Ibarat seorang yang mengambil air dari sumur yang dalam, tentu diperlukan katrol agar bisa menaikkan air dari dasar sumur ke atas permukaan sumur. Demikianlah perumpamaan doa yang dipanjatkan kepada Allah. Agar doa tersebut bisa sampai kepada-Nya, diperlukan amalan-amalan yang bisa menghantarkannya. Fungsinya sama seperti katrol dan tali yang menghantarkan air sumur menuju ke atas.
Amalan saleh diperlukan sebagai katrol yang menaikkan doa tersebut agar sampai kepada Allah. "Yang mengangkat doa itu adalah amal saleh, yaitu amal yang bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah,"
Ada cerita tiga orang yang terjebak di dalam gua. Masing-masing mereka menyebutkan amal saleh mereka. Pintu gua pun terbuka sedikit demi sedikit. Akhirnya, terbebaslah mereka bertiga dari kurungan gua yang mematikan itu.
"Jadi tiga orang itu bertawasul (menjadikan wasilah) dengan amal salehnya,"
Istighfar dapat menjadi katrol diterimanya doa.
Saat itu Sayyidina Ali RA ditanya orang dengan berbagai masalah.
Semua masalah dijawab dengan penyelesaian mengamalkan istighfar.
"Doa tidak akan terangkat jika kita banyak masalah dengan Allah, Istighfar membersihkan masalah itu,"
Selain itu melakukan amal saleh juga menjadi sarana untuk mendukung doa yang dipanjatkan. Banyak amal saleh yang bisa dilakukan diantaranya shalat hajat.
Allah memerintahkan manusia untuk memohon pertolongan dengan sabar dan shalat.
Amal saleh lain yang bisa menjadi katrol doa adalah banyak membaca Alquran dan mengkhatamkannya. Dalam Alquran surah al-Isra ayat 82, Allah SWT berfirman,
"Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”
Amalan lain yang bisa dilakukan adalah berpuasa.
Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dimana tidak ada hijab antara seseorang yang memohon sesuatu kepada Allah yaitu pemimpin yang adil, hamba yang dizalimi dan orang yang berpuasa hingga dia berbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar