1.Berawal
dari Perang Salib
Pada
postingan sebelumnya, saya menempatkan Freemansonry sebagai satu dari
enam organisasi rahasia paling berbahaya di dunia (untuk lebih jelas, KLIK
DI SINI). Penempatan tersebut tidak berlebihan, karena berdasarkan berbagai
referensi maupun buku yang saya baca, banyak sekali kejadian di dunia ini yang
bahkan berdampak pada perubahan sejarah peradaban manusia, yang terkait dengan
mereka, seperti Revolusi Perancis, Kemerdekaan Amerika Serikat, dan berdirinya
negara Israel di kawasan Timur Tengah.
Kali
ini saya memposting artikel yang akan membuat kita mengenal lebih mendalam
tentang organisasi persaudaraan rahasia kaum Yahudi ini, karena gerakan
mereka hingga kini masih terus berjalan, bahkan kian agresif, untuk
segera merealisasikan cita-cita pembentukan The New World Order atau Tatanan
Dunia Baru atau Novus Ordo Seclorum dimana mereka dan Israel sebagai
pemegang kendali utama atas dunia dengan cara, antara lain, mendirikan kembali
Haikal Sulaiman, membuat kekacauan dimana-mana, dan menciptakan perang semesta
atau perang akhir zaman yang akrab disebut perang Armageddon.
Sekitar
14 abad lalu, ketika Nabi Muhaammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
menerima wahyu yang kemudian dicatatkan oleh para sahabat sebagai mushaf Kitab
Suci Al Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengingatkan manusia
tentang watak kaum bani Israil alias bangsa Yahudi. Dalam Al Qur’an surah
Al Isra 17 ayat 4, Allah berfirman; “Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani
Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi
ini dua kali, dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang
besar.”
Data
postingan ini saya olah dari berbagai sumber, termasuk dari Konspirasi.com.
Sejarah
berdirinya Freemasonry berawal dari Perang Salib pada abad ke-12
yang dicetuskan oleh salah seorang petinggi Vatikan bernama Paus Urbanus II
dan seorang pendeta bernama Peter the Hermit (Peter si Pertapa) untuk
merebut kembali Palestina dan kota suci Yerusalem yang dikuasai Dinasti Seljuk
yang notabene merupakan umat Muslim, berdasarkan Perjanjian Aelia antara
Khalifah Umar dengan Partiarch Yerusalem Uskup Agung Sophronius yang mewakili
Gereja Katolik Romawi Bizantium (Timur). Paus Urbanus II mengobarkan Perang
Salib karena ketika itu di Vatikan sedang terjadi persaingan untuk merebut
tahta kepausan, sehingga banyak ahli sejarah meyakini, Paus Urbanus II
melakukan hal ini untuk menarik simpati umat Kristen Katolik. Sementara Peter
si Pertapa, menurut Rizki Ridyasmara dalam buku Knight Templar, Knight of
Christ yang ditulisnya menyebut, ikut mengobarkan Perang Salib karena
dipengaruhi Ordo Kabbalah, salah satu organiasi rahasia Yahudi yang
telah eksis saat itu.
Ajakan
Paus Urbanus II dan Peter si Pertapa disambut hangat oleh umat Kristen di
Eropa, karena sesungguhnya penyerahan Palestina oleh Uskup Agung Sophronius
menimbulkan kemarahan luar biasa bagi kalangan Gereja Katolik Romawi Barat,
sehingga sejak penyerahan dilakukan, mereka telah menyimpan dendam terhadap
umat Muslim, dan bertekad akan merebutnya kembali suatu saat. Apalagi karena
mereka menganggap, bahwa Yerusalem merupakan kota suci umat Kristen,
bukan umat Islam.
Perang
Salib pun pecah. Perang ini digambarkan termasuk perang paling sadis dalam
sejarah manusia, karena para Pejuang Salib yang dipimpin Godefroy de
Bouillon dan terdiri dari 20.000 prajurit terlatih serta 20.000 preman dan
penjahat di kawasan benua Eropa yang diterjunkan, tak segan-segan melakukan apa
saja untuk merebut kembali Palestina dan Yerusalem yang penguasaannya telah
beralih dari Dinasti Seljuk ke Dinasti Fathimiyah. Sambil
menyanyikan lagu-lagu pujian, mereka membanjiri jalan-jalan Yerusalem,
membongkar tenda-tenda, mendobrak pintu-pintu rumah, membakar masjid, dan
membantai semua manusia yang ditemui, baik laki-laki maupun perempuan,
anak-anak maupun orang dewasa. Dinasti Fathimiyah tak berdaya karena kalah
dalam jumlah tentara. Penduduk yang panik banyak yang berlarian menuju Masjid
Al Aqsa dengan harapan dapat aman di situ, namun mereka keliru. Pejuang Salib
mengejar mereka ke sana dan membantainya tanpa sisa.
Perang Salib
Dalam
laporannya kepada Paus Urbanus II, salah seorang pemimpin pasukan Salib menulis
begini ; "Jika Paduka ingin mendengar bagaimana kami memperlakukan
musuh-musuh kita di Yerusalem, ketahuilah, di Portico dan Haikal Sulaiman, kami
berkuda di atas darah najis kaum Saracen (Muslim), yang tinggi genangannya itu
mencapai lutut kuda-kuda kami".
Pada
1099, Yarusalem jatuh ke tangan Pejuang Salib, dan Baldwin I yang merupakan
adik kandung Godefroy de Bouillon, diangkat sebagai raja di Yerusalem.
Knight Templar
Sekitar
dua puluh tahun kemudian, atau tepatnya pada 1118, seorang bangsawan dari
Champagne, Perancis, bernama Hugues de Payens, mendatangi King Baldwin I
bersama delapan rekannya, dan menawarkan diri untuk menjadi petugas keamanan
bagi masyarakat dari seluruh daratan Eropa yang kala itu, sejak Yerusalem jatuh
ke tangan pejuang Salib, berbondong-bondong datang ke kota suci itu untuk
berziarah. King Baldwin I menerima tawaran tersebut, dan memberinya markas di
sayap kiri istana untuk orang-orang yang menyebut dirinya sebagai Order of The
Poor Knights of Christ and of The Temple of Salomon (Ordo Ksatria Miskin
Pembela Kristen dan Kuil Sulaiman) itu.
Hugues de Payens
Menurut
penelitian Lynn Picknett dan Olivia Prince, Hughues de Payens dan kedelapan
Ksatria Templar sebenarnya merupakan anggota Gereja Yohanit, gereja yang
mengakui Yohanes Pembaptis sebagai Kristus, bukan Yesus. Mereka mengaku sebagai
Order of The Poor Knights of Christ and of The Temple of Salomon untuk
menutupi maksud dari tujuan mereka yang sebenarnya ke Yerusalem. Terbukti,
berdasarkan penelitian yang dilakukan pada abad ke-19, sejumlah peneliti, di
antaranya Charles Wilson, menemukan jejak-jejak bekas penggalian dan eskavasi
di bawah pondasi Kuil Sulaiman yang berada persis di atas kamar-kamar yang
diberikan King Baldwin I di sayap kiri istana sebagai markas bagi para Templar.
Bukti yang menguatkan bahwa memang Templar yang melakukan penggalian, diketahui
berdasarkan bentuk alat-alat penggalian dan peninggalan arkeologis yang
ditemukan, yang mengarah pada ordo ini. Bukti-bukti itu kini menjadi koleksi
Robert Byrdon, seorang kolektor yang telah banyak mengoleksi benda-benda yang
terkait dengan Templar.
Tabut
Penemuan
ini menguatkan dugaan, bahwa selama berpura-pura menjadi petugas keamanan bagi
para peziarah, Templar mencari sesuatu di reruntuhan Kuil Sulaiman. Bahkan
sejarawan Perancis Ghaetan de Laforge mengatakan, misi Templar yang sebenarnya
selama di Yerusalem adalah melakukan penyelidikan untuk mendapatkan berbagai
barang peninggalan dan naskah yang berisi intisari dari tradisi-tradisi rahasia
Yahudi dan Mesir Kuno. Peninggalan dimaksud di antaranya berupa harta karun dan
Tabut Suci yang dianggap sebagai benda paling sakral, sekaligus sebagai lambang
kejayaan bangsa Yahudi.
Tabut
Suci terbuat dari kayu akasia berlapis ukiran dari emas pada bagian luar dan
dalamnya. Benda ini memiliki panjang 44 inchi, lebar 26 inchi dan tinggi 26
inchi. Penutupnya dihiasi replika berbentuk malaikat Serubin
(Cherub) dalam posisi berhadap-hadapan. Selain menjadi tempat penyimpanan
benda-benda keramat berupa cawan emas, tongkat Nabi Harun as, dan naskah Taurat
asli yang diterima Nabi Musa as dari Allah Subhanahu wa Ta'ala di Bukit
Sinai, benda itu juga berfungsi sebagai penjaga bangsa Yahudi kala malam
hari, baik dari kegelapan maupun dari gangguan bintang buas dan para penjahat,
karena jika malam, Tabut itu mengeluarkan tiang api yang menerangi lokasi
dimana umat Nabi Musa as itu berada.
Pada
587 SM, ketika Yerusalem diserang dan Haikal Sulaiman dihancurkan bangsa
Babylonia di bawah pimpinan Raja Nebukadnezar II, Tabut itu hilang, dan bangsa
Yahudi ingin menemukannya kembali. Namun, pencarian Templar agaknya gagal
mendapatkan benda keramat tersebut, karena hingga kini pun bangsa Yahudi masih
terus mencarinya, termasuk dengan melakukan penggalian di lahan Haram
al-Syarif, Palestina, dimana masjid Al Aqsa dan Dome of The Rock
berada. Pasalnya, di atas lahan itulah dulu Haikal Sulaiman berdiri.
Kuil Sulaiman
Dan
juga untuk diketahui, dalam Al Qur'an pun, seperti dalam surah An Naml, Allah
menjelaskan, bahwa kerajaan Nabi Sulaiman merupakan kerajaan termegah pada
zamannya, pada 960 M. Istana Nabi Sulaiman atau Haikal Sulaiman
memiliki gaya arsitektur yang sangat luar biasa yang tak ada di istana-istana
lainnya pada masa itu, serta dilengkapi dengan berbagai karya seni berkualitas
tinggi dan benda-benda berharga. Jalan masuknya terbuat dari kaca. Kemegahan
Haikal Sulaiman itu membuat Ratu Balqis terpesona dan mengakui keagungan Allah,
serta masuk Islam.
Selain
itu, mukjizat berupa kemampuan berkomunikasi dengan hewan dan memerintah
makhluk gaib seperti jin yang diberikan Allah kepada Nabi Sulaiman, juga
membuat Nabi ini bergelimang harta kekayaan. Harta itu di antaranya ada yang
berasal dari dasar laut yang diambil oleh jin yang diperintah Nabi Sulaiman.
Para
peneliti percaya, setelah melakukan penggalian, kecuali Tabut, Templar
menemukan apa yang dicarinya. Karena itu, meski mereka menyebut dirinya sebagai
ksatria-ksatria miskin, namun mereka dapat hidup dalam gelimang kemewahan.
Mereka bahkan mampu membangun sebuah bisnis berbasis bunga seperti sistem
perbankan pada saat ini, dan memperluas jaringan hingga ke seluruh Eropa.
Sejarah juga mencatat, bersamaan dengan perubahan gaya hidup Templar tersebut,
agaknya apa yang mereka temukan selama melakukan penggalian, juga mengubah
keyakinan mereka dalam beragama, karena mereka kemudian memiliki keyakinan yang
bertentangan dengan Gereja. Menurut sejumlah kalangan, sesuatu yang juga mereka
temukan adalah suatu ajaran tentang Kabbalah, sebuah ajaran mistik kuno
yang berakar pada sejarah Fir'aun pada zaman Mesir kuno.
Shalahuddin al-Ayyubi
Pada
1187 komandan besar Islam Shalahuddin Al Ayyubi mengalahkan pejuang
Salib dalam peristiwa yang disebut Pertempuran Hittin, dan merebut
kembali Yerusalem. Bahkan pada Mei 1291, benteng Acre, benteng terakhir yang
dikuasai pasukan Salib di Palestina, juga berhasil direbut Shalahuddin, meski
pasukan Salib dan Templar sempat berusaha mempertahankannya mati-matian.
Peristiwa ini membuat para Templar meninggalkan Yerusalem dan menyeberang ke
sejumlah negara di Eropa, terutama Perancis, dan berusaha menghasut para raja
dan bangsawan Eropa agar melakukan pembalasan. Namun para penguasa di Eropa
menolak karena selain telah lelah dan jemu terus berperang, mereka pun sudah
kehabisan dana. Maka, jadilah mereka kstaria-kstaria kaya raya, namun tak punya
pekerjaan alias menganggur. Kondisi ini membuat mereka lambat laun menjadi
arogan dan senang mabuk-mabukan. Mareka bahkan menjadi trouble maker di
wilayahnya.
Baphomet
Kelakuan
para Templar ini mengganggu kenyamanan para bangsawan, raja-raja Eropa dan Paus
di Vatikan. Apalagi karena selain kaya raya, para Templar memiliki
kemampuan lintas negara akibat jaringan luas yang dimilikinya yang diatur
dengan sangat rapi dan kuat. Puncaknya pada 1306 ketika Templar menolak Raja
Perancis Phillipe le Bel atau Phillipe IV yang ingin bergabung dengan
ordonya, sehingga setahun kemudian, atau pada 1307, dengan didukung Paus
Clement V, Phillipe le Bel memutuskan untuk membasmi Templar. Apalagi karena
Phillpe mendapat informasi kalau diam-diam Templar telah menyeleweng jauh dari
ajaran Kristen dan berpaling kepada bid'ah. Templar dikabarkan sering
menyelenggarakan upacara-upacara pemujaan terhadap Baphomet, iblis
berkepala kambing dalam mitologi Yahudi dan menjadi lambang okultisme, sembari
meludahi salib. Bahkan ada pula ritual-ritual tertentu yang diakhiri dengan
hubungan seks antara anggota dengan pemimpinnya. Bahkan tersiar kabar kalau
Templar juga mempraktekkan hubungan homoseksual.
Jack de Molay
Operasi
penumpasan Templar dilakukan dengan sangat cepat. Para Templar pun kocar-kacir.
Di antara mereka ada yang ditangkap dan diinterogasi sambil disiksa agar mengakui
perbuatan bid'ah yang mereka lakukan. Bahkan Imam Besar (Grand Master) Templar,
Jacques de Molay, pada 1314 dibakar di tiang salib bersama dua
bawahannya. Saat api membakar dirinya, de Molay sempat mengutuk Phillipe dan
Paus Clement V dengan kata-kata; "Setahun setelah kematianku, kalian
berdua akan segera menyusulku menghadap Tuhan". Entah karena sihir atau
hanya kebetulan, sebulan setelah kematian Molay, Clement V meninggal akibat
disentri, sedang Phillipe meninggal tujuh bulan kemudian tanpa pernah diketahui
penyebabnya.
Robert de Bruce
Sementara
itu, sebagaian besar Templar yang selamat, 'mengungsi' ke Skotlandia,
satu-satunya kerajaan di Eropa yang kala itu, pada abad 14, tidak mengakui
kekuasaan Gereja Katolik. Bahkan dengan senang hati Raja Skotlandia Robert
the Bruce menyembunyikan mereka ke dalam gilda (serikat pekerja) di
Kepulauan Inggris, dan menyusupkan mereka ke lodge-lodge (pemondokan) para
tukang batu (mason). Dari sinilah organisasi rahasia Freemasonry bermula,
karena dari sini nama Templar menjadi Freemasonry. Sedang Templar yang
melarikan diri ke Portugal mengubah nama ordo mereka menjadi Knights of Christ
Order (Ordo Ksatria Kristus).
Beberapa
peneliti yang meyakini bahwa Freemasonry berasal dari Templar di antaranya John
J. Robinson dengan bukunya Born in Blood, serta Micheal Baigent dan Richard
Leigh dengan bukunya The Temple and The Lodge. Bahkan Baigent-Leigh yakin,
meski Freemasonry berawal di Skotlandia, organisasi itu baru benar-benar
terbentuk setelah menyebar ke Inggris pada 1603 bersamaan dengan naiknya Raja
Skotlandia King James VI ke tahta kerajaan Inggris.
Selain
ke Skotlandia dan Portugal, para Templar juga lari ke Spanyol dan Malta. Di
kerajaan-kerajaan ini mereka berbaur dengan penduduk setempat yang mayoritas
memeluk agama Katolik Roma, dan kebanyakan dari mereka juga berganti nama atau
meminta suaka kepada bangsawan dan tuan tanah di kerajaan-kerajaan itu. Tak
sedikit permintaan suaka ini dipenuhi, namun tidak gratis, karena para
bangsawan dan para tuan tanah itu tahu kalau para Templar kaya raya. Mereka
meminta uang atas perlindungan yang diberikan, dan bahkan kemudian bermitra
dengan meneruskan bisnis usaha 'perbankan' yang pernah dirintis Templar.
2.
Demi The Promise Land
Gedung BAPPENAS
Freemasonry berasal dari dua kata, yakni free yang
berarti bebas, dan mason yang berarti tukang batu atau tukang bangunan. Namun
demikian, freemasonry diartikan sebagai ‘pembangun kebebasan’, dan
organisasi ini menamakan gedung tempat organisasi dikelola dengan lodge, sama
dengan nama pemondokan para tukang batu di Skotlandia tempat dimana organisasi
terbentuk, dan bentuknya pun sama persis dengan lodge-lodge para tukang batu
itu. Karenanya, dimanapun organisasi ini berkiprah, jejaknya dapat dilacak
melalui keberadaan lodge. Di Indonesia, lodge antara lain dapat ditemukan di
kawasan Jakarta, Surabaya, Medan, Banda Aceh, Padang, Palembang, dan
Pekalongan. Dalam bukunya yang berjudul Jejak Freemason dan Zionis di
Indonesia, Herry Nurdi menyebut kalau gedung Bappenas yang berdiri megah di
kawasan Menteng, Jakarta Pusat, adalah lodge kaum Mason. Dulunya gedung ini
bernama Adhuc Stat. Ini membuktikan bahwa Freemason pun telah menjadikan negara
ini sebagai salah satu wilayah pergerakannya.
Grand Lodge of England
Lodge
pertama yang dibuat Freemasonry adalah Grand Lodge of England yang
diresmikan bersamaan dengan diproklamirkannya keberadaan organisasi ini di
Inggris pada 24 Juni 1717. Lodge inilah yang dijadikan basis utama kegiatan
para masonik (anggota Freemasonry).
Seperti
umumnya sebuah organisasi, Freemansonry juga memiliki hirarki berupa tingkatan-tingkatan
atau diistilahkan dengan derajat keanggotaan. Berdasarkan kongres di London
pada 1717, hirarki organisasi ini diputuskan menyerupai piramida yang tersusun
dari 33 lapisan yang disebut Scottish Rite atau Sekte Skotlandia, dan 13
tingkatan yang disebut York Rite atau Sekte York. Lihat gambar di bawah ini.
Status
keanggotaan yang paling rendah pada Scottish Rite disebut entered
apprentice yang posisinya berada di dasar piramida. Status ini diberikan bagi
para anggota baru. Sedang status tertinggi pada Scottish Rite atau status pada
urutan 33 yang berada di puncak piramida disebut Sovereign Grand Inspector
General. Pada status inilah pentolan-pentolan yang berwenang membuat
kebijakan, berada.
Pada
York Rite, status terendah yang berada di dasar piramida juga disebut entered
apprentice, dan diperuntukkan bagi para anggota baru. Sedang status tertinggi
berada pada tingkatan ke-13 yang disebut Order of Knight Templar.
Paus Clement V
Selain
penetapan status, dalam struktur resmi Freemansonry juga mencantumkan delapan
organisasi sekutu mereka (allied organization of Freemansonry), yakni Tall
Cedars of Lebanon, Orders of Eastern Star, Grotto, Job’s Daughter, Rainbow
Girls, Orders of De Molay, Shrine, dan Daughter of The Nile. Setiap orang
yang menyatakan bersedia menjadi anggota organisasi ini harus mau
diindoktrinasi sesuai tujuan utama pergerakan, bersedia disumpah, dan bersedia
mengikuti ritual-ritual yang mereka lakukan yang tak jauh berbeda dengan apa yang
dilakukan oleh Knights Templar sebelum diberangus Raja Perancis Philippe le Bel
dan Paus Clement V pada 1307.
Philippe le Bele
Karena
merupakan transformasi dari Knights Templar, tujuan utama pergerakan
Freemansory tak jauh berbeda dengan Templar, yakni merealisasikan konsep The
Promise Land atau Tanah Yang Dijanjikan yang dibuat para pemuka Yahudi ketika hidup
dalam pengasingan di Babylonia ketika Yerusalem dikuasai Raja Nebukadnezar II.
Itu sebabnya Knights Templar pada 1118 berpura-pura menjadi petugas keamanan
bagi orang Eropa yang ingin berziarah ke Yerusalem setelah kota suci itu dapat
direbut kembali oleh para Pejuang Salib pada 1099, namun sebenarnya, seperti
dikatakan sejarawan Perancis Ghaetan de Laforge, mengemban misi untuk
mendapatkan berbagai barang peninggalan dan naskah yang berisi intisari dari
tradisi-tradisi rahasia Yahudi dan Mesir kuno.
Siapakah
yang memberi misi kepada Knights Templar, dan mengapa para pemuka Yahudi
membuat konsep The Promise Land? Mari kita mundur jauh ke belakang, ke zaman
sebelum Babylonia dikuasai Raja Nebukadnezar II pada 587 SM.
Bangsa
Pembangkang
Bani
Israil alias bangsa Yahudi merupakan saudara bangsa Arab, karena kedua bangsa
ini berasal dari satu ‘bapak’, yakni Nabi Ibrahim as. Hanya saja, jika bani
Israil berasal dari anak Nabi Ibrahim as yang bernama Ishaq dari istri bernama
Siti Sarah, sedang Bani Hasyim atau bangsa Arab yang juga disebut suku Quraisy,
berasal dari anak Nabi Ibrahim yang bernama Ismail dari istri bernama Siti
Hajar.
hathor
Sejarah
mencatat, meski bersaudara, kedua bangsa ini bermusuhan dan selalu berperang.
Pemicunya adalah watak Bani Israil yang licik, keras kepala, dan egois. Bangsa
Israil bahkan kian lama kian sesat karena gemar mendalami ilmu sihir yang
dipraktekkan para pendeta tinggi Fir’aun, dan menyembah berhala (paganisme).
Kisah Samiri yang dimuat dalam Al Qur’an memperjelas hal ini. Patung sapi
betina yang dibuat Samiri merupakan adopsi dari bentuk Hathor dan Aphis,
patung dewa Mesir kuno yang juga berbentuk sapi betina, dan terkait dengan
penyembahan terhadap Dewa Matahari (The Sun God).
Namun
demikian, Allah tetap berusaha menyelamatkan mereka dari kejaran Fir’aun dan
balatentaranya dengan memerintahkan kepada Nabi Musa as agar
memukul lautan dengan tongkatnya, dan laut pun terbelah sehingga Bani Israil
dapat menyeberang, sementara Fir’aun dan balatentaranya terbenam, lalu tewas.
Namun
meski telah ditolong, Bani Israil tetap pada kesesatannya, sehingga Allah
mengutuk mereka, dan mengharamkannya memasuki Tanah Suci Palestina hingga
beberapa tahun. Bani Israil baru dapat memasuki tanah suci itu kembali pada
zaman Nabi Daud as yang merupakan ayah Nabi Sulaiman as. Mereka memasuki
Palestina dari Sinai, dan kemudian menguasai Yerusalem. Ini terjadi sekitar
tahun 2000 SM.
Pada
960 SM, Nabi Sulaiman mendirikan istana di Yerusalem yang kemudian dikenal
sebagai Haikal Sulaiman. Setelah mengalami pasang surut kejayaan dan
kemunduran, 370 tahun kemudian bangsa Babylonia yang dipimpin Raja Nebukadnezar
II menduduki Yerusalem dan menghancurkan Haikal Sulaiman. Bangsa Yahudi
ditangkap dan ditawan, dan kemudian diasingkan ke Babylonia. Kejadian ini
membuat para pemuka Yahudi bertekad untuk dapat kembali ke Palestina meski
bagaimanapun caranya. Untuk itu mereka membuat konsep The Promise Land,
dan meyakini bahwa Bani Israil merupakan bangsa pilihan Tuhan.
Mereka bahkan menganggap bahwa bangsa di luar Yahudi adalah bangsa kelas dua
yang mereka sebut sebagai ghoyim atau gentiles, dan yang diciptakan Tuhan untuk
melayani seluruh kepentingan mereka.
Soldadu Romawi
Berbekal
konsep tersebut, bangsa Yahudi selalu berusaha agar dapat kembali ke Palestina
dan menguasai Yerusalem. Mereka sempat berhasil ketika pada 70M, Romawi yang
dipimpin panglimanya, Titus, menguasai kota suci itu. Namun pemberontakan yang
dilakukan Yahudi pada 132-135 M, membuat bangsa Bani Israil ini harus lari
tunggang langgang meninggalkan Yerusalem karena dibantai. Mereka menyebar ke
seluruh penjuru Bumi, namun tetap bertekad akan kembali menguasai Yerusalem
pada suatu saat kelak. Tak heran jika akhirnya bangsa Yahudi menjadi begitu
suka, dan bahkan sengat terbiasa, untuk bergerak dalam organisasi-organisasi
rahasia dan penuh konspirasi. Bahkan sebelum Knights Templar muncul, sejarah
mencatat adanya sebuah organisasi rahasia bangsa Yahudi yang bernama Priory of
Sion atau Biarawan Sion. Organisasi inilah yang diduga memberi misi kepada
Templar untuk menggali di Haikal Sulaiman dengan berpura-pura bekerja kepada
King Baldwin I sebagai penjaga keamanan bagi masyarakat Eropa yang berziarah ke
Yerusalem. Dalam buku 'Knights Templa, Knights of Christ' yang ditulisnya,
Rizki Ridyasmara menyebut kalau Templar adalah ordo militer yang dibentuk
Biarawan Sion.
3 :
Halalkan Segala Cara
Priory of Sion
Freemasonry
punya segudang cara untuk merealisasikan konsep The Promise Land. Organisasi
ini bahkan menjadi sangat berbahaya karena masa lalunya yang buruk dengan Islam
maupun Kristen, membuatnya tak segan melakukan apapun. Termasuk membuat suatu
konspirasi untuk menghancurkan atau membunuh seseorang, menghancurkan sebuah
institusi, bahkan negara, untuk kemudian menguasai dan menjadikannya sebagai
bonekanya. Selain itu, mereka juga menggunakan politik adu domba demi
mendapatkan keuntungan dari konflik yang terjadi.
Pada
1381 atau sekitar 74 tahun setelah Knights Templar dibasmi Raja Perancis
Phillipe le Bel dan Paus Clement V, meletus pemberontakan petani di Inggris
yang diyakini John J. Robinson, penulis buku Born in Blood, didalangi
oleh para Templar untuk membalas dendam terhadap gereja Katolik. Sejarah bahkan
mencatat, pada 1640 hingga 1660 terjadi pergolakan di Inggris yang kemudian
dikenal sebagai Revolusi Inggris. Para ahli sejarah percaya, Freemasonry berada
di balik gejolak ini dengan tujuan untuk melemahkan negara itu dan menguasainya
secara politik maupun ekonomi.
King William III
Ini
terbukti, karena saat gejolak masih berlangsung, para Mason memprovokasi raja
Inggris ketika itu, King William III, agar memerangi Perancis yang mayoritasnya
beragama Katolik. Perang benar-benar terjadi, dan perang ini menjerumuskan
Inggris dalam jeratan utang yang sangat besar untuk membiayai perang tersebut.
Agar negara tidak bangkrut, King William III meminjam uang kepada bankir Yahudi
yang juga anggota Freemasonry, dan pinjaman diberikan sebasar 1.250.000
poundsterling, namun dengan sejumlah syarat, di antaranya diizinkan mendirikan
Bank Central Inggris. King William III tak punya pilihan. Pada 27 Juli 1694,
Bank of England pun didirikan dan menjadi bank sentral swasta pertama di dunia.
Tak
berhenti sampai di situ, uang yang dipinjam King William III dikenakan bunga,
sehingga dalam empat tahun utang kerajaan Inggris meningkat 13 kali lipat
menjadi 16.000.000 poundstreling.
Comte de Mirabeau
“Inilah
catatan sejarah pertama kali tentang penjarahan besar-besaran uang rakyat
sebuah negara melalui skema perbankan yang sama sekali tidak disadari oleh para
petinggi Negara yang bersangkutan,” ujar Indra Aidil, peneliti sejarah
Zionisme, seperti dikutip dari buku Knights Templar Knights of Christ.
Mengapa
Freemasonry ingin menguasai Inggris secara politik maupun ekonomi? Jawabannya
adalah, karena pada masa itu Inggris merupakan salah satu negera terkuat di
Eropa, bahkan di dunia. Negara lainnya yang sekuat Inggris adalah Perancis, dan
negara ini pun tak henti-hentinya diganggu Freemasonry. Bahkan akhirnya seperti
dialami Inggris, dengan memperalat tokoh Perancis berdarah bangsawan, Comte
de Mirabeu, pada Juli 1789 rakyat negara itu memberontak dan pecahlah apa
yang kemudian disebut sebagai Revolusi Perancis. Tujuannya jelas, selain balas
dendam masa lalu karena Raja Phillipe le Bel membantai Templar, juga karena
jika Inggris dan Perancis dikuasai, maka akan tercipta peluang-peluang yang
akan mempermudah bagi Freemasonry untuk merealisasikan The Promise Land, dan
ini terbukti pada 1948, karena negara Israel berdiri atas dukungan Amerika dan
Inggris.
Mayer Amshel Rothschild
Selain
itu, sejak keberadaannya diproklamirkan pada Juni 1717, tujuan yang hendak
dicapai para Mason tak lagi hanya sekedar merealisasikan The Promise Land,
namun juga ingin menguasai dunia dengan menciptakan Tatanan Dunia Baru atau The
New World Order dimana mereka sebagai penguasanya. Mereka menganggap, ini harus
dilakukan karena mereka adalah bangsa Terpilih, dan para ghoyim (non Yahudi)
adalah bangsa-bangsa yang diciptakan untuk melayani mereka.
Adam Weishaupt
Pada
1773, menurut buku Knights Templar Knigths of Christ, salah seorang pentolan
Freemasonry yang juga seorang miliuner berdarah Yahudi, Mayer Amshell
(Rothschild I), mengundang duabelas rekannya sesama tokoh Yahudi Masonik ke
kediamannya di Frankfurt, Jerman. Dalam kesempatan itu, Mayer memberitahu kalau
dia telah menemukan seseorang yang dinilai sangat cocok untuk menjalankan suatu
organisasi yang akan dibentuk untuk mewujudkan rencana menguasai dunia. Nama
orang itu adalah Adam Weishaupt, seorang Yahudi yang lahir di Ingolstadt,
Jerman, pada 6 Februari 1748. Organisasi yang dibentuk bernama Perfectibilisen
(Kelompok Yang Sempurna), namun pada 1 Mei 1776 berubah menjadi Illuminati.
Hebatnya, setiap 1 Mei kini diperingati sebagai Hari Buruh Sedunia.
4:
Ingin Kuasai Dunia
Adam
Weishaupt lahir dari keluarga Yahudi Ortodoks yang beralih memeluk Katolik
Roma. Ia sangat cerdas dan mahir berbahasa Inggris, Chech, Italia, dan Ibrani.
Ia sempat menjadi anggota ordo Jesuit, namun kemudian, karena tak puas pada
peraturan ordo yang dianggap terlalu mengekang, dia memberontak dan menjadi
professor di bidang hukum gereja di Universitas Ingolstadt.
Tak ada
catatan sejarah tentang bagaimana Freemansory mendekati pria ini, namun
gerakannya sebagai anggota organisasi persaudaraan rahasia Yahudi ini
ditengarai dimulai pada 1770 melalui organisasi yang disebut Perfectibilisen.
Nama organisasi ini diambil dari kaum Kathari yang musnah akibat serangan
tentara Paus Innocentius III saat Perang Salib Albigensian. Sama seperti
Freemansonry, hirarki organisasi ini berbentuk piramida.
Strategi
yang disusun Weishaupt untuk melaksanakan tugas yang diemban ‘majikannya’ amat
mengerikan. Demi mewujudkan Pemerintahan Satu Bumi (E Pluribus Unum), anggota
Freemansonry bernama sandi Spartacus ini membuat kebijakan sebagai berikut :
- Penghapusan dan penguasaan seluruh penguasa pemerintahan negara-negara dunia yang berpengaruh.
- Penghapusan dan pengusaaan seluruh lahan pribadi
- Penghapusan dan penguasaan kekayaan keturunan
- Penghapusan dan penguasaan terhadap jiwa pejuang
- Penghapusan dan penguasaan terhadap ikatan keluarga
- Penghapusan dan penguasaan terhadap agama-agama dunia
Yang
dimaksud dengan penghapusan dan penguasaan seluruh penguasa pemerintahan
negara-negara dunia yang berpengaruh, adalah dengan caramenjadikan para
penguasa negara-negara itu sebagai kaki tangannya, dan tujuan ini sudah
sangat-sangat berhasil, karena Amerika Serikat hanyalah satu saja dari begitu
banyak negara di dunia ini yang telah berada dalam cengkeraman
Freemasonry-Illuminati, dan menjadi kuda tunggangan yang paling nyaman.
Yang
dimaksud penghapusan dan penguasaan terhadap seluruh lahan pribadi, adalah
dengan cara menyusupkan ide-ide dasar mereka ke tiap-tiap orang di dunia ini
melalui perangkat yang dapat digunakan, seperti media massa, budaya, lembaga
pendidikan, ekonomi, dan sebagainya.
Yang
dimaksud dengan penghapusan dan penguasaan kekayaan keturunan, adalah menguasai
sumber daya alam yang di kandung dalam perut Bumi, laut, dan udara yang dimiliki
berbagai bangsa.
Yang
dimaksud dengan penghapusan dan penguasaan terhadap jiwa pejuang, adalah dengan
cara melemahkan spirit para pemuda dan pemudi agar tidak lagi mau bersusah
payah bekerja keras, tidak mau lagi bersusah payah belajar, dan tidak mau lagi
bersusah payah menemukan sesuatu yang baru dan berguna bagi kehidupan manusia,
dan menjadikan para pemuda-pemudi penerus generasi bangsanya itu sebagai
orang-orang yang hanya memikirkan kesenangan hidup (hedonis), gemar
berfoya-foya, lebih banyak menghabiskan waktunya untuk sesuatu yang bersifat
hiburan semata, dan lebih asyik mengejar kenikmatan duniawai baik dalam bentuk
jabatan, pangkat, harta, dan seks.
Yang
dimaksud penghapusan dan penguasaan terhadap ikatan keluarga memiliki arti yang
sangat luas, bukan dalam ikatan sebuah rumah tangga, melainkan ikatan sebagai
suatu bangsa, suku, dan negara. Untuk tujuan ini, Illuminati menyerang
psikologis suatu bangsa agar tidak lagi memiliki rasa nasionalisme, mengacuhkan
sukunya, dan asyik mengejar kebutuhan duniawi untuk diri sendiri atau
kelompoknya. Dewasa ini, banyak sekali anak suatu bangsa yang memerangi
sesamanya hanya demi kekuasaan atau pengaruh. Bangsa Indonesia bahkan kini
termasuk bangsa yang lebih mencintai produk luar negeri dibanding produk
bangsanya sendiri.
Yang
dimaksud penghapusan dan penguasaan terhadap agama-agama dunia, adalah dengan
merusak esensi ajaran asli agama-agama yang ada, karena meski di antara bangsa
Yahudi ada yang beragama Kristen, namun mayoritas dari mereka, termasuk pengurus
dan anggota Freemasonry-Illuminati, adalah penganut Kaballah.
Pada
1782, Illuminati menyelenggarakanoikumene atau pertemuan bersama dengan
Freemasonry di Wilhelmsbad. Dalam kongres ini, Comte de Virieu, seorang
bangsawan yang diduga anggota rendah Freemasonry, hadir. Ketika kongres masih
berlangsung, Comte keluar sambil gemetaran. Ia ditegur oleh sejumlah orang, dan
dengan terbata-bata, sambil masih gemetaran, Comte berkata ; “Saya tidak
mungkin membuka tabir mereka kepada kalian. Saya hanya dapat menyampaikan,
bahwa semua ini merupakan sesuatu yang sangat serius dan jauh di luar jangkauan
fikiran kalian semua”.
Comte
lalu melepas keanggotaannya di Freemasonry, dan mengatakan bahwakelompok
persaudaraan itu tak ada bedanya dengan horor.
5 :
Mengusai Amerika
Dengan
adanya Illuminati, gerakan Yahudi untuk menguasai dunia kian efektif. Apalagi
karena menurut catatan sejarah, para Mason 'ikut turun tangan' dalam
kemerdekaan Amerika Serikat yang terjadi pada 4 Juli 1776 dengan tujuan
menjadikan negara itu sebagai basis gerakan utama mereka. Para Mason tak puas,
karena meski sejumlah negara di Eropa seperti Inggris, Perancis, Jerman,
Portugis, dan lain sebagainya telah mereka kuasai secara ekonomi maupun
politik, namun negara-negara itu tetap bukan milik mereka, sehingga mereka
tidak dapat bergerak secara leluasa, dan kadangkala untuk mencapai tujuan
tertentu, biaya yang harus mereka keluarkan relatif besar dan membutuhkan waktu
yang sangat lama untuk direalisasikan, seperti Revolusi Perancis dan Inggris.
Selain
itu, ‘permusuhan’ dengan gereja Katolik juga adakalanya membuat mereka harus
‘mengorbankan keyakinan mereka terhadap Kabbalah’ seperti yang terjadi pada
1489. Kala itu, pasca pembataian Knights Templar oleh Raja Perancis Phillipe le
Bel dan Paus Clement V pada 1307, komunitas Yahudi merupakan komunitas yang
paling dibenci masyarakat Perancis. Bahkan komunitas Yahudi yang tetap tinggal
di negara itu, seperti di Pyrennes, sebuah provinsi di Selatan Perancis, Arles,
Aix, dan Marseilles, mengalami intimidasi dan kekerasan yang tiada henti, serta
dipaksa meninggalkan Kabbalah yang mereka anut, dan memeluk Katolik. Bahkan
sinagog-sinagognya, tempat beribadah kaum Yahudi, ada yang dibakar.
Situasi
ini membuat Rabi Shamur, petinggi Yahudi yang tinggal di Arles, Perancis,
prihatin. Dia menulis surat kepada Pemimpin Tertinggi Kaum Yahudi di
Konstantinopel, dan meminta petunjuk apa yang harus dia lakukan untuk mengatasi
masalah ini. Surat itu dibalas pada 24 Juli 1489 dengan kalimat seperti ini ;
“Saudara-saudara,
dengan rasa sedih, pengaduan kalian kami pelajari. Derita, nasib buruk yang
kalian alami membuat kami ikut bersedih. Kalian mengadukan, bahwa Raja Perancis
telah memaksa kalian memeluk agama Nashrani. Kalian sulit menentang perintah
paksaan itu. Maka masuklah agama Nasrani. Tetapi harus diingat, bahwa ajaran
Musa harus tetap kalian pegang erat-erat dalam hati sanubari. Umat Kristen
memerintahkan kalian supaya kalian menyerahkan harta benda kalian.
Laksanakanlah. Selanjutnya didiklah putera-putera kalian menjadi pegadang dan
pengusaha yang tangguh, agar pelan-pelan bisa merebut kembali harta benda itu
dari tangan mereka.
Kalian
juga melaporkan, bahwa mereka mengancam hidup kalian. Maka binalah
putera-puteri kalian menjadi dokter, agar dapat membunuh orang-orang Kristen
secara rahasia. Mereka menghancurkan tempat peribadatan kalian. Maka didiklah
putera dan puteri kalian untuk menjadi pendeta agar dapat menghancurkan gereja
mereka dari dalam. Mereka menindas dengan melanggar hak dan nilai kemanusiaan.
Maka didiklah putera-puteri kalian sebagai agen-agen propaganda dan penulis
agar dapat menelusup ke berbagai jajaran pemerintahan. Dengan demikian, kalian
akan dapat menundukkan orang Kristen dengan cengkeraman kuku-kuku kekuasaan
internasional yang kalian kendalikan dari balik layar. Ini berarti pelampiasan
dendam kesumat kalian terhadap mereka”.
Martin Luther
Jawaban
surat dari Konstantinopel ini menjadi terkenal karena dengan lugas mencerminkan
strategi kaum Yahudi untuk menundukkan Gereja dan dunia. Surat ini pula yang
membuat ribuan orang Yahudi di Perancis, termasuk yang telah menjadi anggota
Freemasonry, bersedia dibaptis dan memeluk Katolik. Tapi tentu saja, setelah
Rabi Shamur mensosialisasikan isi surat itu kepada mereka. Hanya dalam beberapa
tahun, banyak di antara mereka yang telah menjadi gembala-gembala sidang di
Gereja-gereja Katolik di Perancis.
Momentum
pertama mereka untuk merusak Gereja terjadi pada 31 Oktober 1517 ketika Marthin
Luther King memprotes kebijakan Gereja Katolik Roma dengan membuat 95
pernyataan yang dibacakan di hadapan umum. Para Yahudi yang telah memeluk
Katolik diam-diam mendukungnya, sementara para Masonik mengomporinya agar terus
menentang Gereja. Maka lahirlah agama Kristen Protestan. Para Mason dan Yahudi
Katolik juga lah yang mendukung John Calvin dalam menyuarakan Calvinisme,
sebuah gerakan yang juga menggugat otoritas Gereja Katolik Roma yang dinilai
terlampau mempengaruhi kehidupan masayarakat Eropa selama berabad-abad,
sehingga mereka jenuh dan menginginkan reformasi.
John Calvin
Kebutuhan
para Mason akan negara sendiri yang dapat dikendalikan sedemikian rupa, membuat
mereka melirik benua baru yang ditemukan Christopher Colombus, Amerika Serikat,
pada 1498. Kebetulan, setelah benua itu ditemukan, orang Yahudi
berbondong-bondong meninggalkan Eropa dan bermigrasi ke Brazil di Amerika
Selatan. Namun tak lama setelah mereka melakukan migrasi, Brazil berperang
dengan Belanda, sehingga karena merasa tak aman, bangsa Yahudi kembali
melakukan migrasi ke Nieuw Amsterdam, sebuah koloni Belanda di Amerika Utara.
Kedatangan
bangsa Yahudi di Nieuw Amsterdam tidak disukai Gubernur Jenderal Pieter
Stuyvesant yang berkuasa di koloni Belanda itu, namun berkat lobi para
pengusaha kaya dan kapitalis Yahudi internasional yang di antaranya merupakan
anggota Frremasonry-Illuminasti, ketidaksukaan dapat diredam sehingga bangsa
Yahudi dapat nyaman tinggal di situ dan menjuluki Nieuw Amsterdam sebagai The
New Yerusalem.
Tak
sampai setengah abad kemudian, Inggris merebut Nieuw Amesterdam dan
wilayah-wilayah lain di Amerika, dan koloninya itu dibagi menjadi 13 negara
bagian. Nama Nieuw Amsterdam pun diganti menjadi New York, hingga sekarang, dan
negara bagian itu menjadi wilayah dengan jumlah penduduk beretnis Yahudi paling
banyak di Amerika.
Menjelang
1775, Amerika mengalami krisis keuangan yang parah karena diperangkap para
kapitalis Yahudi melalui penerbitan mata uang Amerika. Awalnya, dengan dalih
demi memajukan perekonomian dan industri Amerika, Inggris disarankan untuk
mencetak mata uang tersendiri untuk koloninya itu, terpisah dari mata uang
Inggris. Inggris setuju. Maka seluruh asset di koloni Amerika pun didepositokan
di Bank Sentral Inggris sebagai jaminan atas dana yang dipinjamkan, plus
bunganya. Setahun kemudian, bank milik Freemasonry itu berulah dengan menolak
menerima pembayaran lebih dari 50 persen dari nilai mata uang Amerika, meski
skema pembayaran utang ini diatur dalam undang-undang yang dibuat Inggris
sebelum mata uang Amerika diterbitkan. Akibatnya, nilai tukar mata uang Amerika
anjlok hingga setengahnya, dan Amerika terperosok dalam krisis moneter yang
kemudian melebar menjadi krisis ekonomi, sosial, dan politik. Kemakmuran yang
dinikmati rakyat Amerika pun berakhir. Parahnya lagi, untuk mengatasi krisis,
pemerintah Inggris mengenakan pajak tambahan kepada rakyat di koloninya itu
yang kemudian dikenal dengan Pajak Teh. Situasi pun semakin memburuk.
Kelaparan dan kekacauan mulai terjadi dimana-mana. Dalam kondisi ini,
Freemasonry-Illuminati kian getol ‘bermain’ untuk kian memanaskan situasi demi
mengobarkan apa yang sebelumnya telah terjadi di Inggris dan Perancis, yakni
revolusi.
Revolusi Amerika
Revolusi
Amerika
George Washington
Alexander Hamilton
Sejarah
mencatat, bentrokan bersenjata antara pasukan Inggris dengan rakyat Amerika
yang memberontak demi mendapatkan kemerdekaannya, terjadi pada 19 April 1775.
Jenderal George Washington diangkat sebagai pemimpin kaum revolusioner. Selama
perang berlangsung, Konspirasi Yahudi Internasional dimana di dalamnya terdapat
para Mason, Illuminati, dan para kapitalis Yahudi, bermain di dua pihak. Di
satu sisi mendukung Inggris dengan cara menggelontorkan dana untuk perang dan
senjata, namun di sisi lain mendukung kaum revolusioner, juga dengan uang dan
senjata. Inggris akhirnya kalah, dan kaum revolusioner mendeklarasikan
kemerdekaan Amerika pada 4 Juli 1776.
Konspirasi
Yahudi Internasional terus bekerja untuk dapat menguasai Amerika secara politik
dan ekonomi. Melalui dua agennya yang disusupkan ke Kongres Amerika yang
dibentuk pascadeklarasi kemerdekaan, Alexander Hamilton dan Robert
Morris, pada 1783 Konspirasi Yahudi Internasional berhasil mendirikan Bank
Amerika yang merupakan cabang Bank Sentral Inggris, namun gagal menjadi lembaga
yang berhak mencetak mata uang Amerika karena dicounter anggota Kongres.
Robert Morris
Thomas Jefferson
Kepada
rekannya, Thomas Jefferson pernah menulis surat yang isinya begini ; “Saya
yakin sepenuhnya bahwa lembaga-lembaga keuangan ini lebih berbahaya bagi
kemerdekaan kita daripada serbuan pasukan musuh. Lembaga keuangan itu juga
telah melahirkan sekelompok aristocrat kaya yang kekuasaannya mengancam
pemerintah. Menurut hemat saya, kita wajib meninjau hak mencetak uang bagi
lembaga keuangan ini, dan mengembalikan wewenang itu kepada rakyat Amerika
sebagai pihak yang paling berhak”.
Konspirasi
Yahudi marah bukan main ketika mengetahui isi surat ini. Nathan Rothschild,
kapitalis Yahudi yang juga seorang Masonik, mengancam Presiden Andrew Jackson
akan menciptakan kondisi Amerika yang lebih parah dan krisis berkepanjangan.
Tapi Presiden tak gentar. “Anda sekalian tidak lain adalah kawanan perampok
dan ular. Kami akan menghancurkan kalian, dan bersumpah akan menghancurkan
kalian semua!” kata Presiden seperti ditulis Willian Guy Carr dalam bukunya
Yahudi Menggenggam Dunia.
Abraham Lincoln
Andrew Jackson
Konspirasi
semakin marah dan menghasut Inggris agar menyerang Amerika, dan terjadilah
perang pada 1816. Intervensi Yahudi di Bumi Amerika yang tiada henti, membuat
negara baru itu terus bergejolak. Bahkan pada 14 April 1865, Presiden Abraham
Lincoln dibunuh karena berniat mengeluarkan sebuah undang-undang yang akan
menyingkirkan hegemoni Konspirasi Yahudi Internasional terhadap Amerika.
Pembunuhnya bernama Dickles Booth, pembunuh bayaran yang disuruh Konspirasi
untuk menghabisi nyawa sang presiden. Pembunuh berdarah Yahudi ini diketahui
terkait dengan Konspirasi, karena berhubungan dengan Yahuda B. Benjamin, seorang
agen salah satu pentolan Freemasonry, Rothschild, yang ditugaskan di Amerika.
Booth berhasil ditangkap dan dihukum, namun hingga kini Konspirasi sama sekali
tak tersentuh.
Jika
saat ini kita melihat Amerika merupakan sekutu Yahudi yang paling baik, paling
hormat, dan paling setia, jangan kaget, karena sejak sebelum negara itu
merdeka, Yahudi sudah 'cawe-cawe'. Bahkan berdasarkan presentasi Prof.
Richard Claporth diketahui kalau upaya Freemasonry cs untuk menjadikan
Amerika sebagai ‘negaranya’, telah membuat seluruh warga negara itu beserta
asset-asetnya, sebenarnya telah menjadi milik The Federal Reserve Bank of New
York, bank milik Konspirasi, sejak 1913
6: Kekejaman Federal Reserve
Dalam
makalah yang berjudul “US Government Bankruptcy Proceeding” yang
dipresentasikan Prof. Richard Claporth dalam salah satu pertemuan rutin
Smart Leadership Institute, Richard menguraikan sebab-sebab kebangkrutan
pemerintah Amerika Serikat. Meski hanya berisi pokok-pokok peristiwa, namun
makalah tersebut penting untuk diketahui. Inilah isi salinan makalah itu yang
dicuplik dari buku ‘Knights Templar. Knights of Christ’.
-
Sebelum 1913, pemerintah Amerika memperoleh dana dari tarif impor. Pada saat
itu belum ada pajak yang dikenakan kepada warganegara. Mata uang Amerika dibuat
dari logam asli atau yang biasa dihargai/dikembalikan sebagai logam (dikenal
sebagai uang asli).
- Pada
1913, para Bankers memutuskan bahwa telah terjadi kekurangan mata uang di
Amerika, dan pemerintah Amerika tidak bisa menerbitkan mata uang lagi karena
semua emas cadangannya telah terpakai.
- Agar
ada sirkulasi tambahan uang, kelompok orang mendirikan satu bank yang dinamakan
The Federal Reserve Bank of New York.
-
Kemudian Federal Reserve Bank of New York menjual stock yang dimiliki dan
dibeli oleh mereka sendiri senilai US$ 450.000.000 melalui Rothschild Bank of
London, Rothschild Bank of Berlin, Warburg Bank of Hamburg, Warburg Bank of
Amsterdam, Israel Moses Seif Bank of Italy, Lazard Brothers of Paris, Citibank,
Goldman & Sach of New York, Lehman & Brothers of New York,
Chase Manhattan Bank of New York, dan Kuhn & Loeb Bank of New York.
-
Karena bank-bank tersebut memiliki cadangan emas yang besar, maka bank-bank
tersebut dapat mengeluarkan mata uang yang dengan jaminan emas dan mata uang
tersebut yang disebut Federal Reserve Notes. Bentuknya sama dengan mata uang
Amerika, dan masing-masing dapat saling tukar.
- Untuk
membayar bunga, pemerintah Amerika menciptakan income-tax (pajak penghasilan).
Jadi sebenarnya warganegara Amerika membayar bunga kepada Federal Reserve.
Income tax dimulai pada 1913, pada tahun yang sama dengan pendirian Federal
Reserve. Semua income tax yang terkumpul dibayarkan ke Federal Reserve sebagai
bunga atas pinjaman.
- Awal
1929, Federal Reserve berhenti menerima uang emas sebagai bayaran. Yang berlaku
hanya ‘uang resmi’. Federal Reserve mulai menarik uang kertas yang dijamin emas
dari sirkulasi, dan menggantinya dengan ‘uang resmi’.
-
Sebelum 1929 berakhir, ekonomi Amerika mengalami malapetaka (disebut masa Great
Depression).
- Pada
1931, Presiden Amerika Herbert Hoover mengumumkan kekurangan budget sebesar US$
902.000.000.
- Pada
1932, Amerika menjual emas senilai US$ 750.000.000 yang digunakan untuk
menjamin stabilitas mata uang Amerika. Ini sama dengan ‘penjualan likuidasi’
sebuah perusahaan bermasalah. Emas yang dijual ini dibeli dengan potongan
(discount rates) oleh bank internasional/bank asing, dan pembelinya adalah
Federal Reserve di New York.
-
Presiden Theodore Roosevelt mengalahkan Presiden Hoover pada pemilu 1932. Dalam
sambutannya, Roosevelt mengatakan ; “Satu-satunya hal yang harus kita takutkan
adalah ketakutan itu sendiri”.
-
Roosevelt membuat serangkaian kebijakan untuk mereorganisasi pemerintahan
Amerika, namun negara tetap bangkrut karena tak mampu membayar bunga pinjaman
kepada Federal Reserve.
-
Akibat kebangkrutan Amerika, maka bank-bank yang merupakan pemilik Federal
Reserve memiliki SELURUH Amerika, termasuk warganegara dan aset-asetnya,
sehingga jika dianologikan, Amerika sebenarnya tak lebih dari 'anak perusahaan'
Federal Reserve.
- Sepekan
kemudian di Parlemen dilakukan tuntutan impeachment terhadap anggota-anggota
dari Dewan Federal Reserve, kebanyakan agen-agen Federal Reserve dan para
manager dari Departemen Keuangan Amerika, dengan tuduhan “kejahatan luar biasa
dan penyalahguanaan wewenang”, termasuk pencurian lebih dari US$ 80.000.000.000
per tahun selama lima tahun (total US$ 400.000.000.000).
- Pada
1934, Roosevelt memerintahkan seluruh bank di Amerika untuk tutup selama
sepekan, dan menarik dari masyarakat emas dan mata uang yang di-back up emas,
dan menggantinya dengan “seolah-olah uang” yang dicetak Federal Reserve. Tahun
itu dikenal sebagai Liburan Bank Nasional.
-
Rakyat Amerika menahan emasnya karena tak mau menggunakan kertas tak bernilai
yang “seolah-olah uang”. Roosevelt pun mengeluarkan perintah larangan bagi
setiap warganya untuk memiliki emas, karena illegal. Aparat bahkan menyisir
penduduk, dan menyita emas yang didapat dari warga. Hal ini membuat rakyat
berbondong-bondong menukar emasnya dengan sertifikat/bond bertuliskan I.O.U
yang ditandatangani Morgenthau, Menteri Keuangan Amerika kala itu. Hal ini
merupakan perampokan emas besar-besaran yang pernah terjadi dalam sejarah
manusia. Pada 1976, Presiden Jimmy Carter mencabut kebijakan ini.
- Pada
1963, Presiden John F. Kennedy memerintahkan Departemen Keuangan mencetak uang
logam perak untuk mengakhiri kekuasaan Federal Reserve, karena dengan memiliki
mata uang sendiri, maka rakyat Amerika tak perlu lagi membayar bunga kepada
bank milik kaum Yahudi itu. Lima bulan setelah kebijakan dikeluarkan, Kennedy
dibunuh.
-
Pengganti Kennedy, Lyndon Johnson, membatalkan kebijakan Kennedy dan
memerintahkan Departemen Keuangan untuk menghentikan pencetakan mata uang
perak, serta menarik kembali uang perak yang sudah diedarkan, dan dimusnahkan.
- Pada
hari Kennedy dimakamkan, Federal Reserve Bank mengeluarkan uang ‘no promise’
yang pertama. Uang ini tidak menjanjikan bahwa bank tersebut akan membayar
dalam mata uang yang sah secara hukum, namun mata uang itu merupakan alat
pembayaran yang berlaku.
-
Presiden Ronald Reagan berencana memperbaiki pemerintahan Amerika sesuai aturan
konstitusi. Ia ditembak beberapa bulan kemudian oleh anak teman dekatnya, Wakil
Presiden George Bush. Akhirnya Reagan ‘bungkam’, dan tidak mengeluarkan
kebijakan baru hingga pada 1987. Namun kebijakannya untuk mengimplementasikan
konstitusi dalam pemerintahan, tidak ditanggapi sama sekali oleh para
pejabatnya.
- Pada
1993, saat berpidato di parlemen, James Traficant mengutuk system Federal
Reserve sebagai suatu penipuan besar-besaran. Tak lama kemudian anggota
parlemen dari Partai Demokrat itu menjadi korban penyelidikan kasus korupsi,
namun hingga 2002 dia tidak diadili.
- Pada
uang dolar yang dicetak sebelum tahun 2000 tertera tulisan Federal Reserve Bank
cabang mana yang mengeluarkan dan menjamin uang tersebut, namun pada cetakan
tahun 2000 tulisan yang tertera adalah Federal Reserve System.
Ben Bernake
- Pada
2002, pengadilan memutuskan James Trificant terbukti korupsi. Politikus itu
marah sekali, dan mengatakan bahwa saksi-saksi yang memberatkannya di
pengadilan, semuanya dipaksa untuk berbohong. Ia bahkan tak dapat menghubungi
orang-orang yang menyelidiki kasus korupsinya. Dengan kata lain, kasus James
merupakan kasus yang direkayasa.
- Henry
Ford pernah berkata ; “Barangkali ada bagusnya rakyat Amerika pada umumnya
tidak mengetahui asal-usul uang, karena jika mereka mengetahuinya, saya yakin
esok pagi akan terjadi revolusi.”
Dengan
sejarah yang seperti itu, maka tak heran jika pada pecahan uang 1 dolar Amerika
pun terdapat gambar piramida dengan sebuah mata pada puncaknya yang disebut All
Seing Eye, dan di bawah piramid tersebut terdapat tulisan “Novus Ordo
Seclorum”. The All Seing adalah salah satu simbol Masonik. Bahkan lambang
Negara Amerika adalah burung elang yang mengembangkan sayapnya dengan kedua
kaki mencengkeram anak panah dan daun zaitun. Di atas kepala burung itu
terdapat sekumpulan bintang yang membentuk susunan Bintang David, lambang
Yahudi.
Jika dicermati
dengan baik, pada lambang negara Amerika itu terdapat banyak simbol yang
mengarah pada Yahudi. Misalnya, bintang di atas kepala burung yang membentuk
bintang David berjumlah 13; garis pada perisai di dada burung juga berjumlah
13; jumlah daun zaitun di kaki burung juga 13; jumlah anak panah 13; dan bulu
di ujung anak panah juga berjumlah 13. Untuk diketahui, 13 merupakan angka
pavorit kaum Yahudi, karena jumlah suku dalam bangsa Yahudi ada 13.
7:
Terbongkar Karena Disambar Petir
Robespierre
Ambisi
Freemasonry untuk menguasai dunia sebenarnya sudah terbongkar secara kebetulan
pada 1784, atau dua tahun setelah Illuminati menyelenggarakan oikumene dengan
organisasi itu di Wilhelmsbad. Awalnya, Adam Weishaupt meminta seorang temannya
yang berkebangsaan Jerman, Baron Xavier von Zwack, agar merancang strategi
untuk meletuskan Revolusi Perancis. Setelah rancangan selesai, bersama
sebuah dokumen berjudul Einige Originalschriften des Illuminaten Ordens
yang kemudian kita kenal sebagai Protocol of The Elders of Zion atau Protocol
Zions, diberikan kepada seorang kurir agar serahkankan kepada Robespierre,
tokoh Illuminati Perancis,
Ketika
sedang melintasi wilayah Bavaria, Jerman, kurir yang pergi dengan menunggang
kuda itu disambar petir dan tewas seketika. Kepolisian Bavaria yang menangani
kasusnya, melakukan identifikasi untuk mengetahui jati diri kurir tersebut, dan
menemukan dokumen Einige Originalschriften des Illuminaten Ordens dalam
jahitan bajunya. Semula kepolisian Bavaria tak tahu dokumen apa yang dibawa si
kurir karena sarat berisi kata-kata aneh dan sulit dimengerti, sehingga karena
curiga kalau kata-kata aneh itu jangan-jangan merupakan bahasa sandi, dokumen
diserahkan kepada seorang pemecah sandi untuk dipelajari. Alangkah kagetnya
Kepolisian Bavaria setelah sang pemecah sandi selesai bekerja, karena dokumen
itu ternyata berisi sesuatu yang sangat jahat dan gila.
Baron Xavier von Zwack
Raja
Bavaria marah sekali mengetahui isi dokumen itu, dan memerintahkan untuk
menangkap Weishaupt dengan tuduhan akan melakukan kudeta dan melakukan praktek
homoseksual. Namun sebelun ditangkap, dia kabur ke Regensburg, dan ketika
dikejar ke sana, dia lari lagi ke Gotha, serta meminta perlindungan kepada Duke
Ernst II. Gagal menangkap Weishaupt, pada Agustus 1785 Raja Bavaria
mengeluarkan perintah untuk menangkap pengikut mantan anggota ordo Jesuit yang
beralih menjadi penganut Kabbalah itu. Weishaupt meninggal pada 18 November
1830 dalam usia 82 tahun.
Jacob Lanz
Meski
niat jahatnya terbongkar, Freemasonry tak mundur setapak pun. Cetak biru
Revolusi Perancis tetap dijalankan, dan pada Juli 1789 revolusi itu benar-benar
terjadi, membuat Raja Perancis King Louis XVI dan istrinya, Marie Antoinette,
ditangkap, dipenjara, dan dihukum pancung dengan pisau guilotin. Kehebatan para
Mason dalam menjalankan agendanya bukan hanya karena memiliki jaringan yang
luas, namun juga karena memiliki orang-orang yang secara finansial dapat
diandalkan. Salah satu nama yang paling popular yang tak dapat dilepaskan dari
gerakan kaum Yahudi ini adalah Dinasti Rothschild (Dinasti Tameng Merah),
sebuah dinasti asal Jerman sekaligus merupakan keluarga Yahudi terkaya di
dunia. Dinasti ini merupakan salah satu motor penggerak Freemasonry dan
antek-anteknya, seperti Illuminati, para bankir dan kapitalis Yahudi, yang
secara global disebut sebagai Konspirasi Yahudi Internasional.
EinigeOriginalschriften-des-Illuminaten-Ordens
Fakta
bahwa para Mason berada di balik Revolusi Perancis, diungkap De Rosanbe,
wakil anggota Majelis Nasional Perancis dalam sebuah diskusi di gedung majelis.
Rosanbe mengatakan; “Kita telah meyakini dengan sungguh-sungguh tentang
masalah ini, yaitu bahwa Freemansonry adalah satu-satunya pihak yang merancang
timbulnya Revolusi Perancis. Dari sambutan serta tanggapan yang kita peroleh
dalam majelis ini menunjukkan, bahwa sebagian dari kita sudah mengetahui apa
yang saya ketahui”.
King Louis XVI dan istrinya Marie Antoinette
Anggota
majelis yang lain, Gommel, yang diketahui merupakan anggota The Grand
Eastern Lodge Perancis atau Bluemasonry, menjawab; “Kita bukan hanya
mengetahui hal tersebut, akan tetapi kita juga akan mengumumkannya kepada
dunia”.
Bahkan
dalam acara yang juga dihadiri para politisi dan perwakilan Liga Bangsa-bangsa
(sekarang bernama PBB) itu, seorang anggota The Grand Eastern Lodge dengan
lantang menimpali; “Perancang pemerintahan Perancis adalah putera
Freemasonry Nasional Perancis. Dan perancang Republik Dunia besok adalah puteri
Freemasonry Internasional!”
8:
Revolusi Rusia
Kesuksesan
Freemasonry-Illuminati bersama para kapitalis Yahudi mencetuskan Revolusi
Inggris, Perancis dan Amerika, membuat gabungan organisasi-organisasi Yahudi
yang kemudian akan lebih dikenal sebagai Konspirasi Yahudi Internasional,
melebarkan sayap ke Rusia, dan mencetuskan revolusi di sana. Tujuannya sama,
agar dapat ‘digenggam’ secara ekonomi maupun politik sehingga dapat
dikendalikan seperti ketiga negara yang telah diacak-acak itu. Namun demikian
sejarah mencatat, menciptakan revolusi di Rusia tidaklah mudah, karena
Konspirasi membutuhkan waktu belasan tahun sebelum akhirnya Tsar Nicholas II
yang kala itu berkuasa di Rusia, terguling pada Oktober 1917, saat Perang Dunia
I sedang berkecamuk.
Sel-sel
Konspirasi diduga mulai melakukan infiltrasi ke Rusia saat negeri itu dipimpin
Tsar Alexander II sekitar 1885. Ketika itu kebijakan Tsar yang toleran membuat
ras Yahudi yang bermukim di negara itu dapat hidup tenang dan damai, bersatu
dengan penduduk asli setempat. Menurut Rizki Ridyasmara dalam buku ‘Knights
Templar, Knights of Christ’, kerukunan ini membuat Konspirasi tak senang,
karena jika ras Yahudi berbaur dengan orang Rusia, lambat laun jati diri
keYahudian orang-orang Yahudi itu akan hilang. Padahal, mereka adalah bangsa
pilihan Tuhan, sementara di luar Yahudi, atau ghoyim, adalah ras yang harus
melayani mereka.
Pula,
jika orang-orang Yahudi itu kehilangan sifat keYahudiannya, Konspirasi khawatir
orang-orang itu tak bisa lagi diajak bekerjasama mencapai ambisi besar mereka;
menguasai dunia. Dan yang membuat Konspirasi makin tak senang adalah, jika
seluruh lapisan masyarakat Rusia hidup rukun dan bersatu, Konspirasi kesulitan
memecah belah mereka dan memunculkan friksi-friksi yang kemudian dapat
dikembangkan menjadi konflik yang berujung pada kerusuhan yang meluas. Maka,
sebagai jalan satu-satunya, Konspirasi memutuskan untuk membunuh Tsar Alexander
II.
Tsar Alexander III
Pada
1866, usaha yang dilakukan Konspirasi untuk membunuh Tsar gagal total.
Konspirasi tidak kehilangan akal. Dengan memperalat seorang perempuan Yahudi
kaya raya bernama Hessia Helgman, Tsar dapat dipancing ke rumah
perempuan itu, dan tak lama kemudian, pada 1881, Tsar menemui ajalnya.
Pengganti Tsar Alexander II, Tsar Alexander III, menyelidiki kematian
pendahulunya itu, namun sebelum penyelidikan tuntas, Rothschild yang merupakan
pentolan Freemasonry sekaligus pemegang kedudukan penting dalam Konspirasi,
mengirimkan agennya yang bernama Baron Gainsburg, untuk mengajak Tsar
Alexander III bekerjasama di bidang ekonomi. Tsar yang mendapatkan sinyal
bahaya dari para penasehatnya, menolak tawaran Baron. Rothschild dan Konspirasi
marah bukan main. Mereka lalu sepakat untuk menghancurkan Rusia dengan segala
cara. Tak lama setelah itu, seluruh negara Eropa yang dikuasai Yahudi, terutama
Perancis dan Inggris, memblokade hasil industri dan perdagangan Rusia dengan
beragam dalih. Akibatnya, dalam waktu singkat Rusia meluncur ke dalam krisis
ekonomi yang parah dan mencapai puncaknya pada 1905.
Revolusi Rusia
Tak
hanya sampai di situ, melalui agen-agennya, Konspirasi menciptakan kekacauan
dan kerusuhan dimana-mana, serta membentuk kelompok revolusioner yang menghasut
masyarakat untuk tidak lagi mempercayai kaum bangsawan dan agama. Kelompok
revolusioner ini kemudian menjadi Partai Komunis Rusia.
Yacob Sheiff
Lenin
Belum
cukup sampai di situ, Konspirasi juga membenturkan Rusia untuk berperang dengan
Jepang. Melalui Cohen-Lobe, sebuah perusahaan Yahudi Amerika, Konspirasi
mengucurkan dana besar-besaran kepada Jepang, dan pada saat yang bersamaan
memutus jalur distribusi militer dan logistik pasukan Rusia yang menuju timur
jauh. Akibatnya, Rusia kalah, dan kekaisaran Rusia terpuruk Konspirasi
memperburuk kondisi ini dengan melakukan pembunuhan terhadap tokoh-tokoh Rusia
yang membenci Yahudi, dan tak pernah sudi bekerjasama dengan mereka.
Tokoh-tokoh Rusia yang dibunuh antara lain mantan Menteri Dalam Negeri Dmitry
Sipyagin, mantan Menteri Pendidikan Bogoliev, mantan Gubernur Uka Yogdanovich,
Perdana Menteri Rusia, dan paman Tsar Alexander III, Prince Sergey.
Pembunuhan Alexander II
Chaim Weizman
Max Warburg
Tsar
marah bukan main melihat sepak terjang Konspirasi untuk menghancurkan
negaranya, dan tanpa sungkan menuding organisasi persekongkolan jahat kaum
Yahudi internasional itu sebagai dalang kekacauan di negerinya. Salah satu nama
anggota Konspirasi yang terungkap dan dianggap bertanggung jawab atas apa yang
terjadi di Rusia ini adalah Yacob Sheiff, konglomerat Yahudi dari perusahaan
Cohen-Lobe. Harian Perancis Le Figaro memberitakan skandal ini pada edisi 20
Februari 1932.
Keberanian
Tsar menuding Konspirasi sebagai dalang kekacauan di negerinya, membuat dia
dalam bahaya besar, karena kaum revolusioner Rusia bentukan Konspirasi yang
telah menjadikan dirinya sebagai golongan komunis Rusia, membentuk sebuah
kelompok pembunuh yang dipimpin oleh Gishuin, Iveno Aziev, dan Alexander
Ilyanov yang semuanya orang Yahudi. Namun Alexander III dapat meringkus para
pembunuh ini dan menjatukan hukuman mati kepada mereka dan semua yang terlibat.
Adik Alexander Ilyanov, Vladimir Ilyanov, tak dapat menerima kematian kakaknya,
dan bertekad untuk membalas perbuatan Tsar. Dia lalu menjadi tokoh Partai
Komunis Rusia dan masyarakat dunia kemudian mengenalnya dengan nama Lenin.
Alfred Milner Rothschild
Trotsky
Alexander
III turun tahta dan digantikan Tsar Nicholas II. Kala itu suhu politik Rusia masih
sangat panas dan belum dapat dikendalikan. Hampir setiap hari terjadi gelombang
demonstrasi dimana-mana, menuntut dilakukannya revolusi dengan mengganti sistem
monarki dengan sistem pemerintahan yang non monarki. Pada 22 Januari 1905
terjadi demonstrasi besar-besaran menuju istana kekaisaran Rusia yang berakhir
kacau karena kepala regu pengawal istana menembaki para demonstran, dan
mengakibatkan sejumlah orang tewas dan terluka. Kejadian ini dikenal sebagai
‘Pembantaian Minggu Berdarah’.
Belakangan
terungkap, kepala regu yang melakukan penembakan adalah seorang agen Konspirasi
yang disusupkan untuk menimbulkan martir di kalangan rakyat, dan membuat
situasi semakin panas. Tujuan Konspirasi berhasil, Rusia memang kian
bergejolak. Apalagi karena Lenin dan Partai Komunis Rusia-nya kian unjuk
gigi. Namun kekaisaran Rusia tak juga runtuh. Baru pada Oktober 1917 Partai
Komunis Rusia berhasil menggulingkan kekuasaan, dan menjadi partai penguasa.
Tsar Nicholas II dan seluruh keluarganya dieksekusi pada 1918, dan Rusia
kemudian diubah menjadi Uni Soviet yang berfaham komunis.
Mengenai
keberhasilan Lenin menggulingkan Tsar Nicholas II, Indra Adil, peneliti Zionis
Internasional dalam buku ‘Konspirasi di Balik Tragedi Diana’ menyebut, sebelum
memimpin Partai Komunis Rusia, pada Mei 1916 Lenin bertemu dengan tokoh Yahudi
Chaim Weizman di Zurich. Dalam pertemuan itulah Konspirasi menetapkan Lenin
sebagai pemimpin sebuah partai beraliran Marxisme yang akan menggulingkan Tsar
Nicholas II.
Paul Warburg
Untuk
mendukung upaya Lenin, menurut buku ‘Knights Templar, Knights of Christ’,
Freemasonry menyediakan dana sebesar US$ 31 juta dan dukungan personil sekitar
satu juta orang keturunan Yahudi Rusia dan Yahudi yang didatangkan dari
berbagai wilayah, termasuk dari New York. Dana itu dikumpulkan oleh tim yang
dipimpin Paul Warburg, direktur The Federal Reserve Bank, dan disetorkan
langsung kepada Lenin dan Trotsky, tokoh yang juga dilibatkan dalam
penggulingan Tsar Nicholas II. Dana
tersebut
berasal dari Max Warburg sebanyak US$ 6 juta, dari Alfred Milner Rothschild
sebanyak US5 juta, dan Jacob Schiff sebanyak US$ 20 juta.
Revolusi
Rusia yang juga dikenal dengan nama Revolusi Bolsyewik, menelan korban sekitar
lima juta rakyat Rusia yang rata-rata beragama Katolik Ortodoks Rusia.
9:
Kelahiran Protocol of Zions
Meski
sepak terjang Freemasonry untuk menguasai dunia telah berlangsung sejak
1770-an, setelah para Mason merekrut Adam Weishaupt untuk mendirikan
Illuminati, namun gerakan Yahudi untuk menguasai dunia baru mengkristal setelah
204 tokoh Yahudi dari 15 negara, yang di antaranya merupakan tokoh Freemasonry
dan Illuminati, bertemu di Kota Bassel, Swiss, pada 29-31 Agustus 1897 dalam
sebuah kongres yang dikenal dengan sebuatan Kongres Zionis Internasional I.
Pasalnya, dalam kongres inilah para tokoh Yahudi itu menyatukan suara dengan
Freemasonry dan Illuminati untuk menguasai dunia dan menciptakan The New World
Order atauTatanan Dunia Baru.
Mengapa
kongres ini menggunakan kata “Zion”? Karena kata ini memiliki makna yang sangat
penting, bahkan pada akhirnya sangat politis, karena Zion adalah nama sebuah
bukit karang di sebelah barat kota Yerusalem, yang diyakini kaum Yahudi sebagai
lokasi dimana King Solomon (Nabi Sulaiman as) membangun istananya yang megah,
penuh dengan harta kekayaan, benda-benda mistis yang terkait erat dengan
kehidupan bangsa Yahudi di zaman Nabi Musa as, yakni Tabut Suci, dan
benda-benda yang terkait dengan kepercayaan Yahudi, Kabbalah.
Kata
Zion pertama kali ‘dipolitisasi’ oleh Nathan Bernbaum pada 1 Mei 1776, atau
hanya dua bulan setelah kemerdekaan Amerika Serikat pada 4 Juli 1776. Oleh
tokoh Yahudi itu, kata Zion dijadikan nama gerakan untuk mewujudkan The Promise
Land dimana bangsa Yahudi dapat kembali bermukim di Palestina sebagai sebuah
bangsa, dan menjadikan kota Yerusalem sebagai ibukota negaranya. Maka untuk
kepentingan ini, kata nama Zion pun dipanjangi menjadi Zionisme.
Nathan Bernbaum
Ide
Nathan ini disambut sangat positif oleh para tokoh dan petinggi Yahudi,
termasuk yang menjadi dedengkot Freemasonry-Illuminati. Namun demikian sejarah
mencatat, meski Zionisme merupakan buah fikiran Nathan, tokoh Yahudi yang
mencetuskan gagasan untuk mendirikan Negara Israel di Palestina adalah Yahuda
al-Kalaj. Dalam buku berbahasa Ibrani dengan judul Derishat Zion yang
diterbitkan pada 1826, Izvi Hirsch Kalischer antara lain menulis begini ; “Saat
itu para tokoh Yahudi bukannya tidak faham bahwa tanah Palestina sebenarnya
bukan merupakan hak milik mereka, namun karena Talmud, kitab bikinan para
pendeta Yahudi, menyatakan tanah Palestina sebagai Tanah Yang Dijanjikan (The
Promise Land) bagi bangsa Yahudi, maka tanpa reserve mereka pun mengikutinya”.
Moses Hess
Moses
Hess, seorang Yahudi Jerman, menanggapi gagasan al-Kalaj dengan memberikan
gagasan, bahwa untuk dapat menguasai Palestina, kaum Yahudi harus menggandeng
orang-orang Barat yang memiliki kepentingan yang sama untuk kembali ke
Palestina setelah kekalahan memalukan atas kaum Saracen yang dipimpin
Salahuddin Al Ayyubi. Dalam buku Zionisme : Gerakan Menaklukkan Dunia, ZA
Maulani mengatakan, bahwa ide Hess ini didukung beberapa kolonialis Barat
dengan pertimbangan, antara lain, saat itu Eropa sedang melakukan konfrontasi dengan
Turki Utsmaniyah di Timur Tengah, dan Eropa juga membutuhkan ‘satu benteng’ di
sana yang dapat dimanfaatkan untuk menjaga dan melindungi kepentingannya di
negara-negara kaya minyak itu. Yahudi bersedia mendukung para kolonialis Eropa,
dan bahkan menganggap, dendam Perang Salib yang belum terbayarkan, kini
menemukan momentumnya.
Theodore Hertzl
Sejak
itu, dengan bantuan para kapitalis Yahudi, termasuk Dinasti Rothschild,
orang-orang Yahudi pun berbondong-bondong melakukan migrasi dari Eropa ke Timur
Tengah, terutama Palestina dan sekitarnya. Pada 1896, Theodore Hertzel
menulis buku tentang konsep pendirian Negara Israel di Palestina dengan judul Der
Judenstaat (Negara Yahudi). Buku ini disambut hangat oleh para tokoh
Yahudi. Mereka bahkan menghadiahi Hertzel dengan gelar Bapak Zionis Modern.
Strategi perjuangan Yahudi untuk mendirikan Negara Israel, oleh Hertzel secara
singkat dapat diungkapkan dalam sebuah kalimat yang singkat, namun penuh arti.
Yakni; “Bila kita tenggelam, kita akan menjadi suatu kelas proletariat
revolusioner, pemanggul ide dari suatu partai revolusioner; bila kita bangkit,
dipastikan akan bangkit juga kekuasaan keuangan kita yang dahsyat”.
Untuk
dapat mendirikan Negara Yahudi di tanah Palestina, menurut Hertzel, harus
dilakukan dengan cara-cara demokratis. Hal-hal yang harus dilakukan di
antaranya, memenuhi tanah Palestina dengan orang Yahudi, sehingga Yahudi
menjadi mayoritas; menjadikan warga Pelestina sebagai warga minoritas dengan
berbagai cara, seperti pembersihan etnis, perang, penyebaran penyakit,
pembukaan lapangan kerja di negara-negara tetangga sehingga warga Palestina
bekerja di sana, dan sebagainya. Bahkan dengan berani Hertzel menemui Sultan
Abdul Hamid II selaku pemilik otoritas Palestina karena ketika itu Palestina
memang berada di bawah kekhalifahan Turki Utsmaniyah, dan meminta agar tanah
Palestina diserahkan kepada Yahudi dengan imbalan bantuan dana dalam jumlah
yang sangat besar dari para kapitalis Yahudi. Namun permintaan Hertzel ditolak
mentah-mentah oleh Sultan. Bahkan penguasa kekhalifahan Turki Utsmaniyah itu
berkata begini; “Jangan lagi engkau membicarakan soal ini. Saya tidak akan
menyisihkan sejengkal pun tanah Palestina, karena tanah itu bukan milik saya,
tetapi milik rakyat. Rakyat saya berjuang untuk mendapatkan tanah itu dan
menyuburkannya dengan darah mereka … Biarkanlah orang Yahudi menyimpan uang
mereka yang berjuta-juta banyaknya di peti mereka”.
Ucapan
Sultan membuat Hertzel tersinggung. Peristiwa inilah yang mengilhami Hertzel
untuk mengumpulkan tokoh Yahudi dari seluruh dunia dalam kongres di Bassel.
Tujuannya, tentu saja untuk mencari solusi agar Negara Israel benar-benar dapat
didirikan di Palestina. Sebenarnya, ketika kongres sedang dipersiapkan,
Konspirasi Yahudi Internasional mengirimkan tiga orang utusan untuk menemui
Sultan Abdul Hamid II, yakni Mezrahi Krazu, Jack, dan Lion, dengan misi meminta
izin kepada Sultan agar kaum Yahudi diizinkan berziarah ke Palestina dan
mendirikan perkampungan kecil di dekat Yerusalem. Jika Sultan mengizinkan, maka
Konspirasi akan melunasi seluruh utang pemerintahan Sultan, mendanai pendirian
armada laut, dan memberikan kredit sebesar 35 juta lire uang emas tanpa bunga
untuk menggairahkan perekonomian kekhalifahan Turki Utsmaniyah. Namun lagi-lagi
Sultan menolak.
Selama
kongres digelar, 204 tokoh Yahudi yang hadir menyampaikan buah fikirannya.
Rothschild bahkan menyampaikan dokumen Einige Originalschriften des
Illuminaten yang disusun Adam Weishaupt, dan isi dokumen itu langsung
ditanggapi secara positif oleh semua yang hadir, serta dibahas secara lebih
mendalam. Bahkan disempurnakan. Menjelang kongres ditutup, dokumen itu
dikukuhkan sebagai hasil kongres dan dinamai Protocol of The Learned Elder
of Zion atau yang biasa disebut Protocol of Zions saja. Protocol of
Zions ini menjadi pegangan bagi Konspirasi Yahudi Internasional untuk
mendirikan Negara Israel di Palestina, dan menguasai dunia. Ini lah isinya ;
1.
Manusia itu lebih banyak cenderung pada kejahatan ketimbang kebaikan. Sebab
itu, Konspirasi harus mewujudkan ‘hasrat alami’ manusia ini. Hal ini akan diterapkan
pada sistem pemerintahan dan kekuasaan. Bukankah pada masa dahulu manusia
tunduk kepada penguasa tanpa pernah mengeluarkan kritik atau pembangkangan?
Undang-undang hanyalah alat untuk membatasi rakyat, bukan untuk penguasa.
2.
Kebebasan politik sesungguhnya utopis. Walau begitu, Konspirasi harus
mempropagandakan ini ke tengah rakyat. Jika hal itu sudah dimakan rakyat, maka
rakyat akan mudah membuang segala hak dan fasilitas yang telah didapatinya dari
penguasa guna memperjuangkan idealisme yang utopis itu. Saat itulah, konspirasi
bisa merebut hak dan fasilitas mereka.
3.
Kekuatan uang selalu bisa mengalahkan segalanya. Agama yang bisa menguasai
rakyat pada masa dahulu, kini mulai digulung dengan kampanye kebebasan. Namun
rakyat banyak tidak tahu harus melakukan apa dengan kebebasan itu. Inilah tugas
konspirasi untuk mengisinya demi kekuasaan, dengan kekuatan uang.
4. Demi
tujuan, segala cara boleh dilakukan. Siapa pun yang ingin berkuasa, dia
mestilah meraihnya dengan licik, pemerasan, dan pembalikkan opini. Keluhuran
budi, etika, moral, dan sebagainya adalah keburukan dalam dunia politik.
5.
Kebenaran adalah kekuatan konspirasi. Dengan kekuatan, segala yang diinginkan
akan terlaksana.
6. Bagi
kita yang hendak menaklukkan dunia secara finansial, kita harus tetap menjaga
kerahasiaan. Suatu saat, kekuatan konspirasi akan mencapai tingkat di mana
tidak ada kekuatan lain yang berani untuk menghalangi atau menghancurkannya.
Setiap kecerobohan dari dalam, akan merusak program besar yang telah ditulis berabad-abad
oleh para pendeta Yahudi.
7.
Simpati rakyat harus diambil agar mereka bisa dimanfaatkan untuk kepentingan
konspirasi. Massa rakyat adalah buta dan mudah dipengaruhi. Penguasa tidak akan
bisa menggiring rakyat kecuali ia berlaku sebagai diktator. Inilah satu-satunya
jalan.
8.
Beberapa sarana untuk mencapai tujuan adalah: Minuman keras, narkotika,
perusakan moral, seks, suap, dan sebagainya. Hal ini sangat penting untuk
menghancurkan norma-norma kesusilaan masyarakat. Untuk itu, Konspirasi harus merekrut
dan mendidik tenaga-tenaga muda untuk dijadikan sarana pencapaian tujuan
tersebut.
9.
Konspirasi akan menyalakan api peperangan secara terselubung. Bermain di kedua
belah pihak. Sehingga Konspirasi akan memperoleh manfaat besar tetapi tetap
aman dan efisien. Rakyat akan dilanda kecemasan yang mempermudah bagi
konspirasi untuk menguasainya.
10.
Konspirasi sengaja memproduksi slogan agar menjadi ‘tuhan’ bagi rakyat. Dengan
slogan itu, pemerintahan aristokrasi keturunan yang tengah berkuasa di Perancis
akan diruntuhkan. Setelah itu, Konspirasi akan membangun sebuah pemerintahan
yang sesuai dengan Konspirasi.
11.
Perang yang dikobarkan konspirasi secara diam-diam harus menyeret negara
tetangga agar mereka terjebak utang. Konspirasi akan memetik keuntungan dari
kondisi ini.
12.
Pemerintahan bentukan Konspirasi harus diisi dengan orang-orang yang tunduk
pada keinginan konspirasi. Tidak bisa lain.
13.
Dengan emas, konspirasi akan menguasai opini dunia. Satu orang Yahudi yang
menjadi korban sama dengan seribu orang non-Yahudi (Gentiles/Ghoyim) sebagai
balasannya.
14.
Setelah konspirasi berhasil merebut kekuasaan, maka pemerintahan baru yang
dibentuk harus membasmi rezim lama yang dianggap bertanggungjawab atas
terjadinya semua kekacauan ini. Hal tersebut akan menjadikan rakyat begitu
percaya kepada konspirasi bahwa pemerintahan yang baru adalah pelindung dan
pahlawan dimata mereka.
15.
Krisis ekonomi yang dibuat akan memberikan hak baru kepada konspirasi, yaitu
hak pemilik modal dalam penentuan arah kekuasaan. Ini akan menjadi kekuasaan
turunan.
16.
Penyusupan ke dalam jantung Freemason Eropa agar bisa mengefektifkan dan
mengefisienkannya. Pembentukan Bluemasonry akan bisa dijadikan alat bagi
konspirasi untuk memuluskan tujuannya.
17.
Konspirasi akan membakar semangat rakyat hingga ke tingkat histeria. Saat itu
rakyat akan menghancurkan apa saja yang kita mau, termasuk hukum dan agama.
Kita akan mudah menghapus nama Tuhan dan susila dari kehidupan.
18.
Perang jalanan harus ditimbulkan untuk membuat massa panik. Konspirasi akan
mengambil keuntungan dari situasi itu.
19.
Konspirasi akan menciptakan diplomat-diplomatnya untuk berfungsi setelah perang
usai. Mereka akan menjadi penasehat politik, ekonomi, dan keuangan bagi rezim
baru dan juga di tingkat internasional. Dengan demikian, konspirasi bisa
semakin menancapkan kukunya dari balik layar.
20.
Monopoli kegiatan perekonomian raksasa dengan dukungan modal yang dimiliki
konspirasi adalah syarat utama untuk menundukkan dunia, hingga tidak ada satu
kekutan non-Yahudi pun yang bisa menandinginya. Dengan demikian, kita bisa
bebas memainkan krisis suatu negeri.
21.
Penguasaan kekayaan alam negeri-negeri non-Yahudi mutlak dilakukan.
22.
Meletuskan perang dan memberinya—menjual—senjata yang paling mematikan akan
mempercepat penguasaan suatu negeri, yang tinggal dihuni oleh fakir miskin.
23.
Satu rezim terselubung akan muncul setelah konspirasi berhasil melaksanakan
programnya.
24.
Pemuda harus dikuasai dan menjadikan mereka sebagai budak-budak konspirasi
dengan jalan penyebarluasan dekadensi moral dan paham yang menyesatkan.
25.
Konspirasi akan menyalahgunakan undang-undang yang ada pada suatu negara hingga
negara tersebut hancur karenanya
10:
Penghancuran Negara 'Musuh'
Mustafa Kemal Ataturk
Pasca
kongres di Bassel, gerakan Yahudi kian matang dan terorganisir. Mereka bergerak
menuju dua arah, yakni menyiapkan segala yang dibutuhkan untuk pendirian negara
Yahudi di Palestina, dan menghancurkan secara diam-diam setiap negara non
Yahudi di dunia, terutama yang menunjukkan sikap permusuhan seperti
kekhalifahan Turki Utsmaniyah. Dalam waktu 27 tahun setelah kongres di Bassel,
pada 3 Maret 1924 kekhalifahan itu benar-benar berhasil dihancurkan dan diganti
dengan negara sekuler yang dipimpin Mustafa Kemal Ataturk, seorang Yahudi Turki
dari kota Salonika.
Majalah
Al-Mujtama Kuwait pada edisi 425-426 yang terbit Desember 1978 membeberkan
kronologis kehancuran kekhalifahan Turki Utsmaniyah yang datanya bersumber dari
sebuah dokumen rahasia yang ditulis Duta Besar Inggris di Konstantinopel, Sir
Gebrar Lother, untuk Menteri Luar Negeri Inggris Sir C. Harving, pada 29 Mei
1910. Dalam edisi itu, Al- Mujtama menyebut kalau upaya Yahudi menghancurkan
kekhalifahan Turki Utsmaniyah dilakukan dengan cara menyusup ke berbagai sektor
vital pemerintahan Turki dan kemudian melemahkannya dari dalam.
Masa-masa
pemerintahan Ataturk merupakan masa-masa suram bagi Turki, karena Ataturk
memperlihatkan watak asli seorang Yahudi yang membenci agama. Dia pernah
melarang orang beradzan dengan menggunakan bahasa Arab, harus bahasa Turki.
Ketika suatu kali dia melewati sebuah masjid dan muazin di situ tetap
mengumandangkan adzan dengan bahasa Arab, masjid itu dirobohkan. Dia juga
pernah mengeluarkan kebijakan yang mengharuskan setiap lelaki Turki mengenakan
topi Barat, padahal kala itu di Turki, topi itu dianggap sebagai lambang
kekafiran. Akibatnya, banyak warga Turki yang dihukum gantung karena menolak
mengenakan topi itu.
Dalam
buku Al Manaratul Mafqudah yang ditulisnya, Abdullah ‘Azzam memaparkan
saat-saat menjelang kematian Ataturk pada 10 November 1938. Menurut dia,
sebelum meninggal, Ataturk yang dijuluki ‘Bapak Turki Modern’ menderita
penyakit yang amat parah. Da menderita sirrosis hepatitis yang membuat perutnya
membuncit karena adanya cairan yang mengumpul di perutnya itu. Ingatannya pun
melemah, dan dari hidungnya keluar darah yang tanpa henti. Dia juga menderita
penyakit kelamin karena sering bermaksiat. Untuk mengeluarkan cairan yang berkumpul
di perutnya, dokter mencoblos perut Ataturk dengan jarum.
Selama
sakit, Ataturk berteriak-teriak sedemikian keras sehingga teriakannya terdengar
hingga teras istana. Tubuhnya pun mengurus, tinggal tulang berbalut kulit,
sementara giginya banyak yang tanggal sehingga mulutnya nyaris bertemu dengan
alis matanya. Selain itu, tubuhnya mengalami demam tinggi, dan tubuhnya
menguarkan bau bangkai. Namun demikian, sebelum meninggal Ataturk berwasiat,
jika ia meninggal, ia tak perlu dishalati.
“Pada
Kamis 10 November 1938 pukul sembilan pagi lebih lima menit, pergilah Mustafa
Kamal dari alam dunia dalam keadaan dilaknat di langit dan di bumi …,” tulis
Abdullah ‘Azzam.
Lord Arthur James Balfour
Untuk
mendirikan negara Yahudi di Palestina, Zionis Internasional secara intens
mempersiapkan ‘perebutan’ tanah Palestina dengan beragam cara, di antaranya
dengan menerbitkan beragam artikel dan buku-buku yang mengklaim bahwa tanah
Palestina merupakan hak bangsa Yahudi, memigrasikan orang-orang Yahudi dari
seluruh dunia ke Palestina, dan sebagainya. Gelombang migrasi Yahudi ke
Palestina tentu saja menimbulkan gelombang protes dari para pemimpin di Timur
Tengah. Sayanganya, Pan Arab tidak sekuat dan sefanatik Pan-Yahudi yang didukung
pemerintahan kolonialis Barat, sehingga pada 2 November 1917 Menteri Luar
Negeri Inggris Lord Arthur James Balfour mengirimkan sepucuk surat kepada
pemimpin komunitas Yahudi di Inggris, Walter Rothschild, bahwa pemerintahnya
menyetujui permintaan bangsa Yahudi untuk mendirikan negara di Palestina. Namun
baru pada 14 Mei 1948 negara Israel dapat dideklarasikan, karena PBB baru
menyetujui berdirinya pada 1947.
11:
Siapkan Perang Akhir Zaman
Revolusi
Inggris, Revolusi Perancis, ‘penguasaan’ atas Amerika Serikat, dan Revolusi
Rusia hanyalah beberapa dari begitu banyak strategi yang dirancang
Freemasonry-Illuminati dan para kapitalis Yahudi yang menjadi bagian dari
gerakan Zinonis Yahudi Internasional untuk menguasai dunia yang maha luas ini,
karena untuk mewujudkan keinginan yang terlalu ambisius dan gila itu, para
petualang tersebut telah merancang sebuah grand design yang perlahan
namun pasti diyakini akan terlaksana semuanya.
Revolusi
Inggris, Revolusi Perancis, ‘menguasai’ Amerika, dan Revolusi Rusia hanya
bagian-bagian kecil dari grand design itu yang bertujuan untuk menopang tujuan
utamanya, yakni ‘menguasai dunia’, karena dengan menguasai Inggris dan Perancis
pada abad-abad dimana kedua negara ini merupakan negara terkuat di Eropa dan
dunia, maka dengan sendirinya sepak terjang mereka akan menjadi leluasa dan
berdampak signifikan. Terbukti, dengan ‘menggenggam’ Inggris, Yahudi berhasil
menguasai Amerika.
Albert Pike
Berbagai
buku yang membeberkan kebusukan kelompok Yahudi ini dengan tegas mengatakan,
bahwa Perang Dunia (PD) I dan II juga merupakan ulah mereka dan termasuk bagian
dari grand design tersebut. Bahkan PD III yang diyakini akan menjadi
perang terakhir dalam sejarah umat manusia (armageddon), telah masuk
dalam rancangan itu, dan para peneliti yang data-data hasil riset dan
temuan-temuannya dijadikan rujukan bagi penulisan buku-buku tersebut, meyakini,
jika PD III meletus, maka saat itulah ambisi Yahudi menguasai dunia telah
berhasil, karena saat itu semua negara hancur, dan Yahudi dengan negara
Israelnya menjadi satu-satunya yang terkuat dan dominan, karena agenda itu
disusun untuk mendekonstruksi dunia demi tujuan yang ingin dicapai.
Menurut
buku ‘Knights Templar, Knights of Christ’, cetak biru PD I, II, dan III
dirancang oleh seorang Brigadir Jenderal Amerika Serikat berdarah Yahudi dan
termasuk seorang Masonik, Albert Pike, pada 1859 hingga 1871. Dalam hirariki
Freemasonry, jenderal kelahiran Boston pada 29 Desember 1809 ini berada pada
derajat ke-33 atau tertinggi. Dia juga termasuk pendiri Ancient Accepted of
Scottish Rite of Freemasonry dan menjabat sebagai Grand Commander of North
American Freemasonry dari 1859 hingga akhir hayatnya pada 1891. Dia juga yang
membentuk organisasi kulit putih dengan misi membantai manusia negro di Amerika
yang diberi nama Order of Knight of The Ku Klux Klan (KKK) yang hingga sekarang
masih eksis, dan merupakan grand master sebuah kelompok pemuja Lucifer bernama
The Order of The Palladium yang didirikan pada 1737 di Paris.
Giussepe Mazzini
Selain
‘semua prestasi’ itu, Pike juga diketahui bekerjasama dengan pendiri organisasi
Mafia di Italia, Giussepe Mazzini, yang juga anggota Freemasonry derajat ke-33
dan pernah memimpin Illuminati pada 1834. Bersama Mazzini dan dua tangan kanan
tokoh mafia ini yang juga anggota Freemasonry derajat ke-33, Lord Henry
Palmerston dari Inggris (1784-1865) dan Jenderal Otto von Bosmarc dari Jerman
(1815-1898), Pike mengelola Palladian Rite yang menjadi kelompok yang memayungi
seluruh kelompok Masonik di dunia. Oleh Freemasonsy, Pike kemudian dinobatkan
sebagai Grand Master Illuminati dan diberi tugas menyusun rencana yang sangat
sistematis untuk menguasai dunia.
Lord Henry Palmerston
Jika
Anda ingin mengetahui bagaimana cara Pike mengobarkan PD I, II, dan III secara
detil, Anda dapat membaca buku Yahudi Menggenggam Dunia karya Admiral Inggris
William Guy Carr yang bahasa Indonesianya diterbitkan Pustaka Al-Kautsar. Namun
secara garis besar dapat dijelaskan, bahwa PD I dirancang untuk diletuskan pada
awal abad 20 dengan target menghancurkan kekaisaran Tzar di Rusia; PD II
diletuskan pada pertengahan abad 20 dengan target merontokkan nasionalisme
Jerman serta mendirikan negara Israel di Palestina; dan PD III dirancang untuk
diletuskan pada awal abad 21 dengan target menghancurkan perlawanan
negara-negara di Timur Tengah yang menentang keberadaan negara Israel.
Otto von Bismarc
Dalam
menjalankan agendanya, Zinos tidak kaku pada apa yang telah mereka rancang,
namun disesuaikan dengan kondisi terkini dimana agenda di jalankan. Terbukti,
sejarah mencatat, selain untuk meruntuhkan kekuasaan Hitler, PD II juga
dicetuskan untuk membasmi Yahudi pembangkang yang tidak patuh pada rencana
gerakan Zionis Yahudi Internasional.
Kala
itu, pasca kongres di Bassel pada 29-31 Agustus 1897, Zionis mengorganisasikan
eksodus orang-orang Yahudi dari seluruh dunia ke Palestina, namun ternyata tak
semua orang Yahudi bersedia, termasuk Yahudi yang bermukim di Jerman, karena
selain telah merasa nyaman hidup di sana, mereka juga tak ingin terlibat dalam
konspirasi jahat terhadap dunia, sehingga pada 1920 hingga 1929 misalnya,
jumlah Yahudi yang ‘hijrah’ ke Palestina hanya sekitar 100.000-an orang,
sehingga dengan jumlah penduduk Palestina yang kala itu sekitar 750.000-an
orang, jumlah penduduk Yahudi di ‘Tanah Yang Dijanjikan’ itu tetap minoritas.
Zionis pun marah besar dan mengupayakan eksodus paksa.
Kebetulan
saat itu sepak terjang Yahudi telah menimbulkan antipati dimana-mana, termasuk
di Jerman, sehingga muncul sikap anti-Semit. Zionis memanfaatkan
orang-orang anti Yahudi ini untuk melakukan intimidasi dan teror agar para Yahudi
pembangkang itu eksodus ke Palestina.
Suasana PD II
Upaya
ini dipertajam dengan memperalat seorang ahli geopolitik Universitas
Munich bernama Karl Ernst Haushofer (1896-1946) untuk mendekati
ketua Nazi Jerman Adolf Hitler yang juga diketahui termasuk anti-Semit.
Kepada Hitler, Haushofer yang berdarah Yahudi-Jerman, mengatakan bahwa para
Yahudi di negaranya dan juga di negara-negara lain di seluruh dunia, harus
dihabisi karena mereka terbukti mampu berbuat banyak terhadap dunia. Selain
itu, Haushofer juga memaparkan sebuah teori yang berbunyi ; “Siapapun yang
menguasai Heartland, maka ia akan menguasai world island”. Yang dimaksud
heartland (jantung bumi) adalah kawasan Asia Tengah, sedang world island adalah
kawasan Timur Tengah. Maka Hitler pun menindas kaum Yahudi di negaranya, dan
kemudian menginvasi negara-negara tetangganya, dimulai dari Polandia pada 1
September 1939, hingga ke seluruh Eropa, bahkan Asia Tenggara, serta menindas
semua ras Yahudi yang berada di negara-negara itu. Maka meletuslah PD II, dan
ras Yahudi pun melakukan eksodus kemana-mana demi mencari selamat, seperti ke
Amerika, Australia, Asia Tenggara, dan yang terbanyak adalah, berkat bujukan
dan fasilitas yang diberikan Zionis, eksodus ke Palestina.
Karl Ernst Haushofer
Data
menyebutkan, eksodus ini membuat jumlah orang Yahudi di Palestina meningkat
drastis, sehingga pada 1947, total warga Yahudi di Pelestina telah mencapai
630.000 orang, sementara warga asli Palestina, karena pertumbuhan penduduk
secara alami, mencapai sekitar 1,3 juta jiwa. Wikipedia menyebut, PD II jauh
lebih dahsyat dari PD I, karena dari Polandia sebagai negara yang pertama
kali diinvasi Jerman, perang ini melebar hingga ke seluruh benua Eropa, Asia
dan Afrika, dengan jumlah tentara yang tewas mencapai sekitar 50 juta orang,
dan warga sipil yang tewas mencapai 12 juta orang. Perang ini berakhir setelah
Pasukan Sekutu yang dipimpin Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota
Hiroshima dan Nagasaki pada 14 Agustus 1945. Haushofer yang diperalat untuk
meletuskan PD II, dikabarkan bunuh diri bersama istrinya pada 1946.
Adolf Hitler
Saat
ini, disadari atau tidak, agenda Zionis untuk meletuskan PD III pada awal abad
21 sebenarnya sudah memperlihatkan tanda-tanda akan berhasil, karena kita semua
sedang digiring ke arah sana. Sejak Negara Israel berdiri pada 1948, negara
ini, dengan didukung Zionis Yahudi Internasional tak henti-hentinya menciptakan
konflik untuk memecah belah negara-negara di dunia, sehingga ada yang pro
Israel seperti Mesir, dan ada yang tidak seperti Iran. Sementara konflik ini
dibangun, Yahudi juga memanaskan suasana dengan tak henti-hentinya membuat
perseteruan dengan Palestina dan Libanon. Suatu saat, dan momen tersebut
diperkirakan antara 2020 hingga 2025, kedua kubu ini dibenturkan hingga
terjadilah PD III yang dimulai di bukit Maggido, Palestina, dan memakan
waktu yang sangat lama, serta melibatkan semua negara di dunia.
pohon gharqad di Israel
Imam
Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Muhammad Shallallahu
'Alaihi wa Sallam bersabda; “Tidak akan datang hari kiamat sehingga kaum
muslimin memerangi kaum Yahudi dan membunuh mereka sehingga bersembunyilah
orang-orang Yahudi di belakang batu atau kayu, kemudian batu dan kayu itu
berkata; “Wahai orang muslim, wahai hamba Allah, ini ada orang Yahudi di
belakang saya, kemarilah dan bunuh dia”, kecuali pohon Gharqad (yang tidak
berbuat demikian) karena ia termasuk pohon Yahudi”.
Jadi,
meski sehebat apapun kaum Zionis, pada ahkhirnya mereka akan menderita
kekalahan, bahkan mati, dalam perang yang dirancangnya sendiri itu.
12:
Lembaga-lembaga Penghancur
Konspirasi
Yahudi Internasional melakukan seribu satu cara dan strategi untuk mencapai
tujuannya. Secara garis besar, enam dari tujuh strategi yang disusun Adam
Weishaupt yang kemudian melahirkan Protocol of Zion, telah menjelaskan
semuanya. Modal kaum Yahudi untuk melaksanakan itu semua hanya dua; uang dan
emas.
Ahmad Dani
Dengan
uang dan emas, penghapusan dan penguasaan seluruh penguasa pemerintahan
negara-negara dunia yang berpengaruh, dapat dilakukan. Buktinya adalah Revolusi
di Perancis, Inggris, Rusia, dan Amerika yang membuat negara-negara itu jatuh
ke dalam cengkeraman mereka. Bahkan dalam beberapa dekade terakhir,
jabatan-jabatan penting di pemerintahan negara paling adidaya saat ini, Amerika
Serikat, adalah orang-orang berdarah Yahudi, bahkan merupakan seorang Mason,
seperti Bill Clinton (mantan presiden Amerika Serikat), George Bush (mantan
presiden Amerika Serikat), George W. Bush (mantan presiden Amerika Serikat),
Paul Wolfowitz (mantan deputi Menteri Pertahanan), Madelein Albright (mantan
Menteri Luar Negeri), dan Ari Fleischer (mantan seketaris pers Gedung Putih).
Dengan uang dan emas, Zionis dapat mengatur semua bidang kehidupan di suatu
negera, termasuk di bidang politik perpolitikan. Kejatuhan Presiden Soekarno
dan naiknya Soeharto ke tampuk pemerintahan RI pada 1965 yang disebut-sebut
berkat campur tangan CIA, juga dimotori Yahudi sebagai pemain di belakang
layar.
Banyak
fakta dan bukti-bukti yang mengindikasikan bahwa Yahudi pun menjadikan
Indonesia menjadi salah satu wilayah pergerakan mereka untuk menguasai dunia.
Satu di antaranya adalah, cermati penampilan Ahmad Dhani, pentolan grup band
Dewa yang juga pendiri Republik Cinta Management (RCM). Belakangan ini
Dhani tampil dengan jenggot yang dikepang, persis jenggot khas kaum Yahudi.
Mantan suami penyanyi Maia Estianty itu bahkan mengenakan bandul kalung
berbentuk bintang David, simbol Yahudi, dan pada 2006, ketika Dhani dan band
Dewa-nya merilis album Laskar Cinta, Dhani membuat umat Islam sangat marah,
sehingga Front Pembela Islam (FPI) sempat berniat menggugatnya dengan tuduhan
melakukan pelecehan dan penghinaan terhadap agama Islam. Pasalnya, bersamaan
dengan launching album itu, Dhani juga merilis logo baru untuk grup bandnya itu
yang berbentuk kaligrafi bertuliskan Allah dalam kerangka bintang bersegi
delapan. Saat konser di Trans TV, Dani dan Dewa-nya menginjak-injak karpet
berhiaskan logo itu! Tak heran jika dalam berbagai buku, termasuk buku karangan
Herry Nurdi berjudul "Jejak Freemason dan Zionis di Indonesia", Dhani
diduga termasuk salah seorang kaki tangan Yahudi di Indonesia.
Joseph Stiglitz
Dengan
uang dan emas pula penghapusan dan penguasaan atas seluruh wilayah pribadi,
kekayaan keturunan, jiwa pejuang, ikatan kekeluargaan, dan agama-agama di dunia
dapat dilaksanakan. Saat ini publik mungkin telah banyak yang tahu bahwa
International Moneter Fund (IMF) dan World Bank (Bank Dunia) adalah
lembaga-lembaga yang dibentuk dan dikelola oleh Yahudi. Dalam buku 'Zionisme :
Gerakan Menaklukkan Dunia', ZA Maulani menulis, 51 persen saham di kedua
lembaga ini dimiliki Amerika Serikat, dan dananya diperoleh dari Federal
Reserve Bank, bank milik para Mason yang pada 1932 membuat Amerika Serikat
bangkrut.
Menurut
Joseph Stiglitz, mantan Kepala Tim Ekonomi Bank Dunia, ketika IMF dan Bank Dunia
memasuki sebuah negara, lembaga ini mengembangkan program empat langkah,
dimana tiga di antaranya adalah; pertama, Program Privatisasi, yakni
program yang mengharuskan negara-negara penerima bantuan menjual BUMN-BUMN-nya
kepada swasta dengan alasan untuk mendapatkan dana segar secara tunai. Stiglitz
lebih suka menyebut program ini sebagai 'program penyuapan', karena
ketika program ini diusulkan, IMF/Bank Dunia mengiming-imingi pejabat keuangan
di negara penerima bantuan dengan komisi sebesar 10 persen yang langsung
ditransfer ke rekening pribadi mereka di Swiss yang diambil dari nilai
penjualan BUMN-BUMN itu.
Kedua, all size-economic solution atau
yang akrab disebut Liberalisme Pasar Modal. IMF/Bank Dunia mengatakan,
dengan membuka kran investasi selebar-lebarnya, maka modal asing akan mengalir
dengan deras dan dapat digunakan untuk mengatasi krisis keungan dan melakukan
pembangunan. Padahal kenyataannya, Liberalisme Pasar Modal dapat menguras
cadangan devisa negara penerima bantuan karena harus mendatangkan asset melalui
impor dari negara-negara yang ditunjuk IMF.
Selain
itu, Liberalisme Pasar Modal sebenarnya tak lebih dari ‘proses daur uang
panas’, karena dana tunai yang masuk dan biasanya diinvestasikan di bidang
real estate dan valuta, akan ditarik lagi oleh pemiliknya jika di negara
penerima bantuan terlihat adanya tanda-tanda gejolak yang tidak kondusif dan
mengarah pada kerusuhan. Bila hal ini terjadi, agar investor mau kembali, IMF
meminta negara penerima bantuan agar menaikkan suku bunga banknya menjadi 30
persen, 50 persen, bahkan 80 persen, dengan disertai persyaratan untuk
men-deregulasi peraturan perbankan dengan memberlakukan kebijakan uang ketat
(austerity policies), dan dihentikannya subsidi pada bidang-bidang yang
berkaitan dengan kebutuhan sosial-ekonomi negara. Kedua kebijakan ini
berbahaya, karena di negara-negara miskin dan negara berkembang seperti
Indonesia misalnya, program pembangunan sebagian besar masih ditanggung negara,
sehingga kebijakan uang ketat yang berdampak pada penghentian subsidi terhadap
sektor strategis, seperti pangan, BBM, transportasi, pendidikan, dan
sebagainya, selalu berujung pada krisis politik. Sementara tingginya suku bunga
memukul sektor ril seperti property, dan mempersulit berjalannya roda
perekonomian.
Suasana di BEI
Stiglitz
dengan tegas menyatakan, masuknya investasi asing meskipun nampaknya membantu
untuk membuka lapangan kerja sebanyak-banyak, namun pada kenyataannya,
persyaratan yang dikenakan IMF/Bank Dunia dapat membunuh pengusaha lokal karena
belum mampu bersaing. Khususnya dalam hal pemasaran. Tak heran jika kemudian
banyak pengusaha yang bangkrut dan akhirnya menutup pabriknya.
Ketiga, pricing atau penentuan harga sesuai
pasar, sebuah frasa yang terlalu manis, namun sebenarnya merupakan sebuah
program yang diusulkan IMF agar negara penerima bantuan menaikkan harga
komoditas strategis, seperti pangan, air bersih, dan BBM. Stiglitz menyebut, program
ini merupakan program IMF untuk membuat kerusuhan di negara penerima bantuan,
sehingga dia menamai program ini dengan ‘Kerusuhan IMF’.
Kerusuhan Mei 1998
Pada
1997, Indonesia terjerumus pada masalah krisis moneter parah akibat jatuhnya
nilai tukar rupiah terhadap dolar. IMF masuk dan ketiga program itu dijalankan.
Akibatnya, masalah bukan teratasi, namun krisis justru bekembang menjadi krisis
multidimensi karena melebar ke masalah sosial dan politik. Bahkan akibat
kebijakan pemerintah menghapus subsidi beras dan BBM, kerusuhan hebat meledak
pada 1998 yang akhirnya membuat Presiden Soeharto lengser keprabon.
Di
Bolivia, gara-gara IMF menyarankan agar pemerintahan negara itu menaikkan tarif
air bersih, kerusuhan meledak pada 2001. Sementara di Ekuador, gara-gara Bank
Dunia menyarankan agar pemerintahan negara itu menaikkan gas untuk kebutuhan
rumah tangga, kerusuhan juga meledak pada 2002. Yang lebih parah dialami Argentina.
Gara-gara diperangkap IMF, negara itu mengalami kebangkrutan ekonomi pada 2002
sehingga negara itu mengalami kekacauan politik dan sosial.
Jika
ditilik sejak program pertama dijalankan hingga yang ketiga, jelas sekali
kerusuhan-kerusuhan yang terjadi di negara penerima bantuan memang telah
direncanakan sejak awal. Tak lama setelah kerusuhan meledak di Ekuador, BBC dan
The Observer mendapat bocoran sejumlah dokumen dari kalangan dalam Bank Dunia
yang bercap ‘Confidential’, ‘Resticted’, dan ‘Not to be Disclosed’. Di
antara dokumen-dokumen itu ada yang disebut ‘Interim Country Assistance
Strategy’ (Strategi Bantuan Sementara) untuk Ekuador. Dalam dokumen itu, Bank
Dunia berkali-kali menjelaskan, bahwa lembaga itu berharap rencana mereka di
Ekuador dapat menyalakan ‘Kerusuhan Sosial’. Rencana dimaksud adalah, membuat
kejatuhan nilai mata uang Ekuador terhadap dolar sehingga 51 persen penduduk
Ekuador hidup di bawah garis kemiskinan.
George Soros
Apa
yang dilakukan IMF dan World Bank ini sejalan dengan butir ke-6 Protocol of
Zion yang berbunyi; “Bagi kita yang hendak menaklukkan dunia secara
finansial, kita harus tetap menjaga kerahasiaan. Suatu saat, kekuatan
Konspirasi akan mencapai tingkat dimana tidak ada kekuatan lain yang berani
untuk menghalangi atau menghancurkannya. Setiap kecerobohan dari dalam, akan
merusak program besar yang telah ditulis berabad-abad oleh para pendeta
Yahudi”. Butir ini juga yang digunakan untuk mengobarkan Revolusi Inggris,
Perancis, Rusia, dan Amerika.
Juga
sesuai dengan butir 14 yang berbunyi; “Setelah Konspirasi berhasil merebut
kekuasaan, maka pemerintahan yang dibentuk harus membasmi rezim lama yang
dianggap bertanggung jawab atas terjadinya semua kekacauan ini. Hal tersebut
akan menjadikan rakyat begitu percaya kepada Konspirasi, bahwa pemerintahan
yang baru adalah pelindung dan pahlawan di mata mereka”.
Ini
persis dengan yang juga terjadi di Indonesia setelah tumbangnya rezim Orde Baru
yang dipimpin Presiden Soeharto. Sejak Soeharto menjadi presiden pada 1967,
Soeharto ‘dielus’ Amerika Serikat dan negara-negara sekutu Yahudi lainnya
sehingga mampu berkuasa selama 32 tahun secara otoriter. Selama itu, negara dan
pengusaha diguyur utang yang luar biasa banyak dari berbagai lembaga keuangan
dunia, termasuk World Bank dan IMF. Kemudian spekulan George Soros yang Yahudi
menciptakan krisis moneter dunia yang berimbas langsung ke Indonesia dan
membuat nilai rupiah terpuruk dari Rp.2.500/dolar menjadi sempat menembus angka
Rp.13.000/dolar. Akibatnya, keuangan negara kolap dan perusahaan-perusahaan
besar bangkrut karena tak mampu membayar utang yang jatuh tempo. IMF pun masuk
dengan paket bantuan yang justru membuat Indonesia kian terpuruk. Bahkan cara
pemulihan yang disarankan IMF, membuat Indonesia terjerumus pada kerusuhan
besar pada 1998 yang berbuntut lengsernya Presiden Soeharto.
Soeharto
Setelah
Orde Baru tumbang, muncul istilah baru, yakni era 'reformasi' dan masyarakat
larut dalam euphoria sehingga menuntut mantan Presiden Soeharto diadili.
Sekarang terbukti, reformasi tidak membuat negara ini menjadi lebih baik,
karena sejak Soeharto berkuasa, Kospirasi Yahudi Internasional dengan gerakan
Zionisnya telah berproses untuk menguasai negara ini secara diam-diam dan
terselubung, dan mereka berhasil. Setidaknya, ini terbukti dengan banyaknya
anak bangsa yang menjadi agen IMF (baca; Yahudi). Satu di antaranya mantan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Tak heran ketika kasus Century sedang
heboh-hebohnya, Sri Mulyani ditarik IMF ke kantor pusatnya di Washington dan
Presiden SBY mengizinkan, karena penarikan itu merupakan upaya IMF untuk menyelamatkan
agen-agennya dari kesulitan yang menjerat.
Apa
yang terjadi di Mesir dan Tunisia pun tak jauh berbeda, karena butir ke-7
Protocol of Zion berbunyi; “Simpati rakyat harus diambil agar mereka dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan Konspirasi. Massa rakyat adalah buta dan mudah
dipengaruhi. Penguasa tidak akan bisa menggiring rakyat kecuali ia berlaku
sebagai diktator. Inilah satu-satunya jalan”. Bahkan butir pertama Protocol
of Zion berbunyi ; “Manusia itu lebih banyak cenderung pada kejahatan
dibanding kebaikan. Sebab itu, Konspirasi harus mewujudkan ‘hasrat alami’
manusia ini. Hal ini akan diterapkan pada sistem pemerintahan dan kekuasaan.
Bukankah pada masa dahulu manusia tunduk kepada penguasa tanpa pernah
mengeluarkan kritik atau pembangkangan? Undang-undang hanyalah alat untuk
membatasi rakyat, bukan untuk penguasa”.
Karenanya
tak heran, seperti juga Soeharto, selama puluhan tahun Amerika Serikat dengan
Yahudi di belakangnya, mengelus Presiden Zine al-Abidine Ben Ali dan Hosni
Mubarak sehingga dapat berkuasa selama 23 dan 30 tahun dengan pola tangan besi
alias diktator. Ketika Konspirasi akhirnya memutuskan untuk mengambil
alih negara itu, maka rakyat kedua negara itu diprovokasi untuk bangkit dengan
mengusung slogan ‘reformasi’. Maka tergulinglah kedua presiden itu pada 14
Januari dan 11 Februari 2011.
Ben Ali
Setelah
kedua presiden itu terguling, Amerika Serikat, Swiss dan negara-negara Eropa
lain membekukan asset milik kedua presiden itu, plus keluarganya, dan kini
rakyat keduanya pun menuntut agar mereka diadili atas kejahatannya selama
berkuasa secara otoriter.
Hosni Mubarak
Seperti
yang terjadi pada Indonesia, setelah Ben Ali dan Mubarak terguling, Konspirasi
akan melaksanakan butir Protocol Zionis yang ke-12 yang berbunyi ; “Pemerintahan
bentukan Konspirasi harus diisi dengan orang-orang yang tunduk pada keinginan
Konspirasi. Tidak bisa lain”. Maka tak heran, menjelang detik-detik
kejatuhan Mubarak, Amerika Serikat mengusung Wakil Presiden Mesir Omar Suleiman
untuk menjadi presiden Mesir yang baru.
13:
Penghancuran Moral
Strategi
keempat, kelima, dan keenam yang disusun Adam Weishaupt adalah penghapusan dan
penguasaan terhadap jiwa pejuang, ikatan keluarga, dan agama-agama dunia.
Sementara Protocol of Zion yang ke-13 berbunyi; “Dengan emas, Konspirasi
akan menguasai opini dunia. Satu orang Yahudi yang menjadi korban sama dengan
1.000 orang ghoyim/gentiles (non Yahudi) sebagai gantinya”.
Selain
itu, butir ke-8 Protocol of Zion berbunyi; “Beberapa sarana untuk mencapai
tujuan adalah: Minuman keras, narkotika, perusakan moral, seks, suap, dan
sebagainya. Hal ini sangat penting untuk menghancurkan norma-norma kesusilaan
masyarakat. Untuk itu, Konspirasi harus merekrut dan mendidik tenaga-tenaga
muda untuk dijadikan sarana pencapaian tujuan tersebut”.
Bahkan
butir ke-24 Protocol of Zion dengan tegas menyatakan; “Pemuda harus dikuasai
dan menjadikan mereka sebagai budak-budak Konspirasi dengan jalan
penyebarluasan dekadensi moral dan paham yang menyesatkan”.
Media
memang salah satu bidang yang paling ampuh untuk mencapai tujuan, karena
melalui media, sebuah program dapat dengan cepat disebarluaskan, dan bahkan
melalui media, opini publik dapat dipengaruhi. Tujuan Konspirasi Yahudi
Internasional dengan ketiga butir itu jelas sejalan dengan butir keempat,
kelima dan keenam dari strategi yang dirancang Adam Weishaupt. Karena itu
jangan heran jika budaya dan tradisi lokal di banyak negara saat ini telah
tersingkir oleh budaya yang datang dari Barat, khususnya Amerika Serikat (AS),
karena dari sana lah para Yahudi mengontrol gerakan mereka untuk menguasai
dunia.
Anda
yang belum tahu, mungkin akan terkejut jika membaca data-data yang saya cuplik
dari buku “Zionisme : Gerakan Menaklukkan Dunia” yang ditulis ZA Maulani dan
dipublikasikan Pustaka Amanah, Jakarta, pada 2002, karena pada saat itu saja,
penguasaan Yahudi terhadap media sudah sangat luar biasa. Inilah data-data
tersebut :
Media-media
kelas dunia seperti harianThe New York Times, The Wall Street Journal, dan The
Washington Post adalah media-media milik pengusaha Yahudi. The New York Times
milik keluarga Suzberger yang juga memiliki 36 surat kabar harian lain, plus 12
majalah, di antaranya Mc Call’s dan Family Circle. Sementara surat kabar kuning
terkenal di Amerika, seperti Daily News dan The New York Post dimiliki seorang
miliarder Yahudi bernama Peter Kalikow, dan harian The Village Voice milik
pengusaha Yahudi bernama Leonard Stern.
Tiga
majalah beken di Amerika dan di seantero dunia, yakni Time, Newsweek, dan US
News and World Report, juga milik pengusaha Yahudi. Times diterbitkan oleh
Warner Corporation yang pemimpin eksekutifnya seorang Yahudi bernama Steven J.
Ross. Sementara penerbit buku berkelas dunia seperti Random House, Simon
& Schuster, dan Time Inc. Book Co. begitu pula pimpinan eksekutif Simon
& Schuster adalah Richard Snyder dan ketuanya Jeremy Kaplan. Keduanya
Yahudi.
Western
Publishing, penerbit papan atas dalam jajaran penerbit buku untuk anak-anak dan
menguasai 50 persen pangsa pasar buku anak-anak di Amerika dan dunia, juga
memiliki ketua dan pimpinan eksekutif seorang Yahudi, yakni Richard Bernstein.
Di
bidang televisi, Walt Disney Company yang mempopulerkan kartun Micky Mouse dan
Donald Duck, juga memiliki pemimpin eksekutif seorang Yahudi, yakni Michael
Eisner. Sementara di bidang perfilman, The Walt Disney Pictures Group yang
masih satu perusahaan dengan Walt Disney Company, juga dipimpin seorang Yahudi,
yakni Joe Roth. Perusahaan ini juga merupakan pemilik Touchstone Pictures,
Hollywood Pictures, dan Caravan Pictures. Ketika Disney Company
masih
dikuasai orang-orang non Yahudi, film-film yang diproduksi lebih mengedepankan
hiburan yang sehat bagi keluarga, namun setelah diambilalih Eisner pada 1948,
film-film buatan Disney diwarnai dengan kekerasan dan seks yang tak sehat untuk
keluarga dan anak-anak. Disney juga merupakan pemilik taman-taman hiburan
terkenal di dunia, seperti Disneyland, Disney World, Tokyo Disneyland, dan Euro
Disney.
Setiap
tahun Disney menjual produk bernilai miliaran dolar dalam bentuk buku, mainan
anak-anak, pakaian dan film. Pada Agustus 1995, Eisner mengakuisisi perusahaan
Capital/ABC, Inc. selaku pemilik ABC Television Network. Dari akuisisi ini,
Einser kemudian membangun kerajaan media televisinya dengan menguasai 10
stasiun televisi di New York, Chicago, Philadelphia, Los Angeles, dan Houston.
ESPN, anak perusahaan ABC Television, dikepalai Steven Bernstein yang berdarah
Yahudi. Perusahaan ini pemilik saham mayoritas di Lifetime Television and Arts &
Entertainment Network Cable yang memiliki sekitar 3.400 jaringan di seluruh
dunia.
Danny Goldberg
Leonard Goldenson
Ted Turner
Edgar Bronfman
Warner
Music, salah satu perusahaan rekaman terbesar di dunia, presiden komisarisnya
bernama Danny Goldberg, juga seorang Yahudi. CNN, salah satu televisi berita
paling terkemuka di dunia, dimiliki Ted Turner yang berdarah Yahudi. Karenanya
jangan heran jika siaran CNN mengenai negara-negara yang tidak sehaluan dengan
Israel, terutama negara-negara Islam atau negara dengan mayoritas rakyatnya
beragama Islam, akan selalu dipelintir sehingga cenderung subjektif dan tidak
berimbang.
Orang-orang
dengan wajah dan latar belakang Timur Tengah atau muslim, senantiasa
digambarkan sebagai bandit, bengis, culas, tak dapat dipercaya, dan bahkan
teroris.
Televisi
terkemuka lainnya, ABC, CBS, dan NBC, juga dimiliki Yahudi, karena ABC dipimpin
Leonard Goldenson yang berdarah Yahudi, CBS dipimpin Laurence Tisch yang juga
Yahudi, dan NBC dipimpin Robert Sarnoff yang juga Yahudi.
Perusahaan
film seperti MCA dan Universal Pictures dimiliki satu perusahaan, yakni Seagram
Co.Ltd, dan bosnya seorang Yahudi bernama Edgar Bronfman. Bahkan Yahudi yang
satu ini tercatat sebagai ketua World Jewish Congress (Kongres Yahudi Sedunia).
Melvyn
Golden Meyer (MGM) yang memproduksi serial James Bond, juga milik Yahudi.
Begitu pula dengan Dreamwork yang sukses dengan film-film animasi dan film
berefek tinggi seperti How Train The Dragon dan The Transformer, karena
perusahaan ini dibidani oleh Stephen Spielberg, David Geffen, dan Jeffrey
Katzenberg yang ketiganya Yahudi.
Laurenc Tisch
Stephen Spielberg
Dengan
penguasaan yang begitu luar biasa, maka tak heran jka Amerika Serikat tumbuh
menjadi negara yang paling maju di bidang perfilman, musik, dan pers, dan
menjadi kiblat banyak negara, termasuk Indonesia. Dari sana pulalah lahir
industri pornografi yang ditandai dengan terbitnya majalah pria dewasa Playboy,
Penthouse, Hustler, dan lain-lain, dan perusahaan film yang khusus memproduksi
film-film porno seperti Vivid dan Belami.
Menurut
majalah Saksi edisi Februari 2006, pendiri Playboy, Hugh Hefner, merupakan
anggota The Anti-Defamation League (ADL) atau Liga Anti Fitnah, sebuah
organisiasi pro-Zionis yang ikut mendanai organisasi-organisasi Zionis di
Amerika Serikat dan di seluruh dunia. Organisasi ini merupakan gerakan bawah
tanah di Amerika Serikat yang memusatkan kegiatannya untuk melakukan propaganda
demi menangkis semua pernyataan maupun isu-isu yang merugikan Israel dan
Zionis. Direktur Nasional ADL, Abraham F. Foxman, mengatakan ; “Penguasaan
industri pornografi oleh kekuatan Yahudi adalah suatu karya gemilang orang
Yahudi yang mengawali berdirinya industri pornografi di dunia, dan
menjadikannya sebagai bagian dari apa yang disebut sebagai The American Dream”.
Propaganda
Yahudi untuk melaksanakan butir ke-8 dan 24 Protocol of Zion kian massif ketika
industri internet berkembang begitu cepat, karena melalui industri ini, apa
yang mereka produksi dapat lebih mudah disebarluaskan dan tak dapat dibendung
karena dapat diakses darimana saja, seperti dari rumah, kantor, café, bahkan
jalanan melalui komputer, laptop, dan handphone. Maka jangan heran jika dari
waktu ke waktu orang makin terbiasa dengan seks dan kekerasan yang dipertontonkan
Zionis melalui film, VCD dan DVD, sehingga apa yang dahulu tabu di
negara-negara Timur seperti Indonesia, kini bukan lagi hal yang tabu, seperti
misalnya saja berciuman di depan umum, dan mengumbar kata-kata vulgar.
David Geffen
Hugh Hefner
Jeffrey Katzenberg
Abraham F. Foxman
Upaya
Zionis untuk mendegradasi moral anak bangsa di seluruh dunia kian ampuh dengan
eksisnya Mafia di seluruh dunia. Organisasi ini, menurut buku ‘Knight Templar,
Knight of Christ’, didirikan oleh Guiseppe Mazzini, Grand Master Freemasonry
Italia derajat ke-33 yang juga pimpinan tertinggi Illuminati pasca meninggalnya
Adam Weishaupt pada 1830.
Masonik
yang hidup pada 1805-1872 ini juga merupakan tokoh di balik revolusi Italia
dalam melawan Austria pada 1848 sehingga dijuluki sebagai pemimpin revolusioner
negara itu, namun juga merupakan pendiri Gangster Sicilia.
Menurut
Rizki Ridyasmara, penulis ‘Knight Templar, Knight of Christ’, dalam buku 'World
Underworld' karya Andrew Varna yang diterbitkan Museum Press, London, pada
1957, kata Mafia merupakan gabungan kata Mazzini, Autorizza, Furti, Incendi,
dan Avvelenamenti yang berarti “Mazzini memberikan hak untuk mencuri, membakar,
dan meracuni”. Kata Mafia berasal dari kumpulan huruf depan kelima kata
itu.
Tak
jelas kapan organisasi ini berdiri, namun sejarahnya dapat dilacak dari ketika
Mazzini mendirikan sebuah organisasi bernama Oblonica yang dalam bahasa
latin disebut Obelus pada 1860, karena dalam organisasi ini Mazzini membentuk
hirarki yang penuh kerahasiaan dan aturan yang ketat, yang kini kita kenal
sebagai Mafia. Organisasi kejahatan ini menyeberang ke Amerika sekitar 1890-an
bersamaan dengan terjadinya gelombang imigrasi masyarakat Italia ke benua itu,
dan merajalela di sana, serta kemudian menyebar lagi ke seluruh dunia, termasuk
Indonesia, sehingga jangan heran jika Indonesia pernah dijadikan pangsa pasar
penjualan narkotika, dan kini bahkan menjadi negara produsen yang memasarkan
hasil produknya ke negara lain.
Tak
sulit untuk menghubungkan organisasi ini dengan Freemasonry, karena janji
antara anggota Mafia, tak berbeda dengan janji seorang Mason. Dalam buku
'Handbook of Masonry', Ronayne menuliskan begini tentang janji seorang Mason ; “Kami
melindungi dan menutup rapat-rapat segala bentuk kejahatan yang dilakukan
Saudara kami sesama Mason … dan jika diperintahkan untuk bersaksi atas
kejahatan yang dilakukan Saudara kami sesama Mason, lindungilah. Bahkan jika
perlu, untuk membebaskannya, berilah jaminan bagi saudaramu itu”.
Selain
itu, dalam laporan Commissione Parlamentare Antimafia (CPA) Italia yang
mengkaji hubungan antara Mafia dengan politik pada 1993 menyatakan ; “Komite
menemukan satu kenyataan bahwa antara Cosa Nostra (Mafia) dan institusinya
memiliki keterkaitan yang sangat besar dengan Massoneria (Freemasonry)”.
Melalui
Mafia, Konspirasi Yahudi Internasional yang terdiri dari para Mason,
Illuminati, dan pengusaha serta kapitalis Yahudi, merekrut begitu banyak orang
dari kalangan muda di negara dimana mereka bergerak, dan kemudian menyebarkan
racun berupa minuman keras dan Narkotika, prostitusi, dan berbagai bentuk
kejahatan yang lain. Efeknya sudah terlihat sejak beberapa dekade lalu, dimana
para pemuda yang terjerumus pada minuman keras, narkotika dan prostitusi,
tumbuh menjadi orang-orang yang cenderung tak bermoral, egois, tak dapat
diandalkan. Bahkan menjadi pelaku kejahatan. Yahudi berhasil melaksanakan butir
ke-8 dan 23 Protocol of Zion dengan sangat baik.
Korban Narkoba Illuminati
Saat
ini, tengoklah, berapa banyak pemuda Indonesia yang menganut faham seks bebas,
yang bahkan tak malu-malu lagi mengandung dan melahirkan tanpa didahului
prosesi pernikahan? Seberapa banyakkah pemuda Indonesia yang menjadi pecandu
narkoba dan minuman keras, bahkan menjadi pelanggan PSK? Jangan heran jika
Indonesia sulit menjadi negara besar seperti yang dicita-citakan para The
Founding Father, karena gerakan yang tak kasat mata telah membentuk masyarakat
Indonesia menjadi masyarakat yang hedonis, individualis, dan tidak memiliki
semangat juang tinggi, malas, tidak bertanggung jawab, karena telah tercekoki
dengan kenikmatan dunia yang semu. Bahkan agar terus dapat mereguk kenikmatan
itu, tak segan-segan korupsi jika ada kesempatan, sehingga negara ini
terjerumus menjadi salah satu negara terkorup di dunia.
Jangan
salah, tempat-tempat hiburan yang banyak dibangun saat ini, termasuk
Disneyland, adalah salah satu cara Yahudi untuk membuat para ghoyim asyik
dengan kehidupan duniawi, dan mengabaikan, bahkan melupakan kehidupan akhirat,
sehingga kelak, di hari kiamat, akan menjadi teman mereka di neraka Jahannam.
14:
Berawal dari Kedatangan VOC
Tak ada
data pasti kapan Freemasonry merasuki kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia, namun Herry Nurdi dalam buku ‘Jejak Freemason & Zionis di
Indonesia’ memperkirakan, para Mason memasuki Indonesia melalui anggota mereka
yang berasal dari Belanda, dan datang ke Indonesia bersamaan dengan masuknya
Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada abad 17 untuk mencari
rempah-rempah.
Perkiraan
ini merujuk pada lambang milik perusahaan Belanda itu yang berupa huruf V besar
dengan huruf O dan C yang menempel pada kedua kaki V, dan huruf A di atasnya.
Jika kedua kaki huruf A ditarik hingga memanjang ke bawah dan kedua kaki huruf
V ditarik hingga memanjang ke atas, maka akan terbentuk simbol bintang David,
simbol Freemasonry. Lagipula dalam bahasa Belanda tidak dikenal huruf A,
sehingga lambang VOC dicurigai sebagai penyamaran lambang organisasi
persaudaraan rahasia kaum Yahudi itu, karena memang, sejak awal eksistensinya
pun organisasi ini selalu berusaha agar tidak banyak orang yang tahu tentang
keberadaannya. Bahkan karena berasal dari Belanda, di Indonesia organisasi ini
dikenal dengan nama Vrijmetselarij.
Berdasarkan
laporan tentang sejarah para Masonik di Indonesia yang diterbitkan Paul van der
Veur pada 1976 dan diberi judul ‘Freemasonry in Indonesia from Radermacher
to Soekanto 1762-1962’, diketahui kalau gerakan Freemasonry di Indonesia,
khususnya di Pulau Jawa, dirintis oleh J.C.M. Radermacher. Dia jugalah yang
memprakarsai pembangunan lodge pertama di Batavia yang diberi nama ‘La Choisie’
atau ‘Yang Terpilih’ pada 1762. Bahkan nama Radermacher digunakan sebagai nama
sebuah organisasi yang disebut Perhimpunan Batavia untuk Kesenian dan Ilmu
Pengetahuan atau Batavian Society of Arts and Science.
Nama
Soekanto yang disebut dalam laporan Paul van der Veur adalah Raden Said
Soekanto Tjokrodiatmojo yang kala itu menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia atau Kapolri, dan yang namanya diabadikan sebagai nama rumah
sakit Polri di Kramatjati, Jakarta Timur, yakni RS Soekanto. Dalam bukunya,
Herry Nurdi menyebut, Soekanto pernah menjadi Suhu Agung para Vrijmetselarij di
Indonesia, dan sejak 1952 namanya tercatat di Lodge Purwo Daksina.
Pada
awal-awal Freemasonry merambah Indonesia, para pengikutnya adalah orang-orang
Belanda yang berdarah Yahudi dan orang Eropa non Yahudi dengan beragam profesi,
terutama pedagang. Namun dalam perkembangan selanjutnya, banyak penduduk
pribumi, khususnya penduduk Pulau Jawa, yang menjadi anggota organisasi ini.
Bahkan Van Niel, sejarawan Amerika, menyebut, bahwa pendidikan yang
disumbangkan kaum Masonik turut berperan dalam melahirkan kaum elit modern di
Indonesia, karena sejak mulai berkiprah, para Masonik membangun sekolah-sekolah
dan memberikan pendidikan kepada kaum miskin, serta memberikan kesempatan
kepada kaum muda Jawa yang berbakat untuk melanjutkan pendidikan di Eropa.
Seluruh biaya ditanggung oleh para Vrijmetselarij. Maka tak heran jika gerakan
para Mason di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, begitu cepat berkembang,
bahkan berhasil menarik sejumlah orang penting ke dalam organisasinya.
Selain
Soekanto, menurut Herry Nurdi, Pangeran Ario Notodirodjo yang merupakan ketua
Boedi Oetomo 1911-1914 juga pernah menduduki jabatan tinggi di Vrijmetselarij,
dan namanya tercatat di Lodge Mataram sejak 1887. Raden Adipati Tirto Koesomo,
bupati Karanganyar yang juga ketua Boedi Oetomo, juga merupakan anggota di
Lodge Mataram. Pengurus Boedi Oetomo yang lain yang juga anggota Freemasonry
adalah Mas Boediardjo yang pada 1916-1922 menjabat sebagai inspektur pembantu
divisi Inlands Onderwijs atau Pendidikan Pribumi.
Adik
Pangeran Ario Notodirodjo, Pangeran Koesoemo Yoedho, putra Paku Alam V,
berkali-kali menjadi pengurus di Lodge Mataram sejak dilantik menjadi
anggotaVrijmetselarij pada 1909. Bahkan pada 1930, dia menjadi pengurus pusat
dan merupakan orang Jawa pertama yang mempelajari indologi di Leiden, Belanda,
dan lulus ujian besar, ujian yang biasanya hanya diperuntukkan bagi orang
Belanda saja.
Tokoh
lain yang menjadi anggota Vrijmetselarij adalah Dr. Radjiman Wedi
odipoera,
tokoh penting dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) dan yang menjadi ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) bersama mantan Presiden Soekarno. Juga Raden Saleh
(1810-1880), pelukis terkenal.
Ketika
Belanda menjajah Indonesia dan mengambil alih kekuasaan VOC, gerakan
Freemasonry sempat menghadapi kendala berarti, karena kerajaan Belanda yang
dekat dengan gereja dan para pemimpin Katolik, bersikap memusuhi para Mason,
dan menganggapnya sebagai “makhluk-makhluk berbahaya bagi negara dan agama”.
Namun, kuatnya jaringan para Mason, membuat gerakan Freemasonry tetap tak
terbedung. Kekuatan jaringan ini antara lain karena di antara para Mason ada
yang berprofesi sebagai pengusaha, petinggi militer, pengacara, notaris,
pegawai pengadilan, bahkan polisi. Masonik yang berprofesi sebagai pengacara di
antaranya Nicolas Maas yang merupakan anggota Lodge La Fidele Sincerete, lodge
kedua yang dibangun para Mason di Batavia pada 1767; Masonik yang berprofesi
sebagai tentara di antaranya Mayor Zeni C.F. Reimen yang juga anggota Lodge La
Fidele Sincerete; dan yang berprofesi sebagai pegawai pengadilan di antaranya
P.A. de Win, juga anggota Lodge La Fidele Sincerete.
Ketika
Jepang menjajah Indonesia, para Mason sempat kocar-kacir sehingga untuk
sementara gerakan organisasi Yahudi ini terhambat. Namun setelah Jepang
menyerah karena dua kotanya, Hiroshima dan Nagasaki, dibom atom Amerika Serikat
pada 14 Agustus 1945, kekuatan Freemasonry kembali menguat, bahkan terus
berkembang, sehingga makin banyak lodge-lodge yang dibangun, yang
pembangunannya tak hanya di Batavia, tapi juga di kota-kota lain, hampir di
seluruh Indonesia, seperti di Semarang, Surabaya, Tegal, Pekalongan, dan
beberapa kota di Pulau Sumatera.
Di
Indonesia, lodge yang merupakan markas para Masonik untuk melakukan berbagai
kegiatan untuk kepentingan organisasinya, disebut loji. Ada kisah menarik di
balik pembangunan loji di Pekalongan, karena ketika pembangunan gedung ini
nyaris rampung, masyarakat setempat menolak keberadaannya karena menilai
acara-acara ritual yang dilakukan para Mason di loji itu, sesat. Dan saat ini,
Loji tersebut dikenal dengan nama Gedong Setan. Mengapa demikian?
Seperti
kita tahu, kaum Yahudi menganut Kabbalah, sebuah kepercayaan yang bersumber
dari tradisi lisan Mesir kuno yang mengandung filsafat esoteris dan ritual
penyembahan serta pemujaan berhala dan Lucifer, raja Iblis. Maka ketika berada
dalam gedung itu, yang dilakukan para Mason bukan hanya membahas hal-hal yang
terkait dengan organisasi mereka saja, tapi juga melakukan ritual-ritual untuk
menyembah berhala dan setan. Itu sebabnya masyarakat Pekalongan menilai ritual
yang dilakukan para Mason di lojinya sesat, dan loji itu kemudian dijuluki
Gedong Setan.
15:
Pengaruhi Sejarah Indonesia
Anda
mungkin bertanya-tanya mengapa begitu banyak tokoh Boedi Oetomo yang
menjadiMason, atau bahkan mungkin tak percaya? Untuk mencapai tujuannya, Yahudi
melakukan berbagai cara, termasuk menyusupi bidang pendidikan, kebudayaan, dan
kesenian demi membentuk intelektual-intelektual yang dapat disusupi ke berbagai
bidang pemerintahan dari suatu negara yang ingin dikuasainya, sehingga dengan
demikian organisasi ini memiliki kekuatan pendukung dan pelindung yang kuat,
yang memungkinkan gerakan mereka terus tumbuh dan berkembang tanpa dapat
dibendung.
Sejarah
mencatat, Boedi Oetomo dikenal sebagai organisasi kepemudaan pribumi di era
kolonial Belanda yang mencetuskannasionalisme dan menjadi salah satu penopang
pergerakan pemuda di Tanah Air untuk melawan Belanda, namun Herry Nurdi dalam
buku ‘Jejak Freemason & Zionis di Indonesia’ menyebut, lembaga
pendidikan ini justru sangat menentang nasionalisme, karena sejak
Vrijmetselarij ‘menunggangi’ organisasi ini, para Mason telah mencekoki para
tokohnya dengan berbagai doktrin, termasuk doktrin Indonesia Baruyang dikonsep
sesuai dengan tujuan mereka untuk menguasai dunia, dan sikap mereka yang
menolak Islam serta Kristen, karena mereka menganut Kabbalah. Maka tak heran
ketika KH. Ahmad Dahlan, salah seorang tokoh senior mereka, mengusulkan agar di
organisasi mereka diadakan pengajian, mayoritas tokoh Boedi Oetomo menolak.
Bahkan para penolak usulan kyai yang pada 1912 mendirikan Muhammadiyah itu tak
segan-segan menghina dan menghujat Islam, serta menghasut umat Islam agar tak
perlu berhaji karena hanya membuang-buang uang. Salah satu tokoh Boedi Oetomo
yang bersikap keras terhadap Islam di antaranya Dr. Soetomo yang kemudian
membentuk Surabaya Studie Club dan berdebat sengit dengan Sarekat Islam tentang
banyak hal terkait dengan masalah-masalah ke-Islam-an, termasuk dalam hal
berbangsa dan bernegara. Dalam kongres yang diselenggarakan pada 1952, Boedi
Oetomo mengukuhkan kebudayaan Jawa sebagai dasar pendidikan mereka.
Para tokoh Boedioetomo
Apa
yang didoktrin para Mason kepada para tokoh Boedi Oetomo antara lain dapat
dilacak dari tulisan Annie Besant, pemimpin besar Theosofische Vereeninging,
Perkumpulan Theosofi di Hindia Belanda (baca; Indonesia) yang juga seorang
Mason keturunan Belanda. Dalam artikel berjudul Soal Doenia yang diterbitkan
majalah Liberty, Surabaya, Annie menulis begini ; “Ada orang mengira bahwa
nilai dari tanah Arab, Nabi Muhammad ada berlainan dari Nabi dari agama-agama
lainnya. Semua itu, meskipun berlainan rupanya, dan orang menganggap apa yang
menjadi kenyataan sendiri ada lebih tinggi. Padahal semua agama itu menjadi
sekawan dalam Rumah Bapak ini”.
Annie Besant
Annie
juga menyatakan, bahwa fanatisme agama adalah penyebab perseteruan dan konflik
sosial di masyarakat. “Meskipun agama bukan satu-satunya faktor, namun jelas
sekali bahwa pertimbangan keagamaan dalam konflik-konflik itu dan dalam
eskalasinya sangat banyak memainkan peran”.
Teosofi Logo
Tulisan
ini jelas sekali menunjukkan doktrin antiagama dan sekuler. Doktrin inilah yang
antara lain diduga kuat dicekoki kepada para tokoh Boedi Oetomo sehingga mereka
‘memusuhi’ Islam. Doktrin ini dicekoki melalui berbagai cara, termasuk
melaluigerakan theosofi, sebuah gerakan yang dilembagakan dengan nama Perkumpulan
Theosofi dan didirikan Freemasonry di New York, AS, pada 17 November 1875.
Perkumpulan berbentuk badan internasional ini memiliki tiga tujuan utama, yakni
mengadakan inti persaudaraan antara sesama manusia tanpa memandang bangsa,
kepercayaan, kelamin, kaum atau warna kulit; memajukan pelajaran dengan mencari
persamaan dalam agama-agama, filsafat dan ilmu pengetahuan; dan menyelidiki
hukum-hukum alam yang belum dapat diterangkan dan kekuatan-kekuatan dalam
manusia yang masih terpendam.
Sekilas,
ketiga tujuan itu memang sangat baik dan mulia, namun jika dicermati lebih
mendalam, tujuan-tujuan itu cenderung merusak agama dan tatanan hidup manusia,
karena dari perkumpulan inilah kemudian muncul istilah-istilah
pluralisme,kebebasan berfikir, liberalisme, bahwa semua agama itu sama, dan
lain-lain, serta mendorong orang untuk mengkaji hal-hal ghaib seperti mengkaji
tenaga dalam dari alam maupun dari dalam diri manusia sendiri. Bahkan saat
memberikan ceramah dalam pertemuan The Indonesian-Pakistan Culture Association
yang diselenggarakan di Amerika pada 9 Desember 1953, tokoh nasional yang
dikenal sebagai diplomat ulung, H. Agus Salim, mengaku, kalau keterlibatannya
dalam Perkumpulan Theosofimembuatnya ‘terjerumus’ ke dalam dunia politik selama
lebih dari 40 tahun.
“Namun
di sini hendak saya ikrarkan, bahwa mulai saat ini pesan yang hendak saya bawa
ialah pesan agama Islam. Saya tidak akan menghiraukan soal-soal politik, karena
bila ada terdapat suatu upaya untuk menyembuhkan segala penyakit di dunia ini,
saya yakin upaya itu tidak lain daripada mencari jalan menuju ke Allah, dan
memperjelas jalan itu,” tegasnya.
Tak
lama setelah mengeluarkan pernyataan ini, Agus Salim keluar dari
PerkumpulanTheosofische Vereeninging, Perkumpulan Theosofi di Indonesia.
Achmad Subardjo
Tokoh
nasional yang lain yang pernah tercatat sebagai tokoh Perkumpulan Theosofi,
menurut Herry Nurdi dalam buku ‘Jejak Freemason dan Zionis di Indonesia’,
adalah ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat, dan Achmad Subardjo, salah
seorang menteri dalam kabinet pertama yang dibentuk Presiden Soekarno. Dr.
Radjiman adalah propagadis terkemuka dari Theosofi yang menyebarkan
ajaran-ajaran Theosofi melalui cerita-cerita wayang.
Bukti
bahwa Boedi Oetomo dibina oleh Vrijmetselarij di antaranya adalah, Kongres I
organisasi ini pada 1926 terlaksana berkat inisiatif Theosofische Vereeninging
dan diselenggarakan di Loji Broederkarten sehingga sempat menimbulkan gelombang
protes di kalangan pemuda dalam anggota organisasi itu, dan Kongres II
diselenggarakan di Loji Mataram dan dihadiri Bupati Karanganyar, Surakarta,
Raden Adipati Tirto Koesomo yang merupakan tokoh Vritmetselarij dan tercatat
sebagai anggota Loji Mataram sejak 1895.
Karenanya,
menurut Herry Nurdi, tidak berlebihan jika disebutkan bahwa gerakan-gerakan
awal di Indonesia untuk meraih kemerdekaan, bahkan gerakan yang dianggap
pemerintah sebagai pelopor kebangkitan Indonesia seperti Boedi Oetomo, sangat
terwarnai, bahkan dipengaruhi gerakan Zionis Internasional melalui
Vrijmetselarijsebagai kepanjangan tangannya di Indonesia. Bahkan cermati
baik-baik tulisan pada lambang negara Amerika Serikat, burung rajawali, yang
berhiaskan tulisan ‘E Pluribus Unum’ dengan tulisan pada lambang negara
Indonesia, garuda, yang berhiaskan tulisan ‘Bhineka Tunggal Ika’. U Pluribus
Unum berarti ‘satu dari yang banyak’, sementara Bhineka Tunggal Ika berarti
‘meski berbeda-beda namun tetap satu’. Kedua kalimat itu memiliki makna yang
sama.
Lambang negara Indonesia dan Amerika Serikat
Selain
persamaan makna kata itu, coba cermati baik-baik lambang negara Indonesia dan
Amerika, akan terlihat mirip, dan bahkan sama-sama memiliki perisai di dadanya.
Menurut Herry Nurdi, lambang negara Indonesia sebenarnya merupakan bentuk lain
dari Dewa Horus, salah satu simbol suci bagi masyarakat Yahudi.
Tentang
hal ini, penulis buku ‘Jejak Freemason & Zionis di Indonesia’ ini
merujuk pada penjelasan tentang lambang negara yang tercantum dalam lembaran negara
Peraturan Pemerintah (PP) No. 66/1951 tanggal 17 Oktober 1951 tentang Lambang
Negara. Pasal 3 PP ini dijelaskan, bahwa “Burung garuda yang digantungi perisai
itu ialah lambing tenaga pembangun (creative vermogen) seperti dikenal pada
peradaban Indonesia. Burung garuda dari mythology menurut perasaan Indonesia
berdekatan dengan burung elang rajawali. Burung itu dilukiskan di Candi Dieng,
Prambanan, dan Panataran. Ada kalanya dengan memakai lukisan berupa manusia
dengan berparuh burung dan bersayap (Dieng); di candi Prambanan dan di candi di
Jawa Timur rupanya seperti burung, dengan berparuh panjang berambut raksasa dan
bercakar. Lihatlah lukisan garuda di candi Mendut, Prambanan, dan candi-candi
Sukuh, Kendal di Jawa Timur”.
Kalimat-kalimat
yang di-bold dan digarisbawahi memiliki penggambaran yang sama persis dengan
sekripsi wujud Dewa Horus, yakni berupa manusia berparuh burung dan bersayap,
berambut, dan bercakar.
16:
Makin Kuat Mencengkeram Indonesia
Awal-awal
kemerdekaan merupakan awal-awal yang menegangkan bagi parapelaku sejarah,
terutama yang beragama Islam, karena pada saat inilah mereka harus ‘berhadap-hadapan’
dengan wakil paraFreemasonry yang ingin ‘menggenggam’Indonesia sebagaimana
organisasinya telah menguasai Amerika. Mengapa organisasi persaudaraan rahasia
Yahudi itu sangat menginginkan Indonesia? Jawabannya mudah.
Indonesia
merupakan negara yang kaya akan hasil bumi seperti rempah-rempah, minyak, emas,
perak, batu bara, dan sebagainya, dan merupakan negara yang amat luas dengan
jumlah penduduk yang sangat banyak. Untuk dapat menguasai dunia, Yahudi
membutuhkan sumber dana yang tak terbatas, maka strategi Adam Weishaupt
diberlakukan di sini, yakni penghapusan dan penguasaan seluruh lahan pribadi
dan kekayaan keturunan.
Dengan
menerapkan strategi penghapusan dan penguasaan kekayaan keturunan, maka dapat
dimengerti mengapa tak lama setelah Soeharto diangkat menjadi presiden untuk
menggantikan Soekarno pada 12 Maret 1967, dengan dalih kerjasama dalam bentuk
kontrak karya, pada tahun itu juga Soeharto dengan ikhlas ‘menyerahkan’ lahan
tambang di kawasan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, untuk dikelola
Amerika. Hingga kini Indonesia hanya menikmati secuil dari cadangan kekayaan
alam di sana, karena 81,28% saham di PT. Freeport Indonesia, perusahaan
pengelelola lahan tambang itu, dikuasai Freeport-McMoRan Copper & Gold
Inc., yang berkantor pusat di New Orleans. Gilanya lagi, 9,4% saham di PT.
Freeport Indonesia dimiliki PT. Indocopper Investama yang 100% sahamnya
dimiliki Freeport-McMoran Copper & Gold Inc., sementara saham
pemerintah Indonesia sebagai pemilik lahan hanya 9,32%!
Padahal,
cadangan tembaga di Tembagapura itu disebut-sebut sebagai ketiga terbesar di
dunia, sedang cadangan emasnya merupakan yang terbesar di dunia. Per tahun,
dari lahan ini PT. Freeport Indonesia mengeduk pemasukan sedikitnya US$ 2,3
miliar.
Selain
beroperasi di Indonesia, Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. juga
menggarap lahan tambang di Colorado, New Mexico, dan Arizona, ketiganya di
Amerika Utara. Juga beroperasi di Chili dan Peru (Amerika Selatan), serta Kongo
(Afrika).
Dengan
strategi penghapusan dan penguasaan seluruh lahan pribadi, sejak awal
kebangkitan Indonesia pascakemerdekaan, terutama selama era Orde
Baru,Freemasonry melalui para Mason-nya di Indonesia, mempropagandakan ide-ide
yang menyatakan bahwa produk luar negeri lebih bermutu dibanding produk dalam
negeri, dan orang akan merasa lebih bergengsi bila dapat mengonsumsi atau
mengoleksi barang-barang buatan luar negeri, sehingga apapun yang diproduksi
dari luar negeri, terutama Amerika Serikat, laris dibeli oleh orang Indonesia.
Maka tak heran jikapemerintah harus berjuang habis-habisan agar bangsa
Indonesia lebih mencintai produknya sendiri. Hingga kini, karena ide-ide itu
telah tertanam kuat di benak sebagian bangsa Indonesia, terutama di kalangan
atas, upaya pemerintah tidak sepenuhnya berhasil. Maka jangan heran jika produk
KFC, Mc Donald dan sebagainya, sangat laris, sementara produk sejenis (ayam
goreng atau fried chicken) yang dijual di restoran Indonesia dan warteg, hanya
menjadi konsumsi masyarakat kalangan bawah, serta sebagian kalangan menengah.
Jadi tanpa kita sadari, sejak awal Soekarno terguling pada 1967, Yahudi melalui
Freemasonry tak hanya menjadikan Indonesia sebagai ‘lumbung uang’ yang dapat
dikeruk setiap hari, tapi juga menjadikan negara ini sebagai pangsa pasar
produk-produk yang juga mereka hasilkan.
Di
dunia hiburan, mereka menjadikan Amerika sebagai yang terdepan, sehingga dibanding
film-film dan musik yang dijual negara lain, penduduk Indonesia lebih menyukai
film-film dan musik buatan Amerika, bahkan menjadikan negara itu sebagai
barometer. Jadi, sekali lagi, tanpa disadari kita sebenarnya telah dikepung
Yahudi dari berbagai arah agar mereka mendapatkan income sebesar-besarnya dari
Indonesia demi tujuan menguasai dunia.
Puncak
ketegangan para pejuang non Masonik dengan para Masonik pada awal-awal
kemerdekaan Indonesia, menurut Herry Nurdi dalam buku “Jejak Freemason
& Zionis di Indonesia” adalah hilangnya tujuh kata dalam Piagam Jakarta
atau The Jakarta Charter yang menjadi pembukaan UUD 1945. Ketujuh kata dimaksud
adalah “ …dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.
Mohamad Hatta
Piagam
Jakarta dirumuskan oleh tim sembilan yang terdiri dari Soekarno, Muhammad
Hatta, AA Maramis, Abikoesno, Tjokrosoejoso, Prof. Abdul Kahar Muzakir, Haji
Agus Salim, Achmad Soebardjo, Abdul Wachid Hasyim, dan Muhammad Yamin, dan
ditetapkan pada 22 Juni 1945. Ketujuh kata itu hilang pada 18 Agustus 1945 atau
sehari setelah teks Proklamasi dibacakan. Salah seorang yang berperan atas
hilangnya kata itu adalah Muhammad Hatta.
Dalam
buku berjudul “Sekitar Proklamasi 17 Ags 45” pada bab 5, Bung Hatta
menjelaskan; “pada sore hari saya menerima telepon dari Nisyijima, pembantu
Admiral Mayeda, yang menanyakan dapatkah saya menerima seorang opsir kaigun
(Angkatan Laut Jepang), karena ia mau mengemukakan suatu hal yang sangat
penting bagi Indonesia. Nisyijima sendiri yang menjadi juru bahasanya. Saya
persilahkan mereka datang. Opsir itu yang saya lupa namanya, datang sebagai
utusan Kaigun untuk memberitahukan dengan sungguh-sungguh, bahwa wakil-wakil
Protestan dan Katolik dalam daerah-daerah yang dikuasai oleh Angkatan Laut
Jepang berkeberatan sangat terhadap bagian kalimat dalam pembukaan UUD yang
berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya”. Mereka mengakui, bagian kalimat itu tidak mengikat mereka,
hanya mengenai rakyat yang beragama Islam. Tetapi tercantumnya ketetapan
seperti itu di dalam suatu dasar yang menjadi pokok UUD berarti mengadakan
diskriminasi terhadap golongan minoritas. Jika ‘diskriminasi’ itu ditetapkan
juga, mereka lebih suka berdiri di luar Republik Indonesia”.
Atas
hilangnya tujuh kata itu, Muhammad Roem mengatakan begini; “Hilangnya tujuh
perkataan itu dirasakan oleh umat Islam sebagai kerugian besar dan tak jarang
yang menyayangkannya. Tetapi, karena hilangnya tujuh kata itu dimaksudkan agar
golongan Protestan dan Katolik jangan memisahkan diri dari Republik Indonesia,
maka umat Islam merelakannya. Karena itu Menteri Agama Jenderal Alamsyah Ratu
Prawiranegara menamakan Pancasila adalah hadiah terbesar yang diberikan umat
Islam kepada RI”.
Namun
dalam pengantar buku “Piagam Jakarta 22 Jumi 1945” yang ditulis H. Endang
Saifuddin Anshari, Roem mempertanyakan begini ; “Apakah opsir Jepang tersebut
wakil dari Kaigun? Darimana Kigun mengambil wewenang untuk menjadi penyambung
lidah golongan Protestan dan Katolik? Apakah ada resolusi yang diambil oleh
golongan Protestan dan Katolik, bahwa mereka lebih baik di luar Republik Indonesia
kalau ketujuh kata itu ada dalam preambule UUD 1945? Bukankah dalam panitia
sembilan yang merumuskan dan menandatangani Piagam Jakarta 22 Juni 1945 itu
antara lain duduk Mr. AA Maramis yang dapat dipandang mewakili golongan
Kristen? Bukankah dalam pleno BPUPKI yang menerima bulat Piagam Jakarta tanggal
11 dan 16 Juli 1945 itu terdapat pula orang-orang Kristen lainnya, antara lain
Mr. Latuharhari, seorang pemimpin terkemuka?”
Jadi
jelas ada yang bermain di balik hilangnya ketujuh kata tersebut, dan diduga
kuat para Mason lah pemain tersebut, karena Yahudi tak menyukai agama, termasuk
Islam, dan Yahudi tak ingin Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim,
menjadi negara yang berlandaskan Islam. Mereka ingin Indonesia menjadi negara
sekuler, negara yang tidak membaurkan agama dengan pemerintahan. Apalagi karena
seperti telah diulas sebelumnya, Haji Agus Salim dan Achmad Soebardjo merupakan
anggota Perkumpulan Theosofi, sehingga dapat dianggap termasuk kaum Masonik.
Dalam
buku “Jejak Freemason & Zionis di Indonesia”, Herry Nurdi bahkan
menengarai kalau Muhammad Yamin pun seorang Masonik karena dia anggota senior
Jong Sumatrenan Bond atau Ikatan Pemuda Sumatera, organisasi yang didirikan di
kawasan Weltervreden yang sekarang bernama Gambir. Organisasi ini berdiri
karena difasilitasi Perhimpunan Theosofi atau Theosofische Vereniging. Bukti
bahwa organisasi ini terkait dengan Freemasonry dapat diendus dari monumen yang
dibangun organisasi ini di lapangan Segitiga Michiels, persis di depan Oranje
Hotel yang kini bernama Hotel Muara, pada 6 Juli 1919. Monumen yang rampung
pada 1920 itu berbentuk obelisk dengan paramida pada puncaknya, serta bola
dunia bertengger di atas puncak itu. Obelisk, piramida, dan bola dunia adalah
simbol-simbol agung Freemasonry. Herry menulis, dari organisasi inilah Muhammad
Yamin kemudian terjun ke percaturan politik Tanah Air, dan menjadi salah satu
dari tiga tokoh yang membuat lambang negara Indonesia, burung garuda. Dua tokoh
lainnya adalah Sultan Hamid II dan Ki Hajar Dewantara.
M.Yamin Ki Hadjar Dewantara Sultan Hamid II
Sultan
Hamid II dan Ki Hajar Dewantara, menurut Herry Nurdi, memiliki kaitan erat
dengan Vrijmetselarij atau Freemasonry, karena Ki Hajar Dewantara merupakan
salah seorang anggota senior sekaligus pendiri Boedi Oetomo yang ditunggangi
organisasi persaudaraan rahasia Yahudi tersebut. Sedang Sultan Hamid II yang
lahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie pada 12 Juli 1913 adalah
keturunan Abdul Rachman, Sultan Pontianak yang terdaftar dalam persaudaraan
Vrijmetselarij di Surabaya pada 1944.
Jenjang
pendidikan Sultan Hamid II adalah sekolah dasar Belanda, bahkan termasuk salah
seorang Indonesia yang disekolahkan di sekolah militer Belanda di Breda. Pada
masa kemerdekaan, Sultan Hamid II diangkat Soekarno menjadi Menteri Negara
Zonder Porto Folio. Ketika Soekarno membentuk Panitia Lencana Negara pada 10
Januari 1950, dia ditunjuk sebagai kordinatornya. Lambang negara hasil buatan
panitia ini, lambang garuda, diperkenalkan Soekarno kepada seluruh masyarakat
Indonesia pada 15 Februari 1950.
17:
Soekarno pun Terguling
Soekarno
Patut
untuk mencurigai, bahwa Indonesia sebenarnya mengalami nasib yang tak jauh
berbeda dengan Amerika Serikat (AS), yakni sudah dicengkeram dengan erat oleh
Yahudi melalui Freemasonry dan gerakan Zionis Yahudi Internasionalnya. Hanya
saja, jika AS dijadikan sebagai basis pergerakannya untuk menguasai dunia,
sehingga negara itu dijadikan yang terhebat, bahkan sangat berpengaruh,
Indonesia sebaliknya.
Karena
Indonesia hanya satu dari begitu banyak negara di dunia yang mungkin saja hanya
dijadikan sebagai lumbung untuk mendapatkanincome sebanyak-banyaknya, maka
seperti inilah yang kita alami sekarang; tidak maju-maju, bahkan terpuruk
akibat berbagai persoalan yang datang silih berganti, seperti tak ada habisnya,
namun tak mampu diselesaikan hingga tuntas oleh pemerintah.
Kasus
Freeport merupakan salah satu kasus yang memilukan, karena meski cadangan
tembaga yang terkandung di bumi Tembagapura merupakan ketiga terbesar di dunia,
dan cadangan emasnya merupakan yang terbesar di dunia, kita nyaris tidak
menikmatinya sama sekali, mengingat saham pemerintah hanya 9,32%!
Anda
yang belum tahu mungkin terkejut, karena the founding father kita, Soekarno,
ternyata juga seorang keturunan Yahudi. Mengutip dari Dr. Abdullah Tal, seorang
peneliti muslim yang menulis artikel berjudul “Al Af’al Yahudiyah Fi Ma’aqalil
Islami’ yang diterbitkan Al Maktab Al-Islamy, sebuah media terbitan Beirut,
Herry Nurdi dalam buku “Jejak Freemason dan Zionis di Indonesia” menyebut kalau
Soekarno adalahketurunan Yahudi dari suku Dunamah, salah satu suku Yahudi yang
bermukim di Turki. Karena itu, Abdullah Tal tak heran ketika Soekarno masih
menjadi presiden, dia menerimakomunis sebagai orientasi pembangunan negara
dengan doktrin Nasakom (Nasionalis, Agama, dan Komunis), dan tak heran pula
jika Soekarno memenjarakan sekian banyak kawan seperjuangannya yang berasal
dari kalangan Islam, seperti Muhammad Natsir, Dr. Sjahrir, Burhanuddin Harahap,
Mohammad Roem, dan lain sebagainya, serta membubarkan Masyumi.
Sayangnya,
Herry tidak mendapatkan sumber pasti tentang silsilah Soekarno, namun berhasil
mendapatkan data kalau ayahanda Soekarno merupakan seorang anggota Perkumpulan
Theosofi di Surabaya. Karena status ayahandanya inilah Soekarno dapat dengan
bebas memasuki perpustakaan Perhimpunan Theosofi di Surabaya, dan membaca
koleksi buku-buku di situ.
Tentang
hal ini, Soekarno pernah berkata ; “Kami mempunyai sebuah perpustakaan yang
besar di kota ini (Surabaya) yang diselenggarakan oleh perkumpulan Theosofi.
Bapakku seorang Theosof, karena itu aku boleh memasuki peti harta ini, dimana
tidak ada batasnya buat seorang yang miskin. Aku menyelam lama sekali di dalam
dunia kebatinan ini. Dan di sana aku bertemu dengan orang-orang besar. Buah
fikiran mereka menjadi buah fikiranku. Cita-cita mereka adalah pendirian
dasarku …”
Dasar
negara Indonesia, Pancasila, termasuk salah satu hasil pemikiran Soekarno yang
disampaikan dalam sidang BPUPKI. Ketika pertama kali disampaikan, kelima dasar
tersebut adalah kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atauperikemanusiaan,
mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, danketuhanan.
Ketika
menjabarkan tentang nasionalisme dan internasionalisme, Soekarno mengatakan
begini ; “Saya mengaku, pada waktu saya berumur 16 tahun, duduk di bangku
sekolah H.B.S di Surabaya, saya dipengaruhi seorang sosialis bernama A. Baars,
yang memberi pelajaran kepada saya. Katanya, jangan berfaham kebangsaan, tetapi
berfahamlah rasa kemanusiaan sedunia. Jangan mempunyai rasa kebangsaan sedikit
pun. Itu terjadi pada tahun 17. Tetapi pada tahun 18, alhamdulillah, ada orang
lain yang memperingati saya, ialah Dr. Sun Yat Sen! Di dalam tulisannya, “San Min
Chu I” atau “The Three People’s Principles”, saya mendapatkan pelajaran yang
membongkar kosmopolitanisme yang diajarkan A. Baars itu. Dalam hati saya sejak
itu tertanamlah rasa kebangsaan oleh pengaruh “The Three People’s Principles”.
Maka oleh karena itu, jikalau seluruh bangsa Tionghoa menganggap Dr. Sun Yat
Sen sebagai penganjurnya, yakinlah, bahwa Bung Karno juga seorang Indonesia
yang dengan perasaan hormat sehormat-hormatnya merasa berterima kasih kepada
Dr. Sun Yat Sen, sampai masuk liang kubur”.
A
Baars, menurut Herry Nurdi, berdasarkan penjelasan Soekarno sendiri, adalah
seorang penganjur Marxis dan termasuk orang yang kemudian menumbuhkan
benihkomunisme di Indonesia. Bahkan dia menjadi anggota Partai Komunis
Indonesiayang didirikan Semaun dan Darsono. Sedang Dr. Sun Yat Sen adalah tokoh
Revolusi Tiongkok dan pendiri Partai Kuomintang. Besar kemungkinan Sun Yat Sen
juga seorang Freemasonry Cina yang pada 1912 mendirikan Tiongkok Merdeka,
karena seperti yang mungkin juga telah Anda ketahui, bahwa teori komunisme,
marxisme, dansosialisme, dicetuskan oleh Karl Marx, seorang pemikir Yahudi pada
abad 18. Dengan komunisme lah, serta dukungan Freemasonry, Lenin berhasil
menggulingkan kaisar Rusia, Tsar Nicholas II, melalui revolusi pada Oktober
1917. Yahudi menciptakan komunis untuk menjauhkan manusia dari agama.
dr Sun Yat Sen
Semaun
Karl Marx
Seorang
ilmuwan lulusan Madina University, Abdullah Pattani, pernah secara khusus
menelaah lima dasar yang dicetuskan Soekarno, dan menuliskannya menjadi sebuah
artikel berjudul ‘Freemasonry di Asia Tenggara’ yang dipublikasikan oleh
Madinah Al-Munawarah. Dalam artikel tersebut dinyatakan, bahwa ada kemiripan
antara lima dasar tersebut dengan dasar-dasar yang digunakan Zionis sebagai
ladasan gerakannya, dan konsep Sun Yat Sen, karena dasar-dasar gerakan Yahudi
adalah internasionalisme, nasionalisme, sosialisme, monotheisme cultural, dan
demokrasi. Sedang konsep Sun Yat Sen adalah mintsu (nasionalisme), min chuan
(demokrasi), danmin sheng (sosialisme). Soekarno sendiri pernah memeras kelima
dasar yang dicetuskannya hingga menjadi tiga dasar yang dikenal dengan istilah
trisila, yakni sosio nasionalisme atau kebangsaan dan prikemanusiaan, sosio
demokrasi yang mencakup demokrasi dan kesejahteraan nasional, dan ketuhanan.
Bahkan trisila tersebut pernah diperas lagi hingga hanya menjadi satu sila,
yakni gotong royong.
“Jikalau
saya peras yang lima menjadi tiga, dan yang tiga menjadi satu, maka dapatlah
saya satu perkataan Indonesia yang tulen, yaitu perkataan gotong royong. Negara
yang kita dirikan haruslah negara gotong royong! Alangkah hebatnya! Negara
gotong royong!” ujar Soekarno.
Namun
apapun dan bagaimanapun sepak terjang Freemasonry di Indonesia, pada akhirnya
membuat Soekarno gerah dan pada.27 Februari 1961 presiden pertama RI itu
mengeluarkan peraturan yang dicatat dalam Lembaran Negara nomor 18 Tahun 1961
tentang pelarangan aktifitas tiga buah organisasi yang terkait dengan
organisasi persaudaraan rahasia Yahudi itu, yakni Vrijmentselaren-Loge (Loge
Agung Indonesia) atau Freemasonry Indonesia, Moral Rearmemant Movement, dan Ancien
Mystical Organization of Sucen Cruiser (Amorc). Soekarno maupun Sekretariat
Negara tidak menjelaskan secara detil apa dasar pelarangan tersebut, selain
penjelasan bahwa ketiga organisasi itu dilarang karena merupakan organisasi
yang memiliki dasar dan sumber dari luar Indonesia yang tidak sesuai dengan
kepribadian nasional. Peraturan ini dikuatkan oleh Keppres Nomor 264 Tahun 1962
tentang Pembubaran dan Pelarangan Vrijmetselarij atau Freemasonry.
Lima
tahun setelah Keppres ini keluar, atau pada 1967, Soekarno terguling dari
jabatan sebagai presiden, dan digantikan oleh Soeharto. Pada 2000, atau 33
tahun setelah Soekarno turun tahta, Presiden Abdurrahman “Gus Dur” Wahid
mencabut Keppres nomor 264/1962 dan menggantinya dengan Keppres nomor 69
Tahun 2000 tanggal 23 Mei 2000. Sejak itu ketiga organisasi yang dilarang pada
zaman Soekarno, kembali aktif di Indonesia. Begitupula dengan
organisasi-organisasi Yahudi yang lain, seperti Liga Demokrasi, Rotary, Divine
Life Society, dan Organisasi Baha’i, karena menjadi resmi dan sah untuk kembali
eksis di Indonesia. Tak heran jika pernah berhembus isu kalau Gus Dur termasuk
salah satu kaki tangan Zionis di Indonesia. Apalagi karena dia juga diketahui
dekat dengan Israel.
18:
Simbol-simbol Suci
Simbol
atau lambang merupakan tanda pengenal bagi sebuah organisasi. Bahkan karena
simbol atau lambang, orang dengan cepat mengetahui dan mengenali organisasi
tersebut. Sebagai sebuah organisasi,Freemasonry juga memiliki simbol. Uniknya,
karena organisasi ini bersifat tertutup dan rahasia, organisasi persudaraan
kuno bangsa Yahudi ini memiliki simbol lebih dari satu.Lambang jangkar dengan
penggaris sikuyang diposisikan sedemikian rupa seperti image utama artikel
bersambung ini, hanya satu di antaranya.
Keunikan
Freemasonry yang lain adalah, organisasi ini memiliki kode-kode agar
antarsesama anggota dapat saling mengenali, namun orang di luar organisasi ini
takkan tahu. Mereka bahkan memiliki tata cara pergaulan yang khas yang tidak
dimiliki organisasi lain yang non Yahudi.
Berikut
simbol-simbol Freemasonry tersebut yang datanya dicuplik dari buku ‘Knight
Templar, Knight of Christ” karya Rizki Ridyaswara.
All Seeing Eye
Lambang
ini pasti telah sangat akrab dengan Anda karena dapat ditemukan pada uang
kertas pecahan satu dolar Amerika, dan telah sering pula dibahas para pecinta
teori Konspirasi. Simbol ini berupa piramida dengan puncak terpisah dari
badannya, dan pada puncak tersebut terdapat sebuah mata yang digambarkan tengah
melihat ke segala arah. Bila Anda pernah berkunjung ke lodge-lodge paraMason
dimana pun di seluruh dunia ini, dan juga ke sinagog yang merupakan kuil tempat
kaum Yahudi beribadah, simbol ini juga dapat ditemukan.
Piramid
pada simbol ini merupakanrepresentasi dari Piramid Cheops, kuburan Fir'aun yang
terbesar. Mengapa merepresentasikan hal ini? Jawabannya adalah, ajaran Kabbalah
yang dianut Yahudi, termasuk pada Mason, merupakan ajaran yang juga dianut para
penyihir raja yang ditenggelamkan Allah di Laut Merah tersebut. Sedang mata
pada puncak piramid merepresetasikan Mata Dewa Horus (Dewa Matahari), salah
satu dewa yang disembah kaum Yahudi selain Lucifer, raja iblis yang dianggap
Tuhan oleh mereka.
Bukti
bahwa Yahudi menganggap Lucifer sebagai Tuhan, bisa dikaji dari tulisan Albert
Pike, grand master Illuminati pengganti Adam Weishaupt, dalam tulisan berjudul
‘Moral dan Dogma’. Pada halaman 321 dan 567 tulisan tersebut terdapat kalimat
yang menyatakan bahwa Lucifer adalah Sang Cahaya Pembimbing dan Malaikat
Cahaya. Bahkan dalam tulisannya yang berjudul ‘The Lost Keys to Freemasonry’
yang terbit pada 1979, pada halaman 48 Manly P. Hall, seorang Mason, berkata, bahwa
para Mason juga mempelajari berbagai keterampilan tangan dan meyakini, bahwa
hal tersebut sepenuhnya dibimbing oleh tangan Lucifer.
Star of David
Freemasonry
meletakkan Mata Horus di puncak piramida sebagai penegasan bahwa ‘Mata Tuhan’
melihat dan mengawasi aktifitas mereka dan para ghoyim (non Yahudi), serta
konsisten untuk mencapai tujuan menguasai dunia. Simbol ini diputuskan untuk
diterakan pada uang satu dolar Amerika dan menjadi salah satu lambang negara
itu, pada 1776 dalam sebuah pertemuan rahasia yang diselenggarakan para anggota
Kongres Konstitusi Amerika yang di antaranya merupakan seorang Mason dan tokoh
Illuminati.
Ini
lambing yang amat popular karena lambang khas kaum Yahudi, namun juga digunakan
oleh para Mason. Bila Anda pernah mengosumsi minuman suplemen M150 atau permen
bermerek Goliath, Anda akan menemukan lambang berbentuk segi enam atau
heksagram ini. Lencana para sheriff di Amerika pun menggunakan lambang ini.
Bintang
David bersumber dari segitiga sama sisi yang diletakkan terbalik dan tumpang
tindih. Lambang ini merupakan lambang yang digunakan oleh Nabi Sulaiman (King
Salomon) semasa masih berkuasa, sehingga dapat dikatakan, bahwa lambang ini
merupakan cap seorang nabi dan merupakan simbol suci. Namun setelah diadopsi
Yahudi maknanya menjadi berbeda, karena menjadi lambangpaganisme (penyembah
berhala) bangsa Mesir Kuno. Di tangan Freemasonry, maknanya pun berbeda lagi.
Dalam artikel berjudul ‘Alegori dan Simbol-simbol di Dalam Ritual Kita’, Mimar
Sinan menulis begini;
“Sebuah
segituga sama sisi dengan tiga ujung yang sama jaraknya satu sama lain,
menunjukkan bahwa nilai-nilai sama. Simbol yang diadopsi oleh kaum Mason ini
dikenal sebagai Bintang David. Simbol ini merupakan sebuah segi enam yang
terbentuk dari peletakkan sebuah segitiga sama sisi terbalik di atas segitiga
sama sisi lain.
Sebenarnya,
asal usul symbol ini adalah dari Mesir Kuno. Emblem ini pertama kali diciptakan
oleh para Templar yang mulai digunakan sebagai simbolisme pada dekorasi dinding
di gereja-gereja mereka (Gereja Yohanes Pembaptis atau Gereja Magdalena, atau
mungkin juga Gereja Yesus sebagai kamuflase). Ini karena mereka lah yang
pertama menemukannya di Yerusalem, beberapa fajta penting tentang agama
Kristen. Setelah para Templar disingkirkan, symbol ini mulai digunakan di
sinagog-sinagog. Namun di dalam Masonry, pengertian symbol ini bersifat
universal sebagaimana pada masa Mesir Kuno. Jika Anda hapus dasar dari kedua
segitiga sama sisi, Anda akan menemukan symbol aneh yang sangat Anda kenal,
yakni symbol Freemasonry: dua jangka berhimpitan bertolak belakang”.
Pilar Kembar
Simbol
ini dapat ditemukan di pintu masuk kuil-kuil atau gedung Masonik. Juga dalam
buku-buku, majalah, dan lain-lain yang diterbitkan para Mason. Biasanya di atas
Pilar Kembar ini dipahatkan atau diterakan kata “Jachin” dan “Boaz” yang
berartiestablish (mendirikan/menetapkan) dan strenght(kekuatan). Simbol ini
merupakan tiruan dari dua tiang yang ada di pintu masuk Haikal Sulaiman (Kuil
Salomon). Namun demikian, penggunaan simbol ini bukanlah wujud penghargaan para
Mason terhadap Nabi yang mampu berbicara kepada binatang dan memerintah jin
tersebut, melainkan sebagai penghormatan bagi para dewa yang mereka sembah.
Mengenai
hal ini, dalam tulisannya yang berjudul ‘Alegori dan Simbol-simbol dalam Ritual
Kita’, Mimar Sinan juga menulis begini; “Di Mesir, Horus dan Set merupakan
arsitek kembar dan dianggap penopang langit. Bahkan begitu juga Bacchus di
Thebes. Kedua tiang di dalam lodge kita berasal usul dari Mesir Kuno. Salah
satu tiang ini berada di selatan Mesir, di kota Thebes; yang lainnya berada di
utara Heliopolis. Di pintu masuk kuil Amenta yang dipersembahkan untuk Ptah,
dewa kepala Mesir, disebutkan dua tiang, dinamai kecerdasan dan kekuatan, yang
didirikan di depan gerbang masuk keabadian”.
Tulisan
ini menguatkan, bahwa penggunaan Pilar Kembar oleh Freemasonry adalah untuk
menghormati para dewa yang mereka sembah.
Obelisk
Obelisk
Simbol
ini diambil dari salah satu gaya arsitektur Mesir Kuno. Aslinya berbentuk
menara tinggi dengan posisi tegak lurus menjulang ke langit dan dihiasi sebuah
piramid pada puncaknya. Oleh para Mason, puncak menara ini dikreasikan
sedemikian rupa sehingga berbentuk kerucut dan tidak secara tegas membentuk
piramid.
Obelisk
antara lain dapat ditemukan di New York, London, Paris, dan Jakarta yang kita
kenal dengan nama Monas. Simbol ini umumnya dibangun menghadap gedung atau
pusat kekuasaan sebagai cerminan dari ‘kejantanan’ dan ‘kekuatan’, seperti
halnya Monas yang menghadap ke Istana Negara. Obelisk juga berdiri kokoh di
tengah-tengah lapangan Katedral Saint Peter, pusat tahta suci Vatikan.
Obelisk
merupakan simbol paganisme, karena simbol ini dianggap sebagai lambang kesucian
Dewa Matahari, ritus penyembahan, kekuatan, dan lambang keperkasaan
(maskulinitas).
Circle With Dot
Lambang
berupa lingkaran dengan titik di tengahnya ini merupakan bagian dari
kepercayaan satanisme(okultisme) yang terkait dengan organ kewanitaan, dan
merupakan ‘pasangan’ Obelisk yang melambangkan maskulinitas. Dalam tulisan
berjudul ‘Point Within Circle’ yang diterbitkan Masonic Short Talk Bulletin
edisi Agustus 1931 disebutkan, simbol ini merupakan ritus suci dimana hubungan
seksual menjadi salah satu menunya.
Selain
itu, dalam Short Talk Bulletin edisi Februari 1936, seorang Mason derajat 33
bernama Albert Mackey menyebutkan, bahwa lambang ini merupakan bagian dari
kepercayaan kepada Lucifer. “Sebuah titik yang berada di tengah lingkaran
merupakan lambang yang sangat penting dan suci bagi Freemasonry … Bagi yang
mengerti dan meyakininya, symbol ini sungguh-sungguh indah dan menakjubkan,
karena menggambarkan suatu bentuk upacara penyembahan terhadap Dewa Matahari.
Lambang ini sendiri disebut sebagai Phallus (organ kelamin laki-laki).
---
Wahai
saudara-saudaraku, sadar dan waspadalah ....
"Adapun
orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang
lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah
diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan
kerusakan yang besar." (QS al-Anfal 8:73)
http://www.akhirzaman.info/secret-societies/101-the-builders/2179-mewaspadai-bahaya-freemasonry.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar