Selasa, 12 Juli 2016

Proses Melahirkan Bayi Dengan Posisi Sungsang Dirumah

Nicotine War: Perang Nikotin dan Para Pedagang Obat

Ketika para penggiat anti tembakau masih sibuk mengkampanyekan bahaya-bahaya tembakau dan ngotot menekan pemerintah untuk membuat regulasi pengontrolan yang ketat atas tembakau, korporasi-korporasi internasional yang mendapat keuntungan bisnis dari agenda ini sibuk menghitung peluang-peluang meraup keuntungan dari bisnis nikotin ini.

Nicotine War adalah hasil riset dan kajian Wanda Hamilton(*) yang menyajikan fakta-fakta (bukan fiksi atau prediksi) bahwa di balik agenda global pengontrolan atas tembakau terdapat kepentingan besar bisnis perdagangan obat-obat yang dikenal sebagai Nicotine Replacement Therapy (NRT).

Sangat kuat kesan dan indikasi bahwa kepentingan kesehatan publik (public health) melalui kampanye bahaya tembakau hanyalah bungkusan (packaging) dari motif kepentingan bisnis perdagangan produk-produk NRT ini. 

Tanpa bermaksud mengabaikan masalah kesehatan, kampanye internasional hidup sehat dan anti rokok yang akhir-akhir ini gencar disuarakan kalangan kesehatan dipertanyakan karena menurutnya terlalu berlebihan. 

Mengapa tak lebih dipandang lebih mendesak kampanye nikmatnya kaya dan AS jadi contoh agar kita diberi kesempatan kaya?” 

Jangan dirampok hutan kita, jangan dirampok tambang kita agar kita tidak miskin. 
Belum ada program yang lebih absurd daripada pemerkosaan agama agar tokoh-tokohnya mengharamkan rokok tapi tak mengharamkan strategi dagang tetap VOC minded. 
Penjajahan macam ini dari dulu lebih haram dibandingkan dengan rokok. 

Rokok sudah menjadi bagian hidup bangsa kita sejak Indonesia belum modern. 
Bagian hidup, bukan sekadar gaya hidup. 
Rokok menjadi semacam tali peneguh silahturami dan solidaritas sosial sehingga dengan begitu rokok menjadi bagian penting dalam ritus kolektif budaya masyarakat kita. 
Mengharamkan rokok, karenanya, sungguh sebuah keputusan absurd yang dasar-dasar komunalitasnya rapuh dan dalam praktiknya hanya akan menjadi kemustahilan belaka.” Mohamad Sobary, budayawan. 


 (*) Wanda Hamilton, seorang peneliti independen dan pengajar di tiga universitas terkemuka di Amerika. Selama sembilan tahun terakhir Wanda menjadi seorang periset independen dan menulis isu-isu ilmu pengetahuan dan kebijakan publik yang berhubungan dengan merokok dan hak-hak para perokok. "

Wanda juga tampil sebagai seorang komentator pro-smokers choice di radio and televisi lokal, nasional, dan internasional. 

Wanda Hamilton adalah anggota senior Forces International, Liberty News Network. Beberapa kutipan segmen di buku ini seperti; Nicotine War di Indonesia, Emas di Dalam Nikotin dan masih banyak fakta terpaparkan dengan gambalang di buku ini. 

Wanda Hamilton mengungkap dengan gamblang dan sangat rinci tentang motif-motif yang mendasari larangan dan pembatasan produk tembakau ini. Oleh INSIST Press dan Spasimedia, temuan Wanda Hamilton ini diterbitkan dalam bentuk buku. Melalui buku Nicotine War: Perang Nikotin dan Para Pedagang Obat ini, INSISTPress dan Spasimedia ingin menyajikan informasi kritis dibalik kampanye anti rokok yang saat ini marak digelar di negeri ini. INSIS Press dan Spasimedia berharap, buku ini berguna bagi masyarakat untuk bisa melihat secara jernih pesan utama di balik perdebatan dan pro / kontra tentang rokok dan produk tembakau.