Orang
yang belajar pendidikan agama kadang ia masuk ke dalam perkara yang tidak ada
manfaatnya tanpa ia sadari. Dan lebih parah lagi apabila ia masuk ke dalam
sebuah perkara yang merupakan makar dari syaithan. Dan di masa ini banyak
sekali terjadi di antara para penuntut ilmu, dan ini diingatkan oleh para ulama
kita di masa ini.
Makna-makna ini kita dengarkan dari Syaikhuna Muqbil rahimahullâh, Syaikhuna
Shalih Al Fauzanhafizhahullâh, Syaikhuna Mufti Saudi Arabia sekarang
ini, ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh hafizhahullâh, Syaikhuna Rabi’ bin
Hadi Al Madkhali hafizhahullâh, Syaikhuna Syaikh ‘Ubaid Al Jabiri hafizhahullâh,Syaikhuna
Syaikh Ahmad bin Yahya An Najmi rahimahullâh; Syaikh Zaid bin
Muhammad bin Hadi Al Madkhali hafizhahullâh, dan banyak lagi dari
para ulama kita di masa ini. Semuanya memperingatkan, agar penuntut ilmu di
mana pun ia berada berhati-hati dari makar syaithan yang ingin membuat
perpecahan di tengah para penuntut ilmu. Dan banyak mereka mengingatkan hadits
Rasulullahshallallâhu ‘alaihi wa alihi wasallam yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim dari hadits Jabir bin ‘Abdillah radhiyallâhu ‘anhu,
“Sesungguhnya
syaithan itu sudah berputus asa untuk membuat/menjadikan orang-orang yang
sholat di Jazirah Arab menyembahnya, akan tetapi makar yang dilakukan oleh
syaithan, ia mengadu domba di antara mereka.”
Karena itulah ikhwani fillâh, hal yang tidak ada
manfaatnya, seorang mukmin jangan masuk ke dalamnya. Hal yang ia tidak ada hak
berbicara di dalamnya, maka hendaknya ia bertaqwa kepada Allahsubhanahu wa
ta’âlâ. Sebab setiap apa yang diucapkan oleh lisan itu akan dihisab dan
dipertanggungjawabk an. Bahkan kadang sebuah ucapan, ia harus
mempertanggungjawab kannya dengan pertanggungjawaban yang sangat besar pada
hari kiamat.
Kita semua tahu bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi
wasallam bersabda dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh
Imam Al Bukhari dan Imam Muslim,
“Sesungguhnya
seorang lelaki berbicara dengan sebuah kalimat, dia tidak perjelas kalimat
tersebut (apa akibatnya?), kalimat ini menjatuhkan dia ke dalam neraka Jahannam
sejauh Timur dan Barat.”
Sejauh Timur dan Barat! Wal iyâdzu billâh.
Dan di hari-hari ini betapa banyak orang-orang yang mengucapkan
kalimat-kalimat, dia tidak menyangka bahwa kalimat ini berbahaya, tersebar
sampai ke pelosok negeri ke berbagai penjuru, menimbulkan berbagai macam
perselisihan, perpecahan, ditunggangi oleh syaithan, sehingga membuatahlul
bid’ah dan ahlul munkarot bergembira dengannya,
sedangkan dia tidak menyadarinya.
Karena itu, hendaknya setiap orang bertaqwa kepada Allah subhanahu
wa ta’âlâ. Dan ia mengingat bahwa hidup ini punya arti, punya makna. Ada
hal yang diprioritaskan, ada hal yang hendaknya kita jaga, senantiasa kita
renungi. Jangan kita masuk ke dalam sebuah perkara—yang demi Allah—kita tidak
ditanya tentang hal tersebut di alam kubur. Kita tidak akan dimintai
pertanggungjawaban pada hari Kiamat tentang hal itu. Hendaknya kita mengurus
perkara-perkara yang kita harus pertanggungjawabkan di depan Allah subhanahu
wa ta’âlâ.
(Ditranskrip
dengan penyempurnaan redaksi oleh Muhammad Syarif Abu Yahya dari rekaman dauroh
di Masjid Al Fithroh, Terban, Yogyakarta, 30 Dzulhijjah 1430 H/17 Desember
2009. File audio bisa didownload di http://tasjilat. wordpress. com/2009/
12/23/nasihat- supaya-jangan- memasuki- perkara-yang- tidak-bermanfaat
/#more-680)
Oleh: Al
Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain
http://www.mediasalaf.com/nasehat/jangan-memasuki-perkara-yang-tidak-bermanfaat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar