Kekuatan hati datang kepada seseorang melalui perantaraan amal shalih. Sedangkan lemahnya hati datang kepada seseorang karena perbuatan jahat, perbuatan keji dan maksiat. Oleh karena itu Ahmad bin Hambal pernah mengatakan kepada seorang penakut demikian : "Jika hatimu sehat, pasti engkau tidak akan takut."
Jadi jika hati seseorang sehat, maka ia tidak akan merasa takut kepada seorangpun. Sebab perbuatan jahat itu bagaikan racun. Ia akan melemahkan hati sebagaimana racun melemahkan (merusakkan) perut dan usus. Sedangkan kebaikan itu seperti makanan, ia akan menghidupkan hati dan menyinarinya. Karena itu Rasulullah bersabda:
"Perumpamaan rumah yang selalu di sebut nama Allah disitu dengan rumah yang tidak pernah disebut nama Allah disitu adalah seperti orang hidup dan orang mati." (HR. Bukhari dan Muslim)
Beliau juga bersabda: "Janganlah kamu jadikan rumah-rumahmu seperti kuburan." (HR. Muslim)
Yakni, hidupkanlah rumah itu dengan amalan-amalan sunnah. Dan jangan kalian serupakan ia dengan mayat atau kuburan yang telah rusak dan sunyi. Yang tidak ada di dalamnya amal-amal shalih.
Adapun kekuatan jasmani, maka ia sebagaimana firman Allah SWT melalui lisan Hud as:
"Dan (Hud berkata): Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu tobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS. Hud : 52)
Dalam kitab Al-Fawaid, Ibnul Qayyim menulis sebuah fasal yang amat menarik. Di mana disitu diterangkan bahwa memandang sesuatu yang di haramkan akan melemahkan mata, mencuri dapat melemahkan tangan, berjalan untuk mendatangi hal-hal yang haram akan melemahkan kaki dan memakan barang haram akan melemahkan badan/jasmani. Melemahkan secara inderawi bukan maknawi. Dan sesungguhnya perbuatan baik akan menguatkan anggota badan dengan kekuatan yang bersifat inderawi bukan kekuatan maknawi. Kekuatan jasmani dan kekuatan hati hanyalah datang dari amal perbuatan yang baik dan dari menuntut berbagai jalan yang mendatangkan pahala.
Sedangkan kelemahan jasmani dan kelemahan hati datang dari perbuatan-perbuatan yang menyelisihi kehendak Dzat Yang Maha Mengetahui perkara-perkara yang ghaib. Itu adalah sesuatu yang alami menurut undang-undang Ilahi. Sebab hati telah dibentuk menurut aturan yang tidak bekerja dan tidak menjadi kuat melainkan dengan dzatnya. Ketakwaan hati dengan mendatangkan sifat takwa dan kekuatan hati dengan mendatangkan bekalnya. Tidak mungkin hati akan beroperasi/bekerja melainkan mesti sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah SWT.
(Sumber : buku Tarbiyah Jihadiyah 3 - Asy-syahid DR. Abdullah Azzam)
http://www.tarbiyah.net/artikel-islam/38-Dengan%20Apa%20Allah%20menambah%20Kekuatan%20Seseorang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar