Hilman
adalah nama untuk anak Laki-Laki di mana nama tersebut berasal dari Arab dengan pengertian, definisi atau arti nama Kesopanan, kesabaran.
Mukhsin
Apabila ada seseorang yang berbuat kebajikan dengan menolong orang miskin, membantu orang yang sakit, menyumbang dana yang diperlukan masyarakat, berupa masjid, rumah sekolah, perbaikan jalan dan sarana-sarana kemasyarakatan lainnya, maka orang tersebut oleh masyarakat Arab disebut mukhsin.
Berbagai sumbangan yang kita terima dari negara-negara Arab, bila kita tanya asal muasalnya, maka selalu dijawab berasal dari para mukhsinin. Makna mukhsinin identik dengan dermawan tanpa identitas yang selalu kita sebut dengan “hamba Allah”. Sementara kalau kita telusuri arti umum mukhsinin itu maknanya adalah orang-orang baik. Mukhsinin adalah kata jama’ dari kata mukhsin, yang asal katanya adalah ahsana -yuhsinu - ihsana, yang maknanya, berbuat baik - kebaikan. Jadi makna mukhsinin adalah orang-orang yang berbuat kebaikan.
Jika kita perhatikan isi al-Quran dengan cermat, ternyata kita akan menemukan lebih dari 25 kali al-Quran menyebut kata mukhsinin itu tersebar di dalam 14 surat, mulai pada ayat 58 surat al-Baqarah dan ditutup pada ayat 44 surat Al-Mursalat.
Dari sekian jumlah ayat-ayat yang menyebut mukhsinin itu, dapat di kelompokkan ke dalam empat kesimpulan: Pertama, ciri-ciri mukhsinin. Kedua, contoh-contoh mukhsinin. Ketiga, sikap Allah terhadap mukhsinin dan keempat, janji Allah kepada mukhsinin.
Ciri-ciri Mukhsinin
Mukhsinin, adalah orang-orang yang bertaqwa, yang senantiasa menginfaqkan hartanya di jalan Allah, baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan sempit, bahkan menyisihkan khusus dari hartanya untuk orang yang meminta-minta dan tak berpunya.
Dapat menahan amarah serta senantiasa memaafkan kesalahan orang lain. Tetap dalam kesabaran di dalam menghadapi semua keadaan, baik dalam keadaan susah maupun dalam keadaan senang dan bersungguh-sungguh di dalam melaksanakan perintah Allah SWT.
Senantiasa menegakkan shalat, khususnya shalat malam, hingga mereka hanya tidur sedikit. Senantiasa ingat kepada Allah, khususnya bila tergelincir melakukan dosa, segera mereka meminta ampun kepada Allah dan berjanji tidak akan mengulanginya. Ayat-ayat al-Quran adalah pedoman dan penyejuk bagi mereka. Keyakinan yang kokoh tentang kehidupan akhirat.
Contoh-contoh Mukhsinin
Semua orang dengan ciri-ciri di atas adalah mukhsinin, dan di dalam surat At-Taubah ayat 92 dan 120, seluruh sahabat yang turut dalam perang Tabuk adalah mukhsinin, bahkan yang tidak ikut karena ‘uzur dan terpaksa tetap tinggal di Madinah juga termasuk mukhsinin. Dan secara khusus, Allah memberi contoh mukhsinin itu adalah para Nabi dan Rasul-Rasul Allah, yang dalam hal ini diwakili yang disebut namanya adalah, Nabi Nuh as., Nabi Ibrahim as., Nabi Yusuf as., Nabi Musa as., Nabi Harun as., Nabi Ilyas as. ini disebutkan dalam surat Yusuf dan surat Ash-Shaffat.
Sikap Allah kepada Mukhsinin
Ada empat ayat yang menyatakan Allah SWT mencintai mukhsinin, di mana para mukhsinin itu bersungguh-sungguh dalam ketakwaannya dalam dalam menginfakkan harta mereka di jalan Allah. Oleh karena kecintaannya kepada mukhsinin, Allah senantiasa bersama mereka. Rahmat Allah sangat dekat kepada mukhsinin, dan Allah berjanji tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.
Janji Allah
Allah berjanji akan membalas dengan kebaikan di dunia dan kebahagiaan di akhirat untuk para mukhsinin itu. Empat kali Allah berulang-ulang menyatakan tidak akan menyia-nyiakan amal mereka. Untuk itu, Allah memerintahkan kesabaran,seperti yang tertera di dalan surat Hud ayat115.
Seperti disebutkan Allah dalam surat al-Maidah ayat 85, balasan untuk mukhsinin itu adalah surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal abadi di situ.
Jenjang Mukhsinin
Setiap muslim dituntut untuk menjadi mukhsinin dan untuk mencapai tingkat mukhsinin itu, diperlukan ilmu yang secukupnya dalam memahami Islam. Khususnya isi al-Quran. Lalu dengan dasar iman mengamalkan ajaran-ajaran Islam itu, bukan sekedar karena adat dan kebiasaan, dan semua amal itu diusahakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya, yaitu dengan cara ihsan. Dan ketika Rasulullah Saw ditanya tentang ihsan beliau menjawab, ihsan ialah engkau menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya, dan bila engkau tak melihat-Nya, maka yakinlah sesungguhnya Dia melihatmu.
Sumber : Buletin Mimbar Jum’at, No. 18 Th. XXII, 2 Mei 2008
Alhamdulillah, semoga KITA masuk dalam golongan Muslim yg Mukminin dan Mukhsinin, Amin.
BalasHapus