Untuk direnungkan,...
Pengusaha Tionghoa perantauan (umumnya kaum Hoa Kiau), menarik
untuk di cermati / didalami. Pengusaha Tionghoa perantauan umumnya memiliki
perusahaan keluarga. Tipe perusahaannya KHAS Chinese Family-Owned Entreprise.
Konon pengusaha tipe ini terbanyak di Indonesia dibanding usahawan "
thotok ".
Mengapa terbanyak?
>>>> Karena kaum Hoa Kiau suka MEMBANGUN kekuatan dan jaringan
bisnis yang kuat.
Ciri khas menonjol pengusaha Tionghoa Hoa Kiau, >>>
suka bergaul dengan semua lapisan.
Sampai kini, mereka tidak membeda-bedakan etnis dan suku.
Kaum Hoa Kiau juga sering mempopulerkan bahasa, rumus bisnis
dan jargon-jargon mandarin dikalangan pengusaha pribumi.
Salah satunya adalah rumus singkat tentang berbisnis yang di
istilahkan dengan 3 - H dan 3 - C yaitu
3 - H ; Ho peng, Ho kie , Hong shui ;
3 - C ; Cheng lie , Ching cay dan Cwan .
Konon, kata Ho peng berasal dari dialek hokkien. Arti
mandarinnya adalah hao peng = teman baik atau teman yang dipercaya.
Filosofi Ho peng adalah teman yang dipercaya bukan teman yang
jahat. Mengingat teman yang jahat merupakan salah satu dari enam sebab
keruntuha. Mengapa? Karena teman yang jahat akan mendorong seseorang menjadi
seorang penjudi, tidak bermoral, pemabuk, penipu, perampok, atau pelanggar
hukum.
>>> karena itu, mempunyai teman yang baik, sama
artinya dengan mempunyai HARTA yang menyenangkan (bhoga). Makanya bersyukurlah orang yang punya Ho peng yang baik.
Dalam bisnis, dhaoke-dhaoke kuno mengajarkan ke anak-cucunya
agar menjaga relasi dan ho-peng. Prinsip menjaga ho-peng antara lain dengan
komitmen, kejujuran, keterbukaan, kepercayaan, kemauan berkolaborasi,
ke-fleksibel-an sampai sampai give first (memberi lebih dulu), bahkan
competition (bersaing sambil bekerjasama).
Pengusaha Tionghoa Hoa Kiau mengajarkan sikap pertama Ho peng
( relasi terpercaya ). Bukan duit, sebab dari Ho peng bisa mendapatkan ‘’cwan’’
(laba). Maka itu, sifat dan sikap per-Ho peng-an, umumnya dibangun melalui
proses waktu yang panjang. artinya hanya teman lama yg bisa dipercaya saja bisa
dijadikan Ho peng yg handal. Artinya, perjalanan waktu lah yang menguji sampai
sejauh mana keterbuktiannya sebagai Ho peng.
Ciri seorang dianggap Ho peng bagi kaum Hoa Kiau antara lain,
seseorang itu memiliki komitmen,kesetiakawanan, kepercayaan dan saling bantu.
Ciri ini dibutuhkannhya, karena banyak terjadi orang yang dianggap teman,
kemudian dalam perjalanan berkhianat atau bahkan jadi musuh.
>>> karena itu, untuk menjadi Ho peng orang Tionghoa
Hoa Kiau, seseorang wajib menaati kaidah kerjasama “Cheng li” (fairness,
keadilan), “Ching cay” (fleksibilitas, toleransi).
>>> Artinya bila dalam urusan bisnis, ditemukan
kesalahan tidak prinsip, semangat yang dtempuh adalah ching cay la. Arti dari
ching cay lai kira-kira rugi-rugi dikit tidak apa-apa, demi kesetiaan sesame
teman. Filosofi teman (Ho peng) adalah sama-sama dan “Cwan” (untung atau laba).
Maka itu dalam kultur mereka, kata Ho-peng, tidak bisa
sembarangan dideklarasikan seperti orang Tionghoa di ITC, dll. Artinya, Ho peng
yang benar bukan sekali ketemu atau sekali bertransaksi dianggap Ho peng.
Bukan. Ho peng, mesti MELALUI proses panjang. Dalam proses panjang itu, orang
Tionghoa Hoa Kiau baru menyelami jiwa calon temannya. Jadi sikap
ke-HATI-HATI-an nya diperhitungkan, agar dirinya tidak sampai dikhianati dan
ditipu bahkan dibunuh dari belakang
by H. Tatang Istiawan
Benar sekali bang. Terkadang orang kepercayaan justru menjadi orang yang paling dalam tikamannya. Mendekap agar tikamannya tertancap lebih dalam. Kepercayaan memang sangat penting dalam segala hal.
BalasHapus