Do'a adalah hal yang sangat sering kita dengar, secara makna, do'a yang berasal dari da'a memiliki makna, mengharapkan kehadiran sesuatu atau mengharapkan kebaikan. Sedangkan secara umum, do'a berarti memohon, mengharap, meminta kepada Allah. Dalam Al Quran Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berdo'a kepada Allah, hal ini sebagaimana dinyatakan melalui ayat ;
"Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (40:60)
Setidaknya, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui, dan menjadi resep agar do'a kita terkabul.
Beberapa hal itu adalah ;
1. Memenuhi perintah-Nya
Hal ini kalimat yang sering kali dibaca pada saat shalat melalui surat al fatihah ;
"Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan".(1:5)
Hal ini ditegaskan pada ayat lain ;
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah
dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah ereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran" (2:186)
Beribadah kepada Allah melalui dua ayat diatas adalah syarat mutlak dikabulkannya do'a. Tanpa ibadah kepada Allah, mustahil do'a itu akan dikabulkan, hal ini sebagaimana hadits Rasulullah saw.
Dari Abu Hurairah ; Rasulullah menuturkan tentang seorang lelaki yang telah mengadakan perjalanan panjang sehingga kelihatan berwajah kotor lagi berambut lusuh. dia mengangkat tangan tinggi-tinggi ambil berdoa; "Ya Tuhan, Ya Tuhan", sementara makanan yang dimakan dari barang haram, minuman yang diminum dari barang haram, pakaian yang dipakai dari barang haram dan makan pagipun dari makanan yang haram. Bagaimana doanya dapat dikabulkan ?" (HR : Muslim dan Tirmidzi)
Kedua hal ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa, ada persyaratan yang harus dipenuhi agar doa dapat dikabulkan.
Jika kita ambil perumpamaan sederhana, seperti seorang direktur dan karyawannya. Jika sang karyawan telah melakukan tugasnya dengan baik, maka direktur akan dengan senang hati memberikan apa yang diminta oleh karyawannya. Semakin tinggi jabatan seorang karyawan, maka semakin mudahlah dirinya mendapat jawaban dari sang direktur tersebut ketika ia meminta. Semakin jauh kedudukan karyawan itu dengan sang direktur, maka akan permintaannya pasti akan dikabulkan, tetapi hal itu tentunya membutuhkan waktu, atau bahkan mungkin permintaannya itu tidak pernah dikabulkan, karena karyawan tersebut tidak pernah memenuhi tugas dari sang direktur.
Sama halnya dengan kedekatan seorang hamba kepada Allah, semakin dekat dirinya dengan Allah, maka akan semakin cepat di ijabahlah setiap doa atau permohonannya, demikian pula ketika seorang hamba semakin jauh kedudukannya dengan Allah, maka doa pasti akan dikabulkan, tetapi boleh jadi waktu terkabulnya doa itu akan semakin lama. Sehingga kita bisa memahami, semua doa akan dikabulkan, tetapi salah satu faktor penghalang dari dikabulkannya doa itu adalah, tingkat kemaksiatan sang hamba itu sendiri.
Dalam konteks ini, kita bisa memahami, doa para Nabi, Rasul, malaikat, adalah doa yang dengan mudah dikabulkan oleh Allah, hal ini tentunya disebabkan karena mereka telah melaksanakan perintah Allah terlebih dahulu dengan sebaik-baiknya, lalu kemudian mereka berdoa kepada Allah. Banyak sekali Allah mengabadikan doa para Nabi dan Rasul dalam Al Quran yang tentunya hal itu sudah dikabulkan oleh Allah.
Lalu, yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana dengan orang-orang kafir dan musyrik yang tidak menyembah Allah, dan mengapa permohonan mereka kepada tuhan mereka dikabulkan juga...?
Insya Allah, hal ini akan dibahas pada kesempatan mendatang...
http://new.drisalah.com/index.php/inspirasi/32-tentang-doa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar