“ALLAHUMMA YAA WAAHIDU YAA AHAD, YAA WAAJIDU YAA JAWAAD, SHOLLI WA SALLIM WA BAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIW WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD, FII KULLI LAMHATIW WANAFASIM BI’ADADI MA’LUUMAATILLAHI WA FUYUUDLHOOTIHI WA AMDAADIH“
(Al Habib Syeikh Sayyid Abdul Madjid Ma'roef RA Muallif Sholawat Wahidiyah)
Dalam perjalan pengajian rutin ke Surabaya tiba-tiba Beliau berpesan didalam mobil kepada kami (kru Alam Hikmah):
Beda lo, orang yang mengajar dengan orang yang mendidik, kalau orang yang mengajar itu yang disampaikan sesuai apa yang ada, misal kalau perjuangan itu berat ya dibilang berat, kalau kita melanggar hukum syariat pasti kita akan masuk neraka!, akan tetapi berbeda dengan orang yang mendidik, walaupun perjuangan itu berat, justru orang itu tidak pernah mengatakan kepada yang dididik bahwa apa yang dilakukan itu berat, akan tetapi justru pendidik itu akan mengatakan :
“Ini adalah kesempatan emas bagi kita, maka jangan sia-siakan kesempatan emas ini, terus melangkah walaupun berat… jangan patah semangat!, ayo sama-sama berjalan, sama-sama saling mensupport dan sama-sama saling mengingatkan kalau memang ada salah! Ayo sama-sama berjalan agar sampai pada tujuan!”.
“Ketika kita tahu bahwa tempat kita ada dineraka, jangan putus asa karena Allah masih memberikan jalan untuk merasa dosa dan mengakui kesalahan-kesalahan kita, terus… terus jangan berhenti sampai disini, perjalan kita masih panjang, seorang pelacur disiksa hidupnya masih diampuni sehingga ia menjadi penghuni surga!”.
Rasulullah Saw pun seorang pendidik, Beliau mengajarkan akhalaqul karimah, selalu menundukkan sayapnya, sopan santun dan tidak pernah membuat sahabat-sahabatnya kecewa apalagi sakit hati karena perkataan Beliau, yang ada hanya ketenangan, kedamaian hati dan ketentraman jiwa ketika berkumpul dengan Beliau.
Ingat…!!!
Ikutilah pribadi Rasulullah Saw yang bukan hanya menjadi seorang PENGAJAR yang pandai mentransfer ilmu kepada orang lain, akan tetapi jadilah engkau sebagai seorang PENDIDIK yang bertanggung jawab dan memiliki kewajiban membentuk moral dan akhlaqul karimah sehingga orang yang engkau didik menjadi orang yang beradab, santun, memaafkan dan lemah lembut terhadap sesama.
“Fabimaa rahmatin mina allaahi linta lahum walaw kunta fazhzhan ghaliizha alqalbi lainfadhdhuu min hawlika fau'fu 'anhum waistaghfir lahum wasyaawirhum fii al-amri fa-idzaa 'azamta fatawakkal 'alaa allaahi inna allaaha yuhibbu almutawakkiliina” (QS. Ali Imran [9]: 159)
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran [9]: 159)
http://www.alamhikmah.org/2013/01/jangan-pernah-menjadi-pengajar-tapi.html#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar