oleh Hilman Muchsin
Ada riwayat yg menyebutkan adanya pertanyaan para sahabat Nabi Muhammad Saw menyebut-nyebut tentang Haji Mabrur :
“ Wamaa birrul Hajji Ya Rasulullah ? “ Apa kemabruran haji itu ya Rasulullah ?. Dan ternyata jawaban Rasulullah tidak berhubungan dengan thawaf, Sa’I dan sebagainya itu. Tetapi justru yang ada hubungan nya dengan pergaulan dengan sesama jamaah yang sama-sama beribadah, seperti menebarkan salam dan memberikan pertolongan.
Bila riwayat ini dianggap Dhaif, kita masih bisa menyimak sunah Rasul saat melakukan Ibadah Haji. Bagaimana sikap Tawadhu, kemurahan, kelembutan, dan hal-hal lain yang menunjukan penyerahan diri Beliau sebagai Hamba Kepada Tuhan dan teposloro Beliau kepada sesama Hamba-Nya.
Semangat yang mengebu-gebu untuk mendapatkan kemabruran tanpa memahami makna kemabruran itu sendiri, dapat menyeret Jemaah Haji kepada sikap Egois dan mau menang sendiri. Alangkah ironisnya mencium Hajar Aswad, tapi dengan tega mereka menyikut saudara-saudara mereka sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar