Juz
30
Juz terakhir Al Quran ini mengandung surah terbanyak dibanding juz-juz yang lain. Artinya orang yang membawa karakter juz 30 mempunyai multi karakter.
Lambang
huruf hijaiyyahnya Yaa, yang berarti inti, kandungan, dasar. Huruf Yaa
merupakan huruf yang dinamis dan paling muncul dan berbaur dengan huruf lain
membentuk sebuah kata. Begitu pula dengan karakter orang yang berjuz 30,
dinamis dan bisa berbaur dengan siapa saja, namun yang harus diwaspadai adalah
pengaruh atau dampak dari lingkungan. Dengan ungkapan lain, ia mudah
terpengaruh oleh lingkungannya. Karena, huruf Yaa cenderung mengikuti gerak
huruf yang ada sebelum dan sesudahnya, berbeda dengan alif.
Orang
yang membawa karakter juz 30 dalam menghadapi segala hal tidak banyak komentar
atau bicara dan langsung kepada inti permasalahannya. Boleh dikatakan ia “to
the point”, orangnya. Namun, bila sudah berbicara sepertinya ia tak pernah
kehabisan kata. Sampai-sampai orang lain tidak diberikan kesempatan.
Juz
30 memiliki surah terbanyak. Tapi ayatnya pendek-pendek dan mudah dilafalkan
serta cukup mengakomodir contoh bacaan pada kaidah-kaidah tajwid, sehingga
memudahkan bagi orang yang baru belajar membaca Al Quran. Itulah alasan kenapa
juz 30 selalu dijadikan patokan belajar Al Quran tahap dasar. Hal ini juga
menggambarkan karekter orang juz 30, kadang kala ia tidak mau berfikir panjang.
Cepat mengambil keputusan, yang kadang kala keputusan itu justru merugikan
dirinya.
Berdasarkan
Surah
Ada
37 surah yang mengisi juz 30. Surah ke-1, An Naba’ (78), artinya berita besar
Orang yang berjuz 30 tidak pernah kehabisan bahan omongan. Dengan kata lain,
ada saja yang dibicarakannya.
Jika
surah ini dominan, maka ia tak jarang suka membesar-besarkan masalah yang
sepele dan suka mendramatisir sesuatu ia pandai mengemas sesuatu yang
sebenarnya tidak menarik untuk disampaikan menjadi menarik, hal ini bisa
negatif dan positif. Ia bisa menghembuskan sesuatu yang biasa menjadi luar
biasa.
Surah
ke-2 An Nazi’aat (79) yang berarti malaikat pencabut. Orang yang berjuz 30 jika
sudah merasa cocok dan menyenang sesuatu, maka ia tidak akan berpaling darinya.
Begitu pula bila membenci sesuatu, apapun yang berhubungan dengan apa yang ia
benci, ia tidak akan menyukai. Terlebih sesuatu yang menyangkut harga dirinya.
Apabila
surah ini dominan pada orang yang berjuz 30, ada baiknya ia merubah sedikit
demi sedikit sebagaimana yang diisyaratkan oleh jumlah ayat An Nazi’at, yaitu
dari ayat 1 sampai 46 yang merujuk pada surah Al Ahqaaf, artinya bukit-bukit
pasir. Secara simbolik, bukit pasir mengisyaratkan sebuah perubahan.
Hadis
Nabi SAW yang mengatakan: “cintai atau senangilah segala sesuatu secara
biasa-biasa saja, siapa tahu dikemudian hari (berubah) menjadi sesuatu yang
kamu benci (musuh), dan bencilah sesuatu secara biasa-biasa saja, siapa tahu
dikemudian hari (berubah) menjadi sesuatu yang kamu senangi atau cintai”.
Surah
ke-3, Abasa (80), artinya orang yang bermuka masam. Boleh dikatakan, jika orang
yang berjuz 30 tidak menyukai sesuatu, maka untuk mendengar saja ogah. Perasaan
hatinya dapat terpancar dari mimik mukanya.
Sebaiknya,
ia melakukan “silaturahmi” untuk melakukan klarifikasi dan menjelaskan duduk
perkaranya, kenapa sampai timbul rasa tidak suka. Isyarat ini jelas tersirat
dari jumlah ayat Abasa, yaitu dari 1 sampai 42 yang tersubtitusi As Syuura
(musyawarah) dalam urutan surah.
Surah
yang ke-4, At Takwiir (81), artinya menggulung. Orang yang berjuz 30 memiliki
potensi apa yang ia katakan mudah diterima oleh orang lain. Dalam konteks
menjalankan sebuah peraturan, ia juga sangat tegas. Baginya siapapun yang
melanggar harus ditindak tanpa pandang bulu. Disisi lain, terkadang ia merasa
tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya, karena ayat At Takwir
berjumlah 29. Surah yang ke 29 Al Ankabut.
Surah
yang ke-5, Al Infithar (82), artinya terbelah atau ledakan. Orang yang berjuz
30 dinamis dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Jika ia wanita,
maka ia akan memakai pendekatan “keibuan” dalam beinteraksi. Hal ini bisa
dipahami dari jumlah ayat surah Al Infithar, yaitu 19. Surah yang ke 19 Maryam.
Karena Al Infithar juga bermakna ledakan, dalam berbicara sering kali
meledak-ledak dan sampai kita susah untuk mengendalikannya.
Surah
yang ke-6, Al Muthaffifin (83), artinya orang yang berbuat curang. Orang yang
berjuz 30 pandai berstrategi. Secara naluriah, ia mengetahui bagaimana cara
menghadapi setiap orang. Hal ini dilatarbelakangi oleh motivasinya yang kuat
untuk selalu bersikap “empati” terhadap semua orang, karena ayat surah Al
Muthaffifin berjumlah 36 ayat (Surah Yasin). Bila sifat ini dominan, ia
akan melakukan apa saja untuk mencapai apa yang diinginkannya.
Surah
yang ke-7, Al Insyiqaq (84), artinya terbelah. Dikatakan bahwa karakter juz 30
merupakan refleksi dari karakter 29 juz lainnya. Artinya, secara kapasitas, ia
bisa bergaul dengan siapa saja dan berbaur dengan karakter orang yang
dihadapinya sehingga ia bisa merasakan seperti apa yang dirasakan oleh orang
yang dihadapinya.
Dari
rasa empati yang tinggi terhadap orang lain dan kepedulian yang mendalam, ia
dapat mengidentifikasi masalah dengan baik , sebab jumlah ayat Al Insyiqaq
berjumlah 25 (Al Furqan).
Kemampuannya
membantu memecahkan masalah orang lain sering dianggap remeh oleh orang-orang
di sekelilingnya. lni bisa terlihat pada surah yang ke-8 Al Buruuj (85),
artinya gugusan bintang. Selain itu, is juga sering berangan-angan terlalu
tinggi dan over estimate (terlalu optipis dalam melihat sesuatu), karena jumlah
ayat Al Buruuj adalah 22 ayat (surah ke-22 ialah Al Hajj).
Surah
ke-9, At Thariq (86), artinya yang datang dimalam hari. Jumlah ayatnya 17 yang
merujuk pada surah Al Isra. Antara makna surah dengan jumlah ayat yang
disubtitusikan kedalam urutan surah saling berkaitan. Al Isra sendiri berarti
perjalankan di waktu malam. Bisa jadi ini merupakan sebuah isyarat bahwa orang
yang membawa karakter juz 30 harus banyak menggunakan waktu malamnya sebaik
mungkin demi mencapai kesimbangan hidup. Kedua surah tersebut juga merupakan
bukti unsur spiritualitas mengalir deras dalam dirinya.
Memang
terkadang orang yang berjuz 30 bicaranya tinggi dan cenderung tidak mau
mengalah. Wajar, surah berikutnya yang ke10 Al Ala (87), berarti tempat
tertinggi. Bila surah ini dominan, is akan menjadi seseorang yang sombong.
Seolah-olah semua sudah diketahuinya.
Ia
juga memiliki sifat yang destruktif (merusak). Jika kepentingannya diusik, Ia
berpotensi untuk mengacak-acak tatanan yang sudah ada. Lebih baik hancur
bersama-sama dari pada kita yang hancur. Sifat ini berkaitan dengan
kemampuannya membungkus maksud dan tujuan dalam rangka berstrategi. Karakter
ini merupakan pengaruh surah Al Ghasyiah (surah ke-88).
Ia
juga menyukai hal-hal baru dan perubahan dalam segala hal. Oleh sebab itu, is
cepat bosan. Surah yang ke-12 Al Fajr (89) dengan jumlah ayat 30 (Ar Ruum)
merupakan indikasinya. Ketika rasa bosannya timbul, jangan coba untuk
memaksanya, bisa dipastikan ia akan mencak-mencak.
Surah
ke-13, Al Balad (90), artinya negeri dengan jumlah ayat 20 (Thaha) Layaknya
sebuah Negara, mempunyai tatanan dan aturan main, begitu pula dengan orang yang
berjuz 30, konsisten dengan peraturan. Negatifnya, jika ia amati peraturan
sudah tidak layak lagi, maka ia akan membuat peraturan sendiri atau dengan kata
lain ia akan berbuat seenak perutnya sendiri.
Ia
ingin selalu memberi penerangan pada orang-orang disekelilingnya layaknya
matahari. As Syams (91) dengan jumlah ayat 15 (Al Hijr), merupakan surah ke-14
pada juz 30. Namun terkadang ia memaksakan pendapatnya untuk diikuti oleh orang
lain.
Orang
yang berjuz 30 adalah sosok misterius sebagaimana malam dengan segala sesuatu
yang ada dibalik gelapnya. Terbukti dari keberadaan Al Lail (92) dengan jumlah
ayat 21 (Al Anbiya), adalah surah ke-15 pada juz 30. Para Nabi juga lazim
menggunakan waktu malam hari untuk melakukan munajat dan mendekatkan diri pada
Sang Pencipta.
Surah
ke-16, Ad Dhuha (93) dengan jumlah ayat 11 (Hud). Artinya orang yang berjuz 30
pantang menyerah dalam mencapai tujuannya dan bisa memotivasi dirinya sendiri.
Didukung dengan unsur Al Anfaal (surah ke 8) yang merupakan jumlah ayat
berikutnya yaitu Al Insyirah atau Alam Nasyrah (94) dan At Tiin (95), Al
Bayyinah, Az Zalzalah, At Takatsur.
Surah
ke-17, Al Insyirah (94), artinya melapangkan atau pencerahan. Seperti sudah
dijelaskan diawal, orang yang berjuz 30 ingin selalu memberi “sesuatu” yang
positif pada orang lain.
Surah
ke-18, At Tiin (95), artinya buah tin. Orang yang berjuz 30 bisa menjadi
seperti buah tin yang manis dan bermanfaat bagi orang lain. Surah ini bisa
menjadi pemicu semangatnya. Tapi, buah ini akan bisa dirasakan bila melalui
proses tekanan. Semakin banyak tekanan yang dihadapi orang juz 30, semakin
matang dalam menghadapi masalah.
Surah
ke-19 Al Alaq (96) 1 sampai 19 (Maryam). Maknanya, secara fitrah dan empiris,
jika is berjenis kelamin perempuan, memiliki potensi untuk menjadi istri yang
“waluud” yaitu bisa melahirkan banyak anak dan selanjutnya menjadi ibu yang
baik bagi mereka. Disisi lain, ia selalu melihat sesuatu berdasarkan inti
permasalahannya.
Surah
ke-20, Al Qadr (97) dengan jumlah ayat 5 (Al Maidah) memberikan isyarat bahwa
orang yang berjuz 30 bisa menerima apa adanya dan tidak terlalu neko-neko. la
juga tidak suka berspekulasi. Baginya, bicara sesuatu harus ada buktinya. Sifat
ini merupakan pengaruh dari surah Al Bayyinah (98), urutan surah ke-21.
Surah
berikutnya yang ke-22, Az Zalzalah (99), artinya kegoncangan. Orang yang berjuz
30 kadangkala mengalami semacam “kegoncangan” jika apa yang menjadi
keinginannya tidak tersalurkan dengan baik.
Surah
ke-23, Al ‘Adiyaat (100) dengan jumlah ayat 11 (Yunus). Orang yang berjuz 30
ingin selalu mencapai tujuannya dengan cepat. Terkadang ia lupa, bahwa segala
sesuatu tidak dapat dicapai serta merta melainkan harus melalui sebuah proses.
Al
Qari’ah (101) berayat 11 (Yunus) adalah surah ke-24, merupakan penegasan dari
surah-surah sebelumnya yang berarti Kiamat (kehancuran, destruktui).
Orang
yang berjuz 30 menyukai sesuatu yang gemerlap (harta). Seringkali ia merasa
sangat kehilangan sampai berhari-hari ketika ada barang miliknya hilang. Menariknya,
At Takatsur (mengumpulkan dan memperbanyak harta) surah yang ke-25 jumlah
ayatnya 8, yaitu surah Al Anfal (harta rampasan perang), berbicara tentang
harta juga.
Surah
ke-26 Al ‘Ashr (103), artinya masa. Orang yang berjuz 30 jika telah asik dengan
pekerjaanya, ia akan lupa segalanya. Surah ke-27 Al Humazah (104), artinya
pengumpat. Orang yang berjuz 30 akan mengatakan apa adanya, sekalipun
kata-katanya menyinggung perasaan orang lain. la juga suka berkomentar terhadap
apa yang dilakukan orang lain.
Surah
yang ke-28 Al Fill (105), artinya gajah. Orang yang berjuz 30 kadang- kadang
letoy dan lambat dalam menyikapi sesuatu. Surah yang ke-29 Al Quraisy (106),
artinya kaum Quraisy. Orang yang berjuz 30 memiliki bakat pada bidang
perniagaan. la juga pandai bernegosiasi.
Surah
yang ke-30, Al Ma’uun ( 107), artinya barang yang berguna. Orang yang berjuz 30
suka mengkoleksi sesuatu yang mungkin bagi orang lain tidak menarik. Surah yang
ke-31 Al Kautsar (108), telaga Kautsar. Orang yang berjuz 30 mempunyai potensi
untuk memberikan nasehat atau kata-kata yang sejuk bagi orang lain. Dengan kata
lain, apa yang ia katakan mudah dipercaya orang.
Namun,
terkadang ia suka menyembunyikan sesuatu yang seharusnya disampaikan kepada
orang lain, karena surah yang ke-32 Al Kafiruun (109). Sayangnya, ketika
bergaul ia cenderung menganggap sebuah permainan, sehingga akhirnya harus ada
yang menang dan kalah, karena surah yang ke 33 An Nasr (110).
la
juga bersikap temperamental dan mudah terpancing emosinya, karena surah yang ke-34
Al Lahab (111), artinya gejolak api. Surah yang ke 35 Al Ikhlas (112). Artinya
ikhlas (bertauhid). Orang yang berjuz 30 disisi lain sangat pengertian. Surah
yang ke-36 Al Falaq (113) artinya waktu shubuh. la juga tipe orang yang
bersemangat dalam melakukan sesuatu. Surah yang ke-37 An Naas (114), artinya
manusia. la tidak mengalami masalah dalam hal bersosialisasi dengan siapa saja.
Berdasarkan
Halaman
Taktis
Taktis,
dapat diketahui dari jumlah ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai 6 .pada
juz 30. Total berjumlah 94 ayat. Kalau kita subtitusikan angka 94 dalam urutan
surah Al Quran, maka kita akan dapatkan surah Al lnsyirah.
Maknanya,
orang yang membawa karakter juz 30 mempunyai kapasitas untuk memberikan
pencerahan kepada orang lain dan membantu menyelesaikan masalah mereka. Oleh
sebab itu, ia sangat berbakat menjadi seorang konsultan.
Negatif/Positif
Negatif/positif,
dipahami dari jumlah ayat yang terdapat pada halaman 7 sampai 13, yaitu 91 ayat
yang merujuk pada surah As Syams (matahari). Artinya orang yang berjuz 30 suka
memaksakan kehendak pada orang lain.
Jalan
Keluar
Jalan
keluar, bagaimana cara orang yang berjuz 30 menyelesaikan masalahnya, tersirat
pada jumlah ayat yang terdapat pada halaman 14 dan 15, yaitu 48 ayat. Surah ke
48 Al fath (pembukaan). Artinya ia selalu banyak ide dan gagasan baru.
Boleh
dikatakan dalam mencari terobosan-terobosan baru, ialah ahlinya. la pantang
menyerah. Tapi kadang kala pengaruh surah inilah yang membuatnya ingin menang
sendiri.
Dasar
Pada
dasarnya, orang yang berjuz 30 menganut paham hitam dan putih dalam melihat
sebuah permasalahan. Karakter dasar ini tersirat pada jumlah ayat pda halaman
terakhir juz 30, yaitu 25 yang merupakan surah Al Furqan (pembeda). Dalam
pandangannya, sebuah permasalahan harus dilihat dari sisi benar atau salah.
Surah ini juga yang membuatnya sering dihadapkan pada kondisi dilematis.
Kelemahan
Fisik
Kelemahan
fisik orang yang berjuz 30 terletak pada organ THT. Selain itu, organ lain yang
rentan terkena gangguan kesehatan adalah jantung dan penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan darah. Organ lain yang rentan terkena gangguan kesehatan
adalah lambung.
Kekurangan
Suka
memaksakan kehendak pada orang lain, ingin menang sendiri dan merasa paling
benar, susah menyembunyikan perasaan, suka terburu-buru atau tidak sabar, mudah
terbawa suasana, cepat bosan, temperamental.
Kelebihan
Sosial,
daya spriritualitas tinggi, loyal, pandai beradaptasi, cepat dan tanggap
menghadapi masalah, dinamis, pandai bernegosiasi, bisa memberikan pencerahan
kepada orang lain, ahli mencari terobosan baru.
_____________________________________________________________________________________________________
Juz
29
Juz
29 dilambangkan dengan huruf Hamzah. Hamzah adalah huruf ke29. ‘Ain ke-29 dalam
Struktur ‘Ain, berarti gejolak atau strategi. Indikasi awal dari karakter orang
yang berjuz 29, ia merupakan sosok ahli strategi sejati. Ide-ide brilian kerap
muncul dari dirinya, bahkan ia akan susah tidur jika ide atau gagasannya belum
bisa terealisasikan.
Kegalauan
akan selalu menghantui dirinya. Dan jika tidak segera ditanggulangi, ia akan
rentan sekali terkena gangguan kesehatan. Ada baiknya jika seorang juz 29
belajar bersabar dan mengontrol diri. Memang tidak mudah. Namun bukan hal yang
mustahil dilakukan apabila orang yang membawa karakter juz 29 membiasakan diri
menyelesaikan masalahnya sendiri dan belajar bersabar dari orang lain.
Huruf
hamzah juga mencerminkan orang yang berjuz 29 merupakan sosok yang kuat secara
pribadi. Artinya ia bisa bergaul dengan siapapun dan dari golongan apa saja.
Namun ia tidak akan terpengaruh oleh mereka betapapun mereka berusaha dan
mencoba mempengaruhinya. Seorang Juz 29 bisa menempatkan dirinya sesuai dengan
situasi dan kondisi. Ia bisa di bawah juga bisa di atas. Hal ini terbukti dari
karakter huruf hamzah yang selalu bertengger di atas alif dan tak jarang pula
mengalah dan bersedia menyangga alif dari bawah.
Berdasarkan
Surah
Dari
11 surah yang mengisi juz 29, mengindikasikan orang yang berjuz 29 sangat
sensitif dan peka terhadap lingkungan di sekelilingnya. Selalu ada perasaan
yang muncul dari dalam dirinya untuk berbuat sesuatu yang positif bagi
lingkungannya. Hal ini bisa dimaklumi, karena ‘ain 11 bermakna tali rasa atau
perasaan.
Surah
pertama, QS. Al Mulk (67) dari ayat 1 sampai 30. Al Mulk berarti kerajaan.
Kerajaan merupakan simbol “unggah ungguh” atau tata krama. Artinya orang yang
membawa karakter juz 29 cenderung formal dan mengikuti aturan, termasuk dalam
bergaul dan berbusana.
Ia
juga cermin dari sosok pribadi yang tangguh dan kuat. Namun, seringkali
ketangguhan yang ada pada dirinya menggiring pada sikap tak mau kalah dalam
segala hal. Oleh sebab itu, ia harus belajar mengerti orang lain. Hal ini bisa
dimengerti dari jumlah ayat surah Al-Mulk yaitu 30 ayat yang merujuk pada surah
Ar-Ruum (bangsa Romawi) yang juga merupakan bangsa yang menganut sistem
kerajaan.
Sebagaimana
sebuah negara yang memiliki aturan, kadang kala orang juz 29 membawa aturan
yang ada pada dirinya pada lingkungan dia berada. Di sinilah kesan tak mudah
menuruti kemauan orang nampak sekali.
Dalam
kerajaan memiliki tingkatan. Bila ia merasa dirinya raja, ia akan menjadi
seseorang yang semena-mena dan bertindak sesuka hatinya. Ia bisa menjadi
seseorang yang kejam dan menghalalkan segala cara guna mewujudkan keinginannya.
Namun tidak semua orang juz 29 bersifat seperti ini. Ada sisi-sisi positif yang
bisa dilihat.
Berikutnya,
surah yang kedua Al-Qalam (68) dari ayat 1 sampai 52, Maknanya, orang yang
berjuz 29 seorang yang dinamis dan suka berpetualang. Ia menyukai sesuatu yang
tidak biasa dan ada tantangannya. Namun, ia tidak terlalu suka diatur-atur.
Dengan berbekal titik 11 yang ada padanya, ia sudah dapat mengerti apa yang
harus dilakukannya sehingga tidak memerlukan banyak instruksi atau perintah.
Kesan
pertama jika bertemu dengannya, seolah-olah garang dan terlihat sombong. Namun,
jika kita sudah mengenalnya, kesan itu akan sirna dengan sendirinya. Hal ini
bisa dipahami dari jumlah ayat surah Al Qalam yaitu 52 ayat. Surah ke 52 adalah
At Thuur yang berarti bukit. Kesan garang dan sombong seringkali dominan karena
unsur At-Thuur terulang dua kali, yaitu jumlah ayat surah berikutnya yaitu Al
Haaqah juga 52 ayat.
Al-Haaqqah
sendiri berarti kehancuran atau nama lain dari hari kiamat. Surah Al-Haaqqah
menceritakan tentang kaum-kaum sebelum Nabi SAW dan adzab yang mereka terima
karena mendustakan ayat-ayat Allah. Makna yang berhubungan dengan karakter,
orang yang berjuz 29 dalam keadaan tertentu akan sangat tega atau “raja tega”
jika ia menganggap orang lain melakukan kesalahan atau melanggar aturan. Ia
tegas dan tak akan pandang bulu dalam menerapkan sebuah aturan.
Sudah
dijelaskan di atas orang yang berjuz 29 terlihat sombong, namun bukan berarti
ia sombong. Makna lain, ia akan menemukan dirinya dan bisa dengan bebas
mengaktualisasikan potensi yang ada padanya jika ia menempati posisi yang
tinggi atau berperan sebagai seorang pemimpin.
Dengan
kata lain, secara fitrah ia sudah dibekali dengan talenta seorang pemimpin.
Nilai keadilan dan ketegasan telah ia punyai. Inilah makna Al Ma’arij (70).
Dimulai dari ayat 1 sampai 44. Kalau kita konversikan ke dalam urutan surah Al
Quran, surah ke-44 adalah surah Ad Dukhan, artinya Kabut. Bagi orang yang
berjuz 29, dalam mencapai apa yang diharapkan ia tidak dengan mudah ditebak
keinginannya. Disinilah kekuatannya. Ia pandai menyamar. Sisi lain ia tidak mau
berspekulasi.
Surah
selanjutnya adalah Nuh. QS. Nuh (surah ke-71) dari ayat 1 sampai 28. Sedangkan
surah Nuh, membawa pengaruh pada dirinya untuk selalu melakukan “penyelamatan”
dalam arti yang luas. Inilah yang harus disadari olehnya. Terkadang ia
memaksakan diri berbuat baik kepada orang lain di luar batas kemampuannya. Ia
senantiasa mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapi apa yang ada di
depannya.
Surah
ke-28 Al Qashash, yaitu cerita-cerita. Bila dikaitkan dengan surah Nuh, maka
dalam bercerita atau menerima informasi, harus seimbang. Ia tidak akan mudah
begitu saja mempercayai cerita orang lain sebelum mendapatkan cerita dari orang
lainnya.
Seorang
juz 29 juga memiliki kepekaan spiritual yang tinggi. Hal ini bisa terlihat dari
adanya surah Al Jin (72) dari ayat 1 sampai 28. Selain gandrung pada ilmu, ia
juga menyukai “ngelmu” atau olah spiritual. Sebagaimana sifat Jin, mereka tak
pernah terlihat. Namun kita meyakini keberadaan mereka. Inilah yang senantiasa
menjadi kontradiksi pada dirinya. Bila ini menjadi hal yang dominan bagi orang
juz 29, ia akan dengan mudah mempercayai sesuatu yang belum pernah dilihat
sebelumnya. Malah bisa menjadi percaya yang berlebihan.
Namun,
tidak banyak orang yang berjuz 29 menyadari akan potensi-potensi yang terdapat
padanya. Dua surah inilah indikatornya, yaitu surah Al Muzzammil (73) dari ayat
1 sampai 20 dan surah Al Mudatsir (74) dari ayat 1 sampai 56.
Di
sisi lain, ia merupakan pribadi yang tak mudah mengungkapkan keinginannya. Ia
hanya akan terbuka kepada orang yang dianggapnya akrab dan dekat. Namun jangan
heran, jika ia telah bersedia membuka diri, orang lain pun akan kewalahan
melayani pembicaraannya.
Secara
intelektual dan spriritual orang yang berjuz 29 memiliki kelebihan, tetapi
kedua hal tersebut tak banyak berarti jika sifat malasnya dominan. Sifat ini
merupakan pengaruh surah Al Muzzammil dan Al Mudatsir yang mempunyai makna yang
sama, yaitu orang yang berselimut.
Orang
yang berjuz 29 sangat teguh memegang prinsip. Indikasinya adalah Al-Qiyamah
(75) dari ayat 1 sampai 40. Selain bermakna kiamat atau kehancuran, surah
Al-Qiyamah juga bermakna sesuatu yang pasti terjadi dan sesuatu yang kokoh berdiri.
Hal ini semakin diperkuat dari jumlah ayat surah Al-Qiyamah yaitu 40. Surah ke
40 Al-Mukmin yang berarti orang yang beriman. Tak terkecuali dalam hal
keimanan, ia akan teguh dalam mempertahankan apa yang diyakininya. Negatifnya,
jika apa yang diyakininya ternyata tidak benar, maka perlu proses lama untuk
merubahnya dan tidak mudah.
Ia
juga mudah sekali percaya pada orang lain, oleh karena itu ia harus
berhati-hati dalam masalah ini. Selanjutnya surah Al-Insan (76) dari ayat 1
sampai 31. Orang yang membawa karakter juz 29 memiliki potensi bijaksana. Ia
juga memiliki potensi 13 titik psikis yang ada dalam tubuh manusia. Tak heran
jika ia memiliki ketahanan psikis yang kuat sehingga jarang terkena gangguan
kesehatan.
Surah
terakhir Al-Mursalat (77), artinya malaikat yang diutus. Maknanya, orang yang
berjuz 29 memiliki mobilitas tinggi. Artinya ia dapat dengan cepat bergerak
kesana kemari dengan kondisi tetap prima. Dimulai dari ayat 1 sampai 50. Surah
ke 50 Qaaf yang berarti kepala dalam struktur ‘ain. Dengan mobilitas yang
dimilikinya, ia berpotensi menemukan ide atau gagasan baru.
Seorang
pemimpin juga dituntut mempunyai sifat dan karakter ini. Malaikat yang diutus
akan melakukan apa saja yang diperintahkan Allah. Sama halnya dengan orang juz
29, ia akan melakukan apapun yang diperintahkan seseorang yang dianggapnya
mampu menguasai dirinya.
Berdasarkan
Tanda ‘Ain
Ain
1
Angkanya
adalah 1 (otak), 14 (rencana. Langkah awal), 1. Kombinasi ketiga angka tersebut
merupakan isyarat orang yang membawa karakter juz 29 selalu dihantui ide dan
gagasan-gagasan baru. Boleh dikatakan diamnya orang yang berjuz 29 bukan
sembarangan atau sekadar ngelamun tak tentu arah, tetapi bisa jadi ia sedang
memikirkan rencanarencana strategis untuk mewujudkan ide atau gagasannya. Idenya
tak lepas dari masalah lingkungan dan kemanusiaan, karena ‘ain 1 masih
berhubungan dengan `ain 23. Namun, rencana itu kadang lama untuk direalisaikan
Ain
2
Angkanya
adalah 2 (mata), 16 (esensi), 2 (analisis, mata) dan 24 (kaitan, penunjuk
arah). Dalam proses menganalisis sesuatu, orang yang berjuz 29 lebih cenderung
mulai dari hal yang sifatnya mendasar, karena ia yakin, suatu masalah tak akan
bisa terlepas dari pokok atau dasarnya. Baginya, tak ada asap kalau tak ada
api. Dengan demikian, ia bisa langsung menemukan inti atau pokok
permasalahannya.
Ain
3
Angkanya
adalah 3 (THT), 33 (skala prioritas), 1 (otak), 25 (lingkungan). Dan jajaran
angka tersebut, terlihat jelas bagaimana orang yang berjuz 29 berbicara. Ia
lebih banyak mengamati dan tak banyak bicara. Ia baru akan angkat bicara jika
menurutnya sudah perlu. Dari keberadaan ‘ain 25 di ‘ain 3, dapat dimengerti
jika ia juga selalu mempertimbangkan lingkungan dalam hal bicara. Maksudnya, ia
bisa menyesuaikan dengan siapa ia berbicara dan tepatkah situasi dan
kondisinya.
Selain
itu, ia dapat mempresentasikan dengan baik apa yang ada dipikirannya. Skala
prioritas ini menurut standar dirinya. Jadi bila seseorang yang memerlukannya,
orang tersebut bisa menjadi prioritas kesekian dalam hidupnya.
Ain
4
Angkanya
adalah 4 (rangka), 19 (pemecahan masalah), 2 (mata), 26 (modal, potensi).
Sinergi rentetan angka tersebut memberi isyarat kepada kita kalau orang yang
berjuz 29 tipe orang yang tidak bertele-tele.
Begitu
menghadapi sebuah masalah, secara otomatis tergambar olehnya rencana-rencana
sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapi. Boleh dibilang, dalam
menganalisis sebuah permasalahan ia jeli, terutama berkaitan dengan
potensi-potensi yang bisa dikembangkan selanjutnya.
Ain
5
Angkanya
adalah 5 (tangan), 37 (analisa lanjutan),1 (otak), 27 (usaha). Keempat angka
tersebut berbicara kepada kita bagaimana cara orang yang berjuz 29 bertindak.
Ia merupakan orang yang selalu termotivasi dan akan berusaha sekuat tenaga dan
mengeluarkan semua potensi yang ada dalam dirinya untuk mengejawantahkan idenya
dalam tindakan nyata dan bukan hanya angan-angan belaka.
Berdasarkan
halaman
Taktis
Taktis,
bisa dipahami dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai 6,
yaitu berjumlah 48 yang merujuk pada surah Al Fath yang berarti kemenangan.
Orang
yang membawa karakter juz 29 mempunyai jiwa pendobrak dan selalu dikelilingi
oleh inovasi-inovasi baru. Sayangnya, surat ini seringkali membuatnya selalu
ingin menang sendiri.
Ia
juga tipe orang yang tidak betah diperintah ini dan itu. Ia seakan ingin selalu
bebas dari segala macam tekanan. Jika suatu saat instruksi yang diberikan
atasannya bertentangan dengan keyakinannya, jangan heran jika orang yang berjuz
29 akan melawan atau mbalelo.
Negatif/Positif
Negatif/Positif,
didapat dari menjumlahkan ayat yang terdapat dari halaman 7 sampai 13 yang
berjumlah 68. Surah yang ke 68 adalah Al Qalam atau surah Nun. Orang yang
berjuz 29 memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Rasa ingin berbuat sesuatu
yang positif bagi lingkungannya amat besar sehingga ia pun paling tidak Mega
atau mudah terenyuh apabila melihat atau mendengar penderitaan orang lain.
Jalan
Keluar
Jalan
Keluar, dapat ditengarai dari ayat yang terdapat pada halaman 14 dan 15,
totalnya 46 ayat. Surah ke-46 Al Ahqaaf yaitu bukit pasir. Pada umumnya, orang
yang berjuz 29 suka ragu-ragu mengambil keputusan.
Ia
terkadang terlalu banyak pertimbangan sehingga lambat memutuskan sesuatu. Bukit
pasir itu labil. Ia mudah sekali berubah pikiran. Bila hal ini dominan dalam
dirinya, ia menjadi seorang peragu.
Dasar
Dasar,
merupakan representasi dari angka 47 yang merupakan total ayat yang terdapat
pada halaman terakhir juz 29. Surah Muhammad adalah hasil subtitusi angka 47.
Pada dasarnya, orang yang berjuz 29 memiliki karakter ideal.
Kelemahan
Fisik
Kelemahan
fisik orang yang membawa karakter juz 29 terletak pada bagian mata, hati atau
limpa. Secara alami ia dibekali daya tahan tubuh yang kuat terhadap gangguan
penyakit atau faktor negatif dari luar dirinya yang dapat menyebabkan kesehatannya
terganggu, karena hasil pampatan angka 29 adalah 11 yang merupakan titik
keseimbangan pada tubuh manusia. Jikalau dapat mengontrol emosinya, InsyaAllah
ia jarang mengalami gangguan kesehatan.
Kelemahan
Terlalu
sensitif dan perasa, ragu-ragu dalam memutuskan sesuatu, tidak mau kalah,
sering memaksakan diri untuk berbuat positif untuk orang lain.
Kelebihan
Mempunyai
kapasitas intelektual dan spiritual yang berimbang dan tinggi, tegas dan teguh
memegang prinsip, tidak mudah terpengaruh, kreatif dan banyak ide atau gagasan.
_____________________________________________________________________________________________________
Juz
28
Juz
28 dilambangkan dengan huruf lam Alif. Berdasarkan urutan huruf hijaiyyah yang
ke 28. Dalam struktur ‘ain, lam alif dimaknai manajemen. Ada sesuatu yang unik
dalam penulisan huruf ﺍﻝ. Huruf ini terdiri
dari dua, yaitu lam dan alif. Namun, alif tersebut ditulikan miring. Alif
merupakan huruf pertama, sedangkan ‘ain ke-1 memiliki arti otak atau pribadi.
Sedangkan lam adalah huruf ke-23 yang berarti manusia.
Orang
berjuz 28, seringkali berfikiran “miring” terhadap seseorang. Kondisi ini bisa
diperparah sikapnya yang suka bertindak dan mengatur seseorang seenaknya
sendiri demi kepentingan dan ambisi pribadi. Sebaliknya, ia paling malas
disuruh-suruh dan diatur. Bila diatur, ia menjadi mudah depresi. Karena itu
kecenderungan untuk memberontak akan muncul dengan sendirinya.
Juz
28 termasuk 4 juz yang berbeda dengan juz lain. Perbedaannya bisa terlihat
jelas dari surah yang ada di dalamnya, yaitu berupa surah penuh. Artinya juz
28, 29, 30 dan 17 diawali awal surah dan diakhiri akhir surah. Atau surah-surah
tersebut tidak terbagi oleh dua juz atau lebih.
Keberadaan
surah-surah penuh dalam juz tersebut membawa pengaruh signifikan pada cara
berpikir dan bertindak serta menyelesaikan masalah. Bisa dikatakan, orang yang
membawa karakter juz 28 dan 3 juz lainnya bertipe perfeksionis, artinya segala
sesuatu harus sempurna.
Ia
merasa segala sesuatu dapat ia tangani sendiri tanpa melibatkan orang lain. Ia
tergolong orang yang “tahan banting” dalam menghadapi masalah. Surah-surah pada
juz 28 relatif pendek-pendek. Inilah yang kadang membuat orang juz 28 tidak
ingin berfikir panjang dalam memutuskan perkara. Ia juga ingin segala sesuatu
langsung pada pokoknya tak mau bertele-tele.
Berdasarkan
Surah
Juz
28 termasuk tiga juz terakhir Al Quran yang memiliki banyak surah sehingga
boleh dibilang orang yang berjuz 28 multi karakter, namun tergantung pada surah
apakah yang dominan. Rincian surahnya sebagai berikut: pertama surah Al
Mujaadilah (surah ke-58), berarti wanita yang mengajukan gugatan / yang
membantah. Makna simboliknya berkenaan dengan karakter orang yang berjuz 28
yaitu tidak mudah percaya dan menerima informasi dari luar dirinya.
Boleh
dikatakan ia kritis. Tak jarang kelewat kritis sehingga terkesan cerewet. Dalam
melakukan sesuatu pun harus jelas perhitungannya. Namun terkadang dalam hal
yang bersifat mistis dan supranatural, ia mudah percaya karena pada awal juz 28
terdapat kata Allah (lihat kata cetak tebal yang mengawali juz) yang tidak bisa
diuraikan atau merupakan satu kesatuan huruf yang tidak bisa dipisah-pisahkan.
Keberadaan
Lafdzul Jalalah (lafal Allah) yang mengawali juz 28 juga merupakan bukti
terdapat unsur spiritual yang kuat mengalir dalam diri orang yang berjuz 28.
Al
Mujaadilah dimulai ayat 1 sampai 22, total 22 ayat. Maknanya orang yang berjuz
28 ketika sudah disibukkan dengan sebuah pekerjaan yang ia sukai, ia akan
menerapkan target-target tertentu. Jangan heran ia bisa lupa waktu. Bahkan ia
termasuk orang yang sangat disiplin. Sering kali ia diliputi kekhawatirran akan
gagalnya target yang akan dia capai. Ia takut kehilangan momentum yang telah ia
perhitungkan.
Sisi
lainnya, bila ia seorang pria, ia akan sering mendapatkan “gugatan” dari
seorang wanita karena sikapnya yang cuek dan cenderung mementingkan dirinya
sendiri. Sebaliknya, seorang wanita juz 28, menjadi orang yang suka menuntut.
Baik untuk dirinya sendiri maupun kepada orang lain.
Umumnya,
tuntutan ini lebih bersifat materi. Jangan heran jika seorang juz 28 lebih
berpandangan materialistis dan agak pelit dan perhitungan. Namun, untuk
memenuhi ambisi dan kepentingan pribadi, ia rela mengorbankan materi yang
dimiliki dan tidak perhitungan. Surah yang kedua surah Al Hasyr (surah ke-59),
dari ayat 1 sampai 24, total 24 ayat, yang berarti pengusiran. Orang yang
berjuz 28 ketika disakiti atau mempunyai masalah dengan seseorang cenderung
menjauhinya bahkan melihat mukanya pun enggan.
Makna
lain dari Al Hasyr adalah pengumpulan. Orang yang berjuz 28 suka berkumpul
dalam arti bersosialisasi dengan kemunitas atau lingkungannya. Dari total ayat
Al Hasyr, bisa diketahui ia ingin selalu berbuat sesuatu untuk lingkungannya
dan berusaha menularkan pengalaman baiknya.
Ia
dapat memberikan jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi orang lain, tetapi
untuk masalah pribadinya ia bingung cara menyelesaikannya. Surah yang ketiga,
surah Al Mumtahanah (60), dari ayat 1 sampai 13, total 13 ayat. Artinya wanita
yang diuji. Orang yang berbicara dengan orang yang berjuz 28 terasa diuji atau
dites olehnya, tetapi sebenarnya ia tidak bermaksud demikian.
Selain
itu, jika surah ini dominan, ia tipe orang yang tahan banting. Artinya ia
teruji, bisa tetap bertahan dalam keadaan susah dan tidak lupa dalam keadaan
senang. Surah keempat As Shaf (61), dari ayat 1 sampai 14, total 14 ayat. yang
berarti shaf atau barisan. Orang yang berjuz 28 rapi dan teratur dalam
mengerjakan sesuatu termasuk dalam hal berbusana.
Ia
akan mudah terpancing emosinya dan uring-uringan jika melihat segala sesuatu
tidak beraturan atau tidak tertata pada tempatnya, hal ini bisa dimaklumi
karena total ayat As Shaf berjumlah 14 yang merujuk pada surah Ibrahim yang
merupakan simbol gunung berapi dalam Metode Struktur Al Quran.
Surah
kelima Al Jumu’ah (62), dari ayat 1 sampai 11, total 11 ayat. artinya hari
Jum’at. Selain sebagai simbol spiritualitas dalam diri orang yang berjuz 28,
surah ini juga merupakan representasi dari “kemewahan” yang ada pada dirinya.
Alasannya, Nabi SAW mengatakan hari Jum’at adalah hari raya umat islam setiap
minggunya. Oleh karena itu, beliau selalu mandi hari Jumat, memakai pakaian
yang terbagus yang dimilikinya, dan memakai wangi-wangian serta menghimbau
umatnya untuk melakukan hal-hal tersebut.
Dengan
kata lain, orang yang berjuz 28 menyukai sesuatu yang bersifat pernak-pernik
atau yang bersifat sekunder bahkan tersier. Ia merasa ada sesuatu yang kurang
dalam dirinya jika ia tak memakai “pernak-pernik” yang biasa dipakainya. Modis
dan ingin beda, begitulah kata orang. Al Jumuah ayatnya berjumlah 11 ayat.
Surah yang ke 11 adalah Hud, sebagai simbol dari tanah. Orang yang berjuz 28
mudah terpengaruh lingkungannya dan cenderung kurang selektif menentukan mana
yang baik dan tidak untuk dirinya sendiri.
Bila
ia tinggal dalam lingkungan yang keras, ia bisa berubah menjadi seorang yang
sadis. Begitu juga bila ia bergaul dengan para ulama, ia akan menjadi seorang
ulama yang dapat diandalkan.
Hal
ini dipertegas lagi oleh surah yang keenam, Al Munafiquun, dari ayat 1 sampai
11, total 11 ayat yang artinya orang-orang munafik. Orang yang membawa karakter
juz 28 pandai menyembunyikan keinginan atau ambisinya. Bisa saja suatu saat, ia
tidak menginginkan sesuatu, padahal ia menghendakinya. Ia lihai memutarbalikkan
fakta.
Jumlah
ayat Al Jumuah dan Al Munafiqun sama, yaitu 11 ayat. Artinya sikap kurang
selektif yang ada pada diri orang yang berjuz 28 bisa berakibat negatif dan
menjerumuskan pada hal-hal yang tidak baik. Hal inilah yang harus diwaspadai.
Ia pandai menyimpan perasaannya kepada orang yang ia sukai dan menyembunyikan
sakit hatinya pada orang yang telah menyakitinya. Ini bisa dipahami dari jumlah
ayat Al Munafiqun pada juz 28.
Surah
yang ketujuh At Taghabun, dari ayat 1 sampai 18, total 18 ayat, artinya hari ditampakkan
kesalahan. Orang juz 28 jell dalam melihat kesalahan seseorang. Sebaliknya, ia
pandai dalam menyembunyikan kesalahannya. Namun, tanpa ia sadari, sering kali
ia kelepasan mengungkapkan hal-hal yang seharusnya tidak ia utarakan (At
Taghabuun).
Surah
kedelapan, At-Thalaq dari ayat 1 sampai 12, total 12 ayat, yang berarti talak.
Orang yang berjuz 28 boleh dikatakan teguh memegang prinsipnya dan agak keras
kepala. Jangan harap seorang juz 28 dapat memaafkan kesalahan yang kita
perbuat. Jangankan menegur, menoleh pun mungkin enggak.
Seharusnya
ia sadar, jika prinsip yang dipegang positif, akan berujung kebaikan.
Sebaliknya akan menyesal jika yang ia jadikan prinsip negatif. Karena itu
sebaiknya ia melakukan sharing dengan orang-orang dekat yang terpercaya guna
mengkomunikasikan permasalahan yang dihadapinya.
Sikap
keras kepala orang yang berjuz 28 dikuatkan dengan makna simbolik dari surah
terakhir, yaitu At Tahrim (66), dari ayat 1 sampai 12, total 12 ayat yang
artinya mengharamkan. Jika sudah berkata tidak terhadap sesuatu, seterusnya ia
akan bersikap demikian. Begitu pula, jika menginginkan sesuatu, maka harus
segera terwujud dan terlaksana bagaimanapun caranya.
Jumlah
ayat At Thalaq dan At Tahrim sama yaitu 12 ayat. Surah ke 12 adalah Yusuf yang
merupakan simbol manajeman dan kebijaksanaan. Artinya keteguhannya masih bisa
diruntuhkan andai- kata kita mencoba memakai pendekatan yang lunak untuk
meluluhkannya.
Salah
satunya dengan memakai alasan yang argumentatif. Ia akan menerima sesuatu,
mengingat talak secara syar’i mempunyai tingkatan 1, 2 (raj’i) dan bain (3).
Artinya, keteguhannya dalam memegang prinsip masih mungkin dilunakkan atau
dinegoisasikan.
Berdasarkan
Tanda ‘Ain
‘Ain
1
Angkanya
adalah 1 (kepala, otak), 6 (syaraf), 1. Kombinasi ketiga angka tersebut
merupakan isyarat bahwa orang yang membawa karakter juz 28 mampu berpikir rumit
atau yang bersifat exacta (ilmu pasti).
Adanya
pertalian ‘ain 1 dengan ‘ain 21 yang berarti pemikiran ulang mengindikasikan
bahwa ia suka ragu-ragu dalam mengambil keputusan atau membuat kebijakan
tertentu. Akibat sikapnya ini, ia sering terlambat memutuskan sesuatu.
‘Ain
2
Angkanya
adalah 2 (mata), 7 (paru), 2. Tiga angka tersebut seakan memberitakan kepada
kita bahwa orang yang berjuz 28 mempunyai analisis yang tajam.
Pandangan-pandanganya terhadap sebuah permasalahan sering menjadi rujukan orang
untuk mencari solusi. Selain itu, keberadaan ‘ain 22 (target) menunjukkan bahwa
ia fokus dan serius dalam menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.
‘Ain
3
Angkanya
adalah 3 (THT), 9 (Hati), 3 (THT). Kombinasi angka yang boleh dikatakan jarang
terjadi. Orang yang berjuz 28 cenderung mengontrol cara bicaranya dan bahkan
sering merasa tidak enak diri. Ia seakan menimbang-nimbang dengan siapa bicara
dan apakah yang akan ia bicarakan menyakiti hati lawan bicaranya ataukah tidak.
Terkadang
cara bicaranya lugu dan polos seperti anak kecil. Hal ini bisa dimaklumi dan
hubungan ‘ain 23 dengan ‘ain 3. Namun bisa saja terjadi sebaliknya, bila ia
sudah tidak suka, ia akan berbicara sekehendak hatinya, terserah orang tersebut
mau menerimanya atau tidak.
‘Ain
4
Angkanya
adalah 4 (tulang), 10 (perut), 1 (kepala). Orang yang berjuz 28 juga lihai
dalam hal planning atau merencanakan sesuatu. Baginya, sebuah masalah tidak
bisa terlepas dari kaitan dengan masalah yang lain, karena ‘ain 24 masih
berhubungan dengan ‘ain 4.
‘Ain
5
Angkanya
adalah 5 (tangan), 7 (paru), 2. (Mata). Orang yang membawa karakter juz 28
tidak hanya tajam menganalisis sesuatu tetapi ia juga bisa mewujudkan idenya
dalam bentuk karya nyata.
Meleburnya
‘ain 25 pada ‘ain 5 merupakan indikasi kuat bahwa ia ingin selalu berbuat hal
yang positif untuk lingkungannya. Dengan ungkapan lain kepedulian sosialnya
juga tak kalah tinggi.
Berdasarkan
Halaman
Taktis
Taktis,
dapat dipahami dengan menjumlahkan ayat yang terdapat dari halaman 1 sampai 6.
Total ayatnya berjumlah 50 yang merujuk pada surah Qaaf. Dalam struktur Al
Quran, Qaaf berarti pemikiran ulang atau kepala.
Kepala
merupakan symbol dari logika. Hal ini merupakan isyarat bagaimana menghadapi
orang yang membawa karakter juz 28. Ia akan mudah menerima sesuatu jika kita
memakai pendekatan logika dengan mengemukakan alasan-alasan yang argumentatif.
Negatif/positif,
diketahui dari jumlah ayat yang terdapat pada halaman 7 sampai 13, yaitu 66
ayat. Surah yang ke 66 adalah surah At Tahriim yang berada pada juz 28 sendiri.
Orang
yang berjuz 28 teguh memegang prinsip. Tidak masalah jika prinsipnya positif,
jika sebaliknya maka keras kepala acapkali melekat pada dirinya.
Jalan
Keluar
Jalan
keluar, merupakan cara orang yang membawa karakter juz 28 menyelesaikan
masalahnya. Jumlah ayat yang berada pada halaman 14 dan 15 merupakan
indikatornya. Total 13 ayat. Surah yang ke 13 Ar Ra’du, yang berarti petir,
kilat. Orang yang membawa karakter juz 28 tegas dan tak pandang bulu dalam
mengambil sebuah kebijakan atau memutuskan sesuatu.
Baginya,
orang yang melanggar peraturan atau bersalah harus diganjar sesuai dengan kadar
kesalahan yang telah ia perbuat. Bahkan kadang kala cara bicaranya juga memekakkan
telinga.
Dasar
Dasar,
dapat diketahui dari jumlah ayat yang ada pada halaman terakhir di juz 28,
yaitu 8 ayat. Surah yang ke 8 Al Anfaal yang berarti pampasan perang. Pada
dasarnya, orang yang berjuz 28 cenderung agak materialistis dan menyukai barang-barang
yang tergolong glamour. Negatifnya, apapun cara akan ia tempuh asal tujuannya
tercapai. Dengan kata lain, menghalalkan segala cara.
Namun
sebaliknya, jika suatu saat ia dihadapkan pada kondisi yang serba sulit, ia pun
bisa menyesuaikan dirinya. Ia juga tipe orang yang tidak mudah putus asa atu
menyerah dalam mengejar dan meraih keinginan atau harapannya.
Kelemahan
Fisik
Kelemahan
fisik orang yang membawa karakter juz 28 terletak pada bagian mata dan jantung.
Selain itu, organ yang rentan terkena gangguan kesehatan adalah perut dan
kepala.
Kekurangan
Egois,
suka mengatur tapi tidak mau diatur, pandai menyembunyikan keinginan atau
hasratnya, keras kepala, ingin cepat meraih sesuatu bagaimanapun caranya,
temperamental.
Kelebihan
Disiplin,
tegas, kritis, analisis lumayan tajam, pandai mengatur atau memanajemen
sesuatu, rapih dan teratur, suka sosialisasi dan organisasi.
Juz
|
No Surat
|
Nama Surat
|
Artinya
|
Ayat
|
|
28
|
ﺍﻝ
|
58
|
Al Mujadalah
|
Wanita Yang
Menggugat
|
1-22
|
59
|
Al Hasyr
|
Pengusiran
|
1-24
|
||
60
|
Al Mumtahanah
|
Wanita Yang Diuji
|
1-13
|
||
61
|
Ash Shof
|
Barisan
|
1-14
|
||
62
|
Al Jumuah
|
Hari Jum’at
|
1-11
|
||
63
|
Al Munafiqun
|
Orang – Orang
Munafik
|
1-11
|
||
64
|
At Taghabuun
|
Hari Dinampakan
Kesalahan
|
1-18
|
||
65
|
Ath Tholaq
|
Talak
|
1-12
|
||
66
|
At Tahrim
|
Mengharamkan
|
1-12
|
_____________________________________________________________________________________________________
jUZ
27
Berdasarkan
arti ‘ain, ‘ain ke-27 berarti usaha atau pembentukan manusia. Indikasi awal
sifat orang yang membawa karakter juz 27 sangat erat kaitannya dengan usaha.
Maknanya, ia tipe orang yang ulet, tekun dan tak kenal putus asa dalam
berusaha. Oleh sebab itu, tak ada salahnya jika ia menekuni bidang bisnis atau
kewirausahaan. Namun, tidak semua orang yang berjuz 27 menyadari talenta yang
ada pada dirinya dan mempunyai kesempatan mengembangkannya dengan baik.
Bakat
alami dalam berbisnis semakin dipertajam oleh keberadaan unsur surah An-Naml
dalam dirinya. Terbukti, surah Al Quran yang ke-27 adalah An-Naml yang berarti
semut. Dalam metode struktur Al Quran, semut merupakan simbol dari ketekunan,
keuletan dan usaha. Hal tersebut bisa terlihat jelas dari mobilitas dan rasa
optimisme yang ada pada semut dalam mencari makanan.
Biarpun
sudah dibersihkan, semut akan tetap mencari dan mengerumuni gula dimana pun
diletakkan. Selain itu, semut juga simbol dari sosialisasi atau jaringan.
Bedanya dengan orang yang berjuz 19 atau 20 yang juga mempunyai unsur semut,
orang yang berjuz 27 seringkali berhitung untung rugi dalam bergaul. Jika surah
ini yang dominan, tidak hanya dalam hal bergaul ia berhitung untung rugi, dalam
hal lain pun ia bisa bersikap demikian.
Adapun
surah yang mengisi juz 27 lumayan banyak, seluruhnya berjumlah 7 surah. Pertama
surah Adz-Dzaariyaat (51 ayat) dari ayat 31 sampai 60. Adz-Dzaariyaat berarti
angin yang menerbangkan. Jika ada sesuatu yang ingin disampaikan baik berupa
ucapan maupun perbuatan, orang yang berjuz 27 tidak pandang bulu siapa yang ia
ajak bicara dan dengan siapa ia berhadapan. Dengan polos, ia akan mengatakan
sejujurnya tanpa basa-basi. Berkata jujur memang tidak salah, namun dalam
kondisi tertentu, tak jarang kita dituntut untuk berbuat sebaliknya.
Dari
pengaruh surah ini pula, orang yang berjuz 27 menyukai sesuatu yang berbau
kontroversial. Ada semacam kepuasan dalam dirinya jika ia bisa melakukan hal
yang revolusioner dan menarik perhatian orang banyak.
Bahkan
yang lebih ekstrem lagi, ia berpotensi untuk merubah secara frontal tatanan
yang sudah disepakati bersama dan membuat tatanan baru menurut versinya,
layaknya angin puyuh yang akan menerjang apapun yang menghalangi jalannya.
Hal
tersebut semakin ketara ketika kita mengkonversikan total ayat dari surah
Adz-Dzaariyaat yang berjumlah 30 kedalam urutan surah Al Quran, yaitu surah
Ar-Ruum. Sejarah membuktikan bahwa bangsa romawi pada masanya merupakan bangsa
adidaya. Boleh dikatakan, tak ada bangsa lain di dunia ini yang bisa mengalahkannya.
Bangsa romawi akan melibas tanpa ampun siapa saja yang berani menentangnya,
sekalipun pada akhirnya romawi harus kandas dan tumbang karena konflik intern
yang tak kunjung selesai menderanya.
Surah
yang kedua, At Thuur (52), yaitu bukit, dimulai dari ayat 1 sampai 49. Jangan
kaget, jika orang yang membawa karakter juz 27 suka meremehkan dan menganggap
sepele orang lain. Hal ini bisa dimaklumi, sebab ada unsur At Thuur pada
dirinya. Sebagaimana orang yang sedang berada di atas bukit, bisa dipastikan
semua fokus yang ada dibawahnya akan terlihat kecil.
Begitu
pula sebaliknya, apapun benda yang ada di atas bukit akan terlihat kecil oleh
kita yang berada di lereng bukit. Namun tidak demikian jika kita telah berhasil
mendakinya, pemandangan akan normal kembali. Angkuh dan sombong, demikianlah
kesan pertama yang akan kita rasakan begitu mengenal orang yang berjuz 27.
Tetapi sebenarnya, ia orang yang pengertian, sabar dan penyayang.
Total
ayat At Thuur berjumlah 49 ‘ayat yang merujuk pada Al Hujuraat, artinya
kamar-kamar. Orang yang berjuz 27 tipe orang yang tidak bisa mencampur-adukkan
permasalahan. ia paling pandai memilah mana yang harus didahulukan, artinya ia
memiliki skala prioritas.
Ia
juga suka berangan-angan. Terbukti dari surah ketiga pada juz 27, yaitu An Najm
(53), artinya bintang. Namun jika dipadu dengan ketajaman instink bisnisnya,
bukan tidak mungkin akan berbalik menjadi sesuatu yang positif. Sebab, proyeksi
dalam bisnis sangat diperlukan. Boleh dikatakan, ia sangat berbakat dalam hal
forcast (memprediksi sebuah usaha).
Sebagai
manusia biasa, ia juga mempunyai sisi spiritual dalam dirinya. Hal ini bisa
diketahui dengan mensubtitusikan ayat surah An Najm yang berjumlah 62 ayat
menjadi urutan surah Al Quran, yaitu surah Al Jumu’ah. ia juga menyukai bahkan
gandrung pada hal yang bersifat sekunder (tidak pokok) dan tersier (pelengkap,
mewah).
Orang
yang berjuz 27 tergolong sensitif dan agak tertutup. Hal ini bisa diketahui
dari surah keempat, yaitu surah Al Qamar (54), bulan. Bulan adalah simbol
kelembutan dan romantisitas sehingga ia juga memiliki sifat ini.
Sisi
lain, bulan hanya memantulkan sinar yang datangnya dari matahari. Jadi, orang
juz 27 sangat memerlukan bantuan dari pihak lain untuk mewujudkan ketnginannya.
Bila sifat ini yang dominan, ia akan menjadi seseorang yang suka menggantungkan
orang lain. Padahal, secara mendasar orang juz 27 bisa menjadi seorang yang
mandiri.
Surah
Al Qamar dimulai dari ayat 1 sampai ayat 55, total 55 yang merujuk pada surah
Ar Rahmaan yang ada pada 27 sendiri. Sebuah indikasi kuat, orang yang membawa
karakter juz 27 memiliki sifat penyayang yang berlebih dibanding juz lainnya.
ia paling mudah tersentuh hatinya dan paling tidak bisa memendam perasaannya.
Terlebih jika orang merengek-rengek mengharap belas kasihannya, bisa dipastikan
ia akan mudah luluh.
Sifat
penyayangnya ini tak jarang membuka peluang orang lain yang mengerti tentang
dirinya untuk memanfaatkannya. Sehingga seringkali ia ditipu dan mudah sekali
dimanfaatkan orang lain.
Surah
kelima, surah Ar Rahman diawali dari ayat 1 sampai 78. Jadi total ayatnya 78.
Surah ke 78 yaitu An Naba’, berita besar. Orang yang berjuz 27 suka
mendramatisir sesuatu. Masalah kecil bisa menjadi masalah besar, begitu pula
sebaliknya. Sifat ini akan menjadi positif jika diarahkan pada hal yang positif
pula, misalnya dalam bidang marketing atau memasarkan produk.
Seperti
sudah dijelaskan sebelumnya, orang yang membawa karakter juz 27 jika merasa
tidak puas pada sebuah peraturan, ia bisa mengacak-acak peraturan tersebut yang
melakukan sesuatu yang bersifat revolutif. Keberadaan surah Al Waaqi’ah (56)
yang menempati urutan surah ke enam pada juz 27 semakin memperkuat karakter
tersebut.
Sekalipun
secara verbal, surah Al Waqiah bermakna peristiwa yang pasti terjadi (kiamat),
namun terminologi menyatakan bahwa kiamat merupakan kegiatan penghancuran
terhadap apapun yang ada dimuka bumi ini. Sehingga tak jarang, ia memandang
remeh semua hal, “Ah, gampaang”, bisa jadi merupakan kata yang sering keluar
dari mulutnya.
Surah
Al-Waqiah dimulai dari ayat 1 sampai 96, total 96. Surah ke 96 Al-Alaq, artinya
segumpal darah. Sekilas memang sulit ditemukan kaitan penjelasan yang
berhubungan dengan karakter. Tetapi jika kita lebih dalam memahami Al Alaq,
maka akan kita temukan jawabannya. Surah Al-Alaq seringkali disebut juga surah
iqra’, bacalah. Hal ini juga merupakan indikasi bahwa orang yang berjuz 27
selalu memakai pendekatan baca atau logika dalam memahami sesuatu. Sehingga, ia
susah sekali menerima penjelasan yang bersifat unlogical atau supranatural.
Orang
yang berjuz 27 tergolong orang yang kukuh mempertahankan pendapatnya. Tapi,
jika dijelaskan dengan cara yang tepat dan baik tanpa meninggalkan logika, maka
ia akan bisa menerima pendapat orang lain, layaknya besi yang hanya bisa luluh
oleh api. Karakter ini merupakan cerminan dari surah terakhir yang ada pada juz
27, yaitu surah Al Hadid (57), besi.
Ia
akan bersikap pasif dan cenderung tidak agresif jika dihadapkan pada sesuatu
yang tidak menarik minatnya. Karakter ini bisa diketahui dari ayat Al Hadid.
Dari ayat 1 sampai 29, total 29. Surah ke 29, Al Ankabuut artinya laba-laba.
Selain itu, ia juga pandai membuat jaringan bisnis yang setiap saat dalam
memberikan benefit positif untuk dirinya.
Berdasarkan
Tanda ‘Ain
‘Ain
1 Angkanya adelah 1 (otak), 23 (manusia), 2 (mata). Bari kombinasi ketiga angka
ini dapat dipahami bahwa orang juz 23 gemar melakukan pengamatan dan memiliki
pemikiran yang sederhana.
‘Ain
2 Angkanya adalah 2 (mata), 14 (langkah awal, rencana), 3 (THT). Pada ‘ain ini
semakin mempertegas intuisi bisnis orang juz 27. Apa yang dilihatnya, ia ingin
membuat perencanaan tertentu untuk melaksanakannya. Sayangnya, kadang kala apa
yang direncanakan tersebut, sering kali diutarakan dengan orang lain. Bahkan tidak
jarang ia sering terburu-buru untuk mendapatkan hasil dari rencananya tersebut.
Hal ini berkaitan dengan ‘ain 22 (lihat putaran ‘ain di bawah)
‘Ain
3 Angkanya adalah 3 (THT), 21 (pemikiran ulang), 1 (otak). Disinilah seorang
juz 27 sangat hati-hati dalam berbicara. Dia benar-benar memikirkan apa yang
akan dibicarakan. Pertimbangan rasa kemanusiaan (sifat tidak tegaan) bisa jadi
merupakan penghalang untuk bisa cepat memutuskan sesuatu. Hal ini bisa
diketahui dari korelasi ‘ain 3 dengan ‘ain 23 yang berarti manusia.
‘Ain
4 Angkanya adalah 4 (kerangka), 21 (pemikiran ulang), 2 (mata). Tiga angka
tersebut merupakan penegasan dari karakter yang sudah dijelaskan mengingat
angka 21 terulang 31 pada ‘ain 1, 3, dan 4. Kaitan sebuah masalah dengan
masalah yang lain bisa jadi merupakan bahan pertimbangan yang pelik dan sering
dihadapi oleh orang yang berjuz 27, sebab ‘ain 4 mempunyai munasabah dengan
‘ain 24, Kaitan.
Berdasarkan
Halaman
Taktis.
Taktis,
bisa dipahami dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai 6.
Total ayat pada 6 halaman tersebut berjumlah 38. Kalau kita konversikan angka
38 dalam urutan surah Al Quran maka kita akan mendapatkan surah Shaad.
Ada
dua surah Al Quran yang memiliki judul berupa huruf hijaiyyah, yaitu Qaaf dan
Shaad. Dalam struktur ‘ain, Shaad adalah huruf ke-14, dimaknai sebagai langkah
awal atau rencana. Hubungannya dengan karakter, orang yang berjuz 27 secara
naluriah selalu terbayang dengan rencana-rencana yang akan dilakukannya dan ia
juga menikmatinya.
Disisi
lain, ia tergolong orang yang jika dituntut untuk melakukan sesuatu sudah harus
jelas dan terencana dengan baik. Oleh karena itu, menghadapinya harus jelas apa
yang hendak kita bicarakan dan sebaiknya sudah berjalan dan terencana.
Negatif/Positif.
Negatif/positif,
didapatkan dari jumlah ayat yang terdapat dari halaman 7 sampai 13, yaitu 112
ayat yang merujuk pada surah Al-lkhlas, berarti pasrah, ikhlas. Orang yang
membawa karakter juz 27 boleh dikatakan tidak perhitungan dalam berbuat baik
sampai-sampai terkadang melampaui batas. Bila hal ini yang dominan, ia sering
kali menjadi pasif dan mau menerima apa adanya. Namun, dalam hal berbisnis ia
sangat perhitungan sekali. Bisa jadi, ia-lah yang bisa memisahkan antara bisnis
dan berbuat baik.
Jalan
Keluar.
Jalan
keluar merupakan gambaran bagaimana orang yang berjuz 27 menyelesaikan
masalahnya. Caranya, dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 14
sampai 15. Jumlahnya 18 ayat. Surah ke- 18 Al Kahfi, artinya gua. Orang yang
berjuz 27 boleh dikatakan kuat memegang kata-kata. Negatifnya, sering kali ia
berprasangka buruk terhadap seseorang. Bahkan tak jarang ia menutup diri atas
masalah atau ketidak mampuan yang dimilikinya. Pantang baginya menarik kembali
katakata yang pernah diucapkannya. Ada baik buruknya memang. Jika apa yang
dipeganginya baik maka tidak masalah, namun cap keras kepala menancap pada
dirinya jika apa yang dipeganginya tidak baik atau buruk bahkan bisa
membahayakan orang disekelilingnya. Dengan kata lain, apa yang menjadi
kemauannya harus terpenuhi.
Dasar
Dasar,
adalah jumlah ayat yang terdapat pada halaman terakhir juz 27, yaitu 9 ayat.
Surah ke 9 At Taubah, artinya pengampunan. Orang yang membawa karakter juz 27
mudah sakit hati tapi cepat pula memaafkan. Sehingga sekalipun orang telah
berkali-kali membuat kesalahan padanya, ia akan memafkan juga. Jangan heran
jika karena sifatnya ini ia sering tertipu pada masalah yang sama dan bahkan
oleh orang yang sama juga. Tapi bila kesalahan tersebut sudah mencapai
puncaknya, sampai kapan pun ia tidak akan memaafkan.
Kelemahan
Fisik
Kelemahan
fisik orang yang membawa karakter juz 27 terletak pada bagian mata dan
paru-paru atau system respirasi (pernafasan). Selain itu, organ lain yang juga
rentan terkena gangguan kesehatan adalah hati atau pankreas dan tangan serta
jari-jari sebelah kanan. Termasuk pula organ reproduksi atau alat kelamin.
Kekurangan:
Suka
meremehkan orang dan masalah yang dihadapinya, terlihat angkuh dan sombong, tak
mudah memaafkan, pandai memanfaatkan orang lain untuk kepentingan pribadinya.
Kelebihan:
Tekun
dan teliti, ulet, mandiri, intuisi bisnis tajam, penyayang, tidak mudah putus
asa dan pantang menyerah
_____________________________________________________________________________________________________
Juz 26
Karakter
Dasar Juz 26
Khalifah
Edisi 30/Tahun II/2006
Cermat,
Konsisten Namun Kaku dan Tak Mau Mengalah
Juz
26 dilambangkan dengan huruf Wawu. Berdasarkan urutan huruf hijaiyyah, wawu
adalah huruf ke-26 . Pada struktur ‘ain, ‘ain ke-2berarti potensi, modal,
waktu. Indikasi awal karakter orang yang berjuz 26 pandai mengatur waktu dan
uang (modal).
Dengan
kemampuan yang bersifat naluriah tersebut, ada baiknya ia menekuni bidang
akuntansi atau hal-hal yang menyangkut pengelolaan keuangan. Ketekunan dan
ketelitian serta sifat prudent (kehati-hatian)nya sangat berguna dalam
mengelola uang. Dalam soal waktu, jika ia telah disibukkan oleh sebuah
pekerjaan yang ia sukai maka ia akan lupa waktu. ia akan sibuk dan bekerja
terus menerus tak kenal lelah. Hal ini bisa berdampak negatif terutama untuk
kesehatannya.
Selain
itu, surah Al Quran yang ke-26 adalah As Syu’araa, artinya para penyair. Orang
yang membawa karakter juz 26 suka bertele-tele dalam menyampaikan keinginannya
layaknya penyair yang menuangkan isi hatinya dalam untaian kata-kata yang
indah. Unsur penyair dalam dirinya juga membuat ia sering beranganangan tinggi
dan juga mendramatisir sesuatu. Namun, ia juga seorang retoris dan pandai
merangkai kata-kata.
Secara
empiris, jika orang yang berjuz 26 berjenis kelamin laik-laki, biasanya cenderung
diam dan lebih banyak mengamati, sekalipun pada akhirnya ia bisa saja
mendominasi pembicaraan. Lain halnya jika ia seorang wanita, ia cenderung
mengobral kata-kata seakan-akan los tak ada remnya.
Boleh
dikatakan ia agak cerewet. Ada 6 surah yang terdapat pada juz 26. Pertama surah
Al Ahqaaf (46) : dari ayat 1 sampai 35. Al Ahqaaf berarti bukit-bukit pasir.
Bukit yang kita ketahui rata-rata terdiri dari tanah dan bebatuan, namun
terdapat pula bukit pasir yang biasanya hanya ada di padang pasir. Tidak
seperti bukit yang berupa tanah dan bebatuan yang kuat dan kokoh, bukit pasir
mudah sekali berpindah sesuai arah angin, terlebih jika terjadi angin badai,
maka bisa dipastikan dalam waktu yang singkat dapat berubah tempat.
Penggolongan
surah Al Ahqaaf dalam juz 26 secara simbolik menggambarkan karakter orang yang
berjuz 26. Jika surah ini yang dominan, ia merupakan tipe orang yang mudah
berubah pendirian dan cenderung ragu-ragu dalam mengambil sikap. Selain uraian
makna Al Ahqaaf secara simbolik di atas, terkandung juga makna perpindahan
tempat. Salah satu manfaat berpindah dari tempat satu ke tempat yang lain yaitu
mendapatkan pengalaman atau ide dan gagasan baru.
Boleh
dikatakan, orang yang membawa karakter juz 26 kreatif dan inofatif. Ada saja
yang ia kerjakan yang mungkin baru bagi orang lain. Hal ini bisa dimaklumi
karena jumlah ayat dari surah Al Ahqaf 35 ayat, merujuk pada surah Faathir
(pencipta).
Meski
berubah tempat, namun kedudukannya masih sebagai bukit. Hal ini membuktikan
bahwa orang juz 26 tergolong kaku dan tidak gampang merubah pendirian serta
tidak siap menerima perubahan. Hal lainnya, perubahan yang dilakukan itu
sebagai bentuk strategi dalam mengadaptasi lingkungan atau hal yang
diterimanya. Jadi ada kecenderungan pandai berpurapura.
Kedua,
surah Muhammad (47) : dari ayat 1 sampai 38. Banyak sekali makna dan hikmah
yang bisa dipetik dari surah Muhammad pada juz 26 ini. Muhammad secara verbal
merupakan bentuk maf’ul (objek) dari kata Hammada-yuhammidu-Tahmiidan, yang
berarti memuji. Jadi Muhammad artinya orang yang terpuji.
Jika
secara Psikologis surah ini merupakan kekurangan, maka orang yang berjuz 26
bisa jadi suka sekali dipuji bahkan bila menjadi parah ia bisa menjadi orang
yang gila pujian., Muhammad adalah sosok manusia pilihan, akhlak dan tingkah
lakunya membuat Sang Pencipta mengakui dan melegitimasi umat Islam untuk
meneladani dan senantiasa menjadikan acuan serta pegangan hidup di dunia.
Beliau
dengan sukses dan cemerlang dapat memerankan pemimpin Negara sekaligus pemuka
agama dengan baik. Dalam ruang lingkup yang lebih kecil, beliau adalah seorang
kepala keluarga yang ideal. Artinya, orang yang membawa karakter juz 26
dibekali kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin, baik dalam lingkup kecil
maupun komunitas besar.
Salah
satu julukan dari nabi Muhammad adalah Mudatsir (berselimut). Ada kalanya
seorang juz 26 menjadi sosok yang pendiam dan tertutup dengan apapun yang ada
pada airinya. Sehingga kesan misterius lekat pada dirinya. Dipadu dengan daya
kreatifitasnya yang tinggi, kepemimpinannya bisa membuahkan hasil yang maksimal
berupa rencana-rencana yang ditindaklanjuti dengan langkah nyata.
Hal
ini didapatkan dari jumlah ayat surah Muhammad yang berjumlah 38. Surah ke 38
yaitu Shaad (dalam struktur ‘Ain berarti langkah awal atau rencana). Sudah
selayaknya sebagai seorang pemimpin untuk berada di garis depan dalam memulai
berbuat sesuatu. Memulai dalam arti memberikan contoh suri tauladan yang baik
kepada yang dipimpinnya dan membuka diri terhadap segala sesuatu yang baru dan
positif.
Dalam
diri seorang yang berjuz 26 terdapat dorongan untuk selalu berbuat yang baru
yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh orang lain. Bisa dikatakan ia orang
yang aktif., mengingat surah keempat adalah Al Fath (48) dari ayat 1 sampai 29.
Negatifnya, jika surah ini tidak dominan dalam dirinya maka ia akan menjadi
seorang yang pasif dan cenderung menunggu peluang terbuka bagi dirinya.
Wajar,
karena ayat Al Fath berjumlah 29, yaitu surah Al Ankabuut yang berarti
laba-laba. Selain itu, setiap pendapatnya harus bisa diterima oleh siapapun.
Hal inilah kesan tidak mudah mengalah sering ia tunjukkan. Surah berikutnya Al
Hujuraat (49), dari ayat 1 sampai 18. Al Hujuraat artinya kamar-kamar. Orang
yang membawa karakter juz 26 paling tidak bisa mencampuradukkan permasalahan.
Segala sesuatu harus fokus dan menempati tempatnya masing-masing. ia memang
konsisten dalam menerapkan prinsip tersebut, sehingga terkesan agak keras
kepala. Tidak heran, karena ayat Al Hujuraat berjumlah 18, yaitu Al Kahfi.
Talenta
atau modal dasar untuk menjadi seorang pemimpin dari surah Muhammad semakin
dipertajam dengan adanya surah Qaaf (50), dari ayat 1 sampai 45, karena dalam
struktur ‘Ain, huruf Qaaf juga bermakna pemimpin atau kepala. Tetapi, Qaaf juga
bisa berarti pemikiran ulang. Seperti sudah dijelaskan diatas, bahwa orang yang
berjuz 26 selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan.
Jumlah
ayat Qaaf yaitu 45 ayat. Surah ke 45 adalah Al Jatsiyah, artinya yang bertekuk
lutut atau tunduk. Tidak semua orang mendapatkan kesempatan menjadi seorang
pemimpin. Nah, jika orang yang berjuz 26 menempati posisi sebagai bawahan, maka
dapat dipastikan ia akan menjadi bawahan yang taat dan patuh pada peraturan
atau atasan.
Negatifnya,
jika ia tidak bisa mengontrol maka ia akan menuruti apa saja kata atasannya
sekalipun salah atau melanggar aturan dan norma yang berlaku. Surah yang
terakhir, Ad Dzariyaat ( 51), dari ayat 1 sampai 30. Surah ke 30 Ar Ruum. Ad
Dzariyaat artinya angin yang menerbangkan (topan). Bak angin topan yang
menerjang apapun yang di hadapannya, orang yang berjuz 26 mempunyai keberanian
dalam hal berucap dan bertindak.
Memang
terkadang cara bicaranya ceplas-ceplos tanpa rem. ia tipe orang yang tidak bisa
memendam perasaannya. ia akan angkat bicara dan meluapkan isi hatinya tanpa
memperdulikan siapa yang ia ajak bicara. Dalam hal bertindak pun begitu, ia
tidak peduli dan cuek terhadap apapun kata orang tentang apa yang telah dan
akan dilakukannya. Hal ini bisa menjadi kelebihan dan kekurangan.
BERDASARKAN
TANDA ‘AIN
Ain
1
Angkanya
adalah 1 (otak), 10 (perut, pencernaan), 1. Kombinasi ketiga angka tersebut
merupakan indikasi bahwa orang yang membawa karakter juz 26 memiliki kemampuan
untuk berpikir rumit atau sesuatu yang bersifat exact. Hal ini dikuatkan dengan
keberadaan ain 37 (analisis lanjutan) pada ‘ain 1.
`Ain
1 bertalian dengan ain 19. Artinya, dengan kemampuannya tersebut, sudah
selayaknya ia dapat memecahkan masalahnya dengan baik.
Ain
2
Angkanya
adalah 2 (mata), 10 (perut), 2 (analisis, pengamatan). Ketiga angka tersebut
merupakan gabungan angka yang menarik dan jarang terjadi pada juz yang lain.
Hal ini membuktikan bahwa orang yang berjuz 26 mampu mengana-lisis
permasalahannya dengan baik. Atau setidaknya merupakan gambaran bahwa ia selalu
memakai pendekatan logika dalam memahami sesuatu.
Biasanya
dalam menganalisis sesuatu, ia selalu merujuk pada pemikiran yang sudah ada dan
mengacu pada aturan yang berlaku sehingga tidak liar, karena ‘ain 2 masih
berhubungan dengan ‘ain 20 yang berarti aturan main. Dari meleburnya ‘ain 38
dengan ‘ain 2 bisa disimpulkan bahwa dengan cara tersebut, ia dapat mencapai
tingkat pemahaman tertentu (sadar).
Ain
3
Angkanya
adalah 3 (THT), 6 (sendi, syaraf, hukum), 3. Jika ‘ain ini dominan, maka orang
yang berjuz 26 lebih bisa mengontrol pembicaraanya. Bergabungnya ‘ain 21 pada
‘ain 3 membuat ia lebih berhati-hati dan lebih banyak berpikir dengan siapa dan
dalam kondisi bagaimana ia angkat bicara.
Jika
pembicaraan tersebut menarik buat dirinya, maka yang terjadi sebaliknya, ia
lebih cenderung banyak bicara dan sulit bagi dirinya untuk menghentikannya. ia
akan menceritakan semua yang dia ketahui dengan hal itu.
Ain
4
Angkanya
adalah 4 (tulang), 19 (pemecahan masalah), 4 (rangka). Dari tiga angka tersebut
tergambar bagaimana orang yang berjuz 26 menghadapi sebuah masalah.
Begitu
masalah timbul, maka secara naluriah tergambar langkah demi langkah bagaimana
seharusnya ia pertama mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Ia
juga mengacu pada target tertentu, karena ain 4 masih berhubungan dengan `ain
22 (target). Dengan kata lain, ia tidak merasa nyaman dan tenang dalam
mengerjakan sesuatu sebelum mencapai tergetnya
`Ain
5
Angkanya
adalah 5 (tangan), 11 (tali rasa), 1 (otak). Dalam mengerjakan sesuatu, ia
dipengaruhi oleh suasana hatinya. Bila pekerjaan itu sesuai dengan hatinya, ia
akan mengerahkan segala kemampuan yang dimiliknya. Sebaliknya, bila tidak
sesuai ia akan bekerja asal-asalan atau bahkan tidak mengerjakannya sama
sekali.
BERDASARKAN
HALAMAN
Taktis
Taktis,
dapat dipahami dengan menjumlahkan ayat yang terdapat dari halaman 1 sampai 6
juz 26 yaitu total berjumlah 60. Surah ke 60 adalah Al Mumtahanah yang berarti
wanita yang diuji. Sederhananya, ia tipe orang yang tidak mudah percaya dengan
kemampuan orang lain. Layaknya ingin mengangkat sebuah pegawai, ia akan
mengadakan serangkaian tes untuk melihat kebisaan orang lain. Negatifnya, ia
merasa bahwa ia yang paling bisa dan mengerti banyak hal.
Negatif/Positif
Negatif/positif,
didapat dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 7 sampai 13. Total
ayatnya 67 yang merujuk pada surah Al Mulk dalam urutan surah Al Quran. Al Mulk
artinya kerajaan. Kerajaan merupakan simbol formalitas dan birokrasi yang
patriartik. Orang yang berjuz 26 menyukai formalitas tanpa terkecuali dalam hal
berbusana.
Dalam
bergaul pun tak ketinggalan, ia menganut aturan tertentu yang terkadang agak
susah dimengerti oleh orang lain. Negatifnya, ia akan menerapkan aturan yang
sama dengan aturan dirinya, sehingga terkesan memaksakan.
JALAN
KELUAR
Jalan
keluar, dapat diketahui dari jumlah ayat yang terdapat pada halaman 14 dan 15
juz 26, yaitu 41 ayat. Kalau angka 41 kita subtitusikan dalam ururtan surah Al
Quran maka akan kita temukan surah Fushilat (yang dijelaskan). Seperti sudah
dijelaskan sebelumnya, bahwa orang yang berjuz 26 tidak mudah mempercayai
sesuatu.
Baginya,
sesuatu harus tampak sempurna dan jelas serta gamblang. Ketika berbicara
sesuatu, ia tidak bisa focus dan tertuju pada suatu bahasan karena menurutnya
sebuah masalah tidak bisa berdiri sendiri, artinya berkaitan antara satu dengan
yang lain.
Dasar
Pada
dasarnya orang yang membawa karakter juz 26 tipe pekerja keras, karena dasar
yaitu jumlah ayat yang terdapat pada halaman 16 berjumlah 27. Kalau kita
konversikan kedalam urutan surah Al Quran adalah An Nam! (semut).
Maknanya,
ia juga pandai bersosialisasi dan bergaul serta cepat akrab sekalipun sama
orang yang baru dikenalnya, karena ia memang tidak pernah pandang bulu dalam
hal berkoresponden. Selain itu, ia juga mudah panik jika dihadapkan pada masalah
yang tiba-tiba tanpa ia duga.
Kelemahan
Fisik
Kelemahan
fisik orang yang berjuz 26 terletak pada organ mata, syaraf dan jantung. Organ
lain yang juga rentan terkena gangguan kesehatan adalah THT dan tenggorokan.
Kekurangan
Memegang
prinsip kehati-hatian, kaku, mudah panik, tidak mudah percaya, merasa paling
tahu, tak mudah dikalahkan.
Kelebihan
Konsisten,
etos kerja tinggi, suka bergaul dan bersosialisasi, menyukai formalitas,
kreatif, cermat.
sumber
: Khalifah Edisi 30/Tahun II/2006
_____________________________________________________________________________________________________
Juz
25
Juz
25, dalam abjad hijaiyyah dilambangkan dengan huruf Nun. Menariknya, hampir
setiap ayat dalam Al Quran terdapat Nun mati, baik asli maupun nisbi. Yang
dimaksud asli jika benar-benar terdapat huruf Nun disukun. Sedangkan Nun mati
nisby adalah huruf-huruf hijaiyyah yang ditanwin sehingga ketika dibunyikan
atau dilafalkan terkandung huruf nun mati misalnya ban, bin, bun.
Wajarlah,
dalam ilmu tajwid, hukum bacaan yang menempati pembahasan yang pertama adalah
hukum nun mati dan tanwin karena banyaknya kasus bacaan tersebut pada ayat Al
Quran dan merupakan dasar atau titik tolak pengembangan hukum bacaan yang lain.
Maknanya, orang yang membawa karakter juz 25, dibekali kelebihan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara cepat. Ia dapat bergaul dengan
siapapun dan dimanapun tanpa melihat Ras dan status sosial.
Dengan
mudah, ia bisa menyembunyikan identitas bahkan mematikan rasa keakuan terhadap
dirinya bak bunglon, sehingga ia tidak mengalami hambatan yang berarti untuk
mulai berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan barunya. Selain itu,
dalam arti ‘ain, ‘ain ke-25 (nun) memiliki arti lingkungan. Negatifnya, bila
seorang juz 25 sudah “mematikan” diri dan lingkungannya, ia akan menjadi
seorang yang sangat pasif dan malas untuk melakukan sesuatu perubahan. Ia
merasa cukup dengan apa yang dimilikinya sekarang.
Selanjutnya,
kita membahas tentang surah-surah yang terdapat pada juz 25. Terdapat 5 surah
yang mengisi juz 25. Juz 25 diawali surah QS. Fusshilat (41): 47-54. Surah
Fusshilat merupakan bentuk mabni majhul (pasif) dari kata
Fasshala-yufasshilu-tafshiilan yang berbentuk mabni ma’lum (aktif), berarti
memerinci atau menjelaskan secara detail. Kemudian kata Fasshala (bentuk madhi
atau lampau) dirubah bentuk pasif menjadi fusshila. Karena menyesuaikan Naibul
Fa’il (pengganti subjek) yaitu kata ayaatuhu dalam QS. Fusshilat (41) : 3, maka
fusshila menjadi fusshilat karena kata ayaatuhu berbentuk jama’ muannast
(plural feminin).
Oleh
karena itu, surah Fusshila tidak bisa menerima kata sandang (huruf alif dan lam
atau Al) di depannya karena fusshilat adalah kata kerja dan bukan kata benda,
tidak seperti nama-nama surah Al Quran yang lain dimana selalu diawali dengan
huruf Al, seperti Al Kautsar, Al Kafiruun dan lain-lain.
Sesuai
dengan makna surah Fusshilat, orang yang membawa karakter juz 25 tidak
mudah menerima sesuatu atau pendapat dari orang lain. Pengaruh huruf
yang menjadi awal juz yaitu Alif (otak), membuat ia lebih
memakai pendekatan logika dalam memahami sesuatu. Namun yang harus disadari
olehnya, bahwa tidak semua bisa dipahami dengan memakai pendekatan akal.
Pengaruh
huruf ini juga yang membuat orang juz 25 terkadang muncul “keakuannya”
atau egois. Pendapat atau opininya harus bisa diterima oleh orang lain.
Masih
dari pengaruh surah fusshilat, orang yang berjuz 25 terkesan ngeyel.
Hal ini bisa dimaklumi, karena dalam menerima. informasi atau akan melakukan
sesuatu, semuanya harus jelas dan detail terlebih dahulu. Jangan heran, jika ia
bersikap proaktif atau sebaliknya tidak merespon karena menurutnya sesuatu yang
disampaikan tidak jelas. Total ayat Fusshilat yang ada di juz 25 yaitu 8 ayat.
Lalu angka 8 kita subtitusikan kedalam urutan surah Al Quran, maka kita akan
mendapatkan surah Al Anfal yang berarti rampasan perang.
Surah
inilah yang membuat orang yang berjuz 25 pantang menyerah dalam mempertahankan
penda-patnya. Boleh dibilang, rasa keingintahuan-nya besar, sehingga ia akan mengejar
siapapun dan dimanapun berada yang sekiranya dapat memberikan informasi
kepadanya secara detail. Sebenarnya, orang yang berjuz 25 tipe orang yang
kompromitif. Menurutnya segala sesuatu bisa dibicarakan dan diselesaikan dengan
jalan musyawarah. Dengan kata lain, ia piawai dalam hal bernegosiasi. Tak lain,
karena surah As Syuura (42) secara penuh berada pada juz 25.
Ayat
surah As Syuura berjumlah 53 ayat, dimulai dari ayat 1 sampai 53. Kemudian 53
kita konversikan ke urutan surah Al Quran, yaitu surah An Najm yang artinya
bintang. Kita tahu, Bintang adalah benda langit yang selalu identik dengan
“kecil”nya, karena ia terletak jauh nun disana, sekalipun aslinya sangat besar.
Dari hal itu, kadang kala orang menganggap remeh. Padahal disitulah ia berstrategi
untuk melihatkan bahwa ia memiliki kemampuan besar dalam dirinya.
Surah
berikutnya Az Zukhruf (43) yang berarti barang perhiasan (mewah). Surah ini
juga merupakan sebuah indikasi bahwa orang yang membawa karakter juz 25
menyukai segala sesuatu yang gemerlap atau mewah. Bahkan, untuk urusan yang
satu ini, ia bisa merelakan sesuatu yang bersifat primer untuk mendapatkan
sesuatu yang lain yang bersifat sekunder dan tersier. Ada semacam kekuatan atau
daya tarik dalam dirinya sehingga jika melihat sesuatu yang dianggapnya
berharga, ia terpikat untuk memilikinya. Jika sesuatu itu ada di tangan orang
lain, maka ia pun akan berusaha memiliki yang sama.
Di
sisi lain, barang perhiasan merupakan bentuk karya seni. Artinya darah seni
mengalir dalam dirinya. Ia menyukai semua yang indah dan mengandung unsur
estetika. Unsur seni yang ada dalam dirinya dapat ia wujudkan dan salurkan
dalam membuat berbagai karya seni. Dengan ungkapan lain, jika unsur seni
(pengaruh dari Az Zukhruf) dalam dirinya menonjol, apa yang ia ucapkan dan
perbuat tersirat banyak unsur seni yang tampak indah di mata orang lain.
Surah
Az Zukhruf juga merupakan surah penuh di juz 25, yaitu dari ayat 1 sampai 89,
jadi total 89 ayat. Surah ke 89 adalah Al Fajr yang berarti fajar. Sayangnya,
begitu orang yang berjuz 25 memiliki sesuatu yang berharga yang mungkin
didapatkannya dengan susah payah, ia begitu mudah bosan untuk berniat memiliki
sesuatu yang mungkin lebih bagus dan baru.
Setelah
surah Az Zukhruf, selanjutnya surah Ad Dukhan (44) yang berarti kabut. Kabut
mempunyai sifat mengaburkan atau menghalangi penglihatan terhadap suatu objek
tertentu. Hubungannya dengan karakter juz 25, ia kerap mengalami semacam
kegamangan dalam dirinya, ibarat perahu yang terombang-ambingkan oleh ombak
sehingga berjalan tak tentu arah.
Dalam
kondisi ini, secara psikologis, ia rentan terkena depresi kejiwaan. Oleh karena
itu, ia harus mempunyai pegangan yang salah satunya bisa berupa target
tertentu. Setidaknya, ia harus mempunyai perencanaan ke depan apa yang
seharusnya ia lakukan. Jika surah Ad Dukhan menonjol pada dirinya, ia bisa
menjadi seorang yang penurut dan mengikuti apapun kata orang yang dianggapnya
lebih tinggi kapasitasnya dari dirinya.
Hal
itu bukan tanpa alasan, karena di juz 25 terdapat surah Al Jatsiyah (45), yang
artinya orang yang bertekuk lutut. Al Jatsiyah juga merupakan surah penuh dan
tidak terpisah oleh juz setelahnya. Jumlah ayat Al Jatsiyah yaitu 89, dari ayat
1 sampai 37. Surah ke 37 adalah As Shaaffat yang berarti malaikat yang
bershaf-shaf. Ia tipe orang yang taat pada aturan seperti halnya malaikat yang
selalu patuh kepada Allah swt terhadap titah apapun yang diembankan kepada
mereka.
Unsur
As Shaffat dalam diri seorang yang berjuz 25 juga mempengaruhinya dalam
berpikir dan berbuat. Dalam berpikir, ia bisa sistematis dan runtut, begitu
pula dalam melakukan sesuatu serba teratur. la memang berbakat untuk menangani
sesuatu yang berhubungan dengan administrasi.
Berdasarkan
Tanda ‘Ain
‘Ain
1
Angkanya
adalah 1 (otak), 10 (pencernaan), 6 (sendi, hukum). Dari kombinasi ketiga angka
tersebut, orang yang membawa karakter juz 25 mempunyai daya nalar dan cerna
yang baik. Ia mempunyai cara berpikir sendiri yang tak jarang berbeda dengan
orang lain. Ia juga selalu memikirkan dengan baik apa yang akan dilakukannya,
namun terkadang terlalu banyak berpikir sehingga lambat dalam memutuskan
sesuatu. Hal ini bisa dimaklumi, karena ‘Ain 1 masih bertalian dengan ‘Ain 21
yang berarti pemikiran ulang.
‘Ain
2
Angkanya
adalah 2 (mata, pengamatan), 9 (hati), 1 (otak). Perpaduan ketiga angka
tersebut membuat orang yang berjuz 25 mempunyai daya analisis yang tajam. Dari
hubungan ‘Ain 2 dengan ‘Ain 22 terkadang membuat ia malas berpikir tentang
sesuatu jika menurutnya tidak menarik atau bisa memberikan benefit (masukan)
positif untuknya.
‘Ain
3
Angkanya
adalah 3 (THT), 10 (perut), 2 (mata). Meleburnya ‘Ain 3 dan 2 merupakan sesuatu
yang jarang terjadi pada juz yang lain. Orang yang berjuz 25 dapat menyampaikan
dengan baik apa yang ada dipikirannya. Yang banyak terjadi justru sebaliknya.
Ia
juga mempunyai sisi humanisme atau kemanusian yang tinggi. Artinya kepedulian
terhadap lingkungannya menonjol pada dirinya. Dorongan untuk merubah sesuatu
yang menurutnya tidak selayaknya terjadi pada lingkungannya begitu kuat. Jika
‘Ain ini tidak dominan, maka yang terjadi adalah sebaliknya, ia akan bicara
seenak perutnya dan tidak peduli apakah menyinggung perasaan orang yang diajak
bicara.
‘Ain
4
Angkanya
adalah 4 (tulang, rangka), 10 (perut, pencernaan), 3 (THT). Dari perkawinan
ketiga angka tersebut semakin jelas bahwa orang yang berjuz 25 dapat
mengungkapkan sesuatu secara sistematis. Ia juga terbiasa melakukan sesuatu
dengan menggunakan sebuah perencanaan.
Dalam
mengungkapkan sesuatu pun, ia tidak pernah terlepas dari kaitan dengan
permasalahan yang lain. Artinya, sulit baginya untuk membicarakan sesuatu tanpa
terkait dengan masalah yang lain. Bisa dikatakan pembicaraannya akan melebar,
karena ‘Ain 4 berhubungan dengan ‘Ain 24.
‘Ain
5
Angkanya
adalah 5 (tangan), 14 (rencana, langkah awal), 4 (tulang). Dari unifikasi tiga
angka tersebut semakin jelas bahwa orang yang berjuz 25 tidak bisa melakukan
sesuatu secara serampangan.
Secara
naluriah, ia juga “tersentuh” untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk
lingkungannya. Namun, jika ‘Ain ini tidak dominan, ia akan berbalik menjadi
orang yang pasif. Bisa dikatakan, ia cuek atau tidak peduli dengan
lingkungannya dan cenderung bersikap individualis. Hal ini bisa ditengarahi
sebab ‘Ain 25 yang berarti lingkungan bertemu dengan ‘Ain 5 dalam putaran ‘Ain.
Berdasarkan
Halaman Taktis
Taktis,
dapat dipahami dengan menjumlahkan ayat yang terdapat dari halaman 1 sampai 6
yaitu berjumlah 64 ayat. Selanjutnya angka 64 dikonversi kedalam urutan surah
Al Quran. Surah ke 64 At Taghabun yang berarti hari ditampakkan
kesalahan-kesalahan. Orang yang membawa karakter juz 25 pandai berkelit jika
membuat kesalahan dan cenderung menghindar untuk menutupi kesalahan yang telah
ia perbuat. Nah, cara menghadapinya, kita harus membawa bukti kalau ia telah
membuat kesalahan agar ia tidak berkutik.
Negatif/positif
Negatif/positif,
bisa ditengarahi dari menjumlahkan ayat yang terdapat dari halaman 7 sampai 13
yaitu berjumlah 29 yang merujuk surah Al-Ankabut yang berarti laba-laba.
Maknanya, orang yang berjuz 25 mempunyai keahlian dalam hal bernegosiasi.
Wajar, jika akhirnya ia mempunyai banyak relasi atau jaringan.
Negatifnya,
dalam hal merawat jaringan, ia tidak sepandai ketika menjalin atau membuatnya.
Ia malas dan cenderung menunggu kesempatan baik yang suatu saat bisa datang
menghampirinya dan meninggalkannya.
Jalan
Keluar
Jalan
Keluar, bisa diketahui dengan menjumlahkan ayat yang terdapat dari halaman 14
sampai 15 yang berjumlah 28. Surah ke 28 Al Qashsas yang berarti cerita-cerita.
Seperti telah dijelaskan di atas, orang yang berjuz 25 pandai berkelit ketika
ia membuat kesalahan. Begitu pula jika sebuah pekerjaan tidak menarik minatnya
atau tidak jelas baginya maka ia akan lebih banyak bicara dari pada bekerja.
Dasar
Dasar,
merupakan jumlah ayat yang terdapat pada halaman 16 yaitu 14 ayat. Surah ke 14
Ibrahim. Dalam metode struktur Al Quran, Ibrahim disimbolkan sebagai gunung
berapi. Maknanya, orang yang berjuz 25 emosional dan mudah terpancing suasana.
Ketika emosinya sudah terpancing, maka bicaranya akan meledak-ledak tak ubahnya
gunung berapi yang meletus.
Selain
itu, Ibrahim juga simbol dari keteguhan memegang pendapat dan sikap. Selam
pendapat yang ia pegang benar tidak masalah. Namun, jika tidak benar, maka akan
menjadi boomerang baginya.
Kelemahan
Fisik
Kelemahan
fisik orang yang membawa karakter juz 25 terletak pada organ mata, tangan dan
paru-paru atau system respirasi (pernafasan). Selain itu, organ lain yang
rentan terkena gangguan kesehatan adalah tulang atau rangka.
Osteoporosis
merupakan penyakit yang harus ia waspadai. THT juga organ yang rentan terkena
gangguan penyakit sehingga sakit gigi, gangguan pendengaran, sakit tenggorokan,
panas dalam seperti teman yang setiap saat bisa datang menghampirinya.
Kekurangan
Egois,
Pandai berkelit dari kesalahan, individualis, emosional dan mudah terpancing
suasana, menyukai sesuatu yang glamour atau wah,
Kelebihan
Tidak
mudah percaya omongan orang, Kepedulian sosial tinggi dan selalu ingin berbuat
yang positif untuk lingkungannya, analisis lumayan tajam, dialogis dan
komunikatif, penurut dan tact aturan.
_____________________________________________________________________________________________________
Juz
24
Selain
penguasaan pada variabel Al-Qur’an, khususnya yang terdapat pada format 18
baris, dalam mengurai karakter manusia dengan menggunakan metode struktur
Al-Qur’an diperlukan data yang bersifat empiris.
Data
empiris bisa diperoleh dengan banyak mengamati dan berinteraksi secara langsung
dengan orang-orang yang mempunyai juz berbeda-beda.
Boleh
dikatakan, menjalin silaturahmi antar juz memegang peranan yang tidak kalah
penting dalam mengupas karakter secara akurat.
Sebagaimana
biasa, variabel pertama yang kita jadikan acuan untuk mengulas karakter manusia
adalah Surah. Surah yang ke 24 adalah An-Nuur yang berarti cahaya.
Cahaya
mempunyai sifat menerangi ruang yang berada disekelilingnya, namun ada
sekat-sekat tertentu dimana ia tidak bisa menembusnya. Orang yang membawa
karakter juz 24 selalu cenderung untuk peduli pada lingkungannya.
Jika
ia mengalami peristiwa yang baik dalam kehidupannya, maka ia akan berusaha
mengajak dan mempengaruhi orang lain untuk meniti jejaknya.
Begitu
pula sebaliknya jika mengalami sesuatu yang buruk, maka ia akan berusaha
menjauhkan orang-orang yang disekelilingnya untuk tidak melakukan apa yang
telah dilakukannya.
Bisa
menerangi lingkungan sekitarnya, belum tentu untuk dirinya sendiri. Jika
mempunyai masalah pribadi, justru ia merasa kalut dan bingung. Dengan kata lain
ia akan kesulitan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
Surah
An-Nuur memiliki jumlah ayat 64. Sedangkan surah ke-64 adalah At Taghabuun,
Yang dinampakkan kesalahan. Orang juz 24 jeli melihat kesalahan orang lain.
Negatifnya,
ia juga paling bisa untuk melihat kejelekan seseorang. Dalam bahasa populernya,
ia suka “ngecengin” orang.
Surah
pertama yang terdapat pada juz 24 adalah Az Zumar[39], yang berarti
rombongan-rombongan. Jelas, orang yang membawa karakter juz 24 menyukai
sosialisasi dengan lingkungannya, dengan kata lain ia sosok yang supel dan familiar.
Entah
mengapa, setiap orang yang berada didekatnya serasa telah mengenalnya lama,
padahal baru kenal. Begitu pula kepedulian sosialnya juga tinggi.
Az
Zumar pada juz 24, dimulai dari ayat 32 sampai 75, jadi total 44 ayat yang
merujuk pada surah Ad-Dukhaan [QS.44] dalam urutan surah Al-Qur’an. Ad Dukhan
berarti asap. Artinya orang yang berjuz 24 pandai menutupi apa yang menjadi
keinginannya. Ia memang susah ditebak.
Banyak
hal yang bisa dijadikan rujukan untuk menjelaskan karakter juz 24 berkenaan dengan
kabut / asap. Diantaranya adalah, kewaspadaan. Seorang juz 24 senantisa waspada
dalam melihat kondisi dia berada.
Ia
termasuk orang yang antisipasif. Setiap gerak seseorang tidak akan luput dari
pengamatannya. Jadi terkesan ia mudah curiga dengan seseorang. Orang juz 24
juga termasuk lihai dalam menyembunyikan kesalahan atau kekurangan yang ada
pada dirinya.
Surah
berikutnya, Al Mukmin [QS.40], yang berarti orang yang beriman. Pada edisi yang
lalu telah kita bahas tentang satu kata yang bentuk mufrad (tunggal) dan
jamaknya menjadi nama surah Al-Qur’an, yaitu Al-Mukminun [QS.23] dan Al-Mukmin
[QS.40].
Orang
yang berjuz 24 mudah percaya terhadap orang lain. Selain itu, ia juga menyukai
sesuatu yang berbau spiritual. Secara spiritual, ia juga mempunyai kepekaan
yang lumayan tinggi. Ia model orang yang tidak hanya pandai berbicara, tapi
pandai pula bekerja.
Ayat
Al-Mukmin yang berada pada juz 24 dimulai dari ayat 1 sampai 85, sehingga total
85 ayat. Kemudian angka 85 disubtitusikan menjadi urutan surah Al-Qur’an yang
jatuh pada surah Al-Buruuj [QS.85] yang bermakna gugusan bintang. Orang yang
berjuz 24 suka berangan-angan. Selain itu, bicaranya juga tinggi.
Surah
yang terakhir adalah Fusshilat [QS.41], yang berarti dijelaskan atau diperinci.
Orang yang membawa karakter juz 24 dalam menerima atau belajar sesuatu harus
jelas dan rinci.
Terkadang
ia lambat dalam memahami sesuatu bila tidak dijelaskan secara terperinci dan
mendetail. Namun bila sudah ia pahami, ia akan susah melupakan hal itu.
Dimulai
dari ayat 1 sampai 46, jadi total 46 ayat. Surah ke 46 yaitu Al Ahqaaf, yang
artinya bukit-bukit pasir. Biasanya bukit pasir mudah berpindah dari suatu
tempat ke tempat yang lain mengikuti angin yang menerpanya.
Tidak
jauh beda dengan orang yang membawa karakter juz 24, ia mudah terbawa dan
terpengaruh suasana dan memang secara psikologis, ia labil.
Disisi
lain, meski sepertinya ia mudah mengikuti “arus” layaknya tidak punya
pendirian, namun itulah strategi dia untuk melihat dan belajar. Begitulah cara
dia berkamuflase.
Berdasarkan
Tanda ‘Ain
‘Ain
1
Angkanya
adalah 1 (otak), 10 (perut, pencernaan), 4 (tulang, rangka). Dari kombinasi
ketiga angka tersebut dapat dipahami bahwa orang yang membawa karakter juz 24
selalu berpikir runtut atau sistematis.
Selain
itu, ia adalah tipe orang yang normatif dalam berpikir. Artinya ia setuju
dengan hasil-hasil pemikiran yang sudah mapan, karena ‘ain 1 masih berkaitan
dengan ‘ain 20 yang berarti aturan main. Namun sayangnya, ia tipe orang yang
mengikuti mod termasuk dalam masalah berpikir.
Namun,
karena pengaruh ‘ain 20 ini membuatnya setiap aturan yang dimilikinya harus
juga diikuti oleh orang lain.
‘Ain
2
Angkanya
adalah 2 (mata, pandangan), 11 (tali rasa, perasaan), 5 (tangan, penanganan).
Kolaborasi angka-angka tersebut membuat orang yang berjuz 24 mudah tersentuh
dengan apa yang dilihatnya dan selalu ingin berbuat sesuatu untuk menyikapinya.
Ia
juga tipe orang yang kurang tegas dalam melihat sebuah permasalahan. Ia
cenderung melihat bahkan terfokus pada kaitan permasalahan yang sedang
dihadapinya dengan masalah yang lain dan lupa dengan masalah inti. Hal ini bisa
dimaklumi, karena ‘ain 2 berhubungan dengan ‘ain 21 yang berarti pemikiran
ulang.
Kaitan
‘ain 39 dengan ‘ain 2 mempengaruhi cara pandangnya dalam memandang sebuah
persoalan. Baginya, persoalan yang sedang terjadi, tak lepas dari kaitan dan
sebab akibat dari persoalan yang lain.
‘Ain
3
Angkanya
adalah 3 (THT), 11 (tali rasa, perasaan), 6 (syaraf, hukum). Perpaduan tiga
angka tersebut merupakan isyarat bahwa orang yang berjuz 24 tak hanya mudah
tersentuh dengan apa yang dilihatnya, apa yang didengarnya pun bisa membuat
perasaannya tersentuh. Dengan kata lain, ia tipe orang yang mudah berempati
terhadap orang lain.
Dalam
berbicara, ia selalu melihat situasi dan kondisi, tidak asal bicara. Dalam hal
ini, perasaanya yang bermain. Dengan bergabungnya ‘ain 22 dengan ‘ain 3,
pembicaraanya pun terarah dan mengacu pada tujuan tertentu dan tidak ngalor
ngidul.
Sisi
lainya, ia termasuk orang yang berbicara sekehendak hatinya. Terkadang gaya
bicaranya yang ceplas-ceplos bisa menyinggung perasaan orang lain bila tidak
mengenal dia dengan baik.
‘Ain
4
Angkanya
adalah 4 (tulang, rangka), 7 (paru), 7 (sistem respirasi). Bertaliannya ‘ain 4
dengan ‘ain 7 dua kali membuktikan bahwa orang yang berjuz 24 dalam menyusun
kerangka berfikir ia sangat membutuhkan masukan dari beberapa pihak.
Secara
psikologis, ia tipe orang yang tidak bertele-tele dan tidak pula banyak
mempunyai rencana. Untuknya, apa yang ada dihadapannya, itulah yang
dilakukannya.
Dari
sini, kelihatan kalau ia bukan seorang yang gemar berolah pikir. ‘Ain 4 masih
berkaitan erat dengan ‘ain 23. Artinya Ia juga orang yang selalu ingin
diperhatikan.
‘Ain
5
Angkanya
adalah 5 (tangan), 5 (penanganan), 8 (darah, jantung). Terulangnya ‘ain 5 dua
kali merupakan penegasan bahwa orang yang berjuz 24 tidak banyak bicara. Ia
lakukan segera apa yang ada di depan mata.
‘Ain
5 masih berhubungan dengan ‘ain 24. Dalam melakukan sesuatu, ia pandai mencari
kaitan dengan permasalahan yang lain sehingga semakin lengkap. Namun, tak
jarang justru membuatnya repot sendiri.
Berdasarkan
Halaman
Taktis
Taktis,
dapat dipahami dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai 6
pada juz 24 yaitu berjumlah 65 ayat.
Kalau
kita konversikan kedalam urutan surah Al-Qur’an maka kita akan mendapatkan
surah At-Thalaaq [QS.65] yang artinya talak. Surah ini merupakan isyarat
bagaimana menghadapi orang yang membawa karakter juz 24.
Sesuai
dengan artinya, menghadapinya harus tegas namun bertahap sebagaimana talak yang
tegas dan tidak boleh main-main dan terbagi menjadi beberapa tahapan, raj’i 1,
raj’l 2, dan talak bain kubra (talak 3), mengingat karakternya yang labil dan
mudah berubah, maka harus dipakai pendekatan yang sedikit agak frontal.
Pengaruh
surah ini membuatnya menjadi seorang yang tegas dan tidak bermain-main dalam
mengambil sikap atau keputusan. Apalagi keputusan tersebut sudah jatuh pada
“talak tiga”.
Jumlah
ayat dari surah Ath ThalaAq adalah 12 ayat. ‘Ain ke-12 ini memilki arti ambisi,
motifasi dan nafsu. Hal inilah yang membuatnya menjadi seorang yang
temperamental.
Negatif/Positif
Negatif/Positif,
didapat dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman berikutnya yaitu 7
sampai 13 yang berjumlah 79. Surah yang ke 79 adalah An Naazi’aat, artinya
malaikat pencabut. Orang yang membawa karakter juz 24 ketika tidak menyukai
sesuatu maka ia akan selamanya tidak menyukainya.
Baginya,
pantang untuk mencabut apa yang sudah menjadi keputusannya. “Sekali pedang
terhunus pantang untuk disarungkan” itulah ungkapan yang tepat baginya.
Jalan
Keluar
Jalan
keluar, dapat diketahui dengan menghitung ayat yang terdapat pada halaman 14
dan 15, yaitu total 22 ayat. Al Hajj merupakan surah yang ke 22 yang artinya
haji.
Dalam
metode struktur Al-Qur’an, Al Hajj dimaknai sebagai titik puncak, tujuan, dan
target. Hal ini berdasarkan posisi haji yang menempati urutan terakhir
(klimaks, puncak) rukun islam.
Bisa
jadi, ini merupakan sebuah petunjuk bagi orang yang berjuz 24 dalam
menyelesaikan masalahnya. Artinya ia harus mempunyai dan membuat target
tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya. Baginya segala sesuatu
harus sempurna
Al
Hajj berjumlah ayat 78. Surah ke-78 adalah An Nabaa, artinya berita besar. Ia
juga memiliki kemampuan untuk membuat berita yang sederhana menjadi sesuatu
yang luar biasa. Sebaliknya, ia juga mudah terpengaruh oleh berita besar yang
tidak jelas asal-usulnya.
Dasar.
Dasar,
merupakan jumlah ayat pada halaman terakhir juz 24, yaitu berjumlah 9 ayat.
Surah ke 9 adalah At Taubah (pengampunan).
Pada
dasarnya, orang yang berjuz 24 tipe orang yang lapang dada. Sekalipun orang
telah berbuat tidak baik padanya, ia tetap bisa memakluminya dan memaafkannya.
Namun,
jangan sekali-kali membuat kesalahan padanya. Bila itu terjadi, jangankan untuk
menyapa, melihat pun ia enggan.
Kelemahan
Fisik
Kelemahan
fisik orang yang membawa karakter juz 24 terletak pada organ mata dan tulang
atau rangka. Bagian tubuh lain yang rentan terkena gangguan kesehatan adalah
persendian (syaraf) dan tangan.
Ia
tipe orang yang tidak bisa bekerja kasar atau terlalu berat. Ia mudah terserang
pegalpegal atau capek, terutama pada bagian lengan sebelah kiri dan pada bagian
tungkai atau kaki.
Kelemahan
Temperamental,
suka membentuk seseorang sesuai dengan kehendaknya, Terlalu peduli pada orang
lain dan kurang memikirkan dirinya sendiri, tidak menerima dan melakukan
sesuatu sebelum jelas sehingga terkesan rewel, suka mencela kekurangan
seseorang.
Kelebihan
Tegas,
pantang menarik omongan, familiar dan supel serta pandai pergaul, empati dan
kepedulian sosial tinggi, pandai menutupi kelemahan.
___________________________________________________________________________________________
Juz
23
Lam
adalah huruf ke-23. Dalam struktur ‘ain, ‘ain ke-23 dimaknai sebagai manusia
(bayi). Indikasi awal dari karakter orang yang berjuz 23, ia tidak bisa
melepaskan diri dan bergantung kepada orang lain. Biasanya ia sangat manja dan
selalu ingin dilayani.
Seorang
juz 23 mudah tertarik dengan seseorang berdasarkan fisik. Namun, dalam memilih
pasangan orang juz 23 termasuk selektif, apalagi bila melangkah pada tahap
berumah tangga. Bagi kaum Adam, ada semacam kecenderungan tertentu dalam
memilih pasangan hidup. Seorang juz 23 menyukai pasangan yang lebih tua atau
lebih dewasa tepatnya. Bukan berarti ia termasuk odipus komplek (Oedipus
complex).
Kencenderugan
itu disebabkan karena ‘ain ke-23 juga berarti bayi. Dimana seorang bayi selalu
memerlukan ibu. Oleh karena itu dalam memilih pasangan ia ingin istrinya juga
bisa menjadi seorang ibu baginya.
Parahnya,
bila figur seorang ibu tidak ia dapatkan pada istrinya, ada kemungkinan untuk
mencari istri lagi yang bisa menjadi seorang ibu. Namun, jika figur ibu ada
pada istrinya, ia menjadi seorang yang sangat setia dan menyayangi dengan
sepenuh hati.
Setelah
itu, surah yang ke 23 adalah Al Mukminun yang berarti orang-orang yang beriman.
Al Mukminun merupakan bentuk jamak dari kata Al Mukmin. Sebuah isyarat bahwa
orang yang membawa karakter juz 23 piawai dalam bersosialisasi.
Sebaliknya,
bila surah ini berbentuk kekurangan, biasanya ia mengalami kesulitan dalam
berinteraksi sosial dengan lingkungannya. Atau lebih banyak menyendiri sebagai
aktualisasi surah Al Mukminun yang tidak dominan pada dirinya.
Ada
sesuatu yang menarik di balik pencantuman kata Al mukminun dalam bentuk jamak
dan kata Al Mukmin dalam bentuk tunggal sebagai judul surah Al Quran.
Al
Mukmin diletakkan pada urutan surah ke 40. Sebuah fenomena yang mengundang
berbagai macam pertanyaan kritis? .
Salah
satu hikmah yang bisa dipetik dari peletakan Al Mukminun mendahului bentuk
mufrad (tunggal)nya adalah untuk menjadi seorang yang beriman (al Mukmin), ia
harus banyak belajar dan menimba ilmu.
Mencari
ilmu tidak harus dilakukan secara formal. Mengamati dan memikirkan lingkungan
sekitar merupakan salah satu bentuk menuntut ilmu secara non formal.
Selain
itu, biasanya manusia mencapai tahap dewasa dalam berpikir dan bertindak ketika
umurnya menginjak 40. Muhammad SAW diangkat jadi Nabi pun ketika berumur 40
tahun.
Nah,
untuk menjadi sosok pribadi mukmin yang sesungguhnya, seseorang haruslah
melalui tahapan-tahapan yang tidak mudah.
Diantaranya,
bisa dipahami dari surah Al Mukminun (23). Ia haruslah sudah mapan dalam
bersosialisasi dengan masyarakat dan telah berbuat sesuatu yang berguna untuk
mereka.
Unsur
surah Al Mukminun juga membuat orang yang berjuz 23 mudah percaya dengan
sesuatu yang bersifat metafisis (ghaib). Karena itu, ia tergolong orang yang
mempunyai naluri dan sugesti yang kuat dan tajam. Hasil analisisnya seringkali
menjadi kenyataan.
Terdapat
4 surah yang membangun juz 23. Pertama surah Yaasin (36), dimulai dari ayat 22
sampai 83. Seperti diuraikan pada edisi sebelumnya, surah Yaasin merupakan
surah tidak utuh atau pecah, artinya terbagi dalam dua juz dimana ayat 1 sampai
21 terdapat pada juz 22 dan ayat 22 sampai dengan 83 terletak pada juz 23.
Nama
surah Yaasin [QS.36] merupakan dua huruf yang menjadi awal surah. Menurut
metode stuktur Al Quran, huruf Yaa dimaknai sebagai dasar, inti dan Sin sebagai
motivasi, ambisi, alat vital.
Banyak
karakter yang bisa digali dari kedua huruf tersebut. Misalnya secara naluriah,
orang yang berjuz 23 cenderung mempunyai libido seks yang tinggi dengan
terakomodirnya unsur sin dalam surah tersebut.
Jika
libido seks yang tinggi ini tidak tersalurkan dengan baik, bisa dipastikan
organ pertama yang terkena gangguan kesehatan adalah kepala.
Jika
surah tersebut berbentuk kelemahan, ia harus berhati-hati dengan
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan seks. Penyakit impoten (laki-laki)
atau frigid (wanita) kerap menyapanya.
Dengan
cara hidup yang sehat dan berimbang antara fisik dan mental serta membaca juz
secara rutin, insyaAllah hal tersebut bisa diatasi.
Total
ayat dari surah Yaasin yang terdapat di juz 23 berjumlah 62 ayat. Kalau kita
kembalikan ke dalam urutan surah Al Quran, kita akan mendapatkan surah nomor 62
adalah Al Jumuah.
Maknanya,
orang yang berjuz 23 seringkali terjebak melakukan sesuatu yang sebenarnya
kurang penting dan kurang perlu untuk dirinya. Memang, ia mempunyai kelemahan
menentukan sesuatu yang baik atau berguna untuk dirinya.
Ingat,
Al Jumuah merupakan simbol dari formalitas dan pernak-pernik yang bersifat
sekunder. Parahnya, jika sifat ini bisa terbawa saat mengalami surplus
finansial, bisa saja ia membeli sesuatu yang tidak perlu dan berguna untuknya.
Surah
berikutnya adalah As Shaaffat (37) dari ayat 1 sampai 182. As Shaaffat berarti
yang bershaf-shaf. Begitu juga dengan orang yang berjuz 23, ia rapi dan teratur
dalam berpikir dan bertindak. Baginya, dalam berpikir harus runut dan runtut
serta sistematis dan dalam melakukan sesuatu tidak bisa serampangan.
Surah
As Shaaffat adalah surah penuh dan tidak terpecah dengan juz lain. Total
ayatnya 182. Kalau kita mengurangi angka 182 dengan jumlah surah Al Quran 114,
maka kita akan mendapatkan 182-114 = 68.
Surah
ke 68 adalah Al Qalam yang berarti pena. Maknanya sekalipun ia teratur dalam
berpikir dan bertindak, sayangnya, justru ia tergolong orang yang susah diatur.
Ia juga sosok yang dinamis yang bisa dengan cepat bergerak dari satu tempat ke
tempat lain dan menyukai tantangan.
Selanjutnya
adalah surah Shaad (38), ayat 1 sampai 88. Surah shaad merupakan salah satu
dari dua surah Al Quran yang berupa satu huruf hijaiyyah. Dalam metode struktur
Al Quran, Shaad merupakan simbol dari rencana atau langkah awal.
Ada
saja selalu direncanakan dalam pikirannya. Ia memiliki banyak ide dan gagasan.
Sayangnya, sebatas rencana tanpa pelaksanaan.
Shaad
juga surah penuh di juz 23. Jumlah ayatnya 88. Surah yang ke 88 adalah Al
Ghasyiah yang berarti hari pembalasan. Orang yang berjuz 23 cenderung idealis
dan tegas. Ia juga tipe pendendam. Positifnya, ia tidak perhitungan dalam
memberikan sesuatu.
Surah
terakhir adalah Az Zumar (39) dari ayat 1 sampai 31. Az Zumar adalah bentuk
jamak dari kata zumrah, artinya golongan. Orang yang membawa karakter juz 23
harus selalu dekat dengan komunitasnya. Pada saat-saat tertentu, ia bisa saja
merasa kesepian.
Dengan
selalu dekat kepada lingkungannya, kemungkinan untuk bisa menyikapi semua
permasalahannya dengan bijak semakin terbuka lebar karena jumlah ayar A Zumar
yang terdapat di juz 23 berjumlah 31 ayat. Sedangkan surah ke 31 adalah Lukman
yang merupakan simbol dari kebijaksanaan.
Berdasarkan
Tanda ‘ain
‘Ain
1
Angkanya
adalah 1 (otak, kepala), 20 (aturan main), 2 (mata. Pandangan). Dari kombinasi
ketiga angka tersebut bisa dipahami bahwa orang yang membawa karakter juz 23
mengikuti aturan main dalam berpikir dan menganalisis sesuatu.
Analisanya
juga mengacu pada pertimbangan-pertimbangan tertentu yang menurutnya sesuai.
Karena ‘ain 1 masih bertalian dengan ‘ain 18 yang berarti pertimbangan.
Bertemunya
‘ain 1 dengan ‘ain 35, menjadikan terkadang hasil analisisnya tidak selalu
tepat atau sesuai dengan lingkungan. Artinya ia harus lebih mengkaji secara
mendalam tentang konteks sebelum melakukan analisa, sehingga hasil analisisnya
sangat tajam.
‘Ain
2
Angkanya
adalah 2 (mata, analisis), 18 (pengkajian), 3 (THT). Sebuah kolaborasi yang
cantik antara ‘ain 2 dan 3 yang diselipi ain 18 yang sangat jarang sekali
terjadi.
Artinya
orang yang berjuz 23 mempunyai kemampuan untuk bisa menyampaikan apa yang ada
dipikirannya dan hasil pengkajiannya dengan baik. Dengan kata lain ia seorang
retoris yang baik. Antara pikiran dan apa yang diucapkan nyambung.
Dari
kemampuannya itu ditambah pengkajian tentang sebab akibat yang merupakan benang
merah dari semua permasalahan, tak jarang masalah-masalahnya bisa ia selesaikan
dengan baik. Wajar, ‘ain 2 berkorelasi dengan ‘ain 19 dan ‘ain 36.
‘Ain
3
Angkanya
adalah 3 (THT), 17 (estimasi), 4 (rangka). Seperti sudah dijelaskan di awal,
orang yang berjuz 23 mempunyai kelebihan pada cara berbicara yang sistematis.
Mengacu pada hasil pemikiran yang sudah ada (‘ain 20), kemudian ia dapat
mengembangkannya sendiri (‘ain 37).
‘Ain
4
Angkanya
adalah 4 (rangka), 16 (intisari, dasar), 5 (tangan, penanganan). Dibalik semua
kelebihannya itu, orang yang berjuz 23 biasanya mengalami masalah pada tingkat
aplikasi atau pelaksanaan dari semua ide dan gagasannya. Ini sangat dipengaruhi
ketidakpercayaan dirinya terhadap hasil ide dan gagasannya sendiri sehingga
membuatnya ragu dan bimbang untuk melakukannya (ain 21).
Bahkan,
ia menyadari dirinya tidak akan sanggup mewujudkan idenya sendiri (‘ain 38).
Oleh sebab itu, sebelum menganalisis sesuatu, sebaiknya ia mengkaji secara
mendalam dan tidak membiarkan pikirannya mengembara kemana-mana.
‘Ain
5
Angkanya
adalah 5 (penanganan), 21 (pemikiran ulang), 1 (otak). Dari ketiga angka
ter-sebut, semakin jelas, dalam tataran aplikasi, orang yang berjuz 23 sering
dihinggapi rasa ragu dan bimbang. Namun, dalam mengerjakan sesuatu ia selalu
serius menghadapinya. Meski hal itu sangatlah sepele.
Namun
jika ia sedikit memaksa dirinya untuk memenuhi target yang telah ditetapkannya
(‘ain 22) dan menikmati pekerjaanya (‘ain 39), ia bisa menjalaninya dengan
baik.
Berdasarkan
Halaman
Taktis
Taktis,
dapat dipahami dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai 6
pada juz 23. Total berjumlah 42 ayat. Kalau kita konversikan ke dalam urutan
surah Al Quran, akan ditemukan surah As Syuura yang berarti musyawarah.
Yang
terpenting dalam menghadapai orang yang membawa karakter juz 23 adalah
komunikasi. Ia akan dengan mudah menerima segala sesuatu dengan mengajaknya
diskusi dan dialog.
Negatif/Positif
Negatif/positif
didapatkan dengan menjumlahkan halaman berikutnya yaitu 7 sampai 13. Jumlahnya
66 ayat yang merujuk pada surah At Tahrim yang berarti mengharamkan. Orang yang
berjuz 23 teguh memegang kata-katanya. Jika ia mengatakan tidak, maka apapun
yang terjadi tetap tidak.
Jalan
Keluar
Menjumlahkan
ayat yang terdapat pada halaman 14 sampai 15 adalah cara memahami jalan keluar
karakter juz 23. Jumlah ayat yang terdapat pada kedua halaman tersebut sebanyak
22 ayat. Sedangkan surah ke 22 adalah Al Hajj.
Bisa
jadi, ini merupakan salah satu petunjuk bagi orang yang berjuz 23 dalam
menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Artinya, sebaiknya, ia tidak
memutus atau menunda pekerjaanya sebelum selesai atau sempurna. Dikawatirkan,
pada hari berikutnya sudah ada pekerjaan lain yang sudah menunggu untuk
diselesaikan.
Perlu
diingat, haji merupakan simbol kesempurnaan. Oleh karena itu, ia harus membuat
target yang terjadwal dengan baik untuk mengantisipasi penumpukan masalah.
Dasar
Dasar,
yaitu jumlah ayat yang terdapat pada halaman terakhir juz 23 yang totalnya 11
ayat. Surah yang ke 11 adalah Hud yang merupakan simbol dari tanah. Pada
dasarnya orang yang berjuz 23 tertutup dan tidak mudah menyampaikan isi hatinya
kepada orang lain.
Ia
tidak mengalami banyak hambatan untuk menyesuiakan diri dengan lingkungannya,
namun ia harus berhati-hati, karena ia mempunyai kecenderungan untuk menerima
apapun secara mentah-mentah.
Dengan
kata lain, ia tidak mempunyai daya filter (saring) dan kurang bisa membedakan
apa yang baik dan buruk untuk dirinya sendiri.
Kelemahan
Fisik
Kelemahan
fisik orang yang membawa karakter juz 23 terletak pada organ mata, dan THT
(hidung, telinga, tenggorokan). Penyakit seperti pilek, batuk, panas dalam,
sariawan dan penyakit yang berhubungan dengan THT mudah sekali menyapanya.
Organ lain yang rentan terkena gangguan kesehatan adalah tangan, sendi/syaraf
dan kepala. Ia mudah seklai capek dan pusing. Anggota tubuh yang harus mendapat
perhatian terkait dengan kesehatan adalah alat vital dan siku pangkal lengan
sebelah kiri.
Kekurangan
Tertutup
dan tidak mudah menyampaikan keinginan, manja, labi dan selalu tergantung kepada
orang lain, gemar berfantasi, libido tinggi kurang selektif.
Kelebihan
Analisis
tajam, sistematis dan teratur dalam berpikir dan bertindak, retoris (antara apa
yang dipikirkan dan diucapkan bersambung), komunikatif dan supel.
____________________________________________________________________________________________________
Juz
22 Kosong
____________________________________________________________________________________________________
Juz
21
Seperti
biasa, langkah pertama yang dilakukan untuk mengurai karakter manusia
berdasarkan Al Qur’an adalah dengan mensubtitusikan angka juz ke dalam urutan
surah Al Qur’an. Surah yang ke 21 adalah surah Al Anbiya’ yang berarti para
nabi.
Sebagaimana
para Nabi, orang yang membawa karakter juz 21 dibekali kemampuan untuk memimpin
komunitasnya, atau setidaknya kata-katanya selalu menjadi acuan dan patokan
untuk menuntun ke tujuan yang hendak dicapai.
Selain
itu, orang yang membawa karakter juz 21 juga sering diliputi rasa
gamang atau keragu-raguan dalam memutuskan sesuatu. Kata-katanya mudah berubah
rubah. Bisa dipastikan, Dampaknya secara langsung dirasakan oleh orang-orang
yang dipimpinnya, karena mereka mengacu dan berpegang pada apa yang telah
dikatakan dan diputuskannya.
Namun,
kewajiban para Nabi hanya menyampaikan risalah (misi, tugas) yang diembankan
kepadanya, selebihnya mereka serahkan sepenuhnya kepada Dzat yang mengutusnya
Allah SWT.
Tidak
jauh beda dengan orang yang berjuz 21, ia bisa bersikap tidak peduli
kepada lingkungannya ketika ia merasa sudah melakukan sesuatu yang menurutnya
harus dilakukan. Atau boleh dikatakan demi menjaga “kepentingannya”, ia tega
dan acuh tak acuh terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekelilingnya.
Di
sisi lain, jika masalah yang sangat pelik menerpanya, ia bisa goyah secara
mental atau mudah stress. Ia butuh seseorang yang bersedia mendengar keluh
kesahnya atau tempat curhat.
Layaknya
para Nabi, ketika kaumnya mendustakannya, ia akan mengadukan hal tersebut
kepada kekasihnya, tak lain Allah SWT.
Pada
Juz 21, terdapat 5 surah, yaitu surah ke 29 yaitu Al Ankabut yang artinya
laba-laba, dari ayat 45 sampai 69. Maknanya, laba-laba merupakan binatang yang
lebih dikenal dengan jaring-jaringnya.
Setelah
memasangnya, selanjutnya ia cenderung menunggu sampai ada binatang yang
terjerat di dalamnya. Artinya orang yang berjuz 21 sabar menunggu
peluang-peluang yang menguntungkannya. Ia begitu optimis bahwa peluang akan
menghampirinya.
Jumlah
ayat dari surah Al Ankabut yang terdapat pada juz 21 adalah 25 yang merujuk
pada surah Al Furqan dalam urutan surah Al Qur’an.
Dalam
melihat sebuah permasalahan, orang yang berjuz 21 terkesan agak kaku, sebab
yang tergambar dipikirannya adalah salah dan benar, hitam dan putih. Ia
juga tipe orang yang terbiasa fokus pada suatu permasalahan, artinya
konsentrasinya mudah buyar jika harus mencampuradukkan berbagai masalah.
Sarang
laba-laba bisa ada dimana saja, namun kadang kala kita tidak menemukan
laba-laba tersebut. Artinya, seorang juz 21 mudah bosan dengan rutinitas yang
itu-itu saja. Ia akan meninggalkan begitu saja sesuatu yang sudah tidak
menguntungkan baginya. Ia mudah membuat jaringan, namun sering kali
menelantarkan jaringan yang sudah dibuatnya.
Setelah
surah Al Ankabut adalah surah ke 30 yaitu Ar Ruum yang berarti bangsa romawi.
Sejarah menceritakan bahwa bangsa romawi adalah sebuah bangsa besar dan
adidaya, waktu itu tak satupun negara di dunia ini yang sanggup mengalahkannya.
Ar Ruum merupakan surah penuh, artinya tidak terpisah atau berbagi dengan juz sebelumnya
atau sesudahnya.
Ia
adalah tipe orang yang sulit untuk mengalah dalam segala hal. Entahlah,
ada sesuatu dalam dirinya yang membuatnya susah menerima jika ada orang lain
berada di atasnya, ia harus beda dan selalu di atas.. Hal ini terjadi bila Ar Ruum
dalam dirinya menonjol atau dominan. Dengan ungkapan lain, egoisitasnya tinggi.
Total
ayat surah Ar Ruum pada juz 21 berjumlah 60 ayat, dari ayat 1 sampai 60. Kalau
kita konversikan angka 60 dalam urutan surah maka kita akan mendapatkan surah
Al Mumtahanah yang berarti perempuan yang diuji.Maknanya adalah dikala
berbicara dengan orang lain, orang yang berjuz 21 kelihatan seperti menguji,
padahal tidak ada maksud sedikitpun dari dirinya untuk berbuat demikian.
Bila
kita cermati, kedua surah tersebut sangatlah berhubungan. Bangsa Romawi adalah
bangsa yang tidak mudah dikalahkan. Namun, sejarah mencatat bahwa mereka kalah
oleh seorang perempuan, yaitu Cleopatra.
Dalam
kehidupan seorang juz 21 akan selalu mendapatkan ujian dari wanita (Al
Mumtahanah). Ia mudah larut oleh bujuk rayu wanita. Namun, bila ia sudah
mencintai seorang wanita, apapun akan dia berikan untuk membahagiakan wanita
pujaannya dan menjaganya.
Surah
berikutnya adalah Luqman yang berarti luqman, salah seorang hamba Allah swt
yang terkenal bijak bestari. Maknanya orang yang berjuz 21 bisa
bersikap bijak dalam menyikapi berbagai permasalahan yang dihadapinya. Sebuah
hal yang kontradiktif bila dibandingkan dengan uraian surah Ar Ruum di atas.
Nah,
justru inilah yang menarik pada diri orang yang berjuz 21, ada dua kutub yang
terlihat sekilas berlawanan, namun kalau kita amati lebih jauh, kita akan
menemukan hikmah di baliknya, yaitu keadilan dan kemahakuasaan Allah SWT dalam
menciptakan manusia.
Jika
Allah SWT menciptakan makhluk yang diklaimNya sebagai “Yang paling bagus
bentuknya”, mempunyai kelebihan, maka di sisi lain, Dia sertakan pula
kekurangannya, agar seimbang.
Selain
itu, terbukti bahwa urutan surah-surah Al Qur’an adalah Tauqify yaitu ketetapan
dari Nabi SAW dan tidak sembarangan. Bisa kita bayangkan jika salah satu surat
yang ada di juz 21 terletak di juz berikutnya 22, maka bisa dipastikan tidak
akan didapatkan uraian di atas.
Surah
ke 31 yaitu Luqman dimulai dari ayat 1 sampai 34, jadi totalnya 34. Angka 34
mengingatkan kita pada surah Saba yang berarti kaum yang mencari. Seperti
karakter juz sebelumnya 20, orang yang berjuz 21 juga jeli melihat
peluang-peluang yang menguntungkannya.
Selanjutnya
Surah ke 32 yaitu As Sajdah yang artinya sujud atau batasan. Inilah yang harus
disadari dan dimengerti oleh orang yang membawa karakter juz 21, dikala Ar Ruum
dominan pada dirinya, ia seringkali terlena dan lupa bahwa manusia
diciptakan Allah SWT serba terbatas.
Kenapa
As Sajadah dihubungkan dengan Ar Ruum, karena total ayat surah As Sajdah berjumlah
30 ayat yang merujuk pada surah Ar Rum.
Karena
pengaruh surah As Sajdah inilah kadang kala ia merasa kemampuan yang
dimiliknya terbatas atau tidak percaya diri. Atau ia paling tidak suka dibatasi
gerak-geriknya, pasalnya ia termasuk orang yang menyukai kebebasan.
Surah
yang terakhir adalah Al Ahzab yang artinya golongan yang bersekutu. Maknanya
orang yang berjuz 21 adalah tipe orang yang jika mempunyai masalah justru
mencari dan terjun dalam keramaian. Ia memerlukan partner atau teman untuk
melakukan dan mewujudkan idenya. Dari sini bisa diketahui, orang bahwa ia juga
mempunyai sifat tidak percaya diri.
Ayat
Al Ahzab yang terdapat pada juz 21 juga berjumlah 30 ayat. Ini membuktikan
bahwa jika orang yang berjuz 21 bisa melibatkan dan merangkul banyak pihak (Al
Ankabut, jaringan), maka Ar Rum bisa berbalik menjadi positif. Karena, seberat
apapun sebuah pekerjaan, jika dilakukan bersama-sama akan menjadi ringan. Ia
juga suka berkelompok atau membentuk sebuah organisasi .
Berdasarkan
Tanda ‘Ain
’Ain
1
Angkanya
adalah 1 (otak, kepala), 7 (paruparu), 5 (tangan, penanganan). Kombinasi ketiga
angka tersebut merepresentasikan bahwa orang yang membawa karakter juz 21 bukan
tipe orang yang hanya bisa bicara saja. Ia berusaha mengaplikasikan apa yang
ada dipikirannya, namun memang prosesnya memakan waktu yang cukup lama, karena
ada unsur 7 diantara 1 dan 5.
Selain
itu, ia juga selalu mengacu pada aturan yang berlaku dilingkungannya, karena
‘ain 1 bertalian dengan ‘ain 20 yang berarti aturan main. Namun, itu semua tergantung
pada minatnya (ain 39). Dengan kata lain, ia mau melakukan sesuatu jika sesuai
dengan keinginannya.
‘Ain
2
Angkanya
adalah 2 (mata, pengamatan), 12 (ambisi, motivasi), 6 (sendi, syaraf). Orang
yang berjuz 21 memang dibekali kemampuan untuk bisa mengamati sesuatu
dengan baik, analisisnya lumayan tajam.
Sayangnya,
seringkali ia tidak yakin dengan hasil analisisnya sendiri sehingga membuatnya
ragu dalam mengambil sikap. Hal ini wajar terjadi pada dirinya karena ‘ain 2 dalam
teori putaran ‘ain (lihat daftar ‘ain) bertemu dengan ‘ain 21 yang berarti
pemikiran ulang.
Karena
sikapnya yang ragu dan mudah berubah dalam membuat keputusan tersebut, jika ia
menjadi seorang pemimpin, akan berdampak kurang baik kepada orangorang yang
dipimpinnya. Bisa dipastikan orang yang berada di bawahnya akan kebingunan dan
kelabakan mengikuti pola kepemimpinannya.
‘Ain
3
Angkanya
adalah 3 (THT), 6 (sendi, hukum), 7 (udara). Ketika berbicara, orang yang
berjuz 21 selalu mengacu pada aturan yang berlaku. Setidaknya, dalam hal
retorika ia mempunyai kelebihan, namun adakalanya ia terlalu banyak bicara.
Keterkaitan
‘ain 3 dengan ‘ain 22 dalam putaran ‘ain membuktikan bahwa apa yang dibicarakan
olehnya dilandasi oleh tujuan dan target tertentu. Boleh dibilang, ketika ia
berbicara berarti ia mempunyai kepentingan terhadap masalah tersebut.
‘Ain
4
Angkanya
adalah 4 (tulang, rangka), 10 (perut, pencernaan),1 (otak, kepala). Orang yang
membawa karakter juz 21 tidak mengalami hambatan jika dituntut untuk merumuskan
sesuatu yang ada dalam pikirannya.
‘Ain
5
Angkanya
adalah 5 (tangan, penanganan), 9 (hati, nurani) , 2 (mata, pengamatan). Ia
adalah tipe orang yang tidak akan bergerak jika hatinya tidak tersentuh. Tetapi
tidak mudah untuk membuatnya tersentuh, karena harus melalui perjalanan
analisis yang panjang.
Ketika
sedang melakukan sesuatu, seringkali ia dipertemukan dengan ide atau gagasan
baru, karena ia memang jeli dalam melihat kaitan antar masalah. Hal ini bisa
dimaklumi karena ‘ain 5 bertemu dengan `ain 24.
‘Ain
6
Angkanya
adalah 6 (saraf, sendi), 8 (darah, jantung), 3 (THT). Dari ketiga angka
tersebut bisa disimpulkan bahwa orang yang berjuz 21 adalah sosok yang
normatif. Ia juga berusaha agar norma diberlakukan pada lingkungannya ‘ain 25 .
Apabila
21 dipampatkan, hasilnya adalah 3 (2 + 1). ‘Ain ke-3 adalah THT. Artinya, ia
bisa menjadi seorang yang terlalu banyak bicara. Atau seperti pepatah “Tong
kosong nyaring bunyinya”.
Berdasarkan
Halaman
Taktis
Taktis,
dapat diketahui dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai 6.
Totalnya 72 ayat yang merujuk pada surat Al Jin dalam urutan surah Al Qur’an.
Al Jin adalah salah satu makhluk Allah SWT yang tersembunyi atau tidak bisa
dilihat oleh mata manusia.
Maknanya
orang yang berjuz 21 cenderung gandrung terhadap sesuatu yang sifatnya
mistis atau supranatural. Atau bisa pula dikatakan untuk bisa membuatnya sadar,
ia harus melihat atau mengalami sesuatu yang sifatnya supranatural.
Kehadiran
jin tidak dapat kita lihat dengan mata biasa. Oleh karena itu kadang kala
kehadiran seorang juz 21 sering diabaikan. Hal lnilah yang membuatnya merasa
disepelekan.
Negatif/Positif
Negatif/
positif dipahami dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 7 sampai 13
yang berjumlah 78 ayat. Selanjutnya kita konfersikan ke urutan surah Al Qur’an,
yaitu An Naba’, artinya berita besar.
Demikian
pula dengan orang yang berjuz 21, sesuatu yang kecil, dalam pandangannya adalah
sebaliknya besar. Bisa juga berarti ia pandai mendramatisir sesuatu. Ia mudah
terpancing dan terpengaruh oleh sesuatu berita yang belum tentu kebenarannya.
Jalan
Keluar
Jalan
keluar, didapat dari menjumlah totalkan ayat yang terdapat dari halaman 14
sampai 15, yaitu 19 ayat. Surah yang ke 19 adalah Maryam. Ini merupakan isyarat
bagi orang yang berjuz 21, dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya,
sebaiknya ia dapat dengan bijak membedakan mana masalah yang ia harus
melibatkan perasaannya dan tidak, sebagaimana Maryam dulu menyelesaikan
masalahnya.
Dasar
Dasar,
adalah jumlah ayat yang terdapat pada halaman terakhir juz 21 yaitu 10 ayat.
Surah Yunus merupakan surah yang ke 10 yang berarti Nabi Yunus atau simbol air.
Pada
dasarnya, orang yang berjuz 21 fleksibel dan bisa bergaul dengan siapa saja. Ia
tidak mengalami hambatan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
Kelemahan
Fisik
Kelemahan
fisik orang yang membawa karakter juz 21 terletak pada mata, kepala, dan
jantung (darah). Artinya ketika perasaan lagi labil, organ tubuh pertama yang
terkena gangguan adalah kepala. Selain itu, organ tubuh yang rentan terkena
gangguan kesehatan adalah usus besar.
Kesimpulan
Kekurangan
Suka
mendramatisir sesuatu, peragu dan plin plan sehingga terkesan tidak tegas,
cepat jenuh, banyak omong, sering menelantarkan jaringan, tidak gampang
mengalah dan ingin menang sendiri, temperamental, arogan dan egois.
Kelebihan
Analisis
tajam, bijak, gemar berpikir, mudah bergaul dan supel, sabar menunggu dan jell
menangkap peluang yang menguntungkan, mobilitas tinggi, pandai berargumentasi.
____________________________________________________________________________________________________
Juz
20
Karakter
Dasar Manusia Juz 20
Tabloid
Khalifah Edisi 24/Tahun I/2005
Dalam
mengurai karakter berdasarkan Al Quran, pertama kali yang sebaiknya dilakukan
adalah merujuk pada urutan Surah Al Quran.
Surah
yang ke 20 adalah surah Thaha. Dalam disiplin ilmu Al Quran, surah Thaha
tergolong dalam pembahasan tersendiri dalam Bab Muhkam dan Mutasyabih, tepatnya
pada bahasan tentang Al Ahruf Al Muqattha’ah fi Awailis Suwar,
yaitu huruf-huruf hijaiyyah yang menjadi awal surah. Bab tersebut telah dibahas
khalifah dalam rubrik Tarbiyah edisi 16 lalu.
Dikatakan,
ulama ahli tafsir berbeda pendapat mengenai makna di balik huruf-huruf
hijaiyyah yang menjadi awal surah. Sampai saat ini, tak satupun ulama yang
berani memastikan kebenaran pendapatnya atas pemaknaan huruf-huruf tersebut
secara objektif.
Sehingga,
banyak sekali ayat-ayat dalam Al Quran diterjemahkan hanya “Allah yang tahu”.
Misalnya Alif lam Ra, Thahaa, Yasin, dan sebagainya. Bahkan ada dua surah yang
terdiri dari satu ayat. Yaitu surah Shad dan Qaaf.
Dalam
metode struktur Al Quran, Thaha dimaknai sebagai loncatan pemikiran atau
perjalanan, tentu hal ini bersifat non psikis. Jelasnya, orang yang membawa karakter
juz 20 sering mengalami loncatan pemikiran (kata Thaha terdiri dari huruf Thaa
dan Haa, apabila dilihat dari urutan abjad huruf Hijaiyaah, setelah
huruf Thaa langsung loncat ke huruf Haa)
Begitu
terlintas di dalam benaknya ia segera merencanakan atau akan melakukan sesuatu.
Sebelumnya secara otomatis telah tergambar lebar dipikirannya secara detail
dari A sampai Z hal-hal yang harus dilakukannya.
Namun,
seringkali rencana-rencana yang telah tergambar dipikirannya tidak bisa
dilakukannya secara utuh dan runtut.
Dengan
kata lain pola berfikirnya tidak sistematis. Untuk menghindarti hal tu,
sebaiknya ia segera menyusunnya secara tertulis, agar tidak lupa dan bisa
menjalankannya sesuai rencana.
Ada tiga
surah yang terdapat pada juz 20. Pertama surah An Naml yang berarti semut, dari
ayat 60 sampai 93. Jadi jumlah ayat surah An Naml yang terdapat pada juz 20
sebanyak 34 ayat.
An
Naml adalah simbol mobilitas, etos kerja dan semangat yang menggebu-gebu.
Bagaikan semut, orang yang membawa karakter juz 20 slap melakukan pekerjaan
apapun untuk ratunya.
Begitu
sebaliknya. Ia berbalik menjadi orang yang malas jika atasan atau perusahaan
tempatnya bekerja tidak sesuai atau konsisten dengan aturan main yang berlaku
di lingkungannya.
Semut
juga termasuk binatang yang bandel, betapapun sudah dibersihkan, ia masih tetap
ada. Dengan kata lain, ia termasuk orang yang “ngeyel”. Bahkan kalau kita
menyakitinya ia akan membalas dengan gigitannya yang juga tidak kalah sakitnya.
Total
ayat An Naml yang berada di juz 20 sebanyak 34 ayat. Kalau kita subtitusikan
angka 34 ke dalam urutan surah Al Quran maka akan didapatkan
surah Saba yang berarti kaum yang mencari.
Maknanya,
orang yang berjuz 20 jeli menangkap peluang-peluang yang menguntungkannya.
Dengan kata lain, dimanapun gula berada, ia akan tetap bisa menemukannya dan
dimanapun diletakkan ia akan tetap bisa mengejarnya.
Sayangnya,
semut merupakan hewan yang memiliki rasa panik yang tinggi. Coba kita halangi
atau kita putus rute semut yang sedang berjalan beriringan. Bisa dibayangkan
apa yang bakal terjadi? Benar, awalnya ia akan panik dan kebingungan, namun
pada akhirnya ia akan berusaha mencari jalan alternatif lain.
Begitulah
kira-kira kondisi psikis orang yang berjuz 20. Saat masalah secara tiba-tiba
menghadang di depannya, sulit baginya untuk berpikir jernih. Yang terjadi
kepanikan yang justru menambah rumit masalah. Ada baiknya ia
mengendalikan emosi dan menenangkan pikirannya dahulu, baru setelah tenang ia
dapat terjun kembali.
Surah
kedua surah Al Qashash yang berarti cerita-cerita. Bagi orang yang berjuz 20,
tidak ada kata singkat dalam menjelaskan sesuatu. Ketika diminta menjelaskan
sebuah masalah, secara alami penjelasan akan merembet ke permasalahan lain yang
ada kaitannya.
Disisi
lain, ia juga menyukai segala sesuatu yang berbau cerita atau sejarah. Semakin
banyak cerita dan sejarah yang ia dengar dan baca, semakin banyak pula bahan
yang ia dapatkan untuk disampaikan kembali kepada orang-orang di sekelilingnya.
Ia
juga jeli menangkap fenomena di sekitar yang mungkin dianggap remeh orang lain.
Lalu ia mengemasnya menjadi sebuah bahan pembicaraan yang menarik untuk
disampaikan.
Dengan
kata lain, orang yang berkarakter juz 20 tidak pernah kehabisan bahan omongan.
Andaikata habis, dengan kemampuan alamiahnya bisa dengan mudah mencarinya
kembali.
Surah
Al Qashash merupakan surah penuh di juz 20. Artinya tidak terpisah dengan juz
sebelum dan sesudahnya. Total ayatnya sebanyak 88. Surah Al Quran yang ke 88
adalah Al Ghasyiah, artinya hari pembalasan.
Ini
berhubungan dengan karakter semut tadi, ketika ia disakiti, ia akan membalas
dengan gigitannya. Ia juga seorang pendendam.
Salah
satu kelemahan orang berjuz 20 adalah merasa tahu tentang banyak hal. Karena
itu, ia bisa menyanggah apa saja yang menurutnya tidak tepat. Padahal belum
tentu apa yang dianggapnya benar itu memang benar. Karena faktor surah inilah
bisa menjadikan orang berjuz 20 banyak melakukan sanggahan dan merasa paling
tahu.
Surah
ketiga Al Ankabut yaitu laba-laba. Laba-laba merupakan binatang yang terkenal
dengan jaring-jaringnya. Binatang ini cenderung menunggu setelah ia mengakar
dan memasang perangkap dengan jaringnya.
Hal
tersebut mencerminkan orang yang membawa karakter juz 20. Ia akan lebih
cenderung mengamati dan mencermati ketika berada pada lingkungan baru, namun ia
akan mendominasi dan mempengaruhi setelahnya.
Orang
yang berjuz 20 juga mempunyai sifat yang sensitif dan halus perasaanya seperti
halnya jaring laba-laba yang tipis dan halus. Bahkan cenderung cengeng. Wajar,
karena dikatakan dalam salah satu ayat dari Al Ankabut (29) : 41, artinya “dan
sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba andaikata mereka
mengetahui.”
Bila
kita merusak sarang lebah, tentu saja ia tidak akan membangun sarang. Artinya,
orang berjuz 20 bisa “mutung” atau ngambek. Bila pekerjaan yang sedang
ditangani dan ada orang yang merusaknya, ia enggan untuk memulainya lagi.
Berdasarkan
Tanda ‘Ain
‘Ain
1
Angkanya
adalah 1 (otak, pikiran), 8 (darah, jantung), 5 (tangan, penanganan). Dari
kombinasi angka itu, orang yang membawa karakter juz 20 selalu mewujudkan apa
yang ada dipikirannya. Ia tipe orang yang tidak banyak berbicara kalau tidak
perlu, dan akan lebih mengedepankan aspek perbuatan.
Karena
‘ain 1 erat kaitannya dengan ‘ain 17, yang berarti estimasi, maka bisa
ditengarai dalam melakukan suatu pekerjaan, orang berjuz 20 mempunyai landasan
dan tujuan tertentu yang mendasarinya. Tak pelak, ia akan bermalas-malasan jika
harus melakukan sesuatu yang tidak jelas tujuannya.
Orang
yang berjuz 20 akan bersikap yang sama jika sebuah masalah dianggapnya tidak
pokok atau urgen, karena ia selalu mengacu pada skala prioritas bahkan untuk
membicarakannya pun ia ogah.
Hal
ini dilandasai oleh putaran ‘ain 1 yang bertemu dengan ‘ain 33 yang berarti
skala prioritas atas masalah yang dihadapi.
`Ain
2
Angkanya
adalah 2 (mata, pengamatan), 16 (inti, dasar), 6 (sendi, syaraf, hukum). Dalam
melihat atau menganalisis suatu permasalahan, orang yang membawa karakter juz
20 jeli dan selalu melihat dasar atau intinya. Tak lupa, ia juga memandangnya
dari sisi legalitas terhadap norma atau aturan hukum yang berlaku.
Putaran
‘ain 2 yang pertama adalah angka 18 yang berarti pertimbangan atau pengkajian.
Ia juga tipe orang yang selalu mempertimbangan pandangan-pandangannya. Bahkan
terkadang ia diliputi keraguan dalam mengambil keputusan. Inilah yang harus
diantisipasi oleh dia. Tak jarang, karena sifat-nya yang satu ini, ia merasakan
penyesalan atas tindakan yang telah diputuskannya sendiri.
‘Ain
34 merupakan hasil putaran ‘ain 2 yang kedua yang berarti keputusan yang
diambil. Pada awalnya pertimbangan dan pengkajian selalu mewarnai setiap
keputusan yang akan diambilnya, tapi akhirnya ia harus memutuskannya juga. Hal
inilah yang kadang menjadi sebuah dilema baginya.
`Ain
3
Angkanya
adalah 3 (THT), 11 (tali rasa, perasaan), 7. Untuk pertama kali, ketika berada
pada lingkungan yang baru, orang yang membawa karakter juz 20 cenderung tidak
agresif dalam hal pembicaraan, sekalipun pada akhirnya “hegemoni”nya
berangsur-angsur timbul secara perlahan. Ia akan mengamati dan mencermati
dahulu situasi dan kondisi.
Dari
putaran ‘ain 3, didapatkan angka 19 yaitu penyelesaian masalah. Ia merasa
sangat gerah jika mendengar pembicaraan yang tidak jelas juntrungannya alias
tidak menyelesaikan masalah. Baginya, tidak perlu bicara jika tidak
menyelesaikan masalah.
Angka
hasil putaran ‘ain yang terakhir adalah 35 yang berarti pengenalan lingkungan
secara mendalam dimana masih erat kaitannya dengan ‘ain 3 dari segi makna.
Orang
yang berjuz 20 tidak asal bicara sebelum ia mengenal lebih jauh lingkungan
tempat ia berada.
‘Ain
4
Angkanya
adalah 4 (tulang, rangka), 13 (kaki), 8 (darah, jantung). 20 (aturan main).
Kolaborasi keempat angka itu membuktikan orang yang membawa karakter juz 20
merupakan sosok formalis sejati. Ia akan mengalami gejolak dalam dirinya jika
harus melawanaturan yang berlaku atau yang sudah disepakati bersama.
Menurutnya,
berlaku hukum sebab akibat yang merupakan makna ‘ain 36, angka hasil putaran
ain 4. Artinya orang yang melawan aturan atau norma yang berlaku pantas
diganjar sesuai dengan perbuatannya, tanpa ampun.
‘Ain
5
Angkanya
adalah 5 (tangan, penanganan) , 8, 2 (analisis, mata), 21 (pemikiran ulang).
Titik klimaks dari pemikiran ulang atau keragu-raguan yang sering menghinggapi
orang yang berjuz 20 berada pada titik ‘ain ini. Baginya, tidak mudah
memutuskan sebuah masalah yang bagi orang lain sepele.
Dengan
kata lain, ia memerlukan waktu yang tidak singkat untuk mengambil kebijakan.
Tak jarang, keputusannya meleset atau tidak tepat yang mengakibatkan penyesalan
di kemudian hari. Hal tersebut diperkuat ‘ain 37 yang berarti analisa lanjutan.
Berdasarkan
Halaman
Taktis
Taktis,
didapatkan dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai 6 pada
juz 20, yaitu berjumlah 64 ayat. Kalau angka tersebut kita konversikan ke dalam
urutan surah, diperoleh surah At Taghabun, artinya hari ditampakkan kesalahan.
Orang
yang berjuz 20 suka menandai atau melakukan pendataan apabila orang-orang di sekelilingnya
membuat kesalahan. Sampai kapanpun ia akan selalu mengingat atau senantisa
menyindir kesalahan orang yang dianggapnya keterlaluan. Ia juga jeli melihat
kesalahan seseorang.
Data-data
tersebut sangat berguna sekali sebagai bahan masukan baginya untuk mengambil
keputusan. Karenanya, jangan coba membuat kesalahan yang berulang di depannya.
Saat bermasalah dengannya, ia akan membongkar atau mengungkit
kesalahan-kesalahan tersebut.
Negatif/Positif
Negatif/positif
dapat diketahui dari jumlah ayat yang ada pada halaman berikutnya yaitu halaman
7 sampai 13. Total berjumlah 71 ayat. Surah ke 71 adalah Nuh atau keseimbangan.
Dalam
berbagai hal, seorang juz 20 selalu berusaha menerapkan keseimbangan.
Sebaliknya, bila tidak demikian, maka bisa dipastikan gejolak akan timbul dalam
dirinya. Susah tidur dan penyakit-penyakit lain akibat stres mudah
menghampirinya.
Seperti
halnya kisah Nuh, ia lebih mengedepankan tugas yang diemban ketimbang
keluarganya. Ini bisa bernilai positif atau negatif.
Jalan
keluar
Untuk
memahami jalan keluar harus dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman
14 dan 15. Yakni berjumlah 21 ayat. Surah yang ke 21 adalah Al Anbiya (para
nabi).
Sebagaimana
para Nabi yang hanya bertugas menyampaikan, orang yang berjuz 20 juga dibekali talenta
bisa menyampaikan sesuatu kepada orang lain.
Dengan
unsur-unsur cerita (Al Qashas) dalam diri-nya, merupakan bekal yang cukup untuk
memberi masukan pada orang lain (penasehat). Namun, ia sebatas menyampaikan,
selebihnya ia tak peduli, apakah orang tersebut menerima atau tidak.
Makna
Al Anbiya pada jalan keluar juz 20 juga merupakan isyarat yang nyata terhadap
solusi yang sebaiknya ditempuh jika ia dirundung masalah. Nabi selalu
mengembalikan akhir semua perkaranya kepada Allah. Dengan kata lain, ia harus
selalu ikhlas dan pasrah.
Dasar
Dasar,
merupakan jumlah ayat yang terdapat pada halaman terakhir juz 20 yaitu 10 ayat
yang merujuk pada surah Yunus. Yunus dalam metode Struktur Al Quran adalah
simbol air. Air adalah zat yang selalu bisa menyesuaikan bentuk ke dalam wadah
dan bersifat meresap dan menetralisir zat yang lain. Artinya orang yang berjuz
20 fleksibel dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kelemahan
Fisik
Kelemahan
fisik orang yang membawa karakter juz 20 adalah organ mata dan limpa, hati.
Selain itu, bagian perut atau tepatnya di usus kecil.
Pada
dasarnya, ia mempunyai ketahanan tubuh atau fisik yang kuat. Namun, jika
masalah non fisik selalu menerpanya, ia menjadi sakit-sakitan.
Sebaiknya
ia bersikap cuek atau mengabaikan perasaanya terhadap masalah yang dihadapinya
sebagai tindakan preventif atau pencegahan.
Kekurangan
Sensitif,
kurang percaya diri, cepat mengambil kesimpulan, banyak sanggahan dan merasa
paling tahu. Jika norma yang sudah disepakati oleh lingkungan tidak dilaksanakan,
ia akan membuat aturan main sendiri, mudah bergaul.
Kelebihan
Sabar
menunggu kesempatan, analisis tajam, cepat menangkap dan menyerap informasi,
etos kerja dan komitmen yang tinggi, mempunyai skala prioritas, banyak membuat
alternatif jalan keluar, jeli menangkap peluang.
____________________________________________________________________________________________________
Juz
19
Dalam
konsep pengembangan diri, jika seseorang diminta untuk memberikan masukan
kepada orang lain tentang kepribadian dalam rangka menjadi yang lebih baik,
maka yang pertama kali terucapkan adalah “be your self”, jadilah dirimu
sendiri. Sebuah ungkapan bahasa inggris yang sudah tentu asing di kalangan
masyarakat awam.
Lontaran
konsep menjadi diri sendiri sebenarnya adalah merupakan proses yang tidak
mudah. Butuh ketenangan dalam berpikir dan kebijaksanaan serta niat yang tumbuh
dari dalam diri setiap individu untuk sampai ke sana.
Demikian
juga dalam mempelajari karakter manusia berdasarkan struktur Al Qur’an.
Diperlukan pemaharnan yang cukup dalam menterjemahkan variabel yang ada dan
mampu menjelaskan karakter yang bersangkutan secara akurat.
Khalifah
menyadari, dalam menjelaskan karakter manusia berdasarkan juz, masih belum
lengkap dan sempurna. Oleh karena itu, dibutuhkan partisipasi dari seseorang
yang paham dengan ilmu psikologi dan mau mempelajari dan mendalami karakter
manusia berdasarkan Al Qur’an sehingga dapat disinergikan menjadi kesatuan yang
utuh.
Surah
Al Qur’an yang ke 19 adalah surah Maryam. Maryam adalah simbol ketegaran,
kemandirian serta keajaiban dari bukti kekuasaan Allah SWT. Keajaiban itu
sendiri adalah sebuah misteri yang tidak bisa dinalar oleh akal manusia.
Bagaimana mungkin, seorang wanita tanpa seorang laki-laki bisa mengandung dan
mempunyai anak, tetapi bagi Allah swt tidak ada yang mustahil di dunia ini.
Menurut
kisah yang tertulis dalam Al Qur’an, Maryam memiliki pribadi yang mau menerima
apapun yang terjadi dalam dirinya.
Begitu
juga seorang juz 19, ia merupakan sosok yang mau menerima apapun omongan yang
baik maupun buruk tentang dirinya. ia enggan untuk berargumentasi. Dengan kata
lain, sebisa mungkin menghindari adu mulut untuk sesuatu yang dianggapnya tidak
jelas.
Bila
surah ini yang dominan, ia bisa menjadi penyabar. Namun, dengan kesabarannya ini
sering kali lambat dalam menentukan sikap. Ia lebih suka berdiri dalam posisi
netral. Kasarnya, mencari selamat.
Karena
Mariyam adalah wanita, maka seorang juz 19 memiliki perasaan yang sensitif,
tidak tegaan dan gemar mendidik.
Juz
19 terdiri dari tiga surah, yaitu surah Al Furqan yang merupakan surah pecah
artinya terbagi antara juz 18 dan juz 19. Selanjutnya surah As Syu’ara’ yang
berupa surah penuh pada dan surah An Naml yang berbentuk surah pecah atau
terbagi dengan juz 20. Surah yang mengawali juz 19 adalah surah Al Furqan
(pembeda) dari ayat 21 sampai 77.
Seperti
sudah dijelaskan pada edisi yang lalu (karakter juz 18), bahwa Al Furqan dalam
hubungannya dengan karakter adalah pada sikapnya yang terlalu banyak
pertimbangan yang berakibat pada keragu-raguan dalam mengambil keputusan
sehingga terkesan lamban.
Namun,
ada yang sedikit berbeda dengan juz 19, jika seorang juz 18 diliputi rasa penuh
pertimbangan dan bahkan keraguraguan sebelum ia melakukan sesuatu, tidak
demikian halnya dengan orang yang berjuz 19, justru sikap tersebut muncul pada
saat ia sedang atau telah melakukan sesuatu. Secara tiba-tiba, keraguan
menghampirinya ketika sedang melangkah untuk melakukan suatu pekerjaan sehingga
membuatnya berpikir kembali.
Jumlah
total dari ayat surah Al Furqan yang mengisi juz 19 adalah 57 ayat yang merujuk
pada surah Al Hadid yang berarti besi. Dalam hal memegang prinsip yang
diyakininya benar memang tidak jauh beda dengan juz 18.
Kemauan
keras mewujudkan keinginannya di mata orang lain memang terkesan ngeyel dan ia
memang tipe orang yang agak susah dinasehati. Pendekatan yang tepat untuk
mendekati orang yang berjuz 19 adalah pendekatan pandai besi, tempa pelan-pelan
sampai ia luluh dan akhirnya bisa kita bentuk sesuai dengan keinginan kita.
Surah
yang kedua adalah As Syuara’ (para penyair), yaitu dari ayat 1 sampai 227. Jika
orang yang membawa karakter juz 18 lebih banyak diam dan mengamati serta
mengedepankan aksi atau tindakan, lain halnya dengan orang yang berjuz 19 yang
lebih banyak berbicara dari pada bekerja. Hal ini terjadi jika surah As Syuara’
dominan pada dirinya.
Namanya
juga penyair, sekalipun ia mempunyai gagasan yang tinggi dan banyak ide, tetap
saja ia akan berkutat dalam wilayah verbal. Dengan ungkapan lain, sesuatu
rencana atau ide yang biasa, bisa ia poles menjadi ide yang tinggi bahkan
muluk-muluk. Singkatnya ia adalah orang yang terobsesi oleh bayangan-bayangan
“romantisnya”.
Layaknya
para penyair, dalam menyampaikan maksud tentu sering mempergunakan perumpamaan.
Begitu juga dengan orang juz 19, dalam menyampaikan maksudnya sering kali tidak
langsung pada tujuan, seringkali menggunakan ungkapan.
Total
jumlah ayat As Syuara adalah 227, coba kita kurangi dengan jumlah surah Al
Qur’an sehingga 227-114=113. Surah yang ke 113 adalah surah Al Falaq (waktu
shubuh). Artinya bicaranya orang yang berjuz 19 mudah berubah-rubah dan tidak
bisa dipegang, sebagaimana waktu shubuh yang segera pudar dengan terbitnya
matahari. Bahkan dalam kondisi tertentu bisa saja ia melanggar sendiri apa yang
telah ia katakan.
Namun,
Maha kuasa Allah SWT yang menciptakan manusia dalam bentuk yang paling bagus,
serta memberikan kelebihan beserta kekurangannya. Artinya tiada manusia yang
sempurna. Begitu juga dengan karakter juz 19 dan juzjuz yang lain.
Jika
As Syuara pada juz 19 dominan dan menyebabkan ia lebih banyak berbicara dari
pada berbuat. Maka pada juz yang sama, terdapat pula sebuah surah yang
mencounter karakter tersebut yaitu surah An Naml (semut).
Surah
An Naml adalah surah terakhir dari juz 19, yaitu mulai dari ayat 1 sampai 59.
Sebaliknya, jika An Naml yang dominan maka orang yang berjuz 19 cenderung
menjadi tipe seorang pekerja yang giat dan tangguh.
Ia
mempunyai mobilitas yang tinggi dan selalu mementingkan gerak atau aktivitas.
Ia bisa saja bekerja tak kenal lelah dan waktu. Ada istilah “ada gula, ada
semut”. Artinya, orang juz 19 memiliki kemampuan untuk mencari dan mendapatkan
sesuatu yang bermanfaat baginya.
Kalau
kita mengamati semut, biasanya selalu bergerak meski produktivitasnya belum
jelas. Ada sesuatu dalam dirinya yang mendorong dan membuatnya ingin selalu
menyibukkan diri mengerjakan sesuatu. Begitu pula dengan orang yang berjuz 19.
Selain
itu, semut adalah binatang yang mempunyai kepedulian sosial yang tinggi.
Buktinya, mereka acapkali saling “menyapa atau bersalaman” dengan teman
sesamanya ketika bertemu. Seorang juz 19 juga menyukai sosialisasi atau
korespondensi. ia suka bergaul dan berteman dengan siapa saja, baginya teman
adalah sumber informasi yang kelak suatu saat bisa berguna dan bermanfaat baginya.
Namun,
jangan lupa bahwa semut adalah tipe binatang yang mudah panik. Coba, andaikata
kita halangi atau kita putus di tengah semut yang sedang berjalan beriringan,
maka kita akan bisa membayangkan apa yang akan terjadi.
Benar,
semut-semut itu akan tercerai berai tak tentu arah karena panik jalannya kita
putus atau halangi. Demikian juga dengan orang yang berjuz 19, mudah panik
dalam menghadapi permasalahannya.
Subhanallah,
tetapi semut juga tipe binatang yang tak kenal putus asa. Jika kita halangi atau
coba usir semut walau dengan segala cara, maka ia pun telah menemukan seribu
cara untuk menemukan jalannya kembali.
Dengan
kata lain, ia binatang yang tergolong bandel. Jika kita bisa mengarahkan dengan
baik orang yang berjuz 19 maka ia takkan mengenal patah semangat.
Sedangkan
ayat An Naml yang terdapat pada juz 19 berjumlah 59 ayat. Kalau kita
konversikan ke dalam urutan surah Al Qur’an, maka kita akan menemukan surah Al
Hasyr yang artinya pengusiran. Orang yang berjuz 19, jika disakiti maka ia akan
membalasnya sebagaiamana semut yang akan menggigit jika diinjak. Selanjutnya ia
akan cenderung menjaga jarak bahkan menjauhi orang yang telah menyakitinya atau
membuatnya kecewa.
‘Ain
1
Angkanya
adalah 1, 14 (rencana), 3 (THT). Dari kombinasi ketiga angka tersebut
menunjukkan bahwa orang yang membawa karakter juz 19 umumnya sangat kritis
dalam mengungkapkan pendapat atau pikiran atau bisa juga dalam menanggapi dan
mengevaluasi pendapat orang lain sangat jeli.
Ia
memang berbakat untuk menggali ide-ide baru, gagasan dan idenya memang selalu
up to date. Sehingga ia mempunyai kapasitas untuk menjadi seorang konseptor
yang baik, tetapi kelemahannya seringkali gagasan atau idenya hanya sekedar di
mulut saja, dengan kata lain ia jarang sekali bisa merealisasikannya.
Ia
juga seorang planner (perencana) yang baik, karena ia selalu mengacu pada
aturan main yang berlaku (ain 20). Namun ia lemah dari sisi operasional. Lemah
dalam arti tidak prefeksionis, tidak rampung atau sama sekali tidak bisa
menangani hal-hal yang bersifat tekhnis dan njelimet.
Apalagi
jika hal tersebut tidak sesuai dengan minat atau keinginannya, ia akan
ogah-ogahan (ain 39). Wajar, dari kelemahannya ini, ia sering dicap sebagai
pembuat masalah di lingkungannya.
‘Ain
2
Angkanya
adalah 2, 10 (pen-cernaan), 4 (tulang, rangka). Dari kolaborasi angka tersebut,
terlihat bahwa orang yang berjuz 19 juga tipe seorang pemikir atau analist yang
jeli.
Karena
kejeliannnya dalam melihat sebuah permasalahan, disisi lain tidak sesuai dengan
apa yang ia bicarakan, jangan heran jika di mata orang lain ia dianggap tong
kosong nyaring bunyinya.
Dari
‘ain 2 ini pula bisa diketahui bahwa ia seringkali mengalami kegamangan justru
saat ia sedang atau sudah melakukan pekerjaannya. Karena ain 2 masih bertalian
dengan `ain 21 (pemikiran ulang). ia mudah lupa dengan apa yang telah
diputuskannya atau terhadap rencana yang telah ia buat.
‘Ain
3
Angkanya
adalah 3, 16 (esensi), 5 (penanganan).. Ketiga angka tersebut memberikan isarat
bahwa begitu banyak gagasan atau ide yang bisa muncul dari seorang berjuz 19.
Namun seringkali yang ia realisasikan adalah ide yang menurutnya paling penting
dan melupakan yang lain yang tidak kalah pentingnya.
‘Ain
3 mempunyai hubungan dengan ain 22 (target). Yang selalu dibicarakannya adalah
bagaimana mencapai target dalam pekerjaan tertentu, tetapi tidak dibarengi
dengan kapasitas yang cukup untuk sampai ke target tersebut.
‘Ain
4
Angkanya
adalah 4, 17 (estimasi), 6 (hukum, sendi). Orang yang berjuz 19 cenderung tidak
mau berlawanan dengan norma atau hukum yang berlaku. Apa yang ia rencanakan
selalu mengacu ke sana. Dengan masih bertalian-nya ‘ain 4 dengan ‘ain 23
membuatnya menjadi seorang yang humanist sekaligus idealis. Apa selalu
mengungkapkan apa yang diyakininya benar. Tetapi kadang ia lupa, benar menurut
dirinya belum tentu menurut orang lain.
‘Ain
5
Angkanya
adalah 5 , 9 (hati), 1. Uraian pada ‘ain 1 di atas diperjelas oleh kombinasi
angka pada ‘ain ke 5 ini. Terlihat bahwa penanganan atau pelaksananan dari
sebah ide atau gagasan berakhir pada ‘ain 1 atau hanya sebatas wacana saja dan
bukan sebaliknya. Sekalipun ia memang pandai mencari kaitan atau petunjuk arah
dari analisisnya yang lumayan tajam (ain 24)
‘Ain
6
Angkanya
adalah 6, 24 (kaitan, petunjuk arah), 2. Uraian pada ‘ain 5 dikuatkan oleh
kolaborasi angka yang terdapat pada ain ke 6. Disi lain, ia juga mempunyai
kepedulian terhadap lingkungannya karena ‘ain 6 terkait dengan ‘ain 25 yang
berarti lingkungan.
Berdasarkan
Halaman
Taktis
Taktis,
bisa dipahami dari jumlah ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai 6. Total
jumlahnya adalah 111. Kalau angka tersebut kita subtitusikan ke dalam urutan
surah Al Qur’an maka kita akan menemukan surah Al Lahab (kobaran api).
Artinya
orang yang membawa karakter juz 19 cenderung temperamental dan mudah terpancing
oleh situasi. ia bagaikan kobaran api yang menjilat-jilat dan melahab apa yang
ada di sekelilingnya tanpa pandang bulu.
Negatif/positif
Negatif/positif
didapatkan dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 7 sampai 13 yaitu
80 ayat. Surah Al Qur’an yang ke 80 adalah Abasa (bermuka masam).
Sekalipun
orang yang berjuz 19 suka bergaul dan supel, namun jika ia disakiti atau merasa
tidak cocok terhadap seseorang, maka ia tak akan segan untuk menunjukkan
sikapnya tersebut dengan tidak menegur atau bahkan tidak menyapanya. Umumnya,
masalah yang dipikirkan terpancar dari mimik mukanya.
Jalan
Keluar
Jalan
keluar seorang yang berjuz 19 bisa diketahui dengan menjumlahkan ayat yang
terdapat pada halaman 14 dan 15 dari juz 19 sendiri yaitu 27 ayat. An naml
adalah surah yang ke 27, oleh karena itu etos kerjanya tidak perlu diragukan
lagi karena bagaiamanapun juga semut adalah salah satu hewan yang mempunyai
mobilitas yang tinggi dan menyukai rutinitas.
Dasar
Dasar
bisa diketahui dari total ayat yang terdapat pada halaman terakhir pada juz 19
yaitu berjumlah 14 ayat yang merujuk pada surah Ibrahim dalam urutan surah Al
Qur’an.
Jikalau
orang yang berjuz 19 dapat mengendalikan dirinya. Maka bisa ditengarai ia akan
akan dapat menyelesaikan masalah-nya secara optimal. Dari surah Ibrahim pula,
memberikan gambaran bahwa orang yang berjuz 19 temperamental dan sangat mudah
terpancing.
Ibrahim
ini dapat meredam surah Al Lahab. Sebab, dalam tenangnya gunung berapi terdapat
gejolak magma yang luar biasa. Artinya, meski dalam kondisi emosi, seorang juz
19 dapat meredam emosinya tersebut. Jangan salah, sekali waktu meledak, ia
dapat merusak dirinya dan lingkungan disekitarnya.
Kelemahan
Fisik
Kelemahan
fisik orang yang membawa karakter juz 19 adalah bagian kepala dan hati atau
limpa. Bagian atau organ tubuh yang lain yang juga rentan terkena gangguan
kesehatan adalah perut.
Kesimpulan
Kekurangan
Mempunyai
angan-angan yang terlalu tinggi, gemar berkomentar, kalau sudah asik dengan
pekerjaanya ia lupa segalanya, ngeyel, susah dinasehati, cuek, benar menurutnya
harus benar juga menurut orang lain. Suka memaksakan kehendak.
Kelebihan
Mempunyai
ide atau gagasan yang actual, menyukai mobilitas dan rutinitas, sabar, tekun,
analisis yang tajam, humoris, pantang menyerah dan tidak mudah putus asa.
__________________________________________________________________________________________________
Juz
18
Surah
yang ke-18 adalah surah Al Kahfi yang berarti gua. Sebagaimana layaknya gua
yang terdiri dari unsur batu, orang yang membawa karakter juz 18 mempunyai
maupun menilai seseorang.
Selain
itu, lorong-lorong yang gelap dan licin membuatnya menjadi sosok yang misterius
dan tertutup serta tidak mudah mengungkapkan uneg-uneg dan kemauannya kepada
orang lain.
Jika
seseorang masuk ke dalam gua, harus siap dengan kejutan-kejutan yang akan
terjadi. Begitu juga bila kita mencoba mengenal orang juz 18. Sering kali kita
akan menemukan kejutan yang tidak pernah diduga sebelumnya. Sampai-sampai kita
tidak akan menyangka bahwa seorang juz 18 akan seperti yang kita duga
sebelumnya.
Ada
tiga surah yang mengisi juz 18. Pertama adalah surah Al-Mukminun
yang berarti orang-orang yang beriman. Dalam Al Qur’an, ada beberapa nama surah
yang lafalnya berbentuk mufrad (tunggal) dan Jama’ (banyak) masing-masing
menjadi surah tersendiri. Salah satunya adalah surah Al Mukmin (40) yang
merupakan bentuk tunggal artinya orang yang beriman dan surah Al Mukminun (23),
berbentuk jama’ yang berarti orang-orang yang beriman.
Nah,
penamaan surah Al Qur’an yang mengambil satu kata menjadi surah yang berbeda
dalam bentuk tunggal dan jama’ merupakan sebuah indikasi bahwa ada makna atau
pesan yang hendak disampaikan.
Berikut
akan diulas penjelasannya dalam konteks mengurai karakter manusia berdasarkan
metode struktur Al Qur’an.
Salah
satu makna yang bisa ditangkap dari fenomena tersebut adalah penegasan, bisa
dan sisi makna, bisa juga dari sisi kapasitas atau jumlah. Dari sisi kapasitas
memang sudah bisa terlihat dari bentuk lafalnya, namun dari sisi makna, perlu
sedikit kejelian untuk meraba dan akhirnya menemukannya.
Derajat
tertinggi dalam spiritualitas islam adalah mukmin. Ingat, ketika Rasulullah saw
dititahkan Allah SWT untuk menegur beberapa orang suku badui (tinggal di
pegunungan dan pelosok) yang mengatakan bahwa mereka telah beriman.
Allah
SWT menyangkalnya (dengan tujuan menjelaskan) lewat lisan Rasul-Nya yang
di-abadikan dalam Al Qur’an QS.AI Hujurat (49): “orang-orang Arab badui itupun
berkata : “kami telah beriman “, katakanlah (kepada mereka): ” kalian belum
beriman, tetapi kata-kanlah kami telah tunduk (muslim)…..”.
Dari
potongan ayat di atas, bisa dipahami bahwa untuk mencapai derajat mukmin tidak
semudah yang kita bayangkan. Ada kriteria tertentu agar seseorang bisa mencapai
derajat tersebut.
Salah
satunya adalah lanjutan dari ayat di atas pada surah yang sama yaitu ayat 15,
“orang –orang yang beriman adalah orang-orang yang beriman kepada Allah SWT dan
Rasul-Nya (dengan menjalani segala perintahNya dan menjauhi laranganNya), lalu
mereka tidak ragu-ragu (dengan keyakinannya) dan mereka berjuang dengan harta
dan jiwa mereka di jalan Allah, merekalah orang-orang yang benar.”
Sebuah
kriteria yang ideal yang seharusnya ada dalam diri orang yang berjuz 18. Bukan berarti
karakter juz yang lain tidak perlu mengacu pada sifat-sifat yang terkandung
dalam ayat di atas, tetapi orang yang membawa karakter juz 18 mempunyai peluang
yang lebih banyak dengan eksistensi surah Al Mu’minun pada juz tersebut secara
penuh dan tidak terbagi dengan juz yang lain.
Gambaran
dari Al Mu’minuun adalah orang yang berakal. Artinya, ia termasuk seseorang
yang gemar berolah fikir.
Baginya,
segala sesuatu harus bisa diterima oleh akalnya. Karena berhubungan dengan goa
(Al Kahfi), kadang kala cara berfikirnya susah ditebak, terlalu “njlimet” dan
terkesan kaku. Tidak jarang ia memaksakan pemikirannya kepada orang lain.
Hubungannya
dengan karakter orang yang berjuz 18, biasanya ia cenderung pendiam dan lebih
banyak mengamati jika berada dalam lingkungan barunya, tetapi sebenarnya dalam
dirinya tersimpan keinginan untuk menjadi pusat perhatian orang-orang yang di
sekelilingnya.
Total
ayat surah Al Mukminun adalah 118. Kalau kita menerapkan teori putaran
surah yaitu dengan cara mengurangkan jumlah ayat surah Al Mukminun dengan
jumlah surah Al Qur’an, maka kita akan mendapatkan 118-114=4.
Selanjutnya angka 4 kita subtitusikan ke dalam urutan surah Al Qur’an.
Surah
yang ke 4 adalah An Nisa (wanita). Umumnya orang yang berjuz 18 telaten dan
rapih serta teliti dalam mengerjakan sesuatu. ia juga mempunyai sifat yang
manja. Selain itu, hal ini juga bisa menjadi kelemahan seorang juz 18. ia mudah
terpengaruh oleh wanita.
Surah
yang kedua adalah An Nuur (cahaya). Sesuai dengan fugsinya, cahaya berguna
untuk menerangi tempat yang gelap. Dari sini bisa diketahui bahwa orang yang
membawa karakter juz 18 tidak banyak mengalami kendala untuk menyerap
berbagai bentuk keilmuan kemudian mentransfernya kembali kepada orang lain.
Boleh dibilang, kemampuan olah pikir atau intelektualitasnya tinggi.
Tetapi
yang perlu diingat, jangkauan cahaya sangat terbatas dimana cahaya tidak bisa
menembus sekat-sekat tertentu. Memang, dalam hal menerangi orang lain dalam
arti memberi nasehat atau masukan kepada orang lain ialah ahlinya, namun justru
terkadang ia mengalami kesulitan untuk menerangi dirinya sendiri.
Seorang
juz 18 meiliki kelebihan dalam menyelami permasalah orang lain. Dengan kata
lain, ia orang yang tepat untuk tempat curhat setiap permasalahan. ia menjadi
seseorang yang gemar menolong.
Keberadaan
surah An Nur juga membuat orang yang berjuz 18 ingin selalu mencari
penjelasan tentang sesuatu di balik kehidupan ini, terutama yang bisa
didapatkan secara spiritual atau lakon tertentu.
Ada
sesuatu dalam dirinya yang mendorong agar keinginannya tersebut terakomodir
dengan baik, jika tidak maka ia akan selalu merasa gelisah.
Namun
jika keinginan di atas dapat tersalurkan dengan baik maka ia bisa menjadi
seorang yang arif dan bijak dalam menyelesaikan persoalan lingkungannya.
Kalau
saja kita rnau sedikit mengamati cahaya lilin atau lampu, maka kita akan
menyaksikan bahwa area yang terdekat dengan cahaya tersebut yaitu ruang yang
lurus sejajar dengannya tidak ikut terterangi oleh cahayanya. Begitulah
kira-kira gambaran non psikis yang sering dialami oleh orang yang berjuz 18. Ia
tidak bisa melihat kesalahan atau kelemahan yang ada pada dirinya.
Jumlah
ayat dari surah An Nur adalah 64 Kalau kita subtitusikan kembali angka tersebut
ke dalam urutan surah Al Qur’an.
Maka
kita akan mendapatkan surah At-Taghaabun, yang berarti hari ditampakkan
kesalahan-kesalahan.
Lazimnya,
orang yang membawa karakter 18, jika ada orang yang berbuat salah depannya atau
bahkan menyakitinya, ia akan bersikap “mencatat” atau “niteni” dalar bahasa
jawanya.
Ketika
tiba saatnya nanti, ia akan mengeluarkan semua catatannya tersebut sebagai
senjata untuk melumpuhkan rivalnya, oleh karena itu jangan coba untuk membuat
kesalahan yang sama dua kali di depannya. Sisi lain, ia sangat jeli melihat
kesalahan oran lain.
Surah
yang terakhir pada juz 18 adalah surah Al Furqan yang berarti pembeda. Hal itu
merupakan pertanda bahwa orang yang berjuz 18 mempunyai keahlian untuk menjadi
seorang penengah atau negosiator.
Ini
terlepas dari pengaruh kombinasi yang cantik antara surah An Nur dengan Al
Furqan.
Entah
mengapa, ia merasa tidak betah denga keadaan yang kisruh dan tidak kondusif
secara naluriah ia akan berusaha memberikan sumbangsih pemikiran atau apapun
untuk menetralisir keadaan tersebut.
Dari
Surah Al Furqan pula, ia adalah sosok yang normatif, karena ayat Al Furgan yang
berada di juz 18 berjumlah 20 ayat. ‘Ain 20 dimaknai sebagai aturan main,
sehingga dalam memecahkan permasalahan yang terlihat adalah hitam dan putih,
benar dan salah. Wajar, jika kesan kaku melekat padanya.
Sisi
yang lain dari unsur Al Furqan yang mewarnai karakter juz 18 adalah pada
sifatnya yang terlalu banyak pertimbangan sehingga terkadang lambat dalam
mengambil keputusan, keraguan dalam bertindak seringkali melingkupinya,
Berdasarkan
Tanda ‘Ain
Berikut
putaran ‘ain dan angka di dalamnya ;
Ain
1
Angkanya
adalah 1, 22 (target), 1. Dari kombinasi ketiga angka tersebut bisa diketahui
bahwa orang yang membawa karakter juz 18 malas untuk berpikir jika tidak ada
tujuannnya atau target tertentu yang bisa memberikan masukan positif buatnya.
Seperti
sudah disinggung di atas, ia adalah orang yang banyak pertimbangan dalam
menyelesaikan atau membuat keputusan, sehingga terkesan lamban. Karena ‘ain 1
masih berhubungan dengan ‘ain 18 yang berarti pertimbangan.
Selain
itu, ain 35 juga berkaitan dengan ain 1, yang berarti ia akan lebih bersikap
jaim (jaga image) dan menahan diri jika berada pada lingkungan yang belum
dikenalnya dengan akrab.
‘Ain
2
Angkanya
adalah 2, 10 (perut), 2. Dari gabungan angka tersebut bisa disimpulkan bahwa
orang yang berjuz 18 tergolong jell dalam melihat berbagai persolaan. ia juga
mempunyai bakat untuk menganalisis sesuatu yang bermuara pada ditemukannya
jalan keluar Cain 19). ia bisa menyikapi permasalahan dengan tenang karena
keyakinannya akan hukum causalitas atau sebab akibat Cain 36)
‘Ain
3
Angkanya
adalah 3, 18 (pertimbangan, kesehatan), 3. Terlihat jelas, bahwa orang yang
berjuz 18 memang penuh pertimbangan dengan terulangnya angka 18 di beberapa
titik `ain. Sisi lainnya THT juga bisa menjadi kelebihannya dengan perkataanya
yang mudah diterima dan dipercaya orang lain.
Tetapi
hal itu juga bisa menjadi kekurangan baginya. ia merasa kesulitan mengungkapkan
keinginannya. Secara fisik, ia mudah terkena gangguan penyakit yang berhubungan
dengan organ THT.
Pertimbangannya
selalu didasarkan pada aturan main atau norma yang berlaku di lingkungannya
Cain 20) dan merupakan penerapan dari hasil analisannya terhadap permasalahan
yang ia hadapi (ain 37).
‘Ain
4
Angkanya
adalah 4, 27 (usaha), 4. Biasanya ia selalu merencanakan segala sesuatu sebelum
ia melaksanakannya. Jika ia anggap masih terdapat kekurangan, maka ia akan
memikirkannya kembali (‘ain 21) dengan memasukkan dan mengambil peluangpeluang
untuk pengembangan ke dapan secara lebih baik (ain 38)
‘Ain
5
Angkanya
adalah 5 (tangan, penanganan), 5, 5.Orang yang berjuz 18 cenderung tidak suka
banyak bicara. Baginya yang penting bekerja dulu. Bahkan untuk menyebut
sifatnya yang satu ini, boleh dikatakan “pukul dulu, urusan belakangan”.
ia
juga terbiasa bekerja dengan sistem target, tak jarang karena terlalu asiknya
“mengejar target” ia melupakan yang lain Cain 22). Hal itu ia lakukan jika apa
yang ia kerjakan sesuai dengan minat atau keinginannya atau setidaknya ia
menyukai pekerjaan tersebut (ain 39).
‘Ain
6
Angkanya
adalah 6 (syaraf, hukum), 26 (waktu, potensi), 6. Orang yang berjuz 18 memang
sosok yang normative terutama dalam masalah waktu. ia terkadang merasa
seolaholah waktu selalu mengejarnya sehingga
dalam
mengerjakan sesuatu terkesan tergopoh-gopoh dan terburu-buru.
Tetapi
dalam keadaan tertentu (jika hatinya merasa gundah dan tidak. enak) ia adalah
orang yang tidak menghargai waktu, dalam arti ia bisa bersikap semaunya
seakan-akan minta perhatian.
Tak
jarang dalam meng-ungkapkan apa yang menjadi keinginannya, ia melakukan sesuatu
yang spektakuler untuk menarik perhatian orang-orang di seke-lilingnya (‘ain
23).
Berdasarkan
Halaman
Taktis
Taktis
bisa dipahami dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai 6
pada juz 18. Total ayatnya adalah 112 yang merujuk pada surah Al Ikhlas.
Orang
yang membawa karakter juz 18 tulus dam tidak perhitungan dalam membantu sesama,
bahkan tak jarang karena ketulusannya, ia dimanfaatkan orang lain. Namun yang
tidak boleh dilupakan, justru inilah ujian bagi seorang juz 18. Keikhlasan.
Negatif/positif
Negatif/positif
bisa didapatkan dengan menjumlahkan ayat yang terdapat paad halaman selanjutnya
yaitu 7 sampai 13, berjumlah 65 ayat. Kalau kita subtitusikan
pada urutan surah Al Qur’an maka kita akan mendapatkan surah At Talaq. Ketegasan
orang yang berjuz 18 terlihat di sini.
Kolaborasi
antara surah Al Kahfi (18), Al Furcian ( 25), dan At Talaq (65) menunjukkan
campaur baurnya antara ketegasan (yang didasari oleh kearifan (al Mukminun) dan
keras (yang didasari oleh emosi dan idealisme yang terlalu
tinggi). Tetapi ada sebuah surah yang berfungsi sebagai penetralisir yaitu An
Nur.
Baginya,
apa yang terlihat salah dimatanya, selamanya akan tetap salah. ia tidak perduli
bila sebenarnya orang tersebut benar. Begitu juga sebaliknya. Bila surah ini
yang dominan dalam diri juz 18, ia bisa menjadi seorang diktaktor tulen.
Jalan
Keluar
Dengan
menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 14 dan 15 maka kita akan
mendapatkan jalan keluar juz 18. Total ayatnya adalah 13 yaitu surah Ar Ra’du.
Ketika
emosi dan ambisi orang membawa karakter juz 18 memuncak, maka bagaikan kilat
dan petir yang menyambar kesana kemari, tak seorangpun bisa menghadapinya.
Surah
ini juga bisa membuat orang yang berjuz 18 mempunyai kemauan yang keras untuk
mewujudkan keinginannya.
Petir
terjadi karena bertemunya energi positif dan negatif. Artinya, seorang juz 18
memiliki kegemaran berdiskusi sampai tingkat perdebatan.
Karena
surah ini sebagai jalan keluar, maka bila seorang juz 18 memiliki masalah,
hendaklah didiskusikan, bukan dipendam.
Dasar
Dan
halaman yang terakhir, yaitu 16, kita bisa memahami dasar dari juz 18. Jumlah
ayatnya adalah 12 yang kalau kita korelasikan ke dalam urutan surah adalah
surah Yusuf. Yusuf adalah simbol kepolosan.
Begitu
juga dengan orang yang berjuz 18, apa yang ia bicarakan dan lakukan adalah apa
adanya
dan tidak dibuat-buat. Namun yang menjadi masalah adalah tempat dan waktu yang
kadang tidak tepat untuk menunjukkan kepolosannya tersebut yang berakibat ia
mudah ditipu.
Surah
Yusuf juga merupakan simbol udara atau atmosfir. Wajar jika orang yang berjuz
18 mudah sekali bergaul dan membentuk dirinya sesuai tempat ia berada.
Kelemahan
Fisik
Kelemahan
fisik orang yang membawa karakter juz 18 terletak pada organ kepala, darah dan
jantung. Selain itu juga pada hati atau lever dan mata.
Bagian
tubuh yang lain yang rentan terkena gangguan kesehatan adalah bagian pantat dan
paha kaki kanan.
_____________________________________________________________________________________________________
Juz
17
Mengenal
karakter orang memang ada suka dukanya. Namun yang pasti tidak untuk tajassus
yaitu mencari-cari kesalahannya untuk mencelakakan atau menfitnahnya. Tetapi
sebagai masukan dan referensi agar lebih bijaksana dalam menghadapi karakter
orang yang berbeda-beda dan bermacam-macam.
Selain
itu, bagi orang yang bersangkutan bisa lebih mengenal dirinya sendiri. Bukan
membanggakan diri jika terdapat sifat-sifat yang baik dan enggan memperbaiki
sifat yang buruk. Namun sebaliknya, berusaha memaksimalkan sifat positif dan
mengurangi atau menghilangkan sifat-sifat negatif.
Berdasarkan
urutan surah sesuai dengan nomer juznya, surah ke-17 adalah Al Isra (perjalanan
malam). Sebuah isyarat bahwa orang yang membawa karakter juz 17 ketika
menghadapi permasalahan, memilih menenangkan diri dulu sebelum memecahkannya.
Baginya masalah harus diselesaikan dengan kepala dingin.
Menenangkan
diri versi orang yang berjuz 17 bisa berbentuk macam-macam. Bisa bergulat
dengan dunia malam atau sebaliknya, mendekatkan diri kepada Allah SWT,
mengingat Isra merupakan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW.
Mimpi
adalah salah satu bentuk “perjalanan” malam. Artinya, seorang juz 17 termasuk
orang yang gemar bermimpi atau berfantasi. Atau orang juz 17 juga memiliki
banyak sekali ide atau gagasan.
Salah
satu dari 4 juz dalam Al Qur’an yang terdiri dari surah penuh, yaitu diawali
oleh akhir surah dan diakhiri oleh akhir surah pula adalah juz 17. Memang empat
juz tersebut antara lain juz 17, 28, 29, dan 30 tergolong juz yang “istimewa”.
Artinya
bisa jadi dengan tidak adanya surah yang pecah dalam juz-juz tersebut tanpa
terkecuali juz 17 yang kita bahas pada edisi kali ini menjadikan seorang yang
membawa karakter juz 17 mempunyai pribadi yang tidak ingin setengah-setengah
dalam menangani sesuatu.
Selain
itu, ia juga menganggap dirinya mampu untuk menangani masalah sendirian, entah
kenapa ia tidak terbiasa dengan meminta pertimbangan atau pertolongan orang
lain.
Surah-surah
yang penuh dalam juz 17 juga menjadikannya orang yang selalu memperhitungkan
apa yang hendak dilakukannya, atau dengan ungkapan yang lain jangan coba-coba
untuk melakukan sesuatu secara serampangan (tidak sistematis) di depannya.
Surah
penuh merupakan simbol keteraturan, kejelian dan ketepatan serta kecermatan.
Atau singkatnya ia adalah figure yang prefeksionis, artinya segala sesuatu
harus terlihat sempurna di hadapannya bagaimanapun caranya.
Juz
17 juga bermakna estimasi, bisa dikatakan orang yang berjuz 17 memiliki
kelebihan dalam memprediksi suatu peristiwa atau kejadian. Selain itu, biasanya
ia tidak bisa atau malas melakukan sesuatu jika tidak sesuai dengan pikirannya
atau paling tidak ada benefit positif (manfaat) buatnya.
Surah
Al Anbiya dan Al Hajj merupakan dua surah yang mengisi juz 17. Surah Al Anbiya
(21), yaitu dari ayat 1 sampai 112. Makna dari Al Anbiya adalah secara
etimologi adalah bentuk plural (jamak) dari kata Nabi yang berarti seorang Nabi
atau pembawa berita.
Sebagaimana
diketahui bahwa Para Nabi adalah hamba Allah SWT yang terpilih untuk membawakan
berita (wahyu) dan menjadi pemimpin untuk umatnya masing-masing, kecuali Nabi
Muhammad yang diutus untuk seluruh manusia.
Yang
perlu diketahui disini adalah bahwa para Nabi hanya menyampaikan wahyu dan
menjelaskannya kepada umatnya, tidak lebih. Artinya Nabi adalah sosok pemimpin
yang merupakan eksekutor atas norma dan peraturan Allah SWT.
Jika
wahyu tidak mengakomodasi detail permasalahan yang dihadapi oleh mereka, maka
dengan kapasitas sebagai nabi mereka diberikan hak untuk berijtihad untuk
menyikapi dan mencari solusi atas persoalan mereka.
Nah,
dari sini kita sudah mendapat gambaran sekilas tentang sifat orang yang membawa
karakter juz 17. la mempunyai kebiasaan dalam menyikapi sebuah permasalahan
dengan mengembalikan kepada norma atau aturan yang berlaku pada lingkungannya,
jika norma atau aturan tersebut tidak mengkover maka ia akan berijtihad
mengambil inisiatif untuk memecahkan masalahnya sendiri sehingga kesan
subjektif akan terlihat padanya.
Sayangnya,
karena Nabi diberikan kewenangan oleh Allah menjadi eksekutor dan legislator
(pembuat peraturan) dalam hal-hal tertentu, berpengaruh terhadap karakter orang
yang berjuz 17, kadang-kadang tanpa disadari, ia memaksakan keinginan atau
kehendaknya pada orang lain, atau setidaknya orang harus setuju dengan
pendapatnya.
Namun,
dibalik kesan angkuh yang melekat padanya, tersimpan sifat yang tulus , peduli
pada lingkungan dan ikhlas serta pemaaf. Karena total ayat surah Al Anbiya yang
terdapat pada juz 17 adalah 112 yang merujuk pada surah Al Ikhlas yang artinya
memurnikan keesaan Allah. Selain itu, dengan kemampuan bernegosiasi dan
berdialog, ia bisa mempengaruhi seseorang atau kelompok
Selanjutnya
adalah surah Al Hajj (ibadah haji), yaitu dari ayat 1 sampai ayat 78. lbadah
haji merupakan rukun Islam yang ke lima, apabila seorang muslim telah selesai
melaksanakannya maka islamnya telah sempurna. Seperti sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa orang yang berjuz 17 dalam melihat berbagai hal harus tampak
sempurna, namun yang seringkali ia lupakan bahwa sempurna menurutnya belum
tentu sempurna menurut orang lain.
Jumlah
ayat surah Al Hajj yang ada pada juz 17 adalah 78. Kalau kita konversikan
kedalam urutan surah Al Qur’an maka kita akan mendapatkan surah An Naba’
(berita besar). Artinya orang yang membawa karakter juz 17 bisa menjadi pusat
perhatian, antusias (cepat semangat dalam melakukan sesuatu tetapi tidak jarang
cepat pula pudarnya), dan mempunyai modal untuk meyakinkan orang.
Berdasarkan
Tanda ‘Ain
Sejak dulu, tanda ‘ain merupakan sebuah teka-teki yang harus dipecahkan selain merupakan tanda waqaf (berhenti), terutama berkaitan dengan angka-angka yang terbubuh padanya. Dasar pemaknaan ‘ain sebagai tanda waqaf pun tidak kuat karena selain merupakan bentuk hasil ijtihad ulama, argumen yang merujuk pada literature tertentu juga tidak ditemukan.
Sejak dulu, tanda ‘ain merupakan sebuah teka-teki yang harus dipecahkan selain merupakan tanda waqaf (berhenti), terutama berkaitan dengan angka-angka yang terbubuh padanya. Dasar pemaknaan ‘ain sebagai tanda waqaf pun tidak kuat karena selain merupakan bentuk hasil ijtihad ulama, argumen yang merujuk pada literature tertentu juga tidak ditemukan.
‘Ain
1
Angkanya adalah 1 (otak, kepala), 10 (pencernaan), 1. Kombinasi angka tersebut merupakan isyarat bahwa orang yang membawa karakter juz 17 gemar berpikir, dengan kata lain ia bisa diajak untuk berpikir simple dan bisa juga berpikir rumit dan njlimet. Oleh karena itu, pola pemikiran seorang juz 17 kadang kala terkesan kaku dan cenderung bernilai subjektif.
‘Ain 1 mempunyai korelasi dengan ain 18, artinya setiap yang dipikirkan dan akan dilakukannya sebaiknya selalu didasari oleh pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Salah satu yang harus menjadi pertimbangannya adalah factor lingkungan. la harus melakukan pengamatan yang cermat agar apa yang dipikirkanya tepat sasaran, hal tersebut perlu dilakukan karena ‘ain 1 juga masih bertalian dengan ain 35.
Angkanya adalah 1 (otak, kepala), 10 (pencernaan), 1. Kombinasi angka tersebut merupakan isyarat bahwa orang yang membawa karakter juz 17 gemar berpikir, dengan kata lain ia bisa diajak untuk berpikir simple dan bisa juga berpikir rumit dan njlimet. Oleh karena itu, pola pemikiran seorang juz 17 kadang kala terkesan kaku dan cenderung bernilai subjektif.
‘Ain 1 mempunyai korelasi dengan ain 18, artinya setiap yang dipikirkan dan akan dilakukannya sebaiknya selalu didasari oleh pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Salah satu yang harus menjadi pertimbangannya adalah factor lingkungan. la harus melakukan pengamatan yang cermat agar apa yang dipikirkanya tepat sasaran, hal tersebut perlu dilakukan karena ‘ain 1 juga masih bertalian dengan ain 35.
‘Ain
2
Angkanya adalah 2 (mata, pengamatan), 19 (pemecahan masalah), 2. Pandangan dan analisis seorang yang berjuz 17 boleh dibilang tajam dan selalu mengarah pada penyelesaian masalah. Entah kenapa ia kurang terlalu suka dengan pandangan yang bertele-tele.
Hal tersebut semakin diperkuat dengan putaran ‘ain yang kedua sehingga ‘ain 2 berkaitan dengan ‘ain 19. Terakomodirnya ‘ain 19 sampai dua kali pada ‘ain 2 membuat makna yang terkandung di dalamanya semakin jelas dan terasa.
Putaran ‘ain yang terakhir jatuh pada angka 36, artinya analisisnya sebaiknya juga didasari oleh pertimbangan sebab akibat atas apa yang akan dilakukannya.
Angkanya adalah 2 (mata, pengamatan), 19 (pemecahan masalah), 2. Pandangan dan analisis seorang yang berjuz 17 boleh dibilang tajam dan selalu mengarah pada penyelesaian masalah. Entah kenapa ia kurang terlalu suka dengan pandangan yang bertele-tele.
Hal tersebut semakin diperkuat dengan putaran ‘ain yang kedua sehingga ‘ain 2 berkaitan dengan ‘ain 19. Terakomodirnya ‘ain 19 sampai dua kali pada ‘ain 2 membuat makna yang terkandung di dalamanya semakin jelas dan terasa.
Putaran ‘ain yang terakhir jatuh pada angka 36, artinya analisisnya sebaiknya juga didasari oleh pertimbangan sebab akibat atas apa yang akan dilakukannya.
‘Ain
3
Angkanya adalah 3 (THT), 12 (ambisi, motivasi), 3. Membaurnya ketiga angka tersebut menjadi satu kesatuan menyebabkan orang yang membawa karakter juz 17 dalam menyampaikan sesuatu terlalu menggebu-nggebu dan bersemangat sehingga ada kesan tertentu dibalik apa yang disampaikannya. la sangat gigih untuk merealisasikan gagasannya. Atau dengan ungkapan yang lain, apa yang ia sukai akan ia perjuangkan habis-habisan tanpa memperdulikan orang lain.
Dalam berbicara pun, biasanya ia sangat jeli dalam menganalisis bahasa yang dipergunakan, dan baginya tepat atau tidaknya pemakaian bahasa dalam bertutur merupakan barometer apakah seseorang mengerti dengan apa yang dibicarakannya. Hal itu wajar, karena `ain 3 mempunyai korelasi dengan ‘ain 20 (aturan main).
`Ain 3 juga bertalian dengan `ain 37. la merasa tidak puas dengan hanya berbicara saja, biasanya ia selalu bisa menfollow up dari apa yang telah ia ucapkan atau apa yang menjadi idenya.
Angkanya adalah 3 (THT), 12 (ambisi, motivasi), 3. Membaurnya ketiga angka tersebut menjadi satu kesatuan menyebabkan orang yang membawa karakter juz 17 dalam menyampaikan sesuatu terlalu menggebu-nggebu dan bersemangat sehingga ada kesan tertentu dibalik apa yang disampaikannya. la sangat gigih untuk merealisasikan gagasannya. Atau dengan ungkapan yang lain, apa yang ia sukai akan ia perjuangkan habis-habisan tanpa memperdulikan orang lain.
Dalam berbicara pun, biasanya ia sangat jeli dalam menganalisis bahasa yang dipergunakan, dan baginya tepat atau tidaknya pemakaian bahasa dalam bertutur merupakan barometer apakah seseorang mengerti dengan apa yang dibicarakannya. Hal itu wajar, karena `ain 3 mempunyai korelasi dengan ‘ain 20 (aturan main).
`Ain 3 juga bertalian dengan `ain 37. la merasa tidak puas dengan hanya berbicara saja, biasanya ia selalu bisa menfollow up dari apa yang telah ia ucapkan atau apa yang menjadi idenya.
‘Ain
4
Angkanya adalah 4 (tulang, rangka), 9 (hati nurani), 4. Dalam membuat perencanaan sebuah pekerjaan, kalau sedang hatinya tidak galau, maka ia akan dapat menyelesaikannya dengan balk, begitu sebaliknya.
Putaran ‘ain 4 pertama menghasilkan angka 21. Sebaiknya ia memikirkan ulang dalam rangka mengkaji secara matang apa yang akan dilakukannya.
Putaran yang terakhir berujud angka 38. Setelah melalui analisa dan pengkajian yang cukup, maka ia juga harus memikirkan bagaimana mengembangkannya pada masa mendatang.
Angkanya adalah 4 (tulang, rangka), 9 (hati nurani), 4. Dalam membuat perencanaan sebuah pekerjaan, kalau sedang hatinya tidak galau, maka ia akan dapat menyelesaikannya dengan balk, begitu sebaliknya.
Putaran ‘ain 4 pertama menghasilkan angka 21. Sebaiknya ia memikirkan ulang dalam rangka mengkaji secara matang apa yang akan dilakukannya.
Putaran yang terakhir berujud angka 38. Setelah melalui analisa dan pengkajian yang cukup, maka ia juga harus memikirkan bagaimana mengembangkannya pada masa mendatang.
‘Ain
5
Angkanya adalah 5 (tangan, penanganan), 25 (lingkungan), 5. Dari ketiga angka tersebut bisa dipahami bahwa orang yang berjuz 17 menjadikan lingkungan sebagai faktor yang harus diperhitungkan terkait dengan rencana yang akan dilakukannya.
Dalam melakukan sesuatu pun, ia sudah terbiasa bekerja dengan target tertentu. Hal ini disebabkan ‘ain 5 mempunyai korelasi dengan ain 22, artinya target.
‘Ain 5 berkitan dengan ‘ain 39. Dalam melakukan pekerjaannya, kalau tidak sesuai dengan minatnya, maka bisa diperkirakan ia akan malas melakukannya. Bila mau melakukanpun karena terpaksa, akhirnya hasilnya kurang maksimal
Angkanya adalah 5 (tangan, penanganan), 25 (lingkungan), 5. Dari ketiga angka tersebut bisa dipahami bahwa orang yang berjuz 17 menjadikan lingkungan sebagai faktor yang harus diperhitungkan terkait dengan rencana yang akan dilakukannya.
Dalam melakukan sesuatu pun, ia sudah terbiasa bekerja dengan target tertentu. Hal ini disebabkan ‘ain 5 mempunyai korelasi dengan ain 22, artinya target.
‘Ain 5 berkitan dengan ‘ain 39. Dalam melakukan pekerjaannya, kalau tidak sesuai dengan minatnya, maka bisa diperkirakan ia akan malas melakukannya. Bila mau melakukanpun karena terpaksa, akhirnya hasilnya kurang maksimal
`Ain
6
Angkanya adalah 6 (sendi, hukum), 18 (pertimbangan), 6. la tidak suka berspekulasi, sesuatu harus sistematis dan jelas, khususnya masalah legalitas atau sesuai dengan hukum yang berlaku.
Namun sayang, terkadang ia sendiri pada saat tertentu melanggar peraturan yang ia buat sendiri. Parahnya, ia bisa menjadi seorang yang konsisten dalam ketidak konsitenan.
Angkanya adalah 6 (sendi, hukum), 18 (pertimbangan), 6. la tidak suka berspekulasi, sesuatu harus sistematis dan jelas, khususnya masalah legalitas atau sesuai dengan hukum yang berlaku.
Namun sayang, terkadang ia sendiri pada saat tertentu melanggar peraturan yang ia buat sendiri. Parahnya, ia bisa menjadi seorang yang konsisten dalam ketidak konsitenan.
Berdasarkan
Halaman
Halaman Al Qur’an juga bisa dijadikan indikator dalam mengkaji karakter manusia berdasarkan metode struktur Al Qur’an, tentu yang dimaksud Al Qur’an di sini adalah mushaf format 18 baris. Dalam usaha untuk menguraikan karakter berdasarkan halaman Al Qur’an, dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :
Halaman Al Qur’an juga bisa dijadikan indikator dalam mengkaji karakter manusia berdasarkan metode struktur Al Qur’an, tentu yang dimaksud Al Qur’an di sini adalah mushaf format 18 baris. Dalam usaha untuk menguraikan karakter berdasarkan halaman Al Qur’an, dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :
Taktis
Taktis dapat dipahami dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai 6 dari juz 17, yaitu berjumlah 82 ayat. Jumlah ayat ini selanjutnya dikorelasikan menjadi urutan surah. Surah Al Qur’an yang ke-82 adalah Al Infithar artinya yang terbelah. Orang yang membawa karakter juz 17 cenderung emosional dan meledak-ledak dalam menyampaikan sesuatu. la juga tergolong orang yang enerjik. Namanya terbelah, sering kali ia dihadapkan pada kondisi dilematis dalam mengambil keputusan.
Taktis dapat dipahami dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai 6 dari juz 17, yaitu berjumlah 82 ayat. Jumlah ayat ini selanjutnya dikorelasikan menjadi urutan surah. Surah Al Qur’an yang ke-82 adalah Al Infithar artinya yang terbelah. Orang yang membawa karakter juz 17 cenderung emosional dan meledak-ledak dalam menyampaikan sesuatu. la juga tergolong orang yang enerjik. Namanya terbelah, sering kali ia dihadapkan pada kondisi dilematis dalam mengambil keputusan.
Negatif
/ Positif
Begitu
pula dengan negatif/positif, bisa diketahui dengan menjumlahkan ayat yang
terdapat pada halaman 7 sampai 13 yang total berjumlah 74. Urutan surah Al
Qur’an ke 74 adalah Al Muddatsir yang berarti orang yang berselimut. Orang yang
berjuz 17 biasanya tertutup dan malas jika harus mengikuti aturan orang lain,
dengan kata lain ia agak susah diatur. Tidak jarang, kita tidak dapat mengerti
apa yang menjadi keinginan seorang juz 17.
Jalan
Keluar
Jalan keluar bagi orang yang membawa karakter juz 17 di dapat dari jumlah ayat yang berada pada halaman 14 dan 15, yaitu 25 ayat. Surah Al Qur’an yang ke 25 adalah Al Furqan, artinya pembeda. la adalah tipe orang yang tidak bisa mencampuradukkan berbagai permasalahan. Baginya masalah harus dipetakan dan dibahas serta diselesaikan menurut jenis dan macamnya sehingga dalam mencari solusinya bisa terarah atau fokus.
Jalan keluar bagi orang yang membawa karakter juz 17 di dapat dari jumlah ayat yang berada pada halaman 14 dan 15, yaitu 25 ayat. Surah Al Qur’an yang ke 25 adalah Al Furqan, artinya pembeda. la adalah tipe orang yang tidak bisa mencampuradukkan berbagai permasalahan. Baginya masalah harus dipetakan dan dibahas serta diselesaikan menurut jenis dan macamnya sehingga dalam mencari solusinya bisa terarah atau fokus.
Namanya
juga pembeda, ia lebih percaya diri bila bisa berbeda dengan yang lain,
meskipun orang lain menganggap hal itu aneh. Dengan kata lain, ia berani tampil
beda. Karena hal inilah yang dijadikan senjata untuk menutupi kekurangan
dirinya.
Dasar
Di dapat dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman terakhir yaitu halaman 16 pada juz 17 yang total berjumlah 9 ayat. Surah ke 9 Al Qur’an adalah At Taubah. Seperti dijelaskan di awal, bahwa orang yang berjuz 17 sebenarnya adalah tipe pemaaf. Selain itu ia sulit untuk melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.
Tapi, bila kesalahan tersebut fatal baginya. la menjadi seorang yang keras dan tidak bisa memaafkan kesalahan tersebut. Jangankan memaafkan, menegur orang tersebut pun enggan.
Di dapat dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman terakhir yaitu halaman 16 pada juz 17 yang total berjumlah 9 ayat. Surah ke 9 Al Qur’an adalah At Taubah. Seperti dijelaskan di awal, bahwa orang yang berjuz 17 sebenarnya adalah tipe pemaaf. Selain itu ia sulit untuk melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.
Tapi, bila kesalahan tersebut fatal baginya. la menjadi seorang yang keras dan tidak bisa memaafkan kesalahan tersebut. Jangankan memaafkan, menegur orang tersebut pun enggan.
Kelemahan
Fisik
Kelemahan fisik orang yang berjuz 17 terletak pada jantung dan darah. Selain itu juga pada bagian kepala dan sistem respirasi atau pernafasan (paru-paru), wajar jika ia sering mengalami sesak nafas atau gangguan pernafasan lainnya. Bagian tubuh lain yang lemah adalah THT, sehingga ia mudah terserang gangguan pernafasan, batuk, pilek dan lain-lain.
Selain itu bagi seorang juz 17 pria, yang harus dia jaga adalah prostat.
Kelemahan fisik orang yang berjuz 17 terletak pada jantung dan darah. Selain itu juga pada bagian kepala dan sistem respirasi atau pernafasan (paru-paru), wajar jika ia sering mengalami sesak nafas atau gangguan pernafasan lainnya. Bagian tubuh lain yang lemah adalah THT, sehingga ia mudah terserang gangguan pernafasan, batuk, pilek dan lain-lain.
Selain itu bagi seorang juz 17 pria, yang harus dia jaga adalah prostat.
Kesimpulan
Kekurangan
Selalu melihat permasalahan menurut pendapat pribadi, emosional, malas jika tidak sesuai dengan keinginannya (moody), merasa mampu melakukan sesuatu sendirian (mandiri). Suka memaksakan kehendak
Kekurangan
Selalu melihat permasalahan menurut pendapat pribadi, emosional, malas jika tidak sesuai dengan keinginannya (moody), merasa mampu melakukan sesuatu sendirian (mandiri). Suka memaksakan kehendak
Kelebihan
Prefeksionis, penuh perhitungan, cermat, logis, pemaaf, tidak suka bertele-tele, enerjik, memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungan. Berani tampil Beda.
Prefeksionis, penuh perhitungan, cermat, logis, pemaaf, tidak suka bertele-tele, enerjik, memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungan. Berani tampil Beda.
____________________________________________________________________________________________________
Juz
16
Ada
sesuatu yang menarik pada juz 16 yang akan kita bahas kali ini. Apakah sebuah
kebetulan jika salah satu surah di juz 16 adalah surah ke-20 yaitu surah Thaha?
Sebelum
mengurai karakter berdasarkan surah, mari kita kaji berdasarkan nomer juz yang
dikorelasikan dengan urutan surah. Surah ke-16 adalah An Nahl, artinya Lebah.
Karakteristik
lebah: pandai mencari madu, menciptakan sarang yang luar biasa dan saling
menjaga komunitasnya. Namun, lebah punyai sifat sensitif. Bila ada asap di
sekitar sarangnya, meraka cepat bereaksi menjauhi sarang.
Ini
dapat menggambarkan karakter orang juz 16. Ia peka keadaan sekeliling, bahkan
cenderung sensitif. Perubahan suasana sangat mempengaruhi mood-nya.
Orang
juz 16 pandai menata tempat tinggal. Jangan heran, emosi orang juz 16 dapat terpancing
hanya karena keadaan rumah yang sudah ditata tapi menjadi berantakan.
Memang,
ia akan cepat merapikannya, tapi mulutnya tidak berhenti mengumpat sampai
proses penataannya selesai.
Ia
pandai mengatur keuangan sesuai dengan keperluannya. Seperti halnya, lebah yang
menghasilkan madu dan mengaturnya sesuai dengan kebutuhan.
Ia
memiliki kecenderungan pendendam bila dirinya atau salah satu anggotannya
disakiti.
Namun,
sifat pendendam ini tidak hanya memiliki konotasi negatif. Dia akan memberikan
apapun yang dimiliki kepada seseorang yang telah menolongnya. Inilah salah satu
sifat pendendam yang bersifat positif.
Juz
16 terdiri dari tiga surah. Salah satunya merupakan surah pecah yaitu surah Al
Kahfi yang terbagi antara juz 15 dan juz 16. Sedangkan dua surah lainnya adalah
surah yaitu Maryam dan Thaha.
Diawali
surah Al Kahfi dari ayat 75 sampai 110, sehingga total ayatnya adalah 36.
Seperti pernah disinggung pada edisi 19 tentang interpretasi gua, jika
dihubungkan dengan karakter manusia, gua merupakan simbol misteri dilihat dari
sisi ruang-ruangnya yang berliku-liku dan gelap gulita.
Begitu
juga dengan orang yang membawa karakter juz 16. Ia sosok orang yang tertutup.
Hanya orang-orang yang sangat dekat kepadanya yang mengetahui rahasianya.
Gua
juga lazim dipakai orang untuk melakukan “Tahannuts” atau “I’tizal”. Yakni
menyepi dengan maksud dan tujuan tertentu dan tempat mengisolasi diri dari
hiruk pikuknya kehidupan duniawi.
Sebagaimana
pernah dilakukan Rasulullah SAW ketika menangkap sinyal-sinyal risalah dari
Allah SWT pertama kali berupa mimpi-mimpi yang baik.
Setelah
itu, beliau lebih suka menyepi, merenung, dan memikirkan apa yang sebenarnya
beliau alami di Gua Hira sampai akhirnya Jibril mendatangi dan menyampaikan
wahyu yang pertama kali.
Begitu
juga dengan orang yang membawa karakter juz 16. Jika bersikap diam, mengurung
diri serta berusaha menjauh dari pergaulan, bisa ditengarai ia sedang dirundung
masalah. Sayangnya hanya dia yang tahu masalahnya.
Sisi
lain dari sebuah gua yang bisa gali dan korelasikan dengan karakter manusia
adalah unsur batu.
Sebuah
indikasi kuat orang yang berjuz 16 punya sifat keras kepala sehingga dibutuhkan
pendekatan khusus saat menghadapinya.
Pelan
dan sabar. Itu salah satu pendekatan yang tepat terhadap dirinya. Jika ia sedang
menghadapi masalah. berkomunikasi dengan orang juz 16 harus ekstra hati-hati.
Mengapa?
Surah Maryam sebagai surah penuh pada juz 16 menjadikan orang yang membawa
karakter juz 16 sangat sensitif dan mempunyai perasaan halus sekalipun berjenis
kelamin laki-laki.
Surah
Al Kahfi
Jumlah ayat Al Kahfi yang berada pada juz 16 adalah 36. Merujuk pada surah ke-36 adalah Yasin. Ini bisa jadi isyarat orang yang berjuz 16 tidak mudah menyampaikan keinginan atau ambisinya pada orang lain.
Jumlah ayat Al Kahfi yang berada pada juz 16 adalah 36. Merujuk pada surah ke-36 adalah Yasin. Ini bisa jadi isyarat orang yang berjuz 16 tidak mudah menyampaikan keinginan atau ambisinya pada orang lain.
Yasin
bermakna kandungan, inti, ambisi dan motivasi. Sisi lain, tidak jarang sering
kali ia dihadapkan pada masalah yang sama.
Dari Yasin ini pula bisa dipahami bahwa ketika telah yakin dengan yang dipikirkannya, ia sangat berambisi merealisasikannya. Terkadang sampai lepas kontrol dan ingin segera melakukan sesuatu demi ambisinya.
Dari Yasin ini pula bisa dipahami bahwa ketika telah yakin dengan yang dipikirkannya, ia sangat berambisi merealisasikannya. Terkadang sampai lepas kontrol dan ingin segera melakukan sesuatu demi ambisinya.
Surah
Maryam
Surah yang berikutnya adalah Maryam terdiri dari ayat 1 sampai 98.
Seperti diketahui, Siti Maryam, putri seorang hamba Allah yang shaleh bernama Imran. Allah SWT mengabadikan nama keduanya untuk nama surah dalam Al Qur’an.
Surah yang berikutnya adalah Maryam terdiri dari ayat 1 sampai 98.
Seperti diketahui, Siti Maryam, putri seorang hamba Allah yang shaleh bernama Imran. Allah SWT mengabadikan nama keduanya untuk nama surah dalam Al Qur’an.
Bukan
nama saja yang tercantum dalam Al Qur’an, kisah keluarga dan kehidupannya pun
diceritakan dengan indah lewat untaian ayat-ayat suci-Nya.
Siti
Maryam merupakan sosok wanita yang tangguh, tabah dan mandiri. Itu tercermin
dari kegigihannya mempertahankan kesuciannya yang dicap telah ternoda kaumnya,
Bani Israil.
Allah
SWT menunjukkan salah satu kekuasaan-Nya dengan menganugerahkan kepada Maryam
seorang anak (Isa) tanpa melalui proses reproduksi sebagaimana manusia normal.
Siti
Maryam juga sosok pribadi wanita yang mandiri. Ia membesarkan Isa seorang diri
tanpa bantuan dan kasih sayang seorang ayah.
Begitu
juga dengan orang berjuz 16. Jika perempuan, ia pribadi yang tabah dan mandiri.
Jika telah bersuami, ia tidak banyak menggantungkan diri kepada suami atauorang
lain.
Jika
laki-laki, sifat yang nampak biasanya pada tingkah lakunya yang lemah lembut,
namun sensitif. Ia mempunyai kelebihan pada tangannya yang telaten dan terampil
dalam mengerjakan sesuatu.
Pekerjaan
yang memerlukan ketelatenan yang biasanya dilakukan wanita bisa dilakukannya
dengan mudah tanpa hambatan yang berarti.
Kolaborasi
surah Al Kahfi dan Maryam, menyebabkan karakter dasar yang sering muncul pada
orang berjuz 16 terlihat pada kebiasaannya menyimpan barang-barang berharga
secara rapih dan terawat.
Artinya,
ia membutuhkan tempat khusus untuk mengakomodir kebiasaannya dan menjaga
privasinya terkait dengan sifatnya yang lebih suka menyendiri dalam menghadapi
masalah.
Jumlah
ayat surah Maryam yang berada pada juz 16 totalnya sebanyak 98. Bila angka
tersebut disubtitusikan menjadi urutan surah Al Qur’an, kita akan mendapatkan
surah Al Bayyinah yang berarti bukti yang nyata.
Ia
tidak terlalu suka dengan spekulasi dan lebih cenderung kepada realitas yang
terjadi di depan mata. Dengan ungkapan yang lain ia tidak mudah percaya
terhadap sesuatu sebelum ada bukti nyata.
Surah
terakhir pada juz 16 adalah surah Thaha. Secara tafsir verbal, nama surah yang
diambil dari ayat pertamanya itu tidak dapat terdifinisi secara pasti.
Ulama
berbeda pendapat tentang pemaknaannya, karena ayat itu bukan berbentuk kalimat
tetapi merupakan susunan dua huruf hijaiyyah.
Mengacu
pada pendapat ulama yang setuju dengan usaha untuk menginterpretasikan
huruf-huruf hijaiyyah yang menjadi awal surah, mustahil Allah SWT menurunkan
ayat-ayat Al Qur’an yang tidak bisa dimengerti manusia sebagai objek atau
sasaran (khitab) dari Al Qur’an.
Dalam
kaitan ini, metode struktur Al Qur’an melakukan eksplorasi dengan menerapkan
berbagai pendekatan.
Thaha
terdiri dari dua huruf, yaitu Tha (huruf ke-16) dan Ha (huruf ke-27). Atau
terjadi lompatan sebanyak 10.
Sebuah
loncatan lumayan jauh yang mengundang pertanyaan sekaligus menjadi sebuah
misteri untuk bisa disingkap makna atau pesan yang terkandung di balik itu.
Subhanallah
Dengan
begitu, orang berjuz 16 sering mengalami loncatan pemikiran. Apa yang akan
dilakukan sudah tergambar dan terbayang saat ini, sehingga ia merasa seperti
bermimpi.
Berdasarkan
metode struktur Al Qur’an, Thaha diartikan Perjalanan. Sehingga orang juz 16
memiliki kegemaran jalan-jalan.
Berdasarkan
Tanda ‘Ain
‘Ain 1
Angkanya adalah 1 (otak,kepala) , 12 (ambisi, motivasi), 10 (pencernaan). Menilik angka pada ‘ain 1, orang juz 16 memiliki kecenderungan ambisius. Namun, ia masih bisa meredam ambisinya. Ini disebabkan dari angka 10 yang artinya mencerna. Selain itu, ‘ain 1 berkaitan dengan ‘ain 18 (pertimbangan).
Jadi, dalam memenuhi ambisinya harus melalui sebuah perhitungan dan pertimbangan tertentu.
Salah satu yang dijadikan pertimbangan adalah faktor lingkungan. Sebaiknya orang juz 16 mengenal lingkungannya lebih mendalam agar dapat menyalurkan keinginannya dengan baik. Karena ain 1 mempunyai korelasi dengan ain 35 yang bermakna pengenalan lingkungan secara mendalam.
‘Ain 1
Angkanya adalah 1 (otak,kepala) , 12 (ambisi, motivasi), 10 (pencernaan). Menilik angka pada ‘ain 1, orang juz 16 memiliki kecenderungan ambisius. Namun, ia masih bisa meredam ambisinya. Ini disebabkan dari angka 10 yang artinya mencerna. Selain itu, ‘ain 1 berkaitan dengan ‘ain 18 (pertimbangan).
Jadi, dalam memenuhi ambisinya harus melalui sebuah perhitungan dan pertimbangan tertentu.
Salah satu yang dijadikan pertimbangan adalah faktor lingkungan. Sebaiknya orang juz 16 mengenal lingkungannya lebih mendalam agar dapat menyalurkan keinginannya dengan baik. Karena ain 1 mempunyai korelasi dengan ain 35 yang bermakna pengenalan lingkungan secara mendalam.
‘Ain
2
Angkanya adalah 2 (mata), 19 (pemecahan masalah), 11 (tali rasa). Dari kombinasi angka tersebut bisa dimengerti dalam melihat permasalahan dan pemecahannya, orang berjuz 16 menggunakan pendekatan perasaan.
Angkanya adalah 2 (mata), 19 (pemecahan masalah), 11 (tali rasa). Dari kombinasi angka tersebut bisa dimengerti dalam melihat permasalahan dan pemecahannya, orang berjuz 16 menggunakan pendekatan perasaan.
Wajar
jika memang sensitif dan memiliki empati bila seseorang mengalami masalah.
Dalam
teori putaran ‘ain, ‘ain 2 berhubungan dengan angka 19 sebanyak dua kali.
Makna
pengulangan adalah penegasan dari makna yang sudah dijelaskan.
Satu
lagi, dalam mencari solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi adalah
harus berdasar teori kausalitas (sebab-akibat) atau hukum sebab akibat. Ia
harus menganalisis dengan tepat sebab dan akibat dari apa yang akan
dilakukannya.
‘Ain
3
Angkanya adalah 3 (THT), 9 (hati) 12 (ambisi, motivasi). Ketiga angka tersebut juga merupakan salah satu indikator orang yang berjuz 16 sangat perasa, mudah terpancing perasaannya.
Angkanya adalah 3 (THT), 9 (hati) 12 (ambisi, motivasi). Ketiga angka tersebut juga merupakan salah satu indikator orang yang berjuz 16 sangat perasa, mudah terpancing perasaannya.
Seperti
dijelaskan sebelumnya ia adalah tipe orang yang tidak mudah percaya. Ia lebih
sepakat untuk mengikuti aturan main atau norma yang berlaku karena ain 3 juga
berarti ain 20.
‘Ain
3 juga bermakna ain 37. Ia cukup mempunyai dasar untuk bisa menganalisis
permasalahan dengan baik. Tetapi perasaanya lebih banyak bermain sehingga jadi
penghalang berpikir dengan jernih.
‘Ain
4
Angkanya adalah 4 (tulang, rangka) ,15 (langkah nyata) ,1 Artinya ia tipe orang yang agak kurang sabar.
Dalam merealisasikan keinginanya, ia sering dihinggapi rasa gamang dan raguragu. Dengan terakomodasinya ‘ain 21 pada ‘ain 4 bisa memberikan jalan keluar baginya yaitu ia harus berpikir ulang untuk tidak terburu-buru dalam melakukan apa yang telah direncanakannya.
Bergabungnya ‘ain 38 menjadikan ia tipe orang yang kreatif. Rencana yang sudah ada memberikannya inspirasi mengembangkan lebih lanjut sehingga hasilnya lebih bisa maksimal.
Angkanya adalah 4 (tulang, rangka) ,15 (langkah nyata) ,1 Artinya ia tipe orang yang agak kurang sabar.
Dalam merealisasikan keinginanya, ia sering dihinggapi rasa gamang dan raguragu. Dengan terakomodasinya ‘ain 21 pada ‘ain 4 bisa memberikan jalan keluar baginya yaitu ia harus berpikir ulang untuk tidak terburu-buru dalam melakukan apa yang telah direncanakannya.
Bergabungnya ‘ain 38 menjadikan ia tipe orang yang kreatif. Rencana yang sudah ada memberikannya inspirasi mengembangkan lebih lanjut sehingga hasilnya lebih bisa maksimal.
‘Ain
5
Angkanya adalah 5 (tangan , penanganan) ,25 , 2 . Dari ketiga angka tersebut, kita bisa memahami orang yang berjuz 16 kurang mempertimbangan faktor lingkungan dalam merealisasikan keinginannya. Bahkan ia lebih sering bersikap cuek atau tidak peduli jika ambisinya muncul.
Angkanya adalah 5 (tangan , penanganan) ,25 , 2 . Dari ketiga angka tersebut, kita bisa memahami orang yang berjuz 16 kurang mempertimbangan faktor lingkungan dalam merealisasikan keinginannya. Bahkan ia lebih sering bersikap cuek atau tidak peduli jika ambisinya muncul.
‘Ain
5 juga bisa berarti ain 22. Artinya kalau sudah asyik melakukan sesuatu, ia
bisa lupa segalanya karena dalam melakukan pekerjaanya didasari target tertentu
yang ada pada dirinya.
Karena
‘ain 5 bertalian dengan ain 39, ia lebih enjoy dalam melakukan segala sesuatu
jika apa yang dilakukannya sesuai dengan minatnya. Dengan kata lain ia tipe
orang yang suka mengikuti apa kata hatinya sehingga ia akan enggan mengerjakan
sesuatu jika hatinya tidak mendorongnya untuk melakukan hal tersebut.
‘Ain
6
Angkanya adalah 6 (hukum, sendi),10 (perut), 3 (THT). Meleburnya tiga angka tersebut membuat orang yang membawa karakter juz 16 seorang yang normatif. Bila berinteraksi dengan sesamanya, ia lebih sering menilai orang dari sisi norma yang berlaku. ‘Ain 6 juga mempunyai korelasi dengan ain 23. Dari ‘ain ini pula, biasanya ia bersifat manja, terutama pada ibu atau ayah atau istri atau suaminya.
Angkanya adalah 6 (hukum, sendi),10 (perut), 3 (THT). Meleburnya tiga angka tersebut membuat orang yang membawa karakter juz 16 seorang yang normatif. Bila berinteraksi dengan sesamanya, ia lebih sering menilai orang dari sisi norma yang berlaku. ‘Ain 6 juga mempunyai korelasi dengan ain 23. Dari ‘ain ini pula, biasanya ia bersifat manja, terutama pada ibu atau ayah atau istri atau suaminya.
Berdasarkan
Halaman
Taktis
Kita bisa memahami taktis dari seorang yang membawa karakter juz 16 dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai halaman 6 pada juz 16 yaitu berjumlah 93.
Taktis
Kita bisa memahami taktis dari seorang yang membawa karakter juz 16 dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai halaman 6 pada juz 16 yaitu berjumlah 93.
Kalau
kita merujuk kembali pada urutan surah Al Qur’an, kita akan mendapatkan surah
Ad Dhuha. Artinya ia adalah orang yang menyukai hal-hal yang baru dan mudah
bosan.
Negatif/positif
Begitu pula dengan negatif/positif, yaitu dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 7 sampai 13. Jumlah ayatnya pada halaman itu sebanyak 17 ayat.
Begitu pula dengan negatif/positif, yaitu dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 7 sampai 13. Jumlah ayatnya pada halaman itu sebanyak 17 ayat.
Surah
ke-17 adalah Al lsraa’, yang artinya Perjalanan Malam Hari. Seperti sudah
dibahas pada uraian di atas orang yang berjuz 16 suka menyendiri dalam rangka
mengaktualisasikan diri sekaligus menunjukkan pada lingkungannya bahwa ia
eksis.
Perjalanan
malam hari juga bisa bermakna ide atau gagasan. Tidak jarang orang juz 16
memiliki ide atau gagasan yang tidak dipikirkan orang lain.
Jalan
keluar
Ini semakin kentara dengan jumlah ayat yang terdapat pada halaman 14 sampai 15 pada juz 16 yang berjumlah 34.
Ini semakin kentara dengan jumlah ayat yang terdapat pada halaman 14 sampai 15 pada juz 16 yang berjumlah 34.
Surah
ke-34 merujuk pada surah Saba (Kaum Pencari) yang mengisyaratkan jalan keluar
bagi orang bejuz 16. Dalam mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi, ia
lebih suka keluar tanpa arah yang jelas.
Dasar
Kita bisa memahaminya dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman terakhir yaitu halaman 16 pada juz 16 yang total berjumlah 14 ayat.
Kita bisa memahaminya dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman terakhir yaitu halaman 16 pada juz 16 yang total berjumlah 14 ayat.
Surah
yang ke 14 adalah surah Ibrahim. Seperti sudah dijelaskan pada uraian karakter
juz-juz sebelumnya Ibrahim adalah simbol dari keteguhan dan ketegasan dalam
mengambil sikap. Selain itu juga simbol dari gunung berapi.
Orang
juz 16 pandai mengelola emosi. Namun suatu saat bisa meledak. Tidak peduli
kapan dan dimana dia berada.
Kelemahan
Fisik
Kelemaham fisik orang berjuz 16 terletak pada sistem pernafasan atau paru-paru dan tulang.
Kelemaham fisik orang berjuz 16 terletak pada sistem pernafasan atau paru-paru dan tulang.
Ia
mudah sesak nafas, capek dan pegal-pegal. Titik kelemahan lainnya terletak pada
kepala dan saluran rahim. Orang juz 16 dan juz 14 rawan sekali dengan kista.
Pada
juz 16 juga terdapat surah 19 (Maryam). 19 berarti pemecahan masalah. Artinya
sebaiknya ia segera menyelesaikan masalah sehingga InsyaAllah ia tidak mudah
sakit.
Sebaliknya
bila selalu menumpuk masalah, ia akan menjadi lemah dan sakit-sakitan.
Kekurangan
Sensitif, kurang percaya diri, cepat mengambil kesimpulan, banyak sanggahan dan merasa paling tahu. Jika norma yang sudah disepakati oleh lingkungan tidak dilaksanakan, ia akan membuat aturan main sendiri, mudah bergaul.
Sensitif, kurang percaya diri, cepat mengambil kesimpulan, banyak sanggahan dan merasa paling tahu. Jika norma yang sudah disepakati oleh lingkungan tidak dilaksanakan, ia akan membuat aturan main sendiri, mudah bergaul.
Kelebihan
Sabar menunggu kesempatan, analisis tajam, cepat menangkap dan menyerap informasi, etos kerja dan komitmen yang tinggi, mempunyai skala prioritas, banyak membuat alternatif jalan keluar, jell menangkap peluang.
Sabar menunggu kesempatan, analisis tajam, cepat menangkap dan menyerap informasi, etos kerja dan komitmen yang tinggi, mempunyai skala prioritas, banyak membuat alternatif jalan keluar, jell menangkap peluang.
Gus
AA/Ziyad at- Tubany
___________________________________________________________________________________________________
Karakter
dasar manusia Juz 15
Khalifah Edisi 19/Tahun I/2005
Tibalah saatnya kita mengurai karakter manusia berdasarkan struktur Al Qur’an pada juz pertengahan Al-Qur’an, yaitu juz 15
Khalifah Edisi 19/Tahun I/2005
Tibalah saatnya kita mengurai karakter manusia berdasarkan struktur Al Qur’an pada juz pertengahan Al-Qur’an, yaitu juz 15
Kalau
kita merujuk kembali pada urutan surah al Qur’an, maka surat yang ke 15 adalah
Al Hijr yang berarti batu, sebuah indicator awal bahwa orang yang membawa karakter
juz 15 adalah keras kepala sebagaimana kerasnya batu.
Oleh
karena itu, jika menghadapi orang berjuz 15 tidak dapat dengn kekerasan. Bila
keras dihadapi dengan keras, maka semakin keras ia menolak-nya.
Parahnya,
ia bisa menjadi pemberontak. Sebaliknya, hadapi dia dengan kelembutan.
Dengan
betigu ia akan merasa risih dan serba salah. Ibaratnya batu karang yang
terkikis oleh ombak lautan.
Kalau
kita pernah melihat atau masuk ke dalam gua kita akan menyaksikan bahwa sebuah
batu bisa berlobang hanya dengan tetasan air.
Jangan
liat kapasitas tetesannya. Coba lihat frekuensi (kontinuitas) air menetes yang
berlangsung selama berminggu minggu, berbulan bulan bahkan bertahun-tahun .
Fenomena
itu menginspirasi kita tentang bagaimana cara menghadapi orang yang berjuz 15
yaitu harus pelan pelan dan memerlukan kesabaran yang tinggi serta telaten.
Walau sesekali memang perlu bersikap tegas terhadapnya.
Analoginya
adalah dalam kondisi tertentu atau mendesak kita harus menghancurkan batu
dengan kekuatan atau kekerasan (menggunakan alat seperti palu besar atau bahkan
bom) jika situasi dan kondisi menuntut demikian.
Jumlah
ayat dari surah al hijr adalah 99. Surah ke-99 adalah al zalzalah (kegoncangan)
Dibalik
sifat kerasnya, seorang yang berjuz 15 memiliki perasaan yang sensitive. Bila
sisi ini yang disentuh, maka nampak pada sikapnya yang mudah terpengaruh.
Hal
ini digambarkan oleh seorang pemahat batu. Batu bisa di bentuk sekehendak hati
pemahat. Artinya orang berjuz 15 sebenarnya seorang yang mudah sekali
dipengaruhi, namun tergantung siapa orang yang mempengaruhinya.
Semakin
handal orang yang mempengaruhi, maka orang berjuz 15 bisa menjadi seseorang
yang dapat juga mempengaruhi orang lain. Layaknya sebuah patung yang dapat
mempesona orang yang melihatnya.
Seni
mencerminkan pembuatnya. Bisa jadi, bila ia sudah mengidolakan seseorang, ia
bisa menjadi “duplikat” orang yang diidolakannya.
Surah
yang terdapat pada juz 15 adalah Al Isra yang artinya Perjalanan di malam hari.
Ini menunjukkan orang yang berjuz 15 mempunyai kepekaan spiritual yang cukup
tinggi.
Peristiwa
isra’ dan mi’raj merupakan kejadian istimewa sepanjang kehidupan rasul saw dan
merupakan symbol dari puncak spiritualitas. Yaitu bertemunya seorang makhluk dengan
Tuhannya dan peristiwa diwajibkannya shalat bagi Rasul saw dan umatnya.
Untuk
melakukan perjalanan di malam hari, dibutuhkan cahaya dan kehati hatian dalam
melangkah. Sikap inilah yang sangat melekat pada seorang juz 15.
Ia
sangat memperhitungkan setiap tindakan atau langkah yang akan diambil. Sikap
kehati hatian merupakan keharusan baginya.
Sisi
negatifnya, bila seorang juz 15 tidak memiliki “cahaya”, ia bisa menjadi orang
yang tidak bisa membawa diri. Jangankan berhati hati, untuk melangkah saja ia tidak
mengetahui harus dari mana memulainya.
Ayat
dari surah Al isra pada juz 15 adalah mulai dari ayat 1 sampai 111. Kalau kita
merujuk urutan surah al quran, kita akan menemukan surah al lahab yang berarti
gejolak, kobaran atau jilatan api.
Kalau
sudah terpancing emosinya, seorang juz 15 bisa meledak ledak seperti layaknya
api yang berkobar kobar. Atau bnisa menjadi seorang yang temperamental.
Dalam
al quran format 18 baris, surah al lahab memiliki satu satunya ayat yang
terbagi dalam dua halaman. Artinya, seorang juz 15 bisa dengan mudah menjadi
seorang yang “mutungan” alias ngambekan.
Surah
yang lainnya adlah surah al kahfi yang berarti gua. Dari struktur gua yang
terdiri dari bebatuan dan jalannya yang berkelok kelok serta gelap dan licin
bisa diketahui karakter orang yang berjuz 15 pandai menyimpan rahasia.
Ia
hanya mungkin mengungkapkannya pada orang yangsangat dekat dengannya.
Memang terdapat banyak misteri di balik penampilannya yang low profil atau
dengan kata lainia susah di tebak. Kita tidak bisa dengan mudah menebak
keinginannya.
Karakter
itu semakin dominant dengan terakomodirnya unsure “berselimut”. Karena jumlah
ayat dari surah al kahfi yang berada pad ajuz 15 adalah 74 ayat yaitu dari ayat
1 sampai 74. Surah ke-74 al quran yaitu surah al mudatsir. Artinya orang yang
berkemul
Kita
tidak akan tahu dengan jelas dan pasti apa atau siapa yang ada atau bersembunyi
di balik selimut jika tidak menyingkapnya. Dari sini, jelas kita bisa
menyimpulkan orang yang berjuz 15 memang sosok misterius.
Berdasarkan
tanda ‘ain
Berikut
‘ain dan angka angka dari juz 15
‘ain
1
Angkanya
adalah 1 (kepala), 10 (perut), 1. Dari kombinasi angka tersebut bisa
diidentifikasiorang yang berjuz 15 gemar berolah fakir sehingga terkesan
terlalu lama untuk memikirkan hal hal yang seharusnya tidak perlu di pikirkan.
Terkadang
ia mengedepankan pemikirannya. Sehingga ada istilah cara berfikirnya seenak
perutnya sendiri. Tidak peduli kata orang. Dalam konteks ini, muncul kesai ia
memaksakan hasil pemikiran untuk diteima orang lain.
‘ain
1 juga berarti ain 22 yang berarti target atau tujuan. Ia orang yang tidak suka
basa basi dalam segala hal. Ia lebih suka “to the point”. Negatifnya, dalam
berolah pikir terkadang ada kesan terburu buru ingin cepat menyelesaikan
pekerjaannya.
Ain
2
Angkanya
adalah 2 (mata, pengamatan), 12 (motivasi, ambisi), 2. Kebiasaan berolah fakir
di atas berdampak pada pandangan pandangannya yang bagi orang-orang di
sekelilingnya dianggap mempunyai maksud atau tujuan tertentu. Wajar jika ia
selalu dicurigai. Seorang juz 15 memilki reaksi spontan terhadap apa yang
dilihatnya.
Ain
2 juga berkaitan dengan ain 23 yang berarti manusia. Artinya, tanpa dia sadari
dalam emngamati sesuatu, ia seringkali terjebak pada subjek yang sebenarnya
tidak perlu. Atau dengan kata lain ia lebih melihat kepada orang (pribadi) dan
bukan apa yang disampaikannya.
Ain
3
Angkanya
adalah 3 (THT), 8 (darah, jantung), 3. Didukung kepawaian mengolah bahasa
(retorika), orang yang berjuz 15 telah mempunyai modal yang cukup untuk bisa
mentransfer ide danpandangannya kepada orang lain.
Dalam
berbicara atau mengemukakan argumentasinya, ia begitu detail dan menyeluruh.
Layaknya fungsi jantung yang memompa darah.
Dari
apa yang dilihat dan didengarnya, ia pandai mencari kaitan terhadap
permasalahan permasalahan yang dihadapinya serhingga bisa ditemukan jalan
keluarnya. Itu bisa dimaklumi karena ‘ain 3 bertalian dengan ‘ain 24 yang
berarti kaitan atau penunjuk arah.
Ain
4
Angkanya
adalah 4 (tulang, rangka), 10 (perut), 4. Dengan sentuhannya dalam membuat sebuah
rencana kerja pun, sebuah masterplan yang sederhana bisa menjadi sangat rumit.
Dengankata
lain, tidak ada kata sederhana atau simple dlaam mengerjakan sesuatu semuanya
harus terlihat prefect atau sempurna
Hal
ini juga terkait dengan jumlah ayat dari surah al hijr, yaitu 99 ayat. Meski
sudah sempurna, selalu terasa ada yang kurang dalma diri atau pekerjaan yang
sedang ditanganinya. Sebab, dari 99 ayat tersebut dibagi dalma dua juz. Di mana
hanya satu ayat yang dipisahkan (lihat rubric insane edisi 18)
Selain
itu, masalah lingkungan selalu menjadi bahan pertimbangannya dalma mengambil
keputusan, karena ‘ain 4 berhubungan dengan ‘ain 25 yang berarti lingkungan.
Ain
5
Angkanya
adlah 5 (tangan, penganganan), 12 (motivasi), 5. Ia juga tipe orang yang tidak memerlukan
banyak motivasi dari luar untuk berbuat sesuatu karena tela ada semacam sugesti
atau dorongan dari dalam dirinya sendiri. Ia tahu dan sadar atas apa yang
sedang dan akan dilakukannya.
Tetapi
jika ia tidak mempunya modal (dalam arti luas), maka yang terjadi adalah
sebaliknya. Ia menjadi orang yang tidak percaya diri. Dengan kata lain ia
membutuhkan dorongan dari eksternal (luar) dirinya. Hal tersebut bisa
dimengerti karena ‘ain 5 juga berarti ‘ain 26
Ain
6
Angkanya
adalah 6 (syarat, hokum), 8 (darah, jantung), 6. Orang yang membawa karakter
juz 15 termasuk orang yang normative. Segala sesuatu harus mengikuti dan
mengacu pada norma yang berlaku di lingkungannya. Sebaliknya, bila ia memiliki
aturan atau hokum sendiri, ia tidak perduli apakah lingkungan menerimanya atau
tidak.
Berdasarkan
Halaman
Taktis
Didapat
dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai 6 yaitu 67 ayat yang
merujuk pada surah al mulk yang berarti kerajaan.
Orang
yang membawa karakter juz 15 bersifat formal, baik dari cara berbicara,
berpakaian maupun bertingkah laku.
Hal
tersebut bukan tanpa alasan. Kerajaan merupakan symbol dari hirarki yang
patriatik, eksklusif atau tidak tersentuh, dan sangat menjunjung tinggi
formalitas.
Setiap
kerajaan tentu memilik aturan. Dalam mengatur dirinya, ia memilik aturan
sendiri. Inilah yang kadang kala menimbulkan pergesekan, antara aturan yang
dimliki orang berjuz 15 dengan aturan orang lain.
Negatif/Positif
Didapatkan
dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 7 sampai 13 yaitu berjumlah
78 ayat. Surah ke-78 adalah An Naba’ (berita besar).
Ia
suka mendramatisir permasalahan yang sifatnya sepele menjadi sesuatu yang
besar. Ia jugabisa tertarik dengan “berita besar” yang belum tentu
kebenarannya.
Jalan
keluar
Didapat
dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 13 sampai 14 yaitu 23 Al
Mu’minun yang berarti orang-orang yang beriman.
Bisa
jadi ini adalah sebuah isyarat bagi orang yang berjuz 15. Jikalau sedang
dirundung masalah, hendaklah mencari solusinya dengan cara spiritual yaitu
dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Bukan
berarti orang yang membawa karakter juz-juz lain tidak dianjurkan melakukan hal
yang sama. Tetapi yang dimaksud di sini adalah pada diri orang yang membawa
karakter juz 15 terdapat kepekaan spiritual yang lebih.
Dari
surah tersebut juga bisa diketahui ia tipe orang yang polos dan mudah percaya
terhadap orang lain, sehingga tidak jarang mudah dan sering dibohongi.
Salah
satu kategori orang yang beriman adlaah orang yang berakal. Jalan keluar
lainnya adalah berfikir.
Dasar
Didapatkan
dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 15 dan 16 yaitu berjumlah 17
ayat. Surah yang ke 17 al isra, artinya perjalan di waktu malam.
Pada
dasarnya, orang yang membawa karakter juz 15 jika sedang ditimpa masalah,
bawaannya ingin selalu keluar atau jalan-jalan. Tetapi bukan berarti ia tidak
mau menyelesaikannya.
Ia
melakukannya dalam rangka mencari ketenangan pikiran, karena dalam pandangannya
maslaah tidak akan tuntas jika diselesaikan dalam kondisi yang tidak stabil
atau labil
Kelemahan
Fisik
Kelemahan
fisik orang yang berjuz 15 terletak pada kepala dan tangan, bagian syaraf atau
sendi yang bisa berwujud mudah capek atau pegal-pegal pada bagian persendian.
Ia
juga rentan terkena amandel atau gangguan suara dan radang karena bagian
kerongkongan merupakan salah satu organ yang lemah dari tubuhnya.
Kesimpulan
Kelemahan
Keras
dan tegas, pribadi yang misterius atau tertutup, tidak suka basa basi,
temperamental, terkesan kaku dalam bergaul, ngambekan.
Kelebihan
Sosok
yang formalis, jeli dalma menganalisis sebuah permasalahn, mempunyai kepekaan
spiritual yang lumayan tinggi.
___________________________________________________________________________________________________
Juz
14
Alhamdulilah,
sampai saat ini Khalifah telah menguraikan karakter manusia berdasarkan kajian
struktur hampir separoh dari Al Qur’an, yaitu 14 juz. Oleh sebab itu, pada
edisi 18 ini, mari kita kupas bersama karakter juz 14. Kalau kita merujuk
pertama kali pada urutan surah Al Qur’an, maka surah yang ke-14 adalah Ibrahim.
Seperti
diuraikan pada edisi yang lalu, bahwa Ibrahim adalah simbol kebiksanaan
sekaligus keberanian dan ketegasan dalam mengambil sikap.
Modal
dasar karakter yang memang diakui “lebih” dari pada yang lain. Andaikata orang
yang membawa karakter juz 14 bisa sedikit menahan diri dan bisa mengendalikan
emosi dan ego-nya, bisa dipastikan karakter di atas menjadi dominan pada
dirinya.
Dalam
kajian struktur Al Qur’an, nabi Ibrahim di simbolisasikan dengan gunung berapi.
Seperti halnya gunung berapi yang kuat menyimpan dan meredam panasnya magma,
juz 14 juga memiliki kemampuan seperti itu.
Ia
bisa meredam emosi yang ada pada dirinya. Namun jangan salah, pada suatu saat
magma itu bisa tersebut keluar yang berakibat rusaknya bentuk gunung dan daerah
sekitar.
Bila
seorang juz 14 dalam keadaan emosi, ia akan berbuat sesuka hatinya tanpa
memperdulikan lingkungan sekitar dan dirinya. Akibatnya bisa merusak diri
sendiri.
Juz
14 terdiri dari dua surat yaitu surat Al Hijr yaitu dari ayat 2 sampai 99, hal
ini merupakan indikasi awal bahwa seorang yang membawa karakter juz 14
mempunyai sifat keras kepala.
Apa
yang di inginkannya harus segera tercapai, kalau perlu ia mengambil inisiatif
sendiri sekalipun tanpa bantuan orang lain.
Wajar
kesan teledor dan ceroboh melekat pada dirinya karena dalam melakukan sesuatu
tanpa disertai oleh pertimbangan yang matang. Hal inilah yang terkadang bisa
membahayakannya.
Dalam
kondisi ini la bisa bersikap “cuek bebek”, artinya apapun kata orang tentang
dirinya dan apa yang hendak di lakukannya ia tidak akan peduli. Sifat tersebut
merupakan representasi dari Al Hijr yang berarti batu.
Yang
menarik adalah satu ayat dari surah ini tertinggal pada juz 13. Yang menjadi
pertanyaan adalah kenapa hanya satu ayat saja yang ditinggal, tidak dua, tiga,
empat dan seterusnya. Salah satu pesan yang bisa kita tangkap terutama yang
berhubungan dengan karakter orang yang berjuz 14 adalah segi kejiwaan dan
mentalnya yang labil.
Bisa
di pastikan pada saat menghadapi masalah yang berat atau ada masalah yang
mengganggu pikiran dan perasaannya, maka ia akan merasa seolah-olah ada sesuatu
yang hilang pada dirinya, perasaan ” blank” atau kosong mungkin lebih tepat
untuk menyebut situasi tersebut. Pada akhirnya bermuara pada kegalauan dan
kebingungan yang memang acapkali menimpanya, kenapa hal tersebut bisa terjadi?
Cobalah
kita merujuk angka 1 pada struktur ‘ain, maka kita akan mendapatkan bahwa angka
1 bermakna otak atau pribadi, dimana seharusnya ayat 1 dari Al Hijr tersebut
bergabung dengan 98 ayat yang lain pada juz 14, tetapi ia harus terpisah dan
“hilang” dari komunitasnya dan menyatu dengan komunitas yang lain pada juz 13.
Kehilangan
satu ayat ini juga merupakan gambaran bahwa ia akan selalu merasa kurang atau
yg hilang pada dirinya.
Oleh
karena itu ia harus selalu berada dalam kondisi yang positif dan tidak terlalu
dibebani dengan permasalahan-permasalahan yang berat untuk menjaga perasaannya
agar tidak terjerembab dalam situasi kosong yang bisa mempengaruhi bahkan
mengganggu kesehatannya secara fisik dan non fisik.
Total
ayat dari surat Al Hijr yang terdapat pada juz 14 adalah 98. Bila merujuk pada
surah ke 98 adalah surah Al Bayyinah yang berarti bukti yang nyata.
Hal
ini juga menunjukkan bahwa orang yang berjuz 14 tidak mudah percaya terhadap
orang lain dan apa yang di sampaikannya sampai ada bukti yang jelas di
hadapannya atau setidaknya masuk dalam pemikirannya, ia memang boleh di bilang
mempunyai kapasitas intelektual dan daya nalar yang baik.
Beda
halnya jika surah Ibrahim yang dominan. la bisa menjadi seorang yang penurut
kepada seseorang yang dianggap panutan. Apapun kata orang tersebut akan
dituruti, meskipun salah. Inilah hal yang paling berbahaya.
Surah
yang berikutnya adalah An Nahl yang artinya Lebah. Yaitu dari ayat 1 sampai
128. Kalau kita mempelajari karakteristik hewan yang bernama lebah maka kita
akan mendapatkan banyak karakter yang merupakan refleksi dari karakter orang
yang berjuz 14.
Karena
itulah salah satu rahasia Allah SWT dibalik pencantuman nama hewan jenis
herbivora tersebut menjadi sebuah surah dalam Al Qur’an.
Baiklah,
mari kita uraikan dan korelasikan sifat-sifat hewani lebah ke dalam karakter
juz 14. Lebah adalah salah satu dari sekian banyak hewan yang tergolong canggih
dan pandai dalam membuat sarang serta menjaganya. Hal tersebut juga tercermin
dari karakter orang yang berjuz 14.
la
adalah seorang yang terampil dalam melakukan pekerjaan yang memerlukan
ketelitian dan kejelian yang tinggi khususnya yang dikerjakan dengan tangan
(handy), misalnya handi craft (kerajinan tangan).
Talenta
tersebut di pertegas dengan hasil pemampatan 1 + 4= 5 yang berarti tangan atau
penanganan, memang inilah salah satu kelebihannya. la sangat telaten dalam
menangani sesuatu yang memerlukan kesabaran.
Sementara
itu, lebah merupakan binatang yang sangat sensitif. Ada perubahan sedikit saja
di sekitar sarangnya, ia akan cepat bereaksi. Dengan kata lain, ia bisa menjadi
orang yang peka perasaan sekaligus mudah tersinggung.
Bidang
lain yang terkait dengan batu dan lebah adalah arsitektur dan seni bangunan,
boleh di bilang ia memiliki sense of art yang tinggi, karena kalau kita lihat
bahwa surat An Nahl diletakkan sesudah surat Al Hijr, maknanya adalah bahwa
zaman dahulu sebelum ada semen untuk merekatkan batu, nenek moyang kita telah
lebih dulu mengenal dan menggunakan media madu dan telur sebagai bahan
perekatnya.
Dari
sini kita mengetahui dan menyadari bahwa pada penempatan urut-urutan surat Al
Qur’an tidak sembarangan karena di dalamnya terdapat apa yang dinamakan sebagai
l’jaz yaitu nilai kemukjizatan Al Qur’an.
Dari
sifat lebah, kita juga bisa mengetahui bahwa la juga merupakan orang yang
cenderung over protektif terhadap lingkungannya.
Mulai
dari dirinya sendiri, keluarga dan orangorang terdekatnya bahkan terhadap
barangbarang yang menjadi koleksinya.
la
akan bersikap reaktif dan progresif jika ada orang yang mencoba mengusiknya,
sebagaimana lebah yang akan menyerang langsung siapa saja yang mencoba
mengganggu sarang dan ratunya.
Namun,
kalau kita bisa menanganinya (lebah) dengan balk, maka ia akan menghasilkan
cairan yang di sebut Al Qur’an sebagai “Syaraabun Mukhtalifun Alwaanuhu fiihi
Syifaun Lin-Naas” (minuman yang bermacam-macam warnanya yang mengandung obat
bagi manusia) atau yang lebih kita kenal dengan madu.
Sebagaimana
kita ketahui bahwa madu merupakan jenis minuman natural hewani yang sangat
bermanfaat bagi tubuh dan kesehatan kita, kita juga bisa memanfaatkannya untuk
menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Nah,
begitu pula dengan orang yang membawa karakter juz 14, ketika kita bisa
menghadapi, bergaul, dan bersosialisasi padanya dengan baik, entah dalam
kapasitas sebagai seorang suami, adik, kakak, ataupun teman. Maka ia akan
memberikan “madu”nya.
Artinya
ia pun akan membalas apa yang telah kita lakukan kepadanya, bahkan bisa
berlebih, dari sifat inilah tidak jarang ia “dimanfatkan” oleh orang lain,
karenanya ia harus lebih berhati-hati dalam memilih dan lebih selektif terhadap
orang yang akan diberinya madu.
Sebaliknya
ia akan membalas dengan memberikan “sengatan maut” (bisa berupa perkataan atau
perbuatan) apabila kita mencoba mengusik ataupun menyakitinya.
Jangan
heran jika kita mendapati orang yang membawa karakter juz 14 mengucapkan
kata-kata yang pelan tapi “menyengat” atau nyelekit yang bisa membuat lawan
bicaranya terdiam dan tidak berkutik.
Berdasarkan
Tanda Ain
Ain
1
Angkanya adalah 1 (otak), 15 (langkah nyata), 1 (otak). Dari kombinasi angka tersebut bisa di pahami bahwa orang yang membawa karakter juz 14 selalu terburu-buru dan cenderung kurang pertimbangan untuk segera melakukan apa yang dipikirkannya (ide dan keinginan).
Angkanya adalah 1 (otak), 15 (langkah nyata), 1 (otak). Dari kombinasi angka tersebut bisa di pahami bahwa orang yang membawa karakter juz 14 selalu terburu-buru dan cenderung kurang pertimbangan untuk segera melakukan apa yang dipikirkannya (ide dan keinginan).
Disisi
lain dalam suatu kondisi, ia bisa sangat membutuhkan orang lain di sisinya untuk
hanya sekedar curhat. Kesan manja juga menempel pada dirinya, karena ‘ain 1
juga berkaitan dengan ‘ain 23 yang berarti manusia (bayi).
Ain
2
Angkanya adalah 2 (mata), 10 (perut, pencernaan) , 2 (analisis, pengamatan). Kolaborasi angka tersebut merupakan salah satu indikasi kuat bahwa daya cerna orang yang berjuz 14 memang baik, bahkan kalau perlu diterima dulu baru dicerna kemudian.
Angkanya adalah 2 (mata), 10 (perut, pencernaan) , 2 (analisis, pengamatan). Kolaborasi angka tersebut merupakan salah satu indikasi kuat bahwa daya cerna orang yang berjuz 14 memang baik, bahkan kalau perlu diterima dulu baru dicerna kemudian.
Seperti
yang dilakukan oleh hewan mamalia (memamah biak) misalnya sapi, dimana ia akan
menelan dulu makanannya baru kemudian mengunyah dan mencernanya.
Dengan
kapasitas daya cerna yang baik menghantarkannya untuk pandai mencari kaitan
antar berbagai masalah, dengan kata lain analisisnya juga tergolong tajam
karena ‘ain 2 bertalian dengan ‘ain 24 yang artinya kaitan, penunjuk arah.
(lihat daftar angka ‘ain)
Ain
3
Angkanya adalah 3 (THT), 19 (pemecahan masalah) , 3 (THT). Dari asimilasi tiga angka tersebut kita bisa mengetahui bahwa tidak jarang ditemui orang yang membawa karakter 14 cenderung gemar berbicara atau cerewet, terlebih kaum hawa.
Angkanya adalah 3 (THT), 19 (pemecahan masalah) , 3 (THT). Dari asimilasi tiga angka tersebut kita bisa mengetahui bahwa tidak jarang ditemui orang yang membawa karakter 14 cenderung gemar berbicara atau cerewet, terlebih kaum hawa.
Sebaliknya
bila dia seorang laki-laki, ia cenderung diam. Namun, seringkali hasil dari
analisisnya tersebut merupakan solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi
sehingga bermanfaat bagi orang lain. la senantiasa ingin berbuat “sesuatu” yang
positif untuk lingkungannya.
Kalau
kita melihat putaran ‘ain maka hal tersebut menjadi maklum karena ‘ain 25
(lingkungan) juga ikut menginspirasi ‘ain 3. Sehingga orang juz 14 bisa
dikatakan mudah bergaul dan dapat menghidupkan suasana dimana dia berada dengan
celotehnya.
Ain
4
Angkanya adalah 4 (tulang, rangka), 16 (dasar), 4. Artinya orang yang berjuz 14 selalu bertumpu dan bertolak pada hal yang sifatnya mendasar dalam menangani berbagai hal. la akan kesulitan jika dihadapkan pada sebuah persoalan yang ia tidak tahu inti (pokok) permasalahannya.
Angkanya adalah 4 (tulang, rangka), 16 (dasar), 4. Artinya orang yang berjuz 14 selalu bertumpu dan bertolak pada hal yang sifatnya mendasar dalam menangani berbagai hal. la akan kesulitan jika dihadapkan pada sebuah persoalan yang ia tidak tahu inti (pokok) permasalahannya.
Namun
seringkali ia bersikap pesimis dan kurang percaya diri jika ia merasa tidak
mempunyai “modal” atau kemampuan.
Tapi
sebenarnya itu hanya perasaannya saja, karena andaikata ia mencobanya terlebih
dahulu peluang kesuksesan terbuka lebar di hadapannya, hal tersebut bisa
terjadi akibat keikutsertaan ‘ain 26 pada ‘ain 4.
Ain
5
Angkanya adalah 5 (tangan), 19 (pemecahan masalah), 5 (penanganap). Dari ketiga angka tersebut kita bisa uraikan betapa orang yang berjuz 18 selalu ingin menyelesaikan permasalahannya sendiri, ada sebuah kekuatan (karakter) yang mendorong dirinya untuk cepat-cepat menanganinya sendiri tanpa perlu pikir panjang.
Angkanya adalah 5 (tangan), 19 (pemecahan masalah), 5 (penanganap). Dari ketiga angka tersebut kita bisa uraikan betapa orang yang berjuz 18 selalu ingin menyelesaikan permasalahannya sendiri, ada sebuah kekuatan (karakter) yang mendorong dirinya untuk cepat-cepat menanganinya sendiri tanpa perlu pikir panjang.
Begitu
juga bila ia mendengar atau melihat seseorang yang mendapat masalah. Ia ingin
cepat-cepat dapat membantunya, terlepas ia sanggup atau tidak. Hal ini sering
kali dimanfaatkan oleh orang lain karena sifatnya yang “ringan tangan”.
Ia
juga tipe pekerja keras dan telaten, artinya ia akan melakukan hal apapun yang
menjadi pekerjaan dan tanggungjawab dengan sebaik-baiknya.
Hal
ini diilhami oleh ‘ain 27 yang bertalian dengan ‘ain 5. Namun sebaliknya ia
bisa berbalik menjadi orang yang malas melakukan sesuatu jika perasaannya
terganggu atau dengan memakai istilah yang telah dijelaskan di awal sebagai
“kondisi kosong”.
Ain
6
Angkanya adalah 6 (saraf, sendi), 20 (aturan main), 6. Artinya orang yang berjuz 14 tergolong orang yang normatif, atau dengan kata lain ia akan berusaha memposisikan dirinya agar sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku pada lingkungannya. Namun sebaliknya ia akan menjustifikasi salah terhadap siapapun yang melanggarnya.
Angkanya adalah 6 (saraf, sendi), 20 (aturan main), 6. Artinya orang yang berjuz 14 tergolong orang yang normatif, atau dengan kata lain ia akan berusaha memposisikan dirinya agar sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku pada lingkungannya. Namun sebaliknya ia akan menjustifikasi salah terhadap siapapun yang melanggarnya.
Dari
‘ain 28 yang bertalian langsung dengan `ain 6 ini semakin kuatlah nilai
keteraturan (manajemen) yang ada pada dirinya.
Berdasarkan
halaman
MENGURAI
karakter manusia berdasarkan halaman pada kajian struktur Al Qur’an didasarkan
pada 4 bagian besar, yaitu :
Taktis
Untuk bisa memahami taktis dari orang yang berjuz 14 kita harus terlebih dahulu menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai 6 pada juz 14 yaitu 114 yang merujuk pada surah An Naas (manusiamanusia).
Untuk bisa memahami taktis dari orang yang berjuz 14 kita harus terlebih dahulu menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai 6 pada juz 14 yaitu 114 yang merujuk pada surah An Naas (manusiamanusia).
Untuk
bisa mewujudkan keinginannya dengan baik, seharusnya ia harus melibatkan banyak
orang sebagaimana sistem kerja lebah yang saling bergotong royong dan saling
membantu antara satu dengan yang lain.
Kelemahan/Kelebihan
Begitu juga dengan kelemahan dan kelebihan, kita tidak bisa mengurainya tanpa menjumlahkan dahulu ayat yang terdapat pada halaman 7 sampai 13 yang hasilnya adalah 76. Kalau kita lihat urutan surah Al Qur’an, maka kita akan mendapatkan surah Al Insan (manusia).
Begitu juga dengan kelemahan dan kelebihan, kita tidak bisa mengurainya tanpa menjumlahkan dahulu ayat yang terdapat pada halaman 7 sampai 13 yang hasilnya adalah 76. Kalau kita lihat urutan surah Al Qur’an, maka kita akan mendapatkan surah Al Insan (manusia).
Dari
sini terlihat kecenderungan orang yang berjuz 14 bersikap individual dalam
menyelesaikan masalahnya sendiri dan tidak melihat kiri kanan atau tanpa
bantuan atau pertimbangan orang lain karena Al Insan berbentuk mufrad, singular
(tunggal, individu) sedangkan pada taktis berbentuk jama’, plural (An Naas).
Dari
sini nampak jelas bahwa juz 14 adalah orang yang memiliki jiwa sosial yang luar
biasa. Tingkat empatinya bisa dibilang luar biasa. la mudah sekali terpengaruh
oleh keadaan seseorang. Kadang ia susah membedakan apakah ia berpura-pura atau
memang keadaan yang sebenarnya.
Jalan
Keluar
Sedangkan cara memahami jalan keluar adalah dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 14 sampai 15 yang berjumlah 23 yaitu surah Al Mukminun (orangorang yang beriman).
Sedangkan cara memahami jalan keluar adalah dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 14 sampai 15 yang berjumlah 23 yaitu surah Al Mukminun (orangorang yang beriman).
Artinya
pada saat tertentu dimana ia mengalami kebuntuan, maka tidak ada jalan lain
kecuali menyelesaikan secara spiritual, dengan kata lain kepekaan spiritualnya juga
layak diperhitungkan.
Dasar
Yang terakhir adalah dasar yang bisa kita ketahui dengan menjumlahkan ayat pada halaman terakhir pada juz 14 yaitu halaman 16 yang berjumlah 13. Surat ke 13 adalah Ar Ra’du (petir, kilat). Hal ini menunjukkan karakter dasar juz 14 yang cenderung keras dan susah dinasehati dan kalau lagi emosi bicaranya meledak-ledak layaknya suara petir yang menggelegar.
Yang terakhir adalah dasar yang bisa kita ketahui dengan menjumlahkan ayat pada halaman terakhir pada juz 14 yaitu halaman 16 yang berjumlah 13. Surat ke 13 adalah Ar Ra’du (petir, kilat). Hal ini menunjukkan karakter dasar juz 14 yang cenderung keras dan susah dinasehati dan kalau lagi emosi bicaranya meledak-ledak layaknya suara petir yang menggelegar.
Kelemahan
Fisik
Kelemahan fisik orang yang berjuz 14 terletak pada bagian tangan yang bisa berwujud pegal-pegal, lecet dan sebagainya.
Kelemahan fisik orang yang berjuz 14 terletak pada bagian tangan yang bisa berwujud pegal-pegal, lecet dan sebagainya.
Bagian
tubuh yang lain adalah sendi, syaraf. Dalam keadaan bingung dan panik maka
seluruh tubuhnya akan mudah bergetar dan kaget serta terdiam tidak bisa
melakukan sesuatu.
Hidung,
telinga, dan tenggorokan (THT) juga rentan terkena gangguan fisik misalnya
pilek, radang tenggorokan, panas dalam, sakit gigi dan sebagainya.
Gangguan
kepala juga bisa menimpanya misalnya sakit kepala atau migraine, karena ada
unsur 1 yang berarti kepala (otak) pada angka 14.
Kesimpulan
Kelemahan
Ceroboh, teledor, keras kepala (kemauan), Suka mengambil inisiatif sendiri, tidak banyak pertimbangan, kalau lagi marah suka mengeluarkan kata-kata pedas, pendendam. Dalam taraf tertentu is tidak segan-segan mencari jalan keluar yang dapat meng-hancurkan diri sendiri
Kelebihan
Pekerja keras, pemurah, terampil dan telaten, ingin selalu berbuat sesuatu yang berguna untuk lingkungannya. Memiliki jiwa sosial yang luar biasa. Berbuat tanpa memikirkan untung rugi.
Kelemahan
Ceroboh, teledor, keras kepala (kemauan), Suka mengambil inisiatif sendiri, tidak banyak pertimbangan, kalau lagi marah suka mengeluarkan kata-kata pedas, pendendam. Dalam taraf tertentu is tidak segan-segan mencari jalan keluar yang dapat meng-hancurkan diri sendiri
Kelebihan
Pekerja keras, pemurah, terampil dan telaten, ingin selalu berbuat sesuatu yang berguna untuk lingkungannya. Memiliki jiwa sosial yang luar biasa. Berbuat tanpa memikirkan untung rugi.
__________________________________________________________________________________________________
Juz
13
__________________________________________________________________________________________________
Juz
12
Khalifah
Edisi 16/Tahun I/2005
Karakter
Dasar Manusia Juz 12
Urutan
surah ke-12 adalah surah Yusuf (Nabi Yusuf). Dua juz sebelumnya, dimana uraian
karakter berdasarkan jatuhnya surah pada nama-nama nabi, yaitu juz 10 (Yunus)
dan juz 11 (Hud).
Pada
juz 12, kita juga harus mengetahui sejarah kehidupan Nabi Yusuf untuk bisa
memahami secara lebih mendalam guna meng-interpretasikan ke dalam simbol dan
selanjutnya diterjemahkan kembali serta dicari titik temu dan hubungannya
dengan karakter juz 12. Juga didukung sistem-sistem lain sehingga bisa menjadi
sebuah uraian karakter yang sistematis dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Kita
dapat mengetahui kisah Nabi Yusuf dalam Al Qur’an dalam sebuan surah yang
mencantumkan namanya sendiri sebagai identitas surah tersebut.
Dikisahkan,
Nabi Yusuf, salah seorang Nabi Allah yang dianugerahi wajah sangat tampan.
Bahkan digambarkan dalam sebuah ayatnya ketika mereka sedang asik bercengkrama
sambil mengupas buah begitu pertama kali melihat Yusuf, para selir raja dan
pelayan perempuan sangat terkesima atas ketampanannya sampai mereka tidak sadar
mengiris tangan mereka dengan pisau dan secara spontan mereka berkata: “ini
(Yusuf) bukan seorang manusia melainkan malaikat yang mulya?”.
Waktu
kecilnya, Yusuf pernah ditipu para saudaranya karena merasa iri dan dengki
terhadap ketampanan dan kasih sayang orang tuannya yang lebih kepadanya,
sehingga mereka menceburkannya ke dalam sumur.
Ini
menunjukkan sifat kepolosan dan kepasrahannya. Begitu juga dengan seorang yang
membawa karakter juz 12, is polos dan cenderung pasrah ternadap sesuatu yang
menimpanya.
Ia
juga katergori orang yang mudah percaya pada orang lain sekali pun belum
dikenalnya sehingga mudah di bohongi dan dimanfaatkan orang lain.
Tidak
jarang dia sering mendapatkan perlakuan yang berbeda dari saudaranya yang lain.
Ia merasa dikucilkan dari anggota keluarganya, dan dekat dengan fitnah.
Ada
kecenderungan seorang yang membawa karakter juz 12 lebih dekat dengan ayah.
Kelebihan lainnya, ia memiliki kemampuan memprediksi hal yang akan terjadi pada
dirinya atau orang lain.
Berdasarkan
Surah
Struktur
surah yang mengisi juz 12 terdiri dari 2 surah. Yang pertama surah Hud (11)
dari ayat 6 sampai ayat 123. Kalau dijumlahkan total 118 ayat.
Mengenai
uraian surah Hud dalam konteks karakter juz sudah dijelaskan khalifah pada
edisi sebelumnya.
Hud
disimbolkan dengan tanah, sehingga karakter orang yang berjuz 12 sangat
tertutup. Sebagaimana tanah, kita tidak tahu apa yang terdapat di dalamnya
kalau kita tidak menggalinya. Ia memang hanya bisa terbuka kepada orang
tertentu yang dianggapnya dekat.
Ia
juga kategori orang yang “nrimo” (banasa Jawa). Dengan kata lain ia cenderung
pasrah dan menerima keadaannya sehingga tidak jarang kelemahannya ini di
manfaatkan orang lain.
Seorang
juz 12 harus dididik dan dikondisikan agar kritis, aktif dan progesif sebagaimana
tanah yang menerima unsur apapun yang diletakkan di atasnya baik air, barang,
sampah, dan sebagainya.
Dari
karakteristik tanah ini, ia juga punya kecenderungan tidak selektif terhadap
segala sesuatu yang baik dan tidak baik untuk dirinya sendiri.
Kalau
pembaca mengamati uraian yang lalu (berdasarkan urutan surah), maknanya relevan
dan saling mencounter antara satu dengan yang lain. Subnanallah.
Jumlah
ayat surah Hud pada juz 12 sebanyak 118. Tidak ada surah ke-118, maka kurangkan
angka tersebut dengan jumlah surah Al Qur’an, yaitu 114.
Maka
hasilnya adalah 4 (118-114). Angka 4 disubtitusikan menjadi urutan surah yaitu
surah ke 4 (An Nisa).
Surah
An Nisa bagi seorang juz 12 mempunyai makna sensitifitas dan perasaanya yang
labil. Ia mudah tersinggung dan terpancing keadaan di sekelilingnya. Berhadapan
dengannya harus dengan lemah lembut dan banyak memujinya, sebagaimana
seorang wanita yang suka dipuji dan jangan sampai menyinggung
perasaannya.
Surah
yang kedua adalah surah Yusuf, yaitu dari ayat 1 sampai 52. Jadi total ayatnya
yang terdapat pada juz 12 adalah 52 ayat.
Yusuf
juga sosok yang piawai dalam hal menterjemahkan dan menakwilkan mimpi serta
pandai dalam manajemen secara umum khususnya pertanian. Buktinya ia dipercaya
menjadi bendahara negara.
Begitu
juga dengan seorang yang berjuz 12, sebaiknya ia diarahkan pada pendidikan yang
berbau administrasi atau pekerjaan yang berkaitan dengan uang. Secara alamiah
ia telah mempunyai talenta dalam bidang tersebut.
Ia
juga mempunyai kelebinan menganalisis sesuatu yang mungkin bagi orang lain
tidak terjangkau. Ia pandai mencari celah-celahnya.
Namun
kita jangan lupa, Nabi Yusuf pernah bermimpi melihat 11 bintang, dan matahari
serta bulan bersujud dan tunduk kepadanya.
Hal
ini bisa bermakna positif dan negatif bagi orang yang berjuz 12. Semua materi
mimpi tersebut adalah benda-benda langit yang tinggi, sehingga membawa pengaruh
pada karakternya.
Ia
tergolong orang yang tinggi dan besar omongan serta angan-angannya dan sukar
untuk ditundukkan. Sebagaimana matahari dan bulan yang tunduk kepadanya dan
bukan ia yang tunduk pada kedua benda langit tersebut.
Ia
berhasrat dapat meraih segala sesuatu, namun sayangnya tidak setinggi kemauan
untuk merealisasikannya.
Ia
juga tidak mudah percaya pada nasehat orang. Ia memiliki kecenderungan
bereksperimen dalam meyakinkan dirinya. Apabila sudah terbentur atau kepentok,
baru ia percaya pada nasehat orang lain.
Sebaliknya,
dalam berbagai hal, ia juga kategori orang yang susah menerima orang lain yang
lebih tinggi darinya. Kalaupun ada, akan menjadi beban pikirannya yang bisa
berdampak negatif baginya secara psikis dan non psikis.
Menariknya,
hal tersebut didukung dan diperkuat jumlah ayat dari surah Yusuf yang berada
pada juz 12 yaitu 52 ayat yang merujuk pada surah ke-52, yaitu At Tnuur
(bukit).
Ia
memang terkadang merasa lebih baik dan lebih ketimbang orang lain. Negatifnya
ia suka menganggap orang lain berada di bawahnya dan memandang remeh mereka.
Hal
ini harus diwaspadai orang yang berjuz 12 dan diatasi dengan membaca Al Qur’an
(juz nya) untuk meminimalisir karakterkarakter yang negatif.
Dari
dua surah yang berada pada juz 12 diatas bisa juga dikatakan orang yang membawa
karakter juz 12 memiliki kecenderungan hidup bebas, tanpa tekanan dan aturan
orang lain. Oleh karenanya, ia mempunyai bakat menjadi wiraswastawan.
Disamping
itu ia juga mempunyai bakat mendalami ilmu perbintangan dan yang berhubungan
dengan benda-benda langit (meteorologi dan geofisika) serta agronomi (ilmu
pertanian).
Berdasarkan
Tanda ‘Ain
Kalo
kita konversikan angka 12 ke dalam stuktur ‘Ain, hurufnya adalah (sin) yang
berarti ambisi, motivasi. Pada umumnya orang yang membawa karakter juz 12
adalah sosok pribadi yang ambisius dan temperamental.
Semua
hal inginnya dikuasai padahal ia sebagai manusia mempunyai kekurangan, sehingga
kadang ia terkesan angkuh.
Orang
yang berjuz 12 bisa saja cepat marah atau emosional namun karena ia mempunyai
unsur tanah (dingin), emosinya pun akan bisa cepat reda. Adapun uraian ‘Ain pada
juz 12 sebagai berikut :
Ain
1
Angkanya
adalah 1 (otak, pribadi), 8 (darah, jantung), 1. Artinya seperti sudah
dijelaskan di awal, ia gemar mengasah otak dan pikirannya seningga kapasitas
intelektualitasnya baik. Tetapi yang perlu diingat faktor eksternal yakni
lingkungan dan latar belakang pendidikannya menentukan seberapa besar atau
dominan tidaknya semua karakter dasar ini muncul atau ada pada dirinya.
‘Ain
ini sama dengan ‘ain 17 yang berarti estimasi. Hal ini jelas berhubungan dengan
kelebihan untuk menakwilkan mimpi.
Ia
mempunyai kelebihan membaca tanda atas sesuatu yang akan terjadi. Selain itu,
ain 33 juga berarti prioritas. Dalam melakukan sesuatu, ia menerapkan skala
prioritas. Ia merupakan tipe orang yang tidak bisa serta merta melakukan banyak
hal secara serampangan (akan diperjelas pada struktur halaman).
‘Ain
2
Angkanya
adalan 2 (mata), 16 (dasar, intisari), 2. Dari kombinasi angka ini bisa semakin
dipahami, orang berjuz 12 tidak terlalu suka basa-basi dalam menyikapi sebuah
permasalanan. Biasanya langsung melihat pada inti, seningga memang perlu waktu
untuk berdialog dengannya.
‘Ain
ini juga berarti ‘ain 18 (pertimbangan, pengkajian). Dari ‘ain ini semakin
diperjelas bakat analisisnya memang menonjol. Dengan kata lain, sangat teliti
dalam mengamati sesuatu.
‘Ain
34 juga merupakan representasi ‘ain ini yang berarti kebijakan dalam mengambil
langkan.
Ketika
unsur Yusuf berperan dalam dirinya ia bisa menjadi pribadi yang tegas dan bijak
dalam mengambil keputusan.
Ain
3
Angkanya
adalan 3 (THT), 11 (tali rasa, perasaan), 3. Orang yang berjuz 12 memang biasa
menangkap informasi yang mencakup apa yang didengar dan diucapkan dengan
perasaan.
Namun
sebaliknya ia bisa menjadi orang yang ceplas-ceplos, tidak peduli apakan yang
dikatakannya menyakiti orang lain atau tidak.
‘Ain
ini juga bisa berarti ‘ain 19 (pemecahan masalah). ia memang kategori orang
tidak betah dan gerah apabila permasalanan tidak segera diselesaikan.
Memang
awalnya ia lebih cenderung mengamati dan banyak diam. Namun tak jarang ketika ia
berbicara apa yang dibicarakannya merupakan jalan keluar dari permasalahan.
Selain
‘ain 19 adalah ain 35 (pengenalan lingkungan secara mendalam). Ini membuktikan
ia perlu waktu dan berproses untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Ain
4
Angkanya
adalah 4 (tulang, rangka), 14 (langkah awal, rencana), 4. Kombinasi angka
tersebut membuktikan tidak jarang ide-ide dari orang yang berjuz 12 hanya
sampai sebatas wacana (rencana) saja.
`Ain
ini juga berarti ‘ain 20 (batas pandang, aturan main). Terkadang ia lupa akan
keterbatasan dirinya karena terlalu seringnya memunculkan ide-ide yang terlalu
tinggi. ia juga orang yang mempunyai aturan main sendiri seningga terkesan
seenaknya sendiri.
Juga
bisa berarti ‘ain 36 (sebab akibat). ia adalah orang yang menganut paham sebab
akibat. Bagi dirinya tiada hasil tanpa upaya.
`Ain
5
Angkanya
adalah 5 (tangan, penanganan), 11 (tali rasa, perasaan), 5. Di balik
keegoisannya tersimpan perasaan yang halus.
Untuk
menghadapinya, kita memang narus memasuki wilayah ini. Kalau sudah kena, ia
akan berbalik menjadi seorang penurut.
Dalam
menangani sesuatu, ia benar-benar menjalankan dengan sepenuh hati dan
menggunakan perasaan yang ada. Sebaliknya, jika tidak “mood”, ia enggan
melakukan sesuatu pekerjaan yang sudah menjadi kewajibannya.
‘Ain
ini juga berarti ‘ain 21 (pemikiran ulang, analisa). Makna ‘ain ini merupakan
indikasi apa yang ia lakukan merupakan hasil analisa yang menurutnya sudah
matang, namun terkadang tidak untuk orang lain.
Juga
ain 37 yang berarti (analisa lanjutan). Ketelitiaan dan menganalisisa sesuatu,
merupakan kelebihan orang juz 12.
Berdasarkan
Halaman
Taktis
Taktis
didapat dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada juz 12 dari halaman 1 sampai
6 yang totalnya adalah 61. Surah ke-61 adalah As Shaf (barisan).
Bagi
seorang juz 12 keteraturan dalam menjalankan segala sesuatu merupakan kewajiban
baginya. Mulai dari mengatur barang-barang miliknya sampai mengatur hidupnya.
Semua itu masuk dalam agenda kesehariannya.
Kelemahan
dan Kelebihan
Kelemahan
dan kelebihan didapat dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada b halaman 7
sampai halaman 13, yaitu berjumlah 81 ayat.
Surah
ke-81 adalah At Takwir (menggulung). Hati-hati di balik sikap tenangnya, bisa
disinyalir terdapat motivasi atau ambisi tertentu. Dari penggabungan berbagai
sistem dalam mengurai karakter, juz 12 memang terdapat dua unsur yang ketika
bersinergi membentuk sebuah kekuatan baru yang bisa menggulung apapun yang ada
di depannya. Dua unsur tersebut adalah air dan tanah.
Kalau
egoismenya memuncak, ia tidak peduli dengan rintangan apapun yang melintang
didepannya. ia nekat melibasnya. Sebaliknya, ia akan menjadi seorang yang gigih
mengatasi masalah yang menghadangnya. ia tidak menyerah sebelum masalan dapat
diselesaikan.
Jalan
Keluar
Jalan
keluar bisa dipahami dengan menjumlahkan ayat yang ada pada nalaman 14 sampai
15 yang totalnya berjumlan 18 , yaitu surah Al Kahfi (gua).
Dalam
menghadapi perkara atau persoalan yang pelik tak jarang ia bersikap tertutup
terhadap siapa-pun ia cenderung menjadi pendiam.
Dan
tidak ingin seorang pun mengetahui masalah yang dialami. Karena Al Kahfi
merupakan jalan keluar, itulan solusi terbaik bagi seorang juz 12 bila
mengnadapi masalan.
Dasar
Dasar
didapatkan dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman terakhir yaitu 16.
Total ayatnya yaitu 10 Yunus (air).
Pada
dasarnya orang yang membawa karakter juz 12 bisa bergaul dengan siapa saja dan
di lingkungan mana saja namun ia memang perlu waktu.
Kelemahan
Fisik
Kelemahan
fisik orang yang berjuz 12 terdapat pada bagian sistem urogenital dan alat
kelamin. Kalaupun menjadi kelebinan, bisa dipastikan ia mempunyai libido sek
yang tinggi.
Kelemahannya
juga terdapat pada organ mata. Sebaliknya kalau menjadi sebual kelebihan, mata
(simbol pengamatan analisis)-nya akan tajam.
Menurut
sistem lain, kelemahannya juga terletak pada bagian kepala.
Bisa
jadi sering sakit kepala atau pusing-pusing. Dan kalau menjadi kelebihan, ia
tipe orang yang betah berpikir melebihi orang lain.
Kesimpulan
Karakter Orang Juz 12
Kelebihan:
Teliti
dan penuh perhitungan. Pandai menyimpan rahasia. Mudah bergaul meskipun
terkesan kaku. Memiliki pemikiran tajam dan mendahului orang lain. Banyak
memiliki kemampuan terpendam yang tidak dia sadari. Cepat belajar dan memahami
sesuatu.
Kekurangan:
Temperamental
dan merasa unggul dari yang lain. Setiap kemauannya harus bisa dituruti. Suka
berangan angan yang melambung. Perasaannya sensitif dan mudah tersinggung.
Tidak
jarang merasa dikucilkan dari keluarga atau teman. Terkadang ia enggan berbagi
ilmu atau pengetahuan yang dimiliki, kecuali jika kita bertanya padanya.
Gus
AA-Ziyad At Tubany
__________________________________________________________________________________________________
Juz
11
__________________________________________________________________________________________________
Juz
10
Karakter
Dasar Manusia Juz 10
Tabloid
Khalifah Edisi 14/Tahun I/2005
Gigih
tapi Dalam Bergaul berhitung Untung Rugi
Dalam
mempelajari karakter manusia berdasarkan variabel Al-Qur’an di butuhkan
penguasaan terhadap variabel itu sendiri. Tanpa menguasainya sulit bagi
seseorang yang ingin mempelajari karakter manusia berdasarkan struktur dan
format Al-Qur’an dapat menguraikannya dengan baik
Selain
itu dibutuhkan proses. Dalam arti banyak berinteraksi dan berkomunikasi dengan
komunitas atau individu yang telah terbuka karakter (juz)-nya
Pada
edisi kali ini khalifah akan menguraikan karakter juz 10. Berdasarkan observasi
di lapangan, agak jarang ditemukan seseorang yang membawa karakter juz 10. Bisa
jadi setelah pembaca membaca uraian tentang karakter juz 10 dan merasa cocok
atau sinkron, maka inilah karakter pembaca atau jati diri yang selama ini anda
cari.
Seperti
biasanya, langkah yang pertama dilakukan untuk mengurai karakter berdasarkan
struktur Al-Qur’an adalah dengan mensubsitusikan angka juz tersebut menjadi
urutan surah Al-Qur’an
Karakter
Berdasarkan Struktur Surah
Urutan
surah Al-Qur’an ke-10 adalah surah Yunus. Dalam kajian struktur Al-Qur’an,
Yuunus dimaknai sebagai symbol dari air.
Mengingat
mukjizat yang diperoleh Nabi yuunus sangat erat kaitannya dengan air, yaitu
Allah menyelamatkannya dari tenggelam dengan mengutus salah satu makhluknya
yaitu ikan paus untuk menelannya. Namun sekalipun ditelan ikan paus atas izin
Allah Nabi Yuunus selamat dari karam.
Kalau
kita kaitkan kisah tersebut dengan karakter, besar kemungkinan orang yang
berjuz 10 adalah tipe orang yang mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan
dimana ia berada.
Ia
bisa dengan mudah masuk dalam berbagai situasi dan kondisi sesuai dengan air
yang akan selalu menyesuaikan bentuk dengan wadahnya.
Selain
mempuyai sifat meresap dan melarutkan, air bisa menghanyutkan. Artinya jangan
sembarangan berhadapan dengan orang yang membawa karakter juz 10. Di balik
penampilan low profil tersimpan emosi yang besar kalau kita coba-coba
mengusiknya.
Ada
pepatah arab yang berbunyi “Ittaqi Syarral Halimi” yang artinya kita
diingatkan berlaku hati-hati dan waspada dengan orang yang kelihatannya kalem, low
profil dan pendiam karena sekali marah sangat berbahaya.
Satu
lagi. Air yang paling dahsyat adalah air laut. Di balik ketenangan air laut
menyimpan misteri yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Dengan kata lain,
kita jarang bisa menebak kemauan atau keinginan juz 10.
Struktur
surah juz 10 terdiri dari dua surah yang terpecah, yaitu Al anfal (harta
rampasan perang) dari ayat 41 sampai 75, jadi total 35 ayat.
Dari
surah al anfal bisa dengarai orang yang berjuz 10 pantang menyerah dalam
mengejar apa yang menjadi harapannya.
Kesan
gigih dan kerja keras melekat pada dirinya. Namun sisi negatifnya,
kadang-kadang karena sifat pantang menyerahnya itu, ia menghalalkan segala cara
demi mencapai keinginan
Jumlah
ayat dari surah Al anfal yang terdapat pada juz 10 berjumlah 35 ayat. Kala
ukita merujuk kembali pada urutan surah Al-Qur’an yang ke-35 adalah surah
Fathir (pencipta).
Ini
berarti orang yang berjuz 10 mempunyai daya kreatifitas tinggi. Kombinasi yang
sangat manis antara sifat pantang menyerah, gigih, dan kreatifitas.
Ia
sangat pandai dan kreatif dalam menciptakan peluang yang dapat menghasilkan
“rampasan perang” dalam hal ini keuntungan yang sifatnya materi.
Namun
yang perlu di waspadai, jika kombinasi sifat tadi mengarah pad ahal hal yang
sifatnya negative, justru membahayakan dirinya dan orang lain.
Surah
yang kedua adalah at taubah (pengampunan dari ayat 1 sampai 93, jadi totalnya
93 ayat). Selain itu at taubah juga bisa diartikan pertobatan.
Bentuk
pertobatan ini adalah tidak akan mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan
sebelumnya.
Berarti,
orang juz 10 tidak akan pernahg melakukan kesalahan sebelumnya. Bila seseorang
pernah melakukan kesalahan atau berbohong kepadanya, ia tidak akan percaya lagi
terhadap orang tersebut. Meski untuk hal ini tidak separah orang juz 9.
Jumlah
ayat dari surah at taubah yang ada pada juz 10 adalah 93. Surah yang ke 93
adalah ad dhuha (waktu surya sepenggalan naik). Lagi-lagi penyusunan format
ayat yang unik sekaligus menarik
Memang
juz 10 boleh dikatakan tipe orang yang gila kerja, atau paling tidak dalam
mengerjakan sesuatu ia pantang berhenti atau menyerah sebelum apa yang ia
kerjakan selesai sampai tuntas.
Ad
dhuha juga merupakan symbol gerak atau kerja. Lazimnya waktu orang pergi atau
keluar untuk bekerja mencari penghidupan adalah pada saat matahari naik seujung
tombak.
Berdasarkan
kata awal juz
Kata
yang mengawali juz 10 dan bercetak tebal adalah wa’lamu. Kalau kita uraikan
kata tersebut satu persatu, akan tergambar karakter dasar dari orang yang
membawa karakter juz ini, yaitu sebagai berikut:
Wawu,
yaitu huruf ke 26 yang bermakna kekuatan , modal, waktu, potensi artinya orang
yang berkarakter juz 10 sangat memperhitungkan segala sesuatu dari sisi potensi
atau modal. Ia memang tepat untuk menjadi seorang entrepreneur.
Sebaliknya,
bisa jadi ia tipe orang yang malas atau tidak punya kepercayaan diri jika
merasa tidak punya modal untuk mengerjakan sesuatu. Apa yang dilakukan
memerlukanm modal dan menghasilkan timbale balik yang sepadan. Ini merupakan
sisi negatifnya.
Alif,
yang berarti otak. Ia tergolong orang yang gemar berolah pikir. Namun tidak
begitu domininan, sebab penempatan huruf alif tersebut di tengah kata. Justru
ia lebih cenderung bertindak duluan baru dipikir kemudian. Karena diawali huruf
wawu, apa yang ada diotaknya tidak pernah terlepas dari kemampuan atau potensi
yang dimiliki.
Ain,
huruf ke 18 yang berarti pertimbangan, pengkajian. Orang yang berjuz 10
termasuk orang yang banyak pertimbangan. Namun pertimbangannya tidak
bertele-tele karena disertai dengan alasan-alasan yang sifatnya rasional dan
tidak melibatkan unsure perasaan sebagaimana pada juz juz lain
Pertimbangan
ini juga dipengaruhi dua hruf sebelumnya, yaitu modal atau potensi serta
kemampuan nalarnya. Bila ia memiliki du ahal tersebut, pertimbangannya ini bersifat
untung rugi.
Lam,
huruf ke 23 yang berarti manusia. Orang yang membawa karakter juz 23 memang
agak manja. Terutama pad aorang-orang yang akrab dan telah lama di kenal,
khususnya pada ibunya. Rasa ketergantungan pad aorang lain yang melaka pada
dirinya begitu kental
Mim,
huruf ke 24 yang berarti kaita, penunjuk arah. Artinya ia adalah tipe orang
yang pandai mengaitkan sesuatu. Baginya semua masalah pasti ada penyebabnya.
Dengan kata lain tidak ada asap tanpa api.
Wawu,
huruf ini di ulang dua kali dalma kata awal juz yang fungsinya merupakan
penegasan dari makna yang sudah dijelaskan di awal
Alif,
huruf ini juga terulang dua kali pad akata yang tercetak tebal. Sama seperti
huruf wawu, huruf alif disini merupakan penekanan makna dari yang sudah di
jelaskan. Umumnya huruf alif yang terletak di belakang selalu menyambung dengan
huruf sebelumnya. Kali ini dia berdiri sendiri.
Dengan
kata lain, ia bisa menjadi seorang yang mandiri. Namun dengan catatan, harus
punya modal atau potensi yang dimiliki. Pasalnya, huruf sebelum alif adalah
wawu. Jika tidak memiliki modal ia akan menajdi oran gyang sangat memerlukan
uluran tangan orang lain.
Berdasarkan
tanda ain
Total
jumla ain dari juz 10 adalah 18 ain. Putaran ainnya adalah sebagai berikut:
Ain
1
Angkanya
adalah 1 (otak), 7 (paru,udara), 5 (tangan, penanganan). Artinya dari
kombinasi angka tersebut bisa diketahui oran gyang membawa karakter juz 10
merupakan tipe orang yang sedikit bicara banyak bekerja. Apa yang ia pikirkan
dengan sekuat tenaga ingin diwujudkan dalam realitas dan ia pantang menyerah.
Ain
1 juga bisa berarti ain 18 yang artinya pertimbangan, pengkajian. Kalau pembaca
mengamati secara seksama, makna ain ini juga relevan dengan uraian karakter
berdasarkan kata yang tercetak tebal yang menjadi awal juz, yaitu huruf ain.
Artinya pertimbangan dan pengkajian yang diarahkan untuk terealisasinya sebuah
harapan.
Selain
itu, ain 1 juga berarti ain 35 yang artinya pengenalan lingkungan secara lebih
mendalam. Seperti telah dijelaskan di awal, orang yang berjuz 10 tidka
mengalami masalah yang berarti dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Ain
2
Angkanya
adlah 2 (mata), 4 (rangka, kontruksi), 6 (sendi, syaraf, hokum).
Kolaborasi
dari angka tersebut melahirkan karakter yang tampak pada orang yang berjuz 10
sebagai seseorang yang berbakat dalam menganalisa sesuatu.
Dalam
pandangannya segala sesuatu harus ada sisdur (system dan prosedur)
sehingga dalma tataran aplikatifnya nanti tidak mengalamihambatan atau masalah.
Ain
ini juga berarti ain 19 (pemusatan, pemecahan masalah). Dari mengikuti aturan
yang telah ada diharapkan dalam mencapai sebuah pemecahan masalah bisa
diwujudkan.
Disisi
lain, ia tidak bisa melihat masalah yang dibiarkan berlarut-larut. Begitu
melihat masalah pengennya langsung ditangani. Negatifnya, orang lain
melihat ia seorang yang pengen tahu masalah orang.
Ain
36 juga merupakan representasi dari ain ini yang berarti hokum sebab akibat.
Seperti sudah dijelaskan pad apenjelasan huruf mim. Ia lihai dalam melihat
sebab dan akibat dari suatu masalah.
Ain
3
Angkanya
adalah 3 (THT), 10 (perut, pencernaan), dan 7 (paru, udara). Artinya orang yang
membawa karakter juz 10 dalam berbicara suka seenak sendiri. Sampai muncul
istilah “seenaknya perut sendiri”
Ain
ini jug aberkaitan dengan ain 20 (batas pandang, aturan main), artinya ia juga
tergolong orang normative, dan kalau memang ain ini dominant maka kesan kaku
akan menempel pada dirinya.
Disinilah
kelihaian dia. Kapan harus mengikuti aturan yang ada dan kapan harus menerapkan
aturannya sendiri. Karena hubungannya dengan ain’3, bisa dibilang ia orang yang
suka memerintah atau mengatur orang lain.
Ain
4
Angkanya
adlah 4 (tulang, rangka), 6 (sendi, syaraf, hokum), 8 (darah, jantung). Artinya
orang yang membawa karakter juz 10 dalam menjalani sesuatu tidak bisa
serampangan. Sebenarnya ia tipe orang berhati-hati dalam mengambil tindakan.
Ain
ini bertalian dengan ain 21 (pemikiran ulang). Seringkali ia secara reflek
memikirkan kembali apa yang telah dilakukannya apakah baik atau buruk bagi dirinya.
Faktor
ini juga memperkuat sikap kehati hatiannya. Unsure surah at taubah pada juz 10,
membuat orang juz 9 mudah sekali menyesal terhadap kesalahan yang sudah
dibuatnya.
Selain
itu juga berarti ain 38 (rencana dan pengembannya). Artinya ia selalu berkreasii
dan tetap mencari terobosan dan inovasi baru sebagai langkah pengembangan dan
inovasi terhadap apa yang telah dicapainya selama ini
Ain
5
Angkanya
adalah 5 (tangan, pengananan), 5 (tangan, penganganan), 9 (hati nurani).
Kolaborasi anga ini membentuk karakter orang berjuz 10 sebagai orang yang
terampil dan rapih dalam mengerjakan sebuah pekerjaan. Sekali lagi, ada unsure
hati disini. Semakin jelaslah karakter sesungguhnya dari orang juz 10
Ain
ini juga berarti ain 22 (target, tujuan). Ia tergolong orang yang belum
berhenti sebelum target yang diharapkan tercapai, atau dengan kata lain gigih
dan pantang menyerah.
Selain
itu juga ain 39 (pusat, minat) negatifnya jika apa yang seharusnya ia kerjakan
tidak sesuai dengan minat (mood) nya bisa jadi ia akan malas atau tidak dengna
sepenuh hati menjalankannya.
Ain
6
Angkanya
adalah 6 (sendi, syaraf, hokum), dan 10 (perut, pencernaan). Artinya kombinasi
angka ini merupakan penguatan terhadap sifat normatinya orang yang berjuz 10.
Angka
ini juga berate ain 23 (manusia, tubuh), artinya dibalik sifat gigih danpantang
menyerahnya tersimpan kelemahan yang sifatnya fisik yaitu mudah capek datau
badan lemah. Karena itu ia harus waspada dan ingat dengan kesehatan tubuhnya
sendiri. Ia seringkali mengabaikannya
Ain
7
Angkanya
adalah 7 (udara, paru), 6 (sendi, syaraf, hokum), 1 (otak,kepala). Kombinasi
angkanya hamper sama dengan ain satu. Perbedaannya hanya pada angka 6. Ain ini
sekaligus menegaskan ia seorang yang normative.
Ain
ini jug berarti ain 24 (mata rantai, kaitan) ia juga tipe orang yang jeli dalma
mengaitkan segala sesuatu.
Karakter
berdasarkan halaman
Uraian
karakter berdasarkan halaman dalam kajian struktur al quran terbagi menjadi
empat bagian, yaitu :
Taktis
Yaitu
dengan menjumlahkan ayat yang terdapat dari halaman 1 sampai dengan halaman 6
yang total ayatnya berjumlah 49 ayat. Kalau kita merujuk pad aurutan surah
dalam al quran maka surah yang ke 49 adalah al hujurat, artinya kamar-kamar.
Setiap
kamar memiliki fungsinya masing-masing. Jadi orang yang membawa karakter juz 10
tidak bisa mencampuradukkan masalah atau menggunakan sesuatu yang bukan
peruntukannya. Ia tipe oran gyang focus dalam menangani segala sesuatu.
Negative
dan positif
Yaitu
dengan menjumlahkan ayat yang terdapat dari halaman 7 sampai halaman 13 yaitu
totalnya ar rahman. Dari surah ini karakter yang muncul, ia tipe penyayang dan
pengayom, namun kadang kadang mudah dibohongi karena sifat baiknya tersebut.
Jalan
keluar
Yaitu
dengna menjumlahkan ayat yang terdapat pad ahalaman 14 dan 15 yang hasilnya
adalah 15 ayat. Surah al quran yang ke-15 adalah al hijr (batu)
Artinya
kalau ia sudah meyakini apa yang sudah direncanakannya dan akan dilakukannya
sudah benar dan tepat, maka susah dicegah lagi. Ia tetap bersikukuh untuk
melakukannya.
Parahnya,
ia bisa menjadi seseorang yang keras kepala. Jangan harap kita dengan gampang
merubah pendiriannya.
Dasar
Yaitu
didapat dengan menjumlahkan ayat yang terdaapt pada halaman terakhir yaitu 16,
total ayatnya adalah 9 ayat. Kalau kita melihat kembali urutan surah al quran
maka surah yang ke 9 adalah at taubah. Mengenai surah at taubah ini sudah
dijelaskan tadi. Bila inin yang dominant, ia memiliki kemiripan sifat dengan
juz 9.
Kelemahan
fisik
Orang
yang membawa karakter juz 10 mempunyai kelemahan fisik pada kepala dan perut
(lihat arti ain). Ia juga mempunyai kelemahan pada bagian tungkai dan kaki.
Tetpatnya pada sendi lutut dan tungkai bagian bawah dan jari tangan kanan.
Demikianlah
uraian karakter juz 10, diharapkan dari uraian karakter ini seseorang yang
berjuz 10 lebih bisa mengenal dirinya baik dari sisi positif dan maupun
negative.
Dengan
ikhtiar membaca juz 10 insya allah sisi positif bisa di aktivasi dan
dioptimalisasikan. Sedangkan sisi negatifnya bisa di minimalisasikan.
Gus
AA/Ziyad at Tubany
__________________________________________________________________________________________________
Juz
9
Karakter
Dasar Manusia Juz 9
Tabloid
Khalifah Edisi 13/Tahun I/2005
Berempati
Tinggi dan Susah Memaafkan
Berbagai
upaya dilakukan manusia untuk mengenal siapa sebenarnya dirinya. Khususnya di
Indonesia. Telah banyak metode yang diciptakan untuk membuat seseorang “lebih”
mengenal jati dirinya. Namun semua itu menjadikan pertanyaan pada diri kita.
Apakah
sebuah pencarian hakikat diri ataukah menuruti rasa penasaran yang ada pada
diri setiap manusia? Apakah yang kita cari hanya mengikuti trend yang lagi
marak tentang manajemen diri, motivasi diri dan berbagai istilah yang lain?
Semua jawaba tentunya akan terpulang pada diri kita masing-masing.
Diantara
sekian banyak manfaat yang dapat kita rasakan dan kajian struktur Al-Qur’an
salah satu adalah adalah untuk mengenal siapa diri kita dan orang lain dengan
memakai pendekatan variabel yang ada dalam Al-Qur’an. Memang, metode ini
tergolong metode baru yang belum banyak dikenal sekalipun olrh umat islam
sendiri.
Khalifah
bisa mengerti karena begitu banyaknya metode untuk membantu
manusia’lbeih’mengenal dirinya sendiri mulai dari horoskop, feng shui, primbon
dan lain-lain, bahkan diantara umat islam telah dan lebih akrab dengan
metode-metode tersebut yang jelas-jelas tidak islami. Itulah satu diantra
sekian banyak fenomena yang patutu untuk kita renungi bersama.
Dengan
metode struktur Al-Qur’an, khalifah telah menguraikan karakter dari juz 1
sampai 8, kiranya pembaca sudah mempunyai gambaran bagaimana mengurai karakter
manusia dengan menggunakan pendekatan variabel Al-Qur’an dan sah-sah saja
apabila pembaca membandingkannya dengan metode lainnya. Dan untuk edisi kali
ini adalah karakter juz 9.
Berdasarkan
Surah
Ururutan
surah Al-Qur’an yang ke 9 adalah At Taubah (pengampunan), hal ini berarti
karakter orang yang berjuz 9 menurut kajian struktur Al-Qur’an adalah pada
intinya ia memiliki sifat pemaaf yang sangat tinggi. Namun jangan salah, bila
mennurutnya kesalahan itu ia anggat fatal, sampai kapan pun ia tidak akan bisa
memaafkan kesalahan tersebut dan ia akan selalu mengingatkannya.
Strtuktur
surah dari juz 9 terdiri dari dua surah yaitu al a’raaf (tempat tertinggi) dari
ayat 88 sampai ayat 206, jadi total ayatnya adalah 119 ayat. Artinya
sebagaimana karakter juz 8 yang juga terdapat surah al a’raaf di dalamnya namun
tidak sebanyak di juz 9, sehingga sifat ingin mendominasi dan menang sendiri
dalam segala hal lebih kentara dan tampak pada diri seorang juz 9
Bila
factor ini yang lebih dominant, maka negatifnya ia akan menilai segala sesuatu
berdasarkan ‘hadiah’ (hidangan). Hal ini disebabkan karena jumlah ayat dari
surat al-a’raaf yang ada pada juz 9 adalah 119. Karena tidak ada surah ke 119 ,
maka kurangkan saja dengan 114(total surah). Hasilnya adalah 5. Surah ke 5
adlaah Al maidah (hidangan)
Surah
ke dua adalah al anfaal (dari ayat 1 sampai ayat 40), total ayatnya berjumlah
40 ayat). Al anfal berarti rampasan perang, orang yang membawa karakter juz 9
pantang menyerah dan gigih dalam berusaha sebelum apa yang ia harapkan tercapai
karena al anfaal merupakan representasi dari perjuangan yang gigih dimana
rampasan tidak akan di dapat tanpanya.
Total
ayat dari surah al anfal yang mengisi juz 9 adalah 40 ayat, sedangkan surah ke
40 adalah al mukmin (orang-orang yang beriman). Bagi orang lyang berjuz 9 dalam
mencari ‘rampasan perang’ ia mempertimbangkan baik buruknya bagi dia atau orang
lain. Ia tidak ingin menghalalkan segala cara guna mendapatkan apa yang diinginkan
Berdasarkan
Awal Kata Juz
Kata
yang mengawali juz 9 dan tercetak tebal adalah qaalal mala’u. khalifah bisa
memastikan bahwa dalam kajian verbal kata tersebut masih merupakan “misteri”
dan belum ditemukan jawabannya. Misteri karena dalam hal kata yang tercetak
tebal bukan merupakan kalimat sempurna, sehingga tidak bisa di tembus
dengankajian secara tarsirnya namun alhamdulillah dengan kajian struktur al
quran misteri kata tersebut bisa terungkap. Berikut uraian dari kata yang
mengawali juz 9.
Qaaf
ururtan abjad hijaiyyah yang ke 21 yang berarti pemikiran ulang, kepala. Bagi
orang yang berjuz 9 mempunyai kebiasaan untuk mereview kembali apa yang sudah
diputuskannya. Seperti hal juz-juz yang huruf awalnya adalah qaaf, umumnya
memiliki kareakter yang hamper sama, yaitu memiliki kegemaran berfikir. Oleh
karenaya, jia ia memiliki masalah atau sesuatu yang memberatkan pikirannya,
maka ia akan membawa masalah tersebut kemana pun ia pergi.
Dari
kebiasaan ini, wajar jika seorang yang berjuz 9 agak lama dalma membuat
keputusan, bukan karena banyak pulihan, namun karena trauma dan
ketidaktahuannya apa yang tepat dan baik untuk dirinya, pada akhirnya waktullah
yang akan menentukan.
Alif
huruf yang pertama yang berarti otak atau pribadi. Sudah dijelaskan sebelumnya,
bahwa orang yang berjuz 9 termasuk kategori orang yang gemar berfikir, sehingga
hufur alif memiliki kesan mempertegas pernyataan tersebut. Oelah karena itu,
tidak semua oran gpunya kegemaran untuk menggunakan otaknya, sebab tidak semua
juz diawali oleh kata yang tercetak tebal yang mengandung unsure huruf qaaf
yang bergandengan dengan huruf alif.
Makna
lain dari sambungan kedua huruf tersebut, bahwa orang yang berjuz 9
kadang-kadang memiliki pemikiran yan gkaku. Karena, tidak jarang apa yang
menurutnya benar harus dianggap benar juga menurut orang lain. Sehingga kesan
lain yang ditimbulkan ia bisa menjadi seorang yang egois.
Lam
adlaah huruf yang ke 23 yang berarti manusia (bayi). Umumnya juz – juz yang
mengandung unsure huruf lam, maka orang yang membawa karakter juz 9 bisa
menjadi seseorang yang manja, ketergantungan terhadap orang lain dan kadang
bersifat pasif atua kurang inisiatif. Hal ini lah yang merupakan salah satu
kelemahannya.
Alif
lam huruf yang ke 31 dalam kajian struktur Al-Qur’an yang berarti factor x.
artinya, orang berjuz 9 memiliki kelebihan dalma emngantisifpasi factor tak
terduga yang mungkin timbul. Atau bisa jadi orang berjuz 9 akrab dentan hal hal
yang tak terduga.
Mim
ururtan yang ke 24 yang berarti kaitan atau penunjuk arah. Huruf tersebut
bermakna bahwa dalam menghadapi persoalan orang yang berjuz 9 pandai mengkait
katikan antra satu dengan yang lain sehingga dari situlah bisa ditemukan jalan
keluarnya.
Lam
alif urutan huruf ke 28, artinya manajemen. Karena antar ahuruf alif lam, mim
dan lam alif adalah satu rangkaian, maka hal tersebut dapat menjelaskan
karakter orang juz 9. Bisa dibilang ia orang yang handal dalam merangkai dan
memanage kejadian atau factor x yang sedang di hadapi.
Ada
hal lain yang tidak bisa dilupakan. Berdasarkan kaidah penulisan bahasa arab
(Qawaidul Khattil ‘Araby), seharuunya masih ada unsure huruf lain yang
tersebunyi yaitu huruf hamzah, huruf ke -29
Artinya,
ini merupakan indikasi juga bahwa salah satu karakter dari orang yang berjuz 9
adalah pandah memendam gejolak yang ada pada dirinya sesuai dengan arti ain
yang ke 29 (hamzah) yang bermakna gejolak. Oleh karena itu penulisannya
ditiadakan namun bunyi tetap dipertahankan, inilah salah satu keistimewaan rasm
(penulisan) mushaf utsmani.
Berdasarkan
Tanda ‘Ain
Total
ain dari juz 9 adalah 18. Maka putaran ‘ainnya akan membentuk seperti table di
bawah ini
‘Ain
1
Angkanya
adalah 1 (otak, pribadi), 9 (hati nurani), 11 (tali rasa, perasaan) artinya
orang yang membawa karakter juz 9 dalam ain pertamanya sama dengan juz 7,
artinya dua-duanya sama-sama memiliki perasaan yang labil, mudah
tersinggung dan sensitivitas yang tingg. Menghadapinya harus hati-hati dan
jangan sampai salah bicara.
Dilihat
dari putaran ‘ain, ‘ain 1 ini juga bermakna ‘ain ke 19 yang berarti pemusatan
masalah berikut pemecahannya. Bagi orang yang berjuz 9 karena sering memerankan
hati dan perasaannya. Ini berarti ia tipe oran gyang tidak “betah” mendiamkan
masalah berlarut-larut, ia berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikannya,
sayangnya kadang-kadang ia terlalu memaksa diri dan tidak peduli pada dirinya
sendiri.
Selain
angka 19, terdapat angka 37 yang berarti analisa dan penerapannya, orang yang
membawa karakter juz 9 tipe orang yang jeli dalma emngamati segala sesuatu dan
juga cakpa dalam tataran aplikasinya.
‘Ain
2
Angkanya
adalah 2 (mata), 6 (sendi, syaraf, hokum), 12 (motivasi, alat vital, ambisi).
Artinya orang yang beruz 9 mempunyai kebiasaan dalam memandang sesuatu dari
sudut norma atau aturan yang berlaku pad alingkungannya. Kesan normative begitu
melekat pada dirinya. Karena berkaitan juga dengan angka 12, dimana memilki
artinafsu, motivasi atau ambisi. Oleh karenanya. Ia terkesan terlalu bernafsu
untuk mengaplikasikan apa yang dilihatnya. Sehingga berkesan mudah tertarik
oelh hal baru
‘ain
2 juga berarti angka 20 yang bermakna batas pandang menusia atau aturan main.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa ornag yang berjuz 9 melakukan sesuatu harus
sesuai dengan sisdur (s9stem dan prosedur). Namun, kadang-kadang sisdur adalah
system yang dia bikin. Makanya terkadang ia akan bertindak semaunya.
Selain
itu juga berarti angka 38, kesadaran yang mendalam. Negatifnya orang yang
berjuz 9 agaknya susah di pegang, karena ia tidak akan melakukan sesuatu kalau
bukan atas keinginannya sendiri.
‘Ain
3
Angkanya
adalah 3 (THT), 9 (hati nurani), 13 (kaki, pijakan dasar). Artinya ‘ain ke-3
ini merupakan penguatan terhadap makna dari ‘ain ke 1, dan memang begitulan
karakter orng yang berjuz 9 selalu mengandalkan perasaannya. Sisi lainnya, apa
yang diomongkan itulah yang benar benar keluar dalam hatinya.
Kaki
juga memiliki makna pendirian, artinya apa katanya itulah yang dia anggap benar
atau sudah menjadi pendiriannya. Sehingga orang menganggapnya “kolot”
‘Ain
ke-3 juga berarti ‘ain ke 21 (kepala, pemikiran ulang). Orang yang berjuz 9
terbiasa merenungkan apa yang telah di putuskannya, disinilah sering muncul
dilemma pada dirinya sendiri seringkali ia menyesali keptusannya.
Selian
itu juga berarti angka 39 yang berarti pusa minat. Artinya orang yang membawa
karakter juz 9 akan serius dalam melakukan sesuatu yang ia minati, bahkan ia
tidak peduli kepada lingkungan di sekelilingnya.
‘Ain
4
Angkanya
adalah 4 (rangka, konstruksi), 18 (pertimbangan), 14 (langkah awal, rencana)
artinya sosok orang yang berjuz 9 memiliki prinsip kehati-hatian dalam mehyusun
rencana. Namun, kelemahannya adalah terlalu menimbang-nimbang tentang
rencananya tersebut. Atau ap ayang hendak dilakukannya selalu melalui
pertimbangan sesuai dengan kapastitasnya, sehingga terkesan lamban.
Ain
ini juga berarti angka 22 (target, tujuan), hal ini berarti apa yang
dilakukannya harus elalu memberikan kontribusi positif buat dia, negatifnya ia
cenderung ogah-ogahan bila tidak adan input atau positif yang akan ia dapat
dari rencananya tersebut.
‘Ain
5
angkanya
adalah 5 (tangan, penanganan), 3 (THT), 15 (langkah nyata) artinya setelah ia
membuat konsep, rencana yang matang di tambah pertimbangan-pertimbangan dari
berbagai sisi ia tidak menghadapi banyak masalah dalam mewujudkan rencan
tersebut. Dengan kata lain banyak bicara sedikit bekerja.
‘ain
ini juga sama dengan ain 23 (manusia, tubuh). Orang yang berjuz 9 boleh
dibilang mempunyai sifat manja dan tergantung kepada orang lain.
‘Ain
6
Angkanya
adalah 6 (hokum, syaraf, sendi), 12 (alat vital, motivasi, ambisi), 16
(intisari, dasar). Artinya makna dari kombinasi angka pada ain ini tidak jauh
berbeda dengan makna pada dari ‘ain ke 2. Tujuannya adalah menguatkanya.
Ain
ini juga sama dengan ain 24 (mata rantai, kaitan). Dalam menghadapi masalah ia
pandai menarik benang merah dan menelusuri akar dari permasalahn tersebut.
Negatifnya kadang dalam menilai sebuah permasalahan terlalu berlebihan dalam
mengaitkannya.
‘Ain
7
Angkanya
adalah 7 (udara, paru-paru), 6 (hokum, syaraf, sendi), 17 (estimasi) artinya
makna kombinasi angka dari ain ini semakin memperkuat bahwa orang yang berjuz 9
memiliki kecenderungan sangat normative.
Ain
ini sama dengan ain 25 (lingkungan). Artinya ia juga tergolong orang yang tidak
mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
Berdasarkan
Halaman
Mengurai
karakter juz al-qur’an berdarkan halaman adalah dengan menjumlahkan ayat pada
halaman tertentu. Ada 4 bahasan pokok dalam kajian halaman ini yaitu: taktis,
kelemahan dan kelebihan, jalan keluar dan dasar.
Taktis
Taktis
di dapat dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai 6 di juz 9,
total ayatnya adalah 66 ayat. Kalau merujuk pada urutan surah dalam al qur’an
makan yang ke 66 adalah at thalaq (talak, cerai)
Dalam
kajian struktur al qur’an at thalaq yang berpengaruh dalam diri orang juz 9
memiliki sifat atau bewatak keras, namun kerasnya orang yang membawa karakter
juz 9 masih bisa di ‘rem’ sebagaimana thalaq ada tingkatannya mulai dari raj’I
1, 2 dan bain (3). Sudah dibilang sebelumnya bahwa ia bisa rujuk kembali
tergantung dari tingkat kesalahan yang kita buat terhadapnya.
Kelemahan
dan kelebihan
Kelamahan
dan kelebihan didapat dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 7
sampai halaman 13. Keseluruhan ayatnya berjumlah 63 ayat. Urutan surah al qur’an
yang ke 63 adalah al munafiquun yang berarti orang-orang yang munafiq.
Surah
inilah yang harus di waspadai oleh orang yang membawa karakter juz 9 karena
sifat yang sering nampak adlaah pada pendiriannya yang labil atau tidak bisa di
pegang. Jika sifat ini yang dominant, ia bisa memiliki sifat plin-plan.
Negatifnya, kadang-kadang dia ‘mengikut’ pada lingkungan (pendapat) asal
menguntungkan untuk dirinya sendiri.
Jalan
keluar
Jalan
keluar di dapat dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 14 sampai 15
yang total berjumlah 20 ayat. Kalau kita lihat urutan surah al qur’an yang ke
20 adalah thaha. Artinya orang yang membawa karakter juz 9 seringkali Ia
cenderung lari dalam menghadapi masalah dan bukan malah mencari jalan
keluarnya.
Makna
lainnya, bila sedang menghadapi masalah ia akan sering bepergian atau
menyendiri untuk mencari atau merenungi masalahnya.
Dasar
Dasar
di dapatkan dari menjumlahkan ayat yang berada pada halaman 16 di juz 9. Total
ayatnya adalah 10 ayat. Surah al qur’an yang ke 10 adalah yuunuus. Dalam kajian
struktur al quran yuunus merupakan symbol air. Orang yang berjuz 9 mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungnnya sebagaimana air yang selalu akan
mengikuti bentuk wadahnya.
Kelemahan
fisik
Orang
yang membawa karakter juz 9 mempunyai kelemahan pada organ hati. Selain itu
dengan system yang lain, kelemahan pada bagian paha kanan atas dan pergelangan
tangan.
Demikian
uraian karakter dari juz 9. Penjelasan tersebut diatas bukan di dapat dari
hasil terawangan atau istilah ‘klenik’ yang lain namun dari hasil kajian selama
bertahun tahun yang idlakukan oleh penemu kajian ini dengan memakai pendekatan
intuitif dan empiris.
Seiring
dengan banyaknya pertanyaan yang masuk lewat telepon, surah, email dan faks
yang mengatakan bahwa dalam enguraikan karakter manusia seperti yang dilakukan
khalifat berdasarkan terawangan dan ramalan
Maka
khalifat tegaskan bahwa kajian ini tidak membahas apalagi memasuki daerah
terlarang yang mutlak hanya Allahyang tahu, misalnya apa yang akan terjadi,
dengan siapa seseorang cocok kawin (jodoh), banyak dan sedikitnya rezeki yang
diberikan kepada seseorang dan lain sebagainya.
Diharapkan
dari uraian karakter juz ini pembaca lebih bisa memhami siapa dirinya dan
semakin mawas diri dan selalu berusaha memaksimalkan karakter dasarnya untuk
mencapai apa yang menjadi harapannya. Walillahil minnatu wal hidayah……
Gus
AA/Ziyad at Tubany
A’>Se�
y a�?4H�?liki fungsinya masing-masing. Jadi orang yang membawa karakter juz 10 tidak bisa mencampuradukkan masalah atau menggunakan sesuatu yang bukan peruntukannya. Ia tipe oran gyang focus dalam menangani segala sesuatu.
Negative
dan positif
Yaitu
dengan menjumlahkan ayat yang terdapat dari halaman 7 sampai halaman 13 yaitu
totalnya ar rahman. Dari surah ini karakter yang muncul, ia tipe penyayang dan
pengayom, namun kadang kadang mudah dibohongi karena sifat baiknya tersebut.
Jalan
keluar
Yaitu
dengna menjumlahkan ayat yang terdapat pad ahalaman 14 dan 15 yang hasilnya
adalah 15 ayat. Surah al quran yang ke-15 adalah al hijr (batu)
Artinya
kalau ia sudah meyakini apa yang sudah direncanakannya dan akan dilakukannya
sudah benar dan tepat, maka susah dicegah lagi. Ia tetap bersikukuh untuk
melakukannya.
Parahnya,
ia bisa menjadi seseorang yang keras kepala. Jangan harap kita dengan gampang
merubah pendiriannya.
Dasar
Yaitu
didapat dengan menjumlahkan ayat yang terdaapt pada halaman terakhir yaitu 16,
total ayatnya adalah 9 ayat. Kalau kita melihat kembali urutan surah al quran
maka surah yang ke 9 adalah at taubah. Mengenai surah at taubah ini sudah
dijelaskan tadi. Bila inin yang dominant, ia memiliki kemiripan sifat dengan
juz 9.
Kelemahan
fisik
Orang
yang membawa karakter juz 10 mempunyai kelemahan fisik pada kepala dan perut
(lihat arti ain). Ia juga mempunyai kelemahan pada bagian tungkai dan kaki.
Tetpatnya pada sendi lutut dan tungkai bagian bawah dan jari tangan kanan.
Demikianlah
uraian karakter juz 10, diharapkan dari uraian karakter ini seseorang yang
berjuz 10 lebih bisa mengenal dirinya baik dari sisi positif dan maupun negative.
Dengan
ikhtiar membaca juz 10 insya allah sisi positif bisa di aktivasi dan
dioptimalisasikan. Sedangkan sisi negatifnya bisa di minimalisasikan.
Gus
AA/Ziyad at Tubany
__________________________________________________________________________________________________
Juz
8
Karakter
Dasar Manusia Juz 8
Khalifah
Edisi 12/Tahun I/2005
Langkah
pertama yang harus ditempuh untuk mengurai karakter juz adalah dengan merujuk
angka juz tersebut menjadi urutan surah dalam Al Qur’an.
Surah
yang ke-8 adalah surah Al Anfal yang artinya Harta rampasan Perang. Artinya
orang yang membawa karakter juz 8 tergolong gigih dalam meraih sesuatu. Ia
tidak akan pernah berhenti sebelum apa yang diharapkan tercapai, dengan kata
lain ia pantang menyerah.
Ia
cermat dalam menilai hal-hal yang menguntungkan baginya atau tidak.
Kelemahannya, tidak jarang dia akan menempuh jalan apapun untuk mendapatkan apa
yang diinginkan.
Bila
mengacu pada sejarah, harta rampasan perang biasanya berupa barang-barang
berharga atau materi. lnilah kelemahan terbesar dari juz 8, jika tidak
hati-hati ia mudah sekali terbujuk atau terjebak oleh halhal yang bersifat
materi atau duniawi.
Juz
8 terdiri dari dua surah, yaitu surah Al An’am yang berarti Binatang Ternak.
Surah Al An’am pada juz 8 dimulai dari ayat 111 sampai 165, jadi totalnya 55
ayat.
Artinya
orang yang berjuz 8 kadang-kadang susah diatur dan memiliki rasa ketergantungan
terhadap orang di sekelilingnya yang lumayan besar. Namun tidak sedominan juz
sebelumnya yaitu juz 7 karena ayat dari surah Al An’am tidak sebanyak yang
terdapat di juz 7.
Selain
itu, surah ke-55 adalah Ar Rahman, artinya Yang Maha Pemurah. Bila kita amati
keterkaitan antara Surah Al An’am dan Ar Rahman akan menerangkan sifat bahwa
orang juz 8 akan menuruti apa yang diucapkan atau disarankan oleh seseorang
yang dianggap sudah memberikan “kemurahan” padanya ketimbang orang lain yang
tidak memberikan kontribusi padanya. Saran orang tersebut akan ia jalankan
selama tidak menjerumuskannya. Dengan kata lain ia cenderung subjektif dalam menilai
saran.
Urutan
surah yang ke-55 yaitu Ar Rahman yang artinya Yang Maha Pemurah. Ia juga
mempunyai sifat pemurah atau tidak perhitungan. Ia sangat perhatian dan tidak
tanggung-tanggung jika seseorang memerlukan bantuannya.
Variabel
Al Qur’an yang lain yang mempunyai angka 55 adalah jumlah ayat surah Al Qamar
yang berarti Bulan. Hal ini juga berarti orang yang berjuz 8 sering dibutuhkan
orang lain tanpa ia memintanya.
Namun,
yang perlu diingat bahwa cahaya bulan berasal dari sinar matahari yang
dipantulkan. Dalam kondisi tertentu , ia tidak akan “dilihat” jika tidak ada
seseorang yang memiliki kekuatan besar yang membantunya. Hal ini akan tampak
pada saat fase bulan mati.
Surah
kedua adalah surah Al `Araf, artinya Tempattempat yang Tinggi. Surah ini juga
tidak utuh dalam menempati juz 8, yaitu dari ayat 1 sampai ayat 87.
Bagi
orang yang ber juz 8 hal tersebut berarti sifat ingin mendominasi dan menang
sendiri ada padanya. Ia paling tidak bisa jika seseorang memandang rendah
dirinya. Jika sifat ini yang dominan, ia akan menjadi seorang yang egois dan
sombong.
Positifnya,
ia ingin menjadi seseorang yang memiliki kedudukan paling tinggi di
komunitasnya. lntinya, ia ingin memiliki sesuatu yang lebih dibanding orang
lain. Anehnya, kalau kita merujuk pada urutan surah yang ke87 maknanya klop dan
sinkron dengan uraian tersebut yaitu surah Al `Alaa, yang memiliki arti Yang
paling tinggi.
Berdasarkan
Kata Awal Juz
KATA
yang mengawali setiap juz dan di cetak tebal bukanlah perbuatan iseng dari penulis
atau pencetak Al Qur’an, bisa dipastikan dibalik penebalan tersebut ada pesan.
Dan andaikata di kaji secara verbal pun (dengan pendekatan ilmu tafsir) tidak
akan tertembus karena kata yang dicetak tebal tersebut tidak berbentuk
sempurna, artinya tidak membentuk sebuah kalimat sempurna yang mempunyai makna
dan bisa difahami.
Dengan
kajian struktur Al Qur’an lewat pendekatan simbol, khalifah mencoba memahami
rahasia di balik penebalan tersebut secara empiris. Hasilnya silahkan pembaca
menyimak.
Kata
yang menjadi awal juz dan tercetak tebal pada juz 8 yaitu dengan uraian sebagai
berikut:
¼
(Wawu) Urutan huruf yang ke-26 yang bermakna kekuatan, modal, waktu, potensi,
putaran. Bagi orang yang berjuz 8, melakukan sesuatu yang dipikirkan pertama
kali adalah modal, sekalipun ia sebenarnya sudah mempunyai modal tapi ia tidak
menyadarinya (terpendam), sehingga kadang ia kurang percaya diri. Modal disini
tidak hanya bersifat materi, namun kemampuan atau potensi juga merupakan modal
yang Allah berikan.
Ü
(lam) adalah huruf yang ke-23 yang berarti manusia (bayi). Karakter yang nampak
dari huruf ini bagi orang yang berjuz 8 adalah sebagaimana layaknya bayi, ia
sangat membutuhkan orang lain untuk membantu dan melindunginya. Ia memiliki
sifat apa adanya.
¼
(Wawu), huruf ini disebutkan dua kali untuk mengawali juz, artinya penegasan
terhadap makna yang telah dijelaskan dan boleh dikatakan makna tersebut sangat
dominan dalam diri seorang yang berjuz 8.
°
(Alif) adalah urutan huruf pertama dalam abjad hijaiyah. Dalam kajian struktur
Al Qur’an huruf ini bermakna kepala atau otak. Orang yang membawa karakter juz
8 mempunyai kegemaran berfikir yang bisa ia jadikan modal dalam menyelesaikan
setiap permasalahannya.
(Nun),
urutan huruf yang ke-25 yang berarti lingkungan. Bagi orang yang membawa
karakter juz 8 bermakna ia tergolong orang yang paling peka terhadap
lingkungannya. Reaksi yang muncul bisa bermacam-macam diantaranya kepedulian
sosial atau menyesuaikan diri, terbukti huruf ini diulang dua kali sebagai
penegasan. Ia mudah bergaul dan membaur dengan lingkungan meskipun lingkungan
tersebut baru baginya.
(Alif)
huruf ini juga diulang dua kali sebagai taukid (penguat, penegas) dari makna
yang sudah diuraikan sebelumnya. Disamping berarti kepala atau otak alif juga
bisa bermakna pendirian. Karena huruf ini diulang dua kali, berarti orang juz 2
sangat mengandalkan pemikiran sesuai dengan pribadinya. Sehingga orang akan
menilai bahwa orang juz 8 memiliki pola fikir yang kaku.
Bila
pembaca amati, huruf alif tersebut disambung dengan huruf nun, hal ini berarti
bahwa ia memiliki pribadi yang mudah beradaptasi dengan lingkungan. Negatifnya,
adalah ia menjadi sangat tergantung dengan lingkungannya.
Berdasarkan
Tanda ‘Ain
Total
jumlah ‘ain dari juz 8 adalah 17 ‘ain. Seperti sudah dijelaskan pada
edisi-edisi sebelumnya, maka kita akan putar jumlah ‘ain tersebut sampai 39
‘ain (sesuai ‘ain terbanyak).
`Ain
ke-1
Angkanya
adalah 1 (kepala, Otak), 11 (tali rasa, perasaan), 14 (langkah awal, rencana).
Dalam menyusun rencana, harus sesuai dengan pikiran dan perasaannya. Jika
rencana yang dia susun tidak sesuai dengan kedua hal tersebut ia menjadi tidak
yakin dengan apa yang dia rencanakan. Hal tersebut terjadi karena ‘ain 1 sama
dengan `ain 18 yang artinya pertimbangan.
Negatifnya,
kadang yang ia rencanakan tidak memikirkan apakah rencana tersebut sesuai
dengan pikiran dan perasaan orang lain. Namun, kelebihannya ia dapat langsung
menganalisa ulang rencananya, karena pengaruh dari ‘ain 35 yang artinya
pengenalan lingkungan lebih mendalam.
‘Ain
ke-2
Angkanya
adalah 2 (mata), 8 (darah, jantung), 15 (langkah nyata). ‘Ain ini menggambarkan
orang juz 8 mudah belajar. Apa yang dilihatnya ia ingin segera bisa mewujudkan.
Karena kelemahan fisik ada pada jantung, bila ia melihat sesuatu kejadian yang
mengerikan, reaksi yang ditimbulkan adalah jantungnya akan berdetak lebih
kencang.
Karena
‘ain 2 sama dengan ‘ain 19 (pemecahan masalah), ia menjadi seorang yang jeli
dalam memberikan solusi bagi masalah seseorang. Selain itu, karena pengaruh
‘ain 36 yang artinya pembilahan masalah dengan memberlakukan sebab akibat, maka
ia juga jeli dalam memilah masalah mana yang harus didahulukan.
`Ain
ke-3
Angkanya
adalah 3 (THT), 11 (tali rasa, perasaan), 16 ( dasar, intisari, esensi).
Kombinasi angka tersebut merupakan kelemahan terbesar orang juz 8. Apa yang
diomongkan benar-benar keluar dari perasaannya. Ia tidak perduli apakah orang
lain akan tersinggung dengan omongan tersebut apa tidak. Yang penting apa yang
harus diucapkan, dia ucapkan. Sehingga orang melihat ia menjadi seorang yang
arogan.
Karena
‘ain ini sama dengan ‘ain 20, maka apa yang diucapkan, itulah aturan yang
berlaku baginya dan bagi orang lain. Disisi lain, kadang kala apa yang
diucapkan mengikuti aturan yang ada, hal ini tergantung dengan siapa ia
berhadapan.
`Ain
ke-4
Angkanya
adalah 4 (rangka), 4 (rangka), 17 (estimasi) Artinya orang yang membawa
karakter juz 8 adalah seorang konseptor yang baik, terbukti dengan kombinasi
dari dua angka yang sama yaitu 4 yang berarti kerangka dan konsep yang sangat
diperlukan untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan.
Sesuai
dengan ‘ain 21, apa yang menjadi estimasi atau perkiraan benar-benar sudah ia
pikirkan, bukan sekedar perkiraan tanpa dasar. Ia sadar dengan rencana yang
akan ia kerjakan sekaligus pelaksanaannya. Bisa dibilang ia sangat konsekuen
dengan rencananya.
Sayangnya,
jika menilik ‘ain ke-17 juz 18, memiliki kombinasi angka 12 (nafsu, motivasi,
ambisi) dan 10 (perut). Ia sangat berambisi untuk bisa mencapai apa yang
direncanakan. Jika apa yang sudah direncanakan tidak terealisasi, akan lansung
memancing emosinya.
`Ain
ke-5
Angkanya
adalah 5 (tangan, penanganan), 6 (sendi, syaraf, hukum), 18 (pertimbangan,
pengkajian). Artinya, ia bisa menjadi orang yang “teks book”. Dalam menangani
sesuatu ia sangat memegang teguh aturan yang ada. Ia tidak berani mengambil
resiko jika apa yang sedang ditangani keluar dari aturan yang ada.
Karena
‘ain ini sama dengan ‘ain 22 (target/ tujuan), meski apa yang dia kerjakan
sesuai dengan “buku” atau aturan yang ada, terkadang muncul kesan terburu-buru
ingin cepat selesai atau ingin cepat menguasai.
`Ain
ke- 6
Angkanya
adalah 6, 4, 19 (pemecahan masalah). Kombinasi angka 6 dan 4 sudah di uraikan
pada ‘ain sebelumnya. Kalaupun terulang maka merupakan penegasan atas karakter
yang ada di balik angka tersebut. Pada `ain ke-6 ini terdapat kombinasi angka
baru yaitu angka 19. Artinya, dalam mencari solusi atas permasalahan, ia sangat
memperhatikan hukum dan kerangka yang jelas, ia tidak mau asal-asalan.
Selain
itu, ‘ain 19 juga bisa dikaitkan dengan ‘ain 2 (lihat tabel putaran ‘ain). Ia
harus benar-benar melihat masalah tersebut, ia tidak akan mengambil tindakan
kalau hanya kata orang.
`Ain
ke-7
Angkanya
adalah 7, 11, 20
Artinya
orang yang berjuz 8 kadang-kadang terlalu banyak bermain di perasaan dan
mempermainkan perasaan. Hal ini nampak jelas dengan kaitan ‘ain tersebut. ‘Ain
20 ini juga memiliki kaitan dengan ‘ain 3.
Total
tanda ‘ain yang terdapat pada juz 8 ini adalah 17, Khalifah sengaja menguraikan
hanya sampai pada ‘ain ke-7 dengan harapan pembaca belajar mengurainya sendiri,
terlebih bagi orang yang mempunyai karakter juz 8, hal ini ibarat bercermin
dengan menganalisa dirinya sendiri dengan mushaf Al Qur’an.
Berdasarkan
Halaman
Seperti
diutarakan Khalifah dalam edisi sebelumnya, terdapat rahasia keilmuan di balik
angka dan ayat-ayat yang terdapat pada setiap halaman mushaf Al Qur’an.
Uniknya, keilmuan tersebut adalah mengenai gambaran manusia secara integral
(menyeluruh), proses interaksi dengan lingkungan, dan cara mengatasinya. Hal
yang baru dalam kajian Al Qur’an yang patut untuk kita ketahui dan pelajari
dengan seksama.
Gambaran
tentang manusia tersebut meliputi taktis, kelemahan dan kelebihan, jalan
keluar, dan dasar. Tentang kenapa pembagian karakter tersebut dibagi
berdasarkan halaman 1 sampai dengan 6 adalah taktis, halaman 7 sampai kelemahan
dan kelebihan, halaman 14 dan 15 adalah jalan keluar dan halaman 16 adalah
dasar dapat dilihat uraiannya pada rubrik tabir. Adapun uraiannya adalah sebgai
berikut :
Taktis
Taktis
didapat dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai 6 yang ada
di juz 8. Total jumlahnya adalah 50 ayat. Kemudian kita melihat urutan surah Al
Qur’an yang ke 50 yaitu surah Qaaf yang merupakan simbol berpikir atau
pemikiran ulang.
Bagi
orang yang ber juz 8 ini berarti ia tipe orang logik, namun kadang-kadang
porsinya terlalu banyak sehingga sering kali ia menafikan hal-hal diluar
logikanya. Sehingga kesan yang timbul, ia menjadi seseorang yang tidak
mentolerir hal-hal yang tidak masuk akal baginya.
Jumlah
ayat dari surah Qaaf adalah 45 ayat. Surah ke-45 adalah Al Jatsiyah, jadi apa
yang ada dalam pikirannya harus mampu menundukkan lawan bicaranya. Kalau hal
ini yang dominan, ia menjadi seorang yang tidak mau kalah jika berargumentasi
dengan seseorang.
Kelemahan
dan Kelebihan
Negatif
dan Positif di dapat dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 7 sampai
13 yang keseluruhan berjumlah 62 ayat. Kalau kita merujuk kembali pada urutan
surah Al Qur’an yang ke-62 adalah surah Al Jum’ah (simbol dari spiritualitas
yang tinggi).
Dalam
diri orang yang berjuz 8 mengalir nilai spirit yang tinggi. Nilai ini bisa
menjadi positif dan negatif, tergantung pada dirinya dan faktor eksternal
(lingkungannya).
Makna
lain dari Al Jumu’ah adalah kelengkapan. Dalam memberikan atau menerima sesuatu
ia tidak ingin yang setengah-setengah, semuanya harus diterangkan secara
gamblang.
Jalan
Keluar
Jalan
keluar didapat dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 14 dan 15 yang
berjumlah 20 ayat. Surah ke 20 adalah surah Thaaha (simbol dari perjalanan).
Jika
seorang juz 8 menghadapi masalah, sering kali ia melampiaskannya dengan
melakukan “traveling”. Bisa dipastikan, jika ia menghadapi masalah ia bakal
jarang di rumah. Selain itu ia seorang yang hobi jalan-jalan.
Dasar
Dasar
adalah ayat yang terdapat pada halaman terakhir yaitu halaman 16. Total
jumlahnya adalah 10 ayat. Surah Al Qur’an yang ke-10 adalah Yuunus (simbol dari
air). Orang yang membawa karakter juz 8 sebenarnya tergolong orang yang
fleksibel dalam bergaul dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Sesuai
sifat air, ia bisa menjadi seorang yang susah dibendung jika memiliki
keinginan. Jadi, semua keinginannya harus dituruti.
Sisi
lain es juga memiliki sifat air. Kita tahu bahwa es bisa dibentuk sesuai dengan
keinginan kita. Artinya, bila kita bisa mengendalikannya menjadi es, kita pun
bisa membentuk orang juz 8 sesuai dengan keinginan kita.
Kelemahan
Fisik
Menilik
stuktur ‘ain, bahwa ‘ain 8 memiliki arti jantung atau darah. Jadi dari segi
fisik kelemahan sekaligus kelebihan orang ber juz 8 terletak pada darah atau
jantung. Menurut sistem lain, angka 8 terletak pada telapak tangan dan pangkal
paha sebelah kanan.
Demikianlah
uraian tentang karakter juz 8 pada edisi kali ini. Karakter di atas merupakan
karakter dasar yang ada pada diri seseorang yang membawa karakter juz 8.
Jika
anda tergolong juz 8 dan sifat-sifat di atas tidak ada pada diri anda, berarti
faktor lingkungan atau eksternal lah yang lebih dominan.
Karena
bisa dipastikan orang yang mempunyai juz yang sama namun ia dibesarkan di
lingkungan (keluarga, daerah, suku) yang berbeda maka karakter yang muncul pun
akan berbeda. Namun, karakter dasarnya tetaplah sama. Jadi, perbedaan karakter
yang dimaksud adalah Personality (kepribadian).
Gus
AA/Ziyad at Tubany
nsi-l� � ae`9�?4urah
inilah yang harus di waspadai oleh orang yang membawa karakter juz 9 karena
sifat yang sering nampak adlaah pada pendiriannya yang labil atau tidak bisa di
pegang. Jika sifat ini yang dominant, ia bisa memiliki sifat plin-plan.
Negatifnya, kadang-kadang dia ‘mengikut’ pada lingkungan (pendapat) asal
menguntungkan untuk dirinya sendiri.
Jalan
keluar
Jalan
keluar di dapat dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 14 sampai 15
yang total berjumlah 20 ayat. Kalau kita lihat urutan surah al qur’an yang ke
20 adalah thaha. Artinya orang yang membawa karakter juz 9 seringkali Ia
cenderung lari dalam menghadapi masalah dan bukan malah mencari jalan
keluarnya.
Makna
lainnya, bila sedang menghadapi masalah ia akan sering bepergian atau
menyendiri untuk mencari atau merenungi masalahnya.
Dasar
Dasar
di dapatkan dari menjumlahkan ayat yang berada pada halaman 16 di juz 9. Total
ayatnya adalah 10 ayat. Surah al qur’an yang ke 10 adalah yuunuus. Dalam kajian
struktur al quran yuunus merupakan symbol air. Orang yang berjuz 9 mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungnnya sebagaimana air yang selalu akan
mengikuti bentuk wadahnya.
Kelemahan
fisik
Orang
yang membawa karakter juz 9 mempunyai kelemahan pada organ hati. Selain itu
dengan system yang lain, kelemahan pada bagian paha kanan atas dan pergelangan
tangan.
Demikian
uraian karakter dari juz 9. Penjelasan tersebut diatas bukan di dapat dari
hasil terawangan atau istilah ‘klenik’ yang lain namun dari hasil kajian selama
bertahun tahun yang idlakukan oleh penemu kajian ini dengan memakai pendekatan
intuitif dan empiris.
Seiring
dengan banyaknya pertanyaan yang masuk lewat telepon, surah, email dan faks
yang mengatakan bahwa dalam enguraikan karakter manusia seperti yang dilakukan
khalifat berdasarkan terawangan dan ramalan
Maka
khalifat tegaskan bahwa kajian ini tidak membahas apalagi memasuki daerah
terlarang yang mutlak hanya Allahyang tahu, misalnya apa yang akan terjadi,
dengan siapa seseorang cocok kawin (jodoh), banyak dan sedikitnya rezeki yang
diberikan kepada seseorang dan lain sebagainya.
Diharapkan
dari uraian karakter juz ini pembaca lebih bisa memhami siapa dirinya dan
semakin mawas diri dan selalu berusaha memaksimalkan karakter dasarnya untuk
mencapai apa yang menjadi harapannya. Walillahil minnatu wal hidayah……
Gus
AA/Ziyad at Tubany
__________________________________________________________________________________________________
Juz
7
Karakter
Dasar Manusia Juz 7
Tabloid
Khalifah Edisi 11/Tahun 01/2005
Dari
uraian tentang karakter Juz Al Quran yang telah dibahas Khalifah pada
edisi-edisi sebelumnya, kiranya pembaca sudah mengetahui langkah pertama dalam
mengurai juz yaitu dengan langsung melihat urutan surah Al Quran sesuai dengan
juz tersebut.
Dalam
hal ini berarti kita merujuk pada surah ke-7 Al Quran, yaitu Al ‘Araaf (tempat
tertinggi). Orang yang membawa karakter Juz 7 mempunyai prestise lumayan besar,
namun hal tersebut bisa berbalik jika lingkungan atau bahkan dirinya sendiri
mempunyai kekurangan. Dia akan cenderung berubah menjadi seorang yang tertutup
dan tidak percaya diri.
Namun
karakter berdasarkan nomer juz ini tidak sedominan orang Juz 8 dan 9 yang
mempunyai surah Al ‘Araaf yang merupakan bagian Juz. Al ‘Araaf pada Juz 7
adalah hasil dari angka 7 yang disubtitusikan kedalam urutan surah jadi bukan
merupakan surah asli dari juz 7, sehingga pengaruh karakternya tidak terlalu
kentara atau dominan.
Struktur
surah Juz 7 terdiri dari surah Al Maidah (dari ayat 83 sampai 120, jadi jumlah
ayat Al Maidah yang terdapat di Juz 7 berjumlah 38 ayat) dan surah Al An’am
(dari ayat 1 sampai 110).
Al
Maidah berarti hidangan dengan jumlah ayat yang terdapat di Juz 7 berjumlah 38.
Kalau kita lihat urutan surah yang ke-38 adalah surah Shaad (langkah awal,
rencana), artinya orang yang berjuz 7 pintar dalam hal membuat perencanaan
(planner, konseptor) dan dalam melakukan sesuatu pun harus tidak boleh lepas
dari rencana sehingga harus ada konsep yang jelas.
Dalam
sistem lain, Shad juga memiliki arti Pintu Hati (keterbukaan). Artinya, dalam
memberikan “hidangan” kepada seseorang tergantung dari hatinya, kalau hatinya
sedang baik ia akan melakukan apapun yang diperintahkan orang tersebut. Namun
sebaliknya, jika hatinya sedang tidak enjoy, ia akan berbuat sekehendak
hatinya, tidak perduli orang tersebut suka atau tidak.
Sedangkan
ayat Al An’am yang terdapat di Juz 7 berjumlah 110 ayat. Surah Al Quran yang ke
110 adalah surah An Nashr (pertolongan), boleh dibilang rasa solidaritas orang
yang membawa karakter Juz ini tinggi. Bisa dibilang kegemarannya adalah
menolong. Namun, hal ini juga berlaku sebaliknya, ia bisa menjadi seseorang
yang akan selalu membutuhkan pertolongan orang lain.
Berdasarkan
kata Awal Juz
Kata
yang mengawali Juz 7 dan tercetak tebal adalah
kalau
kita uraikan sebagai berikut :
(wawu)
urutan huruf yang ke-26 yang bermakna potensi, waktu, modal. Dalam melakukan
aktifitas atau pekerjaan tertentu jangan heran bila orang yang berjuz 7 serius
dan merasa enjoy dengan apa yang sedang dilakukannya, karena baginya waktu
sudah menjadi bagian dari dirinya. Jeleknya, kadang kala ia lupa waktu jika
sudah mengerjakan sesuatu. Hal ini bukan berarti orang yang membawa karakter
juz lain tidak demikian, namun orang yang berjuz 7 mem-punyai pandangan yang
spesial atau khusus dalam memandang waktu.
Sudah
dijelaskan sebelumnya bahwa orang berjuz 7 memiliki karakter yang dapat
bertolak belakang tergantung modal/potensi yang dimiliki. Ia bisa menjadi
seorang yang sangat optimis namun bisa juga menjadi seorang yang rendah diri.
Semua itu tergantung ada atau tidaknya modal/potensi.
(alif)
huruf yang pertama dalam abjad hijaiyyah yang berarti otak atau pribadi,
biasanya orang yang berjuz 7 mempunyai kegemaran berfikir dan mempunyai
kemampuan atau daya nalar yang lumayan. Kadang-kadang dalam menanggapi sebuah
permasalahan pendekatan pertama adalah apakah masalah tersebut masuk akal atau
tidak. Disinilah kelemahan orang yang berjuz 7 sehingga terkesan kaku.
(dzal)
adalah huruf ke-9 yang berarti hati nurani, orang yang membawa karakter juz 7
cenderung tidak tega jika melihat ada orang yang menyentuh hatinya. Namun,
hatinya tidak akan tersentuh untuk melakukan sesuatu bila hatinya tidak “sreg”.
(alif)
huruf ini adalah merupakan penegasan makna dari huruf yang sama yang telah
dijelaskan sebelumnya.
(sin)
menempati urutan yang ke-12 yang berarti ambisi, motivasi, dan alat vital.
Artinya orang yang berjuz 7 mempunyai sifat ambisius, oleh karena itu
hati-hatilah dengan sikap diamnya, terkadang dibaliknya terdapat maksud yang
tersembunyi. Cara menghadapinya adalah dengan bersikap fair dan terbuka,
tentunya dengan cara yang tidak menyinggung perasaannya..
(mim)
Huruf yang ke-24 artinya kaitan, petunjuk arah. Orang yang membawa karakter juz
7 pandai mengidentifikasi sesuatu demi mencari jalan keluar terhadap masalah
yang dihadapinya.
(‘ain)
Urutan huruf ke-18 yang bermakna kesehatan, pengkajian, pertimbangan. Dari
makna tersebut bisa difahami bahwa orang yang berjuz 7 sekalipun mempunyai
analisis yang tajam tetapi kadang-kadang terlalu banyak pertimbangan sehingga
adjustment terhadap sebuah masalah terlambat.
(wawu)
huruf ini juga menjadi awal juz 7 sehingga kalau tersebut lagi berarti
merupakan penegasan dari makna sebelumnya.
(alif)
huruf ini sudah ketiga kalinya disebutkan, berarti orang juz 7 memang gemar
sekali berfikir. Jika ada gajalan atau masalah, maka hal itu akan selalu dia
ingat sampai kapan pun.
Karakter
Berdasarkan Tanda ‘Ain
Total
jumlah tanda ‘ain yang terdapat di juz 7 adalah 19 ‘ain. khalifah untuk kali
ini hanya akan mengurai 6 tanda ‘ain saja Dengan harapan pembaca belajar untuk
mengurainya sendiri.
Karena
jumlah ‘ainnya 19, seperti pada edisi-edisi sebelumnya, akan kita jadikan ‘ain
tersebut sampai dengan total ‘ain terbanyak Al Quran yaitu 39 ‘ain. Lihat tabel
di bawah ini :
‘Ain
1
Angkanya
adalah 1 (otak) , 9 (hati nurani), dan 11 (tali rasa, perasaan). Hal ini
berarti orang yang berkarakter Juz 7 tidak tegaan dan cenderung memandang dan
mengukur sesuatu dari kaca mata hati atau perasaan. Menghadapi orang yang
berjuz 7 tidak boleh sembarangan karena sangat sensitif dan mudah tersinggung.
‘Ain
1 ini sama dengan ‘ain 20 (lihat tabel), dia akan merasa terusik jika aturan
Cain 20) ditentang oleh orang lain. Hal tersebut sangat menyinggung
perasaannya. Bahayanya, hal tersebut dapat berbuntut panjang menginggat
pengaruh dari “jalan keluar” juz 7 (akan dijelaskan pada karakter berdasarkan
halaman).
‘Ain
2
Angkanya
adalah 2 (mata) ,7 (udara, paruparu) (alat vital, ambisi). Dari kombinasi
ketiga angka tersebut dapat dipahami bahwa orang yang berjuz 7. Tidak suka
berbasa-basi dan melihat permasalahan langsung pada akar atau intinya.
Ia
orang yang bertipe mudah sekali terpancing dengan hal yang sifatnya seksual,
bisa dibilang ia berlibido tinggi. Bila ia tidak dapat melampiaskan sahwatnya,
ia akan menjadi seorang yang emosional. Karena ‘ain ini sama dengan ‘ain 21,
secara fisik ia akan mengalami ganguan pada kepala, misalnya pusing.
‘Ain
3
Angkanya
adalah 3 (THT) ,7 (paru-paru, udara) ,13 (kaki, pendirian). Artinya orang yang
membawa karakter juz 7 pandai membawa dan mengikuti serta menyesuaikan suasana
dengan pembicaraannya. Dia juga tergolong orang yang tidak asal ngomong dan
malas berbicara. Bisa dibilang, ia orang yang pantang menarik omongan. Apa yang
sudah diyakini benar itulah yang dijadikan sebagai patokannya. Sehingga orang
juz 7 terkesan kaku.
‘Ain
ini sama dengan ‘ain 22 (tujuan). Bila seseorang juz 7 sudah mulai berbicara
dapat dipastikan ia memiliki tujuan tertentu.
‘Ain
4
Angkanya
adalah 4 (tulang, rangka), 8 (darah, jantung) ,14 (rencana, langkah awal,
perhitungan). Kolaborasi angka 4, 8, 14 menghasilkan makna orang yang berjuz 7
mahir mengatur sesuatu.
Ia
cocok untuk menjadi seorang planner atau organizer yang baik. Kebanyakan
rencana yang ia susun tersebut terkesan sederhana atau dengan kata lain tidak
muluk-muluk. Hal ini karena ‘ain 4 sama dengan ‘ain 23 (manusia).
‘Ain
5
Angkanya
adalah 5 (tangan, penanganan) , 7 (udara, paru-paru) , 15 ( langkah nyata).
Seperti sudah dijelaskan khalifah, bahwa orang yang berjuz 7 tidak banyak
bicara namun ia tergolong orang yang bisa diandalkan dalam mengerjakan sesuatu.
Karena ‘ain ini sama dengan ‘ain 24 (waktu), inilah yang menjadi kelemahannya.
Dalam menangani sesuatu, ia memiliki “waktu” sendiri, sehingga terkesan
seenaknya sendiri.
‘Ain
6
Angkanya
adalah 6 (sendi, syaraf, hukum), 5 (tangan, penanganan) ,16 ( intisari, dasar).
Dalam tubuh kita terdiri dari banyak sekali syaraf, tersusun rapi dan teratur.
Artinya, dalam mengerjakan atau menangani pekerjaan, ia sangat telaten dan
rapi. Bahkan ia cukup kreatif dalam mengerjakannya.
Karakter
Berdasarkan Halaman
Pada
kajian verbal, halaman tidak termasuk objek kajian bahkan cenderung tidak
dihiraukan dalam penyusunan atau pencetakan Al Quran. Dalam kajian struktur Al
Quran halaman termasuk variabel utama dan merupakan objek yang memegang peranan
penting. Sehingga dalam kajian ini terdapat bab tersendiri yang membahas
tentang struktur halaman.
Seperti
telah dijelaskan khalifah pada edisi yang lalu, kajian tentang halaman terbagi
menjadi empat bagian yang diambil dari halaman pada setiap juznya. Uraiannya
sebagai berikut :
Taktis
Taktis
didapat dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai 6 yaitu
berjumlah 48 ayat. Lalu kita mencoba rujuk kedalam urutan surah Al Quran.
Urutan
surah yang ke-48 adalah Al Fath (kemenangan). Berarti orang yang membawa
karakter juz 7 selalu ingin menang sendiri dan baginya tidak ada kata kalah.
Hal ini juga bisa berarti ia tergolong orang yang pantang menyerah dalam
mengejar harapannya.
Kalaupun
ia mau mengalah, dapat dipastikan ia memiliki tujuan tertentu untuk memperoleh
kemenangan yang lain.
Negatif
dan Positif
Negatif
dan positif adalah menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 7 sampai 13.
Total jumlah ayat pada halaman-halaman tersebut adalah 73 ayat. Angka 73 kalau
kita subtitusikan menjadi .nomor urut surah adalah surah Al Muzzammil (yang
berselimut).
Inilah
kelemahan orang yang berjuz 7 dimana ia butuh orang lain untuk mengatasi
ketidak percayaan dirinya, ia butuh dorongan atau bahkan butuh orang yang
menunjukkan bahwa ia mempunyai kemampuan untuk melakukan sesuatu hal.
Ia
paling enggan untuk menceritakan masalah pribadinya pada kebanyakan orang.
Kalaupun ia bercerita, hanya kepada orang yang dianggap paling dekat dengannya.
Jalan
Keluar
Yaitu
dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 14 sampai 15 yang total
berjumlah 16 ayat. Nomor urut surah yang ke-16 adalah an Nahl (lebah). Berarti
orang yang membawa karakter Juz 7 terkadang seenaknya sendiri dan cenderung
idealis dalam memecahkan permasalahan.
Karakter
ini lah yang paling berbahaya dari orang juz 7: Karena sebagai jalan keluar,
apabila ada orang yang pernah menyakiti hatinya, bagaimanapun caranya dendam
itu harus terlampiaskan. Ia belum akan puas jika sakit hatinya belum
terbalaskan.
Begitu
juga kalau kita berbuat kebaikan padanya, ia akan memberikan segalanya kepada
orang yang dianggap sebagai “dewa penolongâ€
Dasar
Halaman
yang terakhir adalah halaman 16. Kalau kita menjumlahkan ayat yang terdapat
didalamnya maka akan kita dapatkan angka 11. Surah yang ke-11 adalah surah Hud
(Nabi Hud, simbol dari tanah).
Artinya
orang yang berjuz 7 cenderung pendiam dan pandai menyimpan rahasia atau
masalah. Sebagaimana sifat tanah yang tertutup dan kita tidak akan tahu apa
yang terdapat didalamnya jika kita tidak menggali.
Selain
itu sifat tanah juga mudah dibentuk sesuai dengan keinginan kita, ini adalah
sebuah indikasi bahwa dia sekalipun keras atau idealis tapi masih bisa
dilunakkan dengan rayuan atau bujukan.
Tanah
akan menerima apa saja yang dating kepadanya, mulai dari air sampai sampah
sekalipun. Dengan kata lain, orang juz 7 akan menerima apa saja yang diberikan
padanya. Sehingga kesan yang ditimbulkan kurang inisiatif dan selalu pasrah
dengan keadaan.
Kelemahan
Fisik
Dari
arti ‘ain dapat kita deteksi bahwa orang yang membawa karakter Juz 7 mempunyai
kelemahan pada bagian paru-paru atau organ pernafasan. Bukan berarti sakit
paruparu, namun dalam keadaan fisik yang lemah, organ yang merasakan pertama
kali adalah paru-paru. Misalnya, batuk atau sesak nafas. Adapun menurut sistem
lain, kelemahan fisiknya adalah rahim apabila wanita dan organ reproduksi jika
ia laki-laki.
ahka‑
� a `9�?4apat
pada halaman 1 sampai 6 yang ada di juz 8. Total jumlahnya adalah 50 ayat.
Kemudian kita melihat urutan surah Al Qur’an yang ke 50 yaitu surah Qaaf yang
merupakan simbol berpikir atau pemikiran ulang.
Bagi
orang yang ber juz 8 ini berarti ia tipe orang logik, namun kadang-kadang
porsinya terlalu banyak sehingga sering kali ia menafikan hal-hal diluar
logikanya. Sehingga kesan yang timbul, ia menjadi seseorang yang tidak
mentolerir hal-hal yang tidak masuk akal baginya.
Jumlah
ayat dari surah Qaaf adalah 45 ayat. Surah ke-45 adalah Al Jatsiyah, jadi apa
yang ada dalam pikirannya harus mampu menundukkan lawan bicaranya. Kalau hal
ini yang dominan, ia menjadi seorang yang tidak mau kalah jika berargumentasi
dengan seseorang.
Kelemahan
dan Kelebihan
Negatif
dan Positif di dapat dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 7 sampai
13 yang keseluruhan berjumlah 62 ayat. Kalau kita merujuk kembali pada urutan
surah Al Qur’an yang ke-62 adalah surah Al Jum’ah (simbol dari spiritualitas
yang tinggi).
Dalam
diri orang yang berjuz 8 mengalir nilai spirit yang tinggi. Nilai ini bisa
menjadi positif dan negatif, tergantung pada dirinya dan faktor eksternal
(lingkungannya).
Makna
lain dari Al Jumu’ah adalah kelengkapan. Dalam memberikan atau menerima sesuatu
ia tidak ingin yang setengah-setengah, semuanya harus diterangkan secara
gamblang.
Jalan
Keluar
Jalan
keluar didapat dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 14 dan 15 yang
berjumlah 20 ayat. Surah ke 20 adalah surah Thaaha (simbol dari perjalanan).
Jika
seorang juz 8 menghadapi masalah, sering kali ia melampiaskannya dengan
melakukan “traveling”. Bisa dipastikan, jika ia menghadapi masalah ia bakal
jarang di rumah. Selain itu ia seorang yang hobi jalan-jalan.
Dasar
Dasar
adalah ayat yang terdapat pada halaman terakhir yaitu halaman 16. Total
jumlahnya adalah 10 ayat. Surah Al Qur’an yang ke-10 adalah Yuunus (simbol dari
air). Orang yang membawa karakter juz 8 sebenarnya tergolong orang yang
fleksibel dalam bergaul dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Sesuai
sifat air, ia bisa menjadi seorang yang susah dibendung jika memiliki
keinginan. Jadi, semua keinginannya harus dituruti.
Sisi
lain es juga memiliki sifat air. Kita tahu bahwa es bisa dibentuk sesuai dengan
keinginan kita. Artinya, bila kita bisa mengendalikannya menjadi es, kita pun
bisa membentuk orang juz 8 sesuai dengan keinginan kita.
Kelemahan
Fisik
Menilik
stuktur ‘ain, bahwa ‘ain 8 memiliki arti jantung atau darah. Jadi dari segi
fisik kelemahan sekaligus kelebihan orang ber juz 8 terletak pada darah atau
jantung. Menurut sistem lain, angka 8 terletak pada telapak tangan dan pangkal
paha sebelah kanan.
Demikianlah
uraian tentang karakter juz 8 pada edisi kali ini. Karakter di atas merupakan
karakter dasar yang ada pada diri seseorang yang membawa karakter juz 8.
Jika
anda tergolong juz 8 dan sifat-sifat di atas tidak ada pada diri anda, berarti
faktor lingkungan atau eksternal lah yang lebih dominan.
Karena
bisa dipastikan orang yang mempunyai juz yang sama namun ia dibesarkan di
lingkungan (keluarga, daerah, suku) yang berbeda maka karakter yang muncul pun
akan berbeda. Namun, karakter dasarnya tetaplah sama. Jadi, perbedaan karakter
yang dimaksud adalah Personality (kepribadian).
Gus
AA/Ziyad at Tubany
nsi-l� � ae`9�?4urah
inilah yang harus di waspadai oleh orang yang membawa karakter juz 9 karena
sifat yang sering nampak adlaah pada pendiriannya yang labil atau tidak bisa di
pegang. Jika sifat ini yang dominant, ia bisa memiliki sifat plin-plan.
Negatifnya, kadang-kadang dia ‘mengikut’ pada lingkungan (pendapat) asal
menguntungkan untuk dirinya sendiri.
Jalan
keluar
Jalan
keluar di dapat dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 14 sampai 15
yang total berjumlah 20 ayat. Kalau kita lihat urutan surah al qur’an yang ke
20 adalah thaha. Artinya orang yang membawa karakter juz 9 seringkali Ia
cenderung lari dalam menghadapi masalah dan bukan malah mencari jalan
keluarnya.
Makna
lainnya, bila sedang menghadapi masalah ia akan sering bepergian atau
menyendiri untuk mencari atau merenungi masalahnya.
Dasar
Dasar
di dapatkan dari menjumlahkan ayat yang berada pada halaman 16 di juz 9. Total
ayatnya adalah 10 ayat. Surah al qur’an yang ke 10 adalah yuunuus. Dalam kajian
struktur al quran yuunus merupakan symbol air. Orang yang berjuz 9 mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungnnya sebagaimana air yang selalu akan
mengikuti bentuk wadahnya.
Kelemahan
fisik
Orang
yang membawa karakter juz 9 mempunyai kelemahan pada organ hati. Selain itu
dengan system yang lain, kelemahan pada bagian paha kanan atas dan pergelangan
tangan.
Demikian
uraian karakter dari juz 9. Penjelasan tersebut diatas bukan di dapat dari
hasil terawangan atau istilah ‘klenik’ yang lain namun dari hasil kajian selama
bertahun tahun yang idlakukan oleh penemu kajian ini dengan memakai pendekatan
intuitif dan empiris.
Seiring
dengan banyaknya pertanyaan yang masuk lewat telepon, surah, email dan faks
yang mengatakan bahwa dalam enguraikan karakter manusia seperti yang dilakukan
khalifat berdasarkan terawangan dan ramalan
Maka
khalifat tegaskan bahwa kajian ini tidak membahas apalagi memasuki daerah
terlarang yang mutlak hanya Allahyang tahu, misalnya apa yang akan terjadi,
dengan siapa seseorang cocok kawin (jodoh), banyak dan sedikitnya rezeki yang
diberikan kepada seseorang dan lain sebagainya.
Diharapkan
dari uraian karakter juz ini pembaca lebih bisa memhami siapa dirinya dan
semakin mawas diri dan selalu berusaha memaksimalkan karakter dasarnya untuk
mencapai apa yang menjadi harapannya. Walillahil minnatu wal hidayah……
Gus
AA/Ziyad at Tubany
__________________________________________________________________________________________________
Juz
6
Karakter
Dasar Manusia Juz 6
Pandai
Memanjakan Orang dan Susah Di Atur
1.
Profil
Juz
ini berisi dua surat yang sama-sama tidak utuh, yaitu surat ke-4 (an-Nisaa)
dimulai dari ayat 148, dan surat ke-5 (al-Maidah) 82 ayat (ayat 1 hingga 82).
Dengan demikian, juz ini tidak dimulai dari awal surat, juga tidak berakhir
pada akhir surat. Berikut daftar nama surat pada juz 6.
1.
4 An-Nisaa (29 Ayat) 148–176
Perempuan
2.
5 Al-Maidah (82 Ayat) 1 – 82
Hidangan
Jumlah
ayat ( 111 Ayat )
Juz
ini hanya berisi 111 ayat, suatu jumlah yang paling sedikit di antara juz-juz
yang ada dalam al-Quran. Juz yang jumlah ayatnya hanya 111 ada dua, yaitu juz 2
dan juz 6. Juz ini juga hanya berisi 14 tanda ’ain, paling sedikit diantara
juz-juz yang ada dalam al-Quran. Juz yang hanya memiliki 14 tanda ’ain hanya
ada dua, yaitu juz 4 dan juz 6.
2.
Karakter Juz 6
Juz
6 sandi tentang sebuah sistem atau struktur. Sistem sebuah kesatuan di mana
terdapat bagian-bagian (sub-sistem) yang saling terkait dan saling pengaruh
satu sama lain. Sebuah sistem menjalankan fungsi input (proses atau mekanisme
pencernaan atau pengolahan) dan fungsi output (hasil dari proses pengolahan).
Penjumlahan atau kesatuan dari berbagai sub-sistem yang saling pengaruh, yang
disebut dengan istilah ”sistem”, bukan hanya merupakan paradigma atau
cara pandang manusia ”moderen” dalam memahami realitas, tetapi realitas itu
sendiri, baik natural, kultural maupun manusiawi, dalam dirinya juga
menampakkan sifatnya yang ”sistematik” atau struktural.
Juz
6 berisi surat an-Nisaa dan al-Maidah. An-Nisaa (wanita yang memasak dan mengolah)
gambaran tentang fungsi input, sedangkan al-Maidah (sajian) gambaran tentang
fungsi output. Dalam suatu sistem kosmik, satu variabel dengan variabel
(sub-sistem) lain nya dihubungkan oleh mekanisme kausalitas (sebab-akibat).
Dalam tubuh manusia, juga terdapat susunan sel yang mencerminkan suatu sistem.
Masing-masing unsur atau sub-struktur tubuh dihubungkan oleh jaringan syaraf.
Dengan kata lain, sebab-akibat dalam sistem atau jaringan tubuh syaraf. Oleh
karena itu, kata kunci untuk memahami karakter juz 6 ialah abjad atau huruf
ke-6 ( ) yang berarti.
Hukum,
Sendi, Syaraf, atau Kausalitas (sunnatullah)
Surat
an-Nisaa, gambaran tentang seorang wanita, atau ibu rumah tangga. Salah satu
fungsi wanita mereproduksi, memasak (mengolah) dan memelihara anak-anak.
Sedangkan surat al-Maidah, gambaran tentang sebuah hidangan, makanan atau
sajian. Seorang an-Nisaa (wanita) di samping memiliki fungsi memasak,
mengolah,dan memelihara, juga mampu menghidangkan apa yang dia olah.
Juz
6 gambaran seorang wanita sejati, yang di samping mampu memasak, mengolah dan
memelihara (an-Nisaa), juga mampu menghidangkan apa yang ia olah dengan baik
(al-Maidah). Seorang juz 6, biarpun ia seorang lelaki, pada umumnya juga pandai
memasak dan mengolah makanan, apalagi jika ia seorang perempuan.
Dari
segi intelektual, seorang juz 6 memiliki kemampuan untuk mencerna permasalahan
dengan baik. Ia juga mampu mengolah atau mengkait-kaitkan berbagai masalah
(fungsi an-Nisaa) ke dalam suatu bentuk pemikiran (sajian) yang sistematik dan
menarik (fungsi al-Maidah).
Karena
juz 6 merupakan gambaran sebuah sistem, yang mengandaikan adanya hubungan
”saling pengaruh” antara berbagai variabel sub-sistem, maka seorang juz 6 juga
pada umumnya sangat pandai untuk berpikir secara sistematik. Ia sangat lincah untuk
membuat suatu kerangka logika yang dapat menghubungkan antara satu masalah
dengan masalah lain. Dialah orang yang berbakat sebagai seorang ”assembler”,
dalam bidang apapun. Jika ia seorang wanita, maka sangat mungkin apabila ia
mampu merangkai bunga sehingga tampak menarik.
Huruf
cetak-tebal pada ayat awal juz 6 ( Layuhibbullah ). Dari semua cetak-tebal
huruf pada awal ayat setiap juz, hanya juz 6 dan juz 28 yang terdapat kata (
Allah ). Cetak-tebal pada ayat awal juz 28 ( Qadsamiallah ). Juz 6 memiliki
kesamaan dengan juz 28, terutama da lam hal memanage waktu. Seorang juz 6,
sebagaimana seorang juz 28, kadang merasa dirinya dikejar waktu. Namun
demikian, apa yang ia pikirkan cenderung pada upaya memanaj permasalahan secara
tertib dan teratur. Huruf ( Ha ) sandi tentang manajemen.
Untuk
berpikir secara esensial dan mendasar, seorang juz 6 ahlinya. Atau setidaknya
ia memiliki kemampuan dalam mengambil inti permasalahan dalam setiap topik
pembicaraan. Dan kecenderungan empirismenya yang sangat tinggi. Huruf ( Ba )
pada cetak-tebal ”ditasydid” (dobel), yang menandakan kecenderungan
”kasat-mata” atau empirismenya sangat tinggi. Tuntutan bagi seorang juz 6,
dalam menerima atau mempertimbangkan suatu permasalahan ialah fakta atau bukti
empiris. Apabila tuntutan empirisme atau objektivitas terpenuhi, barulah ia
dapat mempercayai. Huruf ( Ha ) pada cetak-tebal juga ”dikasrah” atau
dikristalkan. Huruf ( Ha ) huruf ke-6, yang merupakan sandi tentang hukum,
sendi, syaraf, sebab-akibat (kausalitas), atau juga ”sunnatullah”. Seorang juz
6 juga sangat jeli dalam melihat kaitan-kaitan sebuah peristiwa.
Bisa
jadi, huruf tersebut juga membuat dirinya enjadi sangat normatif dan
formalistik dalam memandang masalah. Artinya, setiap masalah akan dilihat pada
konteksnya dengan konvensi, dan aturan main yang berjalan secara obyektif dalam
masyarakat. Huruf ( Allah ) dalam cetak tebal, membuat ia sering mengandalkan
faktor-X. Bisa juga bahwa seorang juz 6 pada dasarnya memiliki kecenderungan
mistis, meskipun pada saatnya ia berada pada posisi yang sangat empiristik dan
positivis. Ia memiliki kecenderungan intuitif untuk menerima penjelasan yang
sifatnya mistis. Dengan kata lain, ia tidak terlalu berkeberatan untuk menerima
penjelasan yang sifatnya mistis.
Huruf
atau abjad ke-6 ( Ha ). Abjad tersebut, apabila dikaitkan dengan tubuh
manusia,merupakan sandi atau simbol dari syaraf atau sendi. Dan apabila
dikaitkan dengan struktur alam semesta, abjad tersebut merupakan sandi tentang
hukum sebab-akibat, kausalitas atau sunnatullah. Di balik kenampakkan material
alam semesta, yang terbentang di hadapan kita, terdapat suatu mekanisme atau
aturan dan hukum yang sangat rasional, yang disebut sebagai ”kausalitas”
(sunnatullah) yang menyebabkan terjadinya rentetan peristiwa.
Dibalik
kenampakkan luarnya yang bersifat materiil dari tubuh manusia, juga terdapat
sendi-sendi, atau mekanisme yang menghubungkan antara satu organ tubuh dengan
organ lainnya. Penghubung setiap organ tubuh yang kemudian mencirikan suatu
bentuk sistem, tidak lain syaraf. Karena itu, jika salah satu anggota tubuh
mengalami sakit, maka anggota yang lain dapat merasa sakit, penghubungnya
syaraf. Syaraf itu mekanisme rasional berjalannya sistem tubuh.
3.
Kelemahan dan Kelebihan
Seorang
juz 6 pada umumnya juga memiliki kelemahan pada bagian syaraf dan atau bagian
sendi (persendian). Kelemahan lain terletak pada bagian tangan atau penanganan.
Apabila ia sedang terganggu titik 1 (perasaan), maka ada kecenderungan ia malas
untuk melakukan pekerjaan. Tetapi, apabila bagian tangan menjadi kelebihan,
maka cenderung perfeksionis, rapi dan mampu menangani banyak masalah. Kelemahan
lain terletak pada bagian lengan kanan sebelah kiri. Apabila ini terjadi, maka
ia akan merasakan pegalpegal yang sifatnya laten pada bagian tersebut.
Karena
abjad ke-6 ( ) berarti hukum, atau kausalitas maka seorang anak juz 6 sebaiknya
sejak kecil dikondisikan untuk mendalami ilmu hukum, atau ilmu-ilmu
fisika-kimiawi. Apabila ia mendalami ilmu hukum sosial, maka ia mampu berpikir
secara konsisten, legalistik dan rasional. Apabila ia mendalami ilmu alam, maka
ia memiliki kecakapan untuk berpikir rasional dan logis dalam kerangka
sebab-akibat (kausalitas).
Tetapi
kelemahannya, suatu saat ia sama sekali tidak dapat berpikir, ketika ia sedang
tidak ”mood”. Karena tanda ’ain pada juz ini hanya pas-pasan, yaitu sebanyak
14, maka ia seorang yang hanya memiliki 13 titik anatomis (fisis) plus jiwa
(titik ke-14). Artinya, ia tidak memiliki kelebihan ’ain, atau alternatif
pemikiran. Karena itu, betapapun ia seorang pemikir yang canggih dalam
merangkai berbagai masalah, tetapi ketergantungannya terhadap orang lain juga
tinggi. Ia butuh kelebihan tanda ’ain yang dimiliki orang lain.
4.
Keilmuan
Apabila
angka 6 dihubungkan dengan nama surat, maka surat ke- 6 al-An’am (binatang
ternak). Surat ini dapat dipakai untuk menganalisis kecenderungan anak kecil
pada usia 6 tahun. Pada usia ini seorang anak telah memasuki usia rawan. Surat
tersebut merupakan simbol dari kepekaan perasaan atau naluri. Pada usia 6 tahun,
seorang anak kecil memiliki sorot mata yang tajam dan terkadang penuh
kecurigaan. Pada usia ini, daya cerna pada otak anak kecil sudah bekerja lebih
teratur. Namun pada usia ini seorang anak kecil tengah menampakkan kelemahan
jasmani pada bagian THT dan perut.
Dari
uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa anak pada usia memasuki tahun
ke-6, memiliki perkembangan jasmani yang pesat dan sifatnya sulit dikendalikan
serta penuh rasa curiga. Maka tugas seorang an-Nissa (ibu) memberikan hidangan
(al-Maidah) yang terbaik bagi anak-anaknya. Hidangan yang dimaksud di sini
bukan hanya yang bersifat material, melainkan hidangan yang nonmaterial seperti
ucapan, tingkah laku orang tua dan orang di sekitarnya.
Pada
usia ini, segala ucapan, tingkah laku orang tua dan orang di sekelilingnya akan
menjadi objek pengamatan bagi si anak, dan kemudian akan ditirukan. Selain itu
pada usia 6 tahun juga mempunyai image dan hasrat yang tinggi, sehingga apa
yang dilihat nya akan selalu disampaikan atau pun ditanyakan pada orang lain
__________________________________________________________________________________________________
Juz
5
Juz
5 (Feminin dan Suka Mengungkit)
Sebelum
kita mengurai karakter berdasarkan struktur yang ada ada Juz 5, sebaiknya kita
merujuk terlebih dahulu kepada urutan surah Al-Qur’an yang kelima yaitu
Al-Maidah yang berarti hidangan, hal ini berarti orang yang membawa karakter
juz 5 mempunyai kepekaan sosial yang tinggi.
Dia
bisa menjadi seseorang yang dapat mengerti dan menyelami kebutuhan orang lain.
Kelebihan inilah yang kadang kala dapat membuat orang lain tergantung akan
keberadaannya. Sikapnya yang lemah-lembut dan penuh pengertian, tidak jarang
membuat orang lain salah menilai.
Juz
5 terdiri dari satu surah saja yaitu surah An-Nisaa’. An-Nisaa’ yang terdpat
dalam juz 5 adalah 124 ayat (dari ayat 24 sampai ayat ke 147), hal ini
merupakan indikasi bahwa orang yang berjuz 5 mempunyai keistimewaan atau
kelebihan dari juz-juz yang lainnya dari sisi penempatan struktur ayat
perjuznya yang begitu sangat akurat sehingga mustahil tidak ada pesan keilmuan.
Yang
menarik lagi adalah kemiripan Juz 5 dengan Juz 2 dimana ayat-ayat yang berada
di dalamnya sama-sama pecahan salah satu 7 surah dalam Al-Qur’an yang panjang
(As-Sab’ut Thiwal) yaitu surah Al-Baqarah untuk Juz 2 dan surah An-Nisa untuk
Juz 5.makna yang bisa digali dari struktur ayat berdasar surah untuk
menguraikan karakter dari orang yang berjuz 5 adalah karena Juz 5 terdiri dari
satu surah sekalipun tidak penuh yaitu surah An-Nisa. Artinya, ia adalah sosok
perempuan sejati kalau berjenis kelamin permempuan, kalau ia laki-laki maka a
bersikap seperti perempuan tetapi bukan berarti seperti banci. Tapi lebih
kepada cara berpikir dan dalam menyikapi sebuah persoalan, berpenampilan
halus dan lemah lembut serta berperasaan sensitif.
Penekanan
makna pribadi perempuan disini lebih kepada fungsi perempuan sebagai pendamping
laki-laki, karena ia tidak punya alternatif yang lain karena terdiri dari satu
surah. Hal ini berdasarkan kepada hanya satu surah saja (murni) yang mengisi
Juz 5 yaitu An-Nisaa’.
Lain
halnya dengan Juz sebelumnya yaitu Juz 4 yang merupakan kombinasi antara surah
Ali Imran (keluarga Imran, yang merupakan simbol dari kemandiria dan ketegaran)
dengan An-Nisaa’ (wanita) atau Juz setelahnya yaitu An-Nisaa’ dan Al Maidah
(hidangan, yaitu simbol pelayanan yang sempurna)
Berdasarkan
Kata Awal Juz
Perlu
diketahui bahwa kajian Format dan Struktur Al-Wur’an mengacu pada mushaf
Al-Qur’an format 18 baris setiap lembarnya dan 16 halaman setiap juznya. Salah
satu alasannya adalah karena salah satu yang membedakan mushaf format 18 baris
dengan format yang lainnya adalah perbedaan kata yang mengawali Juz-juznya yang
implikasinya jumlah ayat yang terdapat didalamnya juga berbeda-beda.
Kalau
kita buka halaman pertama dari juz 5, maka yang akan tampak pertama kali adalah
tulisan yang tercetak tebal yaitu Walmuhsanatu, kalau kita uraikan satu per
satu dari kata tersebut adalah sebagai berikut:
Wawu,
yang merupakan huruf ke-26, sedangkan ‘ain ke-26 berarti modal, potensi, dan
waktu. Hal ini merupakan cerminan bahwa orang yang berjuz 5 sangat disiplin
dalam soal waktu (dengan penempatan huruf wawu di depan). Terhadap modal atau
materi , ia dapat mengaturnya dengan baik, sehingga kadang-kadang terlalu
perhitungan sehingga terkesan pelit.
Huruf
ini terpisah dengan rangkaian huruf yang lain, artinya ia bisa menjadi orang
yang sangat percaya diri jika memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan.
Sebaliknya, jika ia tidak merasa memiliki kemampuan atau modal yang ada pada
dirinya, ia akan menjadi seorang yang pesimis. Mudah tergantung dengan orang
lain. Ia akan menjadi seorang yang rentan sekali psikisnya.
Alif
Lam, yaitu huruf ke-31, yang bermakna Faktor X. Salah satu kelebihan yang
dimiliki oleh orang yang berjuz 5 adalah kelihaian mengolah potensi atau modal
yang ada dalam dirinya, maka faktor X atau hal-hal yang tidak terduga bisa
diantisipasi dengan mudah.
Mim,
huruf ke-24 yang berarti mata rantai, kaitan. Ini berarti tipologi orang yang
berjuz 5 akan selalu menghubung-hubungkan maslalah yang ia hadapi bisa runtut
sehingga bisa ditemukan jalan keluar yang tepat. Jeleknya, kadang ia akan
mengaitkan masalah yang sudah lampau diangkat lagi ke permukaan. Dengan kata
lain, ia akan mengungkit-ungkit masalah yang sudah dikubur seseorang.
Ha,
yaitu huruf yang ke-6 yang bermakna sendi, syaraf dan hukum. Sifat sifat yang
sering tampak pada orang yang berjuz 5 adalah ia cenderung normatif dan
kadang-kadang suka mengatur orang lain.
Shad,
berarti rencana atau langkah awal. Hal ini sejalan dengan huruf-huruf
sebelumnya dimana orang yang berjuz 5 dalam memulai sesuatu kadang-kadang yang
pertama kali dipikirkannya adalah modal, sehingga tanpa modal ia cenderung
untuk malas memulainya. Selain itu ia juga tipe orang yang banyak rencana atau
gagasan, tapi pada tingkat aplikasi ia lemah. Dari kelihaian mengatur segala
hal dimana salah satu fungsi manajemen adalah Planning (membuat perencanaan).
Nun,
berarti lingkungan. Artinya orang yang berjuz 5 memiliki kepedulian sosial dan
agak sensitif dan jeli dalam mengamati orang lain yang berada disekelilingnya
sekalipun untuk hal-hal yang sifatnya sepele.
Ta,
yaitu huruf yang ke-3 yang memiliki arti THT. Hal ini bermakna bahwa orang yang
berjuz 5 memiliki kapasitas untuk berbicara dan mempengaruhi orang lain melalui
gagasan yang diutarakannya. Rangkaian huruf-huruf tersebut memiliki satu
kesatuan. Artinya, orang juz 5 memiliki keberanian untuk mengungkapkan sesuatu
yang ada pada dirinya dan lingkungannya. Menjelaskan segala rencana dan
korelasinya. Ia pun siap dengan faktor tak terduga yang mungkin timbul.
Kelemahannya, kadang kala ucapannya “berbuntut”. Hal ini seringkali menimbulkan
pertanyaan bagi lawan bicaranya.
Orang
yuang berjuz 5 memiliki kelebihan untuk bisa mengungkapkan gagasan atau ide
yang ada dipikirannya. Dengan kata lain dia tipe orang yang presentatif,
karena seringkali ada juga orang yang agak sulit bahkan susah untuk
mengemukakan idenya secara verbal. Ide yang dia kemukakan sudah memiliki
kerangka yang akan dia bangun. Meski orang berjuz 5 seka mengungkit-ungkit masa
lalu, namun penuh pertimbangan dalam berbicara. Pertimbangan ini dipengaruhi
oleh lingkungan yang dia tempati atau seseorang tersebut dekat atau tidak
dengannya.
Sudah
dijelaskan sebelumnya bahwa orang yang berjuz 5 seringkali mengalami hambatan
pada tingkat realisasi gagasan atau idenya. Dia juga tipe orang yang agak
“njlimet” ketika mengamati sesuatu sebelum dia mengerjakannya. Sepintas orang
akan berpikir kalau dia “telmi” alias telat mikir. Disinilah kelemahan yang
lain orang juz 5. karena mempertimbangkan sebab dan akibat yang akan terjadi,
maka ia terkesan lamban merespon pengamatannya.
Dia
adalah tipe orang susah untuk berkata bohong, apa yang ia ungkapkan memang
benar tulus. Dia juga tipe orang yang tidak suka basa-basi sehingga orang
melihatnya terlalu kaku, formal, dan normatif. Jika dia tidak suka atau suka
dengan seseorang atau suatu keadaan, tanpa ragu dia akan mengungkapkan hal
tersebut. Orang yang tidak mengenalnya pasti menilai bahwa orang berjuz 5
arogan.
Bisa
dibilang, inilah salah satu juz yang paling rumt dan pelik dalam menyusun
kerangka. Ia benar-benar mempertimbangkan pemasukan dan pengeluaran yang
dihasilkan dari sebuah kerangka. Bisa pembaca bayangkan betapa “njlimet” cara
ia menyusun kerangka. Saking rumitnya, sehingga berkesan tidak praktis.
Sudah
dijelaskan pada sebelumnya bahwa orang yang berkarakter Juz 5 dalam mengerjakan
sesuatu biasanya agak lambat dan telaten. Hal ini dikarenakan melibatkan unsur
hati, alon-alon asala kelakon (biar lambat asal selesai dengan baik). Semua itu
dilakukan karena target yang hendak dicapai. Hal lain, ia termasuk orang yang
“moody”. Artinya dia akan mengerjakan sesuatu yang disenangi jika suasana
hatinya sedang bagus. Jangan harap seorang juz 5 akan menghasilkan karya yang
bagus jika hatinya sedang gundah.
Berdasar
Halaman Al-Qur’an
Taktis
Jumlah
ayat yang terdapat dari halaman 1 samapi 6 adalah 48 ayat. Surah ke-48 adalah
Al-Fath (kemenangan). Hal ini berarti orang yang membawa karakter Juz 5
cenderung untuk ingin menang sendiri atau paling tidak dengan karakter yang ia
punya misalnya lemah lembut, perayu dan lain-lain digunakan untuk mencapai
tujuannya (memperoleh kemenangan), maka berhati-hatilah jika berhadapan dengan orang
yang membawa karakter Juz 5.
Negatif
dan Positif
Total
ayat yang terdapat pada halaman 7 sampai 13 adalah 50. Surah Al-Qur’an yang
ke-50 adalah Qaaf (berpikir). Berdasarkan urutan hijaiyyah, Qaaf adalah huruf
ke-21. sedangkan ‘ain ke-21 diartikan sebagai simbol berpikir. Artinya dia
mempunyai kegemaran berpikir. Parahnya masalah-masalah yang tidak perlu
dipikirkan secara mendalam pun tidak luput dari “kegemarannya” berpikir,
sehingga dalam mengambil keputusan sering terlambat. Tidak jarang, sering tidak
bisa tidur karena memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak dipikirkan.
Jalan
Keluar
Jumlah
ayat yang terdapat pada halaman 14 sampai 15 berjumlah total 18 ayat. Mari kita
rujuk kembali ke dalam urutan surah dalam Al-Qur’an, maka surah yang ke-18
adalah surah Al-Kahfi (gua). Seperti dijelaskan pada sisi Negatif dan Positif
dimana orang yang membawa karakter Juz 5 cenderung terlambat dalam membuat
policy (kebijakan) dan mengambil keputusan sehingga bisa dikatakan dalam
mencari jalan keluar terhadap masalah-masalah yang dihadapi terlalu
berbelit-belit layaknya sebuah gua yang mempunyai banyak lorong-lorong.
Sisi lain, jika seorang berjuz 5 mengalami maslah ia akan mengurung diri atau
menjauh dari keramaian. Kemudian merenungi apa yang telah terjadi dan apa yang
akan ia lakukan kemudian. Karakter ini mirip dengan orang berjuz 18, 15 dan 16.
Dasar
Jumlah
ayat yang terdapat di halaman 16adalah 8, urutan surah Al-Qur’an yang ke-8
adalah Al-Anfal (harta rampasan perang), yang berarti orang yang membawa
karakter Juz 5 tergolong gigih dan pantang menyerah dalam meraih sesuatu
artinya dia tidak akan berhenti berusaha sampai yang diharapkan tercapai. Kalau
tidak hati-hati membawa diri, di abisa menjadi seorang yang “matre” atau akan
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Tapi, hal
ini adalah kecenderungan. Bukan berarti dia akan berbuat demikian untuk
mencapai tujuannya.
>denga
�bh`9�?4merupakan sandi atau simbol dari syaraf atau sendi. Dan apabila dikaitkan dengan struktur alam semesta, abjad tersebut merupakan sandi tentang hukum sebab-akibat, kausalitas atau sunnatullah. Di balik kenampakkan material alam semesta, yang terbentang di hadapan kita, terdapat suatu mekanisme atau aturan dan hukum yang sangat rasional, yang disebut sebagai ”kausalitas” (sunnatullah) yang menyebabkan terjadinya rentetan peristiwa.
�bh`9�?4merupakan sandi atau simbol dari syaraf atau sendi. Dan apabila dikaitkan dengan struktur alam semesta, abjad tersebut merupakan sandi tentang hukum sebab-akibat, kausalitas atau sunnatullah. Di balik kenampakkan material alam semesta, yang terbentang di hadapan kita, terdapat suatu mekanisme atau aturan dan hukum yang sangat rasional, yang disebut sebagai ”kausalitas” (sunnatullah) yang menyebabkan terjadinya rentetan peristiwa.
Dibalik
kenampakkan luarnya yang bersifat materiil dari tubuh manusia, juga terdapat
sendi-sendi, atau mekanisme yang menghubungkan antara satu organ tubuh dengan
organ lainnya. Penghubung setiap organ tubuh yang kemudian mencirikan suatu
bentuk sistem, tidak lain syaraf. Karena itu, jika salah satu anggota tubuh
mengalami sakit, maka anggota yang lain dapat merasa sakit, penghubungnya
syaraf. Syaraf itu mekanisme rasional berjalannya sistem tubuh.
3.
Kelemahan dan Kelebihan
Seorang
juz 6 pada umumnya juga memiliki kelemahan pada bagian syaraf dan atau bagian
sendi (persendian). Kelemahan lain terletak pada bagian tangan atau penanganan.
Apabila ia sedang terganggu titik 1 (perasaan), maka ada kecenderungan ia malas
untuk melakukan pekerjaan. Tetapi, apabila bagian tangan menjadi kelebihan,
maka cenderung perfeksionis, rapi dan mampu menangani banyak masalah. Kelemahan
lain terletak pada bagian lengan kanan sebelah kiri. Apabila ini terjadi, maka
ia akan merasakan pegalpegal yang sifatnya laten pada bagian tersebut.
Karena
abjad ke-6 ( ) berarti hukum, atau kausalitas maka seorang anak juz 6 sebaiknya
sejak kecil dikondisikan untuk mendalami ilmu hukum, atau ilmu-ilmu
fisika-kimiawi. Apabila ia mendalami ilmu hukum sosial, maka ia mampu berpikir
secara konsisten, legalistik dan rasional. Apabila ia mendalami ilmu alam, maka
ia memiliki kecakapan untuk berpikir rasional dan logis dalam kerangka
sebab-akibat (kausalitas).
Tetapi
kelemahannya, suatu saat ia sama sekali tidak dapat berpikir, ketika ia sedang
tidak ”mood”. Karena tanda ’ain pada juz ini hanya pas-pasan, yaitu sebanyak
14, maka ia seorang yang hanya memiliki 13 titik anatomis (fisis) plus jiwa
(titik ke-14). Artinya, ia tidak memiliki kelebihan ’ain, atau alternatif
pemikiran. Karena itu, betapapun ia seorang pemikir yang canggih dalam
merangkai berbagai masalah, tetapi ketergantungannya terhadap orang lain juga
tinggi. Ia butuh kelebihan tanda ’ain yang dimiliki orang lain.
4.
Keilmuan
Apabila
angka 6 dihubungkan dengan nama surat, maka surat ke- 6 al-An’am (binatang
ternak). Surat ini dapat dipakai untuk menganalisis kecenderungan anak kecil
pada usia 6 tahun. Pada usia ini seorang anak telah memasuki usia rawan. Surat
tersebut merupakan simbol dari kepekaan perasaan atau naluri. Pada usia 6
tahun, seorang anak kecil memiliki sorot mata yang tajam dan terkadang penuh
kecurigaan. Pada usia ini, daya cerna pada otak anak kecil sudah bekerja lebih
teratur. Namun pada usia ini seorang anak kecil tengah menampakkan kelemahan
jasmani pada bagian THT dan perut.
Dari
uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa anak pada usia memasuki tahun
ke-6, memiliki perkembangan jasmani yang pesat dan sifatnya sulit dikendalikan
serta penuh rasa curiga. Maka tugas seorang an-Nissa (ibu) memberikan hidangan
(al-Maidah) yang terbaik bagi anak-anaknya. Hidangan yang dimaksud di sini
bukan hanya yang bersifat material, melainkan hidangan yang nonmaterial seperti
ucapan, tingkah laku orang tua dan orang di sekitarnya.
Pada
usia ini, segala ucapan, tingkah laku orang tua dan orang di sekelilingnya akan
menjadi objek pengamatan bagi si anak, dan kemudian akan ditirukan. Selain itu
pada usia 6 tahun juga mempunyai image dan hasrat yang tinggi, sehingga apa
yang dilihat nya akan selalu disampaikan atau pun ditanyakan pada orang lain
__________________________________________________________________________________________________
Juz
4
Juz
4 (Realistis dan Perayu)
Juz
4 terdiri dari dua surah yaitu Ali Imran dan An-Nisaa’. Kalau kita kaji
karakter orang yang berjuz 4 dari surah yang terkandung di dalamnya, orang yang
berjuz 4 mempunyai rasa solidaritas dan kekeluargaan yang sangat tinggi sesuai
dengan nama salah satu surahnya yaitu surah Ali Imran (Keluarga Imran).
Keluarga
Imran adalah keluarga pilihan yang menurunkan Nabi Isa as., bisa jadi ini
adalah indikasi bahwa orang yang berjuz 4 mempunyai kecenderungan untuk selalu
melihat orang dari sisi lingkungannya (keluarganya) dan sangat menjunjung
tinggi kesucian dan kehormatan (dilihat dari anak perempuan Imran yaitu Siti
Maryam yang dengan kekuasaan Allah SWT. bisa mengandung dan melahirkan Nabi Isa
as. tapi tanpa terjamah oleh laki-laki sebelumnya).
Hal
lain yang bisa diuraikan dari surah ini adalah jumlah ayatnya terpecah atau
terbagi dalam Juz 4 yaitu 109, angka ini kemudian kita konversikan menjadi
urutan surah AL-Qur’an. Surah AL-Qur’an ke-109 adalah surah AL-Kafirun
(orang-orang kafir), hal ini juga bisa berarti orang yang berjuz 4 mempunyai
sifat pandai menyembunyikan sesuatu dan cenderung tertutup sesuai dengan arti
Kufr (menutup, menanam). Baik itu kekurangan yang ada pada dirinya ataupun
masalah dalam keluarganya. Dia tidak mudah untuk membicarakan masalah keluarga
kepada orang lain, sekalipun itu teman dekat atau saudara. Dia akan lebih enak
jika berbicara atau bercerita masalah keluarga kepada seorang yang tidak
dikenal sebelumnya. Misalnya, konsultan.
Sedangkan
kalau dilihat dari jumlah ayat dari surah-surah yang ada di dalam Al-Qur’an
adalah surah yang ayatnya berjumlah 109 adalah Surah Yunus (Nabi Yunus) yang
kita persepsikan dengan air, laut, yang bisa berarti bahwa orang berjuz 4 suka
terbawa oleh arus atau lingkungan dimana ia berada, sebagaimana air laut yang
mudah terombang-ambingkan oleh angin, hal inilah yang harus diwaspadai olehnya.
Surah
yang lain yang dipunyai oleh Juz 4 adalah Surah An-Nisaa’ (perempuan). Jika dia
wanita maka dia bisa menjadi wanita yang ideal bagi laki-laki, lemah-lembut,
sensitif, dan sifat-sifat yang lain identik dengan wanita.
Kalau
dia berjenis kelamin laki-laki maka karakter yang akan muncul adalah ada
beberapa sifat wanita yang menempel pada dirinya entah itu lemah baik dari segi
fisik maupun non fisik ataupun sifat yang lainnya. Gaya bicaranya bak wanita.
Jumlah ayat dari surah An-Nisaa’ yang ada di juz 4 berjumlah 23 ayat, urutan
surah Al-Qur’an yang ke-23 adalah Al-Mu’minuun (orang-orang beriman), hal ini
juga bisa berarti orang yang berjuz 4 memiliki nilai spritual yang tinggi, dan
cenderung untuk mudah percaya pada orang lain. Untuk jumlah ayat tidak adasurah
AL-Qur’an yang utuh maupun yang terpecah oleh juz yang berjumlah 23 jadi tidak
kita uraikan.
Kelemahan
terletak pada ketergantungannya terhadap lawan jenis. Jika ia seorang wanita ia
akan sangat membutuhkan sosok pendamping pria, entah itu hanya sekadar teman
atau pasangan hidupnya. Hal ini juga berlaku sebaliknya.
Jika
nomor juz ini (empat) dikorelasikan dengan tanda ‘ain, maka ‘ain keempat
memiliki arti tulang atau rangka. Artinya, seorang yang berjuz 4 mempunyai
kelebihan dari segi fisik. Kalau kita jabarkan lebih jauh, ‘ain empat ini
merupakan gambaran dari sifat tegar dan mandiri yang dimiliki orang juz empat.
Bisa dikatakan dalam mengerjakan sesuatu, ia akan berpegang pada “konstruksi”
yang ada. Dengan kata lain ia bisa menjadi seseorang yang tekstual dan
konstekstual dalam menjalankan pekerjaan.
Tulang
atau rangka juga bisa merupakan simbol dari gerak. Dimana orang yang berjuz 4
akan bergerak apabila hati dan pikirannya bertemu, atau dalam keadaan “mood”,
jika tidak ia akan berubah menjadi orang yang termalas untuk melakukan segala
sesuatu. Bedanya dengan juz 3, ia akan malas juga untuk berbicara.
Berdasarkan
Kata yang Tercetak Tebal pada Awal Juz
Adapun
kata yang tercetak tebal pada Juz 4 adalah kata ﻝﻦﺕﻦﻞﻭﺍ yang akan kita
uraikan sebagai deteksi terhadap karakter orang yang berjuz 4 yaitu sebagai
berikut:
Menarik
untuk dikaji adalah hubungan antara lam dengan nun yang
disambung. Lam adalah huruf ke-23.
Sedangkan ‘ain ke-23, artinya manusia. Hal ini dapat diartikan bahwa orang
berjuz 4 dapat mengembangkan potensi yang dimiliki bila dia berada dalam sebuah
lingkungan. Dia kurang bisa tinggal dalam kesendirian.
Nun
(‘ain ke 25, lingkungan) yang berarti orang yang berjuz 4 mempunyai
kecenderungan untuk selalu melihat orang dari sisi lingkungannya atau latar
belakangnya dan selain itu ia juga sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan
tempat ia berada.
Ta
(‘ain ke-3, T.H.T). Seperti juga kita sudah uraikan, bahwa pemaknaan setiap huruf
bukan merupakan satu kesatuan yang terpisah. Melainkan satu kesatuan bahasa
atau rangkaian karakter. Satu huruf dapat menjelaskan huruf yang lainnya.
Kebiasaan buruk dari juz 4 adalah selalu mengedepankan bicara jika tuntutan
pada lingkungan dimana ia tinggal diabaikan. Bahayanya, ia bisa menjadi seorang
“perumpi” sejati. Khususnya wanita. Apabila dia mampu mengoptimalkan “THTnya”,
ia mempunyai respon yang baik dalam menyaring informasi yang sampai kepadanya.
Nun
(‘ain ke-25, lingkungan). Huruf ini tersebut dua kali. Hal ini menegaskan
tentang pentingnya sebuah lingkungan bagi orang berjuz 4. jadi untuk memasung
kreativitas orang berjuz 4 sangatlah mudah. Asingkan dia, meskipun di tempat
pengasingan tersebut dipenuhi dengan segala fasilitas, ia tidak akan bisa
tinggal lama di tempat tersebut.
Lam
(‘ain ke-23, manusia). Lagi-lagi juz 4 memiliki keistimewaan dengan dua huruf
yang tersebut dua kali awal Juz yang keduanya merupakan penegasan dan saling
memperkuat (dominan) antar satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain, orang
juz 4 juga bisa memanjakan dan mengerti kemauan pasangannya.
Wawu
(‘ain ke-26, modal, potensi atau putaran waktu), bagi Juz 4 setiap akan
melakukan sesuatu yang mungkin pertama terpikirkan olehnya adalah modal,
sehingga tanpa modal ia akan merasa kurang percaya diri. Modal ini bukan saja
berupa materi namun bisa kemampuan dan ilmu yang dimiliki.
Pada
suatu saat seorang juz 4 menampakkan sikap manja dan mempunyai perasaan
ketergantungan terhadap orang lain. Namun di saat yang lain ia bisa sangat
tegar dan mandiri.
Memang
sekilas terlihat kontradiktif, saat sifatnya yang tegar dan mandiri muncul maka
egoisme dan sifat keras kepalanya juga muncul. Sebaliknya, jika sifat manjanya
yang muncul maka ia bisa menjadi sangat lemah dan tergantung pada orang lain.
Sikap
mandiri ini akan muncul jika ia dapat memenuhi huruf-huruf sebelumnya. Artinya,
arti dari huruf-hururf yang sudah kita bahas di atas sesuai dengan harapannya.
Jika tidak terpenuhi ia akan menjadi seorang pengikut yang setia, yang hanya
bekerja jika ada perintah.
Dia
tipe orang tidak mudah begitu saja menerima informasi yang belum jelas. Dia
akan mencerna dan berpikir dulu, dan tidak menanggapinya dengan terlalu
terburu-buru. Cara berpikirnya sangat bijak, ia tidak akan memberi statement
apappun sebelum semuanya jelas olehnya. Dia bisa menjadi orang yang sangat
realistis. Seperti yang sudah dijelaskan.
Negatifnya,
ia akan berbuat seenak perutnya jika ada yang mengganjal dipikirannya, atau apa
yang ia pikirkan tidak sesuai dengn kenyataannya. Secara fisik, jika pikirannya
terbebani oleh suatu masalah yang mengakibatkan stres, reaksi fisik pertama
yang akan ia rasakan adalah perut.
Orang
yang berjuz 4 selalu cenderung sensitif dalam arti tidak “tegaan”, memiliki
rasa, dan kepekaan sosial yang lumayan tinggi. Disinilah jiwa kewanitaannya
berperan, meski ia seorang laki-laki. Secara fisik, apa yang ia lihat akan
berpengaruh pada jantungnya. Melihat kejadian yang lur biasa menurutnya,
otomatis jantungnya akan berdegup kencang. Oleh karenanya, bisa dikategorikan
ia rentan terhadap serangan jantung.
Serngkali
ungkapan yang diutarakan oleh orang berjuz 4 memang benar-benar keluar dari
hati nuraninya, dia ingin berniat baik, tapi seringkali orang lain tidak
memahami dan mengerti terhadapnya, mungkin disebabkan oleh cara menyampaikan
ide-idenya yang terlalu menggebu-gebu sehingga seringkali ditangkap oleh orang
lain sebagai sebuah ambisi.
Disinilah
para pria atau wanita harus berhati-hati. Dia bisa menjadi seorang perayu yang
handal. Apalagi bila keadaan lawan jenisnya tersebut dalam kondisi yang labil.
Kemampuan lainnya adalah menyelami perasaan dan emosi lawan jenisnya sampai
titik yang paling dalam.
Dengan
bicaranya, dia mampu membangkitkan sekaligus menghanyutkan perasaan lawannya.
Dengan bicaranya dia mampu membangkitkan “gairah” sekaligus memberikan
motivasi. Negatifnya, dia bisa berubah menjadi seseorang yang “jutek”. Sedikit
bicara namun langsung menusuk perasaan dan emosi seseorang.
Lagi-lagi
memang orang yang berjuz 4 selalu cenderung memandang sesuatu dari kaca mata
hati nurani sebagai pijakan dasarnya sehingga nilai objektivitasnya tidak
dominan dan lebih cenderung subjektif.
Orang
yuang berjuz 4 dalam melakukan pekerjaannya selalu akan mengikuti rencana yang
telah dibuat dan tidak punya kecenderungan untuk melakukan lebih dari apa yang
telah direncanakan, bisa jadi ia adalah tipe orang yang sangat normatif yang
selalu mengikuti sisdur (sistem dan prosedur).
Berdasarkan
Halaman
Taktis
Jumlah
ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai halaman 6 berjumlah 59, surah ke-59
yaitu surah Al-Hasyr (pengusiran), ini berarti cara berpikir orang yang berjuz
4 cenderung keras dan seakan-akan ia tidak mau tahu dan masa bodoh terhadap
pikiran orang lain.
Positif
dan Negatif
Jumlah
ayat dari halam 7 sampai halaman 13 adalah 55 ayat. Maka surah ke-55 adalah
Ar-Rahman (Yang Maha Bijaksana), hal ini berarti orang yang berjuz 4 mempunyai
sifat bijaksana dalam menyikapi berbagai persoalan. Arti lain dari Ar-Rahman
adalah kasih-sayang. Dengan kata lain, dia pandai menebar kasih sayang dan bisa
bersikap sangat romantis. Namun, sikap dan asih sayang diberikan kadang kala
sering disalah artikan dan tentu hal itu akan menimbulkan permasalahan baru
baginya.
Jalan
Keluar
Jumlah
ayat terkandung di halaman 14 dan 15 berjumlah 12 ayat. Surah AL-Qur’an yang ke
12 adalah surah Yusuf (Nabi Yusuf), yang berarti ia akan selalu mengambil jalan
tengah dalam memecahkan masalah sehingga dicapai “win-win solution”. Selain itu
juga ia pandai berpolitik dan trik-trik cerdas dalam mencari solusi. Nabi Yusuf
merupakan simbolisasi dari udara. Untuk bisa keluar dari permasalahan yang ia
hadapi, ia harus bisa membentuk dirinya seperti keadaan yang berpengaruh saat
itu.
Dasar
Halaman
16 berjumlah 6 ayat. Surah yang ke-6 adalah Al-An’am (binatang ternak), artinya
pada dasarnya orang yang berjuz 4 tidak bisa mandiri, ia akan selalu tergantung
pada orang lain dan cenderung memerlukan pendamping atau teman walaupun untuk
sekadar mendengar curhatnya. Inipun sama dengan yang sudah kita terangkan atas.
� � tl`9�?4si-language:EN-CA’>
manusia, juga terdapat sendi-sendi, atau mekanisme yang menghubungkan antara
satu organ tubuh dengan organ lainnya. Penghubung setiap organ tubuh yang
kemudian mencirikan suatu bentuk sistem, tidak lain syaraf. Karena itu, jika
salah satu anggota tubuh mengalami sakit, maka anggota yang lain dapat merasa
sakit, penghubungnya syaraf. Syaraf itu mekanisme rasional berjalannya sistem
tubuh.
3.
Kelemahan dan Kelebihan
Seorang
juz 6 pada umumnya juga memiliki kelemahan pada bagian syaraf dan atau bagian
sendi (persendian). Kelemahan lain terletak pada bagian tangan atau penanganan.
Apabila ia sedang terganggu titik 1 (perasaan), maka ada kecenderungan ia malas
untuk melakukan pekerjaan. Tetapi, apabila bagian tangan menjadi kelebihan,
maka cenderung perfeksionis, rapi dan mampu menangani banyak masalah. Kelemahan
lain terletak pada bagian lengan kanan sebelah kiri. Apabila ini terjadi, maka
ia akan merasakan pegalpegal yang sifatnya laten pada bagian tersebut.
Karena
abjad ke-6 ( ) berarti hukum, atau kausalitas maka seorang anak juz 6 sebaiknya
sejak kecil dikondisikan untuk mendalami ilmu hukum, atau ilmu-ilmu
fisika-kimiawi. Apabila ia mendalami ilmu hukum sosial, maka ia mampu berpikir
secara konsisten, legalistik dan rasional. Apabila ia mendalami ilmu alam, maka
ia memiliki kecakapan untuk berpikir rasional dan logis dalam kerangka
sebab-akibat (kausalitas).
Tetapi
kelemahannya, suatu saat ia sama sekali tidak dapat berpikir, ketika ia sedang
tidak ”mood”. Karena tanda ’ain pada juz ini hanya pas-pasan, yaitu sebanyak
14, maka ia seorang yang hanya memiliki 13 titik anatomis (fisis) plus jiwa
(titik ke-14). Artinya, ia tidak memiliki kelebihan ’ain, atau alternatif
pemikiran. Karena itu, betapapun ia seorang pemikir yang canggih dalam
merangkai berbagai masalah, tetapi ketergantungannya terhadap orang lain juga
tinggi. Ia butuh kelebihan tanda ’ain yang dimiliki orang lain.
4.
Keilmuan
Apabila
angka 6 dihubungkan dengan nama surat, maka surat ke- 6 al-An’am (binatang
ternak). Surat ini dapat dipakai untuk menganalisis kecenderungan anak kecil
pada usia 6 tahun. Pada usia ini seorang anak telah memasuki usia rawan. Surat
tersebut merupakan simbol dari kepekaan perasaan atau naluri. Pada usia 6
tahun, seorang anak kecil memiliki sorot mata yang tajam dan terkadang penuh
kecurigaan. Pada usia ini, daya cerna pada otak anak kecil sudah bekerja lebih
teratur. Namun pada usia ini seorang anak kecil tengah menampakkan kelemahan
jasmani pada bagian THT dan perut.
Dari
uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa anak pada usia memasuki tahun
ke-6, memiliki perkembangan jasmani yang pesat dan sifatnya sulit dikendalikan
serta penuh rasa curiga. Maka tugas seorang an-Nissa (ibu) memberikan hidangan
(al-Maidah) yang terbaik bagi anak-anaknya. Hidangan yang dimaksud di sini
bukan hanya yang bersifat material, melainkan hidangan yang nonmaterial seperti
ucapan, tingkah laku orang tua dan orang di sekitarnya.
Pada
usia ini, segala ucapan, tingkah laku orang tua dan orang di sekelilingnya akan
menjadi objek pengamatan bagi si anak, dan kemudian akan ditirukan. Selain itu
pada usia 6 tahun juga mempunyai image dan hasrat yang tinggi, sehingga apa
yang dilihat nya akan selalu disampaikan atau pun ditanyakan pada orang lain
__________________________________________________________________________________________________
Juz
3
Juz
3 (Pandai Berargumen, Bijak Mengambil Keputusan)
Pada
juz 3 terdapat dua surah yakni Al-Baqarah dari ayat 253 sampai dengan ayat 286
(34 ayat) dan Ali Imran dari ayat 1 sampai dengan ayat 91. total ayat dari juz
3 adalah 125 ayat. Sedangkan total tanda ‘ain atau tanda ruku’ adalah 17.
‘ain
3 memiliki makna THT. Bisa dikatakan ia adalah orang yang paling cerewet dan
mudah sekali angkat berbicara. İa juga paling suka mengomentari sesuatu.
Memerintah kepada siapa saja bukan suatu hal yang tabu baginya, meski dengan
orang yang baru dia kenal sekalipun. Dengan kata lain, jika ‘ain 3 lebih
dominan, ia akan menjadi orang yang sangat pemalas. Akan tetapi menjadi
kepuasan baginya jika ia bisa “ngoceh” sebanyak yang ia mau. Akibatnya, ia
tidak bisa menjadi pendengar yang baik.
Tak
jauh berbeda dengan juz 1 dan 2 yang mempunyai surah yang sama,
kecenderungannya juga akan memiliki karakter yang sama. Namun yang membedakan
adalah jumlah ayat pada surah tersebutt. Orang juz 3, bisa menjadi seorang
pekerja keras. Akan tetapi bukan mengandalkan pemikiran (juz 1) atau
pengamatannya (juz 2), namun lebih kepada “mulutnya”. İa akan menjadi seorang
yang kritis dalam menilai sesuatu. Lincah sekali mencari celah atau kelemahan
orang lain, melalui apa yang mereka bicarakan. Hal ini disebabkan karena jumlah
ayat pada surah Al-Baqarah pada juz 3 adalah 34 ayat.
Surah
ke-34 adalah Sabaa artinya Kaum Pencari. Oleh karena itu ia pandai sekali
mencari celah atau kelemahan dari gaya bicara atau tutur kata seseorang. İa
cukup jeli sekali menilai apakah seseorang itu berbicara jujur atau tidak.
Sedangkan
surah Al Imran berjumlah 91 ayat. Surah ke-91 adalah Asy-Syams artinya
Matahari. Jika Ali Imran yang paling mendominasi dalam diri seorang juz 3, ia
bisa sangat dibutuhkan banyak orang. Bila ia sudah berkeluarga, ia akan
menjadi orang yang sangat bertanggung jawab dan melindungi serta mengayomi
keluarga.
Seperti
kita tahu bahwa matahari, tidak akan tampak sinarnya bila terhalang mendung
atau pada malam hari. İa orang yang gemar “berkelana” sesuka hatinya. Jika ia
di belenggu aktivitas dan pemikirannya, disinilah mendung atau datangnya malam
hari berperan. İa akan kehilangan sinarnya. İa akan menjadi orang yang sangat
lemah tanpa daya.
Karakter
Berdasarkan Kata Awal Juz 3
Kata
awal juz 3 adalah ﺕﻝﻚﺍﻝﺮﺲﻞ. Akan kita jabarkan
satu per satu dari huruf-huruf tersebut.
Huruf
ﺕ (Ta), merupakan huruf ke-3. ‘Ain 3
memiliki arti THT. Seperti sudah dijabarkan di atas, bahwa orang juz 3 lebih
bisa mengedepankan bicara terlebih dahulu ketimbang bekerja. İa bisa menjadi
orang yang tidak ragu-ragu untuk mengeluarkan pendapatnya.
Huruf
ﻝ (Lam), merupakan huruf ke-23. ‘Ain 23
memiliki asti Manusia (bayi). Umumnya bayi akan menyampaikan keinginan apa
adanya. Agak cengeng dan tidak bisa jauh dari orang tua atau paling tidak dia
tidakbisa jauh dengan orang orang yang dianggapnya bisa melindungi dirinya.
Huruf
ﻚ (Kaaf), merupakan huruf ke-22. ‘Ain 22
bermakna target. Ketiga huruf (ﺕﻝﻚ) tersebut terangkai
dalam sebuah sambungan. Kalau bisa disimpulkan, karakter dari juz 3 berdasarkan
rangkaian ke-3 huruf tersebut adalah layaknya seorang anak kecil yang meminta
sesuatu, setiap yang diinginkan haruslah dituruti. Kalau tidak diturutin ia akan
“ngambek” sampai keinginannya dituruti.
Huruf
ﺍﻝ (Alif Lam), yang merupakan huruf
ke-31. ‘Ain 31 memiliki makna Faktor X. Terjadi hal-hal tersebut di atas, dia
sudah dapat mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya.
Huruf
ﺮ (Ra’), merupakan huruf ke-10. ‘Ain 10
memiliki akna Perut atau Pencernaan. Secara fisik, jika ia salah mengantisipasi
faktor x yang tidak terprediksi sebelumnya, bisa-bsa ia akan bolak-balik kamar
mandi untuk buang air. Secara psikis, ia akan bertindak seenak “perutnya” sendiri.
Huruf
ﺲ (Siin), merupakan huruf ke-12. ‘Ain 12
memiliki makna Nafsu, Motivasi dan Ambisi. Namun, jika faktor tersebut masuk
dalam daftarnya , maka dia akan menjadi orang yang sangat ambisius dan lebih
termotivasi guna mencapai tujuannya. Sebaliknya, jika faktor tersebut di luar
jangkauannya, disamping bertindak seenak perutnya dia menjadi mudah terpancing
emosinya.
Apa
yang dpikirkan olehnya, dia ingin cepat-cepat menangani. Namun dalam menangani
dia pandai sekali menentukan maslah mana yang harus diselesaikan terlebih
dahulu.
Jika
ia sudah mengenali lebih mendalam tentang masalah atau lingkungan yang sedang
dihadapi, disinilah kadang kala kebimbangan mulai mengganggu pikirannya.
Kebimbangannya timbul disebabkan oleh perbedaan aturan yang dimiliki dengan
aturan yang berlaku pada lingkungan tersebut.
Bisa
dikatakan dia bisa menjadi seorang yang bijak dalammengambil keputusan. Dia
akan membuat kerangka yang jelas dalam suatu masalah yang diamati. Dikatakan
cukup bijak mengambil kerputusan karena dia mampu melihat faktor penyebab
terjadinya sebuah masalah. Dia runut dalam memisahkan mana masalah yang harus
diselesaikan segera dan mana yang masih bisa diselesaikan kemudian. Dan dia
memiliki kerangka yang cukup untuk itu.
Orang
ber juz 3 cukup argumentatif. Dia memang banyak bicara dan berkomentar, namu
komentar tersebut seringkali berdasar. Dirinya merasa cukup mengenal medan yang
akan atau sedang dihadapi. Namun tidak jarang juga orang harus nurut omongan
dia bahkan kadang memaksa seseorang untuk mengikuti aturannya. Terlepas dari
itu dia juga konsisten terhadap analisis dan kemudian menerapkannya.
Melihat
aspek hukum atau dali-dalil dalam menyikapi sebab dan akibat dari sebuah
masalah, sebisa mungkin tidak bersentuhan dengan hukum. Dia akan berpikir dua
kali jika masalah tersebut bersinggungan dengan hukum. Jadi jangan harap kita
dapat melakukan sesuatu pekerjaan yang nyerempet hukum meski cuma sedikit. Baik
itu hukum yang sifatnya perdata atau pun pidana. İtulah yang menyebabkan juz
ini sangatlah jarang kita kenal.
Dalam
menangani sesuatu, disamping dari pengematannya juga dari pusat minatnya. Dia
paling enggan menjalankan sesuatu yang tidak menarik baginya. Yang terjadi, dia
akan memerintahkan seseorang untuk mengerjakan apa yang tidak diminatinya.
Sesuatu yang menjadi keinginannnya harus tercapai. Bisa-bisa hanya itu saja
yang ada dalam pikirannya.
Karakter
Berdasarkan Halaman
Taktis
Dari
halaman 1 sampai dengan halaman 6 juz 3, total jumlah ayatnya sebanyak 37 ayat.
Surah ke-37 Al-Qur’an adalah Ash-Shaffat (yang bershaf-shaf). Gampangnya ketika
kita memasuki masjid, orang yang datang lebih dahulu dan tanpa disuruh mereka
sudah menempatkan dirinya pada shaf paling depan kemudian diikuti yang lainnya.
Itulah cara berpikir orang juz 3. emosinya akan meletup jika ada seseorang yang
melihat seseorang ang tidak teratur menata sesuatu.
Namun
kadang kala, keteraturan baginya adalah sebuah keinginan attau cita-cita. Ia
ingin orang lain teratur sementara dirinya tidak mau diatur atau susah untuk
kita mengaturnya.
Negatif
dan Positif
Total
jumlah ayat dari halaman 7 sampai dengan halaman 13 dari juz 3 63 ayat. Surah
ke-63 adalah Al-Munafiquun. Dari arti ayatnya mungkin pembaca sudah dapat
menjelaskan maksud dari surah tersebut. Disinilah letak kontradiksinya,
disatu sisi ia bisa bersikap bijaksana sementara di sisi lain ia bisa
memperdaya seseorang dengan sikap munafiknya dan pandai memainkan perasaan
orang. Surah ini bisa menjadi kelemahan sekaligus kelebihan.
Jalan
Keluar
Jumlah
ayat dari halaman 14 dan 15 adlaah 17 ayat. Surah ke-17 adalah Al-Israa’
artinya Perjalanan di malam hari. Namanya jalan keluar, tentunya berkaitan
dengan masalah yang sedang dia hadapi. Jika masalah yang sedang ditangani
benar-benar buntu, ia bukannya mencoba mencari jalan keluar lain, malah ia
cenderung untuk pergi dari masalah tersebut.
Ia
akan berubah menjadi seseorang yang mudah marah, karena tidak mampu
menyelesaikan masalahnya. Sebenarnya, jika ia mengambil filosofi dari Isra’
Mi’raj, disitulah ia akan mendapatkan jalan keluar.
Dasar
Jumlah
ayat dari halaman 16 juz 3 adalah 8 ayat. Surah ke-8 adalah An-Anfaal artinya
Rampasan Perang. Bagi orang juz 3, tidak ada istlah leha-leha untuk mendapat
rezeki. Ia akan berusaha keras untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Ada
kecenderungan sebuah hasil yang dia inginkan adalah dalam bentuk materi. Sikap
negatif dari orang juz 3 yang harus dihindari adalah adanya kecenderungan
dirinya untuk menghalalkan segala cara dalam mencapai keinginannya.
e=’text�
>g:`9�?4
>g:`9�?4
Taktis
Jumlah
ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai halaman 6 berjumlah 59, surah ke-59
yaitu surah Al-Hasyr (pengusiran), ini berarti cara berpikir orang yang berjuz
4 cenderung keras dan seakan-akan ia tidak mau tahu dan masa bodoh terhadap
pikiran orang lain.
Positif
dan Negatif
Jumlah
ayat dari halam 7 sampai halaman 13 adalah 55 ayat. Maka surah ke-55 adalah
Ar-Rahman (Yang Maha Bijaksana), hal ini berarti orang yang berjuz 4 mempunyai
sifat bijaksana dalam menyikapi berbagai persoalan. Arti lain dari Ar-Rahman
adalah kasih-sayang. Dengan kata lain, dia pandai menebar kasih sayang dan bisa
bersikap sangat romantis. Namun, sikap dan asih sayang diberikan kadang kala
sering disalah artikan dan tentu hal itu akan menimbulkan permasalahan baru
baginya.
Jalan
Keluar
Jumlah
ayat terkandung di halaman 14 dan 15 berjumlah 12 ayat. Surah AL-Qur’an yang ke
12 adalah surah Yusuf (Nabi Yusuf), yang berarti ia akan selalu mengambil jalan
tengah dalam memecahkan masalah sehingga dicapai “win-win solution”. Selain itu
juga ia pandai berpolitik dan trik-trik cerdas dalam mencari solusi. Nabi Yusuf
merupakan simbolisasi dari udara. Untuk bisa keluar dari permasalahan yang ia
hadapi, ia harus bisa membentuk dirinya seperti keadaan yang berpengaruh saat
itu.
Dasar
Halaman
16 berjumlah 6 ayat. Surah yang ke-6 adalah Al-An’am (binatang ternak), artinya
pada dasarnya orang yang berjuz 4 tidak bisa mandiri, ia akan selalu tergantung
pada orang lain dan cenderung memerlukan pendamping atau teman walaupun untuk
sekadar mendengar curhatnya. Inipun sama dengan yang sudah kita terangkan atas.
� � tl`9�?4si-language:EN-CA’>
manusia, juga terdapat sendi-sendi, atau mekanisme yang menghubungkan antara
satu organ tubuh dengan organ lainnya. Penghubung setiap organ tubuh yang kemudian
mencirikan suatu bentuk sistem, tidak lain syaraf. Karena itu, jika salah satu
anggota tubuh mengalami sakit, maka anggota yang lain dapat merasa sakit,
penghubungnya syaraf. Syaraf itu mekanisme rasional berjalannya sistem tubuh.
3.
Kelemahan dan Kelebihan
Seorang
juz 6 pada umumnya juga memiliki kelemahan pada bagian syaraf dan atau bagian
sendi (persendian). Kelemahan lain terletak pada bagian tangan atau penanganan.
Apabila ia sedang terganggu titik 1 (perasaan), maka ada kecenderungan ia malas
untuk melakukan pekerjaan. Tetapi, apabila bagian tangan menjadi kelebihan,
maka cenderung perfeksionis, rapi dan mampu menangani banyak masalah. Kelemahan
lain terletak pada bagian lengan kanan sebelah kiri. Apabila ini terjadi, maka
ia akan merasakan pegalpegal yang sifatnya laten pada bagian tersebut.
Karena
abjad ke-6 ( ) berarti hukum, atau kausalitas maka seorang anak juz 6 sebaiknya
sejak kecil dikondisikan untuk mendalami ilmu hukum, atau ilmu-ilmu
fisika-kimiawi. Apabila ia mendalami ilmu hukum sosial, maka ia mampu berpikir
secara konsisten, legalistik dan rasional. Apabila ia mendalami ilmu alam, maka
ia memiliki kecakapan untuk berpikir rasional dan logis dalam kerangka
sebab-akibat (kausalitas).
Tetapi
kelemahannya, suatu saat ia sama sekali tidak dapat berpikir, ketika ia sedang
tidak ”mood”. Karena tanda ’ain pada juz ini hanya pas-pasan, yaitu sebanyak
14, maka ia seorang yang hanya memiliki 13 titik anatomis (fisis) plus jiwa
(titik ke-14). Artinya, ia tidak memiliki kelebihan ’ain, atau alternatif
pemikiran. Karena itu, betapapun ia seorang pemikir yang canggih dalam
merangkai berbagai masalah, tetapi ketergantungannya terhadap orang lain juga
tinggi. Ia butuh kelebihan tanda ’ain yang dimiliki orang lain.
4.
Keilmuan
Apabila
angka 6 dihubungkan dengan nama surat, maka surat ke- 6 al-An’am (binatang
ternak). Surat ini dapat dipakai untuk menganalisis kecenderungan anak kecil
pada usia 6 tahun. Pada usia ini seorang anak telah memasuki usia rawan. Surat
tersebut merupakan simbol dari kepekaan perasaan atau naluri. Pada usia 6
tahun, seorang anak kecil memiliki sorot mata yang tajam dan terkadang penuh
kecurigaan. Pada usia ini, daya cerna pada otak anak kecil sudah bekerja lebih
teratur. Namun pada usia ini seorang anak kecil tengah menampakkan kelemahan
jasmani pada bagian THT dan perut.
Dari
uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa anak pada usia memasuki tahun
ke-6, memiliki perkembangan jasmani yang pesat dan sifatnya sulit dikendalikan
serta penuh rasa curiga. Maka tugas seorang an-Nissa (ibu) memberikan hidangan
(al-Maidah) yang terbaik bagi anak-anaknya. Hidangan yang dimaksud di sini
bukan hanya yang bersifat material, melainkan hidangan yang nonmaterial seperti
ucapan, tingkah laku orang tua dan orang di sekitarnya.
Pada
usia ini, segala ucapan, tingkah laku orang tua dan orang di sekelilingnya akan
menjadi objek pengamatan bagi si anak, dan kemudian akan ditirukan. Selain itu
pada usia 6 tahun juga mempunyai image dan hasrat yang tinggi, sehingga apa
yang dilihat nya akan selalu disampaikan atau pun ditanyakan pada orang lain
__________________________________________________________________________________________________
Juz
2
(Jaga
Penampilan dan Tempramental)
Karakter
juz 2, hampir mirip dengan karakter dari juz 1. Hal ini disebabkan karena pada
juz 2 juga terdapat surah Al-Baqarah. Namun yang membedakan adalah jumlah
ayatnya. Bahkan juz dua ini, hanya berisi satu surah saja yaitu Al-Baqarah ayat
141 sampai dengan 252. Total ayatnya adalah 111 ayat.
Diantara
30 juz, jumlah ayat yang paling sedikit adalah juz dua dan juz enam. Hanya
terdapat 111 ayat. Surah ke-111 Al-Qur’an adalah Al-Lahab (gejolak api).
Perumpamaan lain dari gejolak api adalah Emosi. Seringkali, seseorang yang
berjuz 2 menanggapi segala sesuatu dengan emosi, meskipun emosi tersebut
sifatnya hanya sesaat. Bahkan saat dia emosi, siapapun orang yang terdekat
dengan dia bisa kena “semprot”. Dengan kata lain, ia susah untuk mengendalikan
emosinya dan tidak menempatkan emosi pada tempatnya.
Selain
itu, Al-Lahab juga menggambarkan tentang antusiasme. Namun bukan sembarang
antusiasme. Antusias ini lebih kepada sesuatu yang bisa ditangkap oleh indra
penglihatan. Hal ini pengaruh dari ‘ain 2 memiliki arti mata. Artinya dia mudah
sekali terpedaya oleh penampilan. Bila penampilan seseorang itu “indah” dia
akan mudah antusias dan percaya, meskipun apa yang dilakukan atau diucapkan
orang itu belum tentu benar. Sebaliknya, bila penampilan orang itu kurang
meyakinkan dalam pendangannya, dia akan bersikap acuh tak acuh. Sederhananya,
orang berjuz 2 mudah tertipu oleh penampilan.
Atau
dengan kata lain, dia lebih melihat kepada figur ketimbang apa yang dipunyai
oleh si figur. Maka tidak jarang dia menyepelekan kemampuan seseorang. Oleh
karena itu, seorang juz 2 juga biasanya cenderung menampakkan sifatnya yang
“bandel”, tak dapat dinasihati. Setelah dia “mentok” atau terbentur, barulah ia
percaya pada omongan orang.
Sapi
adalah salah satu binatang yang kuat dan tangguh dalam menghadapi perubahan
cuaca. Bagi orang juz 2 dia memiliki kecenderungantahan terhdap cuaca. Ia juga
seorang pekerja keras dan pantang menyerah. Namun kadang kala ia bisa
kehilangan inisiatif jika emosi yang mengendalikan akalnya. Dengan kata lain,
kalau tidak dicambuk ia tidak bergerak atau jalan.
Selain
melihat karakter berdasarkan surah, kita juga bisa mengkajinya melalui huruf.
Secara urutan huruf hijaiyyah, Ba adalah huruf ke-2. menurut arti ‘ain, maka
‘ain ke-2 artinya Mata. Ini berarti juga bahwa seseorang juz 2 sangat pandai
dan terampil dalam membaca atau mengamati tingkah-laku, pikiran seseorang dan
juga kondisi serta situasi. Maka tidak heran bila seseorang juz 2 terkesan
seius dan penuh selidik terhadpa semua hal.
Orang
juz 2 juga memiliki kepandaian “mengatasnamakan” orang lain dalam menjelaskan
sesuatu. Dia sangat pandai menggunakan “kata si anu” dan sebaginya ia sendiri
seolah hampir tidak pernah memiliki kata atu pikiran (pendapat). Jika
kelincahan mengtas-namakan orang lain dalam pembicaraan itu kemudian dipakai
untuk tuujan tertentu, maka seorang juz 2 sangat pandai dalam “menghasut”
orang.
Kondisikan
sejak kecil untuk membaca. Dengan maksud, agar kekuatan matanya mendapat
akomodasi secara dini. Ia punya bakat untuk menjadi seorang pengamat, bahkan
memperbaiki mesin atau alat yang kecil-kecil ia mampu. Karena ‘ain ke-2 artinya
mata, maka kelebihan lain yang bisa muncul darinya, i dapat tidur berhar-hari.
Atau dengan mudah tidur di manapun, dan dalam kondisi apapun. Artinya ia dapat
menyinkronkan bagian matanya sedemikin rupa sehingga tidak ada problem “susah
tidur”.
Meskipun
memiliki fisik yang kuat, tetapi juz 2 mempunyai perasaan “cengeng” atau mudah
tersinggung dan pada umumnya tidak bisa “cuek”. Karena pada dasarnya ia seorang
yang lemah secara mentalitasnya, maka ia tidak memiliki kepercayaan diri. Ia
cenderung menggunakan orang lain sebaggai “tameng”. Ia berlindung diri di balik
“kata orang”. Tetapi suatu saat, ia juga memiliki “egoisme” yang membuatnya
menjadi susah berkomunikasi. Juz ini berisi ayat-ayat yang relatif panjang-panjang
dan di tengah-tengah juz tidak terdapat baris yang beriasi nama surah atau
basmalah.
Ini
juga dapat menunjukkan bahwa seorang juz 2 memiliki sifat yang tertutup, karena
kepercayaan dirinya yang lemah. Maka seorang juz 2 juga cenderung lambat, dan
sangat ragu-ragu dalam menangani masalah. Dia selalu “takut salah” dalam
menangani atau mengerjakan sesuatu.
Namun
demikian, ia juga seorang yang tahan banting, dan “kebal” dari lecehan orang.
Apabila ia melakukan kesalahan, ia cukup siap untuk dimarahi. Meski demikian,
ia tidak mudah frustasi. Apabila ia menjadi seorang pekerja tulen, maka ia akan
menjadi yang benar-benar kuat secara fisik. Jika ia menjadi seorang pemikir,
maka pikirannya sangat insklusif dan mudah terpengaruh.
Kalau
kita cermati, setiap awal surah setiap juz, selalu ditandai oleh kata yang
dicetak dengan huruf tebal. Disamping sebagai tanda awal juz, tentunya ada
makna dibalik kata tersebut.
Kata
yang mengawali juz 2 adalah ﺲﻱﻖﻭﻝ . Dari huruf-huruf
tersebut kita dapat melihat karakter dari juz tersebut. Huruf ﺲ
(sin) adalah urutan huruf ke-12. Sedangkan ‘ain ke-12 memiliki makna
ambisi/motivasi/alat vital. Seperti sudah dijelaskan di atas, bahwa dalam
menyikapi masalah tertentu, dia selalu mengandalkan emosionalnya. Hal ini
sesuai dengan arti dari huruf itu sendiri. Namun dia sangat berambisi dan
memiliki motivasi tinggi dalam menyelesaikan apapun yang dikerjakan.
Maslah
daya tarik dengan lawan jenis, dia mudah tertarik dengan sosok yang menurut dia
“indah” dipandang. Tidak pandang bulu, miskin, kaya, pintar, bodoh atau apapun.
Hal itu bisa menjadi prioritas ke sekian buatnya.
Huruf
ﻱ (Ya). Berdasarkan ‘ain memiliki makna
inti manusia/kandungan. Baginya, segala sesuatu yang harus dilakukan harus ada
hasil yang berarti buatnya. Jadi, kemungknan kecil sekali dia melakukan hal-hal
yang kaitannya dengan sosial, kecuali dengan orang-orang yang terdekat dengan
dia. Pada kondisi tertentu, dia pandai sekali menyelami hati seseorang.
Huruf
ﻖ (Qaaf), maknanya kepala. Di atas juga
sudah dijelaskan, bahwa pada dasarnya orang berjuz 2 keras kepala dan susah
sekali menerima nasihat orang lain. Berpikir logis adalah syarat mutlak
baginya. Kadang kala dia sering menafikan hal-hal yang susah dicerna oleh
nalarnya.
Huruf
ﻭ (Wawu), maknanya modal, potensi atau
putaran waktu. Bagi juz 2 melakukan segala sesuatu membutuhkan modal. Ia
memiliki potensi yang terpendam. Namun kadang kala kurang percaya diri.
Huruf
ﻝ (Lam), maknanya manusia atau bayi.
Orang yang membawa karakter juz 2 memiliki kemanjaan psikologis, sehingga hidupnya
selalu memerlukan kehadiran orang lain, yang bersedia membantu atau
melindunginya. Seperti sudah diurai di atas, juz 2 bisa menjadi seorang yang
cengeng.
Karakter
Berdasarkan Halaman
Taktis
Jumlah
ayat dari halaman 1 sampai halaman 6 adalah 46 ayat. Setelah itu, angka 46
disubstitusikan menjadi surah Al-Qur’an. Surah ke-46 adalah Al-Ahqaaf artinya
Bukit Pasir. Karakter juz 2 berdasarkan surah tersebut adalah ia pandai membawa
diri. Mudah membawa suasana hati. Artinya, jika ia sedang ada maslaah di rumah,
mka suasana tersebut akan ia bawa kemanapun ia pergi.
Negatif
dan Positif
Dihitung
berdasarkan jumlah ayat dari halaman 7 sampai halaman 13 dari juz yaitu 46
ayat. İnilah kelebihan orang juz 2. Sepertinya ia mudah berubah atau tidak
punya peendirian, namun itulah strategi adaptasi dia untuk menarik perhatian
lawan atau kawannya. Jadi jangan kaget jika suatu saat kitalah yang akan
mengikuti kemauan dia. Tak ubahnya seperti “Quick Sand”, pasir hisap.
Jalan
Keluar
Dihitung
dari jumlah ayat halaman 14 dan halaman 15. jumlah ayaat pada 2 halaman
tersebut adalah 13 ayat. Surah ke-13 adalah Al-Ra’ad artinya Guruh atau Petir.
Karena ini merupakan jalan keluar, maka dalam menyelesaikan maslah, orang juz 2
akan mengedepankan emosinya terlebih dahulu. Dengan gaya bicara yang cenderung
meledak-ledak, dsitulah senjata dia untuk mempengaruhi seseorang. Timbulnya
guruh atau petir karena adanya perbedaan muatan pada awan positf dan negatif.
Artinya, dia akan mudah tersulut emosinya jika seseorang tidak sependapat
dengan dirinya. Seseorang harus mengikuti apa kata dia.
Dasar
Dihitung
dari halaman 16. Jumlah ayat di halaman 16 adalah 6 ayat. Surah ke-6 adalah
Al-An’am artinya Binatang Ternak. Pada dasarnya seorang juz 2 tidak bisa mandiri,
dia akan selalu membutuhkan pendamping. Orang yang selalu membimbing dia setiap
saat. Disinilah kelemahan terbesar dia. İa akan mudah mengikuti apapun kemauan
dan ucapan seseorang yang dia anggap sebagai pembimbingnya.
be�
” a`9�?4ap negatif dari orang juz 3 yang harus dihindari adalah adanya kecenderungan dirinya untuk menghalalkan segala cara dalam mencapai keinginannya.
” a`9�?4ap negatif dari orang juz 3 yang harus dihindari adalah adanya kecenderungan dirinya untuk menghalalkan segala cara dalam mencapai keinginannya.
e=’text�
>g:`9�?4
>g:`9�?4
Taktis
Jumlah
ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai halaman 6 berjumlah 59, surah ke-59
yaitu surah Al-Hasyr (pengusiran), ini berarti cara berpikir orang yang berjuz
4 cenderung keras dan seakan-akan ia tidak mau tahu dan masa bodoh terhadap
pikiran orang lain.
Positif
dan Negatif
Jumlah
ayat dari halam 7 sampai halaman 13 adalah 55 ayat. Maka surah ke-55 adalah
Ar-Rahman (Yang Maha Bijaksana), hal ini berarti orang yang berjuz 4 mempunyai
sifat bijaksana dalam menyikapi berbagai persoalan. Arti lain dari Ar-Rahman
adalah kasih-sayang. Dengan kata lain, dia pandai menebar kasih sayang dan bisa
bersikap sangat romantis. Namun, sikap dan asih sayang diberikan kadang kala
sering disalah artikan dan tentu hal itu akan menimbulkan permasalahan baru
baginya.
Jalan
Keluar
Jumlah
ayat terkandung di halaman 14 dan 15 berjumlah 12 ayat. Surah AL-Qur’an yang ke
12 adalah surah Yusuf (Nabi Yusuf), yang berarti ia akan selalu mengambil jalan
tengah dalam memecahkan masalah sehingga dicapai “win-win solution”. Selain itu
juga ia pandai berpolitik dan trik-trik cerdas dalam mencari solusi. Nabi Yusuf
merupakan simbolisasi dari udara. Untuk bisa keluar dari permasalahan yang ia
hadapi, ia harus bisa membentuk dirinya seperti keadaan yang berpengaruh saat
itu.
Dasar
Halaman
16 berjumlah 6 ayat. Surah yang ke-6 adalah Al-An’am (binatang ternak), artinya
pada dasarnya orang yang berjuz 4 tidak bisa mandiri, ia akan selalu tergantung
pada orang lain dan cenderung memerlukan pendamping atau teman walaupun untuk
sekadar mendengar curhatnya. Inipun sama dengan yang sudah kita terangkan atas.
� � tl`9�?4si-language:EN-CA’>
manusia, juga terdapat sendi-sendi, atau mekanisme yang menghubungkan antara
satu organ tubuh dengan organ lainnya. Penghubung setiap organ tubuh yang
kemudian mencirikan suatu bentuk sistem, tidak lain syaraf. Karena itu, jika
salah satu anggota tubuh mengalami sakit, maka anggota yang lain dapat merasa
sakit, penghubungnya syaraf. Syaraf itu mekanisme rasional berjalannya sistem
tubuh.
3.
Kelemahan dan Kelebihan
Seorang
juz 6 pada umumnya juga memiliki kelemahan pada bagian syaraf dan atau bagian
sendi (persendian). Kelemahan lain terletak pada bagian tangan atau penanganan.
Apabila ia sedang terganggu titik 1 (perasaan), maka ada kecenderungan ia malas
untuk melakukan pekerjaan. Tetapi, apabila bagian tangan menjadi kelebihan,
maka cenderung perfeksionis, rapi dan mampu menangani banyak masalah. Kelemahan
lain terletak pada bagian lengan kanan sebelah kiri. Apabila ini terjadi, maka
ia akan merasakan pegalpegal yang sifatnya laten pada bagian tersebut.
Karena
abjad ke-6 ( ) berarti hukum, atau kausalitas maka seorang anak juz 6 sebaiknya
sejak kecil dikondisikan untuk mendalami ilmu hukum, atau ilmu-ilmu
fisika-kimiawi. Apabila ia mendalami ilmu hukum sosial, maka ia mampu berpikir
secara konsisten, legalistik dan rasional. Apabila ia mendalami ilmu alam, maka
ia memiliki kecakapan untuk berpikir rasional dan logis dalam kerangka
sebab-akibat (kausalitas).
Tetapi
kelemahannya, suatu saat ia sama sekali tidak dapat berpikir, ketika ia sedang
tidak ”mood”. Karena tanda ’ain pada juz ini hanya pas-pasan, yaitu sebanyak
14, maka ia seorang yang hanya memiliki 13 titik anatomis (fisis) plus jiwa
(titik ke-14). Artinya, ia tidak memiliki kelebihan ’ain, atau alternatif
pemikiran. Karena itu, betapapun ia seorang pemikir yang canggih dalam
merangkai berbagai masalah, tetapi ketergantungannya terhadap orang lain juga
tinggi. Ia butuh kelebihan tanda ’ain yang dimiliki orang lain.
4.
Keilmuan
Apabila
angka 6 dihubungkan dengan nama surat, maka surat ke- 6 al-An’am (binatang
ternak). Surat ini dapat dipakai untuk menganalisis kecenderungan anak kecil
pada usia 6 tahun. Pada usia ini seorang anak telah memasuki usia rawan. Surat
tersebut merupakan simbol dari kepekaan perasaan atau naluri. Pada usia 6
tahun, seorang anak kecil memiliki sorot mata yang tajam dan terkadang penuh
kecurigaan. Pada usia ini, daya cerna pada otak anak kecil sudah bekerja lebih
teratur. Namun pada usia ini seorang anak kecil tengah menampakkan kelemahan
jasmani pada bagian THT dan perut.
Dari
uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa anak pada usia memasuki tahun
ke-6, memiliki perkembangan jasmani yang pesat dan sifatnya sulit dikendalikan
serta penuh rasa curiga. Maka tugas seorang an-Nissa (ibu) memberikan hidangan
(al-Maidah) yang terbaik bagi anak-anaknya. Hidangan yang dimaksud di sini
bukan hanya yang bersifat material, melainkan hidangan yang nonmaterial seperti
ucapan, tingkah laku orang tua dan orang di sekitarnya.
Pada
usia ini, segala ucapan, tingkah laku orang tua dan orang di sekelilingnya akan
menjadi objek pengamatan bagi si anak, dan kemudian akan ditirukan. Selain itu
pada usia 6 tahun juga mempunyai image dan hasrat yang tinggi, sehingga apa
yang dilihat nya akan selalu disampaikan atau pun ditanyakan pada orang lain
__________________________________________________________________________________________________
Juz
1
(Melayani
dan Dilayani)
Angka
1 berhuruf Alif. Ciri utama Alif adalah bila di depan tidak mau “menggandeng”
huruf di belakangnya, tidak dapat menempati posisi tengah, bila di belakang
maunya digandeng (sebagai huruf Mad). Maksudnya hanya dapat menempati awal dan
akhir rangkaian huruf.
Karakter
seorang juz 1, apabila seseorang juz 1 berada di depan, misalnya menjadi
pemimpin ia cenderung bersikap egois, dan sangat otoriter. Ia sangat mandiri
dan berkesan tak butuh bantuan orang lain. Segala keinginannya harus terpenuhi.
Sebab ia merasa yang paling benar oleh karenanya haru diikuti. Tetapi bila ia
berada di belakang, ia sama sekali tidak memiliki pilihan. Dia dapat dengan
mudah menurut dan ikut pada siapapun.
Juz
1 memiliki keunikan tersendiri. Hal ini nampak pada ornamen halaman 2 dan 3
yang dibedakan dengan halaman lain Al-Qur’an. Artinya seorang juz 1 juga
cenderung menuntu keistimewaan tertentu, baik dalam lngkungan keluarga,
pekerjaan atau bermasyarakat.
Jumlah
halaman juz 1, lebih sedikit dibanding dengan juz-juz lain (16 halaman).
Sementara juz 1 hanya 14 halaman. Ia selalu merasa ada saja sesuatu yang kurang
dalam dirinya, bahkan selalu tidak puas. Hal ini membuat ia kehilangan
“sesuatu” dalam dirinya.
Juz
1 memiliki surah AL-Baqarah (sapi betina). Hal ini bisa berbanding terbalik
dengan sifat berdasarkan huruf alif yang cenderung tak butuh bantuan orang lain
(bila posisi hurufnya di depan huruf lain). Jika sifat surah Al-Baqarah
dominan, orang juz 1 memiliki rasa ketergantungan pada orang lain. Atau dengan
kata lain, merupakan gambaran dari posisi alif yang terletak di belakang huruf
tertentu.
Dalam
kondisi tertentu, misalnya ketika dia sudah tidak tahu mesti berbuat apa,
terkadang terkesan pasrah jika orang lain “memerah” jerih payahnya. Seolah-olah
dia tida memiliki pilihan dan tidak kuasa untuk menolak jika seseorang berbuat
demikian pada dirinya.
Pengaruh
surah Al-Baqarah ini membuat dirinya menjadi “pelayan” yang baik bagi orang
lain, terutama keluarganya. Memberikan susu bagi anak-anaknya sekaligus
pemelihara. Faktor surah ini pula membuat seorang juz 1 merupakan pekerja
keras.
Al-Qur’an
mushaf Utsmani format 18 baris memiliki karakteristik yang khusus. Dimana
jumlah halaman dari juz 2 sampai juz 29 adalah sama, yaitu 16 halaman. Namun,
ada dua juz yang jumlah halamannya berbeda, yakni juz 1 dan juz 30.
Juz
1 jumlah halamannya 14 sedangkan juz 30 memiliki 21 halaman. Perbedaan jumlah
halaman ini juga bisa menggambarkan karakter dari juz yang bersangkutan. Karena
halamannya kurang, membuat orang dengan juz 1 selalu saja ada merasa ada
sesuatu yang kurang pada dirinya atau bisa menjadi orang yang kurang percaya
diri.
Disisi
lain, ia bisa menjadi seseorang yang tidak akan pernah puas dengan apa yang
sudah dicapai. Sebaliknya juz 30, kadang terlalu over confident, sehingga
sepertinya dia menguasai semua hal. Atau dengan kata lain, dia merasa memiliki
kelebihan dibandingkan dengan orang lain.
Jika
surah Al-Baqarah nya yang mendominasi pada diri orang berjuz 1, dia bisa
menjadi orang yang akan selalu minta untuk dilayani. Kurang inisiatif dan mudah
sekali dipengaruhi, baik keadaan maupun orang lain.
Surah
Al-Fatihah artinya pembukaan. Bisa juga diartikan pendobrak dan pioneer.
Pengaruh surah ini membuat dia memiliki bakat untuk melakukan terobosan
atau membuka jalan. Membuka ruang untuk masuknya hal baru. Sehingga ia bisa
menjadi orang yang dinamis karena menyukai sesuatu hal baru, ia cenderung cepat
bosan terhadap kondisi yang monoton.
Selain
itu, pengaruh jumlah ayat pada Al-Fatihah juga memberikan gambaran tentang juz
1. jumlah ayat Al-Fatihah adalah ayat 7 ayat. Bila kita korelasikan angka 7
dengan surah Al-Qur’an, maka surah ke-7 adalah Al-A’raaf (tempat tertinggi).
Dari sisi negatif, pengaruh surah ini bisa membuat seseorang juz 1 seringkali
memnadnag remeh orang lain. Dia ingin selalu dianggap”penting”. Terkadang
pengaruh surah ini membuat orang berjuz 1 terkesan sombong atau tinggi hati.
Data
untuk mengetahui karakter seseorang berdasarkan juz salah satunya adalah tanda
‘Ain. Sangat disayangkan, ada sebagian cetak Al-Qur’an yang menghilangkan angka
pada tanda ‘ain tersebut. Padahal, angka tersebut akan mempermudah kita
mendapatkan informasi. Baik yang berkaitan dengan karakter seseorang
berdasarkan juznya maupun informasi lain. Sekarang kita akan menganalisis
karakter juz berdasarkan ‘ain.
‘Ain
1 berarti kepala/otak. Hal ini punya makna, dengan kekuatan “otak”, seseorang
dapat menemukan suatu bentuk “kreativitas”. Ia dapat mendobrak kebuntuan,
memiliki banyak akal dan ide brilian. Apabila kita amati tanda ‘ain pada
pinggir halaman pertama juz 1, terdapat angka-angka sebagai berikut:
1.
Angka 1 (angka di atas ‘ain merupakan ‘ain surah)
2.
Angka 7 (angka di tengah ‘ain merupakan jumlah ayat dalam 1 ‘ain)
3.
Angka 1 (angka di bawah a’in adalah ‘ain juz)
Dengan
bantuan arti angka ini akan mempermudah membaca karakter. ‘Ain 1 adalah otak,
angka 7 artinya input dan output. Angka 1 diatas pelaksanaannya atau hasil,
karena angka 1 di atas merupakan ‘ain surah. Makna dari ketiga angka itu adalah
orang juz 1 dapat berpikir optimal jka banyak mendapat masukan. Namun dalam
pelaksanaannya, ide atau masukan itu hanya lewat begitu saja. Dia cenderung
menggunakan idenya sendiri.
Seperti
cara kerja paru-paru, oksigen yang dibutuhkan sangat sedikit. Tarikan napas
demi senapas. Ia hanya mengambil sedikit sekali ide-ide orang lain. Tap dia
akan sama sekali tidak bisa berpikir jika tidak ada masukan. Ibarat paru-paru
dan otak, tanpa oksigen ta bisa bekerja.
Secara
fisik, kelemahan juz 1 adalah kepala. Karakter komplit orang juz 1, bisa dengan
melihat ‘ain-‘ain selanjutnya. Tentunya, dengan melihat simbol yang ada din
mengartikannya seperti di aataas. Jika pembaca yang budiman memiliki anak juz
1, sebaiknya dididik atau dikondsikan memiliki kegemaran berpikir. Harapannya,
ia benar-benar dapat memfungsikan kekuatan otak sejak dini. Pada prnsipnya, ia
dapat memasuki bidang apa pun, asalkan ia mendapatkan”pelayanan” secara
proporsional sejak kecil.
Anak
juz 1 dapat mengaktualisasikan diri secara optimal dengan dukungan “pelayanan”
penuh pengertian dari pihak lain, atau orang lain di sekelilingnya. Karier dan
pekerjaan yang sesuai bagi orang juz 1 adalah konseptor, ketentaraan, dan
analisi. ‘Ain juznya adalah 5 dan jumlah ayatnya 7. angka 5 berarti Tangan atau
Penanganan. Angka 7 berarti paru-paru atau input dan output.
Inilah
salah satu kelebihan orang juz 1. dia begitu hati-hati dalam menangani suatu
permasalahan. Menganalisis dan menerapkan hasil analisisnya adalah suatu
keharusan baginya. Dalam berdagang, dia akan benar-benar memperhitungkan untung
ruginya walaupun itu satu sen. Dia juga seorang yang tidak mau berspekulasi.
Karakter
Berdasarkan Halaman
Taktis
Jumlah
ayat dari halaman 1 sampai 6 pada juz 1 yaitu 43 ayat. Kalau kita koncersikan
angka 43 dalam urutan surah Al-Qur’an maka kita akan mendapatkan surah
Az-Zukhruf, artinya barang-brang perhiasan.
Cara
menghadapi orang yang membawa karakter juz 1 menurut data di atas, efektif jika
melalui pendekatan “pemaparan hasil”. Maknanya, bila kita menawarkan kepadanya
sebuah pekerjaan, maka yang harus kita utarakan terlebih dahulu adalah
kompensasi dan hasil yang akan dicapai. Umumnya, perhiasan tidak terbentuk
begitu saja melainkan ada sebuah proses. Dengan kata lain, tipikal juz ini
kurang menyukai sesuatu yang sifatnya instan. Dia akan bangga pada dirinya jika
dia mendpatkan sesuatu dari hasil upayanya.
Dia
akan menjadi seseorang yang “matang” jika dia ditempa dalam kehidupan yang
keras dan tidak dimanjakan. Sebagaimana sebuah perhiasan itu terbentuk.
Negatif
dan Positif
Total
ayat yang terdapat pada halaman 7 sampai 13 berjumlah 72 ayat. Angka 72 yang
kita rujuk dalam urutan surah AL-Quran, yaitu Al-Jin. Maknanya, orang
yang membawa karakter juz 1 mudah percaya terhadap sesuatu sekalipun tanpa
bukti. Secara metafisis, ia mempunyai kelebihan pada kepekaan spiritual. Tak
jarang, orang yang berjuz 1 dapat melihat sesuatu yang tak kasat mata.
Dalam
kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak, keberadaan jin disekeliling kita
banyak sekali jin. Begitu bila kita rujuk pada karakter juz 1, seringkali
keberadaan atau hasil yang telah dicapainya tidak dilihat orang lain.
Jalan
Keluar
Dua
puluh dua ayat merupakan jumlah yat dari halaman 14 dan 15 pada juz 1.
Jika 22 substitusikan menjadi urutan surah Al-Qur’an maka kita akan
mendapatkan surah Al-Hajj. Hal ini menunjukkan orang yang berjuz 1
prefeksionis. Dalam pandangannya, segala sesuatu harus tampak sempurna, padahal
tidak ada yang sempurna di dunia ini. Dalam menjalankan sebuah rutinitas atau
pekerjaan, ia pantang berhenti atau istirahat sebelum selesai atau sempurna.
Dasar
Pada
halaman terakhir juz 1, ayatnya berjumlah 11. Surah ke-11 yaitu Hud. Hud
merupakan simbolisasi dari tanah. Pada dasarnya, orang yang berjuz 1 susah
melakukan verifikasi terhadap lingkungannya. Terkadang, ia juga agak susah
membedakan mana yang baik dan tidak untuk dirinya sendiri. Hal itu sebagaimana
sifat tanah yang akan menerima apa saja yang jatuh di tanah.
sY
�n `9�?4 dari Ar-Rahman adalah kasih-sayang. Dengan kata lain, dia pandai menebar kasih sayang dan bisa bersikap sangat romantis. Namun, sikap dan asih sayang diberikan kadang kala sering disalah artikan dan tentu hal itu akan menimbulkan permasalahan baru baginya.
�n `9�?4 dari Ar-Rahman adalah kasih-sayang. Dengan kata lain, dia pandai menebar kasih sayang dan bisa bersikap sangat romantis. Namun, sikap dan asih sayang diberikan kadang kala sering disalah artikan dan tentu hal itu akan menimbulkan permasalahan baru baginya.
Jalan
Keluar
Jumlah
ayat terkandung di halaman 14 dan 15 berjumlah 12 ayat. Surah AL-Qur’an yang ke
12 adalah surah Yusuf (Nabi Yusuf), yang berarti ia akan selalu mengambil jalan
tengah dalam memecahkan masalah sehingga dicapai “win-win solution”. Selain itu
juga ia pandai berpolitik dan trik-trik cerdas dalam mencari solusi. Nabi Yusuf
merupakan simbolisasi dari udara. Untuk bisa keluar dari permasalahan yang ia
hadapi, ia harus bisa membentuk dirinya seperti keadaan yang berpengaruh saat
itu.
Dasar
Halaman
16 berjumlah 6 ayat. Surah yang ke-6 adalah Al-An’am (binatang ternak), artinya
pada dasarnya orang yang berjuz 4 tidak bisa mandiri, ia akan selalu tergantung
pada orang lain dan cenderung memerlukan pendamping atau teman walaupun untuk
sekadar mendengar curhatnya. Inipun sama dengan yang sudah kita terangkan atas.
� � tl`9�?4si-language:EN-CA’>
manusia, juga terdapat sendi-sendi, atau mekanisme yang menghubungkan antara
satu organ tubuh dengan organ lainnya. Penghubung setiap organ tubuh yang kemudian
mencirikan suatu bentuk sistem, tidak lain syaraf. Karena itu, jika salah satu
anggota tubuh mengalami sakit, maka anggota yang lain dapat merasa sakit,
penghubungnya syaraf. Syaraf itu mekanisme rasional berjalannya sistem tubuh.
3.
Kelemahan dan Kelebihan
Seorang
juz 6 pada umumnya juga memiliki kelemahan pada bagian syaraf dan atau bagian
sendi (persendian). Kelemahan lain terletak pada bagian tangan atau penanganan.
Apabila ia sedang terganggu titik 1 (perasaan), maka ada kecenderungan ia malas
untuk melakukan pekerjaan. Tetapi, apabila bagian tangan menjadi kelebihan,
maka cenderung perfeksionis, rapi dan mampu menangani banyak masalah. Kelemahan
lain terletak pada bagian lengan kanan sebelah kiri. Apabila ini terjadi, maka
ia akan merasakan pegalpegal yang sifatnya laten pada bagian tersebut.
Karena
abjad ke-6 ( ) berarti hukum, atau kausalitas maka seorang anak juz 6 sebaiknya
sejak kecil dikondisikan untuk mendalami ilmu hukum, atau ilmu-ilmu
fisika-kimiawi. Apabila ia mendalami ilmu hukum sosial, maka ia mampu berpikir
secara konsisten, legalistik dan rasional. Apabila ia mendalami ilmu alam, maka
ia memiliki kecakapan untuk berpikir rasional dan logis dalam kerangka
sebab-akibat (kausalitas).
Tetapi
kelemahannya, suatu saat ia sama sekali tidak dapat berpikir, ketika ia sedang
tidak ”mood”. Karena tanda ’ain pada juz ini hanya pas-pasan, yaitu sebanyak
14, maka ia seorang yang hanya memiliki 13 titik anatomis (fisis) plus jiwa
(titik ke-14). Artinya, ia tidak memiliki kelebihan ’ain, atau alternatif
pemikiran. Karena itu, betapapun ia seorang pemikir yang canggih dalam
merangkai berbagai masalah, tetapi ketergantungannya terhadap orang lain juga
tinggi. Ia butuh kelebihan tanda ’ain yang dimiliki orang lain.
4.
Keilmuan
Apabila
angka 6 dihubungkan dengan nama surat, maka surat ke- 6 al-An’am (binatang
ternak). Surat ini dapat dipakai untuk menganalisis kecenderungan anak kecil
pada usia 6 tahun. Pada usia ini seorang anak telah memasuki usia rawan. Surat
tersebut merupakan simbol dari kepekaan perasaan atau naluri. Pada usia 6
tahun, seorang anak kecil memiliki sorot mata yang tajam dan terkadang penuh
kecurigaan. Pada usia ini, daya cerna pada otak anak kecil sudah bekerja lebih
teratur. Namun pada usia ini seorang anak kecil tengah menampakkan kelemahan
jasmani pada bagian THT dan perut.
Dari
uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa anak pada usia memasuki tahun
ke-6, memiliki perkembangan jasmani yang pesat dan sifatnya sulit dikendalikan
serta penuh rasa curiga. Maka tugas seorang an-Nissa (ibu) memberikan hidangan
(al-Maidah) yang terbaik bagi anak-anaknya. Hidangan yang dimaksud di sini
bukan hanya yang bersifat material, melainkan hidangan yang nonmaterial seperti
ucapan, tingkah laku orang tua dan orang di sekitarnya.
Pada
usia ini, segala ucapan, tingkah laku orang tua dan orang di sekelilingnya akan
menjadi objek pengamatan bagi si anak, dan kemudian akan ditirukan. Selain itu
pada usia 6 tahun juga mempunyai image dan hasrat yang tinggi, sehingga apa
yang dilihat nya akan selalu disampaikan atau pun ditanyakan pada orang lain
Posted
in Uncategorized | 1 Comment »
Follow “Juz 1 - 30”
Get
every new post delivered to your Inbox.
Saya termasuk orang yang berkarakter Juz 13..Kenapa pada tulisan ini tidak dimuat atau kosong; saya sangat memerlukannya
BalasHapusiya,,mas Bro...juz 13 nya ga ada ? knp..?
BalasHapus