Rabu, 18 November 2009

Masjid sebagai Sentral Kebangkitan Umat Islam


Simbol kebangkitan Islam

Ada seorang insiyur Arsitek yang senior dan sering mendapat proyek raksasa antara lain adalah jembatan Selat Sunda yang menghubungkan pulau Sumatera dengan pulau Jawa. Ternyata beliau adalah bukan seorang arsitek biasa tetapi beliau telah mengkaji Al qur’an yang begitu lama waktunya.

Dalam perjalanan untuk mengkaji Al qur’an beliau temukan ayat-ayat yang meyakinkan pribadi beliau bahwa era 700 tahun ke depan adalah era kebangkitan Islam. Dan yang lebih mengkejutkan beliau meyakini bahwa kebangkitan Islam dan umat Islam sedunia 700 tahun ke depan akan dimulai take of nya dari Negara Indonesia, ternyata salah satu ayat yang beliau maksud sebagai ayat kebangkitan Islam dan umat Islam di Indonesia adalah ayat pertama dari surat Isra.

Kemudian kita bertanya kenapa kebangkitan Islam itu dari Indonesia, kemudian arsitek itu menjawab karena bangsa Indonesia itu negara yang paling banyak mempunyai jumlah masjid dibandingkan dengan seluruh negara di muka bumi ini. Katakanlah saja bahwa di Mataram dan pulau Lombok saja terkenal dengan negeri 1000 masjid, kadang-kadang dalam satu RT terdapat sebanyak dua masjid di pinggiran Mataram ada dua masjid yang terpaksa harus bergantian untuk melaksanakan sholat di masjid itu karena saking banyaknya jamaah. Semua masjid di bangun secara permanen dengan menara yang menjulang tinggi dan kubah yang sangat spesifik.

Beliau meyakini bahwa surat Al Isra merupakan sinyal akan kebangkitan Islam yang kedua setelah kebangkitan Islam yang pertama yang dikomandani atau dipanglimai oleh Muhammad SAW. Maha Suci Allah serta yang telah menjalankan hamba-Nya dari masjid yang suci itu ke masjid yang jauh Allah berikan keberkahan di sekitarnya dan Allah tampakkan tanda-tanda kebesarannya dan Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat.

Rasulullah SAW berangkat membangun membina dan membentuk umat dari nol dari tidak ada Islam sampai ada Islam dan sampai adanya Al qur’an dan berhijrah ke Madinah sampai berakhir berhasil membangun dan membentuk satu warga Islami kemudian menjadi masyarakat Islami, Karena setelah hijrah bangsa-bangsa sekitarnya mengakui bahwa Kota Madinah al munawaroh adalah suatu bangsa dan satu kawasan baru dan-satu negara baru yang kepala negaranya adalah Muhammad SAW yang undang-undangnya adalah Al qur’an dan As Sunnah dengan wilayah Madinah dan sekitarnya yang rakyatnya kaum Muhajirin dan kaum Ansor dan orang-orang yang non muslim mau mengakui kedaulatan pemerintahan dengan sistim syariah.

Pembentukan Aqidah Islamiyah


Muhammad SAW wafat tidak perlu berumur 70 tahun atau 80 tahun, dia wafat dalam usia produktif yaitu 63 tahun beliau berdakwah hanya 23 tahun lamanya dengan dibagi selama dua periode, yaitu periode sebelum hijrah dan setelah hijrah. 13 tahun lamanya sebelum hijrah dia tanamkan Aqidah Islamiyah. Muhammad SAW membangun selama 10 tahun periode Madinah dan paska periode Madinah dan kemudian beliau berhasil menyampaikan semua ayat suci al qur’an menerapkan dan mengimplementasikan semua ayat suci Al Qur’an.

Beliau tidak perlu mengadopsi falsafah Yunani yang sudah ada ribuan tahun sebelum turunnya Islam, beliau tidak perlu mengadopsi falsafah Cina kuno dan Mesir kuno beliau hanya berpedoman dan berbekal wahyu Allah dan berpegang kepada kitab suci Al qur’an sebagai pembaharu, pelengkap dan penyempurna kitab suci Allah yang lainnya.

Beliau mengajarkan semata-mata adalah Al Islam bukan kapitalis, tidak liberalisme, tidak sosialisme, bukan Nasionalisme, apalagi komunisme dan atheisme. Muhammad SAW mengajarkan kepada umat manusia adalah ajaran yang datangnya dari Allah bukan cipta-an manusia, ajaran yang dibawa adalah wahyu dan wahyu itu sendiri merupakan bagian rukun iman yang wajib diyakini umatnya dengan ideologi wahyu inilah diyakini bahwa tidak ada ideologi lain yang benar kecuali Al Islam, “Sesungguhnya agama yang benar adalah agama Islam“. Siapapun yang mencari melaksanakan ajaran selain Islam, baik dalam urusan duniawi apalagi urusan ukhrowi semua amal ibadahnya dan amal baiknya tidak akan diterima oleh Allah SWT dan dihari akhirat nanti mereka tergolong orang-orang yang merugi.

Itulah ringkasan sekilas tentang keberadaan Islam yang hanya selama 23 tahun disampaikan oleh Muhammad SAW dengan metode “ibda binafsik” dimulai dengan diri sendiri dengan cara uswatun hasanah dengan meneladani kepada yang lain dengan suritauladan yang baik dan tidak sampai 23 tahun muncul dan lahirlah suatu bangsa yang baru di muka bumi ini yaitu bangsa Islam yang mempunyai negara baru dengan setelah berdasarkan Islam yang mengajarkan hukum yang diturunkan oleh Allah SWT.

Rasulullah SAW wafat dan digantikan oleh khulafat urasyidin yaitu Abu Bakar Sidik sebagai khalifah yang pertama atau sebagai pemimpin pemerintahan Islam. Berarti Abu Bakar adalah kepala pemerintahan Islam atau kepala negara Islam baik yang berada di dalam masjid atau di luar masjid.

Estafet pemerintahan


Semua khulafat urasyidin baik itu Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali tidak pernah membuat kantor di luar masjid, tidak pernah membikin istana di luar masjid, tidak pernah membuat ruangan yang mewah di luar masjid itu semuanya dilakukan dengan mencontoh nabi Muhammad SAW.

Rasulullah SAW tidak pernah menyerahkan imam sholat 5 waktu kepada selain pada dirinya kecuali setelah mendapatkan penyakit yang mendekatkan beliau kepada wafat barulah dia serahkan kepada Abu Bakar dan setelah 3 kali diwudhukan kemudian pingsan lalu diwudhukan lagi oleh para sahabat kemudian pingsan lagi akhirnya beliau perintahkan kepada Abu Bakar untuk menjadi imam sholat 5 waktu. Setelah 1 itu para sahabat yang lainnya mengambil isyarat ini adalah bahasa fi sinyal dari Rasulullah SAW, bahwa kepemimpinan akan diserahkan kepada Abu Bakar ra.

Seumur hidup Rasulullah SAW ketika beliau ada di dalam kota Madinah tidak pernah tidak menjadi imam, begitu juga para sahabat khususnya laki-laki sebelum ada masjid yang lain tidak ada yang tidak sholat jamaah 5 waktu, tidak ada sholat wajib dilakukan di rumah dan di tempat lain kecuali di dalam masjid Nabawi kota Madinah sebagai masjid yang kedua kesuciannya setelah masjidil haram.

Rasulullah SAW pernah bersabda ketika akan menjadi imam sholat, beliau mengatakan apabila sholat telah diqomatkan, akan aku perintahkan salah seorang diantara kalian untuk menjadi imam yang ketika kalian shalat aku akan berkeliling kampung, apabila aku temukan dirumah ada orang laki-laki kemudian aku perintahkan kalian untuk mencari kayu bakar setelah itu membakar rumah itu.

Ketika seorang sahabat yang bernama Abdulah bin Ummi maktum seorang tunanetra pada suatu hari beliau meminta izin kepada Rasulullah SAW dari dalam masjid “ya Rasulullah mata aku buta rumah aku jauh tidak ada orang yang menuntun aku untuk sampai di masjid setiap waktu, bolehlah aku tidak sholat berjamaah di masjid selama 5 waktu ?”, kemudian nabi Muhammad SAW mengingat sesuatu seolah-olah masuk diakal untuk diberikan dispensasi untuk tidak sholat berjamaah. Kemudian Rasul katakan “ya! Kamu bisa untuk tidak wajib sholat 5 waktu berjamaah di masjid”, namun ketika Abdulah bin Ummimaktum akan sampai di pintu untuk keluar dari masjid nabi memanggilnya kembali dengan suara yang agak tinggi “wahai Abdulah bin Ummimaktum kamu mendengar adzan ?”, lalu Abdulah dengan jujur mengatakan “Aku mendengar Azdan”. Nabi menjawab bahwa pengertian menjawab adzan dengan perbuatan yaitu mendatangi masjid dan menjalankan sholat dengan berjamaah di masjid tempat sumbernya suara adzan itu.

Pada suatu saat orang-orang munafikin membangun masjid baru untuk memecah umat agar tidak dapat suatu masjid dibawah satu imamah satu jamaah yaitu imamah Rasulullah SAW. Ketika Rasulullah SAW berangkat menuju peperangan, dimana ketua panitia munafikin yang membangun masjid yang niatnya untuk menandingi masjid Rasulullah minta agar Rasulullah kembali dari perang dan singgah ke masjid munafiqun yang baru untuk meresmikannya sebagai masjid yang kedua setelah masjid Nabi. Rasulullah SAW mengiyakan, setelah pulang dari medan perang pentempuran dan akan menuju masjid yang baru itu, kemudian Malaikat Jibril turun dan membisikan kepada Rasulullah “jangan engkau resmikan masjid itu, karena masjid tersebut dibangun oleh orang-orang munafikin“, dan bukan masjid yang dibangun dalam rangka berasaskan taqwa, tetapi karena ingin memecah suara umat Islam maka Rasulullah tidak singgah di masjid itu dan langsung pulang, tetapi belum sempat masuk ke rumah Rasulullah memberikan komando agar para sahabat dan umat untuk mendatangi masjid itu untuk menghancurkan dan membakarnya.

Jadi di zaman Rasulullah ada satu masjid yang diperintahkan untuk dibakar dan dihancurkan karena masjid itu dibangun bukan niat taqwa tetapi kepentingan untuk memecah belah umat Islam. Masjid itu disebut oleh para ulama disebut dengan masjid “Dhirroh” atau masjid yang berbahaya.

Inilah yang dipahami oleh insinyur arsitek senior itu bahwa kebangkitan Islam yang asal mulanya sebagai kebangkitan Islam yang pertama berangkat dari masjid nabi dan nabi tidak pernah meninggalkan masjid itu baik dalam menunaikan ibadah mahdhoh maupun ibadah ghair mahdhoh.

Bahwa surat Al Isra ayat pertama yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW di Israkan dari masjid ke masjid. Maka umat Islam jika ingin bangkit dari tidur untuk 700 tahun ke depan adalah masa kebangkitan Islam yang telah dicanangkan oleh umat Islam se dunia mau tidak mau harus meneladani Rasulullah untuk kembali ke masjid, karena ada hadits lain mengatakan bahwa ada 7 golongan dihari kiamat nanti yang tidak ada perlindungan kecuali perlindungan Allah dan dia akan dilindungi oleh Allah salah satunya adalah laki-laki yang hatinya tertampak kepada masjid-masjid ke manapun dia pergi di dalam hatinya ada masjid. Allah SWT dalam firman-Nya menyatakan bahwa bumi ini seyogyanya dikelola dan diatur oleh hamba-hamba yang beriman. Mudah-mudahan orang-orang yang meramaikan masjid-masjid ini adalah orang-orang yang mendapatkan hidayah dan keberkahan hidupnya, amin.

Sumber : Indah Mulya, Edisi No. 494. Th. VI - 12 Oktober 2008
http://mimbarjumat.com/archives/161

Tidak ada komentar:

Posting Komentar