Apakah Simpati sama
dengan Empati ?.
Jawabannya tidaklah
sama.
Bersimpati artinya
perasaan kita hanyut untuk ikut merasakan. Emosi Kita tergambar melalui bahasa
tubuh bahwa Kita tenggelam dalam kebersamaan. Dalam simpati, Kita lebih banyak
merespons dengan perasaan.
Dalam kehidupan ini kita memang perlu untuk bersimpati bahkan
untuk merasakan apa yang dirasakan olrh orang lain sebagai kita juga mengerti
dengan keadaannya.
Simpati yaitu merasakan sepenuh hati dan ikut
merasakan kesedihan dan kesenangan orang lain atau orang yang bercerita dengan
kita sebagai wujud bahwa kita juga mempunyai perasaan yang sama dengan dia.
Seperti contoh: kalau teman cerita kita merasa sedih kita juga merasakan
kesedihan tersebut lebih mendalam. Apabila dia menangis kita juga ikutan
menangis. Maka, itulah yang namanya simpati.
Simpati ini sangat tidak dibutuhkan dalam proses
konsultasi dan bagi konselor sendiri. Apabila konselor sampai bersimpati dengan
kliennya, masalah yang diceritakan klien tersebut tidak akan pernah selesai
karena kita juga mempunyai penderitaan yang sama dengan dia. Bahkan, pemecahan
masalah tersebut juga tidak akan pernah bertemu. Jadi, seorang konselor harus
mempunyai empati bukan simpati
Empati yaitu merasakan kesedihan atau kesenangan yang dirasakan
orang lain tapi tidak ikut berlarut-larut di dalamnya. Dia hanya merasakan
saja. Seperti contoh: apabila si klien menangis-nangis dalam menceritakan
masalah dan keluhannya, kita juga tidak ikut menangis. Itulah yang dinamakan
empati.
Berempati tidak
berarti kita sepakat, melainkan Kita secara mendalam mencoba mengerti orang
itu, baik dari segi emosional mapun intelektual. Kita mencamkan nada suara dan
bahasa tubuh orang tersebut, tidak hanya kata-katanya. Dalam empati Kita mendengar
dengan hati, mata dan pikiran secara objektif, bahkan menggunakan sekaligus
semua panca indera kita.
Maka, dalam berinteraksi dengan orang lain antar rekan kerja di kantor, antara atasan-bawahan, dalam anggota keluarga, dalam masyarakat, dalam organisasi dll... tidak cukup sekedar simpati saja namun juga ber-empati.
Maka, dalam berinteraksi dengan orang lain antar rekan kerja di kantor, antara atasan-bawahan, dalam anggota keluarga, dalam masyarakat, dalam organisasi dll... tidak cukup sekedar simpati saja namun juga ber-empati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar