Jumat, 01 Juni 2012

S A H A B A T .............



Nabi memiliki banyak sahabat dalam mengembangkan Islam. Ada empat sahabat nabi yang amat dikenal, yang kemudian memimpin masyarakat Islam sepeninggal Nabi, yaitu Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali. Ke empat sahabat nabi ini, menurut tarekhnya, mereka sedemikian tulus dan dekat dengan nabi. 

Para sahabat itu memiliki komitmen yang amat tinggi dalam memperjuangkan Islam. Apa saja ynag dilakukan oleh nabi, mereka ikuti dan kerjakan. Hubungan mereka dijalin bukan atas kepentingan, melainkan atas dasar cinta terhadap ajaran Islam yang sedemikian mulia. Atas dasar itu maka hidup dan atau mati mereka, hanya diperuntukkan bagi perjuangan agama Allah itu. Sebaliknya, antara sahabat dengan nabi tidak pernah terjadi konflik, salah paham, dan sejenisnya. 

Mereka itu semua adalah orang-orang yang setia, sehingga pada saat nabi masih hidup, sekalipun sedemikian berat, perjuangan nabi selalu berhasil dengan gemilang. Kiranya tidak bisaa dibayangkan, andaikan para sahabat tersebut, tidak memiliki komitmen dan atau hati mereka tidak diikat oleh tali kasih sayang yang mendalam. Mungkin nabi akan disibukkan oleh persoalan-persoalan internal di lingkungan sahabat sendiri.
 
Islam sebagai agama yang sempurna dan menyeluruh telah mengatur bagaimana adab-adab serta batasan-batasan dalam pergaulan. Pergaulan sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Dampak buruk akan menimpa seseorang akibat bergaul dengan teman-teman yang jelek, sebaliknya manfaat yang besar akan didapatkan dengan bergaul dengan orang-orang yang baik.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan teman sebagai patokan terhadap baik dan buruknya agama seseorang. Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kita agar memilih teman dalam bergaul. Dalam sebuah hadits 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.”... (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)
.
Seperti itulah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan, agar kita mau bersahabat dengan orang yang baik, agar kebaikan mereka terkena imbasnya pula pada diri kita.

Sahabat dalam Al Quran dibedakan menjadi beberapa tingkatan yaitu :

1.Tingkatan yang pertama adalah SHOHIB (artinya teman)

Bisa jadi shohib tidak sependapat dengan kita dalam beberapa hal, tapi karena dia 
menemani kita, maka kita menyebutnya sahabat dalam perjalanan.

2.Tingkatan yang kedua adalah SHODIQ (artinya benar atau jujur)

Seseorang yang selalu mengatakan sesuatu dengan kebenaran dan kejujuran. Seorang. shodiq sikapnya selalu benar demi kebaikan sahabatnya.

3.Tingkatan yang ketiga adalah KHOLIL (artinya celah)

Seorang yang begitu dekat dengan kita. Sikap dan perilakunya kepada kita 
dilandasi dengan keikhlasan dan kasih sayang yang terasa menyentuh kalbu kita. 
Seorang Kholil mempunyai intuisi dan empati yang dalam pada sahabatnya. Ketika 
sahabatnya gembira, bersuka cita, sedih, dan berduka lara, seorang Kholil dapat 
merasakan hal yang sama. Kholil ibarat kita melihat diri kita saat bercermin.

4.Tingkatan yang keempat adalah BITHONAH / WALIY (artinya orang yang mendekat)

Seseorang yang kita beritahu rahasia pribadi kita karena teramat dekatnya 
persahabatan yang terjalin.

Persahabatan yang dilandasi ketaqwaan tidak hanya membawa manfaat di dunia saja, tapi juga di akhirat. Karena itu, di hari akhir nanti ada tujuh kelompok yang mendapatkan kedudukan mulia di sisi Tuhan. Salah satu diantaranya adalah dua orang yang bersahabat karena Allah, bertemu dan berpisah karena-Nya. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar