Kiper
tim nasional Spanyol, Iker Casillas. (AFP PHOTO / MARTIN BERNETTI)
Bola
memang bundar! Jika ditendang bergerak berputar. Dan seperti kehidupan dia
terus berputar yang pada akhirnya kembali pada titik awal perputarannya, dari
titik ke nol kembali ke nol, atau pada jarum jam dari angka ke dua belas
kembali ke angka dua belas. Gol Ediardo Vargas menit ke-20 dan gol Charles
Aranguiz menit ke-43 menjadikan sejarah Juara bertahan Angkat Koper pada babak
Penyisihan kembali terjadi. Spanyol harus pulang kampung! Adios Spana!
Kisah
juara bertahan kembali berulang, seperti pada World Cup 2010 di Afrika selatan,
Team Azzuri Italia. Datang dengan status juara bertahan, Azzurri
harus tersingkir di fase grup usai kalah 2-3 dari Slovakia di laga
pamungkas. Dalam laga yang dihelat di Ellis Park Stadium, Kamis 24
Juni 2010 malam WIB, laga berlangsung seru sejak awal. Kedua tim yang butuh
kemenangan sejak awal memainkan sepak bola menyerang. Alhasil lima gol pun
tercipta di pertandingan ini. Slovakia unggul di babak pertama lewat gol
Robert Vittek. Di babak kedua Vittek kembali menggandakan gol sebelum
diperkecil Antonio Di Natale. Kamil Kopunek menjauhkan keunggulan Slovakia
sebelum Fabio Quagliarella memperkecil keadaan.
Dini
hari 18 Juni 2014 WIB, seakan mengulang kisah 12 tahun lalu, tepatnya 11 Juni
2002 di Stadion Incheon Munhak, Korea Selatan, Timnas Prancis harus menerima
nasibnya tersingkir dari gelaran Piala Dunia 2002 saat turnamen tersebut baru
memasuki putaran grup. Padahal, status Prancis dalam turnamen yang digelar
untuk pertama kalinya di Benua Asia adalah sebagai juara bertahan.
Setelah
Prancis harus menjalani langkah terseok-seok pada Piala Dunia 2002 tersebut,
sebagai juara bertahan, Prancis bergabung di grup A bersama Senegal, Uruguay,
dan Denmark. Tanpa diperkuat Zinedine Zidane di laga perdana, Les Blues
ditekuk Senegal 0-1 di laga perdana mereka. Ditahan imbang 0-0 Uruguay di
laga kedua membuat Prancis mesti menang di laga terakhir putaran grup. Namun,
alih-alih mampu menghajar Denmark, Les Blues malah dikalahkan 0-2
oleh juara Piala Eropa 1992 tersebut. Walau dalam laga yang disaksikan 48 ribu
orang tersebut, Prancis diperkuat oleh Zinedine Zidane, Marcel Desailly,
Patrick Vieira, dan David Trezeguet. Tapi, Les Blues tidak bisa
mencetak gol sama sekali.
Secara
statistik, Juara bertahan Spanyol sebenarnya lebih unggul dalam penguasaan Bola
(52 %) dibandingkan dengan Chile (48 %), dengan tendangan ke gawang juga lebih
besar, yakni 8 kali dan ini adalah 2 kali Tendangan ke Gawang Chile yang hanya
4 kali. Sementara itu tendangan sudut Spanyol 7 kali dan Chile 1 kali. Dan
upaya penyelamatan yang lebih rendah, Spanyol 2 kali melakukan upaya
penyelamatan dari serangan Chile dan Choile melakukan upaya penyelamatan 8
kali, 4 kali dari spanyol, namun “takdir” untuk pulang kampung lebih awal tidak
dapat dielakkan oleh Spanyol. Serangan bertubi-tubi tersebut seakan ada saja
yang menggagalkannya.
La
Furia Roja sejak awal pertandingan berusaha untuk mendesak Chili sejak awal
pertandingan. Namun, upaya mereka masih mentah. Claudio Bravo melakukan aksi
cermat di menit 15 untuk menghalau kesempatan Xabi Alonso dari jarak
dekat. Kejutan akhirnya benar-benar terjadi di menit 20. Bukan Spanyol
yang bisa mencetak gol, melainkan Chili. Memanfaatkan kesalahan di lini tengah Spanyol
kala Xabi Alonso salah mengumpan, pasukan Jorge Sampaoli bergerak cepat.
Pemain-pemain
kesebelasan Chile, seperti Alexis Sanchez, Arturo Vidal, hingga Charles
Aranguiz membuat bek Spanyol keteteran. Aranguiz kemudian memberikan umpan
kepada Eduardo Vargas yang lowong, dan dengan mudah menaklukkan Iker
Casillas. Spanyol yang harus mengejar ketertinggalan tidak bisa berbuat
banyak. Diego Costa gagal memanfaatkan peluang di menit 28. Namun kiamat datang
dua menit jelang babak pertama berakhir. Tendangan bebas Alexis Sanchez memang
bisa dibendung oleh Iker Casillas. Tapi Charles Aranguiz yang tinggal
mendesak bola masuk gawang. 0-2!
Ketinggalan
2 - 0 pada menit ke-40 (babak Paertama) pemain-pemain Spanyol terus melakukan
penguasaan bola dan terus berusaha mengejar ketertinggalannya. Namun demikian
upaya itu tidak menghasilkan gol hingga peluit panjang dibunyikan wasit.
Kedudukan 2 - 0 membuat La Furia Roja terancam berada di dasar klasemen
grupnya, dan lebih dari itu, perjuangan Kesebelasan Matador ini di World Cup
2014 ini harus terhenti dan harus angkat kopor lebih awal. Adios La Furia Roja!
Susunan
pemain kedua kesebelasan sebagai berikut:
Kesebelasan
Spanyol dengan formasi 4-3-3 : Casillas; Azpilicueta,
Martinez, Sergio Ramos, Alba; Iniesta, Busquets, Xabi Alonso; Silva, Diego
Costa, Pedro.
Kesebelasan
Chile dengan formasi 3-5-2 : Bravo; Silva, Jara, Medel; Isla,
Diaz, Vidal, Aranguiz, Mena; Alexis Sanchez, Vargas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar