Dimensi
ibadah haji yang perlu dipahami tidak hanya terfokus pada ritualnya semata,
tapi juga hakikat dari seluruh ibadah yang diperintahkan Allah kepada manusia.
Rasulullah
SAW pernah bersabda, ‘’Ambillah dari aku tata cara berhaji.’‘
Hadis Nabi tersebut menegaskan bahwa segala tata cara dalam berhaji sudah memiliki perincian maknanya masing-masing. Karena itu, para jamaah haji sangat perlu memahami makna tahapantahapan ibadah haji yang dilakukannya,
Hadis Nabi tersebut menegaskan bahwa segala tata cara dalam berhaji sudah memiliki perincian maknanya masing-masing. Karena itu, para jamaah haji sangat perlu memahami makna tahapantahapan ibadah haji yang dilakukannya,
Ketika
kita memakai pakaian ihram dan meng umandangkan talbiyah, itu merupakan
cerminan komitmen kita untuk datang memenuhi panggilan Allah SWT untuk
menunaikan ibadah haji. Pakaian ihram yang sama untuk seluruh jamaah haji juga
memiliki makna bahwa kita semua sebagai umat Islam adalah sama di mata Allah,
Melaksanakan tawaf di Kabah dan berjalan
mengitari Kabah sebanyak tujuh kali, memiliki makna bahwa umat Islam merupakan
umat yang dinamis dan jujur. Tawaf yang dilaksanakan tujuh kali hanya di
pelataran Ka’bah saja mencermin kan bahwa segala pekerjaan yang dilakukan oleh
umat Islam hendaknya selalu dilaksanakan di jalan Allah dan hanya berdasarkan
petunjuk Allah SWT.
Sedangkan
berlari-lari kecil antara bukit Shafa den Marwah ketika sa’I, memiliki makna
bahwa kita tidak boleh berputus asa terhadap rahmat Allah. Sama dengan Siti
Hajar (istri Nabi Ibrahim) yang tidak berputus asa memohonkan keselamatan
anaknya dan mencarikan air untuk anaknya, Ismail yang tengah menangis kehausan.
Bagaimana
dengan tahalul?
Ritual haji tersebut pun mengandung makna yang sangat dalam. Mencukur
rambut merupakan bukti syukur kita dan kepatuhan kita terhadap perintah Allah
SWT dengan mengorbankan sesuatu yang amat kita sayangi. Dalam hal ini,
mengorbankan hal yang kita cintai tersebut direpresentasikan oleh mencukur rambut.
Makna
melempar jumrah, yakni agar kita menjauhkan diri dari segala sifat buruk yang
biasa dimiliki setan. Segala sifat iri, dengki, sombong, dan takabur merupakan
sebagian dari sifat buruk yang terdapat dalam diri setan yang coba kita
hilangkan dengan cara melempar jumrah.
Selain
memahami makna tahapan-tahapan ibadah haji, jamaah haji agar menghindari atau
meninggalkan hal-hal yang dilarang, khususnya selama mengerjakan ibadah haji. Selama
kita berhaji, janganlah berbicara kotor, jangan bercumbu, dan jangan saling
berbantahan sesama umat Muslim. Tidak kalah pentingnya, jangan pernah
menyombongkan diri.
Karena
itulah, sebelum melaksanakan ibadah haji, para calon jamaah haji perlu
meningkatkan pemahamannya tentang Islam maupun tatacara berhaji yang
sebaik-baiknya. Lakukanlah persiapan dengan banyak membaca buku dan bertanya
kepada orang yang telah pernah menunaikan ibadah haji sebelumnya.
Ibadah
haji merupakan ibadah yang apabila mampu wajib dilaksanakan sekali seumur
hidup, maka perlu pemahaman ilmu keagamaan yang baik. Ketika kita sedang
melaksanakan rukun haji seperti tawaf, sa’i, dan melempar jumrah kita harus
memahami hakikat dari rukun yang kita laksanakan tersebut.
Haji
merupakan puncak dari seluruh perintah Allah, maka dimensi ibadah yang perlu
dipahami tidak hanya terfokus pada haji semata tapi juga hakikat dari seluruh
ibadah yang diperintahkan Allah kepada manusia. Ibadah haji tidak hanya
tergantung pada pelaksanaan rukun dan wajibnya semata tapi juga harus
dilengkapi dengan perbaikan akhlak yang semakin menuju kemuliaan,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar