Segala puji bagi Allah, Rabb semesta
alam. Shalawat dan salam semiga terlimpah kepada Rasulullah, beserta keluarga
dan para sahabatnya serta umatnya yang senantiasa berpegang dengan
sunnah-sunnahnya.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ وَمِنْ نَفْسِهِ وَمِنْ مَالِهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيُبَرِّكْهُ فَإِنَّ العَيْنَ حَقٌّ
"Apabila salah seorang kalian
melihat kekaguman pada saudaranya, pada dirinya, dan hartanya, hendaknya dia
mendoakan barakah untuknya, karena pengaruh 'ain itu benar adanya."
(HR. Ahmad 3/447, al-Hakim 4/215 dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam al
Silsilah al Shahihah no. 2572 dan al Kalim al Thayyib no. 244)
Menurut petunjuk hadits di atas, jika
kita melihat kekaguman pada diri saudara kita, hartanya, anaknya, kendaraannya,
atau yang lainnya maka kita mendoakan keberkahan. Manfaatnya, agar tidak
tertimpa penyakit ‘ain, yaitu penyakit yang disebabkan oleh pengaruh buruk
pandangan mata yang yang takjub dengan diiringi iri dan dengki terhadap apa
yang dilihatnya. Namun, terkadang pandangan yang tidak disertai rasa
dengki-pun, dengan izin Allah, bisa menyebabkan pengaruh buruk ‘ain, walaupun
orang tersebut tidak bermaksud menimpakan ‘ain. Bahkan ini terjadi pada para
sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang sudah terkenal akan
kebersihan hati mereka.
Namun, ada sebagian orang apabila kagum
dengan sesuatu lalu dia berucap, Maa Syaa Allaah Laa Quwwata Illaa
Billaah (Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan
kecuali dengan pertolongan Allah). Mereka berdalil dengan firman Allah Ta'ala
dalam surat al-Kahfi dan dengan hadits Anas.
Pertama, Firman Allah
Ta'ala:
وَلَوْلَا إِذْ
دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ
اللَّهُ لَا
قُوَّةَ إِلَّا
بِاللَّهِ
"Dan mengapa kamu tidak
mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu Maa Syaa Allaah Laa Quwwata Illaa
Billaah (Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali
dengan pertolongan Allah)." (QS. Al Kahfi: 39)
Ayat tersebut tidak tepat dijadikan
dalil untuk mengucapkan dzikir di atas ketika melihat sesuatu yang mengagumkan
agar selamat dari pengaruh 'ain yang timbul dari kedegkian. Sebabnya, karena
ayat tersebut tidak memiliki kaitan dengan tema bahasan tentang kedengkian.
Sesungguhnya Allah menghancurkan kebunnya dikarenakan kekufuran dan sikapnya
yang melampaui batas.
Menurut keterangan dari Syaikh
Utsaimin, dzikir di atas disyari'atkan bagi sesorang yang kagum dan ta'ajub
dengan hartanya sendiri. Fungsinya, sebagai ungkapan rasa syukur dan
pengakuan bahwa nikmat tersebut datangnya dari Allah Ta'ala. Sebagaimana kisah
dua pemilik kebun ketika salah seorang diantara mereka berkata kepada yang
lainnya:
وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
"Dan mengapa kamu tidak
mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu Maa Syaa Allaah Laa Quwwata Illaa
Billaah (Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan
kecuali dengan pertolongan Allah)." (QS. Al Kahfi: 39)
Adapun doa yang diucapkan untuk
mencegah ‘ain ketika seseorang melihat sesuatu yang menakjubkan dari hartanya
adalah dengan mendoakan keberkahan, sebagaimana dalam hadits pertama di atas.
Kedua, dalil dari hadits Anas bin Malik radliyallah
'anhu. Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Siapa yang melihat sesuatu yang membuatnya kagum, hendaknya dia
berucap: Maa syaa Allaah Laa Quwwata Illa Billaah (Sungguh atas kehendak
Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)
karenanya dia tidak tertimpa kedengkian 'Ain." (Hadits ini sangat
lemah) Imam al Haitsami berkata, " Diriwayatkan oleh Al-Bazzar dari riwayat
Abu Bakar al Hudzali, dia seorang yang sangat lemah. (Majmu' al Zawaid: 5/21)
karenanya tidak bisa digunakan dasar untuk membenarkan dzikir di atas ketika
melihat sesuatu yang membuat takjub.
Jika Melihat Kebaikan Pada Orang Lain
Jika ia melihat sesuatu yang
menakjubkan pada orang lain, maka hendaklah ia mendoakan keberkahan. Di
antaranya dengan mengucapkan: Baarakallah 'alaihi (Semoga Allah
memberkahi atasnya), Baarakallah Fiihi (Semoga Allah memberikan
berkah padanya), Allahumma Baarik 'Alaihi (Ya Allah berkahilah
atasnya) atau kata-kata yang sejenisnya.
Dan jika ia melihat sesuatu yang
menakjubkannya dari perkara dunia, maka hendaklah mengatakan:
لَبَّيْكَ إِنَّ الْعَيْشَ عَيْشَ الآخِرَةِ (Labbaika, innal ‘aisy ‘aisyal
Aakhirah). Artinya, "Kupenuhi panggilan-Mu (yaa Allah), sesungguhnya
kehidupan yang hakiki adalah kehidupan akhirat." (Diriwayatkan oleh Ibnu
Abi Syaibah 4/107, al-Baihaqi 7/48 dan al-Hakim 1/465, dishahihkan al-Hakim dan
disepakati adz-Dzahabi).
Fungsinya, untuk mengingatkan dirinya
bahwasanya kehidupan dunia bagaimanapun juga akan hilang dan tidak ada kehidupan
yang hakiki di sana, dan kehidupan yang hakiki adalah di akhirat nanti. Wallahu
a'lam bil shawab.
Oleh: Badrul Tamam
http://www.voa-islam.com/islamia/aqidah/2010/05/08/5853/koreksi-ucapan-maa-syaa-allah-ketika-kagum-terhadap-sesuatu/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar