Assalamu'alaikum
Ramadhan
memasuki paruh sepuluh hari terakhir. Malam-malam di bagian terakhir bulan suci
ini biasanya menarik minat banyak orang meningkatkan ibadah untuk memperoleh
Lailatul Qadar..
Lailatul
Qadar adalah malam mulia penuh berkah. Kemuliaan malam itu terletak pada
penurunan Alquran dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia. Keberkahannya terletak
pada keagungan malamnya karena keberkahan isi Alquran.
Pandangan Lailatul Qadar terjadi pada malam-malam ganjil di sepuluh terakhir Ramadhan merupakan pendapat yang rajih (paling kuat). Dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Carilah Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan." (HR. Bukhari)
Sejak dulu hingga kini bahkan sampai kiamat nanti, Lailatul Qadar akan tetap abadi dalam kerahasiaan. Hal tersebut dimaksudkan agar manusia terdorong bersungguh-sungguh untuk mendapatkan dan menggapainya.
Disamping agar manusia menghidupkan malam-malam Ramadhan sebanyak mungkin dalam rangka menjalin hubungan dengan Tuhan. Malam itu adalah malam yang lebih baik dari pada seribu bulan atau 83 tahun (QS. Al-Qadar: 3) bagi orang-orang yang beribadah dengan landasan keimanan dan mengharap pahala serta ridha Allah SWT.
Hadis-hadis yang menjelaskan mengenai Lailatul Qadar variatif dan banyak. Sebagian tidak memberikan batasan rinci dan mendorong kita untuk mengusahakannya setiap malam di bulan Ramadhan; sebagian lain menyebut sepuluh hari terakhir; sebagian lagi menyebut pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan
Para
ulama juga sepakat tentang beberapa tanda-tanda utama untuk memprediksikan
datangnya malam ini. Syekh Ahmad Abdurrahman dalam makalahnya berjudul “Fadhail
Lailat Al-Qadar” mengatakan, di antara tanda yang bisa dilihat kasat mata
terkait kehadiran malam ini, yaitu matahari terbit pada pagi harinya berwarna
putih dan tidak terlalu memancarkan cahaya.
Ini sesuai dengan riwayat Muslim. Tanda lainnya ialah suhu udara pada malam tersebut cukup kondusif. Tidak terlalu dingin atau panas. Ini berdasarkan riwayat Ibnu Khuzaimah dari Ibnu Abbas.
Ini sesuai dengan riwayat Muslim. Tanda lainnya ialah suhu udara pada malam tersebut cukup kondusif. Tidak terlalu dingin atau panas. Ini berdasarkan riwayat Ibnu Khuzaimah dari Ibnu Abbas.
Seluruh
umat Islam menunggu lailatul qadar untuk mendapatkan pahala dan keistimewaan
sebanding dengan malam seribu bulan. Sehingga banyak umat Islam yang semakin
giat aktivitas ibadahnya di 10 malam terakhir terutama di malam-malam ganjil.
Pada
Lailatul Qadar itu ditetapkan amal perbuatan seseorang, ajalnya, umurnya, dan
semua hal yang berkaitan dengan orang itu. Sehingga, mereka yang hendak
memperbaiki perencanaan hidup menjadi lebih mulai harus mengondisikan dirinya
mendapatkan malam mulia itu.
Ciri
orang yang beruntung memperoleh Lailatul Qadar. Orang tersebut merasakan
kerinduan beribadah, termasuk pada malam terakhir Ramadhan. Ketenangan batin
juga masuk dalam jiwanya dan tak sibuk dengan aktivitas dunia. “Mereka yang
memperoleh Lailatul Qadar, semakin halus jiwa dan karakternya.”
“Hamba-hamba
yang ingin memperbaiki, mengubah, dan melejitkan kualitas hidupnya di mata
Allah, mereka harus fokus menggiatkan ibadah di malam-malam itu,”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar