Nah artikel kali ini, akan menguraikan beberapa keutamaan-keutamaan serta
amalan-amalan yang disyari’atkan pada hari jum’at. Semoga dengan kita memahami
keutamaannya, kita bisa lebih bersemangat untuk memaksimalkan dalam
melaksanakan amalan-amalan yang disyari’atkan pada hari itu, dan agar bisa
meraih keutamaan-keutamaan tersebut.
Keutamaan Hari Jum’at
1. Hari paling utama di
dunia
Ada beberapa peristiwa yang
terjadi pada hari jum’at ini, antara lain:
·
Allah menciptakan Nabi Adam ‘alaihissallam dan
mewafatkannya.
·
Hari Nabi Adam ‘alaihissallam dimasukkan ke dalam
surga.
·
Hari Nabi Adam ‘alaihissallam diturunkan dari
surga menuju bumi.
·
Hari akan terjadinya kiamat.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallamberkata:
“Hari paling baik dimana matahari terbit pada hari itu adalah hari
jumat, pada hari itu Adam diciptakan, dan pada hari itu pula Adam dimasukkan ke
dalam surga, serta diturunkan dari surga, pada hari itu juga kiamat akan
terjadi, pada hari tersebut terdapat suatu waktu dimana tidaklah seorang mukmin
shalat menghadap Allah mengharapkan kebaikan kecuali Allah akan mengabulkan
permintannya.” (HR. Muslim)
2. Hari bagi kaum muslimin
Hari
jum’at adalah hari berkumpulnya umt Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam masjid-masjid mereka yang besar untuk mengikuti shalat
dan sebelumnya mendengarkan dua khutbah jum’at yang berisi wasiat taqwa dan
nasehat-nasehat, serta do’a.
Dari
Kuzhaifah dan Rabi’i bin Harrasy radhiyallahu ‘anhuma bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Allah
menyesatkan orang-orang sebelum kami pada hari jum’at, Yahudi pada hari sabtu,
dan Nasrani pada hari ahad, kemudian Allah mendatangkan kami dan memberi
petunjuk pada hari jum’at, mereka umat sebelum kami akan menjadi pengikut pada
hari kiamat, kami adalah yang terakhir dari penghuni dunia ini dan yang pertama
pada hari kiamat yang akan dihakimi sebelum umat yang lain.” (HR.
Muslim dan Ibnu Majah)
3. Hari yang paling mulia
dan merupakan penghulu dari hari-hari
Dari Abu
Lubabah bin Ibnu Mundzir radhiyallahu ‘anhu berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Hari
jum’at adalah penghulu hari-hari dan hari yang paling mulia di sisi Allah, hari
jum’at ini lebih mulia dari hari raya Idhul Fitri dan Idul Adha di sisi Allah,
pada hari jum’at terdapat lima peristiwa, diciptakannya Adam dan diturunkannya
ke bumi, pada hari jum’at juga Adam dimatikan, di hari jum’at terdapat waktu
yang mana jika seseorang meminta kepada Allah maka akan dikabulkan selama tidak
memohon yang haram, dan di hari jum’at pula akan terjadi kiamat, tidaklah
seseorang malaikat yang dekat di sisi Allah, di bumi dan di langit kecuali dia
dikasihi pada hari jum’at.” (HR. Ahmad)
4. Waktu yang mustajab
untuk berdo’a
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallammenyebut hari jum’at lalu beliau Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Di hari jum’at itu terdapat satu waktu yang jika seseorang muslim
melakukan shalat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala, niscaya
permintaannya akan dikabulkan.” Lalu beliau memberi
isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu. (HR. Bukhari
Muslim)
Namun mengenai penentuan
waktu, para ulama berselisih pendapat. Diantara pendapat-pendapat tersebut ada
2 pendapat yang paling kuat:
a. Waktu itu dimulai dari
duduknya imam sampai pelaksanaan shalat jum’at
Dari Abu
Burdah bin Abi Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu bahwa
‘Abdullah bin ‘Umarradhiyallahu ‘anhuma berkata padanya, “Apakah
engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah sehubungan
dengan waktu ijaabah pada hari jum’at?” Lalu Abu Burdah mengatakan, “Aku
mendengar Rasulullah bersabda, ‘Yaitu waktu antara duduknya imam sampai shalat
dilaksanakan.’” (HR. Muslim)
Imam
Nawawi rahimahullah menguatkan pendapat di atas. Sedangkan
Imam As-Suyuthirahimahullah menentukan waktu yang dimaksud adalah
ketika shalat didirikan.
b. Batas akhir dari waktu
tersebut hingga setelah ‘ashar
Dari
Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,“Hari jum’at itu dua belas jam. Tidak
ada seorang muslimpun yang memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut
melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa)
akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘ashar.”(HR. Abu Dawud)
Dan yang
menguatkan pendapat kedua ini adalah Imam Ibnul Qayyim rahimahullah,
beliau mengatakn bahwa, “Ini adalah pendapat yang dipegang oleh
kebanyakan generasi salaf dan banyak sekali hadits-hadits mengenainya.”
5. Dosa-dosanya diampuni
antara jum’at tersebut dengan jum’at sebelumnya
Dari
Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah seseorang mandi pada hari jum’at dan bersuci semampunya,
berminyak dengan minyak, atau mengoleskan minyak wangi dari rumahnya, kemudian
keluar (menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang duduk
berdampingan), kemudian dia mendirikan shalat yang sesuai dengan tuntunannya,
lalu diam mendengarkan (dengan seksama) ketika imam berkhutbah melainkan akan
diampuni (dosa-dosanya yang terjadi) antara jum’at tersebut dan jum’at
berikutnya.”(HR. Bukhari)
Amalan-Amalan yang Disyari’atkan pada Hari Jum’at
1. Memperbanyak shalawat
Dari Abu
Umamah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallamberkata, “Perbanyaklah shalawat kepadaku setiap
hari jum’at karena shalawatnya umatku akan dipersembahkan untukku pada hari
jum’at, maka barangsiapa yang paling banyak bershalawat kepadaku, dia akan
paling dekat derajatnya denganku.” (HR. Baihaqi dengan sanad shahih)
2. Membaca surat Al Kahfi
Dari Abu
Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:“Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada
hari jum’at akan diberikan cahaya baginya diantara dua jum’at.” (HR.
Al Hakim dan Baihaqi dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
3. Memperbanyak do’a (HR
Abu Daud poin 4b.)
4. Amalan-amalan shalat
jum’at (wajib bagi laki-laki)
·
Mandi, bersiwak, dan memakai wangi-wangian.
·
Berpagi-pagi menuju tempat shalat jum’at.
·
Diam mendengarkan khatib berkhutbah.
·
Memakai pakaian yang terbaik.
·
Melakukan shalat sunnah selama imam belum naik ke atas mimbar.
Saudariku,
setelah membaca artikel tersebut semoga kita bisa mendapat manfaat yang lebih
besar dengan menambah amalan-amalan ibadah yang disyari’atkan. Sungguh begitu
banyak jalan agar kita bisa meraup pahala sebanyak-banyaknya sebagai bekal
perjalanan kita di akhirat kelak. Wallahu a’lam.
Penyusun: Ummu Aufa
Muraja’ah: Ustadz Abu Salman
Muraja’ah: Ustadz Abu Salman
Maraji’:
1.
Do’a dan Wirid, Pustaka Imam Asy-Syafi’i
2.
Tafsir Ayat-Ayat Yaa Ayyuhal-ladziina Aamanuu, Pustaka
Al-Kautsar
3.
Amalan dan Waktu yang Diberkahi, Pustaka
Ibnu Katsir
***
Artikel www.muslimah.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar