Warga Cengkareng, Windarno, khusyuk berzikir di Masjid Azzikra, Sentul, Bogor, Jawa Barat. “Jika ada waktu, saya akan sempatkan qiyamul lail berjamaah,” jelasnya, Rabu (29/5).
Saat Republika berkunjung di masjid tersebut beberapa bulan lalu, bersama 200 orang lainnya, Windarno tengah khusyuk berzikir menjelangqiyamul lail.
Ada juga yang membaca Alquran. Sebagian menghafal ayat demi ayat. Tidak sedikit jamaah larut dalam kekhusyukan, lalu berlinang air mata. Lima saf masjid tersebut terlihat padat. Mereka semuanya berpakaian putih.
Ketua Majelis Azzikra Ustaz Abdul Syukur Yusuf menyatakan, zikir dan qiyamul lail berjamaah rutin dilaksanakan setiap akhir pekan. “Kita mulai Ahad dini hari,” ungkapnya. Jamaah berdatangan secara sukarela dari Jabodetabek, baik kolektif maupun sendirian.
Ketika Ramadhan tiba, peserta qiyamul lail akan semakin bertambah. “Bisa sampai ribuan,” katanya. Suasana Ramadhan berbeda. Bulan tersebut penuh dengan limpahan berkah, rahmat, dan ampunan. Belum lagi adanya lailatul qadar. Itu akan semakin memicu jamaah meningkatkan kualitas ibadah.
“Suasana masjid yang nyaman juga memengaruhi,” paparnya. Kebersihan yang paling utama. Ditambah lagi dengan tilawah Alquran dengan suara indah. Bacaan Alquran yang merdu dan fasih memotivasi jamaah.
Yang paling dicari, jelas Ustaz Syukur, adalah ketenangan batin. Jamaah merasakan pentingnya peningkatan ibadah dalam kondisi tenang dan penuh dengan suasana yang religius. “Semua itu didapat di sini,” jelasnya.
Menangkap keutamaan tahajud berjamaah, Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) Menteng, Jakarta Pusat, rutin menggelar qiyamul lail tiap bulan.
Program tersebut, kata Kepala Bidang Keagamaan dan Pendidikan MASK Sutrisno Muslimin kepada Republika, Selasa (28/5), disebut dengan I’tikaf Awal Bulan. Jadwalnya malam Ahad pekan pertama.
Ia menambahkan, rangkaian i’tikaf dimulai pukul 21.00 WIB dan berakhir 09.00 WIB keesokan harinya. Acara diawali tadarus Alquran dan ceramah agama. Pukul 00.00-01.00 WIB, jamaah dipersilakan istirahat.
Pukul 01.00 WIB, mereka bangun kembali untuk melaksanakan qiyamul lail dan muhasabah, tadarus Alquran dan Subuh berjamaah.
Setelah itu, shalawat yang dibawakan
oleh imam shalat fardhu, zikir Asmaul Husna, shalat Dhuha, dan diakhiri kuliah
Dhuha.
Sutrisno mengemukakan, hingga beberapa tahun lalu, i’tikaf awal bulan itu diikuti sekitar 500 jamaah. Namun, sejak setahun terakhir, jumlahnya meningkat menjadi sekitar seribu orang. Mereka datang dari wilayah Jabodetabek.
Sutrisno menyebutkan, I’tikaf Awal Bulan di MASK diminati banyak jamaah sebab rangkaian acaranya banyak dan menarik. Penceramahnya pun bervariasi, baik dari Jabodetabek maupun kota-kota lain di Indonesia, termasuk Syekh Ali Jabir dari Madinah.
Imam qiyamul lail tidak hanya imam shalat lima waktu di MASK, tapi juga imam dari Madinah, antara lain, Syekh Muhammad bin Jabir.
Sutrisno mengemukakan, hingga beberapa tahun lalu, i’tikaf awal bulan itu diikuti sekitar 500 jamaah. Namun, sejak setahun terakhir, jumlahnya meningkat menjadi sekitar seribu orang. Mereka datang dari wilayah Jabodetabek.
Sutrisno menyebutkan, I’tikaf Awal Bulan di MASK diminati banyak jamaah sebab rangkaian acaranya banyak dan menarik. Penceramahnya pun bervariasi, baik dari Jabodetabek maupun kota-kota lain di Indonesia, termasuk Syekh Ali Jabir dari Madinah.
Imam qiyamul lail tidak hanya imam shalat lima waktu di MASK, tapi juga imam dari Madinah, antara lain, Syekh Muhammad bin Jabir.
Oleh: Erdy Nasrul/Irwan Kelana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar