Anda
mungkin pernah mendengar tentang Capex dan Opex ketika membaca majalah bisnis
dan ekonomi. Apa sebenarnya artinya?
Capex
dan
Opex umumnya istilah yang digunakan perusahaan-perusaahan besar saat ia
menyusun budgetnya di awal tahun. Perlu diingat, bahwa perusahan besar
umumnya tidak mengeluarkan biaya sewaktu-waktu (arbitrarily) sepanjang tahun.
Mereka punya tim yang menyusun planning untuk budget pada awal tahun.
Perusahaan yang well-established bahkan membuat anggaran selama 10 tahun. Namun
tiap awal tahun, mereka memodifikasinya jika perlu, sesuai dengan proyek yang
merek dapatkan, maupun perubahan-perubahan (peningkatan konsumen, perubahaan
peraturan pemerintah, perubahan strategi pasar). Budget ini menjadi patokan
untuk kegiatan tiap bulan. Tentu budget ini tidak selalu terpenuhi. Terjadi
hal-hal yang disebut monthly over/under budget. Variance over/under
tersebut dianalisis dengan membandingkan nilai budget tahunan dan forecast dari
bulan sebelumnya. Kemudian dicari tahu apa yang membuat budget tidak terlaksana
sebagaimana semestinya. Ini disebut variance analysis. Kemudian sisa
budget hingga akhir tahun tentu harus dihabiskan. Oleh sebab itu, pada bulan
depannya budget yang ada harus dipakai untuk mengoreksi kelebihan/kekurangan budget
sebelumnya. Seringkali untuk memastikan pencapain budget, perusahaan membuat
kontrol dengan membuat forecast. Forecast biasanya berisi nilai aktual dari
awal tahun hingga bulan yang berlangsung ditambah dari bulan berlangsung hingga
akhir tahun. Proses forecast dan budget ini dilakukan oleh tim finance yang
menjadi pengontrol dan planner dalam suatu perusahaan.
Lalu
dimanakah letak Capex dan Opex dalam susunan proses tersebut;
Secara
sederhana Capital expenditure adalah alokasi yang direncanakan (dalam budget)
untuk melakukan pembelian/perbaikan/penggantian segala sesuatu yang
dikategorikan sebagai aset perusahaan secara akuntansi. Perlu diingat tidak
semua perusahaan menggunakan capital expenditure dalam budget. Umumnya adalah
perusahaan yang telah memiliki basis konsumen jangka panjang maupun jangka
pendek (namun stabil) serta menggunakan modal (kapital) dalam jumlah yang
besar. Seperti industri minyak dan gas, telekomunikasi dan alat-alat berat.
Sedangkan
Operating expenditure adalah alokasi yang direncanakan dalam budget untuk
melakukan operasi perusahaan secara normal. Dengan kata lain operating
expenditure (biaya operasi) digunakan untuk menjaga kelangsungan aset dan
menjamin aktivitas perusahaan yang direncanakan berlangsung dengan baik. Karena
sifatnya biaya sehari-hari maka biaya operasi tidak meliput pajak pendapatan,
depresiasi, dan biaya financing (bunga pinjaman).
Ilustrasi
sederhana tentang biaya modal (capital expenditure) dan biaya operasi
(operating expenditure):
- Jika kita membeli telepon, kita sedang membeli aset fisik, maka kita bisa menganggapnya sebagai biaya modal (capital expenditure), sedangkan pada akhir bulan kita akan membayar tagihan telepon akibat aktivitas bisnis kita dengan menggunakan telepon, maka tagihan telepon bisa dikatakan biaya operasi (operating expenditure).
- Illustrasi lain, adalah mesin printer. Saat kita membelinya kita akan menganggapnya sebagi aset (Dalam neraca, kita menulis sebagai neraca; dalam tabel budget, kita menilainya sebagai biaya modal). Aset tersebut diperoleh dengan mengeluarkan biaya modal. Sedangkan saat kita membeli tinta dan kertas, kita menggunakanya sekali saja untuk kegiatan bisnis sehingga dikategorikan biaya operasi.
Perlu
diingat memang istilah biaya operasi dan biaya modal tidak kita temukan dalam
neraca perusahaan atau laporan keuangan. Kedua istilah biaya operasi (operating
expense) dan biaya modal (capital expense) akan kita temui ketika kita
berhadapan dengan hal-hal yang berhubungan dengan sisi akuntansi biaya (cost accounting)
dalam suatu perusahaan.
Demikian
penjelasan tentang Capital Expenditure dan Operating Expenditure versi saya.
Semoga dapat membantu kita untuk memahami dunia bisnis dan ekonomi.(Sumber artikel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar