Ada seorang raja yang memiliki anak gadis sangat cantik jelita dan shalehah luar biasa. Tidak seorang pun pemuda yang hidup di negeri itu, melainkan ia mendambakan dalam hatinya untuk menjadi pendamping setia si gadis putri raja semata wayang itu. Bukan hanya karena ia seorang putri raja yang cantik, namun ia juga sangat shalehah, baik hati, pandai, cerdas dan juga tentunya manawan hati...
Di usianya yang sudah senja, Raja yang sangat bijaksana itu berkeinginan untuk mencari pengganti dirinya sebagai raja, sekaligus tentunya yang akan menjadi MENANTU alias suami putri tunggal kesayangannya tersebut. Sebagai raja, ia sangat bisa untuk menunjuk orang mana saja yang disukainya atau yang dianggapnya memiliki kemampuan untuk memimpin negerinya sebagai seorang raja. Namun, karena ia sangat bijaksana, cara itu tidak ditempuhnya.
Raja memilih untuk memberikan kesempatan kepada seluruh pemuda yang ada dinegerinya, untuk menjadi menantunya. Lalu dibuatlah pengumuman, bahwa siapa saja yang berkeinginan untuk menjadi suami dari anak perempuan kesayangannya dan sekaligus menjadi raja, maka silakan untuk mengikuti kompetisi kerajaan yang akan dilaksanakan beberapa hari ke depan. Mendengar kesempatan yang sangat berharga itu, semua pemuda berbondong-bondong mendaftarkan dirinya ke Istana.
Pada hari yang telah ditentukan untuk kompetisi, Raja dan putri kesayangannya berdiri di tepi sebuah telaga yang cukup luas. Lalu Raja mengumumkan seperti apa kompetisi tersebut. Raja meminta kepada para pemuda yang ingin menjadi suami sang putri, untuk berenang menyeberangi telaga dari sisi yang berlawanan dari tempat Raja dan putrinya berdiri. Siapa yang paling cepat sampai ke tepi bagian Raja dan putrinya berdiri, maka dialah yang akan menjadi suami putrinya.
Mendengar kompetisi tersebut, semua pemuda merasa dirinyalah yang paling bisa dan akan menjadi pemenangnya serta mereka merasa tidak sabar untuk segera memulai berenang menyeberangi telaga. Namun sebelum mereka berenang, tiba-tiba ada beberapa petugas kerajaan yang melemparkan potongan-potongan daging ke dalam telaga, dan tiba-tiba dari dalam telaga tersebut muncul ratusan buaya ganas berukuran besar dan bergigi tajam yang dengan ganasnya memakan daging-daging tersebut.
Melihat fenomena tersebut, para pemuda yang semula sangat antusias untuk berenang ke telaga, mengurungkan niatnya. Nyali mereka menjadi "ciut" melihat betapa ganasnya buaya-buaya tersebut melalap daging yang dilemparkan kepada mereka. Bahkan sesekali buaya-buaya mengeluarkan suara yang semakin menciutkan niatan para pemuda. Semua pemuda terdiam dan terpaku. Mereka diam seribu basa. Tidak ada yang terdengar, melainkan suara raungan buaya yang berebut memakan daging, membuat suasana menjadi semakin mencekam...
Tiba-tiba pada saat yang menakutkan itu, terdapat seorang pemuda yang terlihat masuk ke dalam telaga. Ia berenang ke kiri dan kanan, memukul, menendang, menghindar, dan terkadang naik ke atas punggung buaya. Meskipun dikepung dari berbagai arah, ia tetap terus berusaha keras... nafasnya terengah-engah, namun semua mata menyaksikan bagaimana pemuda ini benar-benar berjuang habis-habisan untuk bisa menyeberangi telaga penuh buaya itu.... Nyaris saja, kepalanya masuk ke mulut buaya, lantaran ia melompat menghindari buaya yang ada di depannya, namun ternyata di sampingnya sudah terdapat buaya besar dengan mulut terbuka lebar tepat di depan matanya. Sekiranya ia tidak "nekat" memukul keras bagian kepala dekat mata buaya tersebut, tentulah kepalanya akan menjadi santapan sang buaya.
Akhirnya, setelah berjuang keras yang nyaris mengorbankan nyawanya, sang pemuda tiba diseberang telaga, tepat di posisi sang Raja dan Putrinya berdiri... Raja tersenyum dan memberikan tepuk tangan, yang kemudian diikuti oleh tepuk tangan para peserta dan hadiri yang hadir dalam kompetisi tersebut. Suara terompet dan gendang pun turut mengiringi keberhasilan sang pemuda, dan tidak sedikit orang-orang yang bersorak-sorak menyambut kemenangan sang pemuda tersebut....
Raja memberikan selamat dan mengumumkan kepada para hadirin, bahwa pemuda inilah yang menjadi pemenangnya dan akan menjadi pendamping hidup putri raja sekaligus juga akan menjadi Raja untuk menggantikan dirinya. Lalu Raja mempersilakan kepada pemuda tampan tersebut yang juga ternyata sebagai seorang pemuda yang shaleh, apakah ia berkenan untuk memberikan sambutan atau pidato, atau apapun kepada para hadirin dan peserta yang lain? Ia pun mengiyakannya.
Ketika naik di atas podium, dan setelah mengucapkan terimakasihnya kepada sang Raja, ia berkata. "Saya tidak ingin berpidato di atas mimbar ini, saya hanya ingin bertanya, siapakah tadi di awal kompetisi, yang mendorong saya hingga menjadikan saya terjatuh masuk ke dalam telaga yang penuh dengan buaya tersebut?
" Siapapun orangnya, saya hanya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tersebut. Sekiranya tidak ada yang mendorong saya, tentulah saya tidak akan pernah berada di atas mimbar ini, dan tentunya saya tidak akan menjadi pemenangnya. Jadi sekali lagi terimakasih....."
Catatan :
Bahwa ternyata "kepepet" itu bisa memunculkan kekuatan dahsyat dalam diri kita.
Kepepet, adalah kondisi kritis. Dalam ilmu fisika, kondisi kritis itu bahkan perlu diciptakan. Berdasarkan teori fisika, kondisi kritis itu akan membuat dunia di sekitar titik kritis akan mendukung untuk terciptanya keseimbangan baru.
Kalau pemuda dalam kisah diatas tidak kepepet dengan terlanjur masuk ke dalam telaga buaya tersebut (karena didorong oleh orang lain), mungkin ia tidak akan pernah mendapatkan sang putri dan juga kedudukan sebagai seorang raja...
Jadi, sekiranya Allah SWT mentakdirkan kita dalam suatu suasana yang "kepepet", maka yakinlah bahwa dibalik itu semua pasti ada hikmah yang bisa kita petik untuk bekal kehidupan kita di masa yang akan datang......
Wallahu A'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar