Tanah Suci itu dua tempat yaitu Madinah Munawwarah dan Makkah Mukarramah yang disebut dengan Haramain. Baik jamaah yang datang terlebih dahulu datang ke Madinah (yang biasa disebut dengan jamaah gelombang satu untuk haji reguler) maupun yang langsung mendarat di Jeddah lalu ke Makkah untuk beribadah umrah, maka setibanya di kedua tempat suci tersebut tidak ada doa atau tatacara khusus yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Tuntunan yang ada adalah doa-doa yang baik dalam memuliakan dan menghormati dua kota Nabi tersebut. Madinah adalah kota Nabi Muhammad SAW sedangkan Makkah adalah Kota Nabi Ibrahim As.
Madinah adalah tempat hijrah Nabi lalu mengembangkan da’wah dan menata masyarakat. Kota yang kaya dengan suri tauladan Nabi dan para shahabat. Madinah disebut oleh Nabi sebagai kota yang aman “Innahaa haraamun aaminun, innahaa haraamun aaminun!”. Di Madinah dianjurkan untuk memperbanyak shalawat dan salam kepada Nabi. Meskipun tentu saja ditempat manapun kita harus bershalawat dan salam kepada Beliau SAW.
Bukankah Allah SWT memerintahkan kita melalui firman-Nya,
“Sesungguhnya Allah
dan para Malaikat-Nya bershalawat atas Nabi, maka wahai orang-orang yang beriman
bershalawatlah kalian kepadanya dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”
(QS Al Ahzab 56).
Setiba di Makkah, baik jamaah yang langsung dari Tanah Air maupun yang dari Madinah, segera melaksanakan kegiatan ibadah umrah untuk yang berhaji tamatuu’. Kedatangan di tanah suci Makkah adalah melanjutkan prosesi umroh yang diawali dengan melafazkan niat di miqat dan bertalbiyah sepanjang perjalanan. Tidak ada do’a khusus dari Nabi ketika kita menginjakkan kaki di Makkah ini.
Akan tetapi doa masyhur ini nampaknya bagus saja untuk dibaca atau diresapi maknanya “Ya Allah inilah kota keharaman-Mu dan tempat keamanan-MU, maka haramkanlah daging, darah, rambut, dan kulitku dari sentuhan api neraka. Amankanlah aku dari siksa-Mu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu. Jadikanlah aku wali-Mu dan ahli thaat kepada-Mu”.
Makkah adalah kota yang diberkahi Allah, beribadah di Masjidil Haram mendapat pahala yang sangat besar oleh karena itu keberadaan kita di Tanah Suci ini tentu tidak disia-siakan. Inilah kota yang didoa’akan secara khusus oleh Nabi Ibrahim, hampir seluruh rangkaian manasik bersumber pada manasik Nabi Ibrahim “wa arina manaasikana” (Ya Allah tunjukilah manasik kami). Menghayati kehidupan Nabi Ibrahim As dan keluarganya adalah modal besar untuk meningkatkan kekhusyuan dan keberhasilan ibadah selama berada di Makkah Mukarramah.
Menginjakkan kaki adalah memulai menapaktilasi. Napak tilas kehidupan dua Nabi yang mulia yang mewarisi dua kota suci Makkah dan Madinah. Muliakan dan jaga batas-batas kesuciannya selama menginjakkan kaki di dua tempat mulia ini.
Ingatlah doa Nabi Muhammad SAW di daerah yang kini jadi Masjid Suqya di wilayah Ambariyah Madinah:
“Ya Allah sesungguhnya Ibrahim kekasih dan hamba-Mu untuk penduduk Makkah. Dan saya Muhammad hamba dan Rasul-Mu berdo’a kepada-Mu untuk penduduk Madinah sebagaimana Ibrahim berdo’a untuk penduduk Makkah. Kami memohon agar Engkau memberkati makanan, tanaman, dan buah-buahan mereka. Ya Allah berikanlah kami kecintaan kepada Madinah seperti Engkau berikan kecintaan kami kepada Makkah, dan jauhkanlah wabah penyakit darinya. Ya Allah sesungguhnya aku telah sucikan antara kedua batasnya sebagaimana Engkau sucikan tanah suci dengan lisan Ibrahim” (HR Ahmad).
Ustaz HM Rizal Fadillah
Setiba di Makkah, baik jamaah yang langsung dari Tanah Air maupun yang dari Madinah, segera melaksanakan kegiatan ibadah umrah untuk yang berhaji tamatuu’. Kedatangan di tanah suci Makkah adalah melanjutkan prosesi umroh yang diawali dengan melafazkan niat di miqat dan bertalbiyah sepanjang perjalanan. Tidak ada do’a khusus dari Nabi ketika kita menginjakkan kaki di Makkah ini.
Akan tetapi doa masyhur ini nampaknya bagus saja untuk dibaca atau diresapi maknanya “Ya Allah inilah kota keharaman-Mu dan tempat keamanan-MU, maka haramkanlah daging, darah, rambut, dan kulitku dari sentuhan api neraka. Amankanlah aku dari siksa-Mu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu. Jadikanlah aku wali-Mu dan ahli thaat kepada-Mu”.
Makkah adalah kota yang diberkahi Allah, beribadah di Masjidil Haram mendapat pahala yang sangat besar oleh karena itu keberadaan kita di Tanah Suci ini tentu tidak disia-siakan. Inilah kota yang didoa’akan secara khusus oleh Nabi Ibrahim, hampir seluruh rangkaian manasik bersumber pada manasik Nabi Ibrahim “wa arina manaasikana” (Ya Allah tunjukilah manasik kami). Menghayati kehidupan Nabi Ibrahim As dan keluarganya adalah modal besar untuk meningkatkan kekhusyuan dan keberhasilan ibadah selama berada di Makkah Mukarramah.
Menginjakkan kaki adalah memulai menapaktilasi. Napak tilas kehidupan dua Nabi yang mulia yang mewarisi dua kota suci Makkah dan Madinah. Muliakan dan jaga batas-batas kesuciannya selama menginjakkan kaki di dua tempat mulia ini.
Ingatlah doa Nabi Muhammad SAW di daerah yang kini jadi Masjid Suqya di wilayah Ambariyah Madinah:
“Ya Allah sesungguhnya Ibrahim kekasih dan hamba-Mu untuk penduduk Makkah. Dan saya Muhammad hamba dan Rasul-Mu berdo’a kepada-Mu untuk penduduk Madinah sebagaimana Ibrahim berdo’a untuk penduduk Makkah. Kami memohon agar Engkau memberkati makanan, tanaman, dan buah-buahan mereka. Ya Allah berikanlah kami kecintaan kepada Madinah seperti Engkau berikan kecintaan kami kepada Makkah, dan jauhkanlah wabah penyakit darinya. Ya Allah sesungguhnya aku telah sucikan antara kedua batasnya sebagaimana Engkau sucikan tanah suci dengan lisan Ibrahim” (HR Ahmad).
Ustaz HM Rizal Fadillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar