Minggu, 11 Desember 2011
Menumbuhkan Perilaku Tawadhu’ (Rendah Hati)
Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga senaniasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya yang selalu bersyukur kepada-Nya.
Seiring pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi di zaman hari ini sepesat itu pula lunturnya sifat-sifat mulia di hati umat manusia. Ketika para kaum pelajar dikuliti dan dicermati maka muncullah berbagai seminar untuk membahas kenakalan pelajar. Hingga semua menuduh guru-guru di hari ini tidak mampu mendidik siswa-siswanya untuk memiliki sifat-sifat yang mulia.
Namun perlu disadari bahwa guru di sebuah lembaga pendidikan dan pengajaran pada hari ini mereka telah terpinggirkan oleh peran para entertainer yang lebih agresif dalam membentuk kepribadian manusia-manusia di zaman ini. Wal hasil karakter umat manusia hari ini telah dibangun oleh banjirnya informasi yang disuguhkan oleh para intertainer sejagad yang dicurahkan ke dalam hati dan aqal manusia lewat media-media informasi yang semakin beragam.
Sifat sombong merupakan salah satu sifat yang muncul ketika manusia bersahabat dengan syaitan. Ketika larangan-larangan Allah diperbuat dan disenangi oleh umat manusia, maka syaitan-syaitan itu akan terus berada dalam hati manusia untuk mengajaknya bersifat angkuh dan sombong.
Manusia bahkan dapat menjadi makhluq yang sangat-sangat sombong, di zaman hari ini banyak manusia-manusia cerdas berkepala besar yang tersesat aqal dan hatinya, dan mereka memiliki keyakinan Atheis (tidak berTuhan dan tidak berAgama) dan hidup liberal mengikuti aturan yang mereka buat dan mereka anggab baik. Inilah puncak kesombongan umat manusia yang luar biasa.
Menumbuhkan sifat tawadhu’ hanya dapat dimiliki oleh orang-orang yang taat dalam ber Islam, dan orang-orang yang mampu menghadirkan keberadaan Allah Tuhan semesta Alam dalam hidupnya, sebagaimana firman Allah yang artinya
.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (QS. 3:190)
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):”Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. 3:191)
.
Allah SWT telah mengajari manusia dengan berbagai keterangan yang sangat dibutuhkan oleh aqal dan hati manusia untuk mengenali dirinya dan mengagumi Allah Tuhan yang telah menciptakannya sebagaimana sederet ayat-ayat Allah yang artinya
.
Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 3:6)
Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi rizki dengan sebahagian yang baik-baik.Yang demikian adalah Allah Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam. (QS. 40:64)
Dia mencipatkan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar, Dia membentuk rupamu dan dibaguskan-Nya rupamu itu, dan hanya kepada-Nyalah kembali(mu). (QS. 64:3)
Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. (QS. 82:6)
Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, (QS. 82:7)
dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu. (QS. 82:8)
.
Sikap hati yang Tawadhu’ dapat ditumbuhkan dengan subur di hati orang-orang yang banyak beribadah kepada Allah, menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Sebaliknya sifat-sifat sombong dan angkuh akan tumbuh menjamur subur di hati orang-orang yang angkuh yang lalai dari beribadah kepada Allah.
.
Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. (QS. 16:107)
Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikuncimati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. 16:108)
Pastilah bahwa mereka di akhirat nanti adalah orang-orang yang merugi. (QS. 16:109)
Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai. (QS. 30:7)
Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?, Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan diantara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya. (QS. 30:8)
.
Kesibukan yang berlebihan mengurusi kehidupan dunia semata-mata tanpa memahami tujuan hidup yang sebenarnya, akan memunculkan pribadi-pribadi yang sombong, ujub dan riya’ yang semuanya adalah tercela dan menjadi sebab kekacauan hidup di dunia dan kesengsaraan hidup di akherat. Keengganan manusia untuk membersihkan hatinya akan memunculkan hati yang terus-terus bertimbun-timbun dengan dosa yang kemudian menjadi lahan subur bagi tempat tinggal syaitan dan menjadi sebab munculnya sifat sombong, angkuh, ‘ujub dan riya’ yang merusak keindahan kdhidupan.
Sikap Tawadhu adalah sikap yang sangat dicintai oleh Allah. Allah merahmati, melindungi dan menolong orang-orang yang selelu bersikap tawadhu’. Marilah kita umat manusia berpikir mendalam tentang kehidupan dirinya, siapakah yang telah menciptakan nutfah di dalam diri nya, siapakah yang telah menuntun nutfah-nutfah itu di dalam rahim-rahim para ibu, dan siapakah yang menumbuhkan nutfah-nutfah itu tumbuh menjadi keadaan seperti apa adanya diri manusia, dengan segala perlengkapan yang telah ada pada diri manusia ???, Bagi orang Islam yang sadar diri, akan dengan mudah menghayati bahwa itu semua adalah kerja Allah SWT, Allah Tuhan semesta Alam.
.
Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), (QS. 23:55)
Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar. (QS. 23:56)
Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, (QS. 23:57)
Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, (QS. 23:58)
Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun), (QS. 23:59)
Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, (QS. 23:60)
mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya. (QS. 23:61)
Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran, dan mereka tidak dianiaya. (QS. 23:62)
Tetapi hati orang-orang kafir itu dalam kesesatan dari (memahami kenyataan) ini, dan mereka banyak mengerjakan perbuatan-perbuatan (buruk) selain dari itu, mereka tetap mengerjakannya. (QS. 23:63)
.
Walhasil sifat-sifat Tawadhu’ dapat muncul di hati orang-orang yang Bertaqwa kepada Allah, yang selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, sebaliknya sifat sombong akan menghias dengan nyata di hati orang-orang yang kafir dan selalu durhaka kepada Allah, dan hatinya telah tertutup dengan dosa-dosa.
Hati-hatilah dengan kebodohan dan perbuatan dosa, karena dia sumber segala sifat-sifat buruk dalam dari manusia. Semoga Allah menjadikan kita semua menjadi orang-orang yang bertaqwa yang memiliki sifat-sifat yang mulia. Wallahu ‘alam.
http://mta-online.com/v2/2011/10/31/menumbuhkan-perilaku-tawadhu%E2%80%99-rendah-hati/#bookmarks
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar