Segala puji bagi Allah Yang Tinggi:
“Yang menciptakan dan menyempurnakan
(penciptaan-Nya). dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi
petunjuk, dan yang menumbuhkan rumput-rumputan, lalu dijadikan-Nya rumput-rumput
itu kering kehitam-hitaman”. QS.
Al-A’la: 2-5.
“Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di
langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di
bawah tanah. Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia
mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi”. QS. Thaha: 6-7.
Aku memuja Allah Yang Maha Suci, Raja Yang
Maha Benar dan Nyata, Yang bersemayam di atas Arasy dan memiliki kerajaan.
Rahmat dan ilmuNya meliputi segala sesuatu. Dan kepadaNya-lah orang-orang yang
berakal dan berilmu memanjatkan segala btnuk pujian. Aku bersaksi bahwa tiada
tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah, yang tiada
sekutu bagiNya, Yang Maha Mengetahui perkara-perkara yang rahasia dan
tersembunyi.
“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga
orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima
orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara
(jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama
mereka di mana pun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka
pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu. QS. Al-Mujadilah: 7
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba
dan RasulNya, yang menyeru kepada ketaqwaan. Beliau adalah orang yang paling
mengenal tuhannya, paling baik dalam beribadah dan taat pada perintah Tuhannya,
itulah jalan petunjuk yang diberikan kepadanya. Tidak ada jalan kebikan kecuali
dia menunjukkan umatnya pada jalan tersebut dan tidak ada jalan keburukan
kecuali beliau memperingatkan umatnya agar mereka tidak tenggelam padanya. Maka
sangat pantas jika taat kepada Rasulullah disejajarkan dengan taat kepada
Allah, sebagaimana disebutkan di dalam firman Allah:
“Barang siapa yang menaati Rasul itu,
sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari
ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka”.
QS. Al-Nisa’: 80.
Ya Allah!, curahkanlah shalawat dan salam
kepada hambaMu dan RasulMu, Muhamad dan kepada keluarga serta seluruh para
shahabatnya, sebagai mercusuar dalam bidang ilmu dan petujnjuk, menara keadilan
dan ketaqwaan, mereka adalah shahabat terbaik yang membenarkan Rasulullah,
mengikuti sunnah beliau dan menjalankan ajaran beliau baik perintah beliau,
atau perbuatan dan amal beliau. Allah Yang Maha Tinggi memuji mereka di dalam
firmanNya:
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan
orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir,
tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari
karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari
bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka
dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya;
tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak
menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin).
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” QS. Al-Fath: 29.
Amma Ba’du
Wahai sekalian manusia bertqwalah kepada
Allah dengan sebenar-benar taqwa, dan sadarilah pengawasan Allah dengan
kesadaran sebenar-benarnya, kesadaran orang yang memang mendengar dan melihat
peringatan. Disebutkan di dalam hadits riwayat Abdullah bin Umar semoga Allah
meredhai keduanya:
bahwa seorang lelakai yang berwibawa dan tanang masuk
kepada Rasulullah shallallau alaihi wa sallam pada saat kami sedang duduk-duduk
di sisinya lalu lelaki tersebut bertanya kepadanya: “Wahai Muhammad apakah iman itu?. Rasulullah shallallau
alaihi wa sallam menjawab: Iman adalah
engkau beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, para rasul dan hari akhir
dan beriman kepada qodar Allah, yang baik dan yang buruk”. Orang
tersebut berkata: Engkau benar.
Kamipun terheran-heran dengan pertanyaan dan pembenaran yang diucapkannya.
Kemudian dia bertanya kembali: Apakah
yang dimasud dengan ihasan?. Beliau menjawab: Engkau menyembah Allah sakan-akan dirimu melihatNya dan jika engkau tidak
melihatNya maka sungguh Dia telah melihatmu. Sang penanya berkata
kembali: Engkau benar, maka
kamipun semakin terheran-heran dengan pertanyaannya dan pembenarannya.
Kemudian dia bertanya kembali: Wahai Muhammad kapankah kiamat itu terjadi? Rasulullah shallallau
alaihi wa sallam menjawab: Tidaklah
orang yang ditanya lebih megetahui dari orang yang ditanya. Kemudian
lelaki tersebut pergi, lalu Rasulullah shallallau alaihi wa sallam bertanya
kepada kami: Apakah kalian mengetahui
siapakah yang datang tadi?. Kami menjawab: Allah dan RasulNya yang lebih mengetahuinya. Rasulullah shallallau
alaihi wa sallam Menjawab: Ini adalah
Jibril dia datang guna mengajarkan kepada kalian tentang perkara agama kalian”. HR. Muslim.
Renungkanlah hadits ini dan hadits-hadits
yang lainnya dan ketahuilah bahwa terlalu lama kalian telah berpaling dari
berita besar baik karena merasa berat dan atau karena kebodohan dan sibuk
dengan harta dunia yang rendah, sehingga kalian justru lebih mememntingkan
perkara yang memalingkan kalian dari jalan yang lurus dan jalan petunjuk.
Dahulu, para salafus shaleh menyembah Allah
sekan-akan mereka melihatNya, namun jika mereka tidak meilhatNya maka mereka
tetap ikhlas dalam beribadah, bersyukur terhadap nikmat-nikmatNya, takut
kepadaNya sebab Allah senantiasa melihat mereka.
Sesungguhnya perumpamaan keimanan di dalam
sanubari seorang muslim sama seperti pohon yang baik, menghasilkan buah yang
baik, dan amal shaleh adalah buah dari keimanan, yang akar-akarnya telah tumbuh
di dalam qalbu para salafus saleh dan tumbuh subur di dalam hati setiap orang
yang beriman setelah mereka, sehingga dengannya mereka disifati dengan sifat
keberuntungan yang paling tinggi, seperti yang disebutkan di dalam firman
Allah:
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang
yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya, dan orang-orang
yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan
orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka
sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang
di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan
orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan
orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan
mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.
QS. Al-Mu’minun: 1-11.
Allah Subahnahu Wa Ta’ala menyebutkan pada
pembukaan amal saleh mereka bahwa mereka khusyu’ di dalam shalat mereka.
Khsyu’an mereka bersemayam di dalam hati mereka dan tercermin di dalam amal
mereka. Mereka menundukkan pandangan mereka, menjaga lisan mereka dari perkataan
yang sia-sia, menunaikan hak Allah pada harta mereka, menjaga kemaluan mereka,
menepati janji-janji mereka dan menunaikan amanah mereka. Mereka meyakini bahwa
shalat adalah tiang agama, Yang membedakan mereka dengan yang selain mereka
adalah penyebutan awal tentang mereka dengan kata sifat, yaitu khusyu’ dalam
shalat, lalu menyebut sifat mereka dengan keteguhan menjealankan shalat,
bersabar atasnya, menunaikan shalat tepat pada waktunya, secara berurtan tanpa
terputus-putus, maka dengannya mereka berhak mendapat surga Firdaus, di mana
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Sungguh benar Rasulullah shallallau alaihi wa
sallam di dalam sebuah sabdanya ketika beliau melihat seorang lelaki yang
sedang mempermainkan jenggotanya saat shalat: Seandainya hatinya khusyu’ dalam shalat maka anggota badannyapun juga
ikut khusyu’”. HR. Al-Hakim dan Al-Turmudzi.
Dan sabda Rasulullah shallallau alaihi wa
sallam: Bagaimanakah pendapat
kalian jika sebuah sungai mengalir di depan pintu salah seorang dari kalian dan
dia mandi padanya lima kali sehari apakah ada dari dakinya yang tersisa.
Para shahabat menjawab: Tidak
wahai Rasulullah, tidak akan tersisa sedikitpun dari dakinya pada badannya.
Lalu Rasulullah shallallau alaihi wa sallam bersabda: Demikianlah dengan shalat yang lima waktu Allah menghapuskan dosa dan
kesalahan dengannya”. Muttafaq Alaihi.
Bertaqwalah wahai para hamba Allah dan
ikutilah jejak orang-orang shaleh, arahkanlah segala upaya untuk taat kepada
Allah, maka dengannya kalian akan menjadi orang beriman yang beruntung dengan
mendapat surga na’im dan ingatlah hari di mana setiap makhluk menghadap Allah
dan setiap mereka mendapatkan balasan masing-masing, dan janganalah kalian
menjadi orang yang berpaling dari mengingat Allah dan tidak menghendaki kecuali
kehidpan dunia, bahkan kalian harus menjadi seperti orang yang difirmankan oleh
Allah Subahnahu Wa Ta’ala:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal-amal saleh dan merendahkan diri kepada Tuhan mereka, mereka
itu adalah penghuni-penghuni surga mereka kekal di dalamnya.”. QS. Hud: 23.
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu
dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat
menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit
pun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali
kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan
kamu dalam (menaati) Allah. Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah
pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan
mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat
mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang
pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal”. QS. Luqman: 33-34.
Semoga Allah memberikan keberkahannya bagiku
dan bagi kalian semua di dalam Al-Qur’an yang mulia, dan Allah memberikan
manfaat bagiku dan bagi kalian dengan ayat-ayat Allah Yang Maha Bijaksana
yang tertera di dalamnya. Hanya inilah yang bisa aku katakan dan aku memohon
ampunan bagi diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah
yang Maha Mulia dari segala dosa. Mohonlah ampun kepadaNya dan bertaubatlah
kepada Allah, sebab Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha Penyayang.
Khutbah Kedua
Segala puji bagi Allah Yang Maha Tinggi, yang
telah menciptakan dan menyempurnakan ciptaanNya, Yang telah menentukan dan
memberikan petunjuk, aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain
Allah semata yang tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan utusanNya, semoga Allah mencurahkan shalawat dan kesejahteraan yang
besar kepada beliau dan kepada para shabat dan pengkut beliau yang kembali
memnundukkan diri di hadapan Allah dan berseserah diri dengan sebenarnya.
Amma Ba’du:
Wahai para hamba Allah, bertaqwalah kalian
kepada Allah dan ketahuilah bahwa karena keimanan adalah dasar setiap kebaikan
dan keberuntungan di dunia dan akherat, dan orang yang kehilangan iman akan
kehilangan segala kebaikan dalam agama dan dunia serta akherat, karenanya Allah
sering menyebutnya di dalam Al-Qur’an baik dalam bentuk perintah untuk
menjaganya atau melarang perkara yang menjadi lawannya, anjuran dan penjelasan
tentang sifat-sifat orang yang beriman dan balasan mereka baik di dunia atau
akherat.
Allah mensifati orang-orang yang beriman di
dalam kitabNya dengan prilaku mereka yang membenarkan dan tunduk kepada aqidah
yang menjadi landasan agama ini, mencintai apa yang dicintai dan diredhai Allah
dan mengamalkan perintah Allah, serta menjauhi dan waspada terhadap segala
perkara yang dimurkai oleh Allah dengan kembali dan taubat kepadaNya dalam
segala keadaan. Dan keimanan mereka membuahkan hasil yang baik dalam amal dan
akhlak mereka.
Allah mensifati orang-orang yang beriman
dengan sikap mereka yang taat, mendengar perintah dan tunduk baik secara lahir
dan batin terhadap perintah Allah dan RasulNya. Allah mensifati mereka bahwa
badan mereka mereka gemetar, mata-mata mereka menumpahkan air mata, hati mereka
luluh dan tenang saat mendengar ayat-ayat Allah dan mengingat Allah, dan mereka
takut kepada Allah dalam keadaan rahasia dan terang-terangan, serta mereka
dikaruniakan nikmat sementara hati mereka takut dan mereka kembali kepada Tuhan
mereka.
Allah mensifati mereka dengan sifat khusyu’
dalam segala kondisi mereka dan di dalam shalat secara khusus, mereka memalingkan
diri mereka dari perbuatan sia-sia, menunaikan zakat, menjaga kemaluan mereka
kecuali atas istri-istri mereka atau budak-budak milik mereka serta mereka
menjaga amanah dan perjanjian mereka.
Allah menyifati mereka dengan sifat di mana
mereka berjalan di muka bumi dengan tenang, apabila orang-orang bodoh
mencomooh, maka mereka menjawabnya dengan kata-kata yang baik, mereka melalui
malam-malam mereka dengan sujud dan berdiri dalam ibadah, mereka moderat,
bersikap pertengahan dalam segala keadaan hidup mereka, dalam urusan
membelanjakan harta mereka tidak boros, dan tidak pula pelit namun di
antara keduanya, dan mereka tidak mempersekutukan Allah, tidak membunuh jiwa
kecuali dengan hak, tidak berzina, tidak bersaksi bohong, dan apabila melewati
kumpulan yang sia-sia maka mereka melewatinya dengan sikap mulia, dan apabila
mereka diingatkan dengan ayat-ayat Allah maka tidak tesungkur dengan tuli dan
buta namun mereka tunduk tersungkur bersujud dan menangis, mereka disifat
dengan iman yang sempurna yang tidak ada keraguan padanya, berjihad dengan
harta dan jiwa mereka di jalan Allah, dan Allah juga mensifati mereka dengan
ikhlas kepada Allah dalam segala perkara yang mereka kerjakan dan tinggalkan.
Inilah sifat-sifat orang beriman yang mulia,
sifat orang beriman yang sebenarnya, yang akan selamat dari segala sebab-sebab
siksa dan berhak mendapat pahala yang baik, memperoleh setiap kebaikan sebagai
balasan keimanan.
Inilah yang bisa aku sampaikan, ucapkanlah
shalawat dan salam kepada Rasul yang membawa peringatan berita gembira,
sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah di dalam firmanNya:
“Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah
kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. QS. Al-Ahzab: 56
Oleh: Muhammad bin
Abdullah bin Mu’aidzir
- See more at:
http://indonesian.iloveallaah.com/sifat-orang-orang-yang-beriman/#sthash.jle6AIgO.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar