Rabu, 30 November 2011

Hak-Hak Anak Yatim



Ka'ab bin Malik RA berkata, "Masalah pertama yang menyebabkan Abu Lubabah tercela adalah karena dia dan anak yatim berselisih tentang dahan banyak tangkai (yang disenanginya)." Keduanya mengadu kepada Rasulullah SAW dan beliau memenangkan Abu Lubabah. Anak yatim tersebut menangis. Lalu Rasul bersabda, "Wahai Abu Lubabah, berikanlah dahan itu untuknya." Abu Lubabah keberatan. Rasulullah SAW mengulangi permintaan beliau, "Berikanlah dahan itu kepadanya dan kamu akan mendapatkan surga."

Tapi, Abu Lubabah tetap menolak. Tidak lama kemudian datanglah Abu Dahdah menghampiri Abu Lubabah seraya berkata, "Juallah dahan itu dengan dua kotak kebunku." Abu Lubabah menerimanya.

Lalu, Abu Dahdah membawa dahan itu kepada Rasulullah SAW. Ia berkata, "Wahai Rasul, jika aku berikan dahan ini kepada anak yatim itu, apakah aku akan mendapatkan semisal dahan ini di surga." Nabi SAW mengiyakannya. Maka, dahan itu diberikan kepada anak yatim itu, dan Rasul bersabda, "Betapa banyak dahan wangi yang dimiliki Abu Dahdah di surga kelak." ( HR Ahmad, Thabrani, dan Ibnu Hibban).

Hadis ini menggambarkan betapa besarnya perhatian Rasulullah terhadap anak yatim. Kalau kita telusuri ajaran Islam, kita dapatkan aneka cara dalam memperlakukan hak anak yatim.
Pertama, berbuat baik kepada anak yatim merupakan akhlak Islam yang agung bahkan dijadikan sebagai amalan paling utama dan paling suci. (QS al-Baqarah [2]: 177). Sebelum Islam datang, anak yatim tak mendapatkan perhatian apalagi santunan yang layak. Lalu, Islam memuliakannya dan melarang untuk mengeksploitasinya. (QS al-An'am: 152-153, al-Isra: 34).

Memakan harta anak yatim merupakan salah satu dosa besar dan penyebab masuk neraka. Rasul SAW bersabda, "Jauhilah tujuh dosa besar, yakni menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan kecuali dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, dan menuduh zina wanita mukmin yang lalai." (HR Bukhari dan Muslim).

Kedua, Alquran melarang penghinaan dan menyakiti anak yatim. (QS al-Fajr: 15-23, adh-Dhuha; 9, al-Ma'un: 1-3). Dan ketiga, Alquran memerintahkan supaya kita memuliakan anak yatim dan balasannya adalah surga. (QS al-Insan: 8-22).

Keempat, Nabi telah menegaskan bahwa anak yatim dan wanita lemah adalah golongan yang harus diperhatikan dan dipelihara. Abu Syureih al-Khuza'i meriwayatkan bahwa ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Ya Allah, aku merasa berat dengan hak dua kelompok lemah ini, yaitu hak anak yatim dan hak perempuan." ( HR an-Nasai).

Kelima, Islam menegaskan bahwa penyantun dan penjamin anak yatim akan menjadi teman dekat Rasulullah di surga. "Aku dan penjamin anak yatim berada dalam surga seperti telunjuk dan jari tengah. Rasul mengisyaratkan dengan dua jari tengah dan menjarangkan jari-jari lainnya. ( HR Bukhari dan Ahmad).

Keenam, rumah terbaik adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim yang dimuliakan, dan sejelek-jelek rumah adalah rumah yang ada anak yatim, namun dihinakan. Dari sini, kita wajib menyantuni anak yatim dan memperhatikan hak-hak mereka bukan saja aspek material tapi juga aspek pendidikan, ekonomi, sosial, dan spiritual.

Oleh Prof Dr KH Achmad Satori Ismail
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/11/30/lvghe8-hakhak-anak-yatim

Tacoma Bridge



http://www.youtube.com/watch?v=3mclp9QmCGs&feature=youtube_gdata_player

Pada tgl. 1 Juli 1940, jembatan Tacoma ( the Tacoma Narrows Bridge ) dengan resmi dibuka untuk lalu lintas. Sebuah bangunan yang indah dan menelan biaya sebesar $ 6,4 juta. Sebegitu jauh, jembatan tersebut merupakan jembatan yang paling langsing dan luwes dibandingkan dengan jembatan – jembatan yang modern lainnya.

Dengan gelegar utama sepanjang 2800 feet, tingginya hanya 8 feet dan jarak antara kabel dan kabel adalah 39 feet. Semuanya ini menghasilkan suatu karya yang indah dan manis dengan lantai kendaraannya yang merentang seolah – olah seutas pita saja. Menaranya yang tinggi dan gelegar tepinya yang panjang menambah keluwesan design.

Proporsi – proporsi yang langsing itu, ditambah dengan bentuk irisan normalnya telah menyebabkan jembatan ini menjadi bahan ramalan mengenai nasibnya. Sejak permulaan, konstruksi sudah menunjukkan tanda – tanda ketidakstabilan, bahkan ketika para pekerja memasang jalan rayanya, gelegarnya begitu bergoyang, hingga para pekerja menjadi mabuk laut.

Pada tgl. 7 November 1940, kira – kira pkl. 07.00 pagi, gelegar utamanya mengalami suatu getaran diarah vertikal yang berlangsung selama 3 jam. Ketika itu angin bertiup dengan kecepatan 35 sampai 42 miles per jam. Cemas melihat tingkah laku gelegar jembatan, maka yang berwajib menutup jembatan untuk lalu lintas.

Pada pkl. 10.00 ketika truk terakhir telah meninggalkan jembatan, rasa – rasanya ada sesuatu yang putus dan tiba – tiba sifat gerakan jembatan berubah. Gerakan turun naik yang teratur berubah menjadi gerakan puntiran / torsi dengan dua gelombang. Gelagar utama bergelombang dalam dua bagian titik simpulnya di tengah – tengah.

Pada suatu ketika satu tepi jalannya terangkat setinggi 28 feet. Kemudian di waktu berikutnya, tepi itu berada 28 feet di bawah posisi statisnya. Gerakan puntiran mengakibatkan perputaran sudut kira – kira 450 dan silih berganti. Gelegar bergoyang dengan gelombang yang hebat, hingga rasa – rasanya sukar dipercaya bahwa gelegar dibuat dari baja dan bukan dari karet. Selama kira – kira setengah jam lebih jembatan bertahan dengan tabah, tetapi akhirnya menyerah juga.

Pada pkl. 10.30 terjadilah patahan pertama. Sebuah panel lantai di dekat tengah – tengah gelegar terlepas dan jatuh ke dalam air yang berada 208 feet dibawahnya, untuk satu saat, gerakan menjadi berkurang tetapi segera menghebat kembali.

Pada pkl. 11.00 patahan yang sesungguhnya terjadi. Sepanjang 600 feet dari gelagar utama di dekat titik perempatan sebelah barat terlepas dari gantungannya dan runtuh ke dalam air. Dengan runtuhnya bagian ini, diharapkan bahwa gerakan akan menjadi tenang. Tetapi tidak, tarian maut berjalan terus, bahkn sekarang gelegar tepinya turut mengambil bagian.

Akhirnya pada pkl. 11.10, hampir semua sisa – sisa dari gelegar utama terlepas pula dan runtuh. Akibat kehilangan berat imbangan dari gelegar utama, kabel digelegar utama terangkat ke atas, gelegar tepi yang panjangnya 1100 feet tiba – tiba melendut kira – kira 60 feet dan membentur tembok penahan tepi hingga terpental kembali untuk kemudian jatuh lagi kira – kira 30 feet. Menaranya menjadi miring ke arah luar dan semua gerakan – gerakan jembatan berhenti dengan cepat. Perjuangan sekarat dari sebuah jembatan besar telah berakhir dan unsur kekuatan alam tampil sebagai pemenang.

Sebab dari bencana segera dapat diketahui dan itu merupakan kombinasi dari dua faktor, yaitu keluwesan yang luar biasa dari gelegar dan yang lain adalah bentuk yang ganjil dari irisan normalnya. Keluwesan di arah sisi (lateral) bukan merupakan faktor dari keruntuhan. Yang ternyata kritis adalah kelangsingan di arah vertikal dari gelegar. Tinggi gelegar hanya dibuat 8 feet dengan bentang sebesar 2800 feet atau hanya 1/315 – nya bentang !

Runtuhnya jembatan Tacoma merupakan kegagalan yang paling spektakuler dalam sejarah jembatan, tetapi sekaligus telah merupakan sumbangan yang berharga bagi pemecahan persoalan getaran pada jembatan gantung dan karenanya telah menimbulkan pengertian akan suatu gejala yang disebut ketidakstabilan aerodynamica.

Runtuhnya jembatan Tacoma akibat unsur alam tersebut bukanlah kejadian yang pertama – tamanya. Juga sebelumnya sudah terjadi peristiwa – peristiwa itu, tetapi ketika itu persoalannya dilenyapkan oleh bunyi laporan yang menyebutkan bahwa runtuhnya jembatan disebabkan oleh angin yang luar biasa besarnya.

Dewasa ini jembatan Tacoma yang baru telah berdiri kembali dengan mempertahankan panjang bentang gelegar utamanya sebesar 2800 feet. Gelegar utamanya dibuat dari konstruksi rangka dan tingginya ada 33 feet, sedangkan jarak kabel dibuat 60 feet. Jembatan baru ini 15 % lebih berat dari yang pertama dan aman terhadap efek dynamis tekanan angin. Kembali para insinyur, berkat ketekunannya, berhasil menundukkan unsur alam yang merusak itu.

Selasa, 29 November 2011

Runtuhnya Jembatan Kutai-Kartanegara, Tenggarong


Sabtu, 26 November 2011 sekitar pukul 16:15 WITA, Jembatan Kota Tenggarong yang melintasi Sungai Mahakam runtuh.


:Structural analysis (Dari Wikipedia)

The main forces in a suspension bridge of any type are tension in the cables and compression in the pillars. Since almost all the force on the pillars is vertically downwards and they are also stabilized by the main cables, the pillars can be made quite slender, as on the Severn Bridge, on the Wales-England border.
In a suspended deck bridge, cables suspended via towers hold up the road deck. The weight is transferred by the cables to the towers, which in turn transfer the weight to the ground.
Assuming a negligible weight as compared to the weight of the deck and vehicles being supported, the main cables of a suspension bridge will form a parabola (very similar to a catenary, the form the unloaded cables take before the deck is added). One can see the shape from the constant increase of the gradient of the cable with linear (deck) distance, this increase in gradient at each connection with the deck providing a net upward support force. Combined with the relatively simple constraints placed upon the actual deck, this makes the suspension bridge much simpler to design and analyze than a cable-stayed bridge, where the deck is in compression.



Bagi teman-teman yang tidak terbiasa dengan jembatan gantung suspensi, saya ambilkan denah bagian-bagian penting dari jembatan jenis ini; saya ambilkan dari Pustaka [3], The Visual Dictionary

Kalau melihat fakta dan analisis struktur yang terjadi pada jembatan jenis ini, maka analisis awal saya, pada saat pengenduran dan pengencangan baut, pada salah satu atau beberapa kabel penggantung vertikalnya terjadi beban yang tidak simetris lagi, sehingga salah satu atau beberapa kabel penggantung vertikal dek jembatan baja menerima beban berlebihan, melebihi tegangan tarik ijinnya. Begitu salah satu atau beberapa kabel penggantung vertikalnya mengalami kegagalan, maka terjadi beban transient tidak simetris pada seluruh penggantung vertikalnya, sehingga runtuh seperti domino principle:-)

Perlu dipahami bahwa struktur kabel penggantung vertikal terdiri atas
(1) kabel baja penggantung (hanger, suspender),
(2) konstruksi sambungan pada kabel penggantung utama dan
(3) konstruksi sambungan pada dek jembatan. Jadi keruntuhan konstruksi penggantung vertikal dapat meliputi semua, dua atau salah satu dari ke tiga komponen di atas.

Hint:
Dalam perencanaan bangunan ketekniksipilan selalu digunakan angka keamanan. Di lapangan hal ini perlu diselidiki secara cermat, mengapa keruntuhan terjadi pada seluruh kabel penggantung vertikal.

1. Pada tampak bahwa fondasinya masih berdiri tegak walaupun dek jembatannya sudah runtuh sama sekali, sehingga dalam hal ini fondasi bukan penyebab runtuhnya jembatan tersebut, walaupun konon sudah sering kena tongkang pembawa batu bara.

2. Dari data lapangan tampaknya keruntuhan konstruksi penggantung vertikal terjadi pada komponen ke 2 yaitu konstruksi sambungan pada kabel penggantung utama. Penelitian penyebab gagalnya komponen ke 2 ini perlu diteliti, termasuk uji coba.

3. Sebelum pemeliharaan jembatan gantung suspensi dilaksanakan, seharusnya dilakukan simulasi model matematika "what if analysis" pada setiap skenario pemeliharaan yang akan dilaksanakan di lapangan.

4. Seingat saya sewaktu saya duduk sebagai mahasiswa S1 di JTSL FT UGM, bentuk parabola tersebut terjadi karena beban terbagi merata pada setiap kabel penggantung vertikalnya.

Saran

1. Dicermati SOP (Standard Operation Procedure) pemeliharan jembatan yang digunakan, terutama yang terkait dengan karakteristik jembatan gantung suspensi dengan dek jembatan rangka baja.
2. Diteliti bagian mana yang runtuh dari ke 3 komponen struktur kabel penggantung yang telah dijelaskan di atas.
3. Diteliti baut di lokasi mana yang menurut kabar dikendorkan.


Kasus Serupa

* Silver Bridge: http://en.wikipedia.org/wiki/Silver_Bridge
* West Virginia Historical Society Quartely: The Collapse of the Silver Bridge, http://www.wvculture.org/history/wvhs1504.html

Pustaka:


1. http://www.facebook.com/media/set/?set=a.2278835372440.2109163.1295435164
2. Struktur sambungan atas: http://farm8.staticflickr.com/7021/6409718165_62a0fcaae3.jpg
3. http://en.wikipedia.org/wiki/Suspension_bridge
4. The Visual Dictionary: http://www.infovisual.info/05/028_en.html
5. http://www.tempo.co/read/news/2011/11/27/179368609/Jembatan-Tenggarong-Pernah-Ditabrak-Ponton-Enam-Kali
6. http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=225042:jembatan-tenggarong-runtuh&catid=77:fokusutama&Itemid=131
7. Pemeliharaan jembatan kabel suspensi: http://iabse-bd.org/old/102.pdf
8. Persamaan matematika jembatan kabel suspensi: http://www.math.hmc.edu/~dyong/papers/strings.pdfMirip
9. Penjelasan populer jembatan kabel suspensi: http://static.howstuffworks.com/pdf/ups-suspension-bridge.pdf
10. http://en.wikipedia.org/wiki/Mackinac_Bridge


Data Teknis

Sesuai Buku "Konstruksi Indonesia" Terbitan (Depkimpraswil) Kementerian PU, Tahun 2003

Nama Lain: Jembatan Kertanegara - 1

Tipe Bangunan Atas: Jembatan Gantung Rangka Baja.
Panjang Bentang Total: 710 M
Panjang Bentang Utama: 470 M
Fabrikasi Rangka Baja: PT. Bukaka Teknik Utama
Kabel Penggantung: dari Canada (tidak disebutkan nama produsen/fabrikan).
Perlindungan Keawetan Kabel: Zinc Galvanized Coated.
Bangunan bawah: Pondasi Tiang Pancang Baja.
Tinggi Bebas/Vertical Clearence: 45 M.
Ruang Bebas Horizontal: 270 M
Tinggi Tower: 37 M
Berat Tower: 292 Ton.
Metode Konstruksi: Heavy Lifting
Disain: Direktorat Jenderal Bina Marga
Kontraktor: PT Hutama Karya (Persero)
Pengawas: PT. Perentjana Djaja
Lama Konstruksi: 5 Tahun
Peresmian: 22 September 2001

KEUNIKAN: Dilengkapi dengan alat Early Warning System (EWS), untuk memonitor setiap gerakan yang terjadi, yaitu: getaran, lendutan, pergeseran, dan gerakan-gerakan lainnya.

-----

From: civeng@yahoogroups.com [mailto:civeng@yahoogroups.com]
Sent: 28 Nopember 2011 16:19
Subject: [CEE] Data Jembatan Mahakam II

http://www.facebook.com/notes/djoko-luknanto/runtuhnya-jembatan-tenggarong/328520883829388


*******************

Catatan : tulisan dibawah ini, dibuat oleh TriHaryo Soesilo (Hengki), Komisaris PT. Pertamina ( sebelumnya menjabat sebagai Diretur Utama PT. Rekayasa Engineering (persero))

Dari sisi ke-ekonomian, memang untuk bentang sepanjang 270 meter, jenis jembatan tipe cable stayed-lah yang paling optimum untuk dibangun (lihat chart dikiri).

Tipe rancangan ini juga-lah yang diterapkan oleh para perancang dan pembangun Jembatan Kutai Kartanegara (Kukar). Diagram di kanan adalah rincian jembatan Kutai Kartanegara yang ditulis dalam makalah ilmiah, yang dibawakan oleh Ir. Herry Vaza, MEngSc, Kepala Bidang Rencana dan Evaluasi, Bapekin, Departemen Kimpraswil dan Ir. Idwan Suhendra, Kepala Proyek Pembangunan Jembatan, PT Hutama Karya.

Makalah mereka dengan judul ”Inovasi Teknik Konstruksi Dalam Optimalisasi Pembangunan Jembatan Mahakam-2”, telah dibawakan pada Konferensi Regional Teknik Jalan ke-6 di Denpasar 18-19 Juli 2002. Makalah lengkapnya dapat di-unduh di internet. Dalam paper ilmiah tersebut, Herry dan Idwan memaparkan tentang kiat-kiat inovasi serta cara konstruksi jembatan Kukar, khususnya tahapan-tahapan pengangkatan rangka jembatan dengan menggunakan spider beam (lihat gambar dikiri). Terlihat ada unsur kehati-hatian dan presisi dalam metoda yang diterapkan.

Dalam tulisan itu juga diceritakan bagaimana secara rinci pengangkatan dan pengikatan terhadap stayed cable, dilakukan secara hati-hati, seperti pengikatan sambil melakukan pengukuran defleksi (lihat gambar dikanan). Kehati-hatian ini sangat penting, karena musuh utama jembatan tipe ini adalah dorongan kekuatan angin. Bila tidak dihitung dan dilakukan dengan teliti dan hati-hati, bisa-bisa terjadi fenomena yang dikenal dengan nama flutter, yaitu kondisi ke-tidak-stabilan dinamis akibat tiupan angin.

Kita masih menunggu hasil investigasi yang lengkap, dan sedang dilakukan oleh Pemerintah. Saat ini memang banyak berita simpang siur yang diulas di media seperti, fondasi ditabrak kapal batu bara. Lalu ada juga berita bahwa sedang ada pekerjaaan perbaikan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan pada jembatan tersebut. Dimana sang kontraktor yang memperbaiki jembatan kurang hati-hati dalam pekerjaan perbaikannya.

Walaupun saya bukanlah seorang ahli struktur, tetapi selama puluhan tahun saya harus memimpin ratusan insinyur membangun pabrik-pabrik industri terkadang dengan struktur baja sampai ketinggian 90 meter lebih, dimana struktur tersebut harus menanggung beban ratusan ribu ton. Dalam setiap membangun pabrik, selalu ditekankan tentang persyaratan rancangan pabrik yang harus dapat dioperasikan dengan mudah dan juga dipelihara dengan mudah juga. Kami menyebutnya robust design. Seluruh kemungkinan kondisi yang mungkin terjadi, harus sudah diperhitungkan dalam rancangan. Setelah membaca makalah Herry dan Idwan, saya menangkap kesan bahwa perancang dan pemasang jembatan Kutai Kartanegara, nampaknya telah merancang jembatan-nya dengan sangat presisi, dan relatif tidak toleran terhadap berbagai kondisi yang mungkin terjadi di lapangan. Dalam bahasa teknis atau bahasa rancangan, design-nya kurang robust. Untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali, disarankan agar rancangan jembatan Kutai Kartanegara, dibuat se-robust mungkin.

Demikian opini pribadi saya. Mohon maaf bila ada kesalahan.

Salam, Hengki

Memotivasi Diri Melalui Rasa Percaya Diri

Aset paling berharga bagi banyak orang adalah juga aset yang paling belakangan dihargai. Aset itu, bila ditangani dengan semestinya, akan mampu memberikan hasil secara dramatis. Aset yang tidak dapat dikenakan harga setinggi apapun. Itulah otak manusia, pikiran dan proses berfikir.

Otak merupakan kawasan penyimpanan yang kapasitasnya luar biasa, menjadi pentinglah untuk berhati-hati di dalam mengisinya. Sebagian orang mempunyai otak yang penuh dengan pemikiran dan pengalaman negatif. Mereka akan secara terus-menerus menanamkan masukan saya tidak mampu dengan setumpuk alasan mengapa mereka tidak mampu. Sehingga ketika dihadapkan pada sebuah kesempatan atau tantangan baru, otak mereka, ketika ditanya, mengirimkan jawaban: Tidak, kamu tidak mampu, atau tanggapan lain semacam itu.

Lima langkah yang diperlukan untuk membangun kepercayaan diri dan yang pada gilirannya membangun rasa percaya diri bagi motivasi diri dari dalam.

Hindari Mencari-Cari Alasan

Begitu banyak orang mengurungkan niat mereka dengan mengajukan alasan yang tidak masuk akal dan samasekali salah. Seperti:
- Saya tidak bisa
- Saya tidak mampu sebab...
- Pendidikan saya belum memadai
- Saya sudah terlalu tua
- Saya masih terlalu muda, dll

Siapapun dapat mencari alasan bagi hampir segalanya, maka dalam membangun kepercayaan diri, jangan sekali-kali membuat alasan. Hal itu mungkin sangat menyenangkan dan menentramkan hati, tetapi alasan-alasan hanya akan menghamabat seseoarang dari pencapaian sasaran. Ingatlah bahwa otak Anda adalah kawasan penyimpanan -- apa yang Anda masukkan pada gilirannya akan keluar lagi, jadi gantilah penyisipan hal-hal negatif dengan hal-hal positif.

Gunakan Daya Imajinasi

Otak dengan kapasitasnya yang tidak terbatas dapat membantu Anda dengan tanpa batasan mencapai ambisi hidup jika Anda memberinya kesempatan. Biarkan dia menggambarkan diri Anda sebagai pribadi yang Anda inginkan. Dengan jelas menggambarkan apapun wujud yang Anda inginkan. Semakin Anda memikirkan itu semua semakin besar kepastian akan suatu hasil yang positif.

Jika Anda terus menerus membiarkan pikiran Anda dipenuhi dengan bermacam-macam pemikiran mengenai penyakit dan kesehatan yang buruk, Anda hampir pasti akan mengalami penyakit yang Anda pikirkan. JIka Anda terus menerus memikirkan hasil negatif tentang pergaulan atau karier bisnis, pemikiran itu pada gilirannya akan mengakar dalam diri Anda.

Maka dalam proses membangun kepercayaan diri dengan menmggunakan proses kesan daya imajinasi otak, pentinglah untuk menjadi yakin bahwa apa yang sedang Anda pikirkan dan lihat dengan jelas adalah hal yang positif. Hal yang positif itu harus memungkinkan kesan positif pada diri Anda dan peningkatannya, serta pemikiran positif itu harus mengarah ke sasaran Anda, cita-cita dan kebahagiaan dalam hidup.

Jangan Takut Gagal

Kegagalan telah mengahalangi begitu banyak orang sehingga mereka mundur sebelum mencoba, berbuat atau meraih keberhasilan sebab mereka tidak mampu menerima terminologi dimana ada kemungkinan untuk gagal. Sebagian orang benar-benar tidak pernah mencoba sesuatupun sebab rasa takut gagal ini telah menguasai otak mereka selama bertahun-tahun. Setiap hari mereka memikirkan kegagalan ini sehingga mereka tidak pernah sungguh-sungguh melakukan sesuatu dan pada akhirnya mereka tidak percaya diri dan penuh keraguan.

Penampilan Membentuk Kepercayaan Diri

Penampilan luar memang bukan segalanya. Kadang-kadang perlu untuk membelanjakan uang demi penampilan luar yang menarik, karena dengan penampilan luar yang menarik memberi kesempatan yang ada dalam diri Anda untuk merasa baik. Tetapi haruslah tetap bersikap realistis. Sebagian orang bersikap berlebihan dalam penampilan mereka dan pada akhirnya semua itu hanya demi kepuasan ego mereka.

Susunlah Catatan Mengenai Sukses Yang Diperoleh

Setiap orang pernah mencapai sukses dalam hidupnya. Cara mengumpulkan catatan sukses masa lalu sangat sederhana. Pikirkan balik sukses Anda yang paling awal yang mungkin terjadi pada masa sekolah ketika memenangkan lomba balap kelereng atau balap karung. Mungkin juga berawal dari ucapan selamat ketika memenangkan lomba mengambar atau melukis. Ini bisa dulakukan secara lisan pada suatu audio kaset atau buku catatan. Anda bisa melihat kembali catatan dan memperbaharui aset paling berharga Anda dengan kenangan akan sukses tersebut.

Motivasi hanya dapat mengabadikan diri berdasarkan harapan. Untuk memotivasi diri, seseorang harus memiliki harapan tentang sebuah masa depan. Oleh karena itu dalam memotivasi diri seseorang bertanggung jawab untuk menciptakan sendiri harapannya.

Disarikan dari buku Sukses Memotivasi karangan Richard Denny
http://percayadiri.asmakmalaikat.com/memotivasi_diri_rasa_percaya_diri.htm

Lima Langkah Untuk Lebih Percaya Diri

Tak dipungkiri, pasti kita semua ingin jadi lebih percaya diri dan merasa nyaman tentang diri sendiri, sehingga dapat menjalankan kehidupan terbaik kita. Namun sayangnya, menumbuhkan rasa percaya diri tidaklah semudah mengucapkannya. Berikut kami berikan beberapa panduan untuk meningkatkan rasa percaya diri dan menumbuhkan harga diri:

1. Lakukan Sesuatu Yang Membutuhkan Keputusan Dan Tindakan

Anda mungkin telah lama berkeinginan menyambung hubungan dengan teman semasa kuliah, atau mungkin telah lama ingin membersihkan rumah dan menyotir barang-barang yang tak berguna ke gudang. Apapun itu, Anda akan merasa lebih percaya diri dengan merancang tujuan (walau hanya tujuan kecil) dan bertindak untuk mencapainya.

2. Nikmati Hal Yang Anda Kerjakan Dengan Bagus

Apa Anda memiliki hobby atau olah raga yang sangat Anda nikmati? Seperti berenang atau yoga, melukis atau menulis, hal yang menyita perhatian dan membuat Anda lupa waktu saat mengerjakannya. Lalu, ini membuat Anda merasa kompeten dan mampu melakukannya dengan baik. Melakukan hobby juga dapat jadi cara luar biasa untuk meningkatkan rasa percaya diri Anda. Jika Anda tak memiliki hobby khusus atau hiburan yang dapat Anda nikmati, coba lakukan sesuatu yang selalu ingin Anda coba. Bayangkan Anda melakukan itu, dan lalu lakukan! Tak perlu hal yang besar, bisa juga hal sederhana seperti bergabung dengan club jalan sehat misalnya. Anda akan menemukan diri Anda lebih terpusat dan bahagia dengan melakukan sesuatu yang membuat Anda terlibat
setidaknya selama seminggu sekali.

3. Ganti Fokus

Terbukti selama ini orang-orang yang memiliki rasa rendah diri biasanya adalah orang-orang yang terlalu banyak berfokus pada diri sendiri. Anda dapat lebih meningkatkan rasa percaya diri dengan mengerjakan sesuatu yang membuat Anda terfokus pada orang lain atau satu hal. Seperti saat Anda bertemu orang-orang baru, Anda akan menemukan rasa gugup Anda menghilang begitu lebih berfokus pada orang yang Anda temui, bukan diri sendiri. Pada akhirnya, Anda akan lebih mudah berinteraksi dengan orang lain dan merasa lebih cerah.

4. Bersikap Rileks

Belajar tentang bagaimana bersikap rileks merupakan sebuah peningkatan hidup yang luar biasa. Orang-orang yang bersikap rileks lebih sedikit mengalami masalah dengan kenangan buruk mereka dan mengikuti alur kehidupan. Melakukan meditasi juga cara populer untuk menumbuhkan perasaan rileks, Anda bisa memilih ikut yoga atau tai chi. Apapun metode yang Anda gunakan, lakukan relaksasi dengan serius. Keuntunngan dari hal ini amat luar biasa untuk sekedar diabaikan begitu saja. Jika selama ini Anda tak pernah memikirkan relaksasi sebagai hal penting, maka pikirkanlah sekarang juga.

5. Buat Daftar Hal Yang Anda Kuasai

Buat daftar dalam skala kecil. Anda dapat membuat apapun yang berhasil Anda kuasai dalam sebuah daftar, seperti misalnya: lulus ujian mengemudi dan mendapat SIM, mencetak angka tertinggi saat main basket, mengatur tabungan dan masi banyak lagi. Mengetahui banyak hal yang Anda kuasai akan membuat Anda menyadari akan apa yang telah Anda capai.

Lima hal yang kami sampaikan di atas merupakan prinsip dasar yang dapat Anda gunakan untuk meningkatkan rasa percaya diri, namun Anda juga perlu menambah hal-hal ini secara permanen dalam kehidupan Anda. Selalu tanamkan dalam pikiran, karena tak semua orang terlahir dengan bakat percaya diri, kebanyakan dari kita harus bekerja untuk membangunya. Jadi, bangun rasa percaya diri dan harga diri ini dari pikiran Anda sendiri dan lakukan setiap hari untuk membuat Anda merasa nyaman.


http://percayadiri.asmakmalaikat.com/lima_langkah_percaya_diri.htm

Membangun Rasa Percaya Diri


Percaya diri adalah bagian dari alam bawah sadar dan tidak terpengaruh oleh argumentasi yang rasional. Ia hanya terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat emosional dan perasaan. Maka untuk membangun percaya diri diperlukan alat yang sama, yaitu emosi, perasaan, dan imajinasi.

Emosi, perasaan dan imajinasi yang positif akan meningkatkan rasa percaya diri. Sebaliknya emosi, perasaan dan imajinasi yang negatif akan menurunkan rasa percaya diri. Bagaimana caranya supaya diri kita selalu dikelilingi oleh energi positif yang maksimum? Simak kiat-kiat berikut ini :

1. Menghilangkan pengaruh negatif.

Sejak lahir dan sepanjang hidup kita mengalami rangsangan positif dan negatif dari lingkungan silih berganti. Orang yang sepanjang hidupnya menerima rangsangan negatif relatif akan memiliki kadar percaya diri yang rendah. Rangsangan negatif dapat berasal dari lingkungan keluarga, masyarakat sekitar, kantor atau lingkungan pekerjaan, sekolah dan sebagainya.

Apabila kita terperangkap dalam suatu kondisi hubungan antar manusia yang sangat buruk, segera cari solusi. Cara pertama adalah dengan berdamai atau berkompromi dengan lingkungan. Terima kondisi dengan ikhlas. Tapi kalau tidak membawa hasil positif, lebih baik keluar saja dari lingkungan tersebut apapun resikonya.

2. Pengakuan dan Penghargaan

Pengakuan dan penghargaan orang lain terhadap keberadaan, perbuatan atau prestasi kita, akan sangat meningkatkan rasa percaya diri. Masalahnya tidak banyak orang lain yang melakukan hal itu. Hanya orang-orang positif yang mau melakukan hal itu.

Solusinya adalah bergabunglah dengan kelompok orang-orang yang positif. Cara lain, kita bisa memulai dengan melakukan pengakuan dan penghargaan pada diri kita sendiri. Sekecil apapun perbuatan positif yang kita lakukan, akui dalam diri kita, atau beri hadiah kecil-kecilan.

3. Pujian

Sama seperti halnya pengakuan, pujian dapat meningkatkan rasa percaya diri kita. Siapa yang tidak senang kalau ada yang memuji penampilan, kepintaran atau keahlian kita. Pujian pun jarang diberikan pada lingkungan orang yang mayoritas berpikiran negatif.

4. Memanjakan diri

Memanjakan diri itu penting dan perlu. Karena dengan begitu, kita akan merasa sebagai manusia yang berharga dan bisa menghargai orang lain.

5. Beranggapan baik terhadap diri sendiri

Ini cara yang paling mudah untuk meningkatkan percaya diri kita, karena dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.

6. Dapatkan input positif melalui panca indra

Input positif dapat diperoleh lewat kisah-kisah heroik, kisah sukses, kisah yang motivatif dan emosional dari tokoh atau pebisnis yang sukses. Kisah-kisah tersebut dapat memotivasi kita untuk berpikir dan bertindak positif. Kita bisa mendapatkan input tersebut dari buku, kaset, dan tv.

7. Biasakan bersikap positif

Mulailah bersikap positif dari diri sendiri dengan melakukannya pada kehidupan sehari-hari. Pastikan memori kita hanya menyimpan peristiwa positif. Pandang orang lain secara imbang dengan diri kita. Selalu berbuat jujur. Dan tunjukan bahwa kita memang punya rasa percaya diri.


http://percayadiri.asmakmalaikat.com/membangun_rasa_percaya_diri.htm

Pentingnya Rasa Percaya Diri

Ada satu kisah yang menceritakan tentang seorang gadis buta. Suatu hari ia bertemu seorang pesulap yang kemudian mengajaknya bermain sulap. Ajaib sekali bahwa sang gadis bisa menebak seluruh kartu yang diberikan sang pesulap. Kok bisa?

Ternyata rahasianya ada pada kecerdikan sang pesulap. Dengan menggunakan beberapa tipuan, ia berhasil mengeluarkan potensi sang gadis untuk bermain sulap bersamanya. Tanpa ragu sang pesulap mengajak sang gadis bermain di hadapan keluarganya, di hadapan orang banyak. Kepercayaan diri sang pesulap yang begitu tinggi menular pada sang gadis buta. Sejak saat itu sang gadis merasa telah menjadi seorang bintang di rumahnya. Ini terjadi hanya karena ada orang yang memberinya kesempatan untuk bersinar sejenak dan merasa istimewa di depan keluarganya. Ia yang selama ini merasa menjadi beban dalam keluarganya kini merasa sejajar dengan mereka karena peristiwa itu.

Cerita tersebut menggambarkan bagaimana pentingnya rasa percaya diri (PD). Tapi, sebenarnya kita perlu tahu dulu kenapa ada orang, ada teman kita yang sepertinya sangat tidak percaya kepada dirinya sendiri? Coba analisis juga, kira-kira hal apa sih yang membuat kita jadi enggak minder? Apa sih yang menghambat diri untuk maju dan mengeluarkan seluruh potensi diri kita? Kenapa harus ada rasa ragu tiap kali ada keinginan untuk melakukan sesuatu?

Pengaruh lingkungan

Ternyata sikap tidak percaya diri ini muncul akibat kebiasaan-kebiasaan kita mengembangkan sikap dan pendapat negatif tentang diri kita. Mungkin juga sikap tidak percaya diri ini muncul sebagai akibat dari pengaruh lingkungan kita. Pengaruh yang seperti apa? Antara lain sikap lingkungan yang membuat kita takut untuk mencoba. Takut untuk berbuat salah. Semua harus seperti yang sudah ditentukan.

Karena ada rasa takut dimarahi ini, kita jadi malas untuk melakukan hal-hal yang berbeda dari orang kebanyakan. Mau tunjuk tangan waktu guru melemparkan pertanyaan di dalam kelas... takut! Kadang malah mau jalan di hadapan orang banyak saja, malu setengah mati! Apalagi mau mengajak orang kenalan, mau say no to others, mau ikutan kursus, bergaul... takut! Wah... kalau serba takut, serba ragu, serba malas begini, apa jadinya kita nanti?

Sebelum terlalu jauh, tentu kita tahu berapa kali Thomas Alva Edison melakukan kesalahan sebelum akhirnya berhasil menemukan formula hebat untuk membuat lampu pijar. Dia kan tidak langsung berhasil ketika pertama kali mencoba, ya enggak?

So, what’s the point? Mungkin perlu ratusan kali gagal sebelum mencapai satu keberhasilan. Kesalahan bukan akhir hidup kita. Kesalahan sebenarnya hanya merupakan langkah menuju keberhasilan. Setiap kesalahan membawa kita semakin dekat dengan keberhasilan. Kalau kita meyakini hal ini, pastinya percaya diri kita juga enggak gampang terpengaruh oleh pandangan atau sikap negatif dari lingkungan kita.

Sebenarnya ada banyak cara untuk bisa meningkatkan kepercayaan diri kita. Apa saja? Yang paling penting adalah banyak berhubungan sama orang-orang yang kita nilai punya percaya diri yang oke banget. Percaya diri ini bisa menular, lho! Kok bisa begitu? Ya, ternyata banyak-banyak bergaul dengan orang-orang yang pede bisa kita jadikan contoh buat kehidupan kita sehari-hari. Coba saja, kalau sehari-hari kita gaul sama mereka yang percaya dirinya tinggi, kita jadi tahu bagaimana ia bicara, bagaimana ia mengambil keputusan, dan perilaku-perilaku lain yang membuat ia tampak begitu meyakinkan. Kalau kita enggak gaul sama mereka, bagaimana kita tahu aturannya? Bagaimana kita bisa dapat contoh untuk bersikap? Jadi kerasa banget kan kalau sebenarnya kita perlu banget bergaul dengan orang-orang yang PD kalau kita merasa perlu meningkatkan rasa percaya diri kita.

Sayangnya, banyak banget di antara kita yang enggak bisa bangkit, atau merasa sudah cukup puas dengan dirinya saat ini. Padahal, rasanya dia punya potensi yang jauh lebih besar andai saja ia berani berubah. Alasannya enggak beda jauh sama yang sebelumnya: ada faktor lingkungan yang berperan cukup besar di sana. Coba deh kita perhatikan, biasanya sikap ini muncul karena ia berada dalam satu lingkungan yang sepertinya enggak merasa PD.

Meski begitu, cara yang paling utama untuk bisa meningkatkan kepercayaan diri kita adalah kemauan untuk mengubah diri kita yang muncul tanpa ada paksaan. Fight to our live! Hanya kita yang bisa mengubah diri kita. Kalau kita mau meningkatkan percaya diri, coba bangkit dan keluarkan semua potensi diri kita. Yang penting, mau! Berikutnya cari lingkungan yang kondusif. Sama persis seperti cerita di atas bahwa yang kemudian bisa membantu kita meningkatkan rasa percaya diri adalah bantuan orang lain. Coba bayangkan, seandainya sang gadis enggak ketemu tukang sulap, mungkin dia akan selamanya merasa bahwa dirinya adalah beban buat keluarganya. Padahal, keluarganya kan enggak merasa begitu. Karena ada bantuan orang lain, ia jadi tahu bahwa ia juga punya kemampuan berharga buat keluarganya. Jadi, kalau kita memang ingin mendapatkan sesuatu, kenapa harus ditunda? Mulai aja dari sekarang.

RULLYA ARDHYANING TYAS PKBI Pusat (Sumber: Disadur dari ’Chicken Soup for The Soul’ by Michael Jeffreys)

Sumberi : http://www.kompas.com

Kepercayaan Diri



Kiat Sukses Membangun Kepercayaan Diri

Banyak ahli menilai, percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan besar antara sukses dan gagal. Karenanya, tidak sedikit pula yang memberikan pandangannya mengenai teknik-teknik membangkitkan rasa percaya diri.

Dalam dimensi yang sangat luas, sukses adalah milik semua orang. Tetapi, tidak semua orang tahu bagaimana cara mendapatkan atau meraih kesuksesan. Kebanyakan orang menilai bahwa kesuksesan adalah milik orang-orang yang ber-IQ tinggi, lulusan sekolah terbaik dan memilih spesialisasi yang paling terkenal.

Penilaian ini memang tidak sepenuhnya salah, tetapi kita juga harus melihat fenomena yang lebih luas, bahwa tidak sedikit orang-orang sukses yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Dengan kata lain, IQ tinggi, lulusan sekolah terbaik dan spesialisasi yang terkenal hanyalah bagian dari penunjang kesuksesan.

Di luar kemampuan itu, ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam memprediksi kesuksesan seseorang; itulah yang kita sebut, antusiasme, hasrat, ketekunan, kerja keras, serta kebulatan tekad seumur hidup yang dimilikinya.

Sebagian pakar menilai bahwa untuk mencapai sukses, kematangan pribadi seseorang sangat dibutuhkan. Sebab kematangan pribadi akan mengantarkan seseorang pada sikap optimis dan kesadaran bahwa apa yang dicita-citakannya akan mudah diraih.

Di sisi lain, meraih kesuksesan jelas bukanlah perkara gampang. Ketika kita berusaha untuk meraih apa yang kita inginkan, tentu banyak tantangan yang harus dihadapi. Ada kalanya seseorang begitu tegar, tetapi tidak sedikit juga yang patah semangat bahkan menyerah karena merasa tidak sanggup menghadapi tantangan yang ada di depannya.

Pada saat semacam inilah, rasa percaya diri sangat penting ditumbuhkan. Banyak ahli menilai bahwa percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan besar antara sukses dan gagal. Karenanya, tidak sedikit pula yang memberikan pandangannya mengenai teknik-teknik membangkitkan rasa percaya diri. Berikut ini adalah beberapa kiat guna membangun percaya diri.

Pertama, berani menerima tanggung jawab. Gerald Kushel, Ed.D., direktur The Institute of Effective Thinking, pernah mengadakan penelitian terhadap sejumlah manajer. Dari penelitian tersebut, Kushel menyimpulkan bahwa ia menemukan sifat terpenting yang dimiliki oleh hampir semua manajer yang memiliki kinerja tinggi.

Dan sifat tersebut adalah rasa tanggung jawab yang mendorong mereka untuk tampil "sempurna" tanpa peduli pada hambatan apapun yang menghadangnya. Sebaliknya, manajer yang berkinerja buruk dan gagal mencapai kapasitas maksimumnya cenderung melimpahkan kesalahannya pada siapa saja.

Kedua, kembangkan nilai positif. Jalan menuju kepercayaan diri akan semakin cepat manakala kita mengembangkan nilai-nilai positif pada diri sendiri. Menurut psikolog Robert Anthony, PhD., salah satu cara untuk mengembangkan nilai-nilai positif adalah dengan menghilangkan ungkapan-ungkapan yang mematikan dan menggantinya dengan ungkapan-ungkapan kreatif. Dia menganjurkan membuat peralihan bahasa yang sederhana tapi efektif dari pernyataan negatif ke pernyataan positif. Misalnya, mengganti kata, "Saya tidak bisa," menjadi, "Saya bisa!"

Ketiga, bacalah potensi diri. Segeralah lacak, gali, dan eksplorasi potensi sukses yang ada pada diri kita. Misalnya dengan bertanya kepada orang-orang terdekat. Termasuk juga mengikuti psikotes dan mendatangi para ahli seperti psikiater, dokter bahkan kiai untuk melacak potensi kita. Karena bisa jadi sangat banyak potensi yang kita miliki tanpa kita sadari, sehingga tidak berhasil kita gali.

Keempat, berani mengambil risiko. Keberanian dalam mengambil risiko ini penting, sebab daripada menyerah pada rasa takut alangkah lebih baik belajar mengambil risiko yang masuk akal. Cobalah menerima tantangan, kendati terasa menakutkan atau menciutkan hati. Cari dukungan sebanyak mungkin.

Dengan melakukan hal ini, kita akan mendapat banyak peluang yang tak ternilai harganya. Namun jangan lupa, ketika mencoba sesuatu kita harus siap dengan hasil yang sesuai atau tidak sesuai dengan keinginan.

Kalau hasilnya tak sesuai dengan keinginan, bisa jadi itulah yang terbaik menurut Allah Azza wa Jalla. Kalau kita sudah mencoba, maka niatnya saja sudah menjadi amal. Orang yang gagal adalah orang yang tak pernah berani mencoba. Bukankah menaiki anak tangga kelima puluh harus diawali dengan tangga pertama?

Kelima, tolaklah saran negatif. Bisa jadi, tidak semua orang di sekitar kita memberikan dorongan, dukungan, dan bersikap positif pada kita. Sebagian dari orang yang ada di sekitar kita mungkin berpikiran negatif. Hal inilah yang tak jarang malah melunturkan rasa percaya diri kita dengan mempertanyakan kemampuan, pengalaman, dan aspirasi-aspirasi kita.

Dengan demikian, mungkin ada baiknya jika kita sedikit mengambil jarak dengan sebijak mungkin bila ada pihak-pihak yang mencoba melunturkan kepercayaan diri kita.

Keenam, ikuti saran positif. Rasa percaya diri merupakan sifat "menular". Artinya, jika kita dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki cara pandang positif, bersemangat, optimis, dsb, maka kita memiliki kecenderungan untuk meniru sifat tersebut.

Karena itu, carilah lingkungan yang bisa memotivasi kita untuk sukses. Kita harus mulai senang bergaul dengan orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk bangkit. Bergaul dengan orang-orang yang percaya diri akan berbeda dibandingkan bergaul dengan orang-orang yang gagal. Sebab bergaul dengan orang-orang yang percaya diri, Insya Allah semangatnya akan menular kepada diri kita.

Ketujuh, jadikan keresahan sebagai kawan. Banyak peristiwa atau saat-saat dalam kehidupan yang dapat membuat kita mengalami rasa cemas atau gelisah. Akibatnya, kita mengalami krisis percaya diri. Saat itulah kita harus mulai mengingatkan diri sendiri bahwa rasa cemas dan gelisah merupakan kawan. Tingkatkan energi, tajamkan kecerdasan, tinggikan kewaspadaan, dan kembangkan pancaindera. Daripada menyia-nyiakan energi untuk kecemasan yang sia-sia, lebih baik menghadapi tantangan itu secara tegas dan efektif.

Sesudah perhitungan kita matang, selanjutnya kepercayaan diri akan bertambah dengan memperkokoh ibadah dan doa, karena doa dan ibadah dapat mengundang pertolongan Allah. Semakin kokoh ibadah kita, shalat kita, makin kuat doa-doa kita, dan keyakinan kita dengan pertolongan Allah, maka itu bisa meningkatkan percaya diri.

Kita harus benar-benar menyadari bahwa Allah menciptakan kita benar-benar dengan perhitungan dan pertimbangan Yang Mahacermat. Seperti di firmankan Allah SWT dalam Al Quran surat At-Tiin ayat 4,
"La qad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim"
(Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya)
.

Sumber : http://www.republika.co.id/

******************

Catatan :

Sungguh, kita akan sangat menderita jika kita terbenam dalam sikap rendah diri hingga tak punya kepercayaan diri. Padahal sejatinya, di manapun dan kapan pun kita berada, jika kita menyadari hakekat kemampuan diri, pastilah masing-masing kita memiliki peranan, tanggung jawab dan prestasi yang sudah dikerjakan.

Memang, tidak ada sesuatu prestasi yang luar biasa yang bisa tercipta tanpa bantuan orang lain. Namun, kita juga harus memiliki citra diri yang sehat, mampu menghargai diri sendiri serta dapat membangun kepercayaan diri dengan usaha yang telah kita buktikan.

Dengan mengembangkan citra diri yang positif, maka kita akan memiliki pula, yakni kepercayaan diri yang sehat, bisa menghargai orang lain dan diri sendiri, dan mampu menempatkan diri di mana pun kita bergaul dengan simpatik, gembira dan menyenangkan. Dengan begitu, kebahagiaan akan selalu kita dapatkan.


Andrie Wongso

********************

SUNGAI LIMA WAKTU



Setiap kali kemelut hidup menyelimut bagai kabut

Setiap kali dosa kotor melumuri jiwa

Setiap kali hawa membuatku lupa

Setiap kali mata hati buta karena semua

Setiap kali semua membuatku, lengah .. lemah .. goyah dan terpedaya

Seruan-Mu menyadarkan aku

Panggilan-Mu mengingatkan aku

Sayup terdengar, menyeruak dan menghentak kepongahan dunia

Membawa kepada sungai-sungai suci

Hapus dosamu

Kikis dakimu

Basuh lukamu

Buka belenggu nafsu

Tenggelam dalam sungai lima waktu

Bermandikan cahaya menerangi jiwa

Disini, disungai ini dalam telaga ini

Kuraih kesejukan, kedamaian, ketentraman, ketenangan
Dan kemenangan.


Abuz Zubeir Hawaary

Mulailah keberhasilan Kita dari mana pun Kita berada.


Apapun yang terjadi kepada Kita,
akan tetap menjadi sesuatu yang menguatkan Kita, bila Kita tidak mengijinkannya untuk melemahkan Kita.

Maka mulailah dari tempat di mana Kita berada, dan mulailah sekarang.

Kita sampai, hanya karena Kita berangkat.

Dan ingatlah, bahwa
Batas waktu itu dibuat bukan karena Kita harus selesai, tetapi karena Kita harus segera memulai.

Dan setelah pengertian ini mendapatkan tempat yang kuat di hati Kita, perjelaslah bagi diri Kita sendiri, bahwa
Keberhasilan Kita ada pada tempat yang lebih tinggi dari yang sedang Kita kerjakan sekarang.

Kemudian,
janganlah berlaku seperti orang yang mengeluhkan apa saja yang tidak terlihat di dalam sebuah gambar,

Berfokuslah pada yang telah jelas terlihat,
karena dari sana lah Kita mencapai tempat-tempat yang belum terlihat bahkan oleh imajinasi Kita.

Lalu bekerja keraslah dalam kedamaian bahwa Kita telah melakukan yang benar.

Janganlah berupaya menjelaskan mengapa Kita tidak mencapai yang belum Kita capai.
Bekerjalah untuk mencapai yang telah jelas bagi Kita.

Maka,
Mulailah keberhasilan Kita dari mana pun Kita berada.

KIAT MENGHADAPI MASALAH





SUPAYA TANGGUH HADAPI MASALAH BERAT

Bayangkanlah bahwa Anda menjadi komandan sebuah pasukan kecil. Tentara Anda sedikit, kurang berpengalaman, dan bersenjata sederhana. Dengan pasukan ini, Anda harus berperang melawan sebuah pasukan besar. Tentara mereka banyak, berpengalaman, dan bersenjata canggih. Sungguh ini merupakan masalah yang berat, bukan?
Akan tetapi, meskipun seberat itu, masalahnya ternyata dapat teratasi. Salah satu komandan luar biasa yang berhasil mengatasi problem seberat itu ialah Thalut. Ia dan pasukan kecilnya mengalahkan pasukan Jalut yang besar.
Bagaimana pasukan Thalut yang kecil dapat menjadi sedemikian tangguh, sehingga menaklukkan pasukan Jalut yang besar? Salah satu kunci utama kesuksesannya, pasukan Thalut berdoa:

Rabbanâ afrigh ‘alaynâ shabrâ. Wa tsabbit aqdâmanâ. Wanshurnâ ‘alal qawmil kâfirîn.
(Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, kokohkanlah langkah kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang yang ingkar.) (QS al-Baqarah [2]: 250)

Kalau kita menghadapi masalah berat dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di dunia cinta, doa tersebut tentunya dapat kita manfaatkan. Insya’Allah kita menjadi lebih kuat daripada problem yang sedang kita hadapi.

SUPAYA TABAH HADAPI MUSIBAH

Bagaimana Allah SWT menjadikan kita tangguh? Caranya melalui musibah, kecemasan, keletihan, atau pun cobaan lainnya. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah, niscaya Dia akan memberinya cobaan.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah r.a.)

Allah SWT menjelaskan, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan; dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, [yaitu] orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kita kembali‘.” (QS al-Baqarah [2]: 155-156)

Jadi, cobaan Tuhan itu bukan untuk menjadikan kita lemah tak berdaya, melainkan menjadikan kita tangguh. Sementara itu, ucapan istirja’ (sebagaimana termaktub pada akhir kutipan tersebut) membuat kita menjadi tabah menghadapi cobaan itu. (Perhatikan! Cobaan Tuhan bukan hanya berupa wafatnya orang yang kita sayangi. Dengan kata lain, ucapan istirja’ tidak hanya berlaku pada peristiwa kematian, tetapi juga pada ketakutan, kelaparan, kemiskinan, dan berbagai cobaan lainnya.) Karenanya, kalau Anda ingin menjadi tabah menghadapi cobaan Tuhan, termasuk penderitaan di jalan cinta, silakan ucapkan istirja’:

Inna lillâhi wa innâ ilayhi râji‘ûn.(Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kita kembali.) (QS al-Baqarah [2]: 156)

SUPAYA PENYESALAN TIDAK SIA-SIA

Penyesalan kita mungkin biasanya kita wujudkan dengan memohon ampun kepada Allah dalam bentuk ucapan istighfar: astaghfirullâh (aku memohon ampun kepada Allah) dan sebagainya. Sebenarnya, di samping dzikir semacam ini, masih ada dzikir alternatif lain yang juga menunjukkan penyesalan yang mendalam, sebagaimana yang akan saya tunjukkan di bawah ini.

Penyesalan Masyhar pada kasus di atas, yang belum berhasil menggaet seorang wanita pujaan ke jenjang pernikahan walau telah melewati masa pacaran selama tujuh tahun, mengingatkan saya pada kasus Nabi Yunus a.s.. Selama 30 tahun berdakwah, konon beliau “hanya” menggaet tiga orang ke jalan Allah.

“Dan ingatlah [kisah] Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah [lantaran "kegagalan" dakwahnya]. Ia menyangka bahwa Kami tidak berkuasa atas dirinya. Maka ia berseru dalam kegelapan [menyesali kesalahannya]: ‘Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim‘.” (QS al-Anbiyaa’ [21]: 87)

Demikianlah Yunus a.s. menyesali kesalahannya. Tentu saja, penyesalan beliau bukanlah sekadar penyesalan terhadap apa yang telah terjadi, melainkan disertai dengan perbaikan diri di waktu-waktu selanjutnya. Beliau kemudian termasuk dalam golongan “orang-orang yang banyak mengingat Allah” (QS ash-Shaffat [37]: 143).

Lantas, bagaimana hasil dari penyesalan yang beliau wujudkan dalam bentuk dzikir (seruan kepada Tuhan) tadi? Manis! Penyesalannya tidaklah sia-sia.
Allah SWT menyatakan: “Maka Kami memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan.” (QS al-Anbiyaa’ [21]: 88)

Jadi, kalau Anda mau selamat dari kedukaan, termasuk di kancah cinta, maka ketika merasakan penyesalan, silakan ucapkan dzikir:

Lâ ilâha illâ anta, subhânaka innî kuntu minazh zhâlimîn.
(Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.)(QS al-Anbiyaa’ [21]: 87)

SUPAYA SELAMAT DARI PENDERITAAN

Apabila disertai dengan penyesalan diri, maka kita dapat mengucapkan dzikir ala Nabi Yunus a.s. tadi supaya selamat dari penderitaan. Namun ketika tidak disertai dengan penyesalan diri, maka hendaklah kita mengikuti teladan dari Nabi Ayub a.s.. Beliaulah hamba Allah yang sangat tabah dalam menghadapi musibah yang amat berat, berupa: jatuh miskin, sakit parah, dan hidup sebatang kara. Beliau ditinggalkan oleh teman-temannya, sedangkan semua anggota keluarganya telah binasa di bawah reruntuhan atap rumahnya.

Untuk mengikut teladan Nabi Ayub a.s., kita bisa mengucapkan dzikir:

Annî massaniyadh dhurru wa anta arhamur râhimîn.
(Sesungguhnya bencana telah menimpaku, tetapi Engkaulah yang Paling Penyayang diantara semua penyayang.) (QS al-Anbiyaa’ [21]: 83)

Lantas, bagaimana hasil dari dzikir ini? Manis juga, bahkan lebih manis! Allah SWT mengungkapkan:
“Maka Kami kabulkan doanya dan Kami hilangkan segala penderitaan yang menimpanya, dan Kami beri dia keluarga [baru] dan Kami lipatgandakan bilangannya, sebagai rahmat dari Kami sendiri dan peringatan bagi semua hamba Kami.” (QS al-Anbiyaa’ [21]: 84)

SUPAYA TIDAK MENDERITA LAGI

Sesudah Allah SWT menghilangkan suatu penderitaan yang menimpa Anda, tentu Anda tidak ingin mengalami penderitaan itu lagi, bukan? Kalau begitu, bersyukurlah! Caranya? Anda dapat berdzikir dengan ucapan ahli surga (yang takkan menderita lagi):

Alhamdu lillâhil ladzî adzhaba ‘annal hazan. Inna rabbanâ laghafûrun syakûr.

Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka-cita dari kita. Sesungguhnya Tuhan kita benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (QS Faathir [35]: 34)


http://kholafiyah527.blogspot.com/2011/10/kiat-menghadapi-masalah.html

Jangan Takut Berbuat Salah dan Menirulah untuk Belajar

Motivasi dari Mario Teguh di O Channel patut kita Renungkan, begini kalimatnya

"Kesalahan kita butuhkan untuk hasil yang lebih baik, karena timbulnya kesalahan adalah tkita diperlukannya cara-cara yang lebih baik. Membuat kesalahan dan bahkan gagal dalam melakukan sesuatu yang berguna, adalah lebih baik daripada tidak pernah salah karena tidak melakukan apapun".


Pengaruh terbesar Kita datang dari keuntungan yang Kita hasilkan bagi orang lain. Bila Kita menyumbangkan hasil yang baik-nya tidak biasa kepada lingkungan di mana Kita berada; suara Kita akan terdengar keras bahkan sebelum Kita berbicara.

Satu hari bersama seorang guru yang anggun - lebih baik daripada seribu hari belajar sendiri. Kelebihan orang lain adalah potensi kelebihan Kita, bila Kita tulus mempelajarinya. Menirulah dengan tulus. Karena hanya dengan peniruan yang tak terhambat di hati - Kita akan lebih mudah mencapai kesetaraan dengan kualitas yang Kita harapkan itu. (Copying To Greatness)


Salah satu cara untuk berhasil adalah belajar dari kegagalan. Dengan kegagalan, kita tahu cara untuk bisa berhasil. Tidak ada orang yang berhasil kalau belum pernah gagal. Persoalannya, kita tidak cukup waktu untuk belajar semua kegagalan. Maka cara yang terpendek untuk keberhasilan adalah belajar dari kegagalan orang lain.

Dalam meniru cara-cara yang terbukti telah berhasil, terkadang kita dihadapkan pada satu sisi, dimana kita merasa bukan diri kita, karena apa yang kita tiru tidak sesuai dengan kebiasaan kita sebelumnya. Ini menjadi pertanyaan saya pada sesi tanya jawab.

Untuk menjadikan kita bisa menerima yang bukan diri kita, adalah dengan membiasakan perilaku kita sesuai dengan yang kita tiru, dan itu bisa dilakukan kalau kita melakukan dari yang kecil dan sederhana. Kalau kita meniru yang kecil dan dilakukan se-sering mungkin, maka itu akan menjadi kebiasaan kita, dan kebiasaan yang dilakukan dengan konsisten akan menjadikannya sebagai pribadi kita.

Maka kalau kita ingin meniru satu pribadi yang terbukti baik dan berhasil, maka lakukanlah dari yang kecil dan sederhana dari yang Anda sukai dari pribadi tersebut.

”Menirulah dengan tulus. Karena hanya dengan peniruan yang tak terhambat di hati - Anda akan lebih mudah mencapai kesetaraan dengan kualitas yang Anda harapkan itu”.

Mario Teguh Bisnis Art, Setiap Kamis malam Pukul 21.00 di O Channel

Bersedia Gagal


Pelajaran berharga itu datang dari setiap sudut kehidupan, dari pergaulan, dari setiap hal yang kita temui dan amati, dari buku yang kita baca, dari komunitas tempat kita berkumpul, dari lingkungan pekerjaan dan terutama dari keluarga kita sendiri.


Sebagian besar dari kita akan mengalami kegagalan usaha dalam mewujudkan cita-cita. Banyak diantara kita gagal meraih beberapa tujuan atau memenuhi beberapa mimpi yang kita miliki saat ini, tetapi sangat penting diketahui adalah kegagalan adalah bagian dari pembelajaran. Kegagalan adalah sukses yang tertunda.

Ketakutan akan kegagalan dapat membuat kalian tidak berdaya jika kalian tidak berani untuk tampil memalukan atau janggal atau bahkan kadang – kadang bodoh, kalian mungkin akan selalu aman tetapi tidak akan berkembang.

Dengan menghindari kegagalan kalian juga menghindari kesempatan besar yang ada dalam kehidupan dan apa yang yang terjadi jika kalian gagal. Hal itu dapat membebaskan

Sebagian besar orang yang meraih kesuksesan besar juga telah mengalami kegagalan besar. Setiap orang mengatakan kepada saya bahwa saya dapat maju dan melakukan semau yang saya inginkan menjadi apa pun yang saya inginkan tanpa harus melalui jalan memutar atau berbalik arah dalam perjalanan saya.

Pesan yang tersembunyi kalian patut dikasihani jika kalian gagal, hal itu tidak benar.

Saat ini saya sering menanyakan kepada narasumber saya hal apakah yang mereka anggap sebagai kesuksesan dan kegagalan terbesar mereka. Cerita kegagalan mereka lebih menunjukkan sifat mereka dibandingkan cerita kesuksesan mereka.

Sering kali orang – ornag tersebut mengungkapkan kegagalan terbesar mereka memberi kesempatan kepada kehidupan pribadi mereka retak atau hancur dan menjadi lebih baik. Kejujuran dan keterbukaan mereka telah membantu saya untuk tetap berfokus pada prioritas saya , pada apa yang saya inginkan dalam hidup saya.

Hidup adalah lari marathon

Kerendahan hati berarti menerima diri sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihan kelemahan dan kekuatan seperti apa ada padanya diri kalian saat ini. Hal ini membuat kalian melangkah dan menghargai. Gambaran secara keseluruhan dimana kalian saat ini apa yang telah kalian lakukan apa yang ingin kalian lakukan.

Arti kerendahan hati bukanlah melakukan perbaikan diri dengan menyiksa diri ataupun menerima keadaan yang biasa – biasa saja. Apa yang ada saat ini masih dapat diubah. Hal itu dapat berubah, itulah penerimaan diri.

Jadi jangan memasang kegagalan untuk diri kalian sendiri dengan mencoba memenangkan pernghargaan dalam setiap sisi kehidupan kalian, tetapi buatlah standar yang tinggi untuk diri kalian .

Putuskan apa arti hebat secara realistis dalam setiap sisi kehidupan kalian dan berusahalah mewujudkan hal itu, membuat tujuan yang mungkin dapat yang akan selalu membuat kalian berusaha menjadi lebih baik dan berkembang.

Langkah pertama berhenti membandingkan diri saya – diri kalian dengan orang lain, membandingkan apa yang kalian rasakan (buruk) dengan penampilan luar orang lain (hebat) adalah hal yang tidak menguntungkan. Itu adalah standar yang tidak mungkin dicapai. Kita akan selalu merasa kurang. Pada umumnya wanita memahami apa yang saya bicarakan : kita sering membandingkan diri kita dengan orang lain untuk membuat diri kita merasa buruk.

Kata-kata Mario Teguh :

Gagal melakukan hal-hal besar itu tetap lebih terhormat
dari pada berhasil melakukan hal-hal kecil

Orang-orang yang gagal melakukan hal-hal yang besar
sudah pasti berhasil melakukan hal-hal kecil

Orang-orang yang mengambil tantangan-tantangan besar dalam hidupnya
Selalu mempunyai kesempatan dua yang baik sekali
satu untuk betul-betul berhasil
atau kedua gagal dengan sangat terhormat

Janganlah kita menjadi pribadi yang gagal pada urusan-urusan yang kecil
lalu mengeluh bahwa hidup ini tidak fair.

Ambillah tantangan yang lebih besar
gigitlah lebih besar dari kemampuan mengunyah

Sehingga gagalpun kita tetap dihormati

Tegarlah saudaraku…bangunlah...bangkitlah…berjuanglah…



Banyak orang yang merasa lemah, dan selalu merasa tidak kuat menjalani hidup ini.

Pergilah ke pantai atau ke laut…

lihatlah batu karang yang selalu setia berada di tempatnya…

mungkin Ia adalah guru bagi siapapun yang merasa kurang “tegar”…

Sebuah karang yg selalu mendengarkan seruan ombak, dengan deburan yang selalu menghantam dirinya…

Ia tetap tegar tidak tergoyahkan, teriakan, ledekan, cemoohan serta terjangan deras dari Sang Ombak, Tetapi tidak membuat sang karang sakit hati..

Pujian, sanjungan dan kata-kata indah dari Ombak yang baik pun, tidak membuatnya tinggi hati… Ia tetap tersenyum dan menyapa mereka dengan ramah…….

kepada ombak di pagi hari selalu berkata: “Selama Pagi.. terima kasih kalian telah memandikan aku pagi ini….”

Kepada ombak di Siang Hari: “, terima kasih di siang yang terik ini, kalian telah membasahi aku…”

Kepada Ombak di malam hari: “walaupun aku merasa kedinginan, terima kasih karena kalian telah memberikan pukulan keras pada seluruh tubuhku, sehingga aku tetap merasa hangat, dan gelombang air yang menyelimuti aku, terasa sangat hangat… walau udaranya begitu dingin, terima kasih…….”

Walau tubuhnya perlahan mulai terabrasi, tetapi ia tetap berdiri tegar dan tersenyum pada gelombang ombak yg datang padanya, semua bebannya terbang bersama angin laut……..

Tegarlah saudaraku……. bangunlah… bangkitlah… berjuanglah…..



http://www.facebook.com/note.php?note_id=120169728049312

Beramal dengan Ilmu




Kalau kita membicarakan Ilmu dalam islam, maka kita membicarakan sesuatu yang tidak ada habisnya untuk di bahas. Sejarah mencatat, kehidupan umat manusia sebelum diutusnya Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam sangatlah jauh dari petunjuk ilahi. Norma-norma kebenaran dan akhlak mulia nyaris terkikis oleh kerasnya kehidupan, karena itulah masa tersebut masa jahiliyah, yaitu masa kebodohan.

Ketika keadaaan manusia seperti itu maka Allah pun menurunkan Rasul-Nya, dengan membawa bukti keterangan yang jelas, supaya Rasul tersebut bisa membimbing manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang berderang dengan keterangan yang sangat jelas, dengan bukti-bukti yang sangat jelas, Allah ta’ala berfirman dalam al-Qur’an, “Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat, karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut (yaitu syaithan dan apa saja yang disembah selain dari Allah ta’ala) dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 256)

Islam adalah agama yang sarat (penuh) dengan ilmu pengetahuan, karena sumber ilmu tersebut adala wahyu yang Allah ta’ala turunkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan perantara malaikat Jibril ‘alaihis salam.

Allah ta’ala Berfirman: “Dan tiadalah yang diucapkannya (Muhammad) itu menurut hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan.” (An-Najm: 3-4) Dengan ilmu inilah Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam tunjukkan semua jalan kebaikan, dan beliau peringatkan tentang jalan-jalan kebatilan. Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah Nabi yang terakhir dan sekaligus Rasul yang diutus kepada umat manusia dan jin. Maka ketika Rasulullah wafat, beliau telah mengajarkan ilmu yang paling bermanfaat dari wahyu Allah ta’ala, ilmu yang sempurna, ilmu yang membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Maka barang siapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang cukup untuk kebahagiaannya di dunia dan akhirat.

Ilmu Dahulu Sebelum Amal

Imam besar kaum muslimin, Imam Al-Bukhari berkata, “Al-’Ilmu Qoblal Qouli Wal ‘Amali”, Ilmu Sebelum Berkata dan Beramal. Perkataan ini merupakan kesimpulan yang beliau ambil dari firman Allah ta’ala “Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu” (QS. Muhammad: 19). Dari ayat yang mulia ini, Allah ta’ala memulai dengan ilmu sebelum seseorang mengucapkan syahadat, padahal syahadat adalah perkara pertama yang dilakukan seorang muslim ketika ia ingin menjadi seorang muslim, akan tetapi Allah mendahului syahadat tersebut dengan ilmu, hendaknya kita berilmu dahulu sebelum mengucapkan syahadat…, kalau pada kalimat syahadat saja Allah berfirman seperti ini maka bagaimana dengan amalan lainnya, tentunya lebih pantas lagi kita berilmu baru kemudian mengamalkannya. Ucapan ini beliau katakan ketika memberi judul suatu Bab di dalam kitab beliau “Shahihul Bukhari” dalam kitab Al-Ilmu.

Pentingnya Ilmu Agama

Berikut ini adalah penjelasan singkat dari sebagian Ulama berkaitan dengan perkataan Al-Imam Al-Bukhari di atas:
Asy-Syaikh Ibnul ‘Utsaimin berkata: “Al-Imam Al-Bukhari berdalil dengan ayat ini (Muhammad: 16) atas wajibnya mengawali dengan ilmu sebelum berkata dan beramal. Dan ini merupakan dalil atsari (yang berdasarkan periwayatan) yang menunjukkan atas insan bahwa berilmu terlebih dahulu baru kemudian beramal setelahnya sebagai langkah kedua. Dan juga di sana ada dalil ‘aqliyah (yang telah diteliti) yang menunjukkan atas ‘ilmu sebelum berkata dan beramal’. Hal itu karena perkataan dan amalan tidak akan benar dan diterima sehingga perkataan dan amalan tersebut mencocoki syariat, dan manusia tidaklah mungkin mengetahui bahwa amalnya mencocoki syariat kecuali dengan ilmu.” (Syarh Tsalatsatul Ushul Syaikh ‘Utsaimin)

Asy-Syaikh Sholeh bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh berkata, “Ilmu itu jika ditegakkan sebelum ucapan dan amal, maka akan diberkahi pelakunya meskipun perkaranya kecil. Adapun jika ucapan dan amal didahulukan sebelum ilmu, walaupun bisa jadi perkaranya itu sebesar gunung, akan tetapi itu semua tidaklah di atas jalan keselamatan…Karenanya kami katakan, Jadikanlah ilmu tujuan penting dan utama, jadikanlah ilmu tujuan penting dan utama, ilmu di mulai sebelum yang lain, khususnya ilmu yang membuat ibadah menjadi benar, ilmu yang meluruskan aqidah, ilmu yang memperbaiki hati, ilmu yang menjadikan seseorang berjalan dalam amalannya sesuai dengan sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan di atas kebodohan.” (Syarh Tsalatsatul Ushul Syaikh Abdul Aziz, Maktabah Syamilah)

Ibnu Baththal berkata, “Suatu amal tidak teranggap kecuali di dahului oleh ilmu, dan maksud dari ilmu ini adalah ilmu yang Allah janjikan pahala padanya”. Ibnu Munir berkata, “Imam Al-Bukhari bermaksud dengan kesimpulannya itu, bahwa ilmu merupakan syarat atas kebenaran suatu perkataan dan amalan. Maka suatu perkataan dan amalan itu tidak akan teranggap kecuali dengan ilmu. Oleh sebab itulah ilmu didahulukan atas ucapan dan perbuatan, karena ilmu itu pelurus niat, di mana niat itu akan memperbaiki amalan.” (Dinukil dari Taisirul Wushul Ila Nailil Ma’mul, Syarh Tsalatsatul Ushul)

Pelajaran yang dapat kita petik adalah, kita hendaknya “Berilmu sebelum berkata dan beramal” karena ucapan dan perbuatan kita tidak akan ada nilainya bila tanpa ilmu, amalan yang banyak yang kita lakukan bisa tidak teranggap di sisi Allah kalau tidak didasari dengan Ilmu.

Anjuran Berilmu Agama

Dalam Al-Qur’an dan hadits terdapat begitu banyak anjuran yang memerintahkan agar kita berilmu agama. Bahkan sesungguhnya Allah ta’ala telah memuji ilmu dan pemiliknya. Menyiapkan bagi siapa saja yang berjalan di atas titian ilmu tersebut balasan yang baik, pahala, ganjaran, Allah ta’ala mengangkat derajat kedudukan mereka di dunia dan akhirat. Allah ta’ala berfirman: “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)

Keutamaan Ilmu Agama, Pencarinya, dan Ulama

Pembaca yang dimuliakan oleh Allah, sudah suatu kepastian bahwa setiap manusia pada asalnya adalah bodoh, dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun. Allah ta’ala berfirman, “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun. Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl: 78)

Namun hendaknya setiap pribadi muslim tidak membiarkan dirinya terus menerus dalam keadaan bodoh akan ilmu agamanya sendiri. Sebab kebodohan itu apabila terus menerus dipelihara dapat mengantarkannya kepada kehinaan dan kerugian yang besar. Sebaliknya ilmu agama islam ini adalah satu-satunya ilmu yang dapat mengantarkan seseorang meraih kemuliaan hidup yang hakiki di dunia dan akhiratnya.

Berikut ini di antara motivasi yang Allah dan Rasul-Nya tunjukkan akan betapa mulianya ilmu:

1. Pencari ilmu akan Allah mudahkan jalannya menuju Surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menempuh sebuah jalan dalam rangka untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Surga.” (HR. Muslim)

2. Orang yang dikaruniai ilmu agama merupakan tanda kebaikan dari Allah ta’ala baginya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, Allah akan memahamkan ilmu agama kepadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka dari hadits ini kita bisa mengambil kesimpulan, seseorang yang tidak Allah berikan pemahaman agama kepadanya maka ini merupakan tanda Allah tidak menginginkan kebaikan kepadanya, dan sebaliknya seorang yang paham dengan agama Allah merupakan tanda kebaikan pada dirinya.

3. Ulama adalah pewaris para Nabi. “Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham (harta) akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Barang siapa mengambilnya maka sungguh ia telah mendapatkan bagian yang sangat banyak.” (HR. Ibnu Majah, Abu Daud dan At-Tirmidzi)

4. Seorang yang berilmu adalah cahaya yang menjadi petunjuk bagi manusia dalam urusan agama maupun dunia, bila seorang ulama meninggal maka itu adalah musibah yang dialami kaum muslimin. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak mengangkat ilmu secara langsung dari hati hamba-hambanya akan tetapi Allah mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga ketika Allah tidak lagi menyisakan ulama, jadilah manusia mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh sebagai ulama, mereka bertanya kepadanya dan ia pun menjawab tanpa ilmu sehingga ia sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Rasulullah Berdoa kepada Allah agar ditambahkan ilmu agama. Cukuplah kemuliaan bagi ilmu dengan Allah ta’ala memerintahkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Nabi pilihan untuk berdoa meminta tambahan ilmu, bukan meminta tambahan harta atau yang selainnya dari perkara dunia, Allah ta’ala berfirman, “Katakanlah (wahai Muhammad), “Wahai Rabbku, tambahkanlah ilmu bagiku.” (QS. Thaha: 114)

Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang menyebutkan tentang keutamaan ilmu dan ucapan para Ulama dalam hal ini, namu cukuplah apa yang telah kami sebutkan di atas untuk mewakili banyaknya keutamaan-keutamaan tersebut.

Ilmu Apa Yang Wajib Dipelajari

Ilmu yang wajib dipelajari bagi manusia adalah ilmu yang menuntut untuk di amalkan saat itu, adapun ketika amalan tersebut belum tertuntut untuk di amalkan maka belum wajib untuk dipelajari. Jadi ilmu tentang tauhid, tentang 2 kalimat syahadat, ilmu tentang iman, adalah ilmu yang wajib dipelajari ketika seseorang menjadi muslim, karena ilmu ini adalah dasar yang harus diketahui.

Kemudian ilmu tentang shalat, hal-hal yang berkaitan dengan shalat, seperti bersuci dan lainnya, merupakan ilmu berikutnya yang harus dipelajari, kemudian ilmu tentang hal-hal yang halal dan haram, ilmu tentang mualamalah dan seterusnya.

Contohnya seseorang yang saat ini belum mampu berhaji, maka ilmu tentang haji belum wajib untuk ia pelajari saat ini, akan tetapi ketika ia telah mampu berhaji, maka ia wajib mengetahui ilmu tentang haji dan segala sesuatu yang berkaitan dengan haji. Adapun ilmu tentang tauhid, tentang keimanan, adalah hal pertama yang harus dipelajari, karena setiap amalan yang ia lakukan tentunya berkaitan dengan niat, kalau niatnya dalam melakukan ibadah karena Allah maka itu amalan yang benar, adapun kalau niatnya karena selain Allah maka itu adalah amalan syirik, kita berlindung dari berbuat syirik kepada Allah ta’ala.

Mewaspadai Bahayanya Kebodohan

Pembaca kaum muslimin yang dimuliakan Allah, demikianlah beberapa bentuk kemuliaan yang Allah ta’ala berikan terhadap para pemilik ilmu sehingga tidak sama kedudukannya dengan mereka yang tidak memiliki ilmu. Allah ta’ala berfirman: “Katakanlah (ya Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui (berilmu) dengan orang yang tidak mengetahui (jahil)?.” (QS. Az-Zumar: 9)

Sebaliknya orang yang jahil akan ilmu agama-Nya disebutkan oleh Allah ta’ala sebagai seorang yang buta yang tidak bisa melihat kebenaran dan kebaikan. Allah ta’ala berfirman, “Apakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu adalah al-haq (kebenaran) sama dengan orang yang buta? (tidak mengetahui al-haq).” (QS. Ar-Ra’d: 19)

Hal ini menunjukkan bahwa yang sebenarnya memiliki penglihatan dan pandangan yang hakiki hanyalah orang-orang yang berilmu. Adapun selain mereka hakikatnya adalah orang yang buta yang berjalan di muka bumi tanpa dapat melihat. Allah ta’ala berfirman: “Tidak sama antara penghuni an-nar dengan penghuni al-jannah.” (QS. Al-Hasyr: 20)

Semoga Allah ta’ala memberi taufik kepada kita semua untuk senantiasa berilmu sebelum berkata dan beramal. Semoga Allah menolong kita untuk meraih kemuliaan hidup yang hakiki di dunia dan akhirat dengan mempelajari ilmu agama islam yang benar yang bersumberkan dari Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman para Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di bawah bimbingan Ulama Pewaris Nabi. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.


oleh Satria Buana
http://buletin.muslim.or.id/manhaj/pentingnya-ilmu-sebelum-berkata-dan-beramal

Amal Orang Kafir Laksana Fatamorgana


"Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya." (QS An-Nur: 39)

Dalam ayat ke-39 surat An-Nur ini, Allah menyatakan bahwa amal-amal baik orang kafir itu laksana fatamorgana di tanah datar yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu, dia tidak mendapatinya sesuatu apapun.

Sering dalam kehidupan sehari-hari kita mendapati orang-orang non muslim yang berlaku baik, seperti ia sangat menghargai waktu, memiliki etos kerja tinggi, memiliki sifat dermawan kepada sesama, dan kebaikan-kebaikan lainnya. Namun, sekali lagi melalui ayat ini seolah Allah ingin mempertegas bahwa apa yang mereka (orang kafir) lakukan itu tidak bernilai di sisi Allah. Mengapa? Karena orang kafir beramal tidak didasarkan atas iman.

Ada sebuah analogi sederhana untuk membuktikan betapa sia-sianya amal tanpa dilandasi keimanan. Jika ada seseorang bekerja untuk perusahaan A, lantas ia menginginkan gaji dari perusahaan B. Apakah perusahaan B akan memberikan gaji kepada seseorang yang tidak bekerja untuk perusahaannya? Seseorang tersebut ibarat orang kafir, ia beramal untuk Tuhan selain Allah, apakah mungkin Allah memberikan Surga-Nya untuk orang kafir?

Lantas kita pun berpikir tentang dosa orang kafir. Apakah orang kafir yang tidak sholat itu dosa? Jelas tidak, karena kekafirannya. Dosa bagi orang kafir adalah karena kesyirikannya, ia menyekutukan Allah dengan tuhan yang lain. Dan, dosa syirik adalah sebesar-besarnya dosa. Hanya dengan rahmat Allah-lah dosa syirik seorang kafir diampuni ketika ia bertaubat.

Namun kita yang seorang muslim pun harus berhati-hati dengan amal kita, karena tidak tertutup kemungkinan amal-amal kita pun laksana fatamorgana yang tak memiliki nilai di sisi Allah manakala kita beramal tetapi tidak didasari iman kepada Allah. Mari kita merefleksikan diri kita, apakah amal-amal kita telah didasarkan atas keimanan?

1. Beramal dengan ilmu

Amal baik adalah segala sikap, tindakan, ucapan yang memiliki dasar “ilmu”. Amal yang dilandasi dengan ilmu memiliki ciri, (a) al-ashwab yakni benar yang berarti tidak menyalahi segala yang sudah ditetapkan oleh Allah, (b) al-akhlash yakni memilih amal kebaikan yang paling tidak disukai nafsu.

2. Hati yang menerima

Seseorang yang beramal didasarkan atas iman maka hatinya pun menerima setiap amal-amal yang ia lakukan.

3. Dilakukan karena yakin

Yakin akan kebenarannya dan yakin akan ketulusannya.

4. Diserta hati khudu’ (merasa rendah dan hina)

Maka tak boleh bagi seorang beriman yang ketika berdoa berkata, “Ya Allah ampunilah hamba jika Engkau ingin”

5. Ditunaikan karena cinta dan rindu kepada Allah

Amal seorang muslim merupakan manifestasi kecintaan dan kerinduan seorang hamba kepada Sang Khaliq.

6. Dirancang sebagai investasi untuk mendapatkan husnul khotimah

Seorang mukmin yang beramal dengan didasari iman, ia berharap agar mati dalam keadaan husnul khotimah, yang sulit dicapai jika tidak dirancang dengan amal-amal shaleh yang dilakukan dengan istiqomah.


Oleh: Rizki Kuncoro Hadi
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/11/28/lvdoke-amal-orang-kafir-laksana-fatamorgana

Senin, 28 November 2011

Membuka Hijab



Istilah hijab sebenarnya baru muncul setelah orang mulai serius mendalami pengetahuan tentang ma'rifatullah, segala cara amalan ibadah diterapkan untuk memudahkan sampainya seseorang kepada tingkat mukhlasin. Yaitu orang yang benar-benar berada dalam keadaan rela dan menerima Allah sebagai Tuhannya secara transenden. Amalan amalan ibadah yang mereka lakukan merupakan kutipan-kutipan perintah ibadah sunnah maupun yang wajib. Sehingga mereka menyakininya bahwa mutiara-mutira Al Qur'an itu memang benar adanya.

Hijab adalah tirai penutup, didalam ilmu tasawuf biasa disebut sebagai penghalang lajunya jiwa menuju Khaliknya. Penghalang itu adalah dosa-dosa yang setiap hari kita lakukan. Dosa merupakan kabut yang menutupi mata hati, sehingga hati tidak mampu melihat kebenaran yang datang dari Allah. Nur Allah tidak bisa ditangkap dengan pasti. Dengan demikian manusia akan selalu berada dalam keragu-raguan atau was-was. Didalam bab ini saya tidak membahas masalah dosa seperti apa yang saya sebut diatas. Karena ketertutupan atau terhijabnya kita atas keberadaan Allah disebabkan ketidak tahuan (kebodohan) dan sangkaan (dzan) akan Allah yang keliru. Maka dari itu saya hanya ingin membuka wawasan dalam hal ketidaktahuan kita akan Allah, yaitu jawaban-jawaban Allah atas pertanyan kita selama ini

Seperti yang pernah saya katakan pada artikel bab hati, bahwa hati merupakan pusat dari segala kemunafikan, kemusyrikan, dan merupakan pusat dari apa yang membuat seorang manusia menjadi manusiawi. Dan pusat ini merupakan tempat dimana mereka bertemu dengan Tuhannya. Merupakan janji Allah saat fitrah manusia menanyakan dimanakah Allah? Lalu, Allah menyatakan diri-Nya berada "sangat dekat", sebagaimana tercantum dalam Al Qur'an :

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang "Aku" maka (jawablah) Bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila berdo'a kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka itu beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran " (QS 2:186)

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya (QS 50:16)

Pertanyaan tentang keberadaan Allah sering kali kita mendapatkan jawaban yang tidak memuaskan, bahkan kita mendapatkan cemoohan sebagai orang yang terlalu mengada-ada. Menanyakan keberadaan "Tuhanku" adalah merupakan pertanyaan fitrah seluruh manusia.

Allahpun mengetahui akan hal ini, sehingga Allah memberikan jawaban atas pertanyaan hamba-hamba-Nya melalui Rasulullah.

Didalam ayat-ayat di atas, mengungkapkan keberadaan Allah sebagai "wujud" yang sangat dekat. Dan kita diajak untuk memahami pernyataan tersebut secara utuh. Maka dari itu jawaban atas pertanyaan "dimanakah Allah?". Al Qur'an mengungkapkan jawaban secara dimensional. Jawaban-jawaban tersebut tidak sebatas itu, akan tetapi dilihat dari perspektif seluruh sisi pandangan manusia seutuhnya. Saat pertanyaan itu terlontar "dimanakah Allah ", Allah menjawab "….Aku ini dekat ", kemudian jawaban meningkat sampai kepada "Aku lebih dekat dari urat leher kalian…atau dimana saja kalian menghadap disitu wujud wajah-Ku ….dan Aku ini maha meliputi segala sesuatu."

Keempat jawaban tersebut menunjukkan bahwa Allah tidak bisa dilihat hanya dari satu dimensi saja, akan tetapi Allah merupakan kesempurnaan wujud-Nya, seperti didalam firman Allah :

"Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keragu-raguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka. ingatlah bahwa sesungguhnya Dia maha meliputi segala sesuatu. (QS 41:54)

"Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah maha luas lagi maha mengetahui" (QS 2:115)

Sangat jelas sekali bahwa Allah menyebut dirinya "Aku" berada meliputi segala sesuatu, dilanjutkan surat Al Baqarah ayat 115 ..dimana saja engkau menghadap disitu wajah-Ku berada!!! Kalau kita perhatikan jawaban Allah, begitu lugas dan tidak merahasiakan sama sekali akan wujud-Nya.

Namun demikian Allah mengingatkan kepada kita bahwa untuk memahami atas ilmu Allah ini tidak semudah yang kita kira. Karena kesederhanaan Allah ini sudah dirusak oleh anggapan bahwa Allah sangat jauh. Dan kita hanya bisa membicarakan Allah nanti di alam surga. Untuk mengembalikan dzan kita kepada pemahaman seperti yang diungkap oleh Al Qur'an tadi, kita hendaknya memperhatikan peringatan Allah, bahwa Allah tidak bisa ditasybihkan (diserupakan) dengan makhluq-Nya.

Didalam kitab tafsir Jalalain ataupun didalam tafsir fi dzilalil qur'an, membahas masalah surat Fushilat ayat 54, … Allah meliputi segala sesuatu … adalah ilmu atau kekuasaan-Nya yang meliputi segala sesuatu, bukan dzat-Nya.

Pendapat ini merupakan tafsiran ulama, untuk mencoba menghindari kemungkinan masyarakat awam mentasybihkan (menyerupakan) wujud Allah dengan apa yang terlintas didalam fikirannya ataupun perasaannya. Sehingga "Allah" sebagai wujud sejati ditafsirkan dengan sifat-sifat Nya yang meliputi segala sesuatu. Untuk itu, saya huznudzan memahami pemikiran para mufassirin sebagai pendekatan ilmu dan membatasi pemikiran para awam.

Akan tetapi kalau "Allah" ditafsirkan dengan sifat-sifat-Nya, yang meliputi segala sesuatu. Akan timbul pertanyaan, kepada apanya kita menyembah? Apakah kepada ilmunya, kepada kekuasaan-Nya atau kepada wujud-Nya? Kalau dijawab dengan kekuasan-Nya atau dengan ilmu-Nya maka akan bertentangan dengan firman Allah :

"Sesungguhnya Aku ini Allah , tidak ada tuhan kecuali "Aku", maka sembahlah "Aku" (QS 20:14)

Ayat ini menyebutkan "pribadinya" atau dzat Allah, kalimat … sembahlah "Aku". Ayat ini menunjukkan bahwa manusia diperintahkan menghadapkan wajahnya kepada wajah Dzat yang Maha Mutlak. Sekaligus menghapus pernyataan selama ini yang justru menjauhkan "pengetahuan kita " tentang dzat, kita menjadi takut kalau membicarakan dzat, padahal kita akan menuju kepada pribadi
Allah, bukan nama, bukan sifat dan bukan perbuatan Allah. Kita akan bersimpuh dihadapan sosok-Nya yang sangat dekat.

Ungkapan tentang Tuhan, juga disebut sebagai dalil pertama yang menyinggung hubungan antara dzat, sifat, dan af'al (perbuatan) Allah. Diterangkan bahwa dzat meliputi sifat … sifat menyertai nama … nama menandai af'al. Hubungan-hubungan ini bisa diumpamakan seperti madu dengan rasa manisnya, pasti tidak dapat dipisahkan. Sifat menyertai nama, ibarat matahari dengan sinarnya, pasti tidak bisa dipisahkan. Nama menandai perbuatan, seumpama cermin, orang yang bercermin dengan bayangannya, pasti segala tingkah laku yang bercermin, bayangannya pasti mengikutinya. Perbuatan menjadi wahana dzat, seperti samudra dengan ombaknya, keadaan ombak pasti mengikuti perintah samudra.

Uraian di atas menjelaskan, betapa eratnya hubungan antara dzat, sifat, asma, dan af'al Tuhan. Hubungan antara dzat, dan sifat ditamsilkan laksana hubungan antara madu dan rasa manisnya. Meskipun pengertian sifat bisa dibedakan dengan dzat..namun keduanya tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya.

Kalimat …. Allah meliputi segala sesuatu (QS 41:54) adalah kesempurnaan ..dzat , sifat, asma, dan af'al. Sebab kalau hanya disebut sifatnya saja yang meliputi segala sesuatu, lantas ada pertanyan, "sifat" itu bergantung kepada apa atau siapa ? Jelas akan bergantung kepada pribadi (Aku) yang memiliki sifat. Kemudian kalau sifat yang meliputi segala sesuatu, kepada siapakah kita menghadap? Kepada Dzat atau sifat Allah. Kalau sifat Allah sebagai obyek ibadah kita, maka kita telah tersesat, sebab sifat, asma dan perbuatan Allah bukanlah sosok dzat yang Maha Mutlak itu sendiri.

Semua selain Allah adalah hudust (baru),.karena "adanya" sebagai akibat adanya sang Dzat. seperti adanya alam, adanya malaikat, adanya jin dan manusia. Semua ada karena adanya dzat yang maha qadim. Seperti perumpamaan madu dan manisnya, sifat manis tidak akan ada kalau madu itu tidak ada. Dan sifat manis itu bukanlah madu. Sebaliknya madu bukanlah sifat manis. Artinya sifat manis tergantung kepada adanya "madu". Apakah Dzat itu, … seperti apa? Apakah ada orang yang mampu menjabarkan keadaannya ?

Singkat kata, dualitas berkaitan dengan sifat diskursus manusia tentang Tuhan. Untuk bisa memahami Tuhan, kita harus mengerti keterbatasan-keterbatasan konsepsi kita sendiri, karena menurut perspektif ketakperbandingan tak ada yang bisa mengenal Allah kecuali Allah sendiri!!! Karena itu kita punya pengertian tentang Tuhan, "Tuhan" konsepsi saya dan "Tuhan" konsepsi hakiki, yang berada jauh diluar konsepsi saya. Tuhan yang dibicarakan berkaitan dengan "konsepsi saya". Konsepsi Dzat yang hakiki tidak bisa kita fahami, baik oleh saya maupun anda. Karena itu kita tidak bisa berbicara tentangnya secara bermakna. bagaimana kita bisa memahami tentang Dia, sedang kata-kata yang ada hanya melemparkan kita keluar dari seluruh konsepsi manusia. Seperti, Al awwalu wal akhiru (Dia yang Awal dan yang akhir), Dia yang tampak dan yang tersembunyi (Al dhahiru wal bathinu), cahaya-Nya tidak di timur dan tidak di barat (la syarkiya wa la gharbiya), tidak laki-laki dan tidak tidak perempuan, tidak serupa dengan ciptaan-Nya dst….

Kenyataan Tuhan tidak bisa dikenal dan diketahui berasal dari penegasan dasar tauhid `laa ilaha illallah atau laisa ka mistlihi syai'un' (tidak sama dengan sesuatu). Karena tuhan secara mutlak dan tak terbatas benar-benar dzat maha tinggi, sementara kosmos berikut segala isinya hanya secara relatif bersifat hakiki, maka realitas Ilahi berada jauh diluar pemahaman realitas makhluq. Dzat yang maha mutlak tidak bisa dijangkau oleh yang relatif.

Kita dan kosmos (alam) berhubungan dengan tuhan melalui sifat-sifat Ilahi yang menampakkan jejak-jejak dan tanda-tandanya dalam eksistensi kosmos. Kita tidak bisa mengenal dan mengetahui Tuhan dalam dirinya sendiri, tetapi hanya sejauh Tuhan mengungkapkan diri-Nya melalui kosmos (sifat, nama, af'al). Firman Allah:

"Dialah Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Dia mempunyai nama-nama yang yang indah "(QS 20:8)

Sifat, nama, dan af'al, secara relatif bisa dirasakan dan difahami "maknanya". Akan tetapi "Dzat", adalah realitas mutlak. Dan untuk memahami secara hakiki harus mampu memfanakan diri, ... yaitu memahami keberadaan makhluq adalah tiada….

Untuk lebih jelasnya akan saya berikan perumpamaan keberadaan alam dan yang menciptakan.

Ketika kita melihat kereta api berjalan diatas rel, terbetik dibenak kita suatu pertanyaan. Bagaimana roda-roda yang berat itu bisa bergerak dan lari. Tak lama kemudian kita akan sampai kepada pemikiran tetang alat-alat dan mesin-mesin itulah yang menggerakkan roda yang berat itu. Adakah setelah itu kita dibenarkan jika berpendapat bahwa alat kereta itu sendiri yang menggerakkan kereta tersebut. Perkaranya tidak semudah itu, sebab kita tidak boleh mengabaikan bahwa disana ada masinis yang mengendalikan mesin. Kemudian ada insinyur yang menciptakan rancangan dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan, maka pada hakekatnya tak ada wujud bagi kereta itu, dan tidaklah mungkin terjadi gerakan dan perputaran pada roda-roda tanpa kerja insinyur. Mesin-mesin itu bukanlah akhir dari cerita sebuah kereta api, akan tetapi hakikat yang paling akhir adalah "akal" yang telah mengadakan mesin itu, kemudian menggerakkan menurut rencana yang telah dipersiapkan.

Mengikuti ilustrasi realitas kereta api, mulai dari gerbong yang digerakkan oleh roda-roda, kemudian roda-roda digerakkan oleh mesin, mesin digerakkan oleh masinis, dan semua itu direncanakan, oleh yang menciptakan yaitu insinyur. Pertanyaan terakhir adalah : "Mungkinkah roda-roda, mesin, dan alat-alat kereta api itu mampu melihat yang menciptakan?" Jawabannya adalah insinyur itu sendiri yang mengetahui akan dirinya, sebab kereta api dan insinyur berbeda keadaan dan bukan perbandingan….

Realitas instrumen kereta api tidak ada satupun yang serupa jika dibandingkan dengan keadaan realitas insinyur. Kemudian mengetahui keadaan realitas kereta api dari awal sampai akhir, merupakan kefanaan atau penafian bahwa realitas kereta api adalah ciptaan semata.

Firman Allah :

"(yang memiliki sifat-sifat yang..) Demikian itu ialah Tuhan kamu. Tidak ada Tuhan selain Dia. pencipta segala sesuatu maka sembahlah Dia, dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan. Dan Dialah yang maha halus lagi maha mengetahui" ( QS 6:102-103)

Realitas bahwa Dzat tuhan tidak bisa dibandingkan dengan sesuatu (QS 26:11) ... berlaku sampai diakhirat kelak. Walaupun Tuhan sendiri mengatakan bahwa manusia di alam surga akan melihat realitas Tuhan secara nyata atas eksistensi Allah, bukan berarti kita melihat dengan perbandingan pikiran manusia … yang dimaksud melihat secara hak disini adalah kesadaran jiwa muthmainnah yang telah lepas dari ikatan alam atau kosmos.

Atau biasa disebut "fana", keadaan ini manusia dan alam seperti keadaan sebelum diciptakan yaitu keadaan masih kosong 'awang uwung' (jawa), kecuali Allah sendiri yang ada. Tidak ada yang mengetahui keadaan ini kecuali Allah sendiri.

Keadaan awal (Al Awwalu) tidak ada yang wujud selain Allah, tidak ada ruang, tidak ada waktu, tidak ada alam apapun yang tercipta. Untuk mengetahui keadaan seperti ini marilah kita ikuti kisah nabi Musa As. Firman Allah :

"Dan tatkala Musa datang (untuk munajat) dengan Kami, pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya. Berkatalah Musa : ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku. Agar aku dapat melihat kepada Engkau. Tuhan berfirman: kamu sekali-sekali tidak sanggup melihat-Ku, tetapi melihat-lah ke bukit itu, maka jika ia tetap ditempatnya (sebagaimana sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku. Tatkala Tuhannya nampak bagi gunung itu, kejadian itu menjadikan gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan, maka setelah Musa sadar kembali dia berkata. Maha Suci Engkau, dan aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman …" (QS 7:143)

Ada yang menarik dalam peristiwa "pertemuan" nabi Musa ... dan saya hubungkan dengan pembahasan mengenai keadaan "kefanaan" manusia dan alam. Yakni keadaan hancur luluh lantak keadaan gunung Thursina dan keadaan Musa jatuh pingsan!!! Setelah gunung itu hancur dan Musa-pun jatuh pingsan, tidak satupun yang terlintas realitas apapun didalam perasan Musa dan fikirannya, kecuali ia tidak tahu apa-apa. Yaitu realitas konsepsi manusia dan alam tidak ada (fana). Dalam keadaan inilah Musa melihat realita Tuhan, bahwa benar Tuhan tidak bisa dibandingkan oleh sesuatu apapun. Kemudian Musa kembali sadar memasuki realitas dirinya sebagai manusia dan alam. Musa berkata :aku orang yang pertama-tama beriman..dan percaya bahwa Allah tidak seperti konsepsi "saya".

Setelah kita mengetahui dan faham akan Dzat, sifat, dan af'al Allah, teranglah fikiran dan batin kita, sehingga secara gamblang kedudukan kita dan Allah menjadi jelas, yaitu yang hakiki dan yang bukan hakiki. Terbukalah mata kita dari ketidaktahuan akan Dzat. Ketidaktahuan inilah yang saya maksudkan dengan tertutupnya hijab, sehingga perlu disadarkan oleh kita sendiri dan kemudian mengenal-Nya (ma'rifat)

Syekh Ahmad bin `Athaillah, didalam Al Hikam menyebutkan bahwa :

"Tiada sesuatu benda yang menghijab engkau dari Allah, tetapi yang menghijab engkau adalah persangkaanmu adanya sesuatu disamping Allah, sebab segala sesuatu selain dari Allah itu pada hakikatnya tidak maujud (tidak ada) sebab yang wajib ada hanya Allah, sedang yang lainnya terserah kepada belas kasihan Allah untuk diadakan atau ditiadakan".

Seorang arif berkata : "Adanya makhluq semua ini bagaikan adanya bayangan pohon di dalam air. Maka ia tidak akan menhalangi jalannya perahu. Maka hakikat yang sebenarnya tiada sesuatu benda apapun yang maujud disamping Allah untuk menghijab engkau dari Allah. Hanya engkau sendiri mengira bayangan itu sebagai sesuatu yang maujud."

Ibarat seseorang yang bermalam disuatu tempat, tiba-tiba pada malam hari ketika ia akan buang air, terdengar suara angin yang menderu masuk lobang sehingga persis sama dengan suara harimau, maka ia tidak berani keluar. Tiba pada pagi hari ia tidak melihat bekas-bekas harimau, maka ia tahu bahwa itu hanya tekanan angin yang masuk ke lobang, bukan tertahan oleh harimau, hanya karena perkiraan adanya harimau.

Sang Syekhk berkata : "andaikan Allah tidak dhahir pada benda-benda alam ini, tidak mungkin adanya penglihatan pada-Nya. Dan andaikan Allah tidak mendhahirkan sifat-sifat-Nya, pasti lenyaplah alam benda-benda. Ketika Allah bertajalli kepada gunung, hancurlah gunung itu, sedang Musa jatuh pingsan … "

Pertanyaan demi pertanyaan timbul dari ketidaktahuan (hijab), kenyataaan bahwa Allah sangat dekat … tertutup oleh kebodohan ilmu kita selama ini. Allah seakan jauh diluar sana …sehingga kita tidak merasakan kehadiran-Nya yang terus menerus berada dalam kehidupan kita. Dari keterangan diatas menyimpulkan bahwa kita ternyata telah salah kaprah mengartikan sosok dzat selama ini, yang kita sangka adalah konsepsi "saya", bukan konsepsi hakiki, yaitu wujud yang tak terbandingkan oleh perasaan, pikiran , mata hati, dan seterusnya. Allah kita adalah Allahnya Musa, ... Allahnya Ibrahim, ... dan Allahnya Muhammad … yaitu yang Maha tak terjangkau oleh apapun…

Kini saatnya kita bertakbir tertuju kepada dzat …bukan kepada sifat … (fa' bud nii) sembahlah AKU …, sehingga fanalah "diri" dan semesta.

Tafakkur dan Meditasi Transendental

Setelah kita mengetahui dan mengenal Allah secara ilmu, maka semakin mudahlah kita untuk memulai berkomunikasi dan berjalan menuju kepada-Nya. Kita telah meyakini bahwa kita akan kembali kepada-Nya sekarang ... bukan besok !

Firman Allah :

"Hai manusia, sesungguhnya engkau berusaha sungguh-sungguh menuju kepada Tuhanmu, maka engkau akan menemuinya". (QS 84:6)

"ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keragu-raguan tentang pertemuan dengan tuhan mereka. Ingatlah bahwa Allah maha meliputi segala sesuatu". (QS 41:54).

Didalam ayat lain dikatakan, bahwa shalat itu adalah pekerjaan yang amat sulit, kecuali bagi orang yang khusyu'. Siapakah orang yang khusyu' itu, ialah orang yang mempunyai sangkaan bahwa ia akan bertemu dengan Allah dan mereka adalah orang yang kembali kepada Allah. Rajiun artinya; orang yang kembali (kedudukannya sebagai fa'il), bukan yang akan kembali.

Kekhusyu'an shalat dan ibadah-ibadah yang lainnya tidak akan bisa dicapai, kalau kita tidak mengerti ilmu tauhid, yaitu mengerti akan Allah secara hakiki. Dasar tauhid inilah yang menjadi bekal kita untuk menuju tawajjuh kepada Allah, dan merupakan jalan yang membedakan dari peribadatan-peribadatan agama lain selain Islam.

Pada tatanan fenomena fisik dan psikis, mungkin kita akan mengalami kesamaan dengan perjalanan meditator … penyembuh, pastor, atau pendeta … biksu yang tekun beribadah … atau kadang juga sama dengan penggali spiritual yang tidak menggunakan pengertian ke-Tuhanan sama sekali …

Pengalaman-pengalaman ini bukanlah penentu sebuah kebenaran spiritual tertentu. Akan tetapi hal ini, seperti keadaan ilmu-ilmu yang lainnya yang bersifat universal, seperti perasaan rindu …cinta … sedih … bahagia dan ketenangan. Keadaan ini bisa disebut sebagian dari pengalaman perasaan rohani. Yang tidak bisa kita klaim sebagai milik orang Islam saja..atau orang kristen ... dan yang lain.

Banyak pendeta yang berdoa di gereja memohon kesembuhan bagi si penderita sakit parah ... ia bisa sembuh …pendeta Budha pun demikian ... dan tidak sedikit pula dari kalangan Islam yang bukan kyai bisa berdoa untuk yang sakit, ... iapun bisa sembuh.

Dari sudut pandang psikolgi modern, tafakkur termasuk bagian dari psikologi berfikir. Lapangan sentral kajian psikologi tradisional pada masa-masa sebelum aliran behaviorisme mendominasi psikologi. Pada masa-masa awal, psikologi banyak terfokuskan pada studi sekitar pikiran, kandungan perasaan, dan bangunan akal manusia. Pembahasan masalah belajar hanya dikaji melalui tema-tema tersebut, kemudian muncul aliran behaviorisme dengan konsep-konsepnya yang terkenal. Aliran ini, akhirnya mengubah secara besar-besaran pandangan-pandangan sebelumnya, kemudian menempatkan kajian mengenai proses belajar manusia, melalui rangsangan dan respon yang timbul, menjadi tema utama psikologi. Perasaan, kandungan akal, dan pikiran dianggap sebagai masalah yang tidak dapat dijangkau dan dipelajari secara langsung, sebagaimana juga metode yang dipakai untuk mempelajarinya, seperti metode intropeksi, dikritik karena tidak dapat dibuktikan secara empiris. Para penganut faham behaviorisme menginginkan psikologi sebagai ilmu empiris berdasarkan fenomena-fenomena lahiriah yang dapat dikaji dilaboratorium. Menurut mereka, segala kegiatan kognitif dan perasaan yang ada dan terjadi dalam benda-benda hidup merupakan akibat dari interaksinya dengan pengaruh-pengaruh tertentu.

Kegiatan-kegiatan "pikiran dalam" itu, mereka anggap sebagai suatu peti terkunci yang bagian dalamnya tidak mungkin diketahui dengan jelas. Karena itu, tidak perlu menghabiskan waktu untuk mempelajarinya. Adapun berbagai respon dan tanggapan yang timbul akibat kegiatan dalam yang dapat diukur dan diamati, merupakan pusat perhatian kajian ilmiah empiris mereka.

Hal yang lebih pelik dan kompleks bagi kita, orang Islam, adalah bahwa salah satu unsur pembentukan perilaku manusia terpenting telah ditinggalkan oleh psikologi barat modern, meskipun banyak penemuan modern telah membuktikan pentingnya unsur tersebut, yaitu unsur spiritual. Psikologi modern hanya berpegang pada unsur psikologis, biologis sosial dan kultural sebagai unsur-unsur pembentukan perilaku manusia, dengan alasan, mudah didefinisikan jika dibandingkan dengan sisi spiritual. Selain itu, ia juga menolak segi spiritual karena dianggap tumbuh dari pandangan agama.

Sebagian kalangan Islam juga menolak pentingnya tafakkur, yang merupakan unsur penting dari suatu agama disamping tatanan hukum syariat. Mereka menganggap perbuatan itu adalah bid'ah.

Awal dari segala perbuatan adalah kegiatan berfikir dan kognitif dialam sadar. Berdasarkan hal itu, orang selalu berfikir panjang dan mendalam atau bertafakur sehingga dengan mudah melaksanakan segala ibadah dan ketaatan lainnya. Dalam hal ini Al Ghazaly dalam Ihya'nya mengatakan: "Jika ilmu sudah sampai dihati, keadaan hati akan berubah, jika hati sudah berubah, perilaku anggota badan akan
berubah. Perbuatan mengikuti keadaan (hal), keadaan mengikuti ilmu, dan ilmu mengikuti pikiran, oleh karena itu pikiran adalah awal dan kunci segala kebaikan, dan yang menyingkapkan keutamaan tafakkur. Pikiran lebih baik daripada dzikir, karena pikiran adalah dzikir plus". (Abu Hamid Al Ghazaly, Ihya' ulumuddin jilid IV hal. 389)

Sebagaimana kegiatan berfikir adalah kunci kebaikan dan amal shaleh, ia juga merupakan segala perbuatan lahir dan batin. Oleh karena itu, hati yang selalu merenung atau bertafakkur tentang ketinggian dan keagungan Allah Swt, serta memikirkan kehidupan akhirat, akan dapat membongkar dengan mudah niat-niat jahat yang terlintas dalam benaknya. Karena, ia memiliki kepekaan dan ketajaman sebagai hasil dzikir dan tafakkurnya yang berkesinambungan itu. Setiap kali terlintas suatu niat jahat atau buruk kedalam hati, maka pikiran, perasaan dan pandangan baiknya dapat segera mengetahui dan menguasainya, lalu menghancurkan keberadaannya. Seperti anggota badan yang sehat dapat menolak dan menghancurkan penyakit yang mencoba menghinggapinya.

Seorang yang alim yang menyambung malam dan siang dengan tafakkur tentang keagungan Allah, tentang kehidupan dunia dan akhirat adalah seorang yang terjaga. Manakala terlintas sedikit saja niat jelek yang mencoba menghampirinya, api kebaikan akan menghantamnya atau membakarnya, seperti lemparan api yang menjaga langit dari intaian syetan yang hendak mencuri pendengaran; "sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka ditimpa was-was dari syetan, mereka mengingat Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya" (QS 7:201)

Jadi, tafakkur memanfaaatkan segala fasilitas pengetahuan yang digunakan manusia dalam proses berfikir. Tafakkur adalah menerawang jauh dan menerobos alam dunia kedalam alam akhirat, dari alam ciptaan menuju kepada pencipta. Loncatan inilah yang disebut al ibrah, melihat jauh sarat pengetahuan.

Berfikir kadang hanya terbatas, pada upaya memecahkan masalah-masalah kehidupan dunia, yang mungkin terlepas dari emosi kejiwaan, sedang tafakkur dapat menerobos sempitnya dunia ini menuju alam akhirat yang luas, keluar dari belenggu materi menuju alam spiritual yang tiada batas. Mungkin hal ini yang dimaksudkan oleh psikolog sebagai kecerdasan jiwa yang hebat.

Tafakkur dapat menggerakkan semua kegiatan kognitif serta pikiran dalam dan luar seorang mukmin. Dr. Malik Badri, ahli psikoterapi dari Sudan berpendapat, perwujudan tafakkur memiliki dan melalui tiga fase dan berakhir pada fase keempat, yang disebut istilah "syuhud". Diawali dengan pengetahuan yang didapat dari persepsi empiris yang langsung. Melalui alat pendengaran, alat raba, atau alat indra lainnya. Atau dengan tidak langsung, seperti pada fenomena imajinasi, atau kadang pengetahuan rasional yang abstrak. Sebagian besar pengetahuan ini tidak ada hubungannya dengan emosi atau sentimen.

Kalau seseorang memperdalam cara melihat dan mengamati sisi keindahan, kekuatan, keistimewaan lainnya yang dimiliki sesuatu, berarti ia telah berpindah dari pengetahuan dingin menuju rasa kekaguman akan keagungan ciptaan, susunannya rapi, pemandangannya yang indah. Fase ini adalah fase kedua, fase tempat bergejolaknya perasaan. Kalau dengan perasaan ini ia berpindah menuju sang pencipta dengan penuh kekhusyu'an sehingga dapat merasakan kehadiran Allah dan sifat-sifat-Nya yang tinggi, berarti ia sudah berada pada fase ketiga. Sekadar dapat memandang dan menyaksikan ciptaan-Nya tidak lebih dari fase awal yang primitif, pada fase ini antara pandangan seorang mukmin dan orang kafir tidak ada bedanya. Fase kedua, yaitu fase tadhawwuk, pengungkapan rasa kekaguman terhadap ciptaan atau susunan alam yang indah, fase ini dapat dirasakan, baik oleh orang mukmin maupun oleh orang kafir, tanpa mellihat sisi keimanan atau sisi kekufuran. Akan tetapi, pada fase pengetahuan ketiga yang menghubungkan antara perasaan akan keindahan ciptaan dan kerapian tatanan alam dengan penciptanya yang maha agung dan maha tinggi, merupakan nikmat besar yang hanya dapat dirasakan oleh orang mukmin.

Fase-fase tersebut merupakan perjalanan yang akan dialami oleh setiap orang yang melakukan tafakkur. Pada fase-fase ini adakalanya orang hanya sampai kepada keadaan primitif yaitu fenomena alam, baik yang kasat mata maupun yang abstrak (ghaib), yang oleh orang tertentu dimanfaatkan untuk melihat (kasyaf), yang lebih halus, pengobatan, dan kekuatan yang luar biasa.

Sarana - sarana Tafakkur

Di dalam fenomena meditasi transendental pemusatan fikiran dengan mengulang-ulang suatu gambaran pikiran tertentu atau makna suatu keyakinan (dzikir, mantra) memiliki nilai besar bagi orang yang melakukannya. Hal ini akan menghantarkannya pada angan-angan atau gambaran yang sangat dalam dan pada konsep-konsep baru tentang sesuatu obyek pikir atau meditasi, lalu naik pada tingkatan bayangan dan gambaran yang paling sulit didapat dalam kehidupan rutin yang terbatas. Oleh karena itu pengalaman ini disebut meditasi transendental.

Pada mulanya tafakkur, meditasi transendental berlaku universal, pengalaman-pengalaman serta pengaruh yang dirasakan sama, apakah itu metode yang yang digagas oleh Hindu, Budha, Kristen dan Islam. Diantaranya yang dilakukan dalam meditasi ialah, pengosongan pikiran dan melupakan segala keruwetan dalam benak yang dapat mengganggu proses meditasi dan konsentrasi pada obyek meditasi. Ia harus kembali mengonsentrasikan pikiran pada "apa" yang ia pilih sebagai obyek pikiran dan meditasinya. Ia harus mengambil posisi duduk pasif yang rileks. Latihan ini harus selalu diulang-ulang, sehingga hari demi hari meditasi dan berfikirnya menjadi lebih dalam, badan terasa lebih ringan, fikiran menjadi bersih, jiwa menjadi sangat luas tak terbatas. Bersamaan dengan itu, hilang pula segala perasaan gelisah ,sedih, galau, dan segala gangguan jasmani yang dirasakan sebelumnya.

Seorang mukmin akan mudah menemukan cara meditasi semacam ini, karena metode ini memiliki kesamaan yang jelas dengan proses tafakkur tentang penciptaan langit dan bumi yang disertai dzikir dan bertasbih kepada obyek yang maha tak terjangkau yaitu Allah, baik berdiri, duduk rileks, berbaring. Kesamaannya terletak pada upaya pengkonsentrasian pikiran pada obyek tertentu, ada yang menggunakan patung, irama musik, roh suci, mantra-mantra suci, dan membayangkan wujud syekh atau guru pembimbing spiritual. tujuannya adalah upaya melepaskan atau menjauhkan dari pengaruh yang mengganggu konsentrasi, keruwetan angan-angan fikiran, perasaan, ataupun kebisingan dan keramaian.

Keduanya juga sejalan dalam hal latihan,proses melihat dan mengulang kata-kata (dzikir), atau makna obyek meditasi. Oleh karena, itu seseorang yang bertafakkur bertasbih, dan bermeditasi dapat menangkap makna dan pengetahuan baru yang sebelumnya tidak terlintas dalam hati. Keduanya mengunakan kedalaman tafakkur untuk membersihkan pengetahuan lahiriah dari belenggu penjara rutinitas kehidupan material menuju kebebasan menatap lepas keatas, menuju pengetahuan yang luas tak terbatas.

Kita akan berada di luar badan kecil ini, menjadi jiwa yang tidak terikat, mempunyai keluasan wujud dan kemampuan "melihat tanpa bola mata", "mendengar tanpa daun telinga" dan merasakan keuniversalan jiwa yang tak terbatas oleh waktu dan ruang. "Inilah jiwa" yang memiliki "watak" yang sama dengan jiwa-jiwa lainnya; dimana hal yang membedakan adalah "kemana akhir kembalinya jiwa".

Ada beberapa jalan yang digunakan orang untuk melakukan meditasi yaitu menatap dengan pikiran kepada suatu obyek yang diyakininya. Serta sensasi yang mempengaruhi terhadap perilakunya. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Eckankar, didapatkan suatu sensasi yang terjadi pada pelaku meditator, dari seluruh aliran spiritual yang ada di dunia. Eckankar menamainya kalam semesta Ilahi. Ada jenis tahapan, serta kata-kata yang dijadikan sarana untuk tafakkur, jenis pengelompokan, suasana yang dirasakan didalam spiritual, serta penjelasan dan manfaatnya. ()

Eckankar membawa kesadaran kita menuju alam spiritual dan batasan-batasan yang dicapai oleh para meditator. Betapa ia sangat teliti dan hati-hati dalam mengungkapkan "keadaan" atau suasana yang dialami oleh spiritualis, pengelompokan dan tahapan-tahapan agar menjadi "catatan" bagi para pemula didalam menjalani "laku spiritual", terutama obyek apa yang digunakan dalam menghantarkan jiwa kembali kepada eksistensi diri sejati.

Islam menempatkan "Allah" sebagai obyek yang tak terbandingkan merupakan sarana membebaskan jiwa dari ikatan dan pengaruh alam yang dilaluinya, sehingga jiwa yang terlepas dari alam, mustahil syetan dan jin mampu menembus alam jiwa yang bebas (ikhlas). Firman Allah :

"Iblis menjawab: demi kekuasaan Engkau ,aku akan menyesatkan mereka semua. Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis diantara mereka" (QS 38:82-83)

Pada alam inilah "jiwa " mencapai puncak kesempurnaan spiritual tertinggi, dan Allah-pun memanggilnya kembali kesisi-Nya.

"Wahai jiwa yang tenang (yang tidak terikat oleh syahwatnya)…" "Kembalilah kamu kepada Tuhanmu dengan rela dan meridhai" "Dan masuklah kamu kedalam syurga-Ku" (QS 89:27-30)

Pada tahapan ini Eckankar tidak mengungkapkan lebih lanjut keberadaan jiwa sejati, ia hanya mengatakan "di atas the sugmad adalah masih banyak tahapan yang belum terwujud".

Pada tahapan kesepuluh "Anami lok", dan kata-kata yang digunakan sebagai objek spiritual adalah "HU" (Hua), (dari konsep laa ilaha illa hua ... tiada Tuhan kecuali Dia) dia yang tak terbandingkan oleh sesuatu. Suatu konsep qur'ani yang membedakan dari jalan spiritual manapun dan akan terhindar dari jebakan kebisingan intuisi alam materi, yang banyak dipenuhi 'anak-anak syetan' yang menempati setiap ruang angkasa spiritual.

Dilanjutkan kepada tahapan sebelas "alam sugmad" dan tahapan duabelas "sugmad" yaitu tidak ada lagi kata-kata yang digunakan (sir) yaitu keadaan samudra cinta dan kalam Ilahi yang mengalir kepada jiwa muthmainnah (jiwa yang telah terbebas dari ikatan segala macam alam).

Kemenangan perjuangan Rasulullah menghadapi tantangan dan gangguan syetan saat beliau pergi mi'raj dengan kekuatan jiwa muthmainnah sabda Nabi:

"Orang yang gagah berani bukanlah orang yang dapat menyerbu musuhnya dengan tangkas dalam pertempuran, akan tetapi orang yang gagah berani itu sebenarnya yang kuasa dan mampu menahan hawa nafsunya" (al hadist)

"Kalaulah syetan-syetan itu tidak berkerumun di hati Bani Adam, niscaya mereka dapat memandang ke alam ghaib (abstrak)" (Hr Ahmad dari abu Hurairah)

Pada tahapan tertinggi (Al A'raaf), kita akan mampu melihat fenomena-fenomena alam di bawah, seperti intuisi yang ditimbulkan oleh halusinasi, fikiran, perasaan, dan getaran gelombang-gelombang pendek, yang dihembuskan syetan dan jin. Sebab jiwa telah melampaui tahapan-tahapan dari ikatan seluruh alam semesta menjulang menuju yang bukan alam, yaitu Dzat yang maha mutlak.

Firman Allah :

"Sesungguhnya orang-orang yag bertaqwa apabila mereka ditimpa was-was dari syetan, mereka mengingat Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya" (QS 7:201)

"Syetan-syetan itu tidak dapat mendengarkan (pembicaraan) para malaikat (alam yang tinggi) dan mereka dilemparkan dari segala penjuru" (QS 37:8)

"Sesungguhnya syetan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Allah. Sesungguhnya kekuasaannya (syetan) hanyalah atas yang mengambilnya pemimpin dan atas orang yang mempersekutukannya dengan Allah" (QS 16:99-100)

Pada ayat-ayat ini dijelaskan bahwa apabila obyek meditasinya bukan tertuju kepada yang tak terhingga, yaitu zat yang tidak sama dengan makhluq-Nya, maka selain itu adalah wilayah syetan dan anak cucunya yang siap menerkam jiwa-jiwa yang tersesat. Maka jangan heran banyak ahli dzikir yang menyimpang seakan ia mendapatkan ilham dari Allah dan kemudian mengaku sebagai nabi, sebagai imam mahdi dan wali Allah. Dan dengan seenaknya ia meninggalkan perintah-perintah Allah, tidak shalat, tidak zakat, dan berperilaku kharikul 'adah (keluar dari ketentuan syariat Allah).

Untuk diketahui bahwa orang yang sampai kepada Allah adalah orang yang mampu menangkap ilham-ilham Allah dan itu tidak akan bertentangan dengan perintah yang tertulis dalam Al Qur'an dan Al sunnah.

Kesombongan dan keangkuhan merupakan bukti keadaan jiwa masih terikat oleh pengaruh alam ciptaan. Untuk itu islam menolak didalam ibadahnya menggunakan sarana yang bukan Allah, seperti pembayangan guru, wasilah rasul, dan mantra-mantra, untuk menghantarkan jiwanya menuju Allah. Hal ini mustahil akan sampai kepada Allah yang maha mutlak, sebab bayangan sesuatu hanya akan menyampaikan jiwa menuju alam yang paling rendah yaitu alam-alam halusinasi, kekuatan alam, kekuatan jin dan syetan. Walaupun ia menggunakan sarana kalimat thayyibah (misalnya "Allah, laa ilaha illah, subhanallah"), kalimat-kalimat ini bukan sekedar kata-kata yang tidak mempunyai makna, seperti para meditator ketika memulainya meditasi menggunakan sarana bayangan roh suci, patung dan mantra-mantra suci, maka hasilnya akan menjadi sama saja dengan mereka. Hanya sampai kepada pemuasan rasa tenang dan bahagia semata dan memanfaaatkan fenomena-fenomena kekuatan ghaib untuk atraksi kekuasaan dan ke"aku"an manusia. Alam ini masih termasuk dunia syahwat.

Selama ilmu kita mengenai Tuhan terbatas kepada apa yang dibayangkan oleh pikiran dan perasaan sebagai obyek meditasi, selama itu pula kita berkutat dalam dunia spiritual yang menyimpang dari ketentuan Islam.

Didalam akhir bab ini mari kita perhatikan firman-firman Allah tentang perdebatan kecil antara Allah dan syetan:

Allah berfirman : Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku- ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu merasa termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi ?

Iblis berkata : Aku lebih baik dari padanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.

Allah berfirman: maka keluarlah kamu dari syurga, sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk. Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atas kamu sampai hari pembalasan.

Iblis berkata: Ya Tuhanku … beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan.

Allah berfirman: sesungguhnya kamu termasuk orang yang diberi tangguh. Sampai hari yang telah ditentukan waktunya (hari qiyamat)

Iblis menjawab: Demi kekuasaan Engkau..aku akan menyesatkan mereka semua. Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis diantara mereka…. (QS 38:75-83)

Demikian penjelasan keadaan atau suasana meditasi, serta tanjakan-tanjakan yang banyak dilalui orang didalam bermeditasi atau tafakkur yang bersifat universal. Hal yang membedakan adalah, akhir dari perjalanan jiwa tersebut yaitu kembali pasrah kepada Allah yang maha mutlak (ber-Islam = berserah diri secara total)..Inna lIlahi wa inna ilaihi raji'un…..(tidak berhenti pada tahapan-tahapan alam)

Pada bab berikutnya saya akan mengajak anda membuka cakrawala meditasi dengan melatih mental spiritual. Salah satunya adalah shalat, yang merupakan sarana mi'rajnya orang mukmin. Dengan shalat inilah kita menyadari bahwa kita bertemu dengan Tuhan yang maha Agung.

Setelah memahami seluruh rangkaian pengetahuan yang saya tulis didalam setiap artikel, mudah-mudahan kita mendapatkan hidayah dari Allah Swt \

Oleh Abu Sangkan
http://www.dzikrullah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=28&Itemid=50


******************


Membuka hijab mata bathin

“BISMILLAHI ROKHMATAL GHOIBA WASSAMAWATI WAL ARDHY, ALLOHUMMA JUZ ‘ALAIKAL BASHOR”

baca pagi hari dan sore hari.
Tahan nafas bacanya 11x.
Rapatkan kuku jempol kanan kiri kemudian jilat 3x dan tiup 3x terus usapkan dikedua mata 3x.
istiqomahkan, ikhlaskan, sabar dalam riyadhohnya, niscaya kepekaan mata batin akan terbuka laksana melihat ikan dalam kolam yang jernih airnya.