Maulid nabi atau kelahiran Rasulullah diyakini oleh sebagian besar umat Islam Indonesia terjadi pada tanggal 12 Rabiul Awal di tahun gajah. Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfury di dalam Ar-Rakhiqul Makhtum berpendapat tanggal 9 Rabiul Awal. Sedangkan Tamim Ansary dalamDestiny Disrupted: A History of the World through Islamic Eyes justru mengatakan tanggalnya yang tepat tidak diketahui karena tak seorang pun memberi banyak perhatian pada saat kelahiran Muhammad.
Satu yang pasti, berdasarkan hadits shahih, Rasulullah lahir pada hari Senin. Satu lagi yang pasti, kelahiran Rasulullah adalah rahmat. Bagaimana tidak, sementara beliau yang empat puluh tahun kemudian diangkat sebagai nabi dan Rasul. Sekaligus penutup para nabi dan penghulu para rasul.
Allah menunjukkan sifat Rasulullah dalam firman-Nya:
Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin (QS. At-Taubat : 128)
Bacalah kembali ayat di atas. Bukankah dengan demikian kelahiran Nabi adalah rahmat yang sangat besar?
"Allah tidak mengatakan 'rasul dari kalian' tetapi mengatakan 'dari kaummu sendiri'," kata Sayyid Qutb saat menjelaskan ayat ini dalam Fi Zhilalil Qur'an, "ungkapan ini lebih sensitif, lebih dalam hubungannya dan lebih menunjukkan ikatan yang mengaitkan mereka. Karena beliau adalah bagian dari diri mereka, yang bersambung dengan mereka dengan hubungan jiwa dengan jiwa, sehingga hubungan ini lebih dalam dan lebih sensitif."
"Allah SWT menyebutkan limpahan nikmat yang telah diberikan-Nya kepada orang-orangy mukmin melalui seorang rasul yang diutus oleh-Nya dari kalangan mereka sendiri," tulis Ibnu Katsir saat menjelaskan ayat yang sama, "yakni dari bangsa mereka dan sebahasa dengan mereka."
Rasulullah merasakan beratnya penderitaan dan kesulitan umatnya, bahkan lebih berat bagi Rasulullah daripada apa yang dirasakan oleh umatnya sendiri. Maka setiap saat yang diperjuangkan adalah umat, yang dibela adalah umat, yang dipikirkan menjelang wafat adalah umat. "Ummatii... ummatii...", kata Rasulullah yang selalu memikirkan umatnya menjelang wafatnya.
Rasulullah juga sangat menginginkan umatnya memperoleh hidayah serta kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Maka segala hal yang diperintahkan Allah untuk disampaikan kepada umatnya telah beliau sampaikan. Segala hal yang mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari neraka beliau paparkan. Bahkan Rasulullah menyimpan doa terbaiknya untuk umatnya kelak di yaumul hisab agar umatnya beroleh syafaat. Itulah bentuk-bentuk kasih sayang Rasulullah kepada umatnya.
Kini tergantung kita, apakah mau mengikuti petunjuk Rasulullah atau menentangnya. Mengambil sunnah atau membuangnya. Mengikuti ajarannya atau meninggalkannya. Meneladaninya atau mengabaikannya. Orang mukmin pasti memilih yang pertama, karena itulah bukti cintanya pada Allah dan Rasul-Nya, sekaligus jalan keselamatan dan kebahagiaan.
Inilah bagian penting dari refleksi maulid Nabi. Kelahiran Rasulullah yang merupakan rahmat, seharusnya membuat kita menjadi umatnya yang selamat dan memperoleh syafaat dengan jalan mencintainya dan menghirupkan sunnahnya.
*******************************
Catatan :
Seandainya umat Islam
mengadakan maulid nabi setiap hari adalah merupakan sesuatu yang wajar dan
bahkan wajib, karena (kata Prof. Dr. KH. Quraish
Shihab) bahwa
dengan maulid nabi Muhammad SAW yang kita adakan maka kita akan senantiasa
mengingat serta mengikuti keteladan beliau dalam segala aspek kehidupan.
Mustahil rasanya
seorang muslim akan mempunyai kepribadian Islami manakala tidak pernah tahu dan
paham jalan dakwah rasulullah.
·
Bagaimana
beliau bersikap terhadap kawan maupun lawan.
·
Bagaimana
beliau bersikap kepada orang yang lebih tua maupun yang lebih muda.
·
Bagaimana
beliau bersikap kepada orang yang lebih kaya maupun kepada para dhuafa.
·
Bagaimana
beliau bertutur kata kepada sesama
·
Bagaimana
beliau melalui rintangan - rintangan dakwahnya
·
Bagaimana
baliau memperlakukan wanita
·
Bagaimana
beliau menjadi seorang murrabi
Sehingga
dengan hal tersebut maka sudah sewajarnya seorang muslim mengadakan maulid nabi
setiap hari dalam rangka mencontoh keteladanan beliau. Yang dimaksud mengadakan
maulid nabi disini tidak sekedar perayaan yang tanpa arti yang hanya bersifat
ceremonial belaka, tapi maulid nabi dalam rangka mencontoh dan meneladani
perilaku beliau dalam segala aspek kehidupan, serta menumbuhkan ruh keIslaman
dalam rangka menegakkan kalimatIllah. Seorang muslim akan senantiasa terjaga
semangat keimanannya manakala sering menapaki sirah Nabi Muhammad SAW dengan
membaca buku - buku peri hidup Rasulullah.
Karena
pada umumnya kepribadian manusia itu dibentuk oleh 4 hal :
1.
Ayah
2.
Ibu
3.
Bacaannya
4.
Lingkungannya
·
Ayah
yang senantiasa memberi contoh serta mengarahkan kepada kebaikan serta
mengupayakan harmoni dalam rumah tangga dengan bingkai Iman dan Islam maka akan
memunculkan sikap optimis dan percaya diri pada diri anak, sehingga memunculkan
pribadi yang disiplin diri.
·
Ibu
yang senantiasa mengajarkan kasih sayang penuh kelembutan tutur kata ,
kesabaran serta keikhlasan akan membentuk pribadi anak menjadi anak yang
santun, tidak berkata kasar dan mengerti akan tanggung jawabnya.
·
Anak
yang gemar membaca akan membuka wawasannya sehingga mampu membaca tanda - tanda
kebesara Allah SWT.
·
Lingkungan
yang baik maka akan melahirkan generasi yang baik pula.
Tapi
kepribadian Rasulullah tidak terbentuk dari ke 4 hal tersebut, karena ketika
beliau masih ada didalam kandungan ayahnya sudah meninggal, dan tak begitu lama
beliau dilahirkan beliau dititipkan kepada Halimah Sa'diah di tempat yang jauh
dari Ibunya dan ketika beliau kembali tidak begitu lama Ibunya meninggal dunia
pula. Dan beliau tidak juga menjadi orang yang pandai membaca dan menulis maka
beliau disebut nabi yang umi. Dan lingkungan dimana beliau dibesarkan adalah
lingkungan jahiliyah dimana banyak kejahatan, kemaksiatan dan kesyirikan.
Tapi
mungkin timbul pertanyaan di lubuk hati kita, kenapa rasulullah tidak masuk dalam
4 kategori pembentuk kepribadian tersebut kok bisa mempunyai kepribadian yang
luar biasa.
Karena
memang hal tersebut merupakan kehendak Allah , agar kepribadian Muhammad
dibentuk oleh sang gurunya yaitu Malaikat Jibril. Sehingga mempunyai
kepribadian yang sempurna, yang tiada seorang manusiapun dapat melebihi dengan
kepribadian beliau.
Wallahu
a'lam bishowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar