Sungguh Allah SWT sangat menyukai orang yang selalu berdoa
penuh harap dalam meminta kepada-Nya. Dan, Allah menganggap sombong orang yang
tidak berdoa dan meminta kepada-Nya.
Allah SWT berfirman, “Dan, Tuhanmu ber
firman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya
orangorang yang menyombongkan diri dari menyembah- Ku akan masuk neraka Jahannam
dalam keadaan hina dina’.” (QS Ghafir [40]:60).
Doa untuk memohon surga dan agar dijauhkan dari siksaan neraka sangat banyak
dan beragam redaksi yang dapat dipilih. Berdoa juga kalau tidak bisa dalam
bahasa Arab dapat dila kukan dengan bahasa sendiri. Hal yang penting adalah
kita berdoa dengan kesadaran sepenuh hati, kerendahan diri, dan penuh
pengharapan kepada Allah SWT karena Allah Maha Mengetahui dan Maha mendengar.
Di antara doa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW adalah:
Aisyah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW mengajarkannya doa ini:
“ Ya Allah,
sesungguhnya aku mohon kepada-Mu seluruh kebaikan, baik yang cepat (di dunia)
maupun yang lambat (di akhirat), baik yang aku ketahui maupun yang tidak aku
ketahui.
Dan, aku berlindung kepada-Mu dari seluruh kejelekan, baik yang cepat
maupun yang lambat, baik yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui.
Ya
Allah,
sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan apa saja yang dimohonkan oleh
hamba-Mu dan nabi-Mu (Muhammad SAW).
Dan, aku berlindung kepada-Mu dari
kejelekan apa saja yang dimohonkan perlindungannya oleh hamba-Mu dan nabi-Mu.
Ya Allah,
sesungguhnya aku mohon pada-Mu surga dan setiap perkataan atau
perbuatan yang mendekatkan kepadanya, dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka
dan dari setiap perkataan atau perbuatan yang mendekatkan kepadanya.
Dan, aku
mohon kepada-Mu agar Engkau menjadikan setiap ketentuan yang Engkau tentukan
untukku adalah kebaikan.”
(HR Ibnu Majah, Ahmad dan Ibnu Hibban).
Allah SWT dan Rasul-Nya juga mengajarkan bahwa dalam berdoa harus bertawasul dengan menyebut asma Allah yang agung karena dengan itu doa lebih cepat dikabulkan oleh Allah SWT. Sambil tetap berhati-hati terhadap penyimpangan menggunakan asma-Nya.
Allah SWT menegaskan, “Hanya milik Allah asmaul husna
maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah
orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya.
Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”
(QS Al-A’raf [7]:180).
Dalam hadis Nabi Muhammad SAW dijelaskan,
Dari Anas, ia berkata, “Saya pernah
duduk bersama Rasulullah SAW dalam suatu halaqah, sedangkan seorang laki-laki
melaksanakan shalat, dan ketika rukuk dan sujud, kemudian dia duduk dan membaca
tasyahud, lalu ia berdoa dengan membaca,
‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon
kepada-Mu, dengan perantara bahwa Engkaulah pemilik segala puji, tidak ada
Tuhan selain Engkau, Engkau Maha Penyayang, pencipta langit dan bumi,
ya Allah,
Maha Gagah lagi Maha Mulia,
ya Allah, Tuhan yang Mahahidup dan berdiri sendiri,
ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu.’
Maka, Rasulullah SAW bertanya
kepada para sahabat,
‘Apakah kalian tahu dengan apa ia berdoa?’
Mereka
menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.’
Rasulullah SAW bersabda,
‘Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh ia telah berdoa kepada Allah
dengan nama-Nya yang agung yang jika orang berdoa kepada-Nya dengan nama itu
maka akan dikabulkan-Nya dan jika orang me minta kepada-Nya dengan nama itu
maka akan diberikannya.’”
(HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan al-Hakim).
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa ketika hendak berdoa kepada Allah SWT mulailah
dengan memuji dan mengagungkan Allah SWT lewat asma-Nya kemudian mengucapkan
shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan baru memohon keperluan kita.
Dengan memulai doa lewat memuji dan mengagungkan Allah SWT dan diikuti dengan
penghambaan diri kepada-Nya serta pengakuan akan kekurangan dan kelemahan diri
di hadapan-Nya maka itu tentu lebih baik daripada orang yang langsung meminta
dan memohon keperluannya. Dan, itulah yang dilakukan oleh para nabi Allah,
seperti Adam AS yang berdoa, “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami
sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami,
niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS al-A’raf [7]:23).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar