Pemerintahan Indonesia mewakili sebuah
negeri Muslim taat yang menghargai Islam dan memahami serta menerapkan
nilai-nilai ajaran mulianya. Sungguh jelas bahwa kepala negara Indonesia dan
rakyatnya berbagi nilai-nilai kebaikan yang sama dan memiliki penghargaan istimewa
terhadap Islam, dan karenanya merupakan bangsa yang terpuji.
Persengketaan dan perpecahan yang
secara khusus ditujukan terhadap masyarakat yang menaati dan menghargai Islam
adalah buah dari kekacauan, teror dan rasa permusuhan yang sengaja dibuat oleh
pola pikir materialis dan Darwinis agar timbul di dalam masyarakat. Sebagaimana
yang terjadi di mana pun di dunia ini, kekuatan berpaham Darwinis, Marxis dan
ateis ini mengira bahwa mereka dapat mengadu domba saudara-saudari kita sesama
Muslim yang tulus di Indonesia agar saling baku hantam melalui perselisihan dan
tipu daya. Mereka berupaya menanamkan kemarahan dan kekerasan di antara kaum
Muslim dengan menimbulkan persengketaan yang sengaja dibuat.
Di sebuah negeri yang
dihuni oleh orang-orang saleh yang menghormati Islam, segala bentuk
pemberontakan yang sengaja dimunculkan melawan negara yang dipicu akibat
pengaruh kekuatan-kekuatan ini beserta pola pikir Darwinis, Marxis dan ateis
mereka akan melukai kedua belah pihak dan menyebabkan timbulnya peperangan yang
tidak perlu. Untuk menghindari dan menghapuskan hasutan kekuatan Darwinis,
materialis ini yang tujuannya adalah merusak persatuan dan kesatuan negara
serta memecah belah bangsa mereka melalui separatisme, dan mempertahankan agar
kedamaian, kesejahteraan dan keamanan meliputi negeri itu, masyarakat wajib
dididik untuk memerangi pola pikir Darwinisme, materialisme, Marxisme dan
Leninisme, ateisme, Zionisme ateis, Freemasonry dan imperialisme. Pendidikan
intelektual dan budaya seperti itu sama sekali tidak bisa diabaikan.
Itulah mengapa sedemikian penting untuk
mendorong rakyat Indonesia menyebarkan nilai-nilai ajaran yang baik dan
mengembangkan kegiatan-kegiatan bersifat budaya dalam rangka menghapus makar
Darwinis dan ateis terhadap negeri-negeri Muslim. Caranya bisa memanfaatkan
sarana teknologi dalam rangka menjelaskan kepada masyarakat bahwa pola pikir
Darwinis bertumpu pada landasan berpijak yang keliru dan rapuh.
Islam dan Al Qur’an dapat dijelaskan ke
lebih banyak orang, beserta seruan agar menjalankan nilai-nilai akhlak baik,
melalui penyampaian tulisan dan lisan dan dengan membuat situs-situs internet
baru. Melalui cara ini, orang semakin mampu mengokohkan rasa cinta kepada Allah
dalam hati mereka dan dengan demikian memperlakukan satu sama lain dengan rasa
kasih sayang dan tenggang rasa.
Mereka dapat dididik untuk mencegah
malapetaka akibat Darwinisme serta semua persengketaan dan keruntuhan akhlak yang
ditimbulkannya. Sekali mereka telah mengenal keindahan nilai-nilai akhlak
Islami, mereka akan lebih mencintai satu sama lain. Ketika tabiat kebohongan
Darwinisme dan materialisme diungkap dan dijelaskan kepada mereka, maka
sirnalah pembenaran akal bagi permusuhan dan perselisihan yang sengaja
dimunculkan; kekacauan dan perselisihan akan kehilangan semua maknanya dan
mulai tampak sama sekali tidak masuk akal. Persengketaan yang sengaja dibuat
pasti mustahil muncul dalam lingkungan seperti itu.
Dunia Islam memerlukan
persatuan dan kesatuan, persahabatan, kedamaian dan akhlak mulia yang
dikehendaki oleh nilai-nilai ajaran Islam. Dengan mewujudkan hal ini melalui
kegiatan intelektual dan budaya, masyarakat Indonesia dapat memimpin gerakan
penting ini dan menjadi teladan sangat baik bagi dunia selebihnya.
http://id.harunyahya.com/id/works/9718
Tidak ada komentar:
Posting Komentar