“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam
kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta
saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran ” ( QS.
Al-‘Ashr: 1-4)
“Selamat
ulang tahun semoga panjang umur ….”, ucapan ini sering kita dengar dan sering
kita terima terutama pada saat bertepatan dengan hari kelahiran kita. Umur kita
milik Allah dan ketentuan sampai kapan hak pakai terhadap umur kita hanya Allah
Yang Maha mengetahui.
Hari
kelahiran atau yang sering disebut hari ulang tahun, sesungguhnya adalah perhitungan
waktu setahun kita menjauh dari batas awal kelahiran kita, dan perhitungan
setahun kita mendekat pada batas akhir umur yang disediakan Allah untuk kita:
KEMATIAN.
Umur
kita sudah ditentukan Allah. “Semoga panjang umur”, hakekatnya bukan umur kita
bertambah setahun, lima tahun, sepuluh tahun dan seterusnya, karena batas waktu
umur kita sudah tertulis di Lauh Mahfuz. Panjang umur yang sesungguhnya adalah
pemanfaatan waktu dalam ketaatan kita kepada Sang Pemilik waktu yaitu Allah
SWT, pemanfaatan waktu untuk mengumpulkan bekal kembali kita menghadap Sang
Pencipta.
Perayaan
ulang tahun sering dirayakan dengan acara pesta gemerlap, padahal secara tidak
sadar kita telah merayakan berkurangnya jatah waktu kita. Tetapi
marilah ulang tahun kita jadikan sebagai moment perenungan atas sisa waktu yang
kita miliki, moment sebagai introspeksi diri, muhasabah dengan apa yang sudah
pernah kita perbuat, serta ber-istighfar atas dosa dan kesalahan kita.
Mari
di sisa usia ini benar-benar kita pacu untuk sesuatu yang bermanfaat. Waktu
berpacu dan tak sedetikpun bisa terhenti oleh keinginan kita. Kalau kita
menengok ke belakang, misal usia kita sekarang 25 tahun, alangkah singkatnya
kenangan 25 tahun itu. Bila kita ulas balik dari baligh hingga 25
tahun, tidak membutuhkan waktu hingga satu jam, sungguh pastilah banyak
penyesalan-penyesalan yang muncul dari perjalanan hidup kita.
Rasanya
kalau bisa, kita ingin mengulang merapikan kehidupan kita yang telah lalu.
Inilah bentuk penyesalan itu. Perbaikan masa lalu bisa kita aplikasikan
dengan perbaikan masa kini dan masa depan kita. Segala macam keburukan, dosa
dan maksiat yang pernah kita lakukan di masa lalu, kita redam sekuat tenaga
untuk tidak muncul dan terulang kembali, sebagai bukti kesungguhan taubatan
nasuha kita. Perbanyak istighfar untuk meredamnya, serta
selalu dzikrullah untuk mengisi sisa waktu kita.
Tidak
ada yang tahu berapa banyak sisa waktu yang kita miliki. Mungkin saat ini kita
sudah lalui setengah waktu, atau mungkin kita sudah di penghujung waktu yang
kita miliki. Allahu a’lam, hanya Allah Yang Maha Mengetahui, Yang Menggenggam
waktu kita.
Demi
Allah, setiap detik waktu pasti akan dipertanggungjawabkan. Dan sangatlah tepat
moment ulang tahun adalah moment introspeksi, moment perenungan untuk
menganalisa pemanfaatan waktu kita. Muhasabah setiap waktu.
Melihat
dan mengaku kekurangan diri sendiri sangatlah berat. Kecenderungan kita lebih
mudah melihat dan mencela kelemahan orang lain. Setiap manusia pastilah punya
aib, bersyukur kita Allah masih menutupi aib kita. Mari hindarkan waktu kita
yang sedikit ini untuk mencela dan mencari keburukan orang lain.
Mari
kita isi waktu untuk memperbaiki diri sebagai bentuk muhasabah diri. Orang yang
kita gunjing mungkin orang yang sepertiga malamnya terbangun mengirimkan doa untuk
kita. Bayangkan alangkah malunya kita nanti apabila peradilan itu dibuka.
Nauzdubillah! Semoga kita menjadi hamba Allah yang saling mencintai karena
Allah.
Sekali
lagi marilah moment Ulang Tahun kita jadikan saat terkhusuk untuk introspeksi
dan muhasabah diri. Semoga kita menjadi hamba Allah yang bisa memanfaatkan
waktu yang sedikit ini untuk meraih kebahagiaan waktu yang kekal kelak. Aamiin
Allahumma Aamiin.
http://alveesyukri.wordpress.com/2013/11/27/renungan-ulang-tahun/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar