur. Berfikir dan merasa positip akan membangkitkan energi positip pada sel, berfikir dan merasa negatip akan menimbulkan kerusakan, kelemahan dan berakhir dengan matinya sel tersebut hal ini disebut juga sebagai munculnya energi negatif pada sel. Fikiran dan perasaan negatif antara lain merasa sedih, kecewa, dengki, jengkel, menderita, tertekan, terhina, dikucilkan. Fikiran dan perasaan positif antara lain, gembira, puas, ridho, ikhlas, bahagia, mulia dan dihargai, dihormati, dan lain sebagainya. Perhatikan apa fikiran dan perasaan yang menguasai fikiran dan hati anda semua itu akan berpengaruh pada energi yang muncul didalam sel tubuh anda.

Istirahat yang cukup, makan secukupnya dan tidak berlebihan diiringi dengan olah raga yang teratur dapat membangkitkan energi posisitip pada biosel. Sebaliknya kurang istirahat, makan tidak teratur dan berlebihan, serta tidak pernah berolah raga dapat menimbulkan kekacauan pada energi Sel. Sehingga sel tubuh menjadi lemah, sakit, rusak dan pada akhirnya akan mati. Seharusnya sel yang mati segera digantikan dengan sel baru yang sehat, kuat dan segar, namun karena sel tubuh yang ada dipenuhi oleh energi negatif maka proses penggantian dengan sel baru berjalan lambat atau malah gagal sama sekali. Jika hal ini dibiarkan terus menerus tubuh akan dipenuhi oleh sel yang rusak dan berbagai penyakit yang mendatangkan rasa tidak nyaman.

orang-meditasi


Banyak cara dilakukan orang untuk mempertahankan dan meningkatkan energi sel didalam tubuh masing masing antara lain dengan latihan olah nafas seperti senam taichi, waitankung, senam tera, meditasi, yoga, Reiki, membaca wirid dzikir, sholat khusuk, tadabbur Qur’an, puasa, dan lain sebagainya. Kondisi fisik yang lemah, sakit-sakitan , tidak memiliki gairah hidup, menggambarkan kondisi sel tubuh yang lemah. Dengan merubah pola fikir, perasaan dan melakukan latihan seperti diatas energi sel akan bangkit dan merubah kondisi fisik menjadi sehat, penuh gairah dan semangat hidup.

Membangkitkan energi sel dalam tubuh.

Tubuh manusia terdiri atas unsur fisik (materi) dan ruhani, setiap sel tubuh manusia juga terdiri atas unsur materi dan ruhani . Latihan fisik dan olah nafas akan menguatkan unsur fisik dari sel tubuh manusia, sedang do’a, wirid dan kalimat affirmasi yang dibaca akan menguatkan unsur rohani dari sel tersebut. Dengan menggabung latihan olah nafas, olah fikiran dengan do’a, wirid dan kalimat affirmasi, unsur fisik dan rohani sel tubuh akan menjadi kuat dan memancarkan energi yang disebut energi sel. Energi tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

Orang yang memiliki energi sel kuat dan prima insya Allah memiliki daya tahan yang tinggi terhadap serangan berbagai penyakit, dan memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri dan orang lain dari berbagai penyakit yang dideritanya. Unsur Fisik atau materi dari energi sel akan musnah bersamaan dengan hancurnya jasad ketika datangnya kematian. Sedangkan unsur rohani dari energi sel ini merupakan Energi Nur Ilahi yang akan tetap abadi mengikuti unsur Ruh manusia yang tetap hidup didalam barzakh, dan padang mahsyar kelak. Energi ini akan terlihat sebagai cahaya yang memancar dari tubuh orang mukmin pada hari berbangkit sebagaimana disebutkan dalam surat At Tahrim ayat 8 :

Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (At Tahrim 8 )

Unsur rohani (spiritual) dari Energi sel merupakan Nur Ilahi yang bersifat kekal dan tetap menyertai Ruh kemanapun ia pergi. Setelah datang kematian Ruh masih terus melanjutkan perjalanan hidupnya dialam barzakh, kemudian pada hari berbangkit akan dikumpulkan dipadang Mahsyar dan setelah dihisab terus melanjutkan perjalananya menyeberangi lautan api Neraka yang amat panas, selanjutnya berdiam di taman syurga yang tinggi, atau akan tetap tinggal didalam api Neraka yang amat panas. Energi Nur Ilahi melindungi orang yang bersangkutan dalam perjalanan panjang tersebut. Itulah energi yang kekal dan abadi sebagaimana disebutkan dalam surat an Nahl ayat 96 :

Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (An Nahl 96)

Guru Mufid seorang pakar kesehatan di Jogyakarta telah menemukan formulasi pelatihan untuk membangkitkan energi sel ini. Beliau menggabungkan metode meditasi olah nafas, Reiki dan, ilmu hikmah yang memanfatkan do’a serta wirid untuk membangkitkan energi tersebut dan menamakan metode tersebut dengan QUANTUM PSIKOTERAPY ILLAHI TRAINING (QPIT). Metode ini sangat mudah dipelajari karena sesuai dengan akal sehat, alamiah juga tuntunan agama dan sudah dikenalkan ke masyarakat di Yogya dan sekitarnya sejak tahun 2003. Sampai sekarang sekolah informal olah jiwa dan energi sel QUANTUM PSIKOTERAPY ILLAHI TRAINING (QPIT). yang beliau dirikannya sudah mendidik banyak masyarakat dari berbagai profesi mulai dokter, psikolog, pengacara, ulama, pengusaha, pegawai negeri, dosen, guru, karyawan swasta, mahasiswa hingga anak SMP yang tersebar diberbagai kota di Indonesia. Ilmu ini merupakan inti sari dari 3 ilmu utama dalam dunia metafisik yaitu prana, reiki dan ilmu hikmah. Oleh karena itu sangat cocok dipelajari oleh praktisi keilmuan yang belum menemukan format keilmuannya ,metode ini sangat mudah dipelajari .

http://www.fadhilza.com/2009/12/tadabbur/rahasia-kekuatan-sel-dan-energi-nur-ilahi.html#more-901

Peta Kehidupann


http://dakwah.info/utama/wp-content/uploads/2010/07/Peta-Hidup-Manusia.jpg


Sebagian besar manusia tidak menyadari bahwa ia adalah mahluk abadi, yang sedang singgah didalam kehidupan dunia ini. Dunia yang sudah berumur ribuan tahun dan masih akan ada sampai …….entah berapa ratus atau ribu tahun lagi, menjelang terjadinya hari Kiamat.. Sedangkan kita manusia hanya singgah beberapa tahun saja didunia ini, ada yang sehari, seminggu, sebulan, setahun, beberapa tahun sampai puluhan tahun, paling lama mungkin hanya 90 atau 100 tahun. Bagi yang sudah menetap sekitar 60 tahun didunia ini tentunya harus sudah siap siap mungkin beberapa tahun lagi akan digusur dari kehidupan dunia ini dan pindah kealam barzakh. Sepanjang perjalanan hidup kita mulai dari alam Ruh sampai diakhirat kelak kita akan melalui 7 tahap perjalanan hidup: Alam Ruh, Alam rahim, Alam dunia, Alam barzakh, Hari berbangkit, Hari berhisab, Hari pembalasan.

Perjalanan panjang itu dimulai saat Allah menciptakan kita dialam ruh dan bersabda : ”Bukankah Aku Tuhanmu, Ruh menjawab betul kami bersaksi” ( Al A’raaf 172). Selanjutnya Allah meniupkan ruh itu ke dalam janin didalam rahim ibu, setelah 9 bulan kita lahir kedunia sebagai bayi yang lemah. Kemudian kita tumbuh menjadi dewasa, tua, dan wafat. Yang wafat dan mati hanyalah jasad kita, sedang kita sendiri sebagai mahluk ruh tetap hidup, melanjutkan perjalanan dialam barzakh (Al Baqarah 153, Ali Imran 169). Selanjutnya kelak dihari kiamat kita akan dibangkitkan kembali dengan tubuh yang baru (Yasin 51-52). Terus melanjutkan perjalanan hidup di Padang mahsyar untuk dihisab dan dimintai pertanggungan jawab atas semua perbuatan kita selama didunia. Setelah dihisab kita akan ditempatkan di syurga atau di neraka sesuai amal masing masing. Kekal – abadi selama nya di Syurga atau Neraka, tidak ada lagi kematian sesudah itu (Al Baqarah 39 dan 82).

Saat ini kita ada dialam dunia, masih ada 4 tahap kehidupan lagi yang harus kita jalani yaitu Alam Barzakh, Hari Berbangkit, Hari Berhisab, dan Hari Pembalasan kekal di Syurga atau Neraka. Sejak diciptakan dialam Ruh, kemudian lahir kedunia ini kita adalah mahluk abadi yang tidak akan pernah musnah dan lenyap. Yang musnah dan lenyap hanya tubuh dan fisik kita, Ruh kita tetap kekal, melanjutkan perjalanan ke alam barzakh, dan kelak dihari berbangkit akan dikumpulkan di Padang mahsyar, untuk mempertanggung jawabkan semua yang telah kita lakukan didunia ini.

Sebagian besar manusia tidak menyadari tentang perjalanan yang abadi ini. Sebagian besar manusia hanya fokus pada kehidupan dunia, mereka hanya berfikir untuk kehidupan sampai hari tua. Untuk apa menabung? …jaminan hari tua. Untuk apa ikut asuransi? ….jaminan hari tua. Untuk apa ikut investasi? ….jaminan hari tua. Untuk apa punya Deposito? ….jaminan hari tua. Untuk apa punya beberapa buah rumah, mobil, tanah, kebun harta berlimpah? ….jaminan hari tua. Sebagian besar manusia hanya berfikir untuk kehidupan sampai hari tua. Bagaimana kehidupan di Alam barzakh, Hari berbangkit, dan hari pembalasan di akhirat kelak ? …entahlah kebanyakan manusia tidak peduli. Mereka tidak yakin dengan kehidupan akhirat, mereka hanya tertarik membahas masalah kehidupan dunia. Hal ini telah disinyalir Allah dalam surat Al Insan ayat 27:

Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat).

Bagaimana dengan anda? Sudahkah mempersiapkan diri untuk menempuh perjalanan panjang yang tidak ada limit waktunya? Sudahkah mempersiapkan perbekalan untuk menempuh perjalan di alam barzakh dan kehidupan akhirat kelak? . Ingat , kematian bukan akhir perjalanan hidup kita, kematian bukan akhir dari segala galanya, justru kematian adalah awal perjalan panjang yang tiada akhir.

Ketika datang sakratul maut, itulah saat berpisah dengan kehidupan dunia. Harta yang berlimpah, pangkat, jabatan, perusahaan, karib kerabat, sanak famili semua akan kita tinggalkan, mereka hanya mengantarkan kita sampai liang kubur. Setelah sanak famili semua kembali kerumah masing masing, tinggalah kita seorang diri di tanah pekuburan, melanjutkan perjalanan hidup di alam barzakh. Amal baik dan buruk kita akan terus menemani kita di alam barzakh. Orang yang banyak amal kebaikannya berada dalam kehidupan yang menyenangkan di alam barzakh sampai datang hari berbangkit. Orang yang banyak amal buruknya dan tidak memiliki perbekalan yang memadai, akan tersiksa dan menderita di alam barzakh sampai datang hari berbangkit.

Di alam barzakh kita hanya sendiri, ditemani amal baik, atau amal buruk kita masing masing. Dunia adalah tempat hidup sementara tempat mengumpulkan perbekalan untuk kehidupan yang kekal dan abadi. Keberhasilan kita di alam barzakh dan alam akhirat ditentukan oleh amal kita dalam kehidupan didunia ini. Namun sayang banyak manusia tidak menyadari keadaan ini. Sebagian besar manusia hanya fokus pada kehidupan dunia, dan tidak peduli dengan kehidupan akhirat. Mereka menganggap dengan detangnya kematian selesailah semua perkara. Tidak ada lagi kehidupan sesudah mati.

Insya Allah tidak demikan halnya dengan anda, mudah-mudahan anda termasuk orang yang ber-Iman dan yakin akan kehidupan akhirat. Mari kita tingkatkan amal ibadah kita, mari kita persiapkan bekal sebanyak banyaknya untuk menempuh perjalanan panjang yang tiada akhir pada kehidupan akhirat kelak. Firman Allah dalam surat Al Hasyr ayat 18 mengingatkan kita akan hal itu:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al Hasyr 18)

Oleh : Fadhil ZA
http://www.fadhilza.com/2008/11/tadabbur/renungan-007-kehidupan-abadi.html

AMALAN-AMALAN DI BULAN SUCI RAMADHAN

Segala puji bagi Allah yang menjadikan bulan Ramadhan lebih baik dari pada bulan-bulan lainnya dengan menurunkan al-Qur`an dan mewajibkan puasa bagi kaum muslimin sebagai salah satu pondasi Islam. shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad yang telah menyampaikan kepada kita tentang ibadah-ibadah dibulan Ramadhan dan memberikan contoh kepada kita bagaimana sebaiknya menghidupkan bulan bulan yang penuh berkah ini.

Dari Abu Hurairah , ia berkata, Rasulullah memberi kabar gembira kepada para sahabatnya dengan bersabda:

قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ, شَهْرٌ مُبَارَكٌ, كَتَبَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ, فِيْهِ تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةُ وَتُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ. فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ. مَنْ ُحُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ.

"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya; pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat; juga terdapat dalam bulan ini malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang tidak memperoleh kebaikannya, maka ia tidak memperoleh apa-apa." HR. Ahmad dan an-Nasa`i.

Berikut ini adalah amalan-amalan yang dianjurkan di bulan Ramadhan:

1. Puasa: Allah memerintahkan berpuasa di bulan Ramadhan sebagai salah satu rukun Islam.

Firman Allah :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (QS. Al-Baqarah:183)

Rasulullah bersabda:

بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةُ وَصَوْمِ رَمَضَانَ وَحَجِّ الْبَيْتِ الْحَرَامِ.

"Islam didirikan di atas lima perkara, yaitu bersaksi bahwa tidak Ilah yang berhak disembah selain Allah I dan Muhammad r adalah rasul Allah , mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan pergi ke Baitul Haram." Muttafaqun 'alaih.

Puasa di bulan merupakan penghapus dosa-dosa yang terdahulu apabila dilaksanakan dengan ikhlas berdasarkan iman dan hanya mengharapkan pahala dari Allah I, sebagaimana Rasulullah bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah , niscaya diampuni dosa-dosanya telah lalu." Muttafaqun 'alaih.

2. Membaca al-Qur`an: Membaca al-Qur`an sangat dianjurkan bagi setiap muslim di setiap waktu dan kesempatan. Rasulullah r bersabda:

اِقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ.

"Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi ahlinya (yaitu, orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya). HR. Muslim.

Dan membaca al-Qur`an lebih dianjurkan lagi pada bulan Ramadhan, karena pada bulan itulah diturunkan al-Qur`an. Firman Allah :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS: al-Baqarah:185)

Rasulullah selalu memperbanyak membaca al-Qur`an di hari-hari Ramadhan, seperti diceritakan dalam hadits Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata:

وَلاَ أَعْلَمُ نَبِيَّ الله ِقَرَأَ الْقُرْآنَ كُلَّهُ فِى لَيْلَةٍ, وَلاَ قَامَ لَيْلَةً حَتَّى يُصْبِحَ وَلاَ صَامَ شَهْرًا كَامِلاً غَيْرَ رَمَضَانَ.

"Saya tidak pernah mengetahui Rasulullah r membaca al-Qur`an semuanya, sembahyang sepanjang malam, dan puasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan." HR. Ahmad.

Dalam hadits Ibnu Abbas yang diriwayatkan al-Bukhari, disebutkan bahwa Rasulullah melakukan tadarus al-Qur`an bersama Jibril di setiap bulan Ramadhan.

3. Menghidupkan malam-malam bulan Ramadhan dengan shalat Tarawih berjamaah: Shalat Tarawih disyari'atkan berdasarkan hadits 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata:"Sesungguhnya Rasulullah keluar pada waktu tengah malam, lalu beliau shalat di masjid, dan shalatlah beberapa orang bersama beliau. Di pagi hari, orang-orang memperbincangkannya. Ketika Nabi mengerjakan shalat (di malam kedua), banyaklah orang yang shalat di belakang beliau. Di pagi hari berikutnya, orang-orang kembali memperbincangkannya. Di malam yang ketiga, jumlah jamaah yang di dalam masjid bertambah banyak, lalu Rasulullah keluar dan melaksanakan shalatnya. Pada malam keempat, masjid tidak mampu lagi menampung jamaah, sehingga Rasulullah r hanya keluar untuk melaksanakan shalat Subuh. Tatkala selesai shalat Subuh, beliau menghadap kepada jamaah kaum muslimin, kemudian membaca syahadat dan bersabda, Sesungguhnya kedudukan kalian tidaklah samar bagiku, aku merasa khawatir ibadah ini diwajibkan kepada kalian, lalu kalian tidak sanggup melaksanakannya." Rasulullah wafat dan kondisinya tetap seperti ini. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Setelah Rasulullah wafat, syariat telah mantap, hilanglah segala kekhawatiran. Disyari'atkan shalat Tarawih berjamaah tetap ada karena telah hilang 'illat (sebabnya), kerena 'illat itu berputar bersama ma'lul, ada dan tiadanya. Di samping itu, Khalifah Umar telah menghidupkan kembali syari'at shalat Tarawih secara berjamaah dan hal itu disepakati oleh semua sahabat Rasulullah r pada masa itu. Wallahu A'lam.

4. Menghidupkan malam-malam Lailatul Qadar: lailatul qadar adalah malam yang lebih baik dari pada seribu bulan yang tidak ada lailatul qadar dan pendapat paling kuat bahwa ia terjadi di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, terlebih lagi pada malam-malam ganjil, yaitu malam 21, 23,25,27, dan 29. Firman Allah :

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌمِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (QS.al-Qadar :3)

Malam itu adalah pelebur dosa-dosa di masa lalu, Rasulullah r bersabda:

وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدَرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.

"Dan barangsiapa yang beribadah pada malam "Lailatul qadar" semata-mata karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah , niscaya diampuni dosa-dosanya yang terdahulu." HR. al-Bukhari.

Menghidupkan Lailatul qadar adalah dengan memperbanyak shalat malam, membaca al-Qur`an, zikir, berdo'a, membaca shalawat. Aisyah radhiyallahu 'anha pernah berkata, Aku bertanya, Wahai Rasulullah, jika aku mendapatkan lailatul qadar, maka apa yang aku ucapkan? Beliau menjawab, Bacalah:

اَللّهُمًَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَفاَعْفُ عَنِّي

Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Yang suka mengampuni, ampunilah aku."

5. I'tikaf di malam-malam Lailatul Qadar: I'tikaf dalam bahasa adalah berdiam diri atau menahan diri pada suatu tempat, tanpa memisahkan diri. Sedang dalam istilah syar'i, i'tikaf berarti berdiam di masjid untuk beribadah kepada Allah dengan cara tertentu sebagaimana telah diatur oleh syari'at.

I'tikaf merupakan salah satu sunnah yang tidak pernah ditinggal oleh Rasulullah , seperti yang diceritakan oleh Aisyah radhiyallahu 'anha:

أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتىَّ تَوَفَّاهُ اللهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ.

"Sesungguhnya Nabi selalu i'tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan sampai meninggal dunia, kemudian istri-istri beliau beri'tikaf sesudah beliau." Muttafaqun 'alaih.

6. Memperbanyak sedekah:
Rasulullah adalah orang yang paling pemurah, dan beliau lebih pemurah lagi di bulan Ramadhan. Hal ini berdasarkan riwayat Ibnu Abbas , ia berkata:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَجْوَدَ النَّاسِ, وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُوْنُ فِى رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ ...

"Rasulullah adalah manusia yang paling pemurah, dan beliau lebih pemurah lagi di bulan saat Jibril menemui beliau, …HR. al-Bukhari.

7. Melaksanakan ibadah umrah: salah satu ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan adalah melaksanakan ibadah umrah dan Rasulullah menjelaskan bahwa nilai pahalanya sama dengan melaksanakan ibadah haji, seperti dalam hadits yang berbunyi:

عُمْرَةٌ فِى رَمَضَانَ تَعْدِلُ حَجَّةً

"Umrah di bulan Ramadhan sama dengan ibadah haji."

Demikianlah beberapa ibadah penting yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan di bulan Ramadhan dan telah dicontohkan oleh Rasulullah . Semoga kita termasuk di antara orang-orang yang mendapat taufik dari Allah untuk mengamalkannya agar kita mendapatkan kebaikan dan keberkahan bulan Ramadhan. Wallahu A'lam.

http://abdullah-syauqi.cybermq.com/post/detail/5813/amalan-amalan-di-bulan-ramadhan

Hakikat Ibadah




 
Dikisahkan, pada malam-malam yang sepi dan hening seiring dalam dinginnya kota Madinah yang menusuk tulang — Nabi Muhammad SAW berdiri berjam-jam, menengadahkan tangan, rukuk, khusuk, dan bersujud lama sekali di hadapan ”Kekasih”-nya, Allah SWT. Akibatnya, bukan cuma mata Beliau yang memerah, tapi kakinya pun bengkak.

Aisyah, istri Beliau, menyoal, buat apa semua itu. ”Bukankah Anda seorang yang ma’shum, yang sudah diampuni dosanya?” tanya Aisyah.

Nabi menjawab singkat: Afalam akuunu abdan syakura…. Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur ?

Apa yang dilakukan Nabi SAW tersebut jelas merupakan contoh ibadah yang ideal. Ibadah yang didasarkan pada rasa cinta dan keikhlasan seorang hamba kepada penciptanya. Bukan amal karena ingin balasan surga, karena ibadah jenis itu adalah ibadahnya pedagang yang selalu berhitung ”untung-rugi”. Bukan pula karena takut Neraka, karena ibadah model ini, menurut Imam Ali bin Abi Thalib adalah ibadahnya budak. Ibadah Nabi SAW adalah ibadah karena cinta. Ibadah yang benar-benar ikhlas. Ibadah seorang yang bebas merdeka, bukan budak yang takut dipecat majikannya.

Beramal demi sebuah ganjaran, sebetulnya adalah ibadah untuk diri kita sendiri. Untuk ego kita. Oleh sebab itu, jika kita mengharap pahala — dari amal ibadah yang kita lakukan — dengan sendirinya pahala itu untuk kepentingan kita. Padahal ibadah yang ikhlas itu untuk Allah semata, bukan untuk ego kita.

Begitu pula sebaliknya: menghindari yang haram karena takut neraka, tidaklah seikhlas yang menghindarinya karena mencari ridha Allah. Seorang anak yang ikhlas meladeni ayahnya, melakukan hal itu bukan karena takut dipukul sang ayah atau supaya diberi uang, melainkan karena cinta pada orangtua. Kita, barangkali akan merasa sulit mengikuti ibadah yang dilakukan oleh Nabi SAW. Meminjam istilah Al-Ghazali, kita masih tergolong manusia dalam tahap ‘awam’ sementara masih ada tahap khusus dan tahap khususnya khusus, khuwash-al-khawash. Seperti piramid, makin tinggi tahapan itu, makin sedikit jumlah manusianya.

Kendati begitu, kita barangkali masih tergolong ikhlas, kalau kita, misalnya, berderma untuk menghindari musibah. Karena itu juga perintah Allah. Tapi ini tergolong ikhlasnya awam, sebab kita baru mau bersedekah karena janji ganjaran yang berlipat ganda atau agar terhindar dari musibah dan marabahaya. Tentu saja orang mesti berusaha setahap demi setahap mencari tingkatan yang lebih tinggi, hingga tiba di tahap khawash-al-khawash. Kita harus selalu berusaha meningkatkan amal ibadah dari hari ke hari dan dari waktu ke waktu, hingga menjadi sempurna seperti yang dilakukan oleh panutan kita Nabi SAW. Bukankah berusaha meneladani Beliau sudah merupakan ibadah? (ah)

http://kajianislam.wordpress.com/2009/11/23/hakikat-ibadah/

*****************

Catatan :
 
Secara umum ibadah dapat dibagi dalam 2 macam, yaitu :

1. Ibadah formal (maqhdoh/ritual/resmi)

Ketika Allah menetapkan sebuah ibadah formal/ritual, prinsip yang harus dipahami adalah bahwa yang namanya ritual lebih merupakan sebuah upacara/formalitas/birokrasi yang terkadang tidak dijelaskan apa, kenapa dan bagaimana harus seperti itu. Oleh karena itulah kenapa Allah SWT menurunkan seorang nabi untuk memberikan contoh sebuah ibadah formal, baik dalam hal gerakan, perbuatan ataupun teknik-teknik yang lain, yang bisa langsung ditiru begitu saja tanpa harus diungkapkan alasan-alasannya. Sebagaimana Rosulullah menyebutkan “Sholatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku sholat”. Jadi, yang menjadi panutan dalam sebuah ibadah formal adalah seorang manusia, yaitu tidak lain adalah Rasulullah.

Jikalau terdapat orang yang bertanya kenapa sholat musti gerakan-nya seperti rukuk sujud dan lain sebagainya, berarti orang tersebut sebenarnya tidak mempunyai iman kepada Rosul, karena dia menggunakan akal atau logika dalam kaitan-nya ibadah ritual. Boleh saja dalam ibadah menggunakan logika atau akal, selama bukan untuk ibadah ritual.

Ibadah ritual tidak menggunakan metodologi akal atau analisa, namun menggunakan metodologi apa yang dilihat dan apa yang dilakukan oleh Rosulullah. Maka dalam sholat tidak pernah Rosulullah menjelaskan hubungan/kaitan sholat dengan kesehatan. Jikalau ternyata ada hubungan-nya, pasti ada ayat yg menjelaskan hal tersebut. Bahwa tujuan sholat pada dasarnya bukan untuk kesehatan, namun tidak lain adalah untuk menjalankan perintah Allah SWT, dan bukti bahwa hamba tersebut bertaqwa kepada Allah SWT.

2. Ibadah non formal (umum/muamalah/sosial)


Ibadah ini menggunakan logika, akal, nalar serta alasan. Prinsipnya adalah Allah SWT menciptakan alam untuk manusia, silahkan dieksplorasi manfaatnya untuk kepentingan dunia maupun akhirat, asalkan jangan melanggar apa yang sudah Allah SWT tentukan. Prinsip ibadah muamalah adalah jika apa yang  bermanfaat silahkan dikerjakan tanpa harus ada contohnya, asalkan bermanfaat buat diri sendiri atau bermanfaat buat orang lain, asal tidak melanggar ketentuan Allah SWT.

Ibadah sholat di jaman Rosulullah tidak ada yang meributkan perihal tata cara sholat, yang diributkan bukanlah gerakan sholat,namun apakah ibadah tersebut mempunyai pengaruh dalam kehidupan sehari-hari yang bermafaat bagi dirinya maupun untuk orang lain.

Sholat bisa jadi merupakan sebuah hiburan bagi Rasulullah. Jika Rasulullah lagi gundah ataupun teringat-ingat terhadap sebuah kenangan maka beliau memanggil Bilal untuk adzan dan kemudian sholat berjamaah. Dan dalam sholat-nya Rasulullah terkadang menangis. Tangisan tersebut adalah karena mengerti, faham dan menghayati arti ayat-ayat yang dibacakan. Sehingga kenikmatan ibadah tidak lain adalah inti dari sebuah sholat.

Kekhusyukan dalam ibadah sebenarnya adalah sadar apa yang sedang dikerjakannya. Orang yg paling khusyuk adalah Rasulullah. Rasulullah ketika sedang sholat, sadar dan mengetahui kondisi sekelilingnya. Ketika beliau sedang sholat berjamaah, terdengar suara tangisan bayi, maka beliau mempercepat sholat-nya. Termasuk ketika ada orang yg lewat, dicegahlah orang tersebut agar tidak lewat depan sholat-nya beliau. Sholat pada dasarnya memahami apa yang sedang dikerjakan, baik lisannya maupun gerakannya.