Jumat, 28 Agustus 2015

Teknik Teleportasi


Teleportasi adalah suatu teknik pemindahan materi atau benda secara langsung  dalam waktu sekejap ke tempat yang berbeda. Teleportasi memiliki arti pemindahan sesuatu (materi) dari satu titik ke titik lain melalui sebuah proses penguraian dan pengembalian kembali susunan dari sesuatu tersebut. Teleportasi, dalam arti harfiahnya adalah perpindahan dari suatu benda, objek, ataupun manusia dari satu tempat ke tempat lain yang berbeda dalam waktu yang relatif singkat, atau instan.dalam kecepatan cahaya. Teleportasi adalah proses untuk menguraikan sebuah objek menjadi atom dan menyusunnya kembali di tempat lain.

Catatan sejarah mengenai pertemuan antara Nabi Sulaiman dengan Ratu Saba’ menjadi jelas dengan penelitian yang dilakukan negeri tua Saba’ di Yaman Selatan. Penelitian yang dilakukan terhadap reruntuhan mengungkapkan bahwa seorang “ratu” pernah hidup di kawasan ini antara tahun 1000-950 SM dan melakukan perjalanan ke utara (ke Darussalam/Yerusalem). Nabi Sulaiman meminta salah seorang asistennya untuk membawa singgasana Ratu Balqis dari Kerajaan Saba’ di Yaman ke Palestina, sebelum pemiliknya tiba.
Berkatalah seseorang yang mempunyai ilmu Al-Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. (QS An-Naml [27]:40.
Menurut Tauhid Nur Azhar & Eman Sulaiman, dalam bukunya Ajaib Bin Aneh: 52, pemindahan tahta Ratu Balqis dari Yaman ke Palestina yang berjarak sekitar 1500 mil ini dapat disebut quantum teleportation, yaitu proses pemindahan suatu benda dengan memanfaatkan keacakan tempat tanpa terkena jarak. Bagaimana hal ini terjadi?
Menurut Albert Einstein, kecepatan tertinggi dalam dunia relatif adalah kecepatan cahaya yang berjarak tempuh 299,792,458 meter/detik. Seandainya semua partikel dapat diubah menjadi kecepatan cahaya, kecepatan tempuhnya pun akan menyamai kecepatan cahaya.
Permasalahannya, apakah seseorang itu bisa mengubah karakter dirinya menjadi karakter menyerupai cahaya? Rupa-rupanya asisten Nabi Sulaiman ini memiliki kemampuan untuk mentransformasi karakter partikel singgasana Ratu Balqis.
Ada dua cara yang mungkin ia lakukan-sebetulnya masih menjadi hipotesis para ahli fisika. Pertama, dipapari medan magnet yang sangat kuat sehingga semua partikel singgasana tersebut berubah karakter. Contoh konkretnya terlihat dalam proses fusi nuklir dan cahaya matahari. Di dalamnya terdapat reaksi fusi yang melibatkan energi sangat kuat. Prinsip ini digunakan dalam teori quantum teleportation di film Star Trek. Mr. Spock (partikel-partikel selnya) diubah, dibuat berputar lebih cepat, didekoding dan ditransfer ke tempat tujuan.
Sesampai di sana, ia di-encoding sehingga bisa utuh kembali. Hal yang sulit dilakukan adalah bagaimana proses meng-encoding dan menjadikan hal tersebut dilakukan, sehingga tidak terjadi perubahan struktur pada benda yang dikirimnya. Itulah kelebihan teknologi pada zaman Nabi Sulaiman.
Cara kedua, asisten Nabi Sulaiman ini mampu memasuki sebuah dimensi dimana ruang dan waktu tidak lagi menjadi pembatas. Mungkin, inilah yang dinamakan dimensi malaikat. Dengan cara ini, suatu benda bisa berpindah dan dipindahkan tanpa terhalang jarak dan waktu. Agar bisa memasuki dimensi ini, boleh jadi ada kata kunci atau password untuk membukannya. Password ini sampai sekarang belum kita temukan. Namun, kita tak berasumsi bahwa gerbang dimensi itu ada pada persepsi. Artinya, keyakinan atau persepsi, kita menyebutnya kualitas keimanan, bisa membawa seseorang, memasuki dimensi yang tidak terkait oleh jarak dan waktu. Entahlah.
Sebagai catatan, pada tahun 1993, ide tentang teleportasi berpindah dari ranah fiksi ilmiah ke dalam dunia nyata. Ini terjadi ketika fisikawan Charles Bennet dan tim peneliti dari IBM mengkonfirmasikan bahwa teleportasi kuantum adalah mungkin, tapi hanya jika objek asli yang dipindahkan dihancurkan. Pencerahan ini pertama di singgung oleh Bennet pada saat annual meeting American Physical Society (APS) pada Maret 1993, diikuti dengan tulisannya tentang Physical review letters pada tanggal 29 Maret 1993. Sejak saat itu, eksperimen menggunakan photons telah membuktikan bahwa teleportasi kuantum adalah mungkin.
Pada tahun 1998, ahli fisika di California Institute of technology (Caltech), bersama dengan tim dari eropa, mengubah ide IBM menjadi kenyataan dengan sukses menteleportasikan photon, partikel energi yang dalam cahaya. Grup Caltech berhasil membaca struktur atom dari photon, mengirimkan informasi ini melewati 3,28 kaki (kira-kira 1 meter) kabel koaksial dan menciptakan replikanya. Sesuai perkiraan, photon asli tidak lagi eksis setelah replica di buat.
Eksperimen selanjutnya, tim Caltech berhasil mengatasi prinsip ketidakpastian Heisenberg, rintangan terbesar dalam teleportasi objek yang lebih besar dari photon. Prinsip ini mengatakan bahwa anda tidak dapat mengetahui lokasi dan kecepatan partikel secara bersama-sama. Tapi jika anda tidak dapat mengetahui posisi suatu partikel, lalu bagaimana anda menteleportasikannya? Untuk menteleportasikan photon tanpa melanggar prinsip Heisenberg, ahli fisika Caltech menggunakan sebuah fenomena yang di sebut Entanglement.
Teleportasi adalah proses untuk menguraikan sebuah objek menjadi atom dan menyusunnya kembali di tempat lain. Pada Juni 2002 lalu, seorang ahli fisika Australia, Ping Koy Lam, melakukan teleportasi sinar laser. Sinar laser yang terdiri atas miliyaran foton, oleh Lam diukur kecepatan pertikel, bentuk, dan polarisasinya, untuk kemudian dibentuk ulang menggunakan sekumpulan foton di tempat lain. Lam meramalkan bahwa lima tahun ke depan, seseorang bisa melakukan teleportasi atom atau molekul. Lalu, bagaimana dengan teleportasi manusia? Cerita akan lain. Pasalnya, tubuh manusia terdiri tas 10 pangkat 28 molekul atom atau lebih dari satu triliun atom, sehingga sangat sulit diuraikan untuk kemudian di susun kembali di tempat lain, walaupun hal ini bisa saja terjadi.
Boleh dikatakan, memindahkan objek ke dimensi lain dalam jarak jauh adalah hal yang mustahil dan sama sekali tidak masuk akal. Katakanlah, zaman dulu cara berfikir orang yang dikabarkan primitif tak akan pernah menjangkau dan hanya menerka atau sekedar percaya tanpa tahu ilmunya.
Kini di jaman teknologi, ilmu fisika berkembang jauh dari peradaban. Di zaman kita saling mengirimkan objek suara melalui handphone tanpa batas jarak. Dan di mana kita pun bisa berkomunikasi visual lewat video call adalah hal biasa.
Lihatlah orang-orang dari seluruh penjuru dunia, saling berkomunikasi tanpa terhalang jarak. Bukankah semua itu hal mustahil & tidak masuk akal suara kita bisa didengar oleh orang di Negara lain yang jauhnya ribuan kilometer.
Lalu, apa bedanya suatu saat nanti diciptakan alat teleportasi mengirimkan objek nyata ke tempat yang jauh? Sama halnya saat Nabi Muhammad melakukan Isra’ Mi’raj dari Masjidil Haram (Mekah) ke Masjidil Aqsha (Palestina) lalu naik ke Sidratul Muntaha dan kembali lagi ke Masjidil Haram hanya dalam waktu semalam.
Begitu pula tentang akhirat, kita berpindah ke dimensi lain setelah kita meninggal. Apakah kita juga tidak mempercayai adanya kehidupan dimensi lain setelah kita wafat? Itu artinya kita masih berfikir Primitif.
Semua bisa di jelaskan dengan ilmu. Saat kita tidurpun kita bermimpi dan berpindah sejenak ke alam dimensi mimpi. Bila memang akhirat tujuan terakhir kita, ada bekal kita untuk menggapainya.*

Dipublikasi di Teknik Teleportasi | Tag Tek


https://tebingtinggifiles.wordpress.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar