Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) masih terkendala pembebasan lahan. Hal ini menyusul belum bersedianya sejumlah pihak untuk merelakan lahannya untuk digunakan pembangunan proyek angkutan berbasis rel ini.
Untuk MRT tahap I (Lebak Bulus – Bundaran Hotel Indonesia), pembebasan lahan rata-rata menyisir sepanjang jalur. Kebutuhan lahan untuk MRT sepanjang 15,5 kilometer tersebut membutuhkan lahan sekitar dua hektare yang terdiri dari 187 bidang.
Sebanyak 156 bidang berada di Kelurahan Cilandak Barat dan 31 bidang di Kelurahan Lebak Bulus. Lahan yang dipakai untuk pembangunan stasiun serta pemasangan tiang pancang. Total dana pembebasan yang disiapkan Rp90 miliar.
Pada 2009 lalu, dana telah dianggarkan Rp 50 miliar. Pada awal tahun, sebanyak 14 bidang di Kelurahan Lebak Bulus telah selesai dibebaskan dengan nilai ganti rugi Rp 5,8 miliar.
Terkait hal ini Direktur Utama PT. MRT, Tribudi Rahardjo, berharap adanya langkah Pemprov DKI untuk mempercepat penyelesaian masalah ini. Sehingga pembebasan lahan dapat rampung tepat waktu.
Pasalnya sesuai dengan persyaratan yang disepakati dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) akan mengucurkan pinjaman jika pihak-pihak yang terlibat siap menyelesaikan kewajiban dan tanggungjawabnya masing-masing.
“Kalau pembebesan lahan belum selesai, pembangunan fisik tidak bisa dilaksanakan,” kata Tribudi.
Terkait pembebasan lahan, saat JICA datang ke Jakarta, pihak yang bertanggungjawab membebaskan lahan akan ditanya apakah sanggup menyelesaikan pembebasan tepat pada waktunya atau belum. Lalu perkiraan jumlah penumpang yang sangat terkait dengan kemampuan mengembalikan pinjaman, serta kesiapan MRT tahap I mengangkut 412.000 penumpang per hari.
“Jika seluruh pihak menyatakan telah siap, dana pinjaman akan dikucurkan. Yang akan ditanya Jepang rata-rata terkait teknis feasibily MRT,” terangnya.
Sementara itu, anggaran untuk proyek MRT tahap I diperkirakan menelan anggaran sebesar Rp16 triliun. Awalnya, anggaran diperkirakan sebesar Rp14 triliun. Bertambahnya anggaran tersebut disebabkan adanya penambahan stasiun bawah tanah di Universitas Al-Azhar, Kebayoran Baru.
Nantinya, halte bus Transjkarta di kawasan itu akan dibuang diganti dengan stasiun bawah tanah MRT. Selain itu, adanya perpanjangan rute dari Dukuh Atas ke Bundaran HI.
Namun, untuk perpanjangan ke Bundaran HI hanyalah pengalihan anggaran dari tahap II (Dukuh Atas-Kampung Bandan menjadi Bunderan HI-Kampung Bandan).(guruh/dms)
http://www.poskota.co.id/megapolitan/2010/09/03/proyek-mrt-terhambat-pembebasan-lahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar