Oleh ; Hilman Muchsin
Ibadah Haji adalah ibadah yang paling lengkap dari seluruh ibadah mahdhah ( ritual ) yang ada dalam Islam.
Orang yang mengerjakan Haji dan Umrah merupakan tamu Allah SWT, Jemaah Haji diterima oleh shahibul bait ( tuan rumah ), yaitu Allah SWT.
Sebagai tamu Allah SWT, kita akan mendapatkan hidangan dari Allah SWT berupa rahmat, berkah dan maghfirah dari Allah SWT.
Keistimewaan ibadah Haji adalah dapat menghapuskan dosa manusia.
Salah satu cara menjadi tamu yang baik ketika kita menjadi tamunya ALLAH, jangan sampai kita tidak berkomunikasi dengan Tuan Rumah.
Komunikasi dengan ALLAH bias dilakukan dengan cara berzikir, melakukan ibadah thawaf, shalat, itikaf di mesjid, membaca Al Qur’an dan lain sebagainya.
Dalam Surat Al Baqarah Ayat 200, ALLAH mengatakan :
Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu maka berzikirlah dengan menyebut nama ALLAH, sebagimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu. Maka diantara manusia ada orang yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, tiadalah baginya bagian (yang menyenangkan) di akhirat.
-kalau ibadah Shalat, menghapuskan dosa dari waktu shalat ke waktu shalat sebelumnya.
-kalau puasa, menghapuskan dosa selama satu tahun.
-kalau ibadah haji, menghapuskan dosa manusia sejak lahir hingga selesai ia menunaikannya, bersih tanpa dosa sedikitpun. Bagaikan bayi yang baru lahir, bersih tanpa dosa.
Rasulullah saw sudah menyatakan bahwa ibadah haji dan umrah dapat menjadi kifarat atau penebus dosa, bahkan saking istimewanya ada dosa yang sulit dihilangkan dan hanya bisa dihilangkan dengan ibadah haji dan umrah. Dan keistimewaan haji yang sering disebut-sebut adalah balasan surga, yaitu bagi haji yang mabrur ( haji yang dilakukan dengan ikhlas)
Haji mabrur lebih utama dari pada dunia dan segala isinya, dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali langsung masuk sur ga ( Hr Bukhari, Muslim dan Abu Hurairah).
Allah menginginkan manusia bersikap dalam kesehariannya, apalagi ketika hendak menuju “Baitullah”.
Untuk menjalani sikap tauhid dan pembersihan jiwa atau hati kita, rumus matematika 1/0 bisa menjadi rujukan kita.
Rumus ini dapat diuraikan seperti ini :
Angka Satu menunjukkan satu-satunya Tuhan yang patut disembah (Maha Esa).
Angka Nol menunjukkan diri kita yang tidak memiliki apa-apa, dua hal tersebut jika kita pahami dengan baik dan mampu bersinergi dengan baik, akan menghasilkan sebuah kekuatan yang tak terhingga, diluar kemampuan manusia atau bahkan diluar kesadaran manusia. Ketika kita ingin mendapatkan sebuah keajaiban atau kekuatan yang sangat tak terhingga, langkah kita adalah dengan meng-Esakan Allah SWT, tawakal, dan menyerahkan segalanya hanya kepadaNya.
Selain kita juga harus mampu mengosongkan hati dan jiwa kita, menghilangkan rasa angkuh, sombong dan merasa paling mampu. Disinilah kekuatan dan karunia Allah akan kita dapatkan. Rumusan ini pernah digunakan Nabi Musa AS, Nabi Yunus AS, Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW.
Allah sangat menyukai orang-orang yang mengaku lemah di hadapan Nya. Kekuatan pengosongan jiwa dengan merasa diri tidak memiliki kekuasaan dan betul-betul merasa kecil di hadapan Allah, inilah yang menjadi penyebab turunnya kekuatan luar biasa di luar dugaan manusia. Allah menjelaskannya dalam Surat Ali Imran Ayat 123.
Pendekatan rumus 1/0 = ~ , ini semakin meyakinkan kita bahwa Allah adalah satu-satunya penguasa alam raya dan menghendaki hati dan sifat kita untuk menjadikanNya satu-satunya sandaran hati serta perasaan kita harus sampai pada titik kosong. Kita hanyalah salah satu makhluk Allah SWT yang tidak memiliki apa-apa dan tidak akan menjadi apa-apa tanpa pertolongan dan kekuatan dariNya.
Oleh karena itu, ketika kita akan melaksanakan perjalan menuju “Baitullah”, kita harus membekali diri dengan ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Dalam Surat Al Baqarah Ayat 197, Allah menerangkan tentang perjalan ibadah ke tanah suci.
Keistimewaan lain dari ibadah haji adalah bahwa biaya keperluan ibadah haji merupakan infaq fi sabilillah.
Jadi mendapat dua pahala sekaligus, yaitu pahala ibadah haji dan pahala sedekah.
Waktu dan tempat nya Ibadah haji telah ditentukan dan tidak boleh dirubah, maka Ibadah haji merupakan Muktamar akbar nya kaum muslim yang datang dari seluruh bangsa yang ada di dunia. Mereka berkumpul di tempat yang sama ( padang Arafah ) dengan ibadah dan ucapan yang sama , bahkan dengan pakaian yang sama ( untuk pria ). “ Labbaika allahumma labbaik labbaika la syarika laka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal mulk la syarika lak “
Inti ibadah haji adalah wukuf di arafah, pada tanggal 9 Dzulhijah selepas matahari tergelincir sampai maghrib.
Dalam fiqih, dikenal tiga jenis haji, yaitu haji Tamattu’, Ifrad dan Qiran.
Haji Tamattu’ adalah haji dimana seseorang melakukan ihram umrah terlebih dahulu sebelum melakukan ihram untuk haji, dengan mengucapkan niat “Labbaika allahumma ‘ Umratan”.
Haji Ifrad adalah haji dimana seseorang mendahulukan ihram haji terlebih dahulu sebelum melakukan ihram untuk ibadah umrah, dengan mengucapkan niat “Labbaika allahumma hajjan”
Sedangkan Haji Qiran adalah haji dimana seseorang melakukan ihram haji dan umrah sekaligus, dengan mengucapkan niat “Labbaika allahumma hajjan wa umratan”
Bagi mereka yang melakukan haji tamattu’ atau haji Qiran wajib membayar dam dengan menyembelih seekor domba di Mina. Jemaah haji Indonesia yang jadwal kedatangannya awal biasa melaksanakan haji tamattu’. Yaitu ketika datang ke Mekah, melaksanakan ihram dan melafazkan niat umrah. “Labbaika allahumma ‘Umratan”.
Haji Qiran itu dipilh oleh jemaah yang karena suatu hal tidak dapat melakukan umrah sebelum dan sesudah haji nya, biasanya karena waktu tinggal di tanah suci yang terbatas.
Dengan demikian kita tidak perlu bingung. Jamaah haji Indonesia yang datang ke tanah suci periode awal atau tengah biasanya melakukan haji Tamattu’ yaitu melaksanakan umrah terlebih dahulu baru haji. Bagi mereka yang datang mepet waktu haji maka mereka berhaji terlebih dahulu dan kemudian baru umrah ( Ifrad ) atau melakukan niatnya bersamaan ( Qiran ).
Prinsip dasar ibadah Haji dan Umrah
1. Ibadah haji dan umrah terdiri dari gerakan fisik, rohani dan dana.
2. Haji dan Umrah masing-masing berdiri sendiri.
3. Haji dilakukan pada bulan syawal sampai dengan 13 Dzulhijah. Umrah dilakukan kapan saja, kecuali pada hari Arafah dan hari-hari Tasyrik.
4. Haji dan Umrah di wajibkan bagi yang mampu sekali seumur hidup.
5. Penggabungan Haji dan Umrah pada bulan haji, wajib membayar dam (Qiran ).
6. Wanita yang haid atau nifaz boleh melakukan semua amalan haji kecuali Thawaf.
Keuntungan ibadah Haji.
1. Bertambah pengalaman
2. Biaya ibadah haji disamakan Infaq fi Sabilillah
3. Ibadahnya dilipat gandakan
4. Mendapatkan tempat yang mustajab untuk berdo’a
5. Dosanya diampuni
6. Hatinya bertambah sakinah
Persiapan sebelum berangkat Haji.
1. Bersih diri / taubat
2 Bersilaturahmi
3. Melunasi hutang
4. Bekal harta yang halal
5. Mempelajari ilmu manasik haji dan umrah
6. Membuat Wasiat
7. Meninggalkan larangan dalam ihram
Rukun Haji dan Umrah
Rukun Haji :
1. Ihram
2 Wukuf di Arafah
3. Thawaf ifadhah
4. Sa’i
5. Tahallul ( ditandai dengan bercukur / memotong rambut )
6. Tertib
Rukun Umrah :
1. Ihram
2. Thawaf
3. Sa’i
4. Tahallul ( ditandai dengan bercukur / memotong rambut )
5. Tertib
Catatan : - Apabila salah satu Rukun Haji / Umrah ditinggalkan, maka ibadah Haji / Umrah nya tidak sah
Wajib Haji dan Umrah
Wajib Haji :
1. Niat ihram dari Miqat
2. Mabit di Muzdalifah
3. Melontar jumrah Aqabah
4. Mabit di Mina
5. Melontar 3 jumrah ( Ula, Wustha, dan Aqabah )
6. Thawaf Wda’ ( perpisahan )
Meninggalkan larangan dalam ihram
Wajib Umrah :
1. Niat ihram dari Miqat
2. Meninggalkan larangan dalam ihram
Catatan : - Apabila salah satu wajib Haji / Umrah ditinggalkan, maka ibadah Haji / Umrah nya tetap sah tetapi wajib bayar dam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar