Tiga Sisi Tampilan Dajjal*)
Oleh:
Pizaro
Dinukil
dari buku “Dajjal the AntiChrist” karangan Syekh Ahmad Thomson
Dajjal
memiliki tiga sisi. Dajjal sebagai oknum. Dajjal sebagai gejala sosial budaya
global. Dajjal sebagai kekuatan gaib[1].
Meskipun kata “Dajjal” – dari bahasa Arab artinya “menipu”, “mencurangi” atau
“melumuri”- tidak tercantum dalam Qur’an, namun Dajjal dirinci dengan jelas
dalam semua kitab-kitab hadits[2]
utama, termasuk dalam kitab hadits-hadits shahih yang masyhur dari Imam
al-Bukhari dan Imam Muslim (terutama pada bab-bab mengenai saat-saat menjelang
kiamat), juga di dalam kitab-kitab hadits lain seperti Mishkat al-Masabih, Riyadush Shalihin dan
al-Muwwatha’ dari
Imam Malik :
Abdullah
bin ‘Umar ra[3]
mengabarkan:
Nabi
Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam[4]
berdiri dan berkata pada umatnya, setelah memuji Allah yang Maha Agung dan Maha
Terpuji, beliau bersabda mengenai Dajjal, ‘Aku memperingatkan kalian dari dia,
tak seorang nabi pun yang tidak memperingatkan umatnya dari dia – bahkan Nabi
Nuh telah memperingatkan umatnya dari dia. Tapi aku akan mengabarkan sesuatu
yang belum pernah disampaikan oleh Nabi mana pun sebelum aku: Hendaklah kalian
tahu bahwa Dajjal itu bermata satu, dan Allah tidak bermata satu.”
(diriwayatkan oleh Muslim)
Dari
Abu ad-Dira ra:
Nabi
Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa menghapal sepuluh
ayat pertama surat al-Kahfi akan terlindung dari Dajjal.” (diriwayatkan oleh
Abu Da’ud dan Muslim).
Abdullah
bin Abbas ra mengabarkan:
Nabi
Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam biasa mengajarkan doa ini dengan cara
seperti beliau mengajarkan sebuah surat dari Qur’an:
‘Allaahumma
innii a’uudzu bika min adzaabi jahannama, wa a’uudzu bika min adzaabil-qabri,
wa a’uudzu bika min fitnatil-Masihid-Dajjal, wa a’uudzu bika min
fitnatil-mahyaa wal-mamaati.”
“Ya
Allah, aku berlindung padaMu dari siksa Neraka, dan aku berlindung padaMu dari
siksa kubur, dan aku berlindung padaMu dari fitnah[5]
Dajjal. Dan aku berlindung padaMu dari fitnah kehidupan dan kematian.”
(diriwayatkan oleh Imam Malik)
“Al-Masih
ad-Dajjal”*) secara harfiah berarti “Mesiah Palsu” yaitu “Juru
Selamat Palsu”, alias “si AntiKristus[6]” –
berlawanan dengan “Al-Masih bin Maryam” yang berarti “Mesiah putera Maryam”,
yaitu Nabi ‘Isa as.[7]
Abdullah
bin ‘Umar ra mengabarkan bahwa:
Nabi
Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, “Semalam aku bermimpi aku
berada di Ka’bah, dan aku melihat seorang pria berkulit gelap bagaikan pria
berkulit gelap yang paling rupawan dari yang pernah kalian lihat. Rambutnya
sepanjang di antara telinga dan bahunya, seperti rambut yang terindah yang
pernah kalian lihat. Rambutnya baru disisirnya, dan masih menitikkan air. Dia bersandar
pada dua pria atau pada bahu dua pria yang sedang bertawaf keliling Ka’bah. Aku
bertanya, ‘Siapa dia?’ Dijawab, Al-Masih bin Maryam.’ Kemudian aku melihat
seseorang berambut meliat-liut dan buta mata kanannya, bagaikan anggur
mengambang. Aku bertanya, ‘Siapa dia?’ Dijawab, ‘Itu Al Masih ad-Dajjal.’”
(diriwayatkan oleh Imam Malik).
Pada
suatu saat di antara kini dan kiamat: Dajjal pasti akan datang.
Pernah
di suatu penghujung sore Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam duduk
bersama para sahabatnya ra. Kala itu matahari hampir mulai tenggelam ke balik
sebuah dinding. Nabi bersabda bahwa selang waktu mereka duduk di sore itu ke
hari kiamat, adalah sedekat jarak matahari ke ujung atas dinding itu. Padahal
peristiwa itu telah berlangsung lebih dari seribu empat ratus tahun yang lalu.
Dalam
Qur’an Allah menegaskan bahwa, orang yang ditanya tentang saat Kiamat sama
tidak tahunya dengan orang yang bertanya. Allah juga berfirman bahwa manusia
hanya diberi sedikit pengetahuan tentang saat Kiamat. Tak seorang pun
mengetahui kapan tepatnya, namun Allah menunjukkan di Qur’an bahwa mungkin
saatnya lebih dekat daripada sangkaan kita. Bagi anda, setidaknya kiamat
terjadi ketika anda meninggal.
Abu
Hurairah ra mengabarkan:
Nabi
Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada lima perkara yang tidak
diketahui siapa pun kecuali oleh Allah,” kemudian beliau menyebutkan:
Sesungguhnya
Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah
Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada
seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya
besok. Dan tiada seorang pun dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal. (QS Luqman 31:34) (diriwayatkan
oleh Muslim)
Banyak
pertanda kiamat yang diungkapkan secara jelas dalam kitab-kitab hadits, dan
pertanda itu akan diketahui dan dikenali oleh siapa saja yang sadar dan awas
pada segala pertanda yang ada pada dirinya dan kawasannya. Kini, sebenarnya
sudah hampir semua pertanda kiamat nampak, kecuali empat tanda utama terakhir,
bahkan tanda-tanda ini pun nampaknya akan segera terwujud.
Adapun
beberapa tanda yang sudah nampak adalah:
bahwa si miskin dan si papa membangun
gedung-gedung tinggi tempat mereka memuja dirinya;
bahwa hamba perempuan akan
melahirkan majikannya, salah satu pengertiannya adalah seorang ibu yang
diperbudak oleh pekerjaannya demi anak-anak yang ketika dewasa tak terkendali,
menjajah dan menindas keluarga;
bahwa jumlah wanita jauh melebihi jumlah pria;
bahwa banyak wanita yang tidak lagi melahirkan;
bahwa setiap orang
mempersoalkan masalah pekerjaan hingga tidak hanya kaum pria, kaum wanita pun
pergi bekerja;
bahwa tali kekeluargaan sudah diabaikan atau dicampakkan;
bahwa
pangan akan berlimpah, namun sebagian besar tidak berkah.
Bahwa
ketika seseorang ditawari makanan akan menolak;
bahwa waktu menjadi singkat;
bahwa banyak orang yang keras hati dan bengis;
bahwa banyak orang yang
bersumpah palsu;
bahwa yang jujur tak lagi dipercaya dan para pendusta
dipercaya;
bahwa yang kuat akan memangsa yang lemah; bahwa sangat sedikit orang
yang bijaksana dan banyak yang jahil; bahwa sang pemimpin adalah yang terburuk
dari masyarakatnya;
bahwa rakyat begitu takut kepada penguasa lalim, sehingga
mereka bahkan tidak berani untuk mengatakan padanya bahwa dia lalim;
bahwa akan
terjadi banyak perang dan pembunuhan; yang membunuh tidak tahu siapa yang
dibunuh, dan yang dibunuh tak tahu kenapa mereka dibunuh;
bahwa terdapat
manusia yang berperilaku seperti binatang;
Bahwa
terdapat wanita-wanita yang berpakaian seolah kulit kedua, hingga sekalipun
berpakaian mereka tetap terlihat telanjang; bahwa banyak orang menenggak
minuman keras;
bahwa perzinahan dan perselingkuhan menjadi perkara lumrah;
bahwa pria meniduri pria, dan wanita meniduri wanita;
bahwa kaum pria
mengenakan sutera;
bahwa para biduanita dan peralatan musik memasyarakat;
bahwa
riba sudah sangat merebak, sehingga mereka yang tidak berkecimpung pun tetap
terkena getahnya;
bahwa sangat sedikit orang yang jujur dalam perniagaannya;
bahwa orang-orang tidak mempercayai orang jujur tapi mempercayai penipu;
bahwa
tulis-menulis tersebar luas;
bahwa diadakan upaya-upaya untuk menghijaukan
gurun;
bahwa orang akan mencoba untuk merubah keseimbangan alam, ikut campur
mengganggu daur dasar dan proses-proses kehidupan;
bahwa gempa bumi dan bencana
alam lainnya semakin sering dan semakin dahsyat;
bahwa orang-orang ingin mati
dan masuk kubur saja;
bahwa banyak orang lebih percaya pada perbintangan
dibanding kepada Allah;
bahwa banyak sekali nabi palsu dan semuanya mengaku
sebagai utusan Allah;
bahwa di tempat-tempat peribadatan suara-suara dikeraskan
dengan amarah;
bahwa banyak Muslim menjadi kaya raya;
bahwa jumlah Muslim
banyak tapi tak berdaya – karena cinta dunia dan takut mati – mereka tak mampu
mencegah bangsa-bangsa lain menjajah dan menjarah mereka; dan puncaknya adalah
bahwa matahari terbit dan barat, salah satu pengertiannya adalah transaksi kehidupan[8] Islam
diamalkan oleh masyarakat barat -
walau sudah jelas dari kitab-kitab hadits bahwa kejadian di bawah
ini pun ditakdirkan akan terjadi secara lahiriah:
Dari
Abdullah bin Amr ra:
Nabi
Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, “Tanda-tanda pertama (saat
Kiamat) adalah matahari akan terbit dari barat dan munculnya Dabbah[9] ke
hadapan manusia menjelang tengah hari. Yang mana pun dari kedua ini terjadi
lebih dulu, maka yang lain akan segera menyusul.” (diriwayatkan oleh Muslim).
Ibnu
Katsir, dalam ulasannya berpendapat bahwa kemunculan Dabbah – di Mekah atau di
sekitarnya – adalah tanda pertama di muka bumi, sedangkan matahari terbit di
barat merupakan tanda pertama di langit. Menyimpulkan dari keterangan Qur’an
dan hadits mengenai Dabbah, Ibnu Katsir menulis di kitabnya al-Bidayah wan-Nihayah, sebagai
berikut:
Salah
satu tanda kiamat adalah munculnya Dabbah dari perut bumi, wujudnya sangat
ganjil dan ukurannya raksasa; bahkan tak seorang pun bisa membayangkan seperti
apa rupanya. Dabbah akan keluar dari perut bumi lalu mengibaskan debu dari
kepalanya. la akan membawa cincin Nabi Sulaiman dan tongkat Nabi Musa.
Orang-orang akan ngeri dan mencoba melarikan diri, tapi mereka tidak akan bisa
Iolos karena demikianlah takdir Allah. Dengan tongkatnya, Dabbah akan
menghancurkan hidung setiap orang kafir, lalu menorehkan kata “kafir” di kening
mereka; Ia akan menghiasi wajah setiap orang beriman, lalu menorehkan kata
“mu’min” di kening mereka; dan Dabbah pun akan berbicara pada manusia.
(bandingkan dengan : … )
Selain
terbitnya matahari dari barat dan kemunculan Dabbah dari perut bumi, hadits
juga menerangkan tentang tanda-tanda utama lain yang masih akan terjadi,
diantaranya ad-Dukhan (Asap)
– yang akan menggiring manusia dari timur ke barat; penghancuran Madina
al-Munawarra; penghancuran Ka’bah di Mekkah oleh orang Ethiopia yang bernama Zhu’l-Suwaiqatain; dan
terjadinya tiga tanah longsor dahsyat – satu di Timur, satu di Barat, dan satu
di Semenanjung Arab – lalu menyemburlah api dari arah Aden[10]
yang akan menggiring manusia ke tempat perhimpunan terakhir.
Menurut
sebagian besar ahli tafsir, peristiwa-peristiwa di atas akan terjadi setelah empat tanda utama
terakhir kiamat terjadi, yaitu: munculnya si Dajjal; kedatangan Mahdi*),
pemimpin rasyid[11] para Muslim yang akan
memerangi Dajjal; muncul kembalinya Nabi ‘Isa as*) yang tidak saja
akan menghancurkan semua salib, membunuh semua babi, menikah, berketurunan dan
beribadat bersama para Muslim, bahkan beliaulah yang akan membunuh Dajjal; dan
munculnya Yajuj wa Majuj (Gog dan
Magog[12], suatu suku yang akan
menyebar ke segenap penjuru bumi membuat kerusakan.
Jelaslah
bahwa sebelum si Dajjal sendiri muncul, harus tersedia sistem yang mapan
beserta para pengurusnya, yang siap mendukung dan menaati Dajjal. Keberadaan
sistem dan para pengurusnya itu, merupakan bukti dari Dajjal sebagai gejala
sosial budaya global dan Dajjal sebagai kekuatan gaib. Dilihat dari semua
pertanda yang nampak dewasa ini, kedua sisi Dajjal tersebut – yang akan
dijelmakan oleh si Dajjal sendiri – sudah sangat kentara, ini berarti
kemunculan Dajjal sudah sangat dekat.
Di
antara perincian tentang Dajjal dalam kitab-kitab hadits, kita akan menemukan:
Dajjal bermata satu, bagaikan anggur mengambang. Dajjal dapat didengar di
seluruh dunia pada satu saat yang sama. Dajjal bisa menampilkan api padamu,
tapi tidak akan membakarmu. Dajjal bisa menampilkan air padamu, tapi anda tak
bisa meminumnya, Dajjal akan bicara tentang Taman[13],
tetapi menggambarkannya seperti Api[14].
Dajjal akan bicara tentang Api, tetapi menggambarkannya seperti Taman. Semua
perincian di atas cocok dengan ciri-ciri sistem media massa dan teknik
komunikasi masa kini, khususnya dalam hal bagaimana sistem dan teknik itu biasa
digunakan.
Hadits
juga menyebutkan bahwa Dajjal bermata banyak di kedua sisinya, dan berkeliling
dunia dengan lompatan-lompatan raksasa. Gambaran ini cocok dengan ciri-ciri
alat transportasi massa, masa kini. Ada juga keterangan bahwa di dahi Dajjal
tertera huruf KFR. Sebagian pesawat jet tempur Israel bertuliskan huruf-huruf
KFR di moncongnya.
KFR
adalah huruf-huruf akar dari kata bahasa Arab: kufr atau kafir.
Kufr artinya menutupi dan mengingkari. Kafir adalah seseorang yang menutupi hakikat
kehidupan – bahwa tiada tuhan selain Allah – dan yang ingkar kepada para nabi
yang diutus Allah untuk memberi teladan pada manusia tentang bagaimana cara
hidup yang selaras dengan diri sendiri dan selaras dengan perkara di luar
dirinya, serta bagaimana cara mengenal dan mengabdi kepada Allah.
Ketika
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda bahwa hendaknya kita
mencari ilmu hingga ke negeri Cina[15]*),
beliau bermaksud pada ilmu mengenal Allah, atau setidaknya ilmu-ilmu yang akan
mengarahkan kita kepada ilmu mengenal Allah.
Jika
ilmu anda tidak berasal dari ketakwaan[16]
kepada Allah, berarti anda telah tertipu. Bertakwalah kepada Allah, maka Allah
akan memberi anda ilmu. Seorang kafir mengingkari ini. Dengan demikian seorang
kafir sangat bertolak belakang dengan seorang mu’min.
Seorang
mu’min adalah seorang muslim yang terang-terangan mengakui hakikat kehidupan,
sekaligus menerima dan mengikuti teladan dan ajaran Nabi Muhammad Shallallahu
'Alaihi wa Sallam: Nabi terakhir yang diutus Allah sebelum kiamat.
Jelaslah
bahwa sistem kafir dan kafirun[17]
yang menguasai dan meyakini sistem itu, tidak lain adalah perwujudan Dajjal
sebagai gejala sosial budaya global dan Dajjal sebagai kekuatan gaib. Sedangkan
si Dajjal sendiri akan menjadi puncak penjelmaan dari sistem kafir, gembongnya
kafir, maka tak pelak ketika muncul dia akan dinobatkan sebagai pemimpin sistem
kafir oleh para kafirun yang menjalankannya. Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam bersabda bahwa kufr adalah sebuah sistem. Sistem kafir adalah Dajjal.
Maka nyatalah bahwa ketiga sisi Dajjal itu berkaitan dan bersenyawa. Dajjal.
Begitu
pula halnya dengan Mahdi, ketika datang ia akan menjadi puncak penjelmaan
Islam, yaitu jalannya Nabi Muhammad, tetapi harus segera diingat bahwa ia
dibanding Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam adalah seumpama setetes
air dibanding samudera. Dengan demikian, tak pelak lagi Mahdi akan dikenali dan
diterima sebagai pemimpin oleh seluruh Muslim sejati. Nabi Muhammad bersabda
bahwa seluruh Muslimin adalah satu tubuh.
Kufr
memerangi Islam. Islam memerangi Kufr. Sudah jelas dari hadits bahwa Dajjal
akan melawan Mahdi. Mahdi akan melawan Dajjal. Nabi ‘Isa as, yang tak disalib
tetapi digaibkan oleh Allah dari dunia ini – dan seseorang yang mirip dengan
beliau disalib menggantikannya – ketika turun lagi ke bumi ini, akan
membinasakan Dajjal beserta seluruh pengikutnya.
Dajjal
sudah banyak dibahas dalam naskah-naskah kuno. Beberapa ramalan yang berkaitan
dengan Dajjal dapat ditemukan di Bibel[18], di
the Book of Revelations karangan
John, dan pada naskah-naskah Nostradamus [19].
Banyak orang telah berulangkali mencoba menafsirkan ramalan-ramalan itu, dan
menghubungkannya dengan kejadian-kejadian yang berlaku pada masa para penafsir
masing-masing. Dalam aneka ramalan dan ulasan-ulasannya, Dajjal biasanya
disimpulkan sebagai “si AntiKristus” – begitu pula menurut tafsiran bebas
beberapa film dan video belakangan ini.
Tidak
diketahui bagaimanakah keandalan dan ketepatan semua ramalan, ulasan, maupun
penafsiran-penafsirannya yang terbaru. Boleh jadi sebagian berasal dari jin.
Jin
terbuat dari api tak berasap. Mereka bisa melihat kita. Dan hanya beberapa dari
kita yang bisa melihat mereka. Manusia terbuat dari tanah dan air. Malaikat
terbuat dari cahaya murni. Malaikat tak bisa berbuat salah. Mereka tidak makan,
tidak tidur, dan tidak berketurunan, Mereka terus memuji Allah. Mereka adalah
perangkat penyelenggara jalannya proses kehidupan. Adapun jin, seperti manusia,
bisa berbuat benar dan salah. Ada yang muslim, ada yang kafir dan ada yang munafik,
yaitu yang mengaku muslim padahal hakikatnya kafir. Jin[20]
sering berkomunikasi dengan manusia, dan dari pengetahuan mereka tentang
kegaiban, mereka bisa mengabarkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa
depan. Jin sering dimanfaatkan oleh para peramal dan tukang sihir.
Jelaslah,
bila naskah-naskah karangan John atau Nostradamus dipengaruhi atau datang dari
jin iseng atau jin jahat, maka tidak semua keterangan mereka bisa diandalkan.
Masalahnya adalah sebagian besar dari para jin – yang akrab dengan penyihir dan
yang sering berkomunikasi melalui cenayang[21] –
dalam menyampaikan satu kebenaran, menambahkan beberapa yang setengah benar dan
beberapa yang sama sekali dusta. Dengan adanya unsur ketidakpastian dan
kesalahan ini, maka satu-satunya cara untuk membuktikan kebenaran
ramalan-ramalan John maupun Nostradamus adalah jika apa yang dikabarkannya
cocok dengan yang terjadi.
Sejauh
mana keandalan sebuah catatan, maka tentu hanya hadits yang mengandung
perincian terandal mengenai Dajjal, dan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi
sebelum maupun sesudah kemunculannya – asalkan hadits itu memiliki isnad yang terpercaya, isnad adalah rantai penyebaran
berita yang terpercaya, dari orang yang langsung melihat dan mendengar apa yang
dikatakan atau dilakukan Nabi Muhammad, kepada orang-orang yang ingat apa yang
riwayatkan oleh orang pertama tadi, sampai kepada orang yang kemudian
menuliskan apa yang mereka semua ingat.
Hadits-hadits
hanya bisa diakui setelah kandungan dan isnad-isnadnya diperiksa dengan sangat
teliti dan disahkan oleh para ulama yang mengumpulkannya. Ini berbeda dengan
aneka versi Bibel masa kini, yang seluruh isinya tidak bisa dibuktikan
keasliannya dengan cara yang sama, akibatnya banyak isi Bibel yang bisa saja
berasal dari sumber-sumber yang tak terpercaya, dan mutlak tak bisa dikaitkan
lagi dengan para Nabi yang konon perkataan dan perilakunya direkam di Bibel.
Qur’an
merupakan wahyu langsung dari Allah kepada Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam melalui Malaikat Jibril, Qur’an dihafal dalam hati dan ditulis persis
seperti ketika diturunkan. bahkan Qur’an lebih terpercaya daripada hadits yang
shahih. Dalam Qur’an Allah menegaskan bahwa kaum Yahudi*) dan kaum
Kristen telah merubah dan mengganti ajaran asli para Nabinya as, dan banyaknya
pertentangan dan ketidaksesuaian dalam Bibel merupakan bukti yang tidak dapat
disangkal.
Nabi
Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, bahwa ilmu adalah milik mu’min
yang hilang, yang bisa diambil dimana pun ilmu itu ditemukannya. Mu’min adalah
muslim yang tidak saja percaya pada Allah, tapi juga sungguh-sungguh yakin
kepada Allah dalam segala perilaku kesehariannya. Muslim percaya pada Allah,
namun mereka masih mengandalkan kemampuan dirinya. Mu’min menggantungkan
keberhasilannya pada Allah. Muhsin adalah muslim yang yakin hanya ada Allah,
berarti mustahil bergantung pada selain Allah. Muslim, mu’min dan muhsin
semuanya Muslim, namun mereka dikaruniai derajat ilmu pengenalan Allah yang
berbeda. Mereka yang paling takwa pada Allah, adalah mereka yang paling banyak
memperoleh ilmu mengenal Allah. Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda
bahwa tak ada yang lebih takwa kepada Allah sebagaimana beliau.
Ilmu
pengenalan Allah akan datang pada mereka yang mensucikan hatinya atas
rahmatNya. Ketika hati menjadi bening dan tenang, maka bertambahlah ilmu di
hati. Ilmu semacam ini bermula ketika ilmu yang tertulis berakhir. Bagi mereka
yang berhati bening, segala pertanda yang ada pada dirinya dan kawasannya –
yang sebenarnya sama saja – dapat dikenali dan dipahaminya, maka bagi mereka,
pertanda Dajjal sebagai gejala sosial budaya global dan Dajjal sebagai kekuatan
gaib akan terlihat dengan gamblang, dan apa pun yang mereka alami akan
menegaskan dan menguatkan ilmu yang tertulis.
Mu’min
adalah muslim yang yakin pada Allah. Sebagian dari keyakinan itu adalah yakin
pada orang lain, yakin pada diri sendiri, yakin pada pengalamannya, dan yakin
pada penafsirannya atas apa yang terjadi pada dirinya dan kawasannya. Keyakinan
tersebut menjadi utuh ketika seseorang mengenal dirinya sendiri, karena barang
siapa mengenal dirinya maka dia akan mengenal Rabbnya, dan barang siapa
mengenal Rabbnya akan mengetahui apa yang datang dari Rabbnya, yaitu kehidupan,
semesta dan segala isinya – dan tak ada satu pun yang berbentuk maupun tak
berbentuk, yang aktual maupun konseptual, yang bisa diserupakan dengan Allah. Siapa
pun yang berkeyakinan dan berpengetahuan seperti itu adalah muhsin.
Membaca
tak sama dengan menyaksikan. Persaksian adalah penegasan yang lebih kuat
daripada bacaan. Buku-buku hanya dapat mengingatkanmu pada apa yang telah
dirasakan, pada apa yang belum terasa atau pada apa saja yang bisa dirasakan.
Jadi yang terpenting adalah merasakan, bukan rekaman rasa – apapun ragamnya –
baik audio atau visual, di kertas atau plastik, pada logam maupun seluloid.
Menyaksikan berarti mengetahui, tetapi ada beragam persaksian dan beragam
pemahaman.
Merenungkan
Dajjal sebagai kekuatan gaib, kehadiran kekuatan ini ditandai dengan kehadiran
makhluk dari alam lain yang menguasai manusia, atau sebagaimana terkadang jin
merasuki orang atau binatang. Boleh jadi, Dajjal sebagai kekuatan gaib, seperti
jin, menjelma sebagai manusia atau binatang tanpa perlu merasukinya, cukup
dengan menyerupainya. Ada juga kemungkinan bahwa penjelmaan Dajjal sebagai
kekuatan gaib adalah jadi-jadian dari sekelompok jin kafir, artinya bukan
sesosok makhluk baru. Tidak diketahui alam asal mereka. Sebenarnya diketahui
bahwa ada banyak alam. Pada surat al-Fatihah, Allah disebut Rabbul ‘aalamiin.
Tanda
bahwa perasukan telah terjadi ialah, bahwa anda menyaksikan sejumlah besar
manusia atau kelompok-kelompok manusia, semuanya berlaku seolah satu tubuh,
seakan tak punya jati diri. Walaupun mereka nampak sebagai manusia namun
perilakunya sama sekali tidak manusiawi, lebih mirip robot. Banyak sekali buku
dan film yang mengangkat gejala ini, dan itu semua bukan khayalan belaka.
Semuanya menunjukkan kepada kenyataan yang telah, sedang dan akan terus
terjadi, sebagaimana digambarkan dalam film The Man who Fell to Earth.
Karena
sisi Dajjal sebagai kekuatan gaib berada di Alam Gaib, maka pengetahuan
mengenainya hanya bisa diperoleh dan mereka yang punya sarana ke Alam Gaib.
Walaupun Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam diberikan sarananya, namun
beliau tidak berhasrat padanya. Karena hasrat kepada ilmu semacam ini adalah
kendala bagi orang yang berhasrat pada ilmu mengenal Allah.
Namun,
dengan mengamati bagaimana-perubahan-perubahan yang terjadi pada keadaan sosial
budaya dunia, terutama di abad ini, dan dengan mengamati bagaimana cara hidup
masa kini, maka kita bisa memperoleh bukti dari alam nyata – yaitu alam yang
bisa ditangkap oleh panca indera kita – bahwa pengam-bilalihan telah dan sedang
terjadi. Dengan kata lain, kita dapat mengenali ciri-ciri Dajjal sebagai
kekuatan gaib, dengan meneliti Dajjal sebagai gejala sosial budaya global.
Apabila
kita kaji sisi Dajjal sebagai gejala sosial-budaya global, kita akan saksikan
bahwa pengambilalihan sedang berjalan lancar, nampaknya saat kemunculan si
Dajjal sudah sangat dekat, alasannya sangat sederhana: karena sistem-sistem dan
para pengurusnya, yaitu sistem kafir, yaitu sistem Dajjal, telah memperoleh
kekuasaan yang cukup di seluruh dunia, sehingga begitu si Dajjal dikenali dan
diakui, Dajjal bisa langsung dinobatkan sebagai pimpinan yang dinanti-nanti.
Dalam
seratus tahun yang terakhir, telah terjadi perubahan-perubahan yang sangat luar
biasa di muka bumi. Pengelompokan sosial yang biasa berlaku di seluruh dunia,
yaitu masyarakat berpola pedesaan, yang terbentuk dari keluarga-keluarga yang
saling mengenal dan saling membantu – baik di antara warganya maupun antar
pedesaan – kini dengan pesatnya telah terkikis dan kehilangan sifatnya. Kini,
di kota-kota besar, setiap insan semakin terkucil dari jati dirinya, dari
manusia di sekitarnya, dan dari pengenalan kepada Allah -mereka sekedar menjadi
sebuah roda gigi yang sibuk dalam proses produsen-konsumen, yang apabila tidak
sedang bekerja atau tidur, mereka hampir selalu terjebak dalam pencapaian
fatamorgana pemuasan diri yang kekanak-kanakan dan tak ada habisnya, ini
menjamin bahwa manusia tidak akan punya banyak waktu untuk merenung dan
bercermin tentang dari mana dan akan kemana dia, juga tak ada waktu untuk
mencoba membebaskan diri dari jeratan rutinitas kehidupan yang membelitnya.
Walaupun
ukuran pengelompokan sosial yang ada sekarang sebesar masyarakat pedesaan,
transaksi sosial antar warganya sudah tidak sehangat dan seerat dahulu. Kini,
semakin kurang waktu untuk saling bertemu dan semakin banyak waktu tersita
televisi. Semakin sedikit waktu untuk bekerja bersama dan semakin banyak waktu
untuk bekerja sendirian. Bagi mereka yang dilahirkan dalam keadaan seperti ini,
perubahan sosial ini tidak begitu kentara. Seolah-olah semua berjalan
sebagaimana mestinya, sebagaimana digambarkan film THX 1138.
Mungkin
satu-satunya cara untuk memahami betapa dahsyatnya perubahan yang telah
terjadi, adalah dengan mengamati apa yang terjadi ketika sebuah perusahaan
multinasional memutuskan untuk mulai menjarah sumber daya alam dari suatu
daerah yang sebelumnya terpencil. Dalam waktu yang cukup singkat, kegiatan para
pengatur perusahaan tersebut tidak hanya mengacaukan cara hidup masyarakat asli
daerah itu, tapi juga memusnahkan sumber-sumber penghidupan tradisional mereka,
dan dengan demikian menjamin pasokan tenaga kerja murah untuk mengerjakan
berbagai kegiatan perusahaan multinasional itu. Mendadak semua orang dinomori
dan mengejar sesuatu yang namanya uang, dan terenggutlah keselarasan sosial
yang pernah ada sebelum datangnya pertambangan, atau ladang minyak, atau
penebangan hutan, atau pendirian pabrik, atau pembangkit listrik tenaga air,
atau apa pun juga.
Semuanya
dilaksanakan atas nama kemajuan, pemberadaban masyarakat terbelakang, atau demi
peningkatan mutu kehidupan, namun, pada hakikatnya gaya hidup baru itu pasti
terkait dengan teknologi baru, dan pasti juga terkait dengan pelecehan pada
ilmu hakiki, yang para kafir sebut sebagai pendidikan dan melek huruf itu.
Semuanya merupakan tanda terkikisnya atau berakhirnya transaksi kemanusiaan
yang sejati di daerah tersebut. Adapun penduduk asli yang tidak bisa dipakai,
akan sengaja digusur atau dibasmi dengan aneka penyakit menular atau
virus-virus baru, yang mereka belum miliki penolak alaminya.
Sebuah
perubahan perilaku sosial lainnya yang cukup berarti, dan jelas berkaitan
dengan meningkatnya otomatisasi di suatu kelompok sosial, adalah bahwa dahulu
keutuhan suatu masyarakat dibina dengan peribadatan kepada Tuhan, kini unsur
pengikat yang mendasar itu sudah semakin berkurang. Di dunia barat, pola
peribadatan yang menonjol adalah pola agama Kristen – sebuah agama ganjil hasil
percampuran dari gagasan-gagasan Paulus sendiri, filsafat Yunani, pembaharuan
yang mengada-ada atas peran kerahiban – dalam rangka berusaha keras untuk
selaras dengan para penguasa kafir – dan dengan sedikit serpihan-serpihan ajaran
asli Nabi ‘Isa as.
Karena
pola peribadatan ini berbeda dengan cara asli yang diamalkan Nabi ‘Isa dan para
pengikutnya, maka pola ibadat ini belum pernah, tidak mampu dan tidak akan
mampu mencapai hakikat kehidupan maupun membimbing kepada pengenalan Allah. Tak
pelak lagi ini memastikan bahwa khalayak akan terus mencampakkan pola ibadat
ini – si kafir menolak karena memang dia tidak punya hasrat untuk menyembah
Allah, dan para penganut setia menolak karena menyadari bahwa agama bermerek Kristen yang ditawarkan
itu, hanya sedikit pertautannya dengan ajaran asli Nabi ‘Isa, dan tidak
berpijak kepada cara hidup Nabi ‘Isa dan kaumnya, juga tidak akan membimbingnya
mengenal Allah.
Adapun
hal yang mempermudah khalayak bercerai dengan pola peribadatan Kristen, adalah
karena terjadinya pemilah-milahan di masyarakat barat akibat kebangkitan cara
hidup seperti mesin, yang konon disebut “revolusi industri”. Maka hidup tanpa
peribadatan lebih disukai daripada menganut pola ibadat yang walaupun dikemas
atas nama Nabi ‘Isa, namun nyatanya tidak sesuai dengan pola ibadat asli Nabi
‘Isa – yang sebenarnya sudah punah untuk selamanya.
Yang
menarik, karena begitu banyak ajaran dasar Kristen bukan saja merupakan hasil
rekayasa manusia, tapi juga terang-terangan bertentangan dengan apa yang telah
diajarkan Nabi ‘Isa, dan juga karena begitu banyak upacara Gereja Trinitas1
yang diambil dari sumber-sumber selain dari gaya hidup Nabi ‘Isa dan kaumnya,
maka ada beberapa penulis barat yang menyamakan Gereja Trinitas Resmi – beserta
aneka perwujudannya – dengan si AntiKristus itu sendiri.
Pandangan
itu diperkuat dengan bukti bahwa para jagoan Gereja Trinitas Resmilah – yaitu
Katolik Roma dan Protestan – yang pada beberapa abad yang lalu menyulut
peperangan dan membasmi semua Kristen Unitarian – seperti kaum Nazarenes,
Ebitiones, Donatist, Arians, Adoptionists, Paulicians, Ilumnists, Catharii, dan
banyak suku-suku Goth – padahal merekalah yang sebenarnya mengikuti ajaran asli
dan jalan hidup Nabi ‘Isa as. Dengan Inkuisisi Jaman Pertengahan dan
dilanjutkan dengan Inkuisisi Spanyol, Gereja Trinitas berhasil membasmi semua
Kristen Unitarian tersebut, termasuk sebilangan besar kaum Yahudi Unitarian di
Eropa. Selanjutnya, Gereja Trinitas Resmi mengalihkan usaha pembasmiannya
kepada semua umat Unitarian pengikut Nabi Muhammad, yaitu kaum Muslimin, dan
walaupun upaya ini belum sepenuhnya berhasil, proyek ini masih terus digalang
hingga kini.
Sejak
dahulu hingga kini, tingkat keberhasilan yang dicapai Gereja Trinitas Resmi
dalam gerakan pembasmian itu, hanya bisa tercapai karena mereka selalu
bersekongkol dengan sistem kafir, yaitu sistem Dajjal, sistem yang telah dan
senantiasa bertekad untuk menyesatkan dan memusnahkan pengamalan Islam yang
hidup dan dinamis.
Dari
temuan ini, dan karena kubu “Sains” dan Kristen Trinitas bergantung pada dan
menopang sistem yang sama, maka nyatalah bahwa pertentangan apapun yang nampak
antara keduanya hanyalah khayalan belaka dan tentu hanya di permukaan saja.
Jelaslah perlu segera dibedakan dengan tegas antara para Kristen Trinitas yang
tahu bahwa jalan yang mereka anut bukanlah jalannya Nabi ‘Isa as, dengan mereka
yang penuh ketulusan ingin menyembah Tuhan – namun telah disesatkan hingga
percaya bahwa merek Kristen yang mereka anut itu sesuai dengan ajaran asli Nabi
‘Isa – dan mereka pun sampai saat ini belum sempat mengenal transaksi kehidupan
Islam sejati: yaitu jalan hidup kenabian bagi zaman ini, yang sebenarnya sangat
mirip dengan jalan hidup Nabi ‘Isa dan para pengikutnya ra.
Apa
yang baru diuraikan tentang para Kristen juga berlaku pada kaum Yahudi. Kini
mereka yang mengaku Yahudi, nyata-nyata tidak mengikuti jalan Nabi Musa as,
bahkan sejumlah besar Yahudi terang-terangan mengaku bukan berasal dari
keturunan Bani Israel – yaitu suku bangsa yang khusus kepada mereka Nabi Musa
dan Nabi ‘Isa diutus. Salah satu moyang para Yahudi yang bukan Yahudi itu,
adalah kaum Khazar, aslinya mereka adalah bangsa kecil yang tinggal di wilayah
yang kini menjadi Turki dan Rusia Selatan pada pertengahan abad kedelapan,
pemimpin mereka yang bernama Raja
Joseph memeluk agama Yahudi sebagai muslihat politik, agar
terhindar dari penjajahan Kristen yang datang dari utara, dan terhindar dari
dakwah Islam yang datang dari selatan. Raja Joseph paham betul bahwa
muslihatnya itu akan mendatangkan perlindungan yang layak dari sesama penyembah
Tuhan.
Kini
keturunan-keturunan Khazar yang biasa disebut juga sebagai bangsa Ashkenazim, telah
tersebar di seluruh dunia, dan mereka diakui keahliannya di bidang seni dan
dalam transaksi-transaksi bisnis dan keuangan. Cara hidup mereka bukanlah
cara hidup yang diamalkan Nabi Musa as dan para pengikutnya ra. Cara hidup Nabi
Musa as telah punah ketika Nabi ‘Isa as diturunkan. Perlu diingat bahwa Nabi
‘Isa diutus untuk menegakkan kembali cara hidup Musa di kalangan bani Israel,
dan bukan untuk membuat perubahan walau cuma sehuruf.
Namun
nyatanya, para penulis kitab dan para rabi di masa itu – yaitu kependetaan yang
menobatkan dirinya sendiri dalam apa yang kemudian menjadi “agama Yahudi” –
bahkan tidak bisa mengenali siapa Nabi ‘Isa as, hal ini menunjukkan betapa
jauhnya para Yahudi itu tersesat dari ajaran asli Nabi Musa, padahal itu
terjadi duapuluh abad yang lalu. Terkadang disebut juga sebagai “suku Israel
yang ketiga-belas”, beberapa ahli sejarah mengaitkan para keturunan Khazar ini
dengan salah satu dari empat tanda kiamat yang utama, yaitu kemunculan Yajuj wa Majuj, atau Gog dan
Magog, karena mereka hakikatnya adalah “Yahudi yang bukan Yahudi”.
Kaitan
ini lebih diperkuat dengan pernyataan Raja Joseph pada tahun 960 [22],
yang menyatakan bahwa bangsa Khazar adalah keturunan Togarma[23], cucu dari
Japheth, putera Nabi
Nuh – yang menurut Kitab Kejadian
10:2-3 – paman Togarma itu bernama Magog. Jika ini benar, maka
jelaslah keturunan Khazar terkait erat dengan kemunculan Dajjal, karena
kebanyakan dari mereka kini memegang tampuk-tampuk kekuasaan penting dalam
aneka sistem terkait yang berpadu menjadi sistem kafir, yaitu sistem Dajjal.
Ada pula pihak-pihak yang sangat berhasrat untuk menunjukkan bahwa apa yang
terjadi pada Kristen dan Yahudi, juga berlaku pada Muslim, dan bahwa banyak
yang mengaku sebagai “Muslim” tetapi tidak mengikuti jalannya Nabi Muhammad
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya. Ini ada benarnya, dan ini
merupakan sebagian bukti keberhasilan yang dinikmati Kristen dan Yahudi dalam
usaha mereka untuk menyesatkan dan membasmi siapa saja yang telah atau sedang
mencari jalan hidup Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan para
sahabatnya ra. Salah satu metoda pemungkas yang digunakan sistem kafir, yaitu
sistem Dajjal, dalam menghapus cara hidup Islam, adalah dengan menanamkan cara
hidup kafir ke negeri-negeri Muslim, sembari disamarkan dengan peristilahan
yang “Islami”.
Kini
hampir semua wilayah-wilayah yang dahulu dihuni oleh Muslim, telah dikuasai dan
diperintah berdasarkan asas-asas sistem kafir dan tidak sesuai dengan kandungan
Qur’an dan Sunnah. Meskipun Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah
bersabda bahwa nanti sebagian Muslim akan mengikuti cara hidup para
pendahulunya – yaitu Kristen dan Yahudi – secepat kadal kabur ke liangnya,
namun beliau juga bersabda bahwa tidak semua umatnya akan tersesat.
Masih
banyak Muslim yang mengikuti pola kehidupan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam dan pola kehidupan masyarakat Muslim pertama yang terbentuk di
sekeliling beliau, Yang penting adalah, walau terdapat sejumlah Muslim yang
menyimpang dari jalan Nabi Muhammad, setidaknya jalan hidup itu masih
terpelihara bagi mereka yang ingin mengamalkannya, dan setidaknya masih ada
mereka yang mengamalkan jalan hidup itu. Perbedaan yang telak di antara kaum
Yahudi, Kristen dengan Muslim adalah: kaum Yahudi tidak lagi mengetahui dan
tidak mengamalkan ibadatnya Nabi Musa, kaum Kristen tidak lagi mengetahui dan
tidak mengamalkan ibadatnya Nabi ‘Isa, sedangkan Muslim masih mengetahui dan
masih mengamalkan ibadatnya Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Jalan
hidup Nabi Musa as dan Nabi ‘Isa as telah punah. Sebagai gantinya, direkayasa
dan diproklamasikanlah agama Yahudi dan agama Kristen. Agama-agama buatan ini
merupakan senyawa dari sistem kafir, yaitu sistem Dajjal. Sistem Dajjal sangat
bertolak-belakang dengan jalan hidup Kenabian; yaitu jalan hidup yang tidak
saja diwujudkan oleh Nabi Musa as, Nabi ‘Isa as, dan Nabi Muhammad Shallallahu
'Alaihi wa Sallam, bahkan diwujudkan pula oleh seluruh Nabi sejak Nabi Adam as hingga
ke seratus dua puluh empat ribu Nabi lainnya, semoga Allah memberkati dan
menyejahterakan mereka semua.
Catatan
kakai:
[1] Diambil dari kata ghaib. tidak nampak, ada
tapi tak terlihat / terasa
[2] Hadits merupakan catatan mengenai apa yang
dikatakan dan / atau dilakukan oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam,
dicatat sesuai aslinya dan didapat metalui rantai penyampaian lisan orang-orang
yang terpercaya (§ isnad, atau lebih dikenal dengan sanad §).
[3] Singkatan dan Radhiallaahu’anhu (atau ‘anha,
‘anhumma dan ‘annum), artinya: semoga Allah meridhainya (atau meridhai mereka).
Dianjurkan untuk dibaca dengan lengkap. §
[4] Singkatan dari Shalallaahu ‘alaihi wa sallam,
artinya: semoga Allah memberkati dan menyejahterakannya. Ibid.
[5] 5 Fitnah (b. Arab): cobaan, ujian atau
gangguan; inilah yang dimaksud dalam doa di atas. Fitnah dalam bahasa Indonesia
adalah namimah dalam bahasa Arab. Kata fitnah sering disalah-artikan karena
mempunyai dua makna, yaitu makna bahasa Arab dan makna bahasa Indonesia.
[6] 1 Istilah ini sering dipakai Kristen dan
khalayak di negara-negara barat. alias the AntiChrist. Secara harfiah,
AntiKristus berarti AntiYesus berarti musuhnya (lawannya) Nabi ‘Isa as.
[7] Singkatan dari ‘alaihi as-Salam (atau
alaihumu), artinya. semoga Ia (atau mereka) sejahtera. Dianjurkan untuk dibaca
dengan lengkap
[8] Penulis buku ini menggunakan istilah life
transaction untuk menggambarkan arti ad-Din yang sebenarnya.
[9] Dabbat al-’Ard : ‘binatang’ yang akan keluar
dari perut bumi. (Qur’an; surat An-Naml 82)
[10] Nama Kota di Yaman
[11] Artinya: yang dibimbing Allah. Bacalah juga
menganai Khulafa ar-Rasyidun di bab Kosa Kata. §
[12] Diambil dari Gog and Magog, nama-nama ini
muncul di Bibel, sedangkan nama-nama Yajuj wa Majuj muncul di al-Qur’an. Bila
kita menilik linguistiknya, maka keduanya sebenarnya sama.
[13] Terjemahan langsung dan Jannah, biasa
disebut “surga”, sengaja diganti dengan Taman karena selain lebih sesuai dengan
penggambaran yang ada di al-Qur’an dan as-Sunnah. juga Karena surga sering
direka-reka penggambarannya – misalnya di kamus-kamus. ensiklopedi ataupun pada
pembicaraan umum, bahkan banyak Muslim yang punya interpetasi sendiri
mengenainya, maka tentu lebih baik memperoleh keterangan-keterangan mengenainya
dari al-Qur‟an dan al-Hadits. Penulis buku ini pun sengaja menggunakan the
Garden (b. Inggris).
[14] Terjemahan dari Nar. biasa disebut “neraka”.
ibid. Penulis pun menggunakan the Fire
[15] Mayoritas ulama pakar hadits menilai bahwa
hadits ini adalah hadits dho‟if (lemah)
[16] Diambil dan kata bahasa Arab taqwa.
terkadang diartikan sebagai takut (b. Indonesia) atau fear (b Inggris). Takwa
menggambarkan cinta kasih dan hormat yang amat dalam hingga khawatir
menyinggung atau khawatir tidak dikasihi oleh yang dicintai dan dihormati itu
[17] Kafirun adalah jamak dari kafir, yaitu: para
kafir; orang-orang kafir.
[18] Karena kitab yang kini ada di kalangan
beragama Katolik, Protestan maupun cabang-cabang Kristen lainnya bukan Injil
yang diturunkan kepada Nabi ‘Isa as, dan kitab “perjanjian lama” bukan Taurat
yang diturunkan kepada Nabi Musa as. dan istilah “Alkitab” diragukan arti dan
maksud tujuan penggunaannya, maka Bibel digunakan sebagai terjemah dari Bible.
[19] “Buku Wahyu-wahyu” karangan John, Ia sering
juga disebut sebagai John the Baptist. Nostradamus adalah seorang astrolog dan
tabib perancis abad 16, la menjadi terkenal sejak tulisannya berjudul Centuries
(abad-abad) yang berisi ramalan-ramalan mengenai masa depan Perancis dan Dunia.
Ramalannya banyak yang dikait-kaitkan dengan kejadian-kejadian nyata.
[20] Selain keterangan di atas, perlu kita ingat
juga bahwa di antara jin ada yang pengikutnya syaithan. dan kita senantiasa
berlindung kepada Allah dari para syaithan yang terkutuk.
[21] Terjemah dari medium, yaitu orang yang biasa
digunakan jin sebagai penyampai kabarnya.
[22 Di dalam Khazars Correspondence yang masyhur,
antara beliau dan Hasdai bin Shaprut. seorang Yahudi Sephardhic yang menjabat
sebagai menteri luar negeri di masa pemerintahan Khalifah Abdu’r-Rahman III di
Andalusia
[23] Togarmah (Hebrew: Togarmah ; Armenian: T‟orgom
; Georgian: T‟argamos) merupakan anak ketiga dari Gomer, dan cucu Yafet
(Japheth), saudara Askenaz dan Riphat (Kejadian 10:3). Dia dianggap leluhur
bangsa-bangsa Kaukasus Selatan (orang Georgia dan Armenia). (wikipedia;
localholic)
Sumber: islampos.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar