Selasa, 05 Oktober 2010

Perbedaan DZikir dan Wirid


Banyak yang bingung dalam membedakan antara kata Dzikir dengan Wirid. Bagaimana sih perbedaan antara dzikir dengan wirid? Berikut ini ulasan pengertian dzikir dan wirid serta "perbedaan" antara keduanya.

Dzikir, dalam bahasa arab berarti "mengingat". Dzikir didalam Al-Qur'an diartikan sebagai "mengingat Allah". Bisa dilihat dalam firman-NYA:

33.41. Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya

Didalam Al-Qur'an tidak disebutkan kapan waktu khusus untuk ber-dzikir (mengingat) Allah. Akan tetapi yang sering adalah perintah untuk ber-dzikir (mengingat) Allah, kapanpun, tidak bergantung pada waktu.
Setiap orang yang beriman diwajibkan untuk senantiasa berdzikir, karena jika lalai dalam ber-dzikir, maka ia termasuk dalam orang-orang yang merugi, seperti dalam firman-NYA :

63.9. Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.

Bagaimana dengan Wirid?

Kata wirid sebenarnya adalah berasal dari bahasa Melayu yang berarti di-ulang-ulang.
Awal mula pemakaian kata wirid, adalah pada saat penyebaran agama islam di Nusantara. Wirid digunakan sebagai kata untuk menjelaskan tata cara pembacaan kalimat-kalimat Allah yang dilakukan secara berulang-ulang, diwaktu-waktu tertentu, dengan tujuan tertentu (hajat). Hal ini masih bisa dilihat pada para pelaku tarikat yang membaca kalimat-kalimat Allah tertentu (mis:Laa ilaaha illallaah).

Jadi sebenarnya perbedaan antara kata Dzikir dan Wirid hanya pada waktu dan tujuannya. Dzikir dilakukan kapan saja dan bertujuan murni untuk mengingat Allah. Sedangkan Wirid diartikan sebagai ritual mengucapkan kalimat Allah diwaktu-waktu tertentu dengan tujuan tertentu (mis: hajat).

Lalu bagaimanakah hukumnya dengan wirid, sebagai sebuah amalan ibadah?

Jika disandarkan dengan hadits berikut:

"Rasulullah bersabda : ‘Sesungguhnya aku berkata bahwa kalimat : ‘Subhanallah, wal hamdulillah, wa Laa Ilaaha Illallah, wallahu akbar’ (Maha Suci Allah, dan segala puji bagi Allah, dan tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan Allah Maha Besar) itu lebih kusukai daripada apa yang dibawa oleh matahari terbit." (HR Bukhari dan Muslim)

Maka berarti wirid termasuk ibadah yang diperbolehkan, selama sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah dan selama tidak melanggar perintah Allah (menggunakan Asmaul Husna).

Jadi, mari kita sama-sama tingkatkan amal ibadah kita dengan perbanyak dzikir (wirid) dan supaya kita tidak termasuk dalam golongan manusia yang merugi.

(QS:Al-Munaafiqun:9)
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.

(Az Zumar:23) ...kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah.

(Al Ahzaab:41) Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.


http://www.facebook.com/note.php?note_id=422175732003

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum, mohon penceahan mengenai kalimat yang ini:

    "Maka berarti wirid termasuk ibadah yang diperbolehkan, selama sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah dan selama tidak melanggar perintah Allah (menggunakan Asmaul Husna)."

    BalasHapus