Ta’bir itu adalah merupakan pemberian atau karunia dari
Allah Ta’ala yang hanya diberikan kepada orang-orang yang selalu mendekatkan
diri kepadaNya. Dengan adanya ta’bir itu dapat mengambil i’tibar atas kejadian
yang diturunkan Allah Ta’ala kepada hambanya didalam dunia ini.
“Man adzinalahu fit-ta’biyri fahimat fii masaa
mi’il-khalqi ‘ibaaratuhu wajaliyat ilaiyhim isyaratuhu”.
“Barang siapa yang dipernankan pemberian oleh Allah
tentang i’tibar {memperhatikan sesuatu dengan teliti untuk mendapatkan suatu
pegangan} maka ibaratnya dapat diterima oleh manusia, serta jelasnya {petunjuk}
mereka”.
Apabila mereka {orang yang diperkeenankan Allah Ta’ala
tentang i’tibar} bila Ia mengibaratkan sesuatu atau memberikan keterangan
dapatlah diterima dengan jelas oleh semua manusia. Ta’bir, Ibrah dan I’tibar
adalah sesuatu yang banyak disebutkan oleh Allah Ta’ala di dalam Al Qur’an.
Karena ta’bir, ibrah dan i’tibar merupakan bagian kehidupan Insan yang di
beritahukan Allah Ta’ala kepada hambanya yang tha’at.
Betapun masalah ini adalah masalah yang amat penting akan
tetapi pada sa’at sekarang ini hanya sedikit sekali memperhatikan dan
mengutamakannya. Sesungguhnya hal ini sangat penting dan utama sekali, sehingga
Allah Ta’ala menyebutkan berulang-ulang, terutama untuk menjadi pegangan bagi
yang beriman dan tha’at demi masa kemasa. Dan dengan adanya kejadian itu
pula manusia bisa memahami hal yang sebenarnya.
Sebagaiman firman Allah Ta’ala didalam Al Qur’an :
“Zhaharal fasaadu filbarri wal-bahhri bimaa kasabat
aydiyn-nasi liyudzi yaqahum ba’dhal-ladzi ‘amilu la’allahum yar ji’uwna”.
“Telah timbul kerusakan didarat dan dilaut disebabkan
perbuatan manusia supaya Allah merasakan kepadanya sebagian dari {akibat}
perbuatannya, agar mereka kembali {kejalan yang benar”.{QS. Ar Ruum. 41}.
Dari itu manusia bisa terbawa kealam yang lebih sadar,
bahwa semua kejadian itu adalah dijadikan Allah Ta’ala. Disebabkan Ia mau
memperhatikan atau menelaah sesuatu dengan sepenuh daya kemampuan, {apakah itu
benda atau peristiwa} lalu dapat diambil faedah dari padanya. Demikianlah
haqiqaht kata: ta’bir, ibrah dan i’tibar yang mula asal katanya {‘abara} lalu
lahirlah kata ta’bir, ibrah dan i’tibar. Yang dari kata itu mempunyai arti :
memperhatikan sesuatu untuk mendapatkan suaatu pegangan.
Menjadikan sesuatu pada diri sendiri, masyrakat, negara
dan dunia ini, dalam sesuatu telaah yang dalam dan seksama, lalu daripadanya
itu diambil intisarinya untuk mendapatkan pegangan diri, hati dan fikiran. Maka
itulah yang dinamakan Ta’bir, Ibrah dan I’tibar. Secara ringkas dapat dikatakan
plajaran yang didapat dari sesuatu. Dan didalam Al Qur’an banyak sekali Allah
Ta’ala menyebutkan kehidupan ummat terdahulu dari masa Nabi Adam a.s. sampai
kepada Nabi Muhammad s.a.w. baik mereka yang tha’at kepada Allah Ta’ala maupun
yang ingkar kepadaNya.
“Laqad kana fii qashashihim ‘ibrahtun li-ulil-albabi
maakana hhadiysyan yuftaraa walakin tashditqal-iadzi baiyna yadaiyhi wa
tafshila kulli syaiy-in wahudan warahhmatanl-liqauwmin yukminuuna”.
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai ‘aqal. Al Qur’an itu bukanlah cerita
yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan {kitab-kitab} yang sebelumnya, dan
menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
beriman”.{QS. Yusuf. 111}.
Dan segala peristiwa yang terjadi pada zaman masa Nabi
Muhammad s.a.w. diharafkan orang yang beriman mengambil pelajaran untuk masa
yang berlaku tentang kehidupan dirinya. Seperti peristiwa perang Badhar
yang disebutkan yaitu “Ummul Abthal” {Ibu para pahlawan}. Karena melahirkan
tokoh-tokoh Islam. Yang dalam perang itu ummat Islam maju dengan jumlah sedikit
tetapi membawa Iman, sedang musuh mereka orang Quraisy datang dengan jumlah
besar dan dengan persenjataan yang hebat, namun akhirnya orang berimanlah yang
mendapatkan kemenangan. Dan juga Allah Ta’ala menurunkan para Malaikat untuk
memberi pertolonganNya.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam AlQur’an :
“Sesunggunya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan
yang telah bertemu {bertempur}. Segolongan berperang dijalan Allah dan
{segolongan} yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat {seakan-akan}
orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuanNya
siapa yang dikehendakkiNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati”.
{QS. Ali ‘Imran. 13}.
Demikian juga pergantian malam dan siang {maju mundurnya
ummat}, pun Allah Ta’ala memerintahkan manusia menelaahnya dengan seksama
karena ada pelajaran yang terkandung didalamnya untuk kehidupan manusia itu
sendiri.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Al Qur’an :
“Allah menggantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada
yang demikian itu, terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang
mempunyai penglihatan”.{QS. An Nuur.44}.
Didalam surat An Naziaat Allah Ta’ala menceritakan
bagaimana perjuangan Nabi Musa a.s. menghadapi keingkaran dan kezhaliman Firaun
yang sangat kejam. Dan kesudahan nasib Firaun dalam kekejaman itu, lalu Allah
Ta’ala memerintahkan para mu’minin dldalam Al Qur’an :
“Inna fii dzaalika la’ibratan limay-yakhsyaa”.
“Sesungguhnya pada {peristiwa} yang demikian itu ada
pelajaran bagi orang yang takut {pada Allah}”. {QS. An Naziaat. 26}.
Dan demikianlah ayat yang berkenan dengan Ta’bir, Ibrah
dan I’tibar yang semua orang beriman dituntut dan diberi izin Allah Ta’ala
untuk mengambil pelajaran pada tiap-tiap kejadian atau peristiwa yang terjadi
di alam dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar