Jumat, 28 Agustus 2015

Sistem Matematika Dalam Kitab Suci





Matematika adalah bahasa universal Ilmu Pengetahuan. Ilmuwan Jepang bisa berkomunikasi dengan Ilmuwan Jerman dengan Matematika, tidak perlu pakai bahasa inggris. Matematika juga adalah “bahasa tuhan” dalam menciptakan Alam Semesta.
Mempelajari matematikan dalam kitab suci, sangat menarik, terutama saat mengupas angka demi angka yang terdapat pada kitab,  Allah  menciptakan Alam dengan sangat teliti.
Dalam QS Jin ayat 28 dijelaskan
“Tuhan menciptakan sesuatu dengan hitungan teliti”. Juga pada QS Maryam ayat 93-94“Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti”.
Sementara itu ilmuwan Galileo dalam salah satu ungkapannya menyatakan, “Matematika adalah bahasa Tuhan ketika Dia menulis Alam Semesta”.
Ayat dan Pernyataan itu, membuat saya ingin mencari tahu lebih dalam tentang Matematika dalam Al Quran.
Karena dalam QS az-Zumar ayat 9 dijelaskan
“….Adakah sama orang-orang yang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ? Sesungguhnya orang yang berakal lah yang dapat menerima pelajaran”.
Dalam pandangan al-Qur’an, tidak ada peristiwa yang terjadi secara kebetulan.
Semua terjadi dengan “hitungan”, baik dengan hukum-hukum alam yang telah dikenal manusia maupun yang belum.
Menarik bukan ?
Matematika dalam Alquran bukanlah sebuah kebetulan.
Sebagai Permulaan kajian Matematika dalam Alquran, sangat mulia jika kita memulainya dengan Basmallah.
Namun harus diingat, ini adalah kalimat Allah, kalimat yang sangat abadi dan mungkin paling sering diucapkan oleh umat manusia.
Mari kita bahas Basmallah dari satu sudut pandang sederhana, namun hasilnya luar biasa….
Bismillahi ar rahman ar rahim…..
Bismillah terdiri dari 4 kata dalam bahasa arab, yaitu:
1. Bismi (dengan nama)
2. Allah (Allah)
3. Ar Rahman (maha pengasih) dan
4. Ar Rahim (maha penyayang).
Dan terdiri dari 19 huruf Hijaiyah.
Kalimat Basmallah dalam Alquran disebutkan sebanyak 114 kali, sesuai dengan jumlah surat pada Alquran.
Untuk diketahui, 114 = 19 x 6. (19 adalah jumlah huruf pada kalimat Basmallah)
Tiap surat dibuka dengan kalimat Basmallah, kecuali QS at-Taubah (surat ke 9), yang tidak dibuka dengan Basmallah, tapi dalam QS an-Naml (surat ke 27), Basmallah disebutkan 2 kali, yaitu pada ayat 30 yang bunyinya: “Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “….Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
QS at-Taubah adalah QS nomor 9 dan an-Naml adalah QS nomor 27, yang keduanya punya selisih 19 surat.
Bila tiap angka bulat dari 9 sampai 27 dijumlahkan, maka akan menghasilkan angka 342, atau setara dengan 19 x 18.
Angka 342 itu pun jika dijumlahkan akan menghasilkan angka 9 (nomor surat At Taubah).
9+10+11+12+13+14+15+16…..+26+27 = 342
342 = 19 x 18
3 + 4 + 2 = 9
9 adalah nomor QS at-Taubah.
Bismillah sebagai kalimat pembuka, hanya ada pada 113 ayat, dimana angka 113 adalah bilangan prima ke 30
(30 adalah ayat surat an-Naml yang mengandung kata Basmallah)
Menarik mempelajari matematika pada teknologi informasi, tapi kita tidak pernah menyangka matematika telah Allah terapkan pada kitab suci Al Quran…
pada QS Jin ayat 28, dijelaskan
”Supaya Dia mengetahui bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah Tuhannya, sedang sebenarnya ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu”.
Allah adalah sumber Matematika.
Ini mematahkan teori konspirasi di Vatikan, yang menyatakan bahwa agama sangat bertentangan dengan Ilmu Pengetahuan (dimana matematika adalah bahasa universal dari Ilmu Pengetahuan).
AI-Qur’an dalam bahasa Arab berarti “pembacaan”.
Al-Quran mungkin kitab yang paling banyak dibaca di dunia. Perlu diketahui, sesungguhnya kata Kitab Suci tidak ada di al-Qur’an.
Yang ada adalah sebutan Kitab Mulia, Kitab Agung, Kitab Pemurah, dan lainnya.
Kitab Suci dikenal karena media, terpengaruh sebutan kitab suci lainnya. Kesempurnaan dalam bahasa tidak dapat ditentang oleh para pujangga. Bahasa dan makna dipadukan. Irama, keselarasan melodi, ritmenya menghasilkan sebuah efek hipnotis yang kuat
Mungkin bagi orang awam, kandungan al-Quran sulit dimengerti, karena ia tidak dimulai secara kronologis ataupun narasi-narasi sejarah seperti halnya kitab Yahudi.
Al-Quran juga tidak mendasarkan teologinya dalam cerita-cerita dramatis sebagaimana epik-epik India.
Tidak pula Tuhan diungkap dalam bentuk manusia sebagaimana dalam Bibel.
Ia berbicara langsung soal pendidikan-sebagaimana sering dikemukakan oleh para penulis modern-berbicara mengenai membaca, mengajar, memahami dan menulis (QS. Al Alaq ayat 1-5, ayat yang pertama sampai ke Rasul)
Kata pertama di dalam al-Qur’an dan Islam adalah sebuah perintah yang ditujukan kepada Nabi, ”Iqra..” yang secara linguistik menunjukkan bahwa penyusunan teks al-Qur’an berada di luar kewenangan nabi Muhammad saw.
Gaya serupa ini tetap dipertahankan di sepanjang al-Qur’an.
Ia berbicara kepada atau tentang Nabi dan tidak mengizinkan Nabi berbicara atas kehendaknya sendiri.
Al-Qur’an menggambarkan dirinya sendiri sebagai sebuah kitab yang “diturunkan” Tuhan kepada Nabi ungkapan kata “diturunkan” atau anzalna dalam berbagai bentuk digunakan lebih dari 200 kali.
Secara intrinsik, ini berarti bahwa konsep dan isi al-Qur’an benar-benar diturunkan dari langit.
Prof. Palmer, seorang ahli kelautan di Amerika Serikat mengatakan
“Ilmuwan sebenarnya hanya menegaskan apa yang telah tertulis didalam al-Qur’an beberapa tahun yang lalu”
Kita tidak akan bisa memahami keindahan Alquran, jika tidak mengetahui ilmunya.
Sebagai contoh pada
QS an-Nahl ayat 68-69 yang menceritakan kegiatan lebah dalam membuat sarang dan mencari makan.
Ayat tersebut menggunakan bentuk kata kerja perempuan (bahasa arab membedakan jenis kelamin untuk kata kerjanya), karena memang yang mencari makan dan membuat sarang adalah lebah betina.
Lebah jantan diberi makan oleh lebah betina, bukan sebaliknya.
Jangankan masyarakat di abad ke-7, masyarakat di abad ke-21 mungkin tidak tahu bagaimana cara membedakan lebah jantan dan lebah betina.
Terlebih, memahami bahwa lebah betina lah yang mencari makan, bukan sebaliknya.
Jika Surat an-Nahl merefleksikan lebah betina dengan bentuk kata kerja perempuan.
Lebah jantan digambarkan oleh al-Qur’an pada nomor suratnya, yaitu bilangan 16. Bilangan 16 ini adalah banyaknya kromosom lebah jantan, sedangkan jumlah kromosom lebah betina diketahui berjumlah 32.*

http://hilmanmuchsin.blogspot.com/2015/08/sistem-matematika-dalam-kitab-suci.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar