Istilah lapang dada, secara simbolik digunakan Allah SWT untuk menunjuk orang-orang yang kepadanya Ia berkenan memberi petunjuk atau hidayah, terutama hidayah iman dan Islam. Karena itu, seperti dituturkan Muhammad Ghazali dalam bukunya Khuluq al-Muslim, tak ada nikmat dan anugerah yang amat besar selain nikmat bersih hati dan lapang dada.
Allah berfirman, ''Siapa-siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, maka Dia melapangkan dadanya. Dan siapa-siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, maka Allah menjadikan dadanya sesak dan sempit'' (Q. S. 6: 125).
Nabi Muhammad sendiri, disebut Allah SWT sebagai orang yang telah dilapangkan dadanya (Q. S. 94: 1). Menurut Muhammad Ali al-Shabuni dalam buku tafsirnya Shafwat al-Tafasir, yang dimaksud dengan dilapangkan dadanya ialah bahwa hati Nabi SAW telah dipenuhi dengan iman, diterangi dengan cahaya kebajikan dan kebenaran, serta disucikan dari berbagai kotoran dan dosa-dosa. Di dalam dada yang lapang dan hati yang bersih itulah bersemayam iman dan takwa. ''Tempat takwa itu di sini!'' sabda Nabi Muhammad SAW, sambil menunjuk ke dadanya.
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Abdullah bin 'Amr dibikin penasaran oleh ''keistimewaan'' salah seorang Anshar. Pasalnya, setiap kali melihat orang itu, Nabi SAW selalu berkata, ''Ini dia calon penghuni surga!'' Setelah diteliti dan diselidiki, Abdullah menjadi tahu keistimewaan orang itu. Dia adalah orang yang bersih hati dan lapang dada. (H.R. Ahmad).
Orang yang bersih hati dan lapang dada, seperti dikemukakan di atas, tak lain adalah orang-orang yang mampu menekan secara maksimal kecenderungan-kecenderungan buruk yang ada dalam dirinya, seperti rasa benci, dengki, iri hati, dan dendam kusumat. Sebaliknya, ia juga mampu dan berhasil mengembangkan potensi-potensi baik yang ada dalam dirinya menjadi kualitas-kualitas moral (akhlaq al-karimah) yang nyata dan aktual dalam kehidupannya.
Hanya orang yang lapang dada dan bersih hati seperti itu mampu dan sanggup mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri, seperti dianjurkan oleh Nabi SAW. Juga hanya orang seperti itu yang dapat merasa senang dan gembira apabila melihat saudaranya mendapat kebaikan dan anugerah dari Allah SWT.
Orang yang demikian itu pula yang kelak akan mendapat perlindungan dari Allah SWT. Firman-Nya, ''(Ingatlah) pada hari di mana harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih dan lapang.'' (Q.S. 26:89). Semoga kita menjadi orang yang selalu berlapang dada
http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/09/04/15/44087-lapang-dada
*******************
Catatan :
Orang yang berlapang dada, kemana pun pergi, dapat menikmati kebebasan dan sukacita sebab langit dan bumi akan menunjukkan ruang yang luas dan lapang baginya.
Orang picik dan berjiwa sempit, kemana pun pergi hanya menemukan duri dan semak belukar. Dunia yang luas menjadi kecil bagai lubang got yang gelap, sempit dan buntu.
Ketika Anda bersikap lapang dada pada orang lain, sesungguhnya Anda sedang memberi ruang yang lapang dan dan keleluasaan bagi jiwa Anda sendiri. Itu sebabnya orang yang berlapang dada bebas bahagia dimana pun ia berada.
Ketika Anda bersikap picik dan perhitungan, sesungguhnya Anda sedang membelenggu dan
menyempitkan hati Anda sendiri. Itu sebabnya orang picik merasa sumpek dan mumet kemana pun ia pergi.
Hanya dengan berlapang dada Anda dapat hidup damai dengan diri Anda sendiri, harmonis dengan orang di sekeliling Anda, bahagia dengan nasib Anda dan bersuka cita dengan hidup Anda sendiri!
http://hilmanmuchsin.blogspot.com/2011/11/lapang-dada.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar