Dalam
kitabnya “Al-Wabil Ash-Shayyib”, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah
menyebutkan lebih dari 70 fadhilah, keutamaan dan hasiat ibadah dzikir. Dan
berikut ini sebagiannya:
1.
Dzikir
membuahkan cinta dan ridha Allah‘Azza wa Jalla. Dan sekaligus menjadikan
ahli dzikir juga dicintai, disayangi dan diterima oleh manusia. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Apabila Allah Ta’ala mencintai
seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril, dan disampaikan kepadanya bahwa,
Allah telah mencintai si-A, maka cintailah dia olehmu. Lalu Jibril-pun
mencintainya juga. Selanjutnya Jibril berseru kepada para penghuni langit (para
malaikat) bahwa, Allah telah mencintai si-A, maka cintailah dia oleh kalian.
Sehingga yang bersangkutan dicintai pula oleh para malaikat penghuni langit.
Dan akhirnya, ditetapkanlah (sebagai buah dan efeknya), penerimaan terhadapnya
di muka bumi” (HR. Muttafaq ‘alaih).
2.
Menghilangkan
noda-noda kemaksiatan, dan menghapuskan dosa-dosa kedurhakaan. Karena
dzikrullah adalah salah satu kebaikan paling agung dan paling utama. Sedangkan
kebaikan itu akan menutup dan menghapus keburukan dan kesalahan. Allah Ta’ala
berfirman (yang artinya): “Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang
(pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang
buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang mau ingat” (QS. Huud: 114).
3.
Bila
seorang hamba mengenal dan menginat Allah dengan dzikirnya di saat lapang, maka
Allah-pun akan mengenal dan mengingatnya di waktu sempit dan terhimpit.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya):
“Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya selalu di hadapanmu. Ingatlah
Allah di saat lapang, maka Dia-pun akan mengingatmu di waktu sempit/sulit…”
(HR. ‘Abd bin Humaid dari Ibnu ‘Abbas ra.).
4.
Menyelamatkan
dan melepaskan dari adzab Allah Ta’ala. Di dalam hadits: “Tidak ada satu
amalpun yang dilakukan seorang anak manusia, yang lebih istimewa untuk bisa
menyelamatkannya dari adzab Allah ‘Azza wa Jalla, selain dzikrullah (dzikir
kepada Allah Ta’ala)” (HR. Ahmad dari sahabat Mu’adz ra, dishahihkan oleh
Al-Albani).
5.
Ahli
dzikir berbahagia dengan dzikirnya, dan sekaligus membahagiakan orang yang
berada bersamanya. Karena inilah orang yang selalu membawa keberkahan dimanapun
berada. Sedangkan orang yang hatinya lalai dari dzikir akan merugi dan sengsara
akibat kelalaiannya, dan bahkan juga bisa merugikan orang lain yang berada
bersamanya. Di dalam sebuah hadits yang cukup panjang disebutkan bahwa, Allah
mengampuni orang-orang yang berada di majlis dzikir. Dan ketika dilaporkan oleh
para malaikat – tentu Allah Maha Tahu – bahwa, di tengah-tengah mereka ada
seorang hamba pendosa yang lewat lalu secara tidak sengaja duduk bersama
mereka, Allh-pun berfirman: “Dan diapun termasuk yang Aku ampunkan. Karena
mereka itu (para ahli dzikir) adalah kelompok orang yang tidak akan sengsara
dan merugi siapapun yang duduk bersama mereka” (HR. Muslim dari sahabat Abu
Hurairah ra).
6.
Di
dalam setiap hati bercokol potensi kekerasan yang tidak bisa dilembutkan dan
dileburkan kecuali dengan dzikir. Maka hendaklah setiap kita senantiasa
meng-ajeg-kan dzikirnya, demi mengobati dan menghilangkan kekerasan hatinya
itu. Sehingga hatipun menjadi lembut, dan semakin bergairah dalam ber-taqarrub
ilallah (mendekatkan diri kepada Allah). Allah Ta’ala berfirman (yang
artinya): “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk
khusyuk hati mereka dalam berdzikir mengingat Allah dan (tunduk) kepada
kebenaran yang telah turun (kepada mereka). Dan janganlah mereka seperti
orang-orang sebelumnya yang telah diturunkan Al-Kitab kepada mereka, kemudian
berlalulah masa yang panjang atas mereka, lalu hati merekapun menjadi keras.
Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik” (QS. Al-Hadiid:
16).
Allah juga berfirman (yang artinya): “Sesungguhnya orang-orang yang
beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan
apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya
kepada Tuhan Allah-lah mereka bertawakkal” (QS. Al-Anfaal: 2).
7.
Banyak
berdzikir menjaga kehidupan dan kesehatan hati. Sehingga ia merupakan “sabuk”
pengaman dan penyelamat efektif dari penyakit kemunafikan. Karena salah satu
ciri utama orang munafik adalah bahwa, mereka sedikit berdzikir mengingat Allah
‘Azza wa Jalla. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.
Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya’ (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka
berdzikir menyebut dan mengingat Allah kecuali sedikit sekali” (QS. An-Nisaa’:
142).
8.
Menghilangkan
kerisauan, kesedihan dan kegalauan dalam hati, serta menggantikan semuanya
dengan kebahagiaan, keceriaan dan kelapangan. Allah Ta’ala berfirman (yang
artinya): “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
dengan berdzikir mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan berdzikir mengingat
Allah-lah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Ra’ad: 28)
9.
Dzikir
akan memberikan kecerahan cahaya wajah bagi ahlinya di dunia, juga cahaya
baginya di alam kubur, dan cahaya lain baginya di akherat kelak. Dimana cahaya
tersebut akan menerangi jalannya dan membimbingnya saat melewati titian menuju
Surga. Dan memang tidak ada satu amalpun yang memberikan cahaya di hati dan di
alam barzakh, serta di hari Kiamat, seistimewa ibadah dzikrullah ini.Sehingga
para ahli dzikir adalah orang yang paling cerah wajahnya di dunia, paling
terang alam kuburnya, dan paling bersinar serta bercahaya di Akherat.
10.
Ke-ajeg-an
atau keistiqamahan berdzikir dalam segala situasi dan kondisi, baik di rumah
maupun di jalan, saat tinggal ataupun bepergian, serta dimana saja seseorang
berada, berarti memperbanyak saksi bagi yang bersangkutan kelak di Akherat.
Karena semua tempat berpijak, baik rumah, tanah lapang, gurun sahara, gunung,
lembah, maupun tempat manapun di muka bumi ini, semuanya akan menjadi saksi
yang baik bagi ahli dzikir pada hari Kiamat nanti.
11.
Dzikrullah merupakan ibadah yang paling ringan pelaksanaannya,
namun di saat yang sama ia justru termasuk ibadah yang paling agung dan paling
utama nilainya. Karena gerakan lesan adalah gerakan anggota tubuh yang paling
ringan dan mudah. Dimana seandainya anggota tubuh lain harus digerakkan seperti
gerakan lesan, niscaya hal itu akan terasa sangat berat sekali, atau mungkin
bahkan tidak mampu dilakukan.
12.
Dzikir
merupakan sarana penghalang dan penutup antara seorang hamba dan Neraka
Jahannam. Sehingga seandainya terbentang jalan ke Neraka baginya gara-gara sebagian
amal buruknya, maka dzikirnya akan menjadi penutup jalan itu. Maka jika
dzikirnya adalah dzikir yang sempurna dan ajeg (istiqamah), maka ia akan
menjadi penghalang atau penutup sangat kokoh dan kuat yang tidak menyisakan
celah sedikitpun untuk bisa ditembus atau dilewati.
13.
Dzikir
juga merupakan salah satu sarana pengundang berbagai kenikmatan (dari Allah)
yang paling utama, dan wasilah penolak bala’ teristimewa. Sehingga tidak
ada sarana dan wasilah apapun sebagai pengundang kerahmatan ataupun penolak
bencana, yang seutama dan seistimewa ibadah dzikir kepada Allah Ta’ala.
14.
Secara
lebih khusus dan spesifik, ia juga mengundang rezeki. Karena dzikir memang
merupakan salah satu alat dan sarana utama pembuka pintu-pintu rezeki Allah
dari berbagai arah dan penjuru
15.
Mengamankan
dan membebaskan seorang hamba dari penyesalan tiada tara di hari Kiamat.
Sementara itu majlis yang tidak ada dzikirnya akan mengakibatkan penyesalan dan
kerugian pada hari Kiamat bagi yang ada di dalamnya.
16.
Di
hati setiap insan terdapat celah dan “ruang hampa” yang tidak bisa diisi dan
ditutup kecuali dengan dzikrullah ‘Azza wa Jalla.
17.
Dzikir
adalah sarana terapi dan obat penyembuh mujarab bagi hati yang sakit. Dimana
sakit-nya hati adalah akibat kelalaian. Dan dzikirlah terapi maupun obat
ampuhnya.
18.
Dzikrullah dengan beragam macam dan lafalnya,
secara umum berfungsi mengusir syetan, melemahkan daya godanya dan melumpuhkan
tipu muslihatnya
19.
Mengokohkan
hati, menguatkan fisik, meneguhkan iman di dada, dan membukakan pintu ilmu
ma’rifatullah
20.
Menghasilkan
kewibawaan, disamping kelezatan dan kecerahan
21.
Menumbuhkan
rasa cinta dan kasih sayang, yang merupakan ruh ajaran Islam, poros agama, dan
sumber kebahagiaan serta keselamatan
22.
Menyelamatkan
lidah dan mulut dari ghibah, keburukan kata, dan segala ucapan yang buruk dan
serba tidak manfaat, atau bahkan madharat
23.
Para
malaikat memohonkan ampun bagi orang yang berdzikir, begitu pula bagi orang
yang bertobat
24.
Gunung-gunung,
lembah-lembah dan padang sahara saling berbangga diri dan bersuka cita, dengan
adanya orang-orang yang berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla di atasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar