Kisah
Shalat Hajat ini
Pada suatu hari Imam Zainal Abidin (sa) menjumpai seseorang sedang duduk meminta-minta di depan pintu manusia. Beliau berkata kepadanya: Celakalah kamu, mengapa kamu duduk di depan pintu manusia ini, orang yang hidupnya suka berfoya-foya dan sombong. Lalu beliau berkata: Bangunlah! Akan aku antarkan kamu ke pintu yang lebih baik darinya, kepada Pemelihara yang jauh lebih dermawan darinya. Kemudian Imam Zainal Abidin (sa) memegang tangannya, mengantarkan sampai ke masjid Nabi saw, dan berkata kepadanya: “Menghadaplah kamu ke kiblat, shalatlah dua rakaat, kemudian angkatlah tanganmu kepada Allah ‘Azza wa Jalla, pujilah Allah, bacalah shalawat; kemudian berdoalah dengan akhir surat Al-Hasyr, enam ayat dari awal surat Al-Hadid, dan dua ayat surat Ali-Imran, kemudian mohonlah kepada-Nya apa yang kamu inginkan. Sungguh tidaklah kamu meminta sesuatu kepada-Nya kecuali Dia pasti akan memberimu.”
Cara
shalat hajat ini:
• Lakukan shalat dua rakaat dengan niat untuk mencapai hajat. Setiap rakaat setelah membaca Fatihah, membaca salah satu Surat Al-Qur’an.
•
Setelah salam membaca zikir pujian kepada Allah, dan shalawat kepada Rasulullah
dan keluarganya.
•
Kemudian berdoa dengan membaca akhir Surat Al-Hasyr, enam ayat dari awal Surat
Al-Hadid, dan dua ayat Surat Ali-Imran, yaitu:
Law anzalnâ hâdzal qur’âna ‘a-lâ jabalin
laraytuhû khâsyi’an mutashaddi’an min khasy-yatil-lâh, wa tilkal amtsâlu
nadhribuhâ linnâsi la’allahum yatafakkarûn. Huwallâhul ladzî lâilâha illâ Huwa,
‘آlimul ghaybi wasy syahâdah, Huwar Rahmânur Rahîm.
Huwallâhul ladzî lâ ilâha illâ Huwal Malikul Qud-dûsus Salâmul Mu’minul
Muhaymin, Al-‘Azîzul Jabbârul Mutakabbir, Subhânallâhi ‘ammâ yusyrikûn.
Huwallâhul Khâliqul Bâriul Mushawwir, lahul asmâul husnâ, yusabbihu lahû mâ fis
samâwâti wal ardhi, wa Huwal ‘Azîzul Hakîm.
Kalau
sekiranya Kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan
melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan
perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.
Dialah Allah Yang tiada tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang
nyata. Dialah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dialah Allah Yang tiada
tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Memberi kesejahteraan, Yang
Maha Memberi keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha
Kuasa, Yang Maha Memiliki semua keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk
rupa, Dialah Yang Memiliki nama-nama yang paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa
yang ada di di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana
(Al-Hasyr/59: 21-24).
Bismillâhir Rahmânir Rahîm, sabbaha lillâhi
mâ fis samâwâti wal ardhi, wa Huwal ‘Azîzul Hakîm. Lahû mulkus samâ-wâti wal
ardhi, yuhyî wa yumît, wa Huwa ‘alâ kulli syay-in qadîr. Huwal Awwa-lu wal آkhiru wazh-Zhâhiru wal Bâthin, wa Huwa bikulli syay-in
‘alîm. Huwal ladzî khalaqas samâwâti wal ardha fî sittati ayyâm tsummastawâ
‘alal ‘arsyi, ya’lamu mâ yaliju fil ardhi wamâ yakhruju minhâ wamâ yanzilu
minas samâi wa mâ ya’ruju fîhâ, wa Huwa ma’akum aynamâ kuntum, wallâhu bimâ
ta’malûna bashîr. Lahû mulkus samâwâti wal ardhi, wa ilallâhi turja’ul umûr.
Yûlijul layla fin nahâri wa yûlijun nahâra fil lâyl, wa Huwa ‘Alîmun bidzâtish
shudûr.
Dengan
nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semua yang berada di langit
dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dan Dilalah Yang Maha Perkasa dan Maha
Bijaksana. Milik Dialah langit dan bumi, Dia yang menghidupkan dan mematikan,
dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang
Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dialah yang
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas
‘Arasy, Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar dari
padanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dia bersama
kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Milik Dialah kerajaan langit dan bumi. Dan kepada Allah-lah dikembalikan segala
urusan. Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke
dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati (Al-Hadid/57: 1-6).
Qulillâhumma mâlikal mulki tu’til mulka man
tasyâ’ wa tun-zi’ul mulka mimman tasyâ’, wa tu’izzu man tasyâ’ wa tudzillu man
tasyâ’ biyadikal khâyr, innaka ‘alâ kulli syay-in qadîr. Tûlijul layla fin
nahâri wa tûlijun nahâra fil lâyl, wa tukhrijul hayya minal mayyiti wa
tukhrijul mayyita minal hayy, wa tarzuqu man tasyâu bighayri hisâb.
Katakanlah:
Wahai Tuhan yang memiliki kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang
Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki.
Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang
Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha
Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau
masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan
Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rizki siapa yang
Engkau kehendaki tanpa hisab, tanpa perhitungan. (Ali-Imran/3:
26-27).
(Mafâtihul Jinân, kunci-kunci surga)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar