Jumat, 02 Desember 2011
Manual Book of Life ..., Mari Kita Merenung
Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini. (QS.45:20)
Kalau saja pemimpin tahu apa makna amanah, tidaklah mungkin dia melakukan pengrusakan bumi, ekonomi, budaya, tatanan kehidupan masyarakat dan politik. Dunia dan seisinya ini ada pengaturnya yaitu sang Maha Kuasa atas segala sesuatu yang diwakilkan kepada pemimpin-pemimpin yang ada di negeri-negeri seantero jagad. Sunatullah atau hukum alam atau naturwet sudah kita pahami semua bahwasanya kalau banyak penebangan hutan akan terjadi banjir, sampah menumpuk di sungai/ parit-parit kecil yang menuju ke laut dapat menyebabkan meluapnya air menggenangi jalan dan rumah-rumah sekitarnya.
Eksploitasi bumi yang tidak terkendali karena keserakahan manusia juga berakibat fatal, pengkhianatan terhadap Undang-Undang Dasar yang mengatur sendi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa juga berakibat fatal. Sudah banyak contoh negeri atau bangsa yang membangkang terhadap perintah Sang Maha Penguasa Jagad dilanggar yang berakibat binasa dan digantikan dengan penduduk yang lebih baik
Kaum nabi Luth, telah merusak tatanan kehidupan bermasyarakat di lenyapkan oleh Sang Maha Pengatur dalam sekejap. Kaumnya nabi Nuh ditenggelamkan oleh Sang Maha Pencipta karena membangkang dan berbuat kerusakan. Semuanya digantikan dengan orang-orang yang mau berserah diri dan lambat laun secara sunatullah terkikis dan kembali berbuat kerusakan demi kerusakan.
Thailand negeri yang tidak pernah dijajah oleh bangsa lain, membuat negerinya elok cantik menawan hati kepada pengunjungnya. Beberapa waktu ini menunjukan ketidak nyamanan dan harap berhati-hati kalau kita tinggal disana, tanda-tanda akan digantikannya penduduk negeri ini sudah mendekati kenyataan. Hujan yang terus menerus di negeri ini berakibat banjir yang tidak surut, bahkan kepanikan penduduknya membuat berang sang Pemimpin yang ayu elok cantik menawan hati. Kepanikan penduduknya ditandai dengan ancaman akan membuka pintu-pintu air yang menuju kerumahnya, kalau ini dilakukan oleh masing-masing perkampungan yang dilewati pintu-pintu air tersebut maka dalam sekejap rel kereta api dibawah tanah beserta penumpangnya akan habis ibarat ikan tak berinsang didalam aquarium. Adakah yang salah secara prinsip di negeri ini ?
Coba tengok kota wisatanya, semuanya serba boleh yang melecehkan aturan main sang Maha Pengatur, tarian erotis digelar setiap malam, tontonan tidak senonoh dibuat biasa dan dijadikan devisa untuk pembangunan negeri dan kesejahteraan rakyatnya. Apa yang kurang dari negeri yang bernama Thailand pertaniannya baik, buah-buahan, beras dan semua yang baik-baik diberi cap Thailand. Kurang adilkah sang Maha Kuasa atas limpahan rejeki ini ? Mengapa mereka membuat Sang Maha Pengatur MARAH, dengan melecehkan aturan main yang telah digoreskan didalam kitab suci. Mari kita tunggu kearifan seorang pemimpinnya yang ayu elok cantik rupawan, mampukah berbuat adil terhadap bumi, negeri dan penduduknya ?
Sepotong negeri inipun beberapa waktu yang lalu juga mengalami kerusakan yang berakibat sampai dengan saat ini. Katamakan seorang pemimpin ( bisa perusahaan bisa negara bisa wilayah ) mengakibatkan banjir lumpur yang belum bisa diprediksi kapan berhentinya. Undang-undang dasar negeri ini yang dibuat oleh pendahulu kita sudah benar, Bumi, air dan udara yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara. Bagaimana kalau akan dikuasi oleh seseorang yang tamak bin rakus? Akibatnya sudah jelas Sang Pencipta Bumi dan seisinya tidak akan ridha. Akibatnya penduduk di negeri itu mengungsi, stres, bahkan tidak sedikit yang gila dan bunuh diri, apakah belum cukup peringatan sang Maha Pengatur Kehidupan ini memperingatkan kita semua agar kembali kepada manual book ciptaan-Nya.
Telah dihalalkan jual beli dan diharamkan riba. Uang dibeli dengan uang dengan perbedaan nilai. Masak iya sih sama-sama kertasnya, sama-sama dicetaknya dan kalaupun harga cetaknya sama kenapa satu lembar dapat dibelikan sepeda yang satunya untuk beli nasi bungkus saja tidak bisa.
Penindasan suatu kaum tidak akan pernah berhenti oleh negara adidaya, namun tunggu saja mereka yang merasa menjadi negara adidaya itu sebenarnya sedang menggali kuburnya sendiri. Sektor riil diabaikan, bagaimana mungkin ekonomi berputar tanpa barang dan jasa, hanya mengandalkan perdagangan uang dan valas ( non riil). Kerusakan sistem ekonomi yang berlangsung ratusan tahun ini sebentar lagi akan runtuh secara sunatullah atau hukum alam atau naturwet. Ayo kita buktikan.
Apakah kita mau dan menyerah dengan kondisi yang sudah ada ataukah kita mau berbuat sesuatu dengan mengacu kepada manual booknya Sang Pengatur Jagad Raya ini ? Pilihan ada pada diri kita masing-masing.
Wallahu’alam.
Diambil dari :
Tulisannya Gangsar Mangkasaro
http://edukasi.kompasiana.com/2011/11/08/negeri-mengerikan-telah-mengintai-kita/
********************
Catatan :
Saat Sang Maha Pencipta menciptakan alam semesta, manusia dan kehidupan. Dia juga memberikan manualnya melalui kitab suci. Allah SWT menciptakan manusia, dan melengkapinya dengan ‘manual book’ juga, yaitu Al-Qur’an. Berbagai aturan Allah SWT telah dibuat dan direvisi hingga versi Rasul terakhir. Aturan untuk kita jadikan pedoman hidup di dunia, agar sesuai dengan tujuan penciptaan manusia.
Namun sayang sebagian kita banyak yang tidak membaca dan mengamalkan apa yang ada di kitab suci. Apa yang tejadi? Kerusakan baik alam maupun mental, korupsi, ketidakadilan, kesewenang-wenangan, kedengkian dan saling menjatuhkan merajalela di dunia.
Kitab suci seolah-olah hanya untuk acara kerohanian, pernikahan, kematian dan untuk pelengkap sumpah para pejabat. Kitab suci seolah tak boleh terlibat aktif dalam urusan bisnis, karir, politik dan kegiatan dunia lainnya. Padahal disana banyak panduan dan pedoman yang bisa digunakan untuk semua aspek kehidupan.
Kitab suci tempatnya seharusnya bukan di almari. Kitab suci seharusnya tempatnya di pikiran dan hati kita. Ia harus selalu kita bawa kemanapun pergi. Sebagai manual kehidupan seharusnya kita mempelajari dan kemudian menjalankannya dalam kehidupan nyata. Dengan cara ini kehidupan kita akan tertata. Pikiran kita terarah, hati tidak gundah, harga diri kitapun terjaga.
Saatnya merenung… Bila Anda sering resah dan gelisah, bingung menentukan arah kehidupan. Bila hati Anda terasa hampa dan gersang mungkin itu karena Anda tak pernah tuntas membaca dan memahami manual kehidupan Anda.
Percayalah kepada Sang Maha Tahu, karena Dialah yang menciptakan kita. Dia tak mungkin menciptakan manual yang menjerumuskan kita. Ayo segera baca dan pahami kitab sucimu. Saat ini, kitab sucimu merindukan sentuhan tanganmu. Ia juga merindukan suaramu melantunkan ayat-ayat dari Sang Maha Pencipta.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar