Seperti Tanda-tanda (ciptaan) Allah SWT lainnya, kita jarang mencoba merenungkan betapa pentingnya telinga dan mata kita. Al Mulk 23
Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.
Bagaimanakah cara kedua alat indera ini diciptakan? Apa yang mungkin terjadi bila kita kehilangan karunia ini? Bagaimana kita memanfaatkan telinga dan mata kita? Apakah akan ada pertanggungjawaban bila kita menyalahgunakannya? Banyak pertanyaan sederhana tetapi penting timbul di dalam benak kita.
Pertama-tama, Allah SWT menciptakan manusia dalam tujuh tahap, seperti dijelaskan dalam Al Qur’an berabad-abad yang lalu. Al Mu’minun 12 - 14
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani dalam tempat yang kokoh. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Para ilmuwan moderen baru menemukan tahap-tahap ini di masa sekarang. Pertumbuhan janin manusia ini terjadi di dalam rahim ibu, diselaputi tiga lapisan kegelapan. Az Zumar 6
Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?
Tiga lapisan kegelapan ini adalah perut sang ibu, rahim dan lapisan membran yang menyelaputi pertumbuhan bayi. Siapakah yang menentukan sel kecil mana dalam proses pertumbuhan janin akan berkembang menjadi alat pendengaran? Sel mana yang terpilih akan menjadi alat penglihatan seseorang? Siapa yang mengambil keputusan-keputusan ini dan siapa yang mengatur pertumbuhan sel-sel ini menjadi telinga dan mata? Seberapa patuhkah telinga dan mata ini kepada Penciptanya? Dengan kata lain, mata tidak dapat digunakan untuk mendengar, dan telinga untuk melihat. Tidakkah kita harus menyerah sepenuhnya kepada Pencipta yang telah memberi kita indera-indera ini, dan kebebasan serta petunjuk untuk menggunakannya? Al Insan 2 - 3
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya, karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.
Mereka yang mendengar petunjuk ini dengan tulus akan berdo’a kepada Allah SWT. Ali Imran 193 - 194
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar yang menyeru kepada iman: "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji."
Beberapa orang yang beriman mendengar petunjuk ini dengan sembrono. Tidak ada kesempatan bagi mereka untuk mendapat manfaat dari petunjuk Allah SWT yang tak terhingga. Al Anfal 20 - 21
Hai orang-orang yang beriman, ta'atlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar, dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang berkata "Kami mendengarkan, padahal mereka tidak mendengarkan.
Sesungguhnya ada empat tahapan dari mendengar dan melihat sesuatu hal. Kita harus mengingat bahwa kesan-kesan dari pendengaran dan penglihatan sesuatu hal dikirim ke otak melalui suatu sistim yang sangat peka dan rumit. Bayangkan suatu kelas yang penuh dengan murid-murid. Satu murid mungkin mendengar percakapan gurunya dan juga melihat tulisan di papan tulis dengan mata terbuka lebar. Tetapi pikirannya, ternyata melayang ke arah lain. Dia tidak akan mengerti suatu apapun. Murid kedua mungkin mendengar dan melihat, tetapi tidak bisa mengerti maksud kata-kata sang guru. Murid ke tiga mungkin mendengar, melihat dan mengerti maksud sang guru, tetapi tidak melaksanakan perintahnya. Murid ke empat mungkin mendengar, melihat, mengerti dan melakukan perintah sang guru. Perbedaan tahapan pendengaran dan penglihatan ini membagi murid-murid pada kelas yang sama dalam kategori yang berbeda.
Oleh karena itu Allah SWT berfirman “Janganlah berlaku seperti mereka yang berkata ‘kami mendengar’ padahal mereka tidak mendengar”. Oleh karena itu, supaya kita bisa mendapat manfaat dari petunjuk Allah, kita harus mendengar petunjukNya dengan sangat penuh perhatian serta sepenuh hati. Qaaf 37
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.
Menutup telinga dan mata terhadap petunjuk Allah SWT berarti sama sekali tidak memberi diri kita kesempatan mengambil memanfaat dariNya, akan sangat mengecewakan. Al Baqarah 171
Dan perumpamaan orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka mereka tidak mengerti.
Dan dalam Al A’raf 179 dan 182
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami dan mereka mempunyai mata tidak dipergunakannya untuk melihat, dan mereka mempunyai telinga tidak dipergunakannya untuk mendengar. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangaur-angsur, dengan cara yang tidak mereka ketahui.
Seseorang akan menyimpang dari jalan lurusNya bila dikuasai oleh nafsu yang sia-sia. Dia begitu hanyut dibawa arus nafsunya sehingga matanya dan telinganya tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang palsu. Al Jatsiya 23
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah. Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
Bahkan untuk orang yang beriman, menggunakan telinga dan mata dengan sebaik-baiknya adalah sangat penting. Penyimpangan apapun dari petunjuk Allah SWT akan mendapat hukuman. Al Isra 36
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
Bahkan sebetulnya kedua indera ini adalah bagaikan satuan pengaman yang dikirim Allah SWT, dan mereka akan menjadi saksi ketika hari pengadilan tiba. Fussilat 20 – 23
Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" Kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan". Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka kepada Tuhanmu, Dia telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi.
Oleh sebab itu kita tidak boleh menggunakan telinga dan mata kita untuk hal-hal selain amal/perbuatan yang baik. Kita harus menggunakannya untuk menghormati sang Pencipta yang telah menganugerahkan indera yang tak terhingga ini sebagai KaruniaNya. Hanya sebatas inilah yang bisa kita lakukan sebagai imbalan hadiah gratis ini.
“Lessons for Every Sensible Person”
Author by Imtiaz Ahmad M. Sc., M. Phil. (London)
Translated by Ir. H. Ismail Umar and Hj. Titie Wibipriatno
http://imtiazahmad.com/reminders/in_telinga_dan_matamu.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar