Selasa, 09 Juni 2009

Pengobatan Hepatitis C



Hepatitis C dikenal sebagai wabah terselubung, yaitu penyakit dengan gejala yang tidak kentara, jika tidak diobati akan berakibat fatal karena bisa mengakibatkan sirosis, kanker hati dan berakhir dengan kematian. Hepatitis C belum ada vaksinnya tetapi penyakit ini bisa diobati. Memilih pengobatan yang tepat untuk menangani virus hepatitis C adalah salah satu keputusan penting yang harus Anda ambil. Pengobatan dapat membantu penderita hepatitis C untuk mengurangi kadar virus di dalam darah mereka, sampai akhirnya virus ini tidak dapat terdeteksi lagi. Terobosan terbaru dalam penatalaksanaan hepatitis C saat ini telah meningkatkan kesempatan pasien untuk sembuh.

Bahkan saat ini kita sudah dapat memprediksi pencapaian kesembuhan pasien dengan memeriksa HCV RNA dalam satu bulan terapi (rapid virological response) dan tiga bulan terapi (early virological response). Tujuan akhir dari terapi hepatitis C adalah tercapainya respon virologi menetap (sustained virological response) yaitu tidak terdeteksinya virus enam bulan setelah terapi selesai.Penggabungan terapi dengan menggunakan pegylated interferon alfa-2a (40KD) dan ribavirin dapat membuat virus tidak terdeteksi lagi (sustained virological response), 5 dari 10 orang dengan genotipe 1, dan 8 dari 10 orang dengan genotipe 2 dan 3.

a. Pengobatan Hepatitis C.

Hepatitis C biasanya diobati dengan interferon tunggal atau kombinasi interferon dengan ribavirin. Interferon merupakan protein yang tak asing bagi tubuh manusia. Bahkan, secara terus-menerus tubuh manusia memproduksi interferon dan produksi interferon ini akan semakin banyak pada saat tubuh berusaha berjuang melawan virus.

Meskipun interferon suntik sedikit berbeda dengan yang dihasilkan tubuh, interferon ini dapat membantu menumpas virus dengan dua cara:
• Pertama sebagai imunomodulator membantu sistem imun dalam menghentikan perkembangbiakan virus.
• Kedua sebagai antiviral – menginduksi jalur degradasi RNA melalui induksi enzim 2’-5’-OAS sehingga mencegah replikasi virus.
Interferon yang digunakan untuk pengobatan hepatitis C meliputi interferon alfa dan pegylated interferon alfa. Jangan berusaha mengobati sendiri. Sangat penting bagi Anda untuk mengikuti petunjuk dari dokter.

Pegylated interferon alfa -2a merupakan obat terbaru yang ada saat ini dan paling efektif untuk melawan virus Hepatitis C.
Terapi dengan jamu belum terbukti secara klinis efektif melawan virus Hepatitis C. Hati-hati karena jamu belum tentu aman dan mungkin memperberat fungsi hati.

Ribavirin merupakan obat yang sering dikombinasikan dengan suntikan interferon alfa untuk membantu menghentikan perkembangbiakan virus hepatitis C dan meningkatkan kerja interferon alfa. Ribavirin tidak bisa digunakan secara tersendiri untuk hepatitis C.

Bahkan, di dalam penelitian klinis, kombinasi terapi pegylated interferon alfa -2a dengan ribavirin menghasilkan lebih banyak pasien yang mencapai respon virologi menetap bila dibandingkan dengan terapi tunggal menggunakan pegylated interferon alfa-2a saja.

Bila interferon alfa yang lama (konvensional) biasanya disuntikkan 3 kali seminggu, maka pegylated interferon alfa-2a hanya disuntikkan satu kali seminggu. Sementara ribavirin merupakan obat oral yang mewajibkan Anda meminumnya beberapa tablet/kapsul setiap hari.


© 2009 PT. Roche Indonesia - Legal Statement - Privacy Policy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar