LAILATUL Qadar adalah salah satu keutamaan bulan Ramadhan.
Secara etimologis (harfiyah), Lailatul Qadar terdiri dari dua kata, yakni lail atau lailah yang berarti "malam hari" dan qadar yang bermakna "ukuran" atau "ketetapan".
Secara terminologis (maknawi), Lailatul Qodar dapat dimaknai sebagai "malam yang agung" atau "malam yang mulia".
Lalu, apakah sebenarnya Lailatul Qadar itu ?
Pada malam itu, para malaikat turun ke bumi dengan izin-Nya, sehingga sepanjang malam itu tersebar keselamatan bagi penduduk bumi hingga terbit fajar (QS. Al-Qadar: 1-5).
Menggapai sebuah malam Lailatul Qadar merupakan sebuah anugerah yang sangat luar biasa.Bagamana tidak ? rata2 usia hidup kita hanya berkisar 60 sampai 70 tahun. Sementara Lailatul Qadar adalah sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan (83 tahun)..
Begitulah Allah memberikan keistimewaan kepada Umat nabi Muhammad saw untuk memaksimalkan momen-momen tertentu dengan balasan yang berlipat ganda. Allah Maha Mengetahui bahwa rata2 umur umat Muhammad saw sangat singkat dibandingkan umat-umat sebelumnya. Oleh karena itu, pemberian malam Lailatul Qadar merupakan sebuah momentum yang mesti dimaksimalkan dengan sebaik-baiknya. Pada malam itu turun para malaikat dan ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar ( QS; Al-Qadr 4-5).
Rahasia Kedatangan Malam Lailatul Qadar
Hanya Allah swt Yang Maha Mengetahui kapan tepatnya malam itu.
Para ulama berbeda pendapat tentang kapan persis terjadinya Lailatul Qadar karena beragamnya informasi hadits Rasulullah serta pemahaman para sahabat:
1. Malam ke-27 (HR. Iman Ahmad, Thabroni, dan Baihaqi).
2. Malam 17 Ramadhan, malam diturunkannya Al-Quran (Nuzulul Quran).
3. Malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan (HR. Bukhori, Muslim, dan Baihaqi).
4. Malam tanggal 21 Ramadhan
5. Malam tanggal 23 Ramadhan.
6. Pada tujuh malam terakhir (HR Bukhari dan Muslim).
Sebagai pegangan, kita bisa menarik kesimpulan, Lailatul Qadar terjadi pada malam ganjil dalam 10 terakhir bulan Ramadhan. Dengan demikian, “perburuan” malam itu bisa dilakukan mulai malam ke-21 hingga ke-29 Ramadhan, utamanya dengan i’tikaf di masjid.
Esensi dari kerahasiaan Lailatul Qadar adalah agar kita tetap istiqomah dalam menjalankan ibadah selama bulan ramadhan. Konsistensi adalah sebuah syarat mutlak yang harus dimiliki oleh mereka yang ingin menggapai Lailatul Qadar. Jadi, dari awal sampai akhir ramadhan, hidup kita harus terisi dengan ibadah dan amal saleh. Jika konsistensi ini terjaga, maka bisa dipastikan kita akan meraih malam Lailatul Qadar.
Ibadah taraweh, Qiyamul Lail, membaca Aquran, zikir, tasbih dan ibadah sunah lainnya harus diperbanyak untuk meraih Lailatul Qadar. Selain itu juga harus disertai dengan amal sosial dalam bentuk zakat, infak dan sedekah dan perbuatan baik lainnya kepada sesama.
Tanda- Tanda Lailatul Qadar
Tanda-tanda Lailatul Qodar itu antara lain suasana malam itu terasa jernih, terang, tenang, cuaca sejuk, tidak terasa panas, tidak juga dingin. Pada pagi harinya matahari terbit dengan jernih, terang-benderang, tanpa tertutup awan (HR. Muslim, Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi).
Tanda yang paling jelas tentang kehadiran Lailatul Qodar bagi seseorang adalah kedamaian dan ketenangan batinnya sehingga benar-benar menikmati kedekatan dengan Allah melalui ibadah pada malam itu.
Demi menggapai Lailatul Qodar, umat Islam diizinkan untuk hidup seperti pertapa, yakni i’tikaf, mengurung diri di dalam masjid, menyibukkan diri dengan sholat, dzikir, doa, dan pengkajian Al-Quran dan As-Sunnah, juga menggali hikmah di balik segala fenomena kehidupan, serta menjauhi segala urusan duniawi.
Implikasi lailatul Qadar
Orang yang menemui Lailatul Qodar akan berubah kehidupannya menjadi jauh lebih baik dan mulia. Para malaikat yang ”menemu jiwanya” malam itu, akan tetap hadir memberikan bimbingan dalam hidupnya hingga akhir hayat.
Dengan kehadiran “semangat kebaikan” yang ditanamkan atau dibisikkan malaikat itu, bisikan nafsu dan setan akan terpinggirkan, takkan mampu mengalahkan pengaruh bisikan kebaikan malaikat.
Lailatul Qodar yang ditemui Muhammad Saw pertama kali adalah ketika beliau menyendiri di Gua Hira, merenung tentang kondisi diri sendiri dan masyarakat. Dalam kesucian dirinya, turunlah “Ar-Ruh” (Malaikat Jibril) membawa wahyu sehingga terjadilah perubahan total hidup Muhammad sekaligus mengubah peradaban dunia
Semoga kita termasuk orang yang dapat menggapai Malam Lailatul Qadar. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
(Dari berbagai sumber)
http://hilmanmuchsin.blogspot.com/2011/08/esensi-dari-kerahasiaan-lailatul-qadar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar