Kamis, 30 April 2015

WARNING... Hati-hati... Modus penipuan di ATM...

Asal Usul Kata 'OK' Yang tercipta 176 Tahun Yang Lalu

Image result for ok

Kata 'OK' mungkin sudah sangat familiar terdengar di telinga kita. Kadang orang hanya cukup berkata 'OK' untuk menandakan sebuah persetujuan atau ketika kita menyanggupi sesuatu kepada lawan bicara. 

Namun pernahkan terpikir dibenakmu, apakah arti dari 'OK'? Apakah 'OK' adalah sebuah singkatan? Walaupun hal ini terdengar sangat sepele namun ternyata ada sejarah dibaliknya, seperti yang dirangkum brilio.net dari history.com 

Satu hal yang kita ketahui bahwa kata OK pertama kali berasal dari Amerika Serikat (AS). Kebanyakan orang menganggap kata 'OK' adalah singkatan dari Okay, padahal anggapan tersebut ternyata salah besar. 'OK' sendiri sebenarnya adalah sebuah singkatan dari 'Oll Korrect', mengapa bukan 'All Correct' bukankah itu adalah tulisan yang benar? 

Jadi pada tahun 1839 di AS sedang tren bahasa plesetan atau bahasa gaul atau yang biasa disebut dengan bahasa slang. Pada tahun tersebut juga bermunculan bahasa baru seperti 'KY' untuk 'Know Yuse' bahasa slang dari 'Know Use', 'OW' untuk 'Oll Wright' plesetan dari 'All Right', dan masih banyak lagi. Namun yang masih bertahan digunakan hingga saat ini hanyalah 'OK'. 

Selain itu pada tahun 1840, AS sedang mengadakan pemilihan umum presiden. Salah seorang kandidat presiden, Martin Van Buren dijuluki 'Old Kinderhook' (nama tempat kelahirannya di New York), dan para pendukungnya saat itu membentuk sebuah club bernama 'OK Club'.

Kemudian hal ini sangat membantu untuk memopulerkan istilah 'OK' meskipun akhirnya Van Buren tidak terpilih kata ini bahkan abadi hingga saat ini.


http://www.brilio.net/news/inilah-asal-usul-kata-ok-yang-tercipta-176-tahun-yang-lalu-asal-usul-ok-150429i.html


http://www.brilio.net/news/inilah-asal-usul-kata-ok-yang-tercipta-176-tahun-yang-lalu-asal-usul-ok-150429i.html

Sungguh, gelar Haji itu hanya ada di Indonesia, ini kisahnya




Tahukah kamu? bahwa gelar tambahan "HAJI" itu hanya ada di Indonesia. 
Di Arab Saudi maupun negara belahan dunia manapun ketika seseorang pulang menunaikan ibadah haji tidak ada yang menambahkan gelar tersebut di depan nama mereka. Lalu bagaimana sejarahnya gelar 'Haji'  itu bisa muncul di Indonesia?

Seperti yang telah dikutip brilio.net dari kemenag.go.id, pada zaman pendudukan Belanda, sudah banyak pahlawan Indonesia yang menunaikan ibadah haji seperti Pangeran Diponegoro,  HOS Cokroaminoto, Ki Hajar Dewantara dan masih banyak lagi. Namun tidak pernah kita mendengar mereka menggunakan gelar haji. 

Kepulangan mereka dari haji banyak membawa perubahan untuk Indonesia, tentunya perubahan ke arah yang lebih baik. Contohnya HOS Cokroaminoto, pulang berhaji, mendirikan Sarekat Islam. Begitu juga Ki Hajar Dewantara yang berjuang dalam bidang pendidikan.

Hal-hal seperti ini merisaukan pihak Belanda. Maka salah satu upaya Belanda untuk mengawasi dan memantau aktivitas serta gerak-gerik ulama-ulama ini adalah dengan mengharuskan penambahan gelar haji di depan nama orang yang telah menunaikan ibadah haji dan kembali ke Tanah Air. 

Ketentuan ini diatur dalam Peraturan Pemerintahan Belanda Staatsblad tahun 1903. Pemerintahan kolonial pun mengkhususkan Pulau Onrust dan Pulau Khayangan di Kepulauan Seribu jadi gerbang utama jalur lalu lintas perhajian di Indonesia.

Seperti disinggung sebelumnya, banyak tokoh yang membawa perubahan sepulang berhaji, maka pemakaian gelar H akan memudahkan pemerintah kolonial untuk mencari orang tersebut apabila terjadi pemberontakan.

Kebiasaan tersebut pada akhirnya menjadi turun temurun hingga saat ini.



Catatan tambahan :
Di zaman penjajahan belanda, pemerintahan kolonial sangat membatasi gerak-gerik umat muslim dalam berdakwah, segala sesuatu yang berhubungan dengan penyebaran agama terlebih dahulu harus mendapat ijin dari pihak pemerintah belanda. Mereka sangat khawatir dapat menimbulkan rasa persaudaraan dan persatuan di kalangan rakyat pribumi, lalu menimbulkan pemberontakan.

Masalahnya, banyak tokoh yang kembali ke tanah air sepulang naik Haji membawa perubahan. Contohnya adalah Muhammad Darwis yang pergi haji dan ketika pulang mendirikan Muhammadiyah, Hasyim Asyari yang pergi haji dan kemudian mendirikan Nadhlatul Ulama, Samanhudi yang pergi haji dan kemudian mendirikan Sarekat Dagang Islam, Cokroaminoto yang juga berhaji dan mendirikan Sarekat Islam.

Hal-hal seperti inilah yang merisaukan pihak Belanda. Maka salah satu upaya belanda untuk mengawasi dan memantau aktivitas serta gerak-gerik ulama-ulama ini adalah dengan mengharuskan penambahan gelar haji di depan nama orang yang telah menunaikan ibadah haji dan kembali ke tanah air. Ketentuan ini diatur dalam Peraturan Pemerintahan Belanda Staatsblad tahun 1903. Pemerintahan kolonial pun mengkhususkan P. Onrust dan P. Khayangan di Kepulauan Seribu jadi gerbang utama jalur lalu lintas perhajian di Indonesia.

Jadi demikianlah, gelar Haji pertama kali dibuat oleh pemerintahan kolonial dengan penambahan gelar  huruf  “H” yang berarti orang tersebut telah naik haji ke mekah. Seperti disinggung sebelumnya, banyak tokoh yang membawa perubahan sepulang berhaji, maka pemakaian gelar H akan memudahkan pemerintah kolonial untuk mencari orang tersebut apabila terjadi pemberontakan.

Uniknya, pemakaian gelar tersebut sekarang malah jadi kebanggaan. Tak lengkap rasanya bila pulang berhaji tak dipanggil "Pak Haji" atau "Bu Hajjah". Ritual ibadah yang berubah makna menjadi prestise?  Ironis...


Pesona Jembatan Layang Kelok Sembilan Sumatra Barat

Sering mengucek mata bisa bikin kebutaan


Biasanya kita suka refleks mengucek mata kalau mata terasa perih atau gatal. Tapi tahu nggak sih, ternyata mengucek mata bisa bikin otot di area mata jadi melemah alias nggak bekerja dengan baik, lho.

Hal ini disebabkan karena ketika mengucek mata akan terjadi gesekan, sehingga mata justru menjadi tambah merah dan perih. Apalagi kalau tanganmu kotor, wah bisa-bisa jadi masalah yang serius tuh.

Menurut professor Charles McMonnies dari UNSW School of Optometry and Vision Science, seperti dikutip brilio.net dari laman abc.net.au,Senin (27/4), ada beberapa hal yang bisa menyebabkan peningkatan penekanan pada mata. Contohnya, mengucek mata, yoga dengan kepala di bawah, tidur dengan wajah menempel pada bantal, dan bahkan berenang.

Saat tangan menyentuh mata, maka akan terjadi peningkatan tekanan pada kelopak. Peningkatan yang besar itu terjadi karena ada kombinasi antara menutup mata dengan kekuatan mengucek mata tersebut. Bahkan mengucek mata memiliki 3-5 kali tekanan yang lebih besar dibandingkan tekanan pada mata saat terkena cahaya yang menyilaukan.

Masih menurut McMonnies, tekanan pada mata yang kuat dalam jangka waktu yang lama dan terjadi secara berulang bisa mengakibatkan kerusakan pada mata. Misalnya, glaukoma, rabun jauh, conical kornea, dan hingga dapat menyebabkan kebutaan.
Salah satu cara untuk meminimalisasi penekanan adalah dengan mengusap area kelopak mata dengan menggunakan tissue yang lembut atau gunakan obat tetes mata untuk mengurangi gatal dan perih. Jika masih terus berlanjut, lebih baik kamu periksa ke dokter mata saja



http://www.brilio.net/life/sering-mengucek-mata-bisa-bikin-kebutaan-1504273.html

Rutin minum kopi pahit terbukti bisa mencegah pikun




Kita pasti akan menjadi tua suatu saat nanti. Tapi, menjadi tua bukan berarti kamu jadi nggak bisa diandalkan, apalagi menjadi pelupa. Nah, biar nggak cepat pikun, jangan lupa minum kopi pahit saat sarapan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh pakar internasional dari University of Lisbon, bekerja sama dengan University of Coimbra, Portugal, kafein yang terkandung dalam kopi dan teh dapat melindungi tubuh dari penurunan kognitif yang biasanya sering terlihat pada orang yang menderita demensia dan alzheimer.

Menurut Alexandre de Mendonca, salah satu dari peneliti, seperti dikutip brilio.net dari Sciencedaily, Senin (27/4), konsumsi jumlah moderat kafein berbanding terbalik dengan penurunan kognitif yang terkait dengan penuaan. Bahkan dengan mengonsumsi kafein secara rutin setiap pagi, bisa menghindarkan tubuh dari resiko terkena penyakit parkinson.

Berdasarkan jurnal Phytotherapy research, alzheimer ditandai dengan penurunan asetilkolin. Nah kopi maupun teh pahit dipercaya dapat menghambat aktivitas enzim acetylcholinosterase (AChW) yang memecah bahan kimia atau neurotransmiter dan asetilkolin.

Tapi ingat, jangan kebanyakan ya? Karena kalau berlebihan, justru bisa meningkatkan serangan stroke lantaran terjadi kerusakan pada dinding pembuluh darah. Pada wanita hamil dapat meningkatkan denyut jantung, menyerang plasenta, masuk ke dalam sirkulasi darah, dan yang lebih parah bisa menyebabkan kematian.


http://www.brilio.net/life/rutin-minum-kopi-pahit-terbukti-bisa-mencegah-pikun-150427e.html


Flying eagle point of view #1





Pemandangan di Prancis ini diambil dari sebuah kamera yang diletakkan pada sayap seekor burung elang. Hasilnya ketika burung terbang terlihatlah pemandangan yang luar biasa.


Rabu, 29 April 2015

Musyawarah


Satu bukti bahwa Islam adalah agama universal dan komprehensif adalah ditetapkannya perintah musyawarah. Bahkan, Allah SWT menyejajarkanmusyawarah dengan ibadah shalat.

Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS Asy-Syura [42]: 38).

Secara eksplisit, orang beriman itu memiliki tiga tradisi penting, yakni shalat, musyawarah, dan gemar berinfak (membelanjakan hartanya di jalan Allah).
Ini menandakan musyawarah menduduki posisi penting dalam urusan sosial kemasyarakatan, sama seperti pentingnya shalat bagi hubungan pribadi kepada Allah Ta’ala.

Ibn Katsir dalam tafsirnya menjelaskan orang yang beriman itu tidak menunaikan satu urusan kecuali telah dimusyawarahkan, sehingga tidak ada salah paham. Tetapi, yang terjadi adalah saling mendukung, menguatkan, dan mengisi.

Oleh karena itu, di dalam ayat yang lain Allah SWT secara gamblang memerintahkan orang-orang beriman untuk bermusyawarah dalam menetapkan suatu urusan. “Dan, bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.” (QS Ali Imran (3): 159).

Rasulullah SAW sendiri, sebagai Nabi yang dijamin bebas dari dosa (maksum) telah memberikan keteladanan yang sangat baik dengan menjadikan musyawarah sebagai tahap akhir dalam pengambilan keputusan urusan keumatan.

Seperti pada peristiwa perang Khandaq. Rasulullah SAW mengajak sahabat-sahabatnya untuk bermusyawarah tentang strategi apa yang akan diterapkan menghadapi kelompok kafir yang memiliki jumlah pasukan sangat besar.

Atas saran Salman Al-Farisi, diputuskanlah untuk membuat parit. Padahal, Nabi SAW sebagai pribadi juga telah mengajukan pendapatnya.
Tetapi, karena beliau melihat saran Salman Al-Farisi memang benar-benar brilian, beliau tidak ragu, apalagi gengsi untuk menerimanya sebagai keputusan dalam musyawarah tersebut.

Subhanallah, musyawarah tersebut justru mengundang pertolongan Allah, sehingga kaum Muslimin yang dikepung pasukan sekutu (ahzab) itu Allah selamatkan dari kejahatan orang kafir. Dan, inilah salah satu hikmah dari dilaksanakannya perintah musyawarah.

Tuntunan musyawarah ini benar-benar menjadi perhatian utama orang-orang saleh terdahulu. Fudhail bin Iyadh, misalnya, ia berkata, “Musyawarah mendatangkan keberkahan, hingga saya pun mau mengajak musyawarah dengan hamba sahaya Etiopia yang nonpribumi ini.

Jadi, adalah benar jika kemudian muncul perkataan hikmah, “Tidak akan merugi orang yang mau istikharah dan tidak akan menyesal orang yang mau bermusywarah.”
Dan, Khalifah Umar bin Abdul Aziz berpendapat, “Musyawarah adalah pintu rahmat dan kunci keberkahan. Dengan keduanya, ide-ide tidak akan tersesat dan impian-impian tidak akan musnah.

Dengan demikian, mari biasakan diri bermusyawarah, utamanya terhadap hal-hal yang menyangkut terjaminnya hajat hidup umat, rakyat, bangsa, agama, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Oleh: Imam Nawawi


Kesempurnaan Iman



Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang yang khusyuk dalam shalatnya dan orang yang menjauhkan diri dari yang tidak berguna dan orang yang menunaikan zakat, dan orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri mereka dan budak belian yang mereka miliki; maka sesungguhnya dalam hal seperti itu tidak tercela. Barang siapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang yang memelihara amanat, memelihara janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah yang akan mewarisi surga firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (QS al Mukminun [23]: 1-11).

Ayat di atas menjelaskan adanya relasi simbiosis antara iman (akidah) dan perilaku (amal) seorang manusia. Seorang mukmin akan khusyuk dalam shalat dan menjauhkan diri dari kehidupan yang sia-sia. 

Ia akan selalu meninggalkan perbuatan buruk dan melakukan perbuatan yang bermanfaat bagi dirinya serta lingkungan sekitar. Rasulullah SAW bersabda, “Dari kebaikan orang Islam adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi dirinya.” (HR HR Tirmidzi dam Ibnu Majah).

Oleh karena itu, tidak pantas bila seorang mukmin menyia-nyiakan waktu, masa muda, kesehatan, kekayaan, dan setiap peluang dalam hidupnya. Namun, tak sedikit dari kita menyia-nyiakan masa muda karena salah mengartikan apa itu masa muda.
Prinsip yang kurang benar masa muda tidak akan kembali dipegang kuat sehingga seluruh aktivitas hidupnya diisi dengan foya-foya dan melayangkan angan tak nyata.

Orang yang percaya penuh pada Allah SWT akan senantiasa melaksanakan perintah-Nya, hidup hati-hati, menjaga shalat, membayar zakat, dan menjauhkan diri dari maksiat sehingga kehidupannya tetap terpelihara. 

Orang beriman sadar betul kehidupan ini sementara dan segala amal akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah.
Karena itu, orang beriman selalu berprinsip keinginan dan nafsu syahwat itu kalau diperturutkan akan mengakibatkan kesengsaraan jasmani maupun ruhani.

Orang yang imannya sempurna selalu memegang janji dan menjaga amanah yang dibebankan padanya. Hifdzul amanah (menjaga amanah) adalah salah satu pekerjaan mulia dan sulit. Banyak orang yang diberi amanah jabatan dan amanah kepercayaan, namun mengkhianatinya. 

Timbulnya krisis ekonomi yang menimpa suatu bangsa disebabkan kurangnya para pemimpin memelihara amanah yang diemban.
Kondisi ini mengakibatkan banyak terjadi penyalahgunaan wewenang, korupsi, kolusi, dan nepotisme menjadi suatu kebiasaan, yang akhirnya menimbulkan krisis kepercayaan rakyat terhadap pemimpin.

Akhlak orang beriman akan selalu berdampak baik bagi dirinya dan lingkungan sekitar. Ia selalu mengadakan hubungan baik dengan Allah, dengan sesama manusia, dan dengan makhluk Allah seluruhnya.
Ia juga selalu takut pada Allah. Ketakutan ini merupakan ketakutan yang positif. Seperti yang tercermin di dalam firman-Nya, “Padahal, Allah-lah yang berhak kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman.”(QS at-Taubah [9]: 13).

Oleh karena itu, keimanan yang kuat harus dimiliki siapa saja. Sebab, keimanan bisa mengatur manusia untuk selalu mengisi kehidupan di muka bumi dengan segenap kebajikan. 

Keimanan membuat orang-orang secara tulus dan ikhlas melakukan hubungan dengan sesama manusia berdasarkan kerangka Ilahiah.
Segala gerak hidupnya, baik dalam rangka bekerja atau berniaga, berpolitik atau memimpin dan bermuamalah, selalu merujuknya pada pembenaran iman pada Allah SWT. Wallahua’lam bis-shawab.
 

Oleh: Prof H Dadang Kahmad

http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/15/04/29/nnknxs-kesempurnaan-iman

جميع اهداف اللاعب الويلزي جاريث بيل مع توتنهام لموسم 2012 - 2013 جودة عا...

Senin, 27 April 2015

Ucapan Terima Kasih


Ustadz Sodik Mujjahid, ayah dari Almarhumah Asri Sofia Marwah

Aswrwb Saudara2 ku terima kasih atas simpati empati dan doanya..

Kami sekeluwarga sangat berduka...
Anaku yg wafat adalah panutan bagi adik2 nya...
Dia  cum laude dari Teknik Kimia ITB lalu mengajari adik2 nya shg semuanya bisa masuk ITB,
Dia mengajari adik2nya ttg tafsir AL Quran , ibadah dan akhlakul karimah,
Dia jg yg menurut suaminya mendesak agar tabungan yg ada segera dipake haji (alhamdulillah tahun kmrin berhaji),
Dia yg mengamalkan ajaran Rasul ttg sabar, tidak dendam, tidak iri, tidak buruk sangka, tidak bicara kecuali yg benar dan baik..

Ketika orang banyak bicara dia hanya senyum,
ketika orang menggossip dia pura2 ke toilet,,,
Dia tertinggal oleh kedua adiknya dlm memperoleh keturunan, setelah berdoa selama haji kemarin dan dlm bimbingan dokter, salah satu rekomendasi dokter adalah "harus sering berbulan madu"...

Itulah sebabnya dgn suaminya banyak jalan berdua, di amerika, di eropa dan tentu indonesia dgn hobi tambahan yakni "diving" karena suaminya adlah instruktur,
Sbg pembelajar yg cepat dia jg sdh certified dan jadi asisten...
Tapi hobi ini yg ternyata jd penghantar menjemput ajalnya tadi siang ketika sdg menyelam dgn sang suami dgn jarak 1m...

Tgl 5 mei nanti dia akan genap usia 30 tahun, tapi Allah memanggil anak baik itu lebih cepat...

Sangat berat bagi kami kehilangan dia yg begitu cepat,
Kami msh belum kenyang bercengkerama dgn dia yg lbh banyak diam, banyak senyum tapi banyak bekerja,
Sangat berat bagi kami, tapi ternyata Allah SWT juga rindu kpd anak baik ini,,,
Semoga anakku segera dlm pelukan Allah SWT,, spt janji-Nya
"Wahai jiwa yg tenang, segeralah kembali kpd Rabbmu, dlm keadaan saling merindu dan mencinta, masuklah kedalam grup HambaKu, nikmatilah surgaKu"

Selamat jalan Asri,,anakku tercinta,,,tunggu dan jemputlah kami di surga spt kamu..


Sekali lagi terimakasih atas doa dan simpati saudara-saudaraku..(perjalanan Denpasar-bdg -jkt)

Jumat, 24 April 2015

Bertutur Kata



Dalam Alquran, tutur kata ada dua macam. Pertama, tutur kata yang baik yang disebut dengan al-kalimah ath-thayyibah (QS Ibrahim [14]:24 dan QS Faathir [35]:10). Sedangkan dalam hadis Nabi SAW disebut denganqowlan khairan (HR Bukhari). 

Kedua, tutur kata yang buruk yang disebut dengan al-kalimah al-khabitsah (QS Ibrahim [14]:26) yang dapat berbentuk antara lain qowlan gharuran, yakni perkataan yang menipu (QS al An’am [6]:112) danqowlan al-zuur, yakni perkataan yang dusta (QS al Hajj [22]:30).

Kedua tutur kata tersebut memiliki dampaknya masing-masing dalam pembentukan karakter anak atau sesorang dalam hidupnya.
Anak yang dididik dan tumbuh dalam keluarga yang dihiasi tutur kata yang baik akan menjadi anak yang santun dan lemah lembut tapi gagah, bukan hanya dalam tutur kata, melainkan juga sikap dan lakunya.

Sementara, anak yang dibesarkan dalam lingkungan dengan tutur kata yang buruk akan tumbuh menjadi pribadi yang keras dan kasar (kurang beradab), baik dalam ucapan, sikap, maupun tingkah lakunya. 

Tutur kata atau ucapan adalah wujud (buah) dari benih yang ditanamkan dalam hati seseorang (qalb). Jika hatinya bersih, tutur katanya pun bagus dan harum. Namun, jika hatinya rusak dan buruk, tutur katanya pun buruk dan busuk (HR Bukhari).

Tutur kata atau perkataan dalam kajian ilmiah disebut dengan komunikasi Islami. Alquran telah menjadi landasan dan tuntunannya, sementara Nabi SAW yang menjadi modelnya. Sehingga, kita dapat meneladani keduanya dalam berkomunikasi di berbagai konteks sosial yang dihadapi.

Ada enam konsep komunikasi Islami dalam Alquran. 


Pertama, qawlan ma’ruufan (QS an-Nisa [4]:8). Dalam Tafsir al-Misbah, Prof HM Quraish Shihab menjelaskan maknanya sebagai perkataan yang menghibur hati kerena sedikitnya atau karena tidak ada yang diberikan kepada mereka (yatim dan miskin atau kerabat yang bukan ahli waris) saat pembagian harta warisan.

Kedua, qawlan sadiidan (QS an-Nisa [4]:9). Konsep ini lanjutan dari ayat sebelumnya dalam konteks yang sama, yakni perkataan yang benar dan mengenai tepat pada sasarannya. Pesan-pesan agama pun, jika bukan pada tempatnya, tidak diperkenankan untuk disampaikan. 

Ketiga, qawlan baliighan (QS an-Nisa [4]:63), yakni tertampungnya seluruh pesan dalam kalimat yang disampaikan. Kalimatnya tidak bertele-tele, tidak pula singkat sehingga mengaburkan pesan dan cukup tidak berlebih atau kurang.

Keempat, qawlan kariiman (QS al Isra [17]:23), yakni perkataan yang indah dan baik (qawlan jamiilan wa hasanan), lembut lagi mudah (qawlan layyinan sahlan). Kelima, qawlan maysuuran (QS al Isra [17]:28) yang ditafsirkan hampir sama oleh Ibnu Jarir, yakni qawlan layyinan sahlan, ar-rifqi (lembut), dan qawlan jamiilan. 

Konteks ayat ini berkaitan dengan ketidakmampuan untuk memberikan bantuan (hak-hak) kepada kaum kerabat, orang miskin, dan ibnu sabil.
Perkataan yang baik atau menghibur agar mereka tidak kecewa karena tidak mendapat bagian. Keenam, qawlan layyinan (QS Thaha [20]:44), yakni sikap lemah lembut, perkataan yang ramah, dan suasana kedamaian.

Bertutur kata yang baik (hifdz al-lisan) adalah akhlak karimah, kewajiban, dan kehormatan diri seorang Muslim. Hati-hatilah karena lisan (lidah) itu lebih tajam dari pedang. Jika pedang melukai badan masih ada obat penghilang. Tapi, jika lidah melukai hati, hendak ke mana obat dicari.Wallahu a’lam bish-shawab


Oleh: Hasan Basri Tanjung MA


Prinsip Dasar Meraih Kebahagiaan



Kebahagiaan merupakan milik semua orang yang menginginkannya. Namun, kita perlu merawat dan memeliharanya, kemudian mengoptimalkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual- agar kita selalu meraih kehidupan yang lebih baik dan menyenangkan. Para pakar kebahagiaan telah mengungkapkan apa pun defenisi kebahagiaan itu, yang jelas dan pasti, semua orang dapat hidup dalam bingkai kebahagiaan dan kesejahteraan.

Akan tetapi, terkadang kita malah mengharapkan kebahagiaan yang berjarak, berada di luar diri kita. Salah satu anugerah terbesar dalam kehidupan ini adalah mempunyai jiwa yang selalu berbahagia. Karena dalam bingkai kebahagiaan, perjalanan hidup seseorang menjadi lebih produktif dan kreatif. Para peneliti kebahagiaan mengatakan bahwa kebahagiaan adalah seni yang perlu dipelajari. Jika mempelajarinya, kita akan mendapatkan berkah dalam hidup ini.

Sebenarnya, prinsip dasar meraih kebahagiaan adalah dengan memiliki kemampuan dalam menahan kepedihan dan beradaptasi dalam situasi apa pun. Oleh karena itu, kita tidak perlu larut dalam kesedihan dan tertekan dengan hal-hal sepele. Sebab, bila dilandasi dengan kejernihan hati, seseorang akan bersinar merona sekalipun di tempat yang paling gelap.

Ketika kita melatih diri untuk bersikap sabar dan berbesar hati, kesulitan dan malapetaka apa pun akan dengan mudah kita atasi. Tatkala Allah menurunkan penderitaan kepada umat manusia, janganlah ditafsirkan Allah sudah tidak lagi sayang dan peduli kepada hambanya. Sebagaimana dalam surah al-Baqarah dikatakan, “Allah tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS al-Baqarah [Sapi Betina] [2]: 286).

Bahkan, Allah memberikan jalan keluar sehingga kita bisa mengatasi setiap kesulitan dan penderitaan hidup. Pepatah juga mengatakan, "If God close the door, He will open the windows." (Jika satu jalan tertutup, maka masih ada jalan yang lain).

Sayangnya, kebanyakan kita kurang terlatih dan peka menangkap pelajaran dari Allah. Pelajaran dari Allah sepertinya tersembunyi nun jauh di sana. Padahal, kalau kita berusaha sedikit bersusah payah memahami eksistensi Allah, tentu kita akan merasa dekat dengan Allah. Sebagaimana yang dikemukakan Allah, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam Kebenaran.” (QS al-Baqarah [Sapi Betina] [2]:186).

Jadi, kita tidak perlu berkecil hati! Ada banyak pintu yang dapat kita masuki untuk merasakan kehadiran Allah. Di antaranya, membantu orang-orang yang kekurangan, ketuklah pintu rumah Allah pada sepertiga malam saat yang sangat mustajab untuk mengadu atas semua penderitaan yang kita alami. Berkaitan dengan hal ini, orang bijak pernah mengemukakan; “Serahkanlah sepenuhnya apa pun yang menjadi milikmu secara keseluruhan, tenaga, pikiran, perasaan, emosi, jiwa, raga, kekuatan, dan kelemahanmu kepada Allah.”

Sebab, dalam hadis disebutkan, “Tiadalah sesuatu yang menimpa seorang mukmin, hingga duri yang menusuk, melainkan Allah menuliskan dengannya satu kebaikan atau dihapuskan darinya satu kesalahan (dosa).” (HR Mut-tafaqun Alaih)

Allah yang Maha, sangat memahami perilaku kita sebagai bagian dari Bani Adam. Sebagian besar di antara kita memiliki prilaku sangat malas hijrah dari cangkang comfort zone (kawasan aman risiko). Boleh jadi karena itulah, Allah mendidik kita dengan cobaan agar kita tersadar dari kemalasan, bangkit dari keterpurukan, dan tidak lagi menjadi bangsa yang kerdil seraya menunggu keberuntungan.



 Oleh: Muslimin


Ulama yang Fakir



Hari ini, tentu tak ada orang yang mau hidup dalam kefakiran. Tapi, itu tidak berlaku bagi para ulama terdahulu.
Lihatlah sikap seorang ulama besar Islam bernama Al-Qadhi Abu Abdillah Syarik Ibnu Abdillah an-Nakha’i al-Kufi. Dia adalah salah seorang ulama besar pada zamannya (Tarikh Baghdad 9/288, al-Khatib al-Baghdadi).

Suatu hari, saat sahabatnya, Umar Ibnu Hayyaj Ibnu Sa’id al-Hamdani, berkunjung ke rumahnya pada pagi hari ia disambut oleh Al-Qadhi Syarik dalam keadaan tidak memakai pakaian sembari membawa bubur.
Kemudian, sahabatnya itu berkomentar, “Engkau telah banyak menyelesaikan masalah hukum, namun keadaanmu masih seperti ini.”

Mendengar hal itu, Al-Qadhi menjawab, “Bajuku dicuci kemarin, hingga sekarang belum juga kering. Aku masih menunggunya sampai kering. Silakan duduk, duduklah!”
Keadaannya yang seperti itu tidak membuatnya mengurungkan diri melayani sahabatnya. Mereka tetap mengobrol asyik membicarakan satu permasalahan dari satu bab fikih nikah.

Apa yang dialami Al-Qadhi dialami juga oleh seorang ulama besar, tsiqah,petualang dari negeri timur (Khurasan) hingga Mesir untuk mencari hadis, seorang yang sangat zuhud. Dialah Zaid Ibnul Hubbab al-Khurasani. 

Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan, “Tidak ada seorang pun yang lebih bersabar darinya dalam menjalani kefakiran. Aku banyak mengambil hadis darinya. Bahkan, muridnya sering datang berguru dengannya, namun ia tidak mau menemui mereka di hadapannya karena ia tidak mempunyai baju yang mampu menutupi auratnya. Sehingga, ia hanya menyampaikan ilmu dari balik pintu dan dengan suatu penghalang.” (Siyar A’lamin Nubala’ : 9/393, al-Hafidz adz-Dzahabi).

Imam Ahmad sendiri ketika berada di Yaman selama dua tahun tidak mempunyai uang sepeser pun. Ia pernah ditawari sejumlah uang oleh Abdurrazzaq ash-Shan’ani (gurunya), tapi ia menolaknya dengan halus. Untuk menjaga wara’-nya, ia menggadaikan sandalnya kepada tukang roti sebagai jaminan atas roti yang ia butuhkan. 

Bahkan, pakaian-pakaian yang biasa digunakannya untuk belajar semuanya habis karena dicuri orang sehingga saat itu ia tidak bisa menghadiri majelis ilmu. Mendengar kejadian itu, gurunya menangis sedih jika disebut nama Ahmad bin Hanbal. (Thabaqatul Hanabilah: 1/209, al-Qadhi Ibnu Abi Ya’la).

Kefakiran juga pernah dialami Imam Bukhari dalam perjalanannya mencari ilmu. Umar Ibnu Hafsh al-Asyqar menceritakan, suatu saat semua orang di Basrah kehilangan Imam Bukhari dari majelis ilmu mereka. 

Lalu, mereka mencarinya dan mendapatkannya ada di sebuah rumah dalam keadaan tidak berpakaian. Kemudian, mereka mengumpulkan sejumlah dirham guna membeli pakaian untuknya.
Hingga, ia kembali mengajarkan ilmu kepada mereka. (Tarikh Baghdad: 2/13, al-Khatib al-Baghdadi). Apakah kita pernah mengalami kondisi seperti para ulama panutan umat di atas? Pernahkah kita sehari saja lapar?



Oleh: Bahron Ansori


Kamis, 23 April 2015

Surat Terbuka Kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo



Sosiolog Imam B. Prasodjo, mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, sebagai bentuk keprihatinannya atas pelantikan Jenderal Budi Gunawan sebagai Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia, bertepatan dengan pelaksanaan Konferensi Asia Afrika.
Berikut surat yang ditulisnya itu.
SURAT UNTUK PRESIDEN
YANG MUNGKIN TAK AKAN PERNAH DIBACA
Jakarta, 22 April 2015
Kepada Yang Terhormat,
Presiden Joko Widodo,
Kami tak dapat berkata apa pun melihat begitu kasat mata arogansi kekuasaan diperagakan dan dibiarkan merajalela. Peristiwa yang akan terjadi hari ini adalah simbol kecongkakan luar biasa yang meruntuhkan kepercayaan paling dalam. Padahal, selama ini kepercayaan itu dicoba dibangun dan ditumbuhkan, dan rakyat pun menyambut dengan gegap gempita.
Inilah episode peperangan kebatilan melawan kejujuran dalam babak baru dalam bungkus politik hukum manipulatif yang menjadi landasan utama. Lihatlah. Ketika proses hukum formal dijalankan mengemas beragam kepentingan politik yang bekerja tanpa landasan kejujuran dan tanggung-jawab, tidakkah kepercayaan yang akan menjadi taruhannya? Kepercayaan itu pasti akan terkikis dan bahkan bisa lenyap sama sekali, tanpa bekas? Apakah dikira kepercayaan rakyat yang tumbuh dari batin yang paling dalam ini, dapat dicegah oleh kekuatan kekuatan argumen legalistik yang dibingkai berdasarkan manuver pasal demi pasal akrobat advokat dan hakim bayaran yang sungguh memuakkan? Sama sekali tidak!
Ketahuilah, semua itu tak akan mampu menahan menjalarnya keraguan dan ketidak-percayaan. Apakah artinya kekuasaan bila tak dilandasi kepercayaan rakyat banyak. Apakah artinya kebanggaan bila tak disangga pemihakan pada kejujuran dan tanggung-jawab?
Bapak Presiden,
Kalimat yang tersusun ini memang terlalu abstrak untuk dicerna bagi siapa saja yang tak memahami betapa kini gejolak hati jutaan rakyat begitu hebat terjadi. Kalimat ini sulit difahami bagi mereka yang tak mampu berempati pada tersendatnya denyut nadi orang-orang biasa yang selama ini menjadi saksi kemungkaran yang terjadi di negeri ini. Apakah dikira mereka diam tak memahami semua kepalsuan di balik semua kejadian ini?
Bapak Presiden,
Tentu Bapak melihat begitu banyak rakyat biasa semula sangat berharap bahwa negeri ini, kali ini, akan memulai langkah penuh arti untuk dimulainya perubahan nyata bagi kehidupan bangsa. Di tengah gelapnya awan oligarki yang menutup bumi Indonesia, banyak yang berharap bahwa kali ini, akan ada seberkas sinar terang yang mampu menembus awan, memberi harapan pada perbaikan. Itulah harapan perubahan kehidupan rakyat banyak yang jelata, lepas dari cengraman elit ketamakan dan kerakusan.
Siapa pengusung seberkas sinar pemberi harapan itu? Orang berharap ia adalah orang biasa, orang sederhana yang lugu, orang yang tak punya kepentingan apa apa, dan orang yang bukan berasal dari siapa siapa. Tetapi orang itu punya nyali karena ia dianggap akan berani melawan siapa saja yang melawan kepentingan orang biasa. Ia berani karena justru ia lugu, ia tak memiliki kepentingan pribadi dan ia bahkan tak tertarik pada kekuasaan yang dipegangnya. Karena itu, orang itu diharapkan bisa melakukan apa pun, dengan resiko apa pun, karena bila ia terkena imbas dari langkah yang diambilnya, ia tak akan kehilangan apa-apa karena ia semula memang bukan siapa siapa.
Bapak Presiden,
Andalah orang biasa itu yang diharapkan mengawal seberkas sinar pembawa harapan itu. Begitu banyak rakyat menunggu langkah nyata itu yang kini harus dilakukan di saat situasi kritis. Jangan biarkan oligarki awan gelap menutup dan menghalangi sinar pembawa harapan dan kepercayaan yang semula tumbuh menyebar menyinari negeri ini.
Sekali lagi, saat inilah langkah nyata harus dilakukan Presiden dengan bekal mandat sebagian besar rakyat yang sudah dengan penuh keikhlasan diberikan.
Jangan kacaukan pemahaman bahwa pemberi mandat itu adalah segelintir tokoh elit penikmat kelanggengan kursi kekuasaan.
Kini jelas rakyat menunggu langkah Presiden menggunakan “keluguan” sebagai modal melangkah “cerdas” untuk memihak jutaan rakyat biasa, orang biasa, dan logika biasa. Jangan khianati kejujuran dengan melakukan pembiaran pada kezaliman. Pembiaran itu sama saja dengan pemihakan pada mereka para kenikmatan kekuasaan dan nafsu ketamakan.
Yakinlah dalam melangkah dengan landasan suara hati. Itulah landasan yang paling dapat dipercaya. Itulah nurani kebenaran yang pasti ada di dalam dada. Selamatkan Indonesia! Jangan biarkan orang orang penuh kepalsuan bertengger menempati jabatan yang dapat menghancurkan kepercayaan dan menghancurkan bangsa.
Kami,
Suara Orang Tak Jelas
Yang Mencoba Bersuara




Mau Dibawa Kemana - RNF (armada cover)

Mirasantika - RNF (Cover) Live @ Joint Studio

Jumat, 17 April 2015

contoh minta alamat


Bismillahirrahmaanirrahim,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Izinkan kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara untuk hadir dan memberikan do’a restu pada acara pernikahan putera / puteri kami,
Danang & Risa….
Merupakan Suatu Kehormatan dan kebahagiaan bagi kami apabila Bapak/Ibu/Saudara hadir di acara pernikahan Putera / Puteri kami.
Hari :         Minggu
Tanggal:    10 Mei 2015
Jam :         19.00 – 21.00
Tempat :    Nareswara Ballroom
                 SME Tower (SMESCO) Main Building,
                Jln Jend Gatot Subroto Kav 94 Lantai 4
                Jakarta Selatan

Untuk itu Kami mohon Bapak/Ibu/Saudara bisa memberikan Nama lengkap beserta  Alamat rumah yang lengkap


Salam,
Hilman Muchsin & Wenny Saman

Cara Berbisnis MLM dengan Allah


Pemasaran berjenjang multilevel marketing (MLM) adalah strategi pemasaran di mana tenaga penjual (sales) tidak hanya mendapatkan kompensasi atas penjualan yang mereka hasilkan, tetapi juga atas hasil penjualan sales lain yang mereka rekrut. Tenaga penjual yang direkrut tersebut dengan anggota downline. Dalam praktiknya, sistem MLM menuai pro dan kontra karena dianggap melanggar prinsip-prinsip keadilan dan transparansi serta metode perekrutan yang kebanyakan bersifat "memperdaya", hanya menjelaskan keuntungan tanpa menjelaskan kerugian bergabung dengan MLM kepada anggota baru.

Dalam Islam, aktivitas ekonomi, transaksi bisnis, dan pengembangan usaha diatur tersendiri dalam Fiqih Muamalat. Sedangkan, sistem MLM berlaku dalam aktivitas yang bernuansa akhirat karena keuntungan yang diperoleh juga bukan dalam bentuk materi, melainkan dalam bentuk pahala. Karena itu, MLM yang berlaku dalam Islam adalah MLM pahala, bukan MLM dalam bentuk berbagi keuntungan (fee) yang bersifat duniawi. Dalam MLM pahala yang membagi keuntungan bukan manusia yang punya sisi subjektivitas dan vested interest, melainkan Allah SWT yang Maha Kaya dan Maha Adil.

Sistem MLM pahala dijelaskan Rasulullah SAW melalui sabdanya, “Siapa yang mengajak (seseorang) kepada petunjuk (hidayah), maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.” (HR Muslim).

Hadis di atas menjelaskan bahwa seseorang yang mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan, pahala kebaikan tersebut bukan hanya diterima oleh orang yang melakukan, melainkan juga oleh orang yang mengajak kepada kebaikan tanpa mengurangi pahala dari orang yang melakukan kebaikan. Dengan prinsip seperti ini, wajar jika Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, orang pertama yang menerima dakwah Islam dari Rasulullah SAW, memiliki timbangan pahala yang sangat besar. Sampai-sampai, Rasulullah SAW mengatakan, “Jika ditimbang keimanan Abu Bakar dengan keimanan seluruh umat ini maka akan lebih berat keimanan Abu Bakar.” (Syu’abul Iman, Bab Al-Qaul fii Ziyadatil Iman wa Naqshanih).

Rasulullah SAW sendiri pernah memuji keislaman Abu Bakar, sebagaimana dikutip Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wa Al-Nihayah, “Tiada aku mengajak seorang masuk Islam tanpa ada hambatan, keraguan, tanpa mengemukakan pandangan dan alasan. Hanya Abu Bakar. Ketika aku menyampaikan ajakan tersebut, dia langsung menerimanya tanpa ragu sedikit pun.”

Sistem MLM pahala seharusnya memotivasi kita berlomba-lomba mengajak orang lain melakukan kebaikan. Dengan cara inilah kita akan terus memproduksi kebaikan demi kebaikan yang pada akhirnya kebaikan itu akan menyingkirkan keburukan, sebagaimana aliran air sungai yang jernih meminggirkan sampah atau mendorongnya ke hilir sungai. Wallahu a’lam bish shawab.


Oleh: Syamsu Hilal


Alasan Pentingnya Menahan Amarah



Marah merupakan sikap yang tak baik bagi setiap manusia. Jika seseorang memiliki sikap marah maka sering kali ia dapat stigma negatif sebagai pemarah. Perlu dipahami bahwa sikap pemarah dampaknya sangat besar bagi kehidupan. Orang yang pemarah akan menjadi orang yang sangat sensitif.

Demikian juga biasanya pemarah tidak mempunyai banyak teman. Karena sikapnya yang pemarah maka orang-orang akan menjauh darinya, boleh jadi rezekinya pun begitu. Mengapa demikian? Karena, rezeki itu bukan langsung diberikan atau diturunkan Allah begitu saja kepada kita, melainkan lewat orang di sekitar kita dengan berbagai cara. Maka, disebabkan hal-hal yang demikian Rasulullah dengan tegas melarang kita agar tidak marah.

Sebalikanya, sikap ramah dan pemaaflah yang seharusnya kita munculkan bagi setiap orang. Tentunya, dengan menjadi orang yang ramah teman akan banyak dan begitu juga jalan rezeki yang insya Allah, akan banyak dan mudah. Karena, satu di antara sekian banyak kerugian dari seorang pemarah adalah memiliki musuh yang banyak dan begitupun sebaliknya.

Dua hal di atas sangat berlawanan dan keduanya merupakan akhlak buruk dan akhlak baik. Hal ini dijelaskan Allah lewat firmannya, “(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS Ali Imran: 3)

Penjelasan di atas memberikan pemahaman keuntungan menjadi orang yang ramah juga pemaaf. Sedang kan kerugian menjadi pemarah tidak hanya di dunia, tapi juga akhirat. Karena, pemaaf merupakan amal kebaikan yang sangat disukai Allah dan digolongkan sebagai orang yang bertakwa.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan at- Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah, Rasulullah bersabda, “Siapa saja yang menahan marah padahal dia mampu melampiaskannya maka Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di atas kepala para makhluk hingga dipilihkan baginya bidadari yang dia sukai.”

Maka, hal ini mengajarkan kepada kita bahwa pemarah bukan sifat yang baik bagi seorang Muslim. Sebab Islam mengajarkan untuk menjadi orang yang ramah dan pemaaf. Sikap ramah dan menjalin hubungan baik dengan orang membuat seseorang terus berkembang, baik segi pengetahuan, bisnis, atau pengalaman hidup. Karena, kata Rasulullah, siapa saja yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia bersilaturahim.

Ramah juga boleh diartikan dengan silatu rahim yang memiliki peranan penting, khususnya dalam kehidupan seseorang Muslim. Silaturahim menjadi tonggak yang mengokohkan banyak hal. Mulai dari persatuan, perhatian, kasih sayang, mata pencaharian, hingga memudahkan seseorang me masuki surga-Nya. Walllahu a’lam. 



 Oleh: Abdul Hamid Nasution


Kamis, 16 April 2015

Hati mereka dicondongkan untuk cinta pada kebaikan. Merekalah yang kelak akan aman dari siksa Allah di hari kiamat.


Siapa yang Akan Selamat dari Azab Allah Saat Kiamat


Kiamat, rasanya tidak ada habis-habisnya jika kita membahas tentang peristiwa yang sangat dahsyat ini. Kiamat sudah pasti akan terjadi, entah kapan waktunya namun Allah telah menetapkan perkara kiamat itu.

Rasulullah dan Alquran sudah menggambarkan bagaiamana peristiwa itu terjadi dan bagaimana keadaan manusia di hari kiamat.

Namun hingga kini masih banyak orang yang tidak memperdulikan bekal masa depan di akhirat, padahal sudah banyak yang menggambarkan tentang kiamat tersebut baik dari Alquran, Hadits, bahkan ada film yang menggambarkan kejadian tersebut. Bahkan, terasa hati ini tak kuasa melihat kejadian yang tak mungkin dapat selamat darinya.

Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT mempunyai hamba-hamba yang dikhususkan melayani kepentingan manusia. Hati mereka dicondongkan untuk cinta pada kebaikan. Merekalah yang kelak akan aman dari siksa Allah di hari kiamat.”




Masjidil Haram & Masjid Nabawi Bercahaya Putih Ramai di Twitter


Masjidil Haram & Masjid Nabawi Bercahaya Putih Ramai di Twitter
Masjidil Haram bercahaya putih di tengah Makkah (Twitter)




Kosmonot Rusia Takjub Saat Potret Mekah dari Luar Angkasa
Anton Shkaplerov

Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Arab Saudi adalah destinasi religi paling utama bagi traveler muslim. Foto 2 masjid ini yang bercahaya putih dilihat dari luar angkasa, beberapa hari ini ramai dibicarakan di Twitter.

Foto yang beredar di Twitter memang bukan foto main-main. Yang menjepretnya adalah kosmonot Russia bernama Anton Shkaplerov dengan akun @AntonAstrey. Dia bertugas di International Space Station (ISS).

Dia dan rekan-rekannya sering memotret permukaan Bumi di berbagai sisinya. Salah satu yang dipotret Astrey adalah Kota Makkah dan Kota Madinah di waktu malam. Foto itu diambil pada 26 Januari 2015 dan mengundang decak kagum banyak orang.

"Amazing night view of #Mecca and #Medina from the #ISS," kicau @AntonAstrey saat itu.

Foto Shkaplerov malah baru ramai di Indonesia dalam beberapa hari terakhir ini. Kedua foto itu memang mengagumkan. Ketika umumnya lampu-lampu malam tampak temaram kuning atau putih, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi malah memancarkan cahaya putih yang sangat terang.

Terangnya ini melebihi terangnya lampu-lampu lain di Makkah dan Madinah yang digabungkan sekaligus. Dalam foto tampak semburat putih dari kedua masjid itu mengalahkan cahaya lain yang ada di kota tersebut. Masjidil Haram dan Masjid Nabawi tampak seperti permata yang putih di tengah aneka lampu kuning yang menyala di kota masing-masing.

"Amazing RT @AntonAstrey: Amazing night view of #Mecca and #Medina from the #ISS," kicau @pacocavalera, tweeps Indonesia yang mengomentari foto itu.

Banyak traveler muslim pengguna Twitter yang terkagum-kagum dengan foto itu. Mereka mengatakan cahaya putih itu adalah bukti kebesaran Allah. Nah, di lini masa Astrey, diskusi semacam itu malah sudah berlangsung duluan.

"@AntonAstrey Beautiful! Why is there a cluster of white lights? Heart of the city?" kicau @AnnaCanavan.
"They r the two holy mosques on both cities. Search for Macca Mosque & Madena Almonaurah Mosque for more pictures," kicau @ABIIDT menjawab pertanyaan @AnnaCanavan.
"It's because there are 100's of powerful flood lights there," sahut @SamAbbasi mencoba memberi penjelasan ilmiah. 



http://travel.detik.com/read/2015/04/15/192418/2888593/1382/masjidil-haram--masjid-nabawi-bercahaya-putih-ramai-di-twitter

Rabu, 15 April 2015

TANGGUH BERBISNIS



Karakter yang jujur dan kapabel menjadi rahasia sukses Mohammad As'ad (alumni TK77 -ITB red) bersaing di industri perminyakan dunia. Perjuangan sepanjang 26 tahun dari pendiri sekaligus direktur PT OBM Drilchem membawa produknya menguasai pasar produk kimia untuk pengeboran di industri peminyakan global. Bahkan, mempertahankan kualitas dibandingkan produk sejenis milik perusahaan raksasa minyak dunia, Halliburton dan Schlum berger.

Dalam satu kesempatan di komunitas pengajian Muslim di Perth, Western Australia, As'ad membeberkan rahasia suksesnya untuk menjadi inspirasi dan penyemangat bagi umat Islam di seluruh Indonesia agar berjaya di dunia bisnis. Sebelum menukik mengulas rahasia ketangguhan bisnis, As'ad mengingatkan ada kesamaan antara bisnis dan kehidupan, yaitu dalam hal negosiasi.

Bila kita ingin menjadi manusia sukses, termasuk berbisnis, hal pertama adalah mengajarkan diri untuk membuang rasa tinggi hati dan menanamkan sifat rendah hati. Berbisnis seperti mema suki hutan yang di dalamnya tersimpan emas permata atau obat menyehatkan. Namun, bila kita memasuki hutan itu dalam perasaan diri merasa paling benar dan paling tahu, kita akan berakhir dalam malapetaka dan kegagalan.

Rasulullah mengajarkan hari esok harus lebih baik daripada hari ini. Di Jepang prinsip ini dikenal sebagai Kaizen atau di Barat continuous improvement. Perusahaan yang unggul menjadikan karakter perbaikan berkelanjutan ini menjadi budaya korporasi. Tentu budaya ini perlu diterapkan pada setiap diri yang ingin meraih kesuksesan hidup.

Motivasi dan keyakinan dalam berbisnis jadi kunci utama keberhasilan. Berbisnis berarti berkegiatan yang tujuannya menghasilkan keuntungan. Tanpa laba, perusahaan tak bisa beroperasi dengan baik apalagi memperluas usaha.

Bila kita melihat keuntungan dari diri pribadi, itu tak akan menghasilkan motivasi bisnis luar biasa. Yang akan membuat pebisnis sanggup bergerak maju dan berkembang melintasi generasi. Usman bin Affan, khalifah ketiga, adalah contoh pebisnis yang bisnisnya masih terus berkembang hingga kini.

Untuk mendapatkan motivasi kuat, seorang pebisnis harus punya keyakinan berbisnis akan memampukannya memberi nafkah pekerjanya. Keuntungan pribadi akan memampukannya melakukan amal saleh, baik bersedekah, naik haji atau menghajikan orang lain, mendirikan masjid, dan sebagainya. Keyakinan bahwa menjadi kaya dan mengayakan orang lain itu mulia, akan menambah motivasi kuat pelaku bisnis.

Keyakinan bahwa produk atau jasa yang dihasilkan bisnisnya bermanfaat bagi masyarakat serta lingkungan hidup akan memperkuat motivasi. Kombinasi motivasi pribadi dan menyejahterakan sebanyak mungkin orang akan menjelma menjadi motivasi luar biasa kuat.

Demikian juga Usman bin Affan, dengan prinsip 50 persen keuntungan dari lahan kurmanya yang luas untuk pengembangan usaha dan 50 persen lainnya untuk sedekah bagi fakir miskin, perusahaannya bertahan 1.400 tahun. Selain dari memberi gaji ribuan karyawan nya, amal jariyah beliau terus mengalir hingga hari kiamat kelak.

Dalam memulai bisnis, pilihlah yang kita memiliki keahlian di bidang yang kita senangi, sekaligus kita yakini manfaatnya dibutuhkan masyarakat luas, artinya ada marketnya, ada uangnya.

Tidak ada kata terlalu tua atau terlalu muda dalam memulai bisnis. Kol Harland Sanders baru di usia 70 tahun memulai bisnis ayam goreng yang mendunia (KFC). Moh As'ad sendiri memulai bisnis setelah bosan menjadi karyawan di usia 33 tahun, tiga tahun sebelum menikah. Tentu ada usia ideal bagi seseorang memulai bisnis. Usia 20 tahun dapat dikatakan sangat ideal karena pada usia ini, energi dan semangat sedang tinggi-tingginya, rasa takut gagal justru sedang rendah-rendahnya.

Salah satu rumus kebangkitan Moh As'ad adalah menjaga kepercayaan sehingga mampu menjadi figur tepercaya. Trust, tentu mensyaratkan karakter jujur dan bisa dipercaya. Kombinasi karakter dan kemampuan menyebabkan As'ad muda meraih kepercayaan dari kenalan.

Maka, mulailah alumni ITB ini bangkit melalui penguasaan atas pengetahuan produk kimia untuk eksplorasi minyak.

Hingga kini, As'ad sangat meyakini bahwa orang Indonesia sebetulnya lebih pintar dan inovatif sehingga mampu menghasilkan produk unggul. Terbukti, produk yang dihasilkannya, Fracseal, Drill-Ezy, Stoploss, dan Solu-Seal unggul bersaing dengan raksasa perminyakan Halliburton dan Schlum berger. Bahkan, Aramco di Arab Saudi meminta mencantumkan "Indonesia Produce" pada produk yang dihasilkannya.

As'ad sangat meyakini bahwa nilai- nilai yang diajarkan Islam adalah kunci ke unggulan. Pertama, As'ad sangat yakin kebenaran Alquran yang menekankan jujur dan amanah. Bahkan, kejujuran akan kapasitas dan keterbatasan pun seringkali memberi nilai lebih, yaitu mencegah timbulnya rasa kecewa bagi rekan bisnis atau pelanggan.

Kedua, dorongan Rasulullah untuk menyerahkan urusan kepada ahli nya. Ini memotivasi pebisnis semakin ahli dan kredibel di bisnis yang ditekuni.
Lainnya, doa kelurga dan orang di sekitar kita. Apa yang ingin dikerjakan, sebaiknya dibicarakan dengan orang tua dan minta dinasihatkan dan didoakan.

Rahasia lainnya adalah bersedekah. Selaku pengusaha, As'ad pernah dihadapkan pada kondisi ancaman mogok kerja dan tuntutan pembayaran pesangon yang memberatkan perusahaan.

Karena motivasi menyejahterakan karyawan tertanam kuat, yang terpikir oleh As'ad adalah para karyawan yang mogok ini ingin merasakan seumur hidupnya memegang uang pesangon dalam jumlah yang belum pernah mereka terima sebelumnya.

Dalam tempo 24 jam, sejak uang pesangon itu dibagikan, Allah secara ajaib membalas keikhlasannya. Allah dengan cara yang sangat logis memberikan balasan berupa order perusahaannya melonjak drastis. Order tiga bulan melebihi order selama dua tahun. Sebagai seorang peneliti, As'ad tidak menemukan alasan lain yang menjadi sebab peningkatan omzet dan keuntungan perusahaannya selain keikhlasan karena faktor membahagiakan karyawan dengan menyetujui pesangon itu.

Islam sangat menganjurkan mencari rezeki melalui bisnis karena 9 dari 10 pintu rezeki melalui bisnis. Jika kita dapati saat ini persentase populasi pengusaha Muslim yang sukses masih terbatas, artinya terdapat ladang amal yang sangat luas bagi pengusaha Muslim yang sukses untuk menginspirasi, melatih, dan mendampingi generasi muda Islam agar kian banyak memilih bisnis sebagai salah satu ladang amal.

PRAYUDHI AZWAR
PhD in Economics Candidate University of Western Australia _______________________________________________


REPUBLIKA.CO.ID, 11 April 2015