Gemerlap dunia memang indah. Berbagai kenikmatan di dalamnya juga dapat melenakan. Bagi orang-orang yang tidak meyakini akhirat, kenikmatan dunia adalah segala-galanya. Seandainya bisa, niscaya mereka akan mengejarnya hingga habis tak bersisa. Namun sayangnya, mereka tidak menyadari bahwa sikap itu akan berbuah sengsara. Di akhirat kelak, siksaan pedih akan didapatkan. Berbahagialah orang yang menjalani kehidupan dengan panduan petunjuk-Nya.
Bahwa kehidupan dunia terlihat indah, memang demikianlah faktanya. Hal ini juga ditegaskan dalam firman-Nya: Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia (QS al-Kahfi [18]: 46).
Allah juga tidak melarang manusia untuk mengecap kenikmatan dunia. Allah berfirman: Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?" (QS al-A'raf [7]: 32).
Kendati demikian, keindahan dan kenikmatan dunia itu tidak boleh membuat manusia menjadi terlena dan berpaling dari ibadah kepada Allah SWT. Lupa kehidupan akhirat sehingga tidak menyiapkan amal shalih sebagai bekalnya. Bahkan demi memperoleh kenikmatan dunia itu, berani menabrak ketentuan syariah-Nya. Sikap inilah yang terjadi pada orang kafir.
"Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas" (QS al-Baqarah [2]: 212).
Dalam kehidupan sehari-hari manusia di dunia sudah seharusnya selalu mengingat akan kehidupan akhirat. Kehidupan akhirat adalah tujuan hidup sebenarnya dan manfaatkanlah waktu yang sangat pendek dari kehidupan di dunia untuk mendapatkan keuntungan di akhirat.
Namun kita harus berkeyakinan, “bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya)” (QS. An-Najm [53]: 39-40).
Sebuah hadits qudsi berbunyi. Allah SWT berfirman, “Aku menuruti perasangka (keyakinan) hamba-Ku terhadap-Ku…“. (HR. Bukhari, Muslim dan At-Tirmidzi).
Bila manusia tidak menggunakan kehidupan dunia untuk mencari status yang baik di akhirat maka jadilah kehidupan dunia ini bagi manusia tersebut sebagai main-main atau senda-gurau,
Firman Allah dalam surah Al An’aam, ayat 32:
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini selain main-main dan senda-gurau belaka, dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidaklah kamu memahaminya!”
Malaikat-malaikat dan Jibril naik menghadap kehadapan Tuhan dalam sehari, yang ukurannya sama dengan lima puluh ribu tahun. (QS. Al Ma’aarij (70) : 4)
Dijelaskan dalam ayat tersebut bahwa 50.000 tahun di dunia sama dengan satu hari di akhirat dengan kata lain seseorang yang berumur 50 tahun menjalani kehidupan di dunia sama dengan 90 detik waktu akhirat. Sedemikian singkat manusia hidup di dunia yaitu 90 detik dalam waktu akhirat. Sedangkan setelah itu manusia akan menjalani kehidupan di akhirat selamanya (kekal).
Firman Allah dalam surah Al Ankabuut, ayat 64:
“Maka tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda-gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”.
Beberapa ayat Al Quran menegaskan bahwa kehidupan dunia hanya mempunyai waktu yang sangat singkat dibandingkan dengan kehidupan akhirat.
Kehidupan akhirat merupakan dâr al-jazâ (negeri pembalasan). Dan balasan itu benar-benar adil. Orang-orang kafir yang selama di dunia diberikan banyak harta, anak, dan kekuasaan, di akhirat dihukum dengan azab yang pedih. Hukuman itu sebagai balasan atas semua kejahatan yang dilakukan. Sementara, orang Muslim yang semasa di dunia ada yang lemah dan miskin, nasibnya berubah total. Maka mereka pun balik menertawakan kaum kafir. Allah SWT berfirman: Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir (QS al-Muthaffifin [83]: 34).
AI Quran menjelaskan bahwa setiap manusia akan memperoleh ganjaran (pahala) dari Allah, atas perbuatan yang dilakukannya sendiri.kalau kita hanya hidup hanya selama 90 detik untuk ukuran akhirat
Tiap tiap jiwa akan merasakan mati dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan kedalam surga. Maka sungguh ia beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS. Ali Imran (3) : 18)
Kalau hidup hanya selama 90 detik untuk ukuran akhirat, akankah kita sia-sia kan hidup di dunia ini untuk kehidupan yang kekal abadi….????
Semoga kita tidak terpengaruh oleh pandangan dan gaya hidup orang-orang kafir yang menyesatkan.
http://hilmanmuchsin.blogspot.com/2011/02/berapa-lamakah-sesungguhnya-kita-hidup.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar