Kamis, 11 Februari 2016

Jika Terorisme Dikaitkan Pesantren, Kenapa Koruptor Tidak Dikaitkan dengan Kampusnya

Pengamat terorisme Mustafa B Nahrawardaya meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tidak gegabah dalam menilai dan menyebut pondok pesantren sebagai tempat radikalisme.

"Karena peristiwa terorisme ini sangat banyak misterinya maka kita harus dahulukantabayun, harus kroscek dahulu, supaya yang terpublikasi itu tidak berdampak negatif, tidak merugikan masyarakat banyak karena umumnya mayoritas rakyat Indonesia yang muslim ini mempercayai pesantren sebagai lembaga yang mendidik orang Islam mulai dari dasar hingga menjadi tokoh-tokoh nasional," ujar Mustofa dalam sebuah dialog di stasiun televisi swasta, Rabu (10/2/2019). 

Menurutnya, BNPT tidak boleh langsung mempercayai seseorang ataupun lembaga yang mengatasnamakan pesantren untuk berbuat teror, karena kalau ini mudah dipercaya, mudah melebel, nanti dampak kerugiannya akan lebih besar.

Ia juga mempertanyakan kenapa dalam kasus terorisme selalu dikaitkan dengan pondok pesantren. "Kenapa pesantrennya? Kenapa tidak sebelum pesantrennya, misal pernah SMA dimana, SMP nya dimana, pernah ikut kajian sama siapa?" tanya Mustofa.

"Seperti koruptor, itu tidak pernah disebut alumni universitasnya, tetapi kalau soal terorisme itu selalu dibawa-bawa pesantrennya. Ini kan lucu.." katanya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar