Ada satu do’a yang diajarkan nabi, yang selalu beliau wiridkan dua kali sehari, di saat pagi dan sore. Do’a itu adalah sebagai berikut:
“Allahumma inni a’udzu bika minal hammi wal hazan waa’udzu bika minal ‘ajzi walkasali wa a’udzubika minal jubni wal bukhli wa a’udzu bika min ghalabatiddain wa qahrirrijal.”
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari rundungan sedih dan duka, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas, aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir dan penakut, aku berlindung kepada-Mu dari beban hutang dan penindasan orang“.
Secara redaksional do’a ini sangatlah pendek, namun kalau kita cermati do’a ini memiliki muatan yang sangat luas terlebih kalau dikaitkan dengan keseharian hidup. Bahkan rosul pun tidak pernah meninggalkan untuk mewiridkannya.
Mari kita cermati satu per satu redaksinya,
#Redaksi 1. Ya alloh, Aku berlindung dari sifat stress, gundah gulana, pikiran dan hati berkecamuk, dan kesedihan.
Sesungguhnya Islam mengajarkan agar kita tidak stress dan gundah gulana baik hati dan pikiran. Sebaliknya, kita harus memiliki hati dan pikiran terbuka. Betapa tidak, situasi stress akan menghambat aktivitas lainnya. Bukan hanya malas dalam beribadah namun juga malas dalam bekerja.
Sebagian orang berpendapat, penawar stress adalah pergi hiburan malam, menonton bioskop, makan terus, atau minum alkohol. Namun, jalan yang ditawarkan islam bukanlah itu, penawar stress adalah rajin membaca al-Quran, memperbanyak dzikir kepada Alloh, menjaga sholat malam, berkumpul dengan orang sholeh, dan rajin berpuasa.
#Redaksi 2, Aku berlindung dari sifat lemah dan malas.
Saat seseorang telah terjangkit penyakit stress dan sedih, maka akan merembet kepada penyakit berikutnya yakni penyakit lemah dan malas. Lemah disini bisa bermakna lemah iman, lemah fisik maupun lemah ekonomi.
Secara alamiah, iman seseorang itu naik turun, kadang kuat dan kadang turun. Iman yang lemah akan mendorong seseorang melakukan maksiat. Lemah fisik sangatlah ditakuti rosul. Mana mungkin bisa beribadah secara teratur misal sholat malam dan membaca al-Quran, kalau kita terserang penyakit. Untuk itulah, kita disarankan meng-agenda-kan olahraga secara teratur. Rosul mencontohkan, sehabis shubuh ia berjogging sambil berdzikir.
Lemah harta pun dihindari dalam islam. Kenapa? karena banyak sekali syariat islam yang memerlukan modal harta / uang, misalnya sholat perlu baju, zakat perlu harta, dan bahkan ibadah haji pun perlu harta dan mental. Penyakit berikutnya adalah sifat malas. Maknanya bisa malas dalam bekerja, beribadah, silaturahmi, menuntut ilmu, dan aktivitas kebaikan lainnya.
# Redaksi 3, Aku Berlindung dari Sifat Pengecut dan Bakhil.
Implikasi penyakit berikutnya ialah sifat pengecut dan bakhil. Orang pengecut adalah orang yang tidak gentle, manis dimuka musam di belakang. Ia suka berbohong, berkhianat, dan melanggar janji. Orang bakhil sangatlah berat menolong dan mengeluarkan shodaqoh. Ia tidak mengetahui bahwa harta yang sesungguhnya dinikmati bukanlah yang dimiliki, namun apa yang diberikan kepada Alloh. Pahala shodaqoh 1 berbanding 700 serta akan menolak bala.
#Redaksi 4, Aku berlindung dari terlilit hutang dan pengaruh orang lain.
Dalam islam, berhutang diperbolehkan, asal jangan sering-sering, karena akan memberatkan di kemudian hari. Berhati-hatilah dengan utang, karena hutang satu jarum-pun akan diperhitungkan di akhirat kelak. Rosul pernah menunda sholat jenazah seorang sahabat karena sahabat itu masih punya hutang.
Terakhir, kita berlindung dari pengaruh orang lain yang membawa kepada jalan yang tidak lurus, baik dari keluarga, rekan kerja, atasan, lingkungan rumah, sekolah, kampus, dan lain sebagainya.
“Pengajian Subuh, Mesjid Darussalam Kota Wisata, Cibubur Bogor, Narasumber Ust. Syamsul Bahri Al-Hafidz”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar